EDISI OSPEK IV 2011
EXPEDISI B U D AYA
KRITIS
Sari | EXPEDISI
MEMBANGUN
Penegak kedisiplinan FISE menyambut mahasiswa yang terlambat, selasa (2/8)
DISIPLIN = BENTAKAN BENTAKAN Keberadaan sie penegak kedisiplinan adalah untuk menertibkan berjalannya ospek. Namun, masing-masing fakultas memiliki cara yang berbeda untuk mendisiplinkan maba.
S
eperti tahun sebelumnya, ospek di Fakultas Ilmu Sosial dan Eko nomi (FISE) masih saja menjadi pusat perhatian dalam pelaksanaan ospek tahun ini. Adanya Penegak Kedisiplinan (PK) di kampus merah ini menjadikan mahasiswa baru (maba) seperti men dapatkan perpeloncoan dari seniornya. Kampus yang mengusung tema “Opti malisasi Pendidikan Karakter Melalui Kampus Pergerakan untuk Mewujudkan Mahasiswa yang Bertakwa, Mandiri dan Cendekia” ini menjunjung tinggi kedisi plinan dalam pelaksanaan ospek seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang diutarakan oleh Taat, Ketua Ospek Fakultas FISE, “PK sendiri
adalah penegak kedisiplinan yang ma na tugasnya mendisiplinkan mabanya, jadi PK memang seperti itu penampi lannya agar mahasiswa bisa mengikuti instruksinya.” Menanggapi hal itu, PD III FISE, Dr. Suharno, M.Si., mengungkap kan bahwa PK dapat menjadi semacam advokasi dan berfungsi sebagai penengah kalau panitia justru tidak disiplin. Ka laupun melakukan kekerasan berarti mereka bersikap indisiplin dan mereka berposisi sebagai pihak yang netral bu kan menekan. Bentakan kepada maba Keberadaan PK ini memang menco lok dengan pita hitam yang melingkar di
lengan kirinya, sikap mereka yang dingin disertai dengan bentakan-bentakannya. PK sendiri diharapkan mampu menjadi pihak yang tidak menakutkan di mata maba, “Mungkin lebih tegas aja, tapi jangan nakutin , “kata Sairoh, maba Pendidikan Ekonomi. Pendisiplinan disini dapat dilihat dari hal kecil seperti adanya bentakanbentakankepada maba. “Padahal, kedisi plinan tidak harus berniat dengan kekera san karena kita mengusung karakter dan bentakan-bentakantersebut merupakan perwujudan yang tidak berkarakter”, ungkap Suharno. Sedangkan dipapar oleh Taat, “Sebenarnya yang dikeluar kan PK itu bukan bentakan hanya saja
Rohhaji | EXPEDISI
sentra
Maba FISE yang dikenai hukuman karena tidak membawa penugasan, rabu (03/08). perintah dengan suara yang keras, dan yang mungkin diartikan sebagai benta kan. Mahasiswa FISE itu kan banyak, seorang PK itu mengampu banyak maba, jadi memang harus dengan suara yang keras. Kalau suaranya lirih mungkin tidak terdengar,” begitu papar Taat. Namun hal ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh PK sendiri ketika mengeksekusi mabanya bahwa bagi yang tidak tahan bentakan, silakan memisahkan diri. Sanksi pelanggaran Terlepas dari hal diatas, keberadaan PK sendiri seharusnya mampu mem berikan suatu kontribusi yang mampu dijadikan contoh untuk maba itu sendiri. Suharno melanjutkan, “Pesan kepada panitia agar menampilkan pesona dan kewibawaan panitia secara fisik maupun tutur kata tapi dengan perilaku menye nangkan”. Maka diharapkan dengan ada nya PK ini, maba tidak merasa terpaksa dalam melaksanakan sesuatu, misalnya dalam membawa penugasan. Sementara itu, maba Pendidikan Biologi-FMIPA, Ika Fitriana, menga takan,"Hanya sekedar pengecekan ke lengkapan dan terlambat saat sampai di kampus". Ika menambahkan bahwa teman-temannya yang melakukan ke salahan berupa terlambat sampai di kampus hanya diarahkan dan dinase hati agar tidak mengulangi kesalahan tersebut. 2
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan oleh Sairoh. Se perti yang dikatakan Sairoh, “Menurut saya bukan dengan bentakannya tapi takut dengan tugas tambahannya ka lau melakukan pelanggaran. Kalau pas acara morning smile itu deg-degan takut kelengkapannya tidak lengkap.” Disamping hal itu, Miftahul, ma ba Pendidikan Sejarah menambahkan bahwa PK memang bagus untuk men disiplinkan maba, tetapi tiap saat me reka memasang wajah sangar terus dan kelihatan tidak bersahabat. Kedisiplinan di fakultas lain Kedisiplinan di tiap fakultas adalah berbeda, baik cara, penerapan, atau penetapan ringan beratnya sanksi yang ditujukan kepada maba ataupun panitia Sementara itu, di FMIPA yang bertugas dalam menegakkan kedisiplinan adalah sie kedisiplinan. Fungsi sie kedisiplinan sendiri adalah mendisiplinkan jalannya acara panitia dan maba. “Mendisiplin kan disini berarti menjalankan tata tertib yang dijalankan sesuai aturan yang ber laku,”kata Muh. Isnaini, koordinator sie kedisiplinan. Ia menambahkan bahwa kontak fisik merupakan cara kuno yang lebih cenderung memberikan persuasi. Kewenangan mereka adalah memberikan sanksi dengan catatan-catatantertentu yang menggunakan logika dan peraturan dari pada menggunakan cara-cara kuno yang sudah tidak sesuai.
Sedangkan d FT, ada korlap yang tugasnya untuk mengkondisikan, me ngatur kedisiplinan maba, menangani maba yang melanggar tata tertib, dan hu kuman sistemnya point. Di FIP, ada pe mandu sanksi. Nina, mahasiswa PGSD 2010 selaku tim advokasi, menuturkan bahwa sebagian pemandu sanksi juga merangkap sebagai pemandu, jadi me reka nggak terlalu galak. Tugas mereka memberi sanksi bagi yang telat dan yang tidak lengkap berpakaian. Di FIP sendiri tidak ada bentakan sejak tahun 2010 karena mungkin di FIP sendiri adalah kampus pendidikan jadi hal semacam itu sudah tidak ada lagi. Efek dari Bentakan Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hu kuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Sama halnya dengan hukuman maupun sanksi yang diberikan pada saat terjadi pelangga ran. Khususnya pada saat ospek seperti sekarang ini. Bentakan memberikan efek takut dan membuat maba tidak percaya diri. Hukuman secara fisik akan cepat hilang, namun bentakan yang sering didapatkan ketika menjalankan suatu proses (da lam hal ini ospek) akan mempengaruhi pembentukan karakter dan pribadinya di masa yang akan datang. Triana Sari Fadhilah Dwi, Lida, Ody, Suli
edisi ospek IV | AGUSTUS 2011
INFO OSPEK Spiritiual Journey FISE RABU (4/8), setelah acara morning smile alias pengecekan perlengkapan oleh sie Penegak Kedisiplinan, maba mengikuti acara Spiritual Journey. Acara yang se ring disebut juga dengan mentoring ini semacam acara sharing rohani antara maba dengan mentor. Bagi mahasiswa muslim FISE mentor biasanya berasal dari aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM Fakultas) Al-Ishlah. Untuk mahasiswa non muslim sendiri dari pihak panitia menyediakan mentor dari UKM kerohanian yang ada di UNY. Riris, seor ang mentor dari UKM Perse kutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK) mengatakan bahwa ia diminta sebagai mentor dari hari rabu sampai sabtu ke depan. Maba dipisahkan berdasarkan jurusannya masing-masing. Selain itu, pembagian juga berdasarkan agama me
reka. Kemudian, mereka di bagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mem permudah kegiatan mentoring.
pemimpin yang bisa melawan ketidak adilan dan kemiskinan sebagai musuh bangsa yang harus dikalahkan.
Dwi
ody
Stadium General FISE
Stadium General FIP
DALAM salah satu agenda Ospeknya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) mengadakan Stadium General yang dimulai jam 13.00 WIB bertempat di Taman pancasila FISE, Kamis (4/8). Acara ini mengundang salah seorang pembicara, yakni Edo, mahasiswa dari pendidikan sosiologi. Adapun acara ini mengangkat tema “Optimalisasi Pendi dikan Karakter Melalui Kampus Pergera kan Untuk Mewujudkan Mahasiswa yang bertakwa, Mandiri, dan Cendekia”. dalam pidatonya Edo berpesan bahwa sebagai kampus pergerakan, FISE mempunyai tugas menghidupkan kembali figur-figur
Kamis (4/8) pukul 13.00, di ospek Fakultas Ilmu pendidikan diadakan Sta dium general tentang materi keormawa an. Materi itu berisi tentang pengenalan DPM FIP, BEM fakultas FIP dan bebera pa Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas. Acara di isi langsung oleh ketua dari masing-masing organisasi. Acara ini di adakan di Auditorium UNY. Menu rut nina selaku anggota tim advokasi menjelaskan bahwa ospek di FIP ber langsung penuh di kampus pusat tidak ada kunjungan ke UPP selama ospek berlangsung. Suly
editorial
MABA BICARA
Cukupkan PK yang Garang Sie Pemandu Kedisiplinan itu menyeramkan tampangnya. Tapi tidak seperti itu juga sikpanya Ardyan, FBS
Pemandu Kedisiplinan ini masak setiap saat pasang wajah sangar terus dan kelihatan nggak bersahabat deh Miftahul Habib, Pendidikan Sejarah-FISE
Kalau di fakultas saya, penegak kedisiplinannya biasa-biasa saja, mbak Kalau ada kesalahan paling-paling ditegur tapi tidak sampai ada tindakan lain. Ishan, Pendidikan Kimia-FMIPA
Penegak kedisiplinannya tegas, tapi tidak brlebihn. Kata teman-teman saya yang dihukum, mereka hanya dikasih nasehat saja ketika berbuat kesalahan. Dina, Matematika-FMIPA
KEBERADAAN Penegak Kedisiplinan di masing-masing fakultas bertujuan untuk menertibkan berjalannya ospek di fakultas tersebut. Memastikan se mua tata tertib dijalankan dengan baik. Beda fakultas, beda pengaturan, beda pula cara PK-nya menertibkan ospek. Jika di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) bentakan-bentakan sangat dihindari, lain halnya dengan yang terjadi di Fa kultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE). Setiap tahunnya FISE selalu menerap kan sistem penertiban paling ketat dan terkesan “horror” bagi maba yang me ngikuti ospek. Lima hari ospek berjalan, lima hari itu pula penegak kedisiplinan tidak akan tersenyum pada mereka. Yang ada hanya bentakan-bentakan dan tatapan tajam yang tidak bersahabat. Entah apa alasannya hingga konsep tentang penegak kedisiplinan yang ga rang tampangnya, bisa bertahan lama dalam tradisi ospek di FISE. Maba memang baru saja mengenal lingkungan dan suasana baru yang ke lak akan dijalaninya selama beberapa tahun. Meski begitu, panitia ospek di
setiap fakultas tak boleh lupa bahwa maba juga merupakan manusia sama seperti mereka. Panitia pun pernah merasakan posisi saat menjadi maba yang selalu takut dengan tatapan atau teguran penegak kedisiplinannya. Jadi, janganlah lupa mengedepankan sikap menghargai perasaan maba yang tengah menjalani satu proses yang baru ini. Adanya tanda-tandaperpeloncoan lewat sikap penegak kedisiplinan yang serti itu, kelak akan menumbuhkan sifat pendendam bagi maba.Lantas, inikah pendidikan karakter yang hendak di tanamkan dalam diri maba? Bagi FISE atau fakultas mana pun yang menerapkan cara penertiban macam ini, haruslah mempertimbang kan banyak hal. Psikis maba haruslah diperhatikan agar tidak akan menimbul kan hal-hal buruk yang dapat mengham bat kegiatan ospek yang diikutinya serta tumbuh kembangnya sebagai manusia yang patut diperlakukan dengan sebaikbaiknya. Apalagi pada masa-masa awal pengenalan kampus. Redaksi
Pimpinan Proyek Maria M.R. Fernandez | Sekretaris Sulyanti | Bendahara Dwiningsih Afriati | Redaktur Pelaksana Maria M.R. Fernandez | Redaktur Maulida M. Nugroho, Triana Sari F. | Reporter Dwi, Lynda, Ody, Ratih, Suly | Redaktur Foto Ferlynda Putri S. | Artistik Rohhaji Nugroho | Produksi Triana Sari Fadhilah | Iklan Maulida M. Nugroho | Sirkulasi Irawan S. Adhi | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com
AGUSTUS 2011 | edisi ospek IV
3
PERSEPSI
Ospek: Bukan sekadar perpeloncoan!
O
Rohhaji | EXPEDISI
r ientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang merupa kan agenda tahunan di sebuah perguruan tinggi, mampu menjembatani seseor ang dari siswa menjadi mahasiswa. Jika ospek merupakan proses orientasi, maka ospek dirancang sebagai program pengenalan kampus, program pembi naan mahasiswa baru dan pengenalan wadah serta aktivitas lembaga kema hasiswaan. Tapi sangat disayangkan apabila dalam pelaksanaan kegiat an ini, ter dapat beberapa penyimpangan. Keber langsungan kegiatan ospek ini tentunya patut kita kaji ulang ketika masih sering ditemukan adanya kasus perpeloncoan, yang tidak bisa dianggap enteng. Sebagai contoh Dari isu senioritas, kekerasan, komersialisme, bahkan di antaranya ada yang mengatakan bahwa ospek meru pakan ajang perpeloncoan Maba. Seba gai contoh kasus seor ang madya praja
bernama Obeth yang meninggal dunia pada tahun 2000 yang silam. Sebelum meninggal, Obeth diketahui mengalami muntah darah dan dalam keadaan dada yang retak. Kematian Obeth ini menun jukkan betapa ospek yang dipahami di Indonesia selama ini, lebih banyak ber tumpuh pada orientasi disiplin disertai dengan kekerasan. Hal ini kemudian memunculkan pandangan publik bah wa ospek . Hingga kini memang masih saja di temukan adanya ospek yang justru di kuasai dengan kegiatan yang cenderung mengarah ke fisik. Dalam kegiatan ospek seharusnya adalah saat-saatyang tidak menyusahkan bagi pesertanya sendiri. Lalu bagaimana caranya membuat ospek tidak terasa menyusahkan bagi pesertanya? Bisa saja disisipi hal yang lebih mendidik dan secara konten memi liki nilai yang edukatif. Sebut saja acara diskusi dalam kelompok yang kecil. Men diskusikan hal-hal sederhana yang sering dialami, ataupun yang berpengaruh bagi kehidupan mereka. Atau dengan contoh lain lagi. Misalnya dengan menggalakan kegiatan outbound. Selain melatih fisik, outbound pun bisa menstimulus sikap solidaritas atas sesamanya. Namun pada kenyataannya, kegia tan ospek tak cuma sekali menyisipkan beberapa kegitan yang justru kurang edukatif dan malah menyusahkan pe sertanya sendiri.. Penugasan-penugasan
yang kurang bermanfaat seperti atribut ospek dan punishment-punishment yang diberlakukan selama ospek justru membuat maba merasa ketakutan dan menganggap ospek bukanlah saat yang tepat untuk lebih dekat mengenal ling kungan baru, tempatnya akan belajar beberapa tahun ke depan. Semestinya ospek lebih bisa me nggembleng mahasiswanya untuk le bih tangguh, kritis dan bermental baja. Namun sebagian justru memanfaatkan Ospek sebagai ajang perpeloncoan de ngan memberikan penugasan yang tak masuk akal, sedikit hukuman fisik, dan beberapa kasus malah menggunakan kekerasan yang setara dengan krimi nalitas. Tentunya hal ini miris sekali ketika esensi kata “orientasi” tersebut disalahartikan. Aktivitas semacam ospek semesti nya berada di bawah kontrol lembaga yang menaunginya. Kontrol diperlukan agar ospek berlangsung tanpa hamba tan dan tidak terkesan dipaksakan. Ke terlibatan otoritas kampus diharapkan mampu merubah pola pikir mahasiswa yang mengaggap Ospek sebagai ajang perpeloncoan.Ospek pun dapat berguna bagi panitia penyelenggaranya sendiri, dalam hal ini angkatan atasan yang belajar bertanggung jawab untuk mengarahkan maba. Untuk itu tentunya kontrol lembaga sangat diperlukan untuk menyelaras kan Ospek menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat. Maka Ospek yang banyak dikatakan sebagai “pesta mahasiswa” ini seharusnya lebih dijaga sesuai dengan ko ridor yang dibutuhkan maba bukan ajang perpeloncoan yang merugikan. Baik bagi mahasiswa pesertanya ataupun bagi pihak yang menyelenggarakannya. Maulida M. Nugroho
Hak Jawab Panitia OSPEK FIP UNY 2011 Dengan hormat, Setelah membaca buletin EXPEDISI Edisi OSPEK III 2011 yang diterbitkan oleh LPM EKSPRESI, panitia OSPEK FIP UNY, melayangkan hak jawab sesuai dengan kode etik jurnalistik yang berlaku. Terdapat pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta yang ada, yaitu adanya keterlibatan Fakultas Ilmu Pendidikan dalam aksi balik badan pada display UKM. Fakta yang benar adalah sebagai berikut: • Terdapat 8 mabayang berada persis di sebelah maba FISE terprovokasi dan akhirnya ikut membalikkan badan. Namun dengan kesigapan dari pemandu FIP, akhirnya mereka kembali menghadap ke panggung display. • Panitia dan pemandu OSPEK FIP tidak pernah mengarahkan mabanya membalikkan badan ketika UKM UNSTRAT tampil. •Tidak ada keterlibatan panitia FIP untuk memprovokasi maba membuat yel-yel yang dianggap mengejek UKM yang tampil, seperti yang tertulis dalam paragraf pertama editorial. Demikian hak jawab yang kami buat. Atas kerja sama dan perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Yogyakarta, 5 Agustus 2011 Yunus Purnama Koordinator OC OSPEK FIP UNY 2011
4
edisi ospek IV | agustus 2011