EDISI PASCA PEMILWA 2011
EXPEDISI B U D AYA
KRITIS
Maulida | Expedisi
MEMBANGUN
Rabu (21/12) Pertemuan ketua BEM se-universitas UNY yang dimediasi pihak rektorat
FIP dan FBS Boikot Pemilwa KM Pemilwa yang didasari pada Anggaran Dasar yang masih cacat, membuat BEM FIP dan FBS mengambil tindakan memboikot Pemilwa Keluarga Mahasiswa.
S
enin (19/12), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan BEM Fakul tas Bahasa dan Seni (FBS) memboikot pemilwa dalam Pemilihan Umum Ma hasiswa (Pemilwa) Keluarga Mahasiswa (KM) 2011. Aksi boikot ini merupakan tindak lanjut dari Anggaran dasar KM yang tidak diterima oleh kedua BEM fa kultas tersebut. Baik BEM FIP maupun BEM FBS sama-samabersepakat bahwa AD KM UNY masih memiliki kecacatan yang harus dibenahi sebelum pemilwa yang akan menghasilkan ketua KM UNY 2011 terlaksana. Ketua BEM FBS 2011, Ikhwanul Habibi mengatakan bahwa aksi boikot ini sudah dikomunikasikan pada pihak ketua KPU FBS. “Pada pagi hari sebelum
diadakannya pemilwa KM, saya langsung menghubungi ketua KPU FBS dan men jelaskan duduk perkaranya. Lalu kita bersepakat untuk boikot.” Hal berbeda terjadi pada aksi boikot di FIP. Ketua KPU FIP, Mika Hariyani mengungkapkan tidak ada komunikasi soal pemboikotan ini. “Saya tidak tahu soal aksi pengama nan (pemboikotan-red.) itu, posisi saya waktu itu masih dalam perjalanan dari kampus wilayah,” ungkapnya. Pemboi kotan secara bersamaan oleh dua BEM fakultas ini diungkapkan Habibi sebagai hasil kesepakatan yang sudah dipertim bangkan oleh kedua BEM Fakultas. Mediasi oleh Rektorat Aksi boikot oleh kedua BEM fakultas ini dibicarakan dalam sebuah pertemu
an yang dimediasi oleh pihak rektorat, Rabu (21/12) bertempat di ruang sidang lantai 2 sayap timur gedung Student Center. Maksud dari pertemuan ini ada lah untuk memediasi tuntutan BEM FIP (hasil forum di BEM FIP tanggal 19 Desember’11). Tiga tuntutan itu antara lain: 1) Hasil Konferensi Mahasiswa; 2) Pola pelaksanaan pemilwa; 3) Bukti fisik kinerja Tim 7. Forum ini dihadiri oleh ketua KPU, Tim 7, ketua BEM semua fakultas, ketua Dewan Perwakilan Ma hasiswa (DPM) semua fakultas, Prof. Dr. Jumadi, Drs. AM. Susilo Pradoko, M.Si sebagai staf ahli Wakil Rektor III dan Wedho Chrisna, Kepala Bagian Kemaha siswaan UNY, selaku jajaran rektorat. Pihak BEM FIP dan FBS banyak mempertanyakan bukti fisik kerja Tim
sentra
2
disampaikan setelah semuanya hampir selesai? Ibarat buah, itu kan tinggal pa nen saja,” ujar Khanifah ketika ditemui seusai pertemuan. Penolakan Hasil Pemilwa Buntut dari perdebatan terkait sis tem KM yang dianggap cacat, BEM FIP dan FBS mengungkapkan se cara gamblang penolakan mereka atas hasil pemilwa. Seperti yang diungkapkan Ali Wafa Mukhtar, ketua BEM FIP bahwa BEM FIP menolak hasil pemilwa dari anggaran dasar yang sudah bermasalah. Wafa men amb ahk an bahw a bila hasil pemilwa ini te tap diakui, maka lem baga yang akan berdiri nanti (KM) bukan tidak mungkin 5-6 tahun ke depan bisa dibekukan. Ikhwanul Habibi selaku ketua BEM FBS sep akat den gan hal tersebut, “Jika kawankawantetap bersikeras mengakui hasil pemilwa ini, ya monggo. Yang jelas, kami (FBS) tidak akan mengakui keberad aan KM, sikap kami kan menolak, jadi apa pun yang dilakukan KM, kami menganggap itu tidak ada.” Habibi menambahkan bahwa BEM FBS sudah menganggap sistem ini salah dan tidak akan meng hormati kesalahan itu. Di akhir pertemuan ini, selain ketua BEM FIP dan BEM FBS yang menyata kan penolakannya pada hasil pemilwa KM 2011, Wahyu Panca, ketua KPU mengungkapkan bahwa dia setuju akan adanya amandemen anggaran dasar KM, namun menolak jika hasil pemilwa tahun ini tidak akan dipakai. “Bolehlah jika AD KM ini diamandemen, tapi jangan sampai mempengaruhi kinerja KPU,” ungkapnya. Disepakati Dua Keputusan Hingga pertemuan ini berakhir pa da pukul 16.40, telah dihasilkan dua keputusan terkait pemilwa KM 2011. Keputusan pertama adalah AD KM di amandemen. Sementara keputusan ke dua, hasil Pemilwa KM 2011 sah, tapi FIP dan FBS menolak. Meski begitu, Wafa masih merasa pertemuan ini belum menghasilkan apa pun juga, “Pertemuan ini belum menghasilkan apa-apa. Kami akan tetap pada keputusan awal untuk tidak menghormati keberadaan KM dari
Maulida | Expedisi
7 selama ini. Mereka juga menyodorkan 46 analisis AD KM yang poin kecacatan menurut pihak BEM FIP dan FBS yang turut serta menyepakati. Poin-poin itu terdiri dari anggaran dasar, struktur KM, dan konferensi mahasiswa. Adapun poin pertama tentang angga ran dasar, terdapat analisis dari delapan BAB ketentuan di AD yang diperma salahkan, antara lain BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan, BAB II tentang Konferensi Mahasiswa, BAB III tentang Kekuasaan Legislatif, BAB IV tentang Kekuasaan Eksekutif, BAB V tentang Kekuasaan Kehakiman, BAB VI ten tang Suksesi Lembaga Kemahasiswaan, BAB VII tentang Hal Keuangan, BAB VIII tentang Keanggotaan, serta struktur organisasi KM sendiri. Pada poin kedua adalah tentang struktur KM, BEM FIP mempertanya kan tentang struktur KM yang hanya mengakui BEM KM, DPM KM, BEM KMF, DPM KMF serta HIMA, tanpa menyebutkan UKM di dalamnya. BEM FIP menyebutnya sebagai disintegrasi mahasiswa karena dengan tidak dima sukkannya UKM dalam struktur KM, maka UKM bebas mengadakan ospek atau pengenalan kampus sendiri. Pada poin ketiga yaitu tentang kon ferensi mahasiswa. Pada subpoin no mor empat bagian ini dipertanyakan “Mengapa UKM UNY tidak dilibatkan dalam Konferensi Mahasiswa?” Dengan demikian, BEM FIP merasa KM sudah menunjukkan adanya upaya perang terbuka dengan UKM. BEM FIP me nganggap bahwa konferensi mahasiswa merupakan kegiatan yang dipaksa untuk dilaksanakan sebagai salah satu bentuk “legalitas semu” sistem KM. Sel ak u koo rd in at or Tim 7, Siti Khanifah menjelaskan apa saja yang dilakukan Tim 7 serta menanggapi semua sanggahan BEM FIP. Ia mengungkapkan bahwa aksi boikot yang dilakukan oleh BEM FBS dan FIP merupakan hal yang bisa dibenarkan. “Saya pikir itu hak me reka. Mereka sudah punya alasan untuk itu, jadi kita hargai. Kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk menerima, ha rus sama dengan kita, harus sepakat,” tambahnya. Hal yang menjadi masalah bagi Khanifah ialah kedua fakultas tersebut tidak melakukan penolakan dan penilaian terhadap AD sejak awal. “Yang disayang kan itu adalah kenapa mereka berdua tidak datang di Konferensi kemarin? Sebenarnya sangat bagus sekali tindakan mereka, tapi tindakan itu kenapa baru
Rabu (21/12) Khanifa, koordinator Tim 7
hasil pemilwa ini.” Menanggapi hasil pembicaraan pada pertemuan kali ini, Siti Khanifah me ngungkapkan bahwa penolakan kedua BEM fakultas ini merupakan hak me reka. “Mereka memiliki alasan untuk menolak dan kami menghargai. Kami tidak bisa memaksakan mereka untuk sepakat dengan kami,” ungkap Khanifah usai pertemuan. Ditanya terkait langkah selanjutnya, Habibi kembali menekankan bahwa jika hasil pemilwa ini dianggap sah dan BEM KM diakui keberadaannya, FBS tetap tidak akan mengakui keberadaannya. Habibi menambahkan bahwa keputusan untuk menolak ini sudah dirapatkannya dengan ketua ormawa FBS, baik itu Hima maupun UKMF. “Jam 9 sampai jam 1 siang tadi saya menggelar rapat soal penolakan ini dengan ketua-ketua ormawa FBS, kecuali DPM karena ketu anya merupakan bagian Tim 7, dan kami menyepakatinya,” jelas Habibi. Untuk sikap FBS ke depan, Habibi meyakini tidak akan ada perubahan si kap dari penerus di BEM FBS. “Tahun depan saya masih akan bertindak sebagai Dewan Penasihat Organisasi (DPO) dan saya akan mengarahkan mereka untuk tetap konsisten dengan sikap ini.” Maria M.R Fernandez Dwi, Lida, Linda, Odi
edisi PASCA pemilwa | desember 2011
INFO pemilwa Debat Antar Calon Sebelum Pemilwa FBS FBS mengadakan acara Debat Pasangan Calon BEM FBS 2012 (20/12). Acara ini diadakan oleh KPU FBS UNY. Anung selaku MC pada acara tersebut menyampaikan bahwa acara tersebut diselenggarakan agar dapat memberikan gambaran kepada masyarakat FBS terkait visi misi calon ketua dan wakil dengan harapan memilih dengan bijak dan objektif. Senada dengan Gilang, mahasiswa PBSI 2011, “Harapanku, dengan ini masyarakat dapat mengetahui pasangan calon, kemudian dapat memilih secara objektif dan cerdas.” Setiap acara yang diadakan terdapat nilai positif dan negatif. “Dari segi positif, para peserta bisa mengenal para pasangan calon lewat pertanyaan dari panelis, sedangkan sisi negatifnya,
keadaanya jadi tidak kondusif, seperti ada perpecahan antar jurusan yang diusung oleh kedua pasangan calon,” ungkap Gilang yang menyempatkan datang pada acara tersebut karena ingin mengenal kedua calon pasangan. Pemilwa FBS (22/12) mendapat respon positif dari masyarakat FBS. “Saya mau memilih, karena ketua BEM yang terpilih adalah wakil saya, penampung aspirasi saya. Kalau saya tidak memilih, saya tidak bisa angkat bicara untuk FBS,” kata Gilang menanggapi soal Pemilwa. Ade
Tunda Pemilwa karena KKL SENIN (19/12) agenda Pemilwa Fakultas Ilmu Sosial sedikit mengalami masalah terkait penundaan pelaksanaan pemungutan suara yang dikhususkan pada Jurusan Geografi. “Karena sedang
editorial
Ody
MAhasiswa BICARA
Tunda Pemilwa Daripada Tergesa-Gesa PEM IL IH AN Umum Mah as isw a (Pemilwa) 2011 penuh dengan per masalahan. Berawal dari struktur or ganisasi baru, peraturan baru, sistem pemilwa baru. Keluarga Mahasiswa (KM) inilah nama organisasi mahasis wa UNY yang menggantikan Republik Mahasiswa (ReMa) bentukan tahun 2004. Pintu gerbang kepengurusan KM tahun ini berawal dari pemilwa, baik di tingkat universitas maupun di tingkat fakultas. Mengingat pemilwa tahun 2010 yang bisa dikatakan “Kegagalan Pemil wa Jilid I”, maka untuk tahun ini bisa dikatakan sebagai “Kegagalan Pemilwa Jilid II”. Perbedaannya, pemilwa tahun 2010 disebabkan oleh sengketa antara peserta pemilwa dengan KPU, sedang kan pemilwa tahun 2011 disebabkan oleh sengketa dari beberapa fakultas dengan pihak Tim 7 dan juga KPU. Imbasnya pun berbeda, tahun lalu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ReMa dibekukan selama satu tahun, sedang KM, anggotanya tidak lengkap. Penyebabnya adalah ada dua fakultas, yakni Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
melaksanakan KKL dan itu diikuti dua angkatan, mereka akhirnya terpaksa harus melakukan pencoblosan hari Selasa besok,” ujar Erzi Priyanka, wakil ketua Panwaslu FIS yang ditemui seusai penutupan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Erzi menambahkan bahwa di FIS tidak begitu mengalami permasalahan lain terkait teknis pelaksanaan pemilwa kali ini, hanya saja afsmosfer persaingan terasa begitu panas tatkala banyak dari calon ketua BEM fakultas, maupun Hima yang saling melaporkan tindak kesalahan yang dilakukan oleh pihak pesaingnya. Untuk TPS, FIS menyediakan 13 tempat berbeda dalam proses pencoblosan. Setelah melakukan perhitungan surat suara, akhirnya diketahui pasangan Wahyu Imam Satria dan Wahyu Rusdiyanto ditetapkan sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FIS
Beli Kucing dalam Ransel
dan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menolak pemilwa dan hasilnya. Alasan mereka sama, yaitu Anggaran Dasar sebagai hukum dasar KM masih menga lami tambal sulam. Sehingga, pemilwa tahun ini tidak berdasar pada hukum dasar yang disepakati bersama oleh konstituen UNY, yakni FBS dan FIP. Kedua fakultas ini sepakat un tuk menolak pemilwa dan hasilnya. Ikhwanul Habibi, Ketua BEM FBS menyatakan bahwa BEM FBS tidak mengakui keberadaan KM dan tidak akan mengikuti segala kegiat an yang dilakukan oleh KM. Namun, ia menya takan akan ikut mengawal dan meng kritik kebijakan yang dianggap kurang baik oleh BEM KM UNY. Hal itulah yang merupakan bentuk kegagalan Pemilwa 2011 yang belum bisa memberikan struktur organisasi yang lengkap. KM bukan sebuah lem baga yang hanya terdiri dari BEM, DPM tingkat Universitas, tapi juga Fakultas, bersama Himpunan Mahasiswa seluruh universitas. Jika tidak lengkap, tentu tidak bisa dinamakan KM. Redaksi
PEMILWA kali ini lebih semarak dan dapat dilihat dari antusiasme mahasiswa FBS. Hendaknya, kampanye dengan kata-kata yang terlalu sarkasme atau pancingan-pancingan konflik kata-kata tidak lagi muncul. Hal ini mengurangi kesantunan mahasiswa FBS. KPU Fakultas dan jurusan kurang terkoordinasi sehingga TPS-nya tersebarsebar. Sosialisasi tentang pencalonan anggota DPM sangat kurang. Seperti membeli kucing dalam ransel gunung. Andika Rahmadi Putra Mahasiswa PBI 2007
Calon Tunggal Kurang Asyik PEMILWA sekarang tidak asyik karena calon ketua BEM universitas tidak ada saingannya. Kalau tidak ada saingannya, buat apa Pemilwa Universitas masih diadakan? Tindakan ini hanya buangbuang uang saja. Mungkin ini merupakan hal yang memalukan terkait kinerja KPU. Semoga KPU tahun depan bisa lebih baik. Iping Mahasiswa PJKR 2009
Pimpinan Proyek Dwiningsih Afriati | Sekretaris Maria M.R. Fernandez | Bendahara Triana Sari Fadhilah | Redaktur Pelaksana Ade Rakhma Novita Sari | Redaktur Ade, Ody, Ratih, Suli | Reporter Dwi, Lida, Linda, Odi, Ratih | Redaktur Foto Maulida M. Nugroho | Artistik Rohhaji Nugroho, Irawan Sapto Adi | Produksi Irawan Sapto Adhi | Iklan Ferlynda Putri S. | Sirkulasi Sulyanti | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline.com Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
desember 2011 | edisi PASCA pemilwa
3
PERSEPSI
Sosok Pemimpin Harapan Kita
P
emilihan umum maha siswa (Pemilwa) me rupakan ajang belajar demokrasi bagi mahasiswa. Dalam pemilwa, banyak nilai -nilaidemokrasi yang dapat dipelajari mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam hal berpolitik. Pemilwa me nawarkan hak untuk dapat memilih dan dipilih seba gai wakil-wakilmahasiswa, baik secara legislatif maupun eksekutif. Senada dengan pendapat Ramlan Surbakti tentang pe milu yang merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif, serta me milih pemegang kekuasaan eksekutif (2010:226). Namun dalam pesta demo krasi untuk mahasiswa, banyak yang belum menyadari mengenai arti penting budaya demokrasi. Hal ini terbukti di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam penyelenggaraan pemilwa pada tanggal 19 Desember 2011 kemarin, Ko misi Pemilihan Umum (KPU) UNY hanya mencetak surat suara setengah dari jum lah seluruh mahasiswa yang aktif, yakni dari 30.163 orang dan hanya kurang dari tiga perempat dari seluruh mahasiswa yang menggunakan hak suaranya. Dengan demikian, muncul banyak pertanyaan, mengapa pemilwa menjadi momok yang tidak menarik bagi mahasis wa? Banyak alasan terkait hal tersebut, di antaranya adalah tidak langsung terkait dengan diri mereka sebagai mahasiswa, tidak ada manfaatnya, dan hal terpenting
4
sebuah organisasi, lalu apa jadinya jika pemim pin dilahirkan oleh sistem yang salah? Sosok seperti apa yang dapat kita an dalkan sebagai pemimpin umumnya di negara kita dan khususnya di UNY? Ketika bicara mengenai pemimpin yang ideal, hal itu masih menjadi misteri bagi negara kita. Wal aup un ban yak kebanggaan dan kekece waan yang menyelimuti sebagian warga kampus yang berpartisipasi dalam pemilwa di UNY. Akan tetapi, tidak da pat dipungkiri bahwa kini telah lahir sosok pemimpin. Dengan berakhirnya masa kampanye dan pemilwa ini, mun cul segunung tanggung jawab menanti mereka yang memenangkan panggung pemilwa. Para pemenang dinanti dengan janji-janjimanis mereka ketika kampa nye. Janji yang seharusnya bukan hanya untuk mereka yang mendukung, tetapi juga mereka yang kontra. Pemenang pemilwa bukan hanya unt uk sekedar menjadi pemimpin struktural, namun juga menjadi pemimpin kultural. Jangan hanya menjadi sebuah struktur yang kaku. Pemimpin yang diharapkan adalah yang mampu melihat pluralisme di kampus, merangkul semua golongan, bahu-membahumemajukan kampus, dan tidak mementingkan kepentingan golong an di atas kepentingan umum. Pemimpin inilah yang ditunggu oleh mahasiswa. Maju dan tetap semangat!
Repro. Rohhaji | Expedisi
adalah karena sosok calon yang tidak mereka kenali, dan bahkan tidak tahu. Jadi, mengapa harus memilih kalau ca lon saja tidak dikenal? Sosialisasi masih dirasa kurang. Seperti biasa, setiap tahun pasti ada saja masalah yang timbul terkait dengan pemilwa, khususnya di UNY. Sama se perti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini juga tidak lepas dari kontroversi. Hal paling menonjol tahun ini adalah tentang sistem pemilwa tahun 2011 yang dinilai sebagian orang sebagai sistem yang ru sak hingga ada fakultas yang menolak pemilwa. Jika sistem saja sudah rusak, ba gaimana bisa menghasilkan pemimpin yang diharapkan seperti impian kita? Bukankah pemimpin itu adalah seseo rang yang mampu memimpin dan dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya? (Miftha Thoha, 1983:255) Begitu besar peran pemimpin dalam
Sulyanti
edisi PASCA pemilwa | desember 2011