EXPEDISI E D I S I O KTO B E R 2 0 1 1
MEMBANGUN
B U D AYA
KRITIS
Ketidakjelasan Stanisasi
surat pembaca Jadwal Kuliah Yang Berbenturan
Tradisi Bolos Kuliah di UNY
Jadwal mata kuliah pada awalnya memang sudah dibuat. Tapi sepertinya hanya untuk sementara saja. Karena sering sekali, pada awal perkuliahan pasti diganti. Hal ini saya rasa kurang profesional sebagai lembaga pendidikan. Menurut saya, mata kuliah tertentu sudah ada jadwalnya sendiri. Jadi ketika mahasiswa mengambil mata kuliah tersebut (pengisian KRS) tidak bertabrakan. Contoh, mata kuliah Hukum Perdata pada jam ke 3 di ruang G. 203. mata kuliah Hukum Pidana jam ke 5 di ruang G 201. Saya rasa dengan mata kuliah beserta jam kuliah yang sudah jelas, sebelum kita mengambil mata kuliah tersebut tidak akan ada lagi benturan jadwal kuliah. Terimakasih.
Sebagian mahasiswa baru, mengira kalau hari pertama masuk kuliah menyenangkan, tapi ternyata berbanding seribu derajat. Beberapa dari mereka merasa kecewa karena sebagian dosen masih meliburkan diri. Padahal, mahasiswa baru mulai bersemangat masuk kuliah. Ditambah harus menunggu dosen hingga jam kuliah usai, sekalipun dosen tak kunjung datang jua. Mungkin hanya empat dosen yang masuk. Hal tersebut membuat mahasiswa malas berangkat dan akhirnya bolos kuliah. Sepertinya , kejadian seperti itu sudah jadi tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang. Dimana seminggu pertama masuk kuliah usai liburan, ada kekompakan untuk bolos bersama. Seperti inikah karakter Universitas Negeri Yogyakarta yang saya banggakan ini? Malang sekali.
Eko Deni Sulistyo PKn dan Hukum ‘09
Multikulturalisme Dalam Bhineka Tunggal Ika
Silvia Furita Sari Pendidikan Seni Kerajinan 2011
editorial Peniadaan Stanisasi Mengebiri Kesempatan UKM SUDAH jatuh tert imp a tangg a. Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk melukiskan keadaan Unit Ke giatan Mahasiswa (UKM) di UNY. Hingga kini sejumlah UKM di UNY terus-menerus mendapat kendala. Ospek tahun ini, UKM disodori ak si balik badan dari para mahasiswa baru (maba). Berikutnya, masalah yang muncul adalah tidak adanya stanisasi untuk para UKM. Jika tahun lalu UKM diberi ke sempatan untuk menarik maba me lalui stanisasi (disamping melalui display). Maka, tahun ini kesempa tan itu hanya ada pada display pada OSPEK hari kedua yang lalu. Fungsi stanisasi adalah memfa silitasi pendaftaran anggota baru. Tidak adanya stanisasi UKM di ta hun 2011 ini, membuktikan birokrat tidak mendukung kemajuan UKM. Karena media publikasi UKM yang sepenting ini pun tidak didukung. Stanisasi sudah menjadi hak bagi seluruh UKM. Birokrat, terutama bi dang kemahasiswaan semestinya peka terhadap keluhan dari UKM.Terlebih ketika UKM menjerit meminta pe radilan terkait perkara balik badan. Apalagi beberapa UKM harus segera menutup penerimaan anggota baru,
2
sesuai dengan program kerja mereka masing-masing. Birokrat tidak cukup hanya de ngan merencanakan acara khusus sebagai pengganti stanisasi. Pepatah bersuara, “Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan,”. Kalau birokrat memang peduli dan ingin dinilai sebagai sosok yang penuh de ngan kebijaksanaan, maka birokrat harus berani tampil untuk menyele saikan masalah. Selama UKM masih merasa dirugikan dengan hal ini, yang semestinya bertanggung jawab tidak boleh lari.Penyelesaian yang tuntas harus dengan bukti konkrit, sehingga menunjukkan bahwa birokrat peduli kepada para UKM. Apalagi UKM sela ma ini berjuang untuk membesarkan nama UNY. Kalau memang akan dibuatkan acara khusus, buat acara yang bakal mengentaskan citra buruk UKM. Pa ling pokok adalah bagaimana menarik minat mahasiswa untuk bergabung dengan UKM. Jika acara tersebut nan tinya hanya membuang-buangdana, maka lebih baik ditiadakan. Selain itu, pihak birokrat juga akan lebih baik jika lebih memperluas ruang gerak UKM bukan malah membatasinya. Redaksi
Untuk UNY tercinta. Saya sedih ketika mendengar isu ospek kemarin. Seharusnya, untuk masalah tersebut, harus ada tindakan tegas dari pejabat kampus. Karena bila dibiarkan, maka akan berdampak tidak baik pada keberagaman, yang ada di Yogyakarta, khususnya UNY dan di Indonesia. Namun, yang paling penting adalah marilah semua warga UNY raya, kita amalkan nilai-nilai Pancasila agar Garuda kita tetap kokoh mencengkeram Bhineka Tunggal Ika. Pius Grastian Setia Nugraha Mahasiswa PBSI 2010
Dekanat Boros Saat ini kita mengetahui bahwa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi telah berpisah . Pembangunan gedung-gedung baru dan fasilitas pendukungnya pun banyak dilakukan oleh Universitas, dalam rangka mempersiapkan Fakultas yang baru ini. Namun, saya agak heran dengan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), yang memugar dan memperbesar gerbang masuk dekanat FIS. Untuk apa di perbesar lagi, bukankah yang lama masih sangat bagus dan kuat? Dekanat FIS sungguh boros sekali. Lebih baik dana yang disediakan digunakan untuk membenahi fasilitas yang rusak, seperti memperbaiki gedung ormawa, lantai sisi barat dekanat dan lampu taman yang tidak menyala. Semoga pembangunan gerbang masuk dekanat ini bermanfaat. Rizal Izmi Kusumawijaya. Pendidikan Sejarah 2009
sempil + Stanisasi diijinkan setelah lebaran - Apa mau halal bihalal sekalian?
Pimpinan Proyek Dwiningsih Afriati | Sekretaris Maria M.R Fernandez | Bendahara Triana Sari Fadhilah | Redaktur Pelaksana Yulinda R. Yoshoawini | Redaktur Ade, Lynda, Maulida, Ody, Ratih, Sari, Yulinda | Reporter Ade, Dwi, Hoho, Lynda, Maulida, Ody, Ratih, Sari, Suly, Yulinda | Redaktur Foto Maulida M. Nugroho | Artistik Rohhaji Nugroho, Irawan S. Adhi | Produksi Irawan S. Adhi | Iklan Ferlyinda Putri S. | Sirkulasi Sulyanti | Polling Ade Rakhma N.S. | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline. com Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi IV | Oktober 2011
sentra
STANISASI KEBUTUHAN PRIMER REKRUITMEN UKM Stanisasi yang tidak jelas kapan waktunya, membuat jadwal Penerimaan Anggota Baru (PAB), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi terganggu.
S
tanisasi itu penting. Karena stani sasi sangat membantu mahasiswa untuk mendaftar ke UKM. Selain itu juga mempermudah pendaftaran. Stanisasi juga perlu diadakan karena sebagai agenda kelanjutan dari display. Kalau ada yang stanisasi sendiri, alang kah baiknya kalau stanisasi bersama-sa ma di depan Student Center, biar tetep kompakan juga seperti waktu display,” ujar Ditta MR, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris 2009. Senada dengan Ditta, Eka Nurjanah mahasiswi Teknologi Pendidikan 2011, mengutarakan bahwa mahasiswa baru membutuhkan stanisasi untuk mengenal UKM. “Selain UKM bisa mencari anggo ta baru, mahasiswa baru menjadi lebih mengenal UKM yang ada di Universitas Negeri Yogyakata,” tutur Eka. Nugroho dari UKM Ikatan Keluarga Mahasiswa Katolik (IKMK), mengata kan bahwa stanisasi, merupakan sarana promosi yang lebih khusus dari UKM untuk mahasiswa baru. “Kalau display itu kan secara serempak, jadi mungkin tidak dapat terkondisi, untuk mengenal masing-masing UKM secara langsung, makanya membutuhkan stanisasi untuk UKM,” tambah Nugroho. "Mahasiswa baru itu kan masih malumalu, jadi perlu diajak lebih dulu. Kalau ada stanisasi itu seperti diajak. Apalagi untuk UKM yang ada di lantai atas, jadi lebih dekat," ujar Elin Nur Rachmawati, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sas tra Indonesia. Sementara, Nikko, ketua UKM Mar ching Band, memaknai stanisasi sebagai suatu wadah dan itu lebih mengaktua lisasikan UKM. "Pada saat ini itu ajang untuk pendetailan mahasiswa baru, dia bisa memilih UKM mana yang dia pilih," tegasnya. Menanggapi tentang keberadaan sta nisasi untuk UKM, Wedho Chrisnarno
Oktober 2011 | edisi IV
Maulida | Expedisi
"
Jum'at (16/09/11), Salah satu UKM membuka stand pendaftaran di gedung Student center (SC) untuk pendaftaran anggota baru.
Kepala Bagian Kemahasiswaan UNY, juga mendukung diadakannya stanisa si. “Secara prinsip, sebaiknya diadakan stanisasi, karena ini akan membantu menyebarkan info tentang UKM kepada mahasiswa. Sehingga ini akan mendo rong mahasiswa untuk tidak hanya ku liah tetapi juga mengikuti UKM,” tutur Wedho saat ditemui di kantornya. Stanisasi dan Jadwal PAB Stanisasi merupakan kegiatan ta hunan Forum Komunikasi (FK) UKM. Biasanya, Staniasi diadakan bersamaan dengan OSPEK. Stanisasi merupakan follow up display UKM dan runtutan dari agenda Penerimaan Anggota Baru (PAB) UKM. Pelaksanaannya biasanya dikoordinir oleh Forum Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa. Tetapi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini tidak diadakan stanisasi. “Dulu sejak pembentukan panitia display ke Rektorat, Rektorat memberi rambu-rambu agar stanisasi tidak di laksanakan pada bulan Ramadhan,” hal ini diungkapkan oleh Franky Fransisco Kessek, ketua FK UKM. Franky me nambahkan, jika stanisasi dilaksanakan saat Ramadhan, dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan tarawih. Sehingga stanisasi diizinkan setelah lebaran.
Nikko menyayangkan keputusan dari rektorat, terkait ketidakjelasan pelaksa naan stanisasi. "Kalau untuk kapan itu belum, kenapa menyikapi harus dilaksa nakan setelah puasa, padahal pada saat puasa pun menurut saya itu sah-sah saja dan tidak mengganggu aktivitas ibadah. Padahal kalau siang sampai malam kan bisa diatur. Masing-masing UKM seper tinya sudah punya pandangan sendiri sesuai dengan kulturnya masing-masing, bahwa ini momennya adalah ramadhan, sehingga harus kita harus menghormati hal itu. Tapi kenapa jadi pihak rektorat justru melarang diadakannya ketika ra madhan," ungkapnya. Jadwal stanisasi yang tidak jelas, mengganggu jadwal PAB. Hal ini ditutur kan oleh Nikko, “Dikatakan mengganggu seperti ini, karena seolah-olah stanisasi ini percuma, kalau kami mempunyai sudut pandang untuk menjaring maba. Lebih lanjut Nikko berujar bahwa UKM CDB membuka jauh lebih awal sebelum ospek." Menanggapi hal tersebut, Wedho menjelaskan bahwa UKMlah yang se harusnya berinisiatif untuk mengadakan stanisasi. “Setelah lebaran, agenda rekto rat memang banyak. Ada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) dan yang lainnya. Tetapi ya seharusnya segera 3
sentra
do
k.
ist
im
ew a
diajukan ke rektorat. Karena paling tidak pertengahan November ini rektorat harus membuat laporan pertanggungjawaban. Jadi tidak bisa kalau proposal diajukan mendadak atau terlalu dekat dengan November. UKM yang seharusnya pro aktif,” ujar Wedho. Ada beberapa hal yang dilakukan UKM untuk menjemput bola karena ketiadaan stanisasi. Seperti syuting ke liling yang dilakukan oleh UKM Unstrat. “Kemarin Unstrat mengadakan syuting keliling. Ini merupakan semacam cara menjemput bola,” ungkap Muhammad Yahyah Mutaqim, ketua UKM Unstrat. Berbeda halnya dengan Unstrat, Sicma punya cara tersendiri melaku kan jemput bola, yakni dengan menyebar pamflet. “Tidak ada stanisasi tapi un tuk menanggulanginya, Sicma membuat pamflet yang lebih banyak,” ujar Zildjian Abu Rizal, ketua Penerimaan Anggota Bar u (PAB)
Franki Fransisco kessek koordinator Fk UKM
4
Sicma. Lebih lanjut Zildjian mengung kapkan, dulu bila ada stanisasi, mahasis wa baru antusias untuk bertanya, akan tetapi sekarang ini mereka hanya mencari cap saja dan tanpa perkenalan UKM. Penurunan jumlah mahasiswa yang masuk UKM Tahun ini, beberapa UKM mengalami penurunan pendaftar dibanding dengan tahun lalu. Hal ini diamini oleh Zildjian. “Tahun ini yang daftar UKM Sicma turun dibandingkan dengan tahun kemarin. Tahun ini yang mendaftar Sicma ada 108 mahasiswa,” ujar Zildjian. Turun nya pendaftar menurut Zildjian karena tragedi display pada Ospek dan tidak adanya stanisasi. “Biasanya kan maba sukanya nunggu diajakin. Sungkan untuk menghampiri ke UKM, jadi selayaknya stanisasi itu penting untuk diadakan,” kata Elin, ma hasiswi PBSI 2010. Berbeda dengan UKM lain, keanggo taan IKMK tidak terpengaruh oleh ada atau tidaknya stanisasi. “Untuk IKMK sendiri tidak terlalu mengganggu kare na untuk keanggotaanya langsung. Jadi tanpa mendaftar semua mahasiswa Ka tolik UNY sudah termasuk anggota dari IKMK,” kata Nugroho. UKM expo pengganti Stanisasi Untuk mengganti ketiadaan stanisasi, Forum Komunikasi (FK) UKM akan mengadakan expo UKM, seper ti yang diutarakan oleh Franky. “Sebenarnya, event yang akan diadakan FK itu hampir sama dengan stanisasi. Istilahnya saj a yang dig ant i menjadi Pekan Raya atau Expo.” Lebih lanjut lagi Franky menyatakan stani sasi itu identik de ngan penerima an anggota baru, sementara ada beberapa UKM yang sudah me nutup PAB. Jadi istilah stanisa si diubah jadi pekan raya atau Expo. Tapi pada hakikat nya sa ma.
Namun keberadaan Expo sendiri be lum pasti. Zildjian mengaku sudah men dengar kalau UKM akan mengadakan expo tapi belum dapat pastikan. Yang dipertanyakan, kenapa pelaksanaannya setelah pene-rimaan anggota baru. “Ka lau ini diadakan untuk recruitment saya kira percuma. Akan sia-sia dan tidak berpengaruh,” tegasnya. Nikko mengungkapkan hasil koor dinasi dengan rapat dengan FK UKM. “Dengar-dengar dari rektorat itu akan ada stanisasi juga dalam bentuk dana dan sebagainya nanti untuk mengadakan stanisasi,” ungkapnya. Sementara itu, Yuan Adi Kusuma, ketua UKM Expo mengungkapkan kalau UKM Expo akan diadakan pada tanggal 25 – 28 Oktober 2011. “Kenapa panitia mengambil tanggal tersebut, karena kita mengambil momen mengenang bencana merapi dan sumpah pemuda. Panitia juga telah mengajukan proposal ke rektorat,” kata Yuan. Ketika ditanya tentang koordinasi kegiatan ini, Wedho menerangkan bahwa belum ada koordinasi dengan rektorat. “Selama ini belum ada koordinasi antara kawan-kawan UKM dengan rektorat, tentang acara yang akan mereka adakan. Kalau rektoratkan hanya memfasilitasi sebatas pendanaan, selanjutnya diserahkan kepada kawan-kawan UKM untuk mengerjakannya,” tutur Wedho. Konsep acara akan dikemas berbeda dengan stanisasi-stanisasi yang pernah diadakan sebelumnya. Pada hari pertama, rencananya akan ada arak-arakan dari Student Center ke Rektorat dan kembali lagi ke Student Center. Selain ada stanisasi, akan ada juga panggung yang akan diisi oleh masing-masin UKM. Stan diisi dengan permainan-permaian dan hasil karya UKM. “Kegiatan ini akan menunjukkan eksistensi UKM tapi bukan berarti UKM hura-hura,” tegas Yuan. Meskipun begitu, ketika ditanya kesulitan panitia untuk menyelenggarakan UKM Expo, Yuan menjelaskan, karena UKM Expo itu merupakan kegiatan baru jadi panitia mengalami kesulitan untuk menentukan konsep. “UKM ekspo kan merupakan kegiatan baru bagi Forum Komunikasi UKM, jadi panitia harus menemukan konsep baru juga. Harapannya agar acara ini berberda dengan tradisi stanisasi dan mudahmudahan UKM Expo juga bisa menjadi agenda tahunan Forum Komunikasi UKM,” tambah Yuan. Ferlynda Putri .S Ade, Dwi, Sari, Suly, Yulinda.
edisi IV | oktober 2011
polling
Nyaris 100% : Stanisasi UKM Perlu Diadakan Stanisasi UKM perlu diadakan
Mengikuti UKM itu penting setuju 52,7%
90,3% YA
ragu-ragu 23,5%
sangat setuju 12,9%
4,1% TIDAK
sangat tidak setuju tidak setuju
2,8%
2,5%
S
tanisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah bentuk us ah a UKM dalam mensosialisasikan keberadaannya. Agenda tahunan dari Forum Komunikasi (FK) UKM tersebut diadakan guna menarik minat maha siswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk bergabung dengan UKM terkait. Beberapa tahun sebelumnya, stanisasi UKM diadakan pada saat Os pek Universitas, namun tahun ini tidak diadakan pada saat Ospek, alasannya bertepatan dengan bulan Ramadhan. Franky, ketua FK UKM mengabarkan bahwa pihak rektorat memberi ramburambu untuk tidak mengadakan stani sasi pada bulan Ramadhan. Akan teta pi, stanisasi diizinkan setelah lebaran. Namun ternyata, stanisasi belum jua diadakan. Ketidakjelasan pengadaan stanisasi UKM mengakibatkan jadwal pe nerimaan anggota baru menjadi rancu. Hal tersebut akan mempengaruhi anggaran dana yang berkaitan dengan pengajuan dana. Proposal dan laporan pertanggungjawaban pun ikut rancu. Untuk mengetahui pendapat dan respon mahasiswa tentang hal tersebut, tim riset buletin EXPEDISI mengadakan polling. Metode yang digunakan adalah meto de kuantitatif, jenis sampling aksidental, yaitu memberikan angket secara langsung
oktober 2011 | edisi iv
pada responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan ang ket, terdiri dari dua pertanyaan terbuka dan sepuluh pertanyaan tertutup. Perhitungan untuk pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan sampel error 5%. Berdasarkan respon 395 mahasiswa dari 30.163 maha siswa UNY. Sasaran penyebaran angket ke seluruh fakultas di UNY. Diketahui 41,7% mahasiswa UNY mengikuti UKM tingkat universitas, se dang 58,3 % sisanya tidak mengikuti. Namun demikian, minat mereka cukup tinggi untuk mengikuti UKM. Didukung dengan ada rencana bergabung dengan UKM yang diinginkan. Hal tersebut di perkuat dengan pernyataan setuju se banyak 43,3%; 21,6% ragu-ragu; 13,5% sangat setuju; 6,6% tidak setuju; 1,9% sangat tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. UKM merupakan wadah kreativitas mahasiswa, dan penting untuk diikuti. Hal ini senada dengan 52,7% maha siswa yang menyatakan setuju; 23,5% ragu-ragu; 12,9% sangat setuju; 2,5% tidak setuju; 2,8% sangat tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. Sebagai media sosialisasi, stanisasi merupakan langkah yang tepat. Hal ini sependapat dengan 52,7% mahasiswa yang menyatakan setuju; 31% sangat
setuju; 8,5% ragu-ragu; 3,4% tidak setuju; 3,1% sangat tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. Di samping itu, stanisasi membantu mahasiswa untuk mengenal UKM. Per nyataan ini didukung51,4% mahasiswa yang menyuarakan setuju; 36,4% sangat setuju; 6,9% ragu-ragu; 3,1% sangat tidak setuju; 1,6% tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. Selanjutnya, stanisasi sangat mem bantu mahasiswa yang ingin mendaf tarkan diri di UKM. Hal ini diperjelas dengan pernyataan setuju dari 50,2% mahasiswa; 35,4% sangat setuju; 8,5% ragu-ragu, 3,4% sangat tidak setuju; 1,9% tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. Maka pada dasarnya,stanisasi itu perlu diadakan. Sangat jelas dibukti kan dengan suara mahasiswa sebanyak 90,3% menyatakan stanisasi UKM perlu diadakan; 4,1% tidak perlu diadakan, dan sisanya tidak menjawab. Kegiatan stanisasi UKM diharapkan dapat mem berikan hasil yang bermanfaat bagi ma hasiswa UNY. Selain untuk membantu mengenal dan memfasilitasi pendaftaran, UKM bisa menjalankan kodratnya seba gai wadah kreativitas mahasiswa. Adapun pengadaan Expo, diharapkan dapat mewakili stanisasi UKM. Tim Expedisi
5
persepsi
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
K
etika tema Pendidikan dan Sum ber Daya Manusia (SDM) diru muskan, saya yakin pendidikan mampu meningkatkannya. Mari kita simak kembali apa yang telah dilakukan oleh bangsa-bangsadi dunia, dalam me majukan negaranya. Jepang pada masa restorasi Meiji mempercayakan kepada pendidikan untuk membuat kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Banyak generasi mudanya dikirim ke Inggris dan Jerman untuk mendalami IPTEK. Amerika Serikat mengadopsi pendidikan dan IPTEK dengan mengirimkan pemuda -pemudauntuk belajar ke Jerman. Dua contoh tersebut, memberikan bukti bah wa pendidikan akan membawa kemajuan suatu negara. Setiap kegiatan manusia seseder hana apa pun, akan bermuara pada tujuan tertentu. Tujuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional menurut UU Sisdiknas, yaitu: Pendidikan Nasional bert uj ua n mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seut uhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, keseha tan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggungja wab kemasyarakatan dan kebangsaan. Di Indonesia, pendidikan dengan sekolah sebagai sub sistemnya, banyak mendapat kritik sebagai ‘proses pembo dohan massal’. Karena belum berhasil mencetak generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi tuntutan zaman. Investasi sosial (SDM) jauh lebih penting dibandingkan investasi ekonomi. Negara Indonesia tentu saja masih medemagodi-kan pertumbuhan ekonomi. Di mana ekspektasinya dipandang relatif lebih cepat dibandingkan dengan human investment. Kualitas SDM kita saat ini rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia tenggara. Hal ini dibuktikan dari Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh UNDP. Tahun 2004, Indonesia menempati peringkat 110 dari 170 negara di dunia. Pembaruan pendidikan harus segera diperbaik i dan 6
Rohhaji | Expedisi
bisa dimulai dari kegiatan perencanaan pendidikan. Permasalahan pokok yang muncul dalam perencanaan pendidik an, seperti: (1) Menentukan prioritas tujuan, fungsi sistem pendidikan dan masing-masingsub-sistemnya, (2) Cara manakah yang terbaik untuk menca pai tujuan dan fungsi tersebut, misal mempertimbangkan pula kemungkinan penggunaan teknologi, waktu, pelaksana annya dalam praktek, (3) Berapa banyak sumber-sumberyang dimiliki oleh suatu bangsa atau masyarakat, diperuntukkan untuk pendidikan, dalam bandingannya dengan biaya yang diperuntukkan bagi hal-hallainnya, (4) Siapakah yang harus membiayai pendidikan? Bagaimanakah pembiayaan dan beban pendidikan itu didistribusikan, diantara mereka yang menikmati pendidikan masyarakat luas dan berbagai golongan dalam masya rakat; (5) Bagaimanakah keseluruhan sumber-sumber yang diperuntukkan bagi pendidikan dialokasikan di antara berbagai taraf, jenis, dan komponenkomponen dalam sistem pendidikan (St. Vembriarto, 1985: 45-46). Ada satu hal yang turut memberi at mosfer bagus dalam peningkatan SDM,
adalah mengenai kualitas pemimpin yang memiliki komitmen memperbaiki sistem pendidikan kita. John F. Kennedy me ngatakan: “A nation which has forgotten the quality of courage which in the past has been brought to public life is not as likely to insist upon or regard that quality in its chosen leaders today”. Secara garis besar, ungkapan John F. Kennedy mengajak siapa saja yang hi dup saat ini supaya menggali kembali pemimpin-pemimpin yang berkualitas di masa lampau. Pada era Soekarno, banyak putraputri bangsa terbaik dikirim ke luar negeri, untuk belajar pada bidangnya masing-masing. Namun, pada era orde baru, justru terdapat upaya mengubah kebijakan mengenai pengembangan SDM melalui pendidikan. Terutama upaya me ngirimkan aset bangsa untuk sekolah di luar negeri. Mereka justru diposisikan sebagai kelompok yang akan mengancam kedudukannya, kecuali mereka yang sete lah pulang dari sekolah di luar negeri dan mau menjadi pengikut arus yang sedang berjalan. Akibatnya, Indonesia menga lami “brain drain” atau penipisan bibitbibitunggul aset bangsa. Yang dilakukan adalah membuka kesempatan investor asing sebesar-besarnya ke dalam nege ri. Sehingga, Indonesia hanya menjadi penyedia tenaga kasar bagi perusahaanperusahaanmultinasional. Bangsa Indonesia masih dipandang sebelah mata dalam forum-foruminter nasional. Ahmad Syafii Maarif (2007) menjelaskan, bahwa penyebab segala ketertinggalan bangsa ini tidak lain ka rena perhatian negara yang diwakili pe merintah selama lebih 66 tahun, terhadap dunia pendidikan minim sekali. Dunia pendidikan kita tetap saja sebagai kelinci percobaan. Akibat jangka panjangnya Pendidikan kehilangan perspektif masa depan. Ini persoalan yang sangat serius. Sebuah bangsa yang tidak cerdas pasti akan menjadi sasaran pihak lain, tidak pe duli apakah jumlah penduduknya besar atau kecil. Taat Wulandari Dosen di Prodi Pendidikan IPS dan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
edisi iv | oktober 2011
persepsi
PENDIDIKAN NONFORMAL, PENTING!
Irawan S. | Expedisi
M
encerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manu sia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berahlak mulia. Selain itu, menguasai IPTEK dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Hal tersebut merupakan upaya dalam Pembangunan Pendidikan Nasional. Skema yang dibangun dapat berupa upaya perluasan, pemerataan ak ses, peningkatan mutu dan pengelolaan pendidikan sendiri. Tertulis jelas dalam pembukaan UUD 1945, bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Pendidikan Nasional dibangun ti ga jalur pendidikan yaitu formal, nonfor mal, dan informal. Semua itu merupakan wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam su atu proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan nonformal (PNF) merupakan jalur pen didikan di luar pendidikan formal. PNF dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang tetapi tidak ketat. Apa yang tersirat dalam Undangundang Sisdiknas, dapat dikaji secara mendalam. Dilihat dari beberapa per spektif, PNF diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan. Layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti dan atau pe
lengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. PNF mempunyai fungsi lain dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik nya. Yaitu penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsio nal. Selain itu mengembangan sikap dan kepribadian yang fungsion al. Dilihat dari sasarannya, PNF men cakup segala lapisan masyarakat. Tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan sebelumnya. Ketika biaya pendidikan formal kerap kali menjadi masalah. Se mentara kebutuhan akan pasokan ilmu dan pengetahuan kian meningkat. Oleh karena itu, PNF bisa menjadi alternatif yang bisa ditempuh. Sehingga, tidak
sampai terjadi kasus anak putus sekolah, anak jalanan, perbedaan gender, usia yang tidak lagi sederajat sesuai standar usia masuk pendidikan formal. Berdasarkan argumen tadi, masih ba nyak masyarakat Indonesia yang menilai sepihak pelaksanaan PNF itu. Terkait output, legalitas seperti ijazah menjadi diskusi tersendiri dikalangan masyara kat. Padahal PNF tidak lagi berorientasi pada kebutuhan masa depan yang masih hanya bisa direncanakan. Namun PNF bicara tegas bahwa orientasi mereka pada kebutuhan pasar saat ini Penyelenggaraan PNF harus secara optimal diperhatikan, mulai dari perenca naan hingga pelaksanaannya. Penyeleng garaannya tidak lagi tampak bernuansa “proyek”. Paradigma seperti faktor ke mampuan SDM dan penghargaan yang masih rendah terhadap pendidikan non formal. Hal itu menyebabkan penye lenggaraan PNF menghadapi banyak kendala. Perlakuan terhadap pendidikan nonformal harus proporsional. Perlakuan terhadap pendidikan nonformal harus proporsional. Pendidikan nonformal ma sih sering dipandang sebelah mata dan dianggap hanya pendidikan kelas dua. Padahal sejatinya peranan pendidikan nonformal jauh lebih besar dibandingkan dengan pendidikan formal. Irawan Sapto Adhi
INFO KAMPUS PEMBAGIAN KTM RESMI
STADIUM GENERAL PENELITIAN MAKRAB DAN BAKSOS
SETELAH setahun lebih, mahasiswa 2010 hanya bisa memiliki KTM sementara. Senin (26/9) bertempat di kantor BNI cabang UNY Gejayan, bagi mahasiswa FIP dan FT mulai dibagikan KTM ‘resmi’. Meskipun demikian, banyak yang menyayangkan. Seperti yang diungkapkan Aris Tri, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah 2010 FIP, “Sudah begitu terlambat, sebenarnya KTM yang bisa buat ATM ini kalau sudah sejak awal dibagikan kan kita nggak perlu buka rekening bank lagi. Padahal, itu penting bagi saya yang jauh dari rumah, bisa untuk urusan transfer uang.”
FORUM Berlima mengadakan Stadium General Penelitian, pada Sabtu (10/10). Tema acara, Udarakan Karyamu, Jadilah Peneliti yang Berkarakter, Kreatif, dan Inovatif. Berlangsung di Pusat Layanan Akademik (PLA) FIK Lt. 3. Pembicara, Hermanto SP, M.Pd, dan T. Bagus Putra Prakarsa, S.Si. Arum, Sie Acara, mengungkapkan dengan mempelajari penelitian lebih awal, membantu penyusunan skripsi nantinya. “Acara ini mengajarkan pada saya menjadi peneliti berkarakter,” ungkap Wahyu Mutiarani, mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan 2011.
SEBAGAI sarana perkenalan, sekaligus sambutan selamat datang kepada mahasiswa baru (maba), HIMA Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS)UNY mengadakan kegiatan makrab yang dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (1718/9). Acara dikemas cukup menarik dengan berbagai acara pentas seni, ramah tamah dosen, dan outbound. Acara yang diselenggarakan di Kalibiru, Kulon Progo. Maba juga dihadapkan dengan kegiatan bakti sosial (baksos) sebagai agenda tambahan. Respon positif juga ditunjukan warga sekitar yang antusias dan siap siaga membantu jalannya acara.
Ody
Ade
Ody
oktober 2011 | edisi iv
7
tepi
KULI BANGUNAN: PROFESI YANG TERMARJINALKAN Mereka bekerja ditengah terik matahari dan keramaian suasana kampus. Selain jauh dari keluarga juga bertempat tinggal seadanya.
T
rus pulang pergi naik kendaraan umum untuk bekerja. Nasib serupa dialami oleh Sugianto, kuli asal Wonosari yang bekerja di proyek pembangunan lapangan Tenis Indoor UNY. Pria berkulit kelam ini ketika di temui sedang bekerja. Dia menyunggi batu-bata dengan balutan kain di ke palanya. Dia seolah sudah bersahabat dengan terik matahari yang menyengat. Ditambah tanpa alas kaki. Begitulah keseharian lelaki paruh baya ini. Walau begitu, ia tetap tersenyum ketika diham piri dan ditanya perihal profesi yang ia tekuni cukup lama itu. Jika Tukiyem melaju, lain halnya de ngan Sugianto. Kuli asal Wonosari ini bahkan rela pulang sekali seminggu. “Kulo wangsule per minggu mbak” (Saya pulangnya per minggu mbak), ujarnya ketika ditanyai perihal tempat tinggal. Tidak hanya masalah tempat tinggal dan waktu bertemu dengan keluarga. Dalam hal upahpun terdapat perbe daan yang lumayan mencolok. Berbe da dengan Tukiyem yang memiliki gaji Rp30.000,- belum dengan biaya makan, nasib Pak Sugianto nampaknya lebih be runtung. Ia memiliki gaji bersih sebesar 25.000 rupiah. Walaupun nominalnya le-bih kecil, gaji tersebut sudah dengan uang makan tiga kali sehari. “Gaji se
Maulida | Expedisi
ukiyem, begitu ia disapa. Seo rang kuli wanita asal Imogiri yang bekerja di proyek pembangun an di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dibawah terik sengatan matahari yang menyengat kulit hitamnya ia mengangku ti pasir dari satu tempat ke tempat lain. Guratan-guratan keriput diwajahnya yang terlihat jelas menandakan umurnya sudah tak muda lagi. Keringat yang mene tes disela-sela pori-porinya, menandakan bahwa pekerjaannya sebagai kuli adalah pekerjaan yang melelahkan. Wanita paruh baya ini mengaku sudah bekerja di proyek UNY sejak dua bulan yang lalu. “Kulo mulai kerja jam 8 pagi dumugi jam 6 sore,” ungkapnya (Saya mulai kerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore). Wanita dan juga seorang ibu ini memiliki 7 tanggungan di keluarganya. Suaminya yang sedang sakit, membuat ia rela bekerja dengan pekerjaan yang cukup melelahkan ini. Meskipun bayarannya tidak sebanding dengan pekerjaan yang ia lakoni. Dengan kisaran gaji 30.000 sehari, ia bersedia berpanas-panasan, mengais rupiah demi rupiah untuk kelu arganya dirumah. “Gajinipun (gajinya) 30.000 belum sama makan mbak, jadi kita beli sendiri,” tutur Tukiyem. Dia juga menyampaikan, tiap harinya ia ha
siang hari yang terik, saat para kuli bangunan yang sedang bekerja disalah satu proyek pembangunan PKM FBS UNY
8
langkung niku Alhamdulillah pun resik mbak, pun kaliyan uang makan”(Gaji dua puluh lima ribu itu Alhamdulillah sudah bersih sama uang makan), ung kap Sugianto. Standart keamanan kerja Bekerja di tengah alat-alat berat, benda-benda tajam haruslah menja min keselamatan pekerjanya. Pekerjaan penuh resiko yang dibebankan kepada pekerja, baik wanita maupun pria paruh baya, diharapkan memenuhi standart keamanan kerja yang benar. Seperti yang diu ngkap Sigit Santoso ket ua pelaksana dari PT PP. “Mereka diberi APD (Alat Pel ind ung Diri), sep ert i helm, sepatu, mungkin kalau ngelas pakai kacamata, sarung tangan”, te rangnya. Perekrutan yang tidak melewati se leksi, ditambah kurangnya pengetahuan kuli tentang standar keamanan kerja, menjadi salah satu momok bagi pekerja. Marno salah satu mandor di kawasan FBS UNY, mengungkapkan bahwa pa da perekrutannya sendiri, sebenarnya tidak melalui seleksi khusus. “Hanya orang yang ingin berniat, ikut saja kalau sudah memenuhi kuota yang sudah”, ungkapnya. Hal tersebut menyebabkan kuli-kuliyang ikut dalam proyek hanya asal ikut saja tanpa dibekali pengetahu an yang benar tentang bagaimana dan apa saja yang harus mereka kenakan saat bekerja dilapangan. Sugianto, salah satu kuli yang be kerja di proyek pembangunan lapangan tenis indoor, mengaku bahwa di tempat kerjanya sudah di beri helm, namun sengaja tidak ia pakai. “Sebenarnya ada tapi tidak saya pakai,” tuturnya. Sementara Tukiyem kuli wanita asal Imogiri, malah justru tidak tahu me nahu dengan standart keamanan kerja yang benar seperti apa. Sigit mengungkapkan, kurangnya perhatian terhadap standart kerja ter sebut, dikarenakan pekerja yang baru bergabung dalam proyek. “Sebetulnya dia melanggar, tapi alasan mereka itu edisi iv | oktober 2011
Maulida | Expedisi
tepi
seorang kuli wanita sedang mengayak pasir.
orang baru jadi belum punya kelengkapan APD,” ujar Ketua Pelaksana PT PP Jam istirahat Hawa panas sudah menjadi atmos fer yang akrab dengan kulit mereka. Begitupun dengan suara bising yang kerap menyapa gendang telinga. Pe kerjaan tersebut tentu saja menguras keringat di bawah sengatan Sang Surya, belum lagi kepulan debu yang menghi asi sekeliling tempat mereka bekerja. Karena itulah, jam istirahat tentunya menjadi hal yang sangat dinanti, oleh para kuli bangunan yang telah beker ja berjam-jam. Banyaknya pekerjaan mereka tentunya tidak lepas dari rasa lelah dan lapar. Minimnya jam istirahat ini dira sakan ket ika mereka harus bekerj a nonstop sepanjang siang. Bagi sebagian besar pekerja, mengaso terlihat sangat berharga “Jam istirahat jam 12 sampai jam 1 dan mulai kerja jam 8, lemburan yang ikut laki-laki,” kata Tukiyem. “Jam istirahat tersebut sudah termasuk jam makan siang serta jam untuk beribadah,” tambahnya. Lebih lanjut ibu 6 anak ini menyatakan, setelah jam istirahat ini selesai mereka harus kembali berutinitas bekerja lagi sampai jam 5. Berbeda dengan yang dialami oleh Sugianto. Ia menuturkan jam kerjanya dimulai dari jam 7 pagi dan berakhir oktober 2011 | edisi iv
pukul 5 sore. Nampaknya Tukiyem lebih beruntung. Dirinya berujar bahwa dia memulai bekerja pukul 8 pagi, namun yang memberatkannya adalah harus me laju dari rumahnya di Imogiri menuju UNY dengan jarak tempuh yang tergo long tidak dekat. Tukiyem menambah kan, hal tersebut menyebabkan memang membuat ia terlampau sulit untuk da tang pagi. Sementara Sugianto menga ku, walaupun pulang seminggu sekali, dia justru menambah porsi jam kerja lebih banyak. Resiko kecelakaan Semua pekerjaan memang beresiko. Begitu juga jenis pekerjaan yang dila kukan oleh para kuli bangunan yang bekerja di proyek UNY. Untuk menang gulangi kecelakaan pihak PT PP sudah menyediakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) bagi pekerjanya. Hal ini disampaikan Pak Sugianto. “Ada seperti jamsostek untuk para pekerja. Namun pada kenyataannya tetap saja banyak pekerja yang mengalami keja dian kecelakaan. Kalau pengalaman sih pernah, tapi dari situ kami selalu memperbaiki system keamanan kita. Paling kalau sekarang ya luka-lukake cil. Biasanya mereka hanya pakai obat merah saja, mungkin karena kena palu pas lagi maku atau bawa bawa batu,” tutur Sigit.
Walau demikian, masih terngiang ten tunya di ingatan kita ketika bulan April lalu. Salah satu berita yang dimuat di ekspresionline, tentang sebuah kejadian ketika kuli bangunan mengecat genteng IKM FBS. Kuli tersebut terpeleset kemu dian jatuh dan terkapar di tanah. “Meski tidak ditemukan luka retak atau patah di tubuhnya, mungkin kuli bangunan terse but mengalami luka dalam, karena keti ka ditemukan tubuhnya kejang-kejang,” ungkap Neneng Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang ketika itu melihat kejadian tersebut. Sungguh sangat disayangkan, upah pekerja khususnya kuli bangunan yang masih sangat minim, tidak setara de ngan resiko berbahaya yang dihadapi setiap saat. “Biasanya harian, mereka yang be kerja dibawah mandor harian ya, mini mal UMR (Upah Minimum Regional), tapi biasanya ada kelas masing-masing. Ada kelas satu, kelas dua,” ungkap Sigit. Berbeda dengan kenyataan dilapangan ketika upah yang mereka kantongi ter lampau kurang dari UMR yaitu hanya sebesar dua puluh lima sampai tiga puluh ribu rupiah saja. Belum lagi be berapa dari mereka ada yang memiliki upah berkisar tiga puluh ribu belum dengan uang makan. Seperti yang dia lami Tukiyem. “Tiga Puluh Ribu niku cekap-mboten cekap nggih dicekapcekapaken, walau belum sama makan” (Tiga Puluh Ribu itu cukup tidak cu kupnya dicukup-cukupkan, walau belum sama makan), ungkap Tukiyem sembari mengangkut pasir. Ibu enam anak ini tetap bersemangat bekerja di proyek FBS UNY. Dia me ngatakan ia bekerja demi anaknya yang kini telah masuk ke pondok. Kalau di kalkulasi ia harus mengeluarkan paling tidak Lima Ratus Ribu Rupiah untuk si anak bungsunya tersebut. Belum lagi untuk keluarganya yang lain. Ia me ngerahkan beberapa anaknya untuk ikut bekerja juga di proyek UNY ini. “Beberapa anak saya juga ikut bekerja sini” ungkap Tukiyem. Selain untuk membiayayai anaknya, uang tersebut ia gunakan untuk berobat suaminya yang sedang sakit. “Bapak di rumah sedang sakit jadi saya yang bekerja di sini,” ungkap Tukiyem. Lebih lanjut wanita ini berujar, saat ditanya siapa yang mengurus rumah. “Ya mau tidak mau walaupun sakit bapak juga yang mengurus rumah,” jawab Tukiyem. Maulida M. Nugroho Dwi, Ody, Hoho, Sari
9
resensi
BANG TOYIB MASA KINI Artist/Band Tahun Rilis Genre Label
Bang Toyib Bang Toyib Mengapa tak pulang pulang Anakmu-anakmu Panggil panggil namamu Bang Toyib Bang Toyib Kapankah abang kan pulang Anak-anakmu Rindu ingin bertemu Bang Toyib bang Toyib
S
VS
iapa yang tak kenal dengan grup band Wali. Wali adalah grup band yang berasal dari Blora. Grup yang berdomisili di Ciputat Timur, Tangerang Selatan ini dibentuk pada tahun 1999. Anggotanya terdiri dari 5 personel. Ta hun ini Wali menelurkan album yang diberi nama “Aku Bukan Bang Toyib.” Lagu ini sekaligus juga menjadi hits pertama mereka. Ini merupakan album ketiga Wali Band yang diluncurkan bu lan Juni 2011. Seperti Band pada umumnya, Wali juga mempunyai ciri khas tertentu, pada musik-musik yang dimainkannya. Lirik lagunya juga terkesan mendayu. Setiap lirik lagu mengandung makna tersendiri. Ada pesan yang tersirat pada setiap syairnya, yang hendak disampai kan pada pendengar. Dalam lagu “Aku Bukan Bang Toyib,” dikisahkan bagaima na perjuangan seorang kepala keluarga untuk kesejahteraan keluarganya. Syair lagu ini seolah seperti tuturan yang di sampaikan pada seseorang. Selain itu melalui lagu ini Wali ingin meyakinkan bagaimanakah sosok yang bertanggung jawab itu. Bentuk tanggung jawab dalam lagu tersebut diwujudkan melalui aktivi 10
: Wali : 2011 : Pop : Nagaswara
Aku lagi sibuk sayang Aku lagi kerja sayang Untuk membeli beras dan sebongkah berlian Sayang aku bukanlah bang toyib Yang tak pulang-pulang Yang tak pasti kapan dia datang Sabar Sayang sabarlah sebentar Aku pasti pulang Karena aku bukan, aku bukan bang toyib tas bekerja untuk mencari sesuatu yang menunjang kelangsungan hidup. Sebagai pembandingnya Wali men contohkannya dengan tokoh Bang Toyib, yang dinyanyikan oleh Ade Irma. Keti ka Ade Irma menembangkan lagu ini, dia seakan mencurahkan isi hati ten tang kepergian suam i yang tak kunjung kembali. Melalui lagu ini Ade seolah berusaha menggambarkan kerinduan sang anak, yang dalam syair diwujudkan dalam bentuk memanggil-manggil nama sang ayah. Secara tidak langsung yang tertanam dalam benak masyarakat, to koh bang toyib dianggap menelantarkan keluarganya. Pesan senada juga disampaikan Wali dengan lagu “Yang Penting Halal.” Beda nya, lagu ini menekankan pada konsep halal yang berarti diizinkan. Maksudnya apa yang dihasilkan diperoleh dengan jalan yang baik. Selanjutnya dalam lagu Setia, Jujur, dan Taqwa (Sejuta), mengandung pesan yang menarik untuk disimak. Harapan yang disampaikan dalam setiap syairnya sama dengan judul lagu tersebut. Dalam hal ini, Wali hendak menuturkan bahwa penampilan luar tidak begitu berarti
tanpa didukung kesetiaan, kejujuran, dan ketaqwaan. Wali menggambarkan penampilan luar mencakup kecantikan paras dan limpahan harta. Lain halnya dengan lagu “Sayang Lahir Batin,” objek yang dijadikan sa saran perempuanlah namanya. Hanya saja dalam menyayangi si perempuan, Wali masih mengkaitkannya dengan na ma Tuhan. Begitu juga dengan Lagu yang ber judul “Doaku Untukmu Sayang.” Lagilagi lagu ini memuja nama perempuan, hingga rela melakukan apa saja untuk wanita. Apa yang diinginkan si wanita akan dipenuhi. Rasa sayang yang ditun jukkan dengan cara-cara yang diung kapkan dalam lagu tersebut terkesan berlebihan. Belum lagi membawa-bawa nama surga. Lagu “Langit Bumi,” juga tak kalah berlebihan dalam menyayangi wanita. Sampai-sampai rela memberikan seluruh hidup. Lalu ujaran dalam lagu ini dilan jutkan dengan permohonan pada sang wanita untuk tidak meninggalkannya, karena tanpa wanita dan belaiannya dia tidak bisa hidup. Tidak sampai disitu, wanita yang disayangi tersebut bahkan disamakan dengan Langit dan Bumi. Sementara dalam lagu “Aku Tidak Ma lu,” intinya bercerita tentang kehidupan yang hidup apa adanya dan keyakinan akan pertolongan Tuhan. Album yang dilahirkan Wali kemung kinan tidak terlepas dari latar belakang kehidupan yang pernah dilalui perso nelnya. Semua personil band ini adalah lulusan pesantren dan sebagian dianta ranya merupakan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Walaupun begitu album "Aku Bukan Bang Toyib" ini tidak hanya memuat lagu yang bersifat religius. Akan tetapi juga lagu yang bertema cinta dengan mengagungkan nama perempuan dan dikemas dengan nama Tuhan. Hal ini seolah seperti mencari pembenaran dan perlindungan bahwa sah-sah saja, men dewakan wanita, asal Tuhan tahu akan hal itu. Namun begitu, dengan menem patkan wanita sebagai dewa, secara tidak langsung, hanya akan menjeremuskan wanita untuk dilabeli sebagai objek yang menyesatkan. Karena masyarakat sering kali menganggap tergila-gila pada wanita bisa membuat pria lupa akan daratan. Yulinda R . Yoshoawini
edisi iv | oktober 2011
wacana
MELIRIK MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA
D
i mana ada kehidupan manu sia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980). Pendidikan menjadi penyangga kehidupan suatu bangsa. Pendidikan merupakan keha rusan, karena sebagai upaya me manusiakan manusia dan upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensimanusia. Menu rut Soedomo (1990:30), pendi dikan selalu dipegang dan dicer mati oleh kalangan pendidikan, baik gejala maupun upayanya. Pendidikan mempunyai kom ponen seperti pendidik, peser ta didik, dan tujuan pendidik an. Ketiganya berkaitan secara fungsional dan saling terpadu. Dalam prakteknya, tentunya tak jauh-jauh dari pelaksanaannya di lapangan yang masih mengalami hambatan. Jika diamati, hal ter sebut dapat mempengaruhi mutu pendi dikan itu sendiri, yang dapat kita jadikan koreksi. Pendidikan pun tak bersih dari korup si. Korupsi terjadi di semua tingkatan, dari Kementrian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan, hingga Sekolah. Di nas Pendidikan telah menjadi institusi paling korup dan penyumbang koruptor pendidikan terbesar dibandingkan insti tusi lainnya. Hal ini berdasarkan panta uan dari Indonesian Corruption Watch (ICW). Sungguh memalukan. Masih banyak sekolah yang rusak dan belum berstandar nasional. Padahal kegiatan belajar mengajar lebih kondusif
jika keberadaan sarana dan prasarananya lengkap, aman, dan nyaman. Mendiknas, M.Nuh mengatakan bahwa sekitar 11% dari 900 ribu sekolah rusak, tersebar di Indonesia. Seperti ruang kelas yang
dengan tenaga kependidikan, kualitas guru, kurikulum pengajaran, dan metode pembelajaran. Disamping itu bahan ajar, alat bantu pembelajaran, dan manaje men sekolah juga berpengaruh. Meskipun begitu, guru meru pakan faktor determinan dalam menentukan tinggi-rendahnya mutu pendidikan. Jumlah guru di Indonesia saat ini sebanyak 2,7 juta. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta atau 57,4% di antaranya, belum berkualifika si sarjana atau diploma empat (S1/D4). Hal ini berpengaruh pada kemampuan mengajar, pe nguasaan materi pelajaran, dan metodologi pengajaran. Selain itu, banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. Ini Rohhaji | Expedisi jelas dapat menurunkan mutu pembelajaran. tidak layak pakai. Sebagai manusia terdidik, semestinya Selain itu, keberadaan komputer yang kita sadar untuk meneruskan perjuangan ada di sekolah masih jauh dari cukup. dalam memperbaiki kekurangan tersebut. Untuk belajar Teknologi Informasi Ko Campur tangan dari berbagai pihak, akan munikasi (TIK) secara nasional, belum sangat membantu pendidikan nasional memenuhi target. Perbandingannya ada ke arah yang lebih baik. Peningkatan lah satu komputer untuk 2.000 siswa. mutu pendidikan amat penting guna Padahal target Kemendiknas adalah satu melahirkan lulusan yang berkualitas. komputer untuk 20 siswa pada tahun Selain itu, juga disertai dengan standar kompetensi tinggi, sehingga siap meng 2015. Mutu pendidikan di Indonesia masih hadapi kompetisi global. Pendapat ini rendah, dibandingkan dengan negara- disampaikan oleh Amich Alhumami, negaraASEAN. Indonesia ada pada uru peneliti sosial Direktorat Agama dan tan ke-112 dari 175 negara. Hal ini ber Pendidikan, Bappenas. Triana Sari Fadhilah dasarkan laporan Human Development Jurnalis Expedisi Index (HDI) tahun 2003. Isu ini terkait
(LINDA)
oktober 2011 | edisi iv
11
eksprespedia
Merekam peradaban Lewat Quipu
B
angsa Inka merupakan bangsa de ngan peradaban yang mengagum kan. Selain situs Machu Picchu yang diklasifikasikan UNESCO sebagai warisan dunia, bangsa besar ini memili ki keunikan lain. Salah satunya adalah Quipu. Quipu yang dalam bahasa Quechua (bahasa Inka Kuno) berarti simpul ta li ini, merupakan simpul-simpul tali berwarna-warni. Pada quipulah bangsa Inka mencatat segala hal yang mereka lakukan. Mulai dari pencatan kalender, jumlah hewan ternak, sampai aturan-atu ran dalam hidup bermasyarakat. Bangsa Inka kuno tidak memiliki sistem penuli san atau abjad resmi seperti pada pera daban bangsa lain. Dokumentasi orang Inka ini, sangat mengagetkan bangsa Spanyol, saat tiba di wilayah kekuasa an Inka. Bagaimana bisa bangsa yang telah lama memimpin Amerika Selatan (1100-1532), bisa mengatur kerajaannya dengan baik hanya dengan menggunakan tali untuk merekamnya. Hal ini diung kapkan oleh Hiram Bingham, seorang penjelajah yang menemukan reruntuhan
12
Machu Piccu pada tahun 1911. Quipu terdiri dari simpul-simpul tali dengan warna dan ketebalan yang berbeda di tiap simpulnya. Warna dan ketebalan ini memiliki makna tersen diri sesuai dengan kebutuhannya. Se bagai contoh, untai kuning pada quipu, menggambarkan jagung sebagai hasil perkebunan utama, kuning keemasan menggambarkan emas, sebagai hasil tambang. Pada simpul-simpul bersu sun dalam pencatatan populasi, simpul pertama mewakili populasi pria, yang kedua mewakili populasi wanita dan yang ketiga mewakili populasi anak-anak. Tak hanya itu, quipu juga digunakan untuk menghitung jumlah persenjataan bang
sa Inka. Jumlahnya disesuaikan dengan posisi simpul, semakin keatas berarti jumlahnya semakin besar. Orang-orang yang membuat Quipu disebut dengan Quipucamayocs, yang dalam bahasa Quechua berarti akuntan kekaisaran. Quipucamayocs tersebar di semua wilayah kekuas aan Inka. Hal ini terjadi karena setiap tahun harus ada pencatatan tentang keadaan masyara kat di seluruh negeri. Selain menca tat segala urusan pemerintahan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat, Quipucamayocs juga bertugas merekam keterangan mengenai hubungan luar negeri kerajaan Inka.. Para Quipucamayocs juga mampu membaca dan memahami quipu yang di buat oleh generasi terdahulu. Bila masya rakat ingin mengetahui sepenggal sejarah tentang pendahulunya, mereka meminta para Quipucamayocs untuk membacakan quipu yang bersangkutan. Hal ini me nunjukkan bahwa Quipucamayocs juga seorang penyampai sejarah yang baik. Maria MR Fernandez Dari berbagai sumber
edisi iv | oktober 2011