CAKRAWALA
EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
FOKUS, INTELEK, DAN KRITIS
Kampus Diramaikan Pengemis dan Pemulung
Menantikan Penanganan Serius Dari Pihak Rektorat
2
EDITORIAL Pentingnya Petugas Keamanan Kampus
K
ampus idealnya dapat menciptakan iklim yang kondusif sebagai tempat untuk kegi atan belajar mengajar. Namun situasi kam pusterusikolehkeberadaanpengemisdanpemulung yang semakin banyak. Permasalahan ini semestinya mendapatkan perhatian yang serius dari pihak biro krat. Pengamanan yang kurang serius dari pihak keamanan kampus dikarenakan jumlah personel yang sangat minim, mengakibatkan pengemis dan pemulung mudah masuk ke kampus. Kurangnya koordinasi antara keam anan pihak fakultas dan pi hak pusat, serta adanya jalan tikus menjadi kendala dalam pembersihan wilayah kampus dari pengemis dan pemulung. Pada dasarnya tugas dari petugas keamanan yaitu menjaga keamanan dan kenyamanan kampus, namun hal itu terkoyak oleh keberadaan pemulung dan pengemis. Peraturan yang kurang jelas dari pi hak birokrat menambah kemalangan keamanan
kampus. Pihak birokrat berencana akan menambah jumlah personel keamanan dan menyediakan mobil patroli. Semestinya hal itu tidak hanya program-pro gram saja, namun harus direalisasikan. Keamanan merupakan bagian vital dalam suatu lembaga, ter masuk kampus. Dalam menambahkan jumlah per sonel keamanan, masihkah UNY merasa miskin? Sehingga tidak mampu menambah dan menggaji personel keamanan? Keberadaan pengemis dan pemulung ini sudah ada sejak dahulu. Namun, tidak ada tanggapan se rius dari pihak birokrat. Bila pihak birokrat tidak segera menangani masalah ini, kampus tidak hanya penuh dengan mahasiswa, tetapi juga pengemis dan pemulung. Kalaupun memang pihak birokrat berniat untuk menambahjumlahpersonelpetugaskeamanantahun depan, kenapa tidak memulai dengan menutup jalan tikus sebagai upaya pemberantas adanya pengemis dan pemulung disekitar kampus? Tim Redaksi
SENTIL Nyari kerja yuk...?
- Ngapain nyari kerja, ngemis di UNY aja bisa memenuhi kebutuhan hidup...!!
Dok. Ekspresi
+
CAKRAWALA | BULETIN MAGANG DWIMINGGUAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Diterbitkan Oleh: LPM EKSPRESI | Pimpinan Proyek: Maelani Furqon | Redaktur Pelaksana: Dini Permatasari| Redaktur: Rikaz, Joseph, Dini, Latif, Novi | Reporter: Dian, Latif, Joseph, Dini, Rikaz, Novi, Maelan, Agnes | Redaktur Foto: Joseph Sebastian | Artistik: Rahadian Rahmad | Produksi: Tim Perusahaan | Iklan: Tim Perusahaan | Sirkulasi: Tim Perusahaan | Polling: Tim PSDM | Alamat: Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email: lpm_ ekspresi@yahoo.com | Web: ekspresionline.com | Redaksi menerima tulisan berupa artikel, opini, dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
3
Dok. Latif
BIDIK
seorang pengemis terlihat menggelandang (bersama anaknya) di trotoar depan FMIPA Rabu (2/11/2011). keberadaan pengemis maupun gelandangan di UNY ini sangat mengganggu kenyamanan.
Keamanan Kurang, Pengemis dan Pemulung Merajalela Satuan pengamanan kampus belum bisa mengatasi keberadaan pemulung dan pengemis yang merusak citra UNY sebagai institusi pendidikan.
H
eru S. mahasiswa FIP menjelaskan tentang ke beradaan pengemis dan pemulung. “Mereka sudah ada se jak lama, saat saya menjadi maha siswa baru di UNY. Keberadaan mereka semakin banyak dari tahun ketahun. Apalagi ada diantara me reka yang membawa anggota kelu arga.” Selain itu ditambahkan pula bahwa keberadaan pengemis dan pemulung merupakan masalah so sial yang terjadi di luar kawasan kampus. Namun terbawa hingga ke kampus, sehingga merusak citra UNY sebagai lembaga pendidikan yang sudah ternama di Indonesia. Solihun mahasiswa Sosiolo gi FIS, mengutarakan “Jumlah pengemisdanpemulungbertambah bisa saja disebabkan karena antar pemulung saling berbagi informasi tentang tempat yang bisa dijadikan
lahan untuk mencari nafkah.” Me nurutnya,Pengamananyangkurang dari fakultas juga mempengaruhi keberadaan pengemis dan pemu lung. Pemulung dan pengemis bisa masuk dari berbagai penjuru, akan tetapi petugas keamanan tidak da pat selalu berpatroli di kampus. Surani salah satu pengemis yang sudah berop erasi selama 30 tahun mengaku sama sekali belum pernah ditegur dari pihak keama nan kampus. Dahulu ia berop erasi di sekitar wilayah kampus UGM. Ketatnya pengamanan di UGM dan akses masuk yang hanya 1 pin tu yang selalu terjaga, memaksa dirinya untuk hijrah ke UNY. Me nurutnya penjagaan di UNY jauh lebih luwes, sehingga mudah untuk keluar masuk kampus. Lain lagi dengan Sunarto yang telah beroperasi di sekitar UNY
sejak tahun 1983 (saat masih ber nama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta).”Saya hanya mengambil botol dan ba rang-barang bekas saja, sesudah itu langsung pergi,” ujar Sunarto yang mengaku dapat menghidupi anak dan keluarganya lewat pro fesinya ini. Dia hanya diizinkan untuk mengambil barang bekas di tempat sampah yang ada dan harus segera pergi. Dirinya pun mengaku sering diberi bantuan berupa botol dan kardus bekas ketika ada acara di kampus. Gatot selaku Satpam di FIS, mengatakan jika “Sebenarnya anggota satpam kampus telah me lakukan tindakan dengan mene gur pengemis dan pemulung yang masuk ke kampus. Namun tetap saja pada bandel dan kembali la gi. Akhirnya saya sendiri tidak te
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
BIDIK
Dok. Latif
4
sejumlah pengemis sedang menunggu selesainya sholat jumat di komplek masjid Mujahidin-UNY untuk melancarkan aksinya jumat(4/11/2011).
ga karena kita sama-sama mencari nafkah. Kami pun hanya menga wasi keberadaan mereka dengan catatan hanya boleh di taman dan halaman belakang. Kalau ada yang ngeyel ya saya tegur, tapi terkadang justru saya yang balik dimarahi.” Satpam Rektorat,Suyatno me ngatakan keberadaan pengemis dan pemulung juga sudah ada se jak lama di UNY. Hal ini disebab kan karena banyaknya jalur akses masuk ke UNY yang kurang pen jagaan, keterbatasan jumlah per sonel, dan belum adanya aturan yang tertulis.dalam keterangannya satpam yang bertugas di Rektorat berjumlah 10 orang. Itupun dibagi dalam 3 shift, setiap shift rata-ra ta yang bertugas hanya 3 orang. Cakupan wilayah pengamanannya mulai dari pintu gerbang hingga seluruh gedung Rektorat ditambah kawasan auditorium, perpustaka an, dan foodcourt. Suyatno menambahkan “Pera turantentangkeberadaanpengemis hanya sekedar pengarahan dari pe jabat Rektorat untuk mengaman kan kampus.Selain itu tidak ada nya koordinasi antar satpam yang ada di Rektorat dan di fakultas juga menjadi penyebab maraknya jum lah pengemis dan pemulung.
Tidak Adanya Peraturan dan Kurangnya Personel. Prawoto selaku Kepala Biro Kerumahtanggaan (RT) UNY me nyatakan bahwa upaya yang dila kukan untuk mencegah keberada an pemulung dan pengemis sudah mulai dilakukan. Pemasangan por tal merupakan wujud nyata upaya yang dilakukan, meskipun masih disekitar Rektorat dan belum bero perasi. ”Kami juga berencana akan menyediakan mobil patroli keliling dan melakukan penambahan per sonel keamanan. Namun, kesuk sesannya belum bisa dipastikan, karena masih berupa rencana yang mulai direalisasikan tahun depan,” ujar Prawoto. Prawoto juga menjelaskan bah wa keberadaan pengemis dikare nakanadanyajaminanpenghasilan yang didapatkan dari pemberian mahasiswa. Peraturan yang tertulis (baku) belum ada dan program dari Biro Kerumahtanggaan yang dica nangkan untuk mengatasi masalah ini belum berjalan maksimal. Satpol PP Bisa Saja Membantu Drs. Joko Supriyanto sela ku Komandan Satuan Polisi Pa mong Praja (Satpol PP) Kabupaten
Sleman menjelaskan isi dari UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah.Undang-un dangtersebutmenjelaskantentang tanggung jawab Satpol PP dalam masalah kedisiplinan pegawai, pe nertiban wilayah yuridis, termasuk juga penertiban gelandangan dan pengemis. Namun, dalam menja lankan tugasnya mereka memiliki batasan wilayah. Kawasan kampus dan pusat perbelanjaan termasuk area yang tidak dapat dijangkau oleh Satpol PP. Pihak kampus me miliki otonomi sendiri untuk mela kukan pengamanan di lingkungan kampus. Oleh karena itu, pihak Satpol PP tidak pernah mengada kan penertiban gelandangan dan pengemis di area kampus. Ketidakterjangkauannya wila yah kampus bukan berarti Satpol PP tidak bisa turut serta dalam melakukan penertiban di kampus. Apabila terdapat koordinasi an tara pihak kampus dengan Satpol PP, penertiban bisa dilakukan ka pan saja. ”Asal ada kerjasama dan koordinasi dari pihak kampus, kita bisa melakukan penertiban di wila yah kampus. Nantinya kami akan bekerja sama dengan lembaga so sial. Gelandangan dan pengemis tersebut akan kami rehabilitasi di Dinas Sosial,” ujar Joko Supri yanto. Joko Supriyanto juga berpesan sebaiknyamahasiswajanganmem berikan uang kepada pengemis. Semakin banyak mahasiswa yang sering memberi, maka pengemis akan semakin banyak, dan betah berada di kampus. ”Pengemis itu biasanya berkelompok, kalau ada info tempat baru akan mudah me nyebar dari mulut ke mulut. Me reka juga kebanyakan bukan be rasal dari wilayah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta,” terangnya. Muhammad Rikaz Prabowo
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
Rikaz, Melan, Novi, Dini, Nenda, Agnes
POLLING
5
KUALITAS KEAMANAN, PENENTU WORLD CLASS UNIVERSITY OLEH: TIM PSDM
K
ampus sebagai tempat menuntut ilmu, seha rusnya dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mahasiswa. Namun akhirakhir ini, banyak pihak eksternal yang memasuki area kampus. Contohnya, pengemis dan pemulung. Awal nya mahasiswa tidak terlalu mempermasalahkan kon disi tersebut. Peningkatan intensitas pengemis dan pe mulung dari tahun ketahun, mengakibatkan sebagian besar mahasiswa merasa terganggu. Meningkatnya jumlah pengemis dan pemulung, disinyalir karena kurangnya petugas keamanan yang menjaga lingkungan kampus. Banyaknya pengemis dan pemulung yang bisa memasuki kampus, menja dikan UNY semakin tidak siap untuk menjadi World Class University (WCU). Untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang hal tersebut, tim PSDM buletin CAKRAWALA mengadakan polling. MenggunakanMetodeQuantitative jenissampling aksidental, 30.165 mahasiswa UNY diambil sampel 395 mahasiswa. Penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan sampling error 5%. Sasaran pe nyebaran angket ke seluruh fakultas di UNY. Angket berisi 2 pertanyaan dan 5 pernyataan. Dari pertanyaan perlu tidaknya penertiban penge mis dan pemulung di area kampus, 92,7% responden menjawab perlu dan 5,1% lainnya menjawab tidak perlu. Penertiban Pengemis dan Pemulung di Kampus Ketika ditanya tentang kinerja petugas keamanan, 85,3% mengatakan kurang dan 10,9% mengatakan ti
dak. 35,2% sangat setuju apabila keberadaan penge misdan pemulung mengganggu, 47,1% setuju, 9,6% ragu-ragu, 5,8% tidak setuju, dan 1,8% sangat tidak setuju. Pertanyaan selanjutnya, 47,3% sangat setuju kam pus bebas dari pengemis dan pemulung, 38% setuju, 3,5 % ragu-ragu, 5,6% tidak setuju, dan 4,6% sangat tidak setuju. Sistem keamanan kampus yang sudah terlaksana dengan baik, dibantah oleh mayoritas ma hasiswa, dengan persentase tidak setuju 34,2%, 32,4% ragu-ragu, 19,5% sangat tidak setuju, 10,6% setu ju, dan hanya 2,8% saja yang sangat setuju. Terkait penambahan petugas keamanan untuk menertibkan pengemis dan pemulung, 38% mahasiswa sangat se tuju, 40,5% setuju, 9,1% ragu-ragu, 9,1% tidak setuju, dan 2,5% sangat tidak setuju. Banyaknya pemulung dan pengemis yang berkeli aran di UNY, menunjukkan ketidaksiap annya menuju WCU, mendapat respon 51,4 % mahasiswa sangat se tuju, 34,9% setuju, 7,6% menyatakan ragu-ragu, 3,3% tidak setuju, sedangkan 2% menyatakan sangat tidak setuju. Ketidaksiapan UNY Menuju WCU Dari data yang telah disampaikan, mayoritas ma hasiswa UNY merasa tidak nyaman dengan banyak nya pengemis dan pemulung yang memasuki area kampus. Hal ini disebabkan karena sistem keamanan yang kurang baik. Ini membuktikan bahwa UNY be lum siap menjadi WCU. WCU
Perlu
YA
Tidak
Pendapat mahasiswa UNY tentang penertiban pengemis dan pemulung.
ss
s
r
ts
sts
Pendapat mahasiswa UNY tentang ketidaksiapan UNY menuju WCU.
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
6
IDEA
Konflik Papua, Kenapa Terus Terjadi? Oleh : Grendi Hendrastomo, M.M., M.Si.*
R
entetan kekerasan di Papua yang melibatkan warga ataupun aparat keamanan terus terjadi. Konflik Papua seolah tak pernah selesai. Kon flik antar suku, pergerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus berlangsung. Korban jiwa mati sia-sia demi tanah Papua. Permasalahan ketimpangan pem bangunan, keterbelakangan, masalah kesejahteraan, hinggamarginalisasiidentitas sosial masyarakat Papua seolah tak kunjung tuntas. Papua yang kaya akan sum ber daya alam dan budaya seolah teram pas dari tangan masyarakat lokal. Sejarah konflik di Papua terben tang panjang mulai dari bergabung nya Irian Jaya (nama Papua dulu) de ngan Indonesia. Sesudah bergabung hingga Papua diberi otonomi khusus sejak 2001, konflik selalu saja terja Istimewa di. Pemberlakukan otonomi khusus Papua melalui UU Nomor 21 tahun 2001 sempat memberikan secercah harapan akan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kenyataan nya, otonomi khusus tidak mampu menjadi solusi bagi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Papua. Konflik masih terjadi karena masih adanya kesen jangan ekonomi yang dirasakan masyarakat Papua. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009 menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia Provinsi Papua berada di peringkat terbawah dibanding daerah lain di Indonesia. Kekayaan alam Papua tidak dinikmati oleh masyarakatasliPapua,tetapicenderungmenguntung kan pemerintah pusat dan elit lokal yang duduk dalam birokrasi. Konflik di Papua dalam perspektif Marx di pahami sebagai proses perjuangan untuk pemenuhan kesejahteraan. Harga kebutuhan pokok yang mahal menjadi imbas dari ketiadaan infrastruktur. Identitas yang tercerabut Bangsakitamerupakanbangsadengankeragaman luar biasa. Sayangnya keragaman itu tidak dijadikan sebagai dasar kebijakan, tetapi justru yang dipilih adalah kebijakan dengan menitikberatkan pada persa maan. Kondisi ini menjadi pemicu konflik di Papua. Identitas kolektif masyarakat Papua berbeda dengan masyarakat Melayu. Sehingga budaya Melayu dengan budaya Papua tidak bisa disamakan. Penyamaan bu
daya inilah yang memunculkan perasaan rendah diri (inferiority complex) masyarakat Papua. Tuduhan ke terbelakangan dan primitif selalu muncul ketika berbi cara mengenai Papua. Identitas kolektif orang asli Papua sebagai sebuah masyarakatyangmoderndanberadabdipaksakanme lalui program pemerintah, seperti program koteka. Program koteka adalah kampanye militer Indonesia yang bertujuan untuk mempengaruhi orang asli Papua dipegununganuntukmeninggalkan aspek-aspek dari kebudayaan asli mereka. Mulai dari bersekolah, men jadi modern secara ekonomi, dan mengadaptasi identitas Indonesia yang lebih umum (Sugandi, 2008). Inilah yang justru merendahkan mar tabat mereka dan menyebabkan per mus uha n, konflik antara warga dengan aparat. Dalam perspektif konflik, masalah identitas menjadi permasalahan klasik yang susah untuk dipecahkan. Resolusi Konflik Konflik di Papua akan tetap terjadi ketika ketidak adilan, ketidakmerataan pembangunan, dan kesenja ngan kesejahteraan belum terselesaikan. PT Freeport penggali emas, perak, dan tembaga terbesar di bumi Papua dengan kontrak selama 44 tahun, hanya dikenai pajak sebesar 1 %. Jadi, keuntungan tanah Papua atas hasil tambang emas, perak, dan tembaga justru dinik mati pihak asing. Masyarakat lokal hanya melihat ku bangan bekas galian. Upaya menciptakan dan mempercepat pemba ngunan di Papua menjadi pekerjaan rumah bagi Ne gara. Pendekatan yang bersifat sosial, nirkekerasan, dan nirmiliteristik diperlukan agar tujuan itu tercapai. Selain itu juga menekankan pada strategi kebudaya an untuk mengurai benang kusut konflik yang seak an tanpa resolusi. Strategi kebudayaan yang perlu dikem bangkanadalahdenganmelihatperbedaankulturyang semestinya menjadi landasan untuk menciptakan ke bijakan yang pro Papua. Selain strategi kebudayaan, pemerataan bagi hasil sumber daya alam yang lebih baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. *Dosen sosiologi FIS UNY
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
IDEA
7
Cerminan Hari Pahlawan Oleh: Maelani Furqan*
T
ak lama lagi bangsa Indonesia akan memperi pentinguntukdiketahui.Padahal,pemudamerupakan ngati hari pahlawan. Hari yangjatuh pada tang tonggak kemajuan bangsa yang akan mengisi kemer gal 10 November tersebut, tidakterlepasdari dekaan bangsa ini. Kaum muda semestinya melawan tragedi di Surabaya, Jawa Timur. Pada saat itu, pasu ketidakadilan yang terjadi di negara ini, memperta kan Belanda kembali datang dengan bantuan pasukan hankan dan memajukan bangsa dengan karya-karya Inggris dalam upaya mengembalikan Indonesia dalam yang dihasilkannya. Upaya untuk menumbuhkan administrasi Belanda sebagainegara jajahan Belanda. kembali jiwa-jiwa nasionalis dan patriotisme kepada Hal inilahyang menjadi pemicu pertempuranhebat 10 generasi muda dapat dilakukan dengan memberikan November 1945 yang menelan banyak korban jiwa. pemahaman secara mendalam yang dilakukan pada Atas dasar itulah, Bung Karno menetapkan 10 No pembelajaran ilmu sejarah. vember sebagai hari pahlawan. Hari untuk mengenang Pengaruh perkembangan zaman globalisasi dan jasa-jasa pahlawan yang telah gugur demi memperta modernisasimenjadifaktorpenyebabmemudarnyara hankan bangsa Indonesia. sapatriotismedannasionalismepemuda.Menguatnya Namun dewasa ini, perin gatan ha sifat individual yang mementingkan dirinya sendi ri pahlawan hanyalah sebatas rutinitas ri diatas kepentingan bangsa, merupakan hal yang belaka. Masyarakat hanya mengik uti melatarbelakangi lahirnya watak koruptor di upacara peringatan dan menyanyikan dalam diri pemuda. Pengaruh perkembangan lagu pahlawan, tanpa menghayati dan memang tidak dapat dipungkiri lagi, namun memahami makna hakiki dari peristiwa pemudaseharusnyadapatmenyaringse 10 November. Memahami makna per tiap pengaruh yang masuk. Demikian juangan para pahlawan yang mengor agar jiwa nasionalis tetap terjaga dan bankan harta, jiwa, dan raga untuk rasa kebersamaan tetap dimiliki. memerdekakandanmempertahankan Banyak hal yang semestinya diha bangsa Indonesia dari penjajahan. yati di hari pahlawan, tindakan nyata Memang berbeda generasi,ber untuk memerangi persoalan yang tim beda pula persoalan yang dihadapi. bul saat ini memerlukan penanganan Pada zaman dahulu, para pahlawan yang serius. Perencanaan masa depan mempertaruhkannyawanyauntukmela bangsa ini harus dilakukan dengan wan penjajahan. Saat ini, perjuangan tidak sebaik-baiknya. Pemaknaan hari pah lagi melawan penjajah di medan perang, lawan direnungkan dengantindakan ISTIMEWA namun melawan kebuntuan cara berpikir, nyata yang dilakukan untukmemaju korupsi, kemiskinan, keterbelakangan dan kebodoh kan bangsa. an yang melanda bangsa ini. Korupsi menjadi penya Oleh karena itu, dalam peringatan hari pahlawan kit kronis yang menjangkit setiap kalangan penguasa 10 November, marilah kita bersama- sama merenung negeri ini, mulai dari yudikatif, eksekutif, legislatif. kan, menghayati, dan memaknai arti hari pahlawan Bahkan korupsi sudah membudaya dan mengakar da yang sesungguhnya. Kita tidak hanya berdiam diri, lam diri masyarakat Indonesia. Ketika kemiskinan berpangkutangan, dan saling menyalahkan melihat merajalela, pembangunan gedung pencakar langit ju kondisi Indonesia saat ini. Sebagai generasi penerus ga terus berlangsung. Sungguh keadaan yang ironis, bangsa, saatnya kita bergerak bersama untuk meme pada saat jumlah kemiskinan meningkat tajam, para cahkan persoalan yang dihadapi negeri ini. Tongkat penguasa dengan lahapnya memakan uang rakyat. estafetperjuangansudahberadadipundakkita.Jangan RasapatriotismedannasionalismepemudaIndone sampai perjuangan para pahlawan menjadi sia- sia, ka sia juga semakin memudar. Mereka seolahmasa bo renabangsa yang mereka perjuangkan tidak berkem dohdantidakmautahudengansejarahperkembangan bang justru mengalami kemunduran. bangsanya. Seakan hal tersebut, bukanlah hal yang *Jurnalis CAKRAWALA
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
8
SOSOK
Berprestasi dengan Bulutangkis pelatnas di Jakarta. King rela na ik rakit dari Demak ke Semarang akibat jalur pantai utara dilanda banjir besar. Bagi gadis asal Solo, inilah perjuangan gigih seorang ju ara. Kata kunci menjadi juar a sejati adalah tidak pernah takut dan pan tang menyerah. Setelah lulus SMA, dia memu tuskan untuk keluar dari Djarum. Keputusan yang ia ambil berdasar kan pertimbangan untuk fokus di dunia pendidikan. Dia mengaku berat ketika harus mengorbankan salah satu pilihannya. Apabila dia tetap di Djarum, dia dapat berma in bulutangkis sekaligus kuliah. Akan tetapi, jadwal kuliah tidak boleh mengganggu jadwal la tihan. Secara otomatis, jika dia mengambilkeputusanuntukber lanjut di Djarum, dia tidak bisa serius dalam kuliah. Maka dari itu, dia lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan nya dan meninggalkan Djarum. Selain itu, dia ju ga masih bisa mengikuti Unit Kegiatan Mahasis wa (UKM) Bulutangkis dikampusdanpertanding an Bulutangkis di Pekan Olahraga Mahasiswa Ting kat Daerah (POMDA) dan Pekan Olahraga Mahasiswa Ratih, salah satu pebulutangkis berprestasi UNY Tingkat Nasional (POM yang kecil, ia membuktikan jika NAS). Meskipun dia meninggal ia mampu mengalahkan lawannya kan Djarum dan memilih fokus yang bertubuh lebih besar. Per untuk kuliah, dia juga masih bisa juangan berliku Liem Swie King berprestasi dalam bulutangkis. Dia hingga menjadi juara dunia juga berharapsuatusaatperbulutangkis menjadi cambuk semangat bagi an Indonesia dapat kembali berjaya nya dalam bermain bulutangkis. seperti pada era Liem Swie King. Dia tertegun melihat perjuangan Novi Marlina King muda untuk dapat masuk ke k.
Jo
se
ph
dia terpuruk. BahkanRatih sempat berpikir untuk keluar dari Djarum. Beruntung ia memiliki pelatih yang selalu memberinya semangat yaitu Pak Sulaiman. Ia teringat saat Pak Sulaiman berkata, “Kamu ma sih berpotensi dan usiamu masih dini. Sehingga, sayang jika kamu berhenti di tengah jalan.” Akhirnya Ratih bermain kembali di Djarum. Meskipun dia harus berlatih lagi dari nol, karena sudah vakum sela ma setahun. Pebulutangkisyang m e n j a di inspirasi ba ginya adalah Gong Xie dan Liem Swie King. Mes kipun Gong Xie memi liki postur tub uh
Do
M
ahasiswi yang bern a ma lengk ap Ratih Asri Puspitasari, mem il ik i bak at dalam bidang bul ut ang kis. Sejak berumur 8 tahun, gadis berlesung pipit ini sudah gemar bermain bulutangkis. Pada awal nya, dia menekuni olahraga tepok bulu ini untuk menjaga kesehatan. Saat duduk di kelas 5, ia semakin serius dalam mendalami olahraga ini. Akhirnya dia memilih untuk bergabung bersama klub Djarum Kudus. Motivasi Ratih bergabung di Djarum adalah untuk menjadi juara dan membahagiakan ke dua orangtuanya. Audisi yang ketat ha rus dia ikuti untuk dapat bergabung dengan klub yang telah melahirkan juara- juara dunia, seperti Liem Swie King. Gadis kelahiran Sukoharjo, 28 Juli 1991 ini mendapat dukungan penuh dari kedua orangtuanya untuk bermain bulutangkis. Sejak masih belia hingga lulus SMA, dia banyakmenghabiskanwaktunyadi asrama Djarum Kudus. Dia hanya pulang ke rumah pada saat libur hari raya Idul Fitri dan libur Natal serta tahun baru. Berbagai kejua raan bulutangkis baik tingkat pro vinsi, nasional, bahkan Asia per nah ia ikuti. Pertandingan yang paling berkesan baginya adalah Indonesian Open 2006. Ketika itu dia bermain rubber game de ngan pemain senior asal India. Pa dahal saat itu ia masih berada di kelas junior. Prestasi terbaik yang pernah ia raih adalah dalam Sirkuit Nasion al di Bandung. Akibat pertandingan ini, dia mengalami cidera yang mengharuskannya beristirahat se lama satu tahun. Masa itu membuat
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
Dini, Novi, Joseph
BEKAM
Seminar Nasional Kepemudaan
9
SMA N 1 Klaten Juarai LCCS Dok. Joseph
istimewa Para juara LCCS menerima piala penghargaan.
S
eminarbertemakan“MembangkitkanSemangat NasionalismePemuda” diselenggarakanpada hariSabtu(29/10) dalamrangkamemperinga tihariSumpahPemuda. Seminartersebutmerupakan hasil kerja sama antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIK bersama Ikatan Mahasiswa Olahraga RepublikIndonesia (IMORI). Bertempat di gedung pusat layanan akademik (GPLU) FIK, acara tesebut dihadiri oleh ratusan pe sertabaikdarikalanganpelajar, mahasiswa, maupun umum. BeberapatokohpentingdiantaranyaPituSe muringdariKementerianPemudadanOlahragadan PrabukusumoselakuketuaKomiteOlahragaNasional Indonesia(KONI)DIYmenjadipembicaradalamaca ra ini. Agung Baskoro dari Metro TV dan kiper Tim Nasional (Timnas) Indonesia juga menjadi pemateri yangmembuatsuasanadiskusisemakin meriah. Seminarini bertujuanuntukmenyampaikankepa daPemudaIndonesia tentangbahayalunturnyasema ngatnasionalismedan cintatanahair. Sertamenga jakgenerasimudauntuksenantiasamenggalijatidiri merekayangsemakinlunturseir ingdenganperkem bangan teknologi. “Sekarang ini nasionalisme yang dimilikiolehpemuda-pemudaIndonesia telahluntur, Mereka suka dengan hal-hal yang mudah dan tidak menyukaikegiatanyangmembutuhkanproses,” kata Yoga Bagaswara mahasiswaIkora angkatan2009.
S
abtu (29/10) HimpunanMahasiswaPendidikan Sejarah (HMPS) menyelenggarakan Lomba Cerdas Cermat Sejarah (LCCS). LCCS meru pakanagendarutindari tahunke tahun. Acaraini ber langsung di ruang G02 FIS dan aula FE pada pukul 08.00-17.00 WIB. Acara diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK wilayahJawa Tengah dan DIY. Dalam acara LCCS tahun ini, HMPS mengusung tema “Karakter Bangsa”. Pada acara pembukaan kemarin, Tingkas Prihantoro selakuketuapanitiaViva Historia 2011 berharapLCCS mengalamikemajuandi tahun-tahunyangakandatang.“Melihat1 tahunkebe lakang, jika LCCS pada tahun lalu diikuti 18 peserta sekarangmeningkatmenjadi24 peserta. Inimenun jukkan suatu kemajuan yang baik,” jelas mahasiswa asalBantul itu. Perlombaankemarinterbagidalam3 babak, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. SMA N 1 Klaten, SMA N 1 Surakarta, dan SMA N 10 Yogyakarta merupakantigasekolahyangberhasil menembuskebabakfinal. Darihasilpertandingan, SMA N 1 Klaten menda patkanjuarapertamadan berhakataspialaSri Sultan Hamengkobuwono X. Juara ke-2 dan 3 adalah SMA N 1 Surakarta dan SMA N 10 Yogyakarta.
Rahadian
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
Joseph Sebastian
10
PINGGIR
Dimana Lahan Hijauku? Dok. Joseph
“Kering sudah tanah pertiwi. kubersedih, Angin dingin tiada mengalir. kuberfikir, apa yang terjadi. kucoba dengarkan hati..., (cuplikan bait lagu jika bumi bisa bicara, Nugie feat Katon bagaskara)”
M
alam hari suara alat be rat bergerak pelan- pelan membawa beton -beton ke arah kiri, untuk membangun Hotel UNY. Ketika beton -beton itu terjatuh, maka debu-debu pasir berterbangandipanducahayalam pu kerja yang menyala. Rencana pembangunan ini memaksa UNY kebanjiran order untuk menanam beton- beton baru. Imbasnya, tak sedikit lahan hijau yang mulai tergeser kebe radaannya untuk menggantikan berdirinya gedung- gedung baru itu. “Menurut saya lahan hijau di kampus itu sebagai paru-paru kam pus yang penting sekali dan harus dijaga keberadaannya,” ujar Dwi Rudianto, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2011 yang suara nya kalah dengan deru mesin. Pendapat yang berbeda dilon tarkan Wakil Rektor II, Sutrisno Wibawa, M.Pd. bahwa lahan hi jau yang sekarang masih dinilai cu kup dalam menjalani peran sebagai jantungkampus.Pembangunan di nilai sudah memperhatikan daerah peresapan air disisi kiri dan kanan jalan. “Pembangunan di UNY su dah berdasarkan rencana pemba ngunan lima tahun. Pembangunan selama ini baru memakan 30% dari wilayah UNY, sedangkan sebagian besar wilayah masih berupa lahan
seorang pekerja sedang memangkas pohon di taman pancasila awal november 2011.
hijau,” tambah Sutrisno Wibawa, M.Pd. Hal berbeda datang dari Novi, mahasiswi Akuntansi berkata “Ya mas, kalau pohon- pohonnya ba nyak bisa membuat kampus tam bah adem ketika di dalam kelas.” Berkurangnya pohon di UNY Bambang selaku dosen pem bimbing mata kuliah Lingkungan Hidup berkata, “Keberadaan lahan hijau juga akan mempengaruhi ke giatan belajar karena udara panas dikampus dapat menyebabkan ke giatan belajar di kampus tidak akan dirasa nyaman.” Hal ini diperkuat dengan UU Peraturan Menteri Da lam Negeri (Permendagri) Nomor 26 tahun 2007, yang menjelas kan setidak – tidaknya lahan ru ang harus medapatkan luas sekitar 20-30% dari keseluruhan wilayah yang ada atau sekitar 1/5 dari jum lah lahan. Prawoto selaku Kepala Bagian (Kabag) Umum Hukum Tata Lak sana dan Perlengkapan, menjelas
kan bahwa target dari pembangu nan di UNY adalah 40% dari luas wilayah UNY nantinya. “Pemba ngunan di UNY memang tak sepe nuhnya melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pembangunan cenderung dida sarkan pada perbandingan antara jumlah mahasiswa dan jumlah ru angan,” ujar Prawoto sembari ter senyum ramah. Kekecewaan juga dilontarkan Wakil Dekan I Fakultas Teknik, Su mardjo, M.T. yang sangat menya yangkan berkurangnya lahan hijau. ”Sebenarnyagedung-gedungbaru, dapat dibangun di atas bangunan yang lama. Artinya bangunan di buat tidak lagi melebar, tapi dibuat bertingkat,”ucap Sumardjo, M.T. dengan yakin dan mantap. Menu rut pandangannya bahwa lahan hijau mempunyai peranan yang cukup penting. Misalnya, ketika cuacaterasapanasdapatterkurangi dengan keberadaan pohon -pohon yang tertanam disekitar kampus. “Okelah, tak masalah. Toh pemba
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
PINGGIR ngunangedungbarumemangjuga untuk mahasiswa, tapi lebih baik nya jika menebang pohon tapi juga menanam lagi,“ tambah Sumardjo, M.T. “Adanya pohon- pohon terse but akan membantu persediaan air tanah. Memang, kalau soal keter sediaan air, UNY tidak terlalu me rasakan karena memakai air tanah dalam dengan sumur bor dalam,” ucap Bambang tegas. Bambang kembali menerang kan bahwa UNY tidak berada dite ngah hutan yang tidak ada pendu duk lain selain warga UNY. UNY terletak ditengah kota, ditengahtengah pemukiman padat pendu duk. Mereka yang memiliki rumah disekitar komplek kampus UNY akan begitu merasakan ketika me reka mengandalkan sumur dari air tanah. ”Seharusnya UNY sebagai kampus insan akademik yang no tabene dihuni oleh orang-orang berpendidikan harus lebih meng hargai lingkungan ini, menjaga dan melestarikan alam ini,” ucapnya kembali.
Dok, Joseph
Pentingnya Lahan hijau Arista, seorang mahasiswa Pendidikan Sejarah FIS berujar,
“Adanya lahan hijau sangat pen ting sekali. Terlebih pohon–pohon mempunyai banyak nilai guna yang diantaranya dapat mengura ngi panas. Cuaca panas tersebut dikarenakan cahaya matahari yang masuk ke bumi langsung terpantul kan oleh bangunan beton. Berbeda jika halaman berupa tanah yang masih ditumbuhi rerumputan atau pohon lain yang dapat menyerap panas.” Pengertian akan lahan hijau ber bedadenganapayangdiungkapkan oleh Prawoto Kabag Umum Hu kum Tata Laksana dan Perlengka pan. Dia menyatakan lahan hijau di UNY masih banyak sekali seki tar 70% yang belum dipakai untuk pembangunangedung-gedungba ru, termasuk lapangan hijau Fakul tas Ilmu Keolahragaan. Sedangkan Bambang yang merupakan salah satu dosen Pendidikan Geografi FIS berkata, “Lahan hijau ada lah semua lahan yang mempunyai fungsi dan berpotensi untuk pena naman tanaman keras sehingga dapat mengurangi polusi dan men jaga ekologi.” Jika dilihat kembali dan dicer mati secara seksama, pernyataan dari Bambang tentang pengertian
11
lahan hijau, kita dapat mengetahui bahwa yang disebut lahan hijau adalah lahan kosong yang dapat ditanami tanaman keras. Dengan adanya tanaman keras, maka lahan hijau juga memberikan fungsi se bagaipenjagakeberlangsunganhi drologi. Senada dengan Bambang, Sri Astuti, mahasiswi Pendidikan Tek nik Informatika yang tinggal me nunggu wisuda ini berucap “Kam pusitubukanhanyaberupagedung saja tapi juga keberadaan tumbuhtumbuhan juga sangat penting.” Menurutnya pohon-pohon (lahan hijau) di FT mulai berkurang jum lahnya karena adanya proyek pem bangunan gedung PPS di FT barubaru ini. Arista mengatakan, “Lahan hijau ataupun pepohonan mem punyai fungsi yang utama yaitu memproduksi oksigen dan mengu rangi gas karbondioksida yang di hasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan bermo tor.” Menurut Arista boleh saja jika UNY harus mendirikan bangunanbangunan baru, karena itu semua juga akan kembali dirasakan oleh mahasiswagunamenunjangkelan caran kegiatan perkuliahan. “ Jika pohon-pohon itu memang harus ditebangdandigantidenganmem bangun gedung baru, maka sudah seharusnya dilakukan penanaman pohon yang baru,” tegasnya “Pohon yang memberikan efek rindang atau sejuk yang sangat di butuhkan untuk membantu kegia tan belajar mengajar terlebih dicu aca panas seperti ini,” tambahnya tenang. Selebihnya Sri Astuti ber harap supaya pembangunan kam pusmemperhatikankeseimbangan lingkungandenganmemperhatikan pohon-pohon yang ada.
Sejumlah mahasiswi bersantai di lahan hijau depan Rektorat Rabu (2/11/2011), lahan hijau tersebut merupakan salah satu yang tersisa di UNY selain hutan mlanding.
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011
Joseph Sebastian Joseph, Latif
12
IKLAN
CAKRAWALA EDISI MAGANG II NOVEMBER 2011