EXPEDISI EDISI V MARET 2017
MEMBANGUN
B U D AYA
Sistem Asuransi UNY Belum Maksimal Dua tahun sudah semenjak UNY memutuskan mengelola dana asuransi secara mandiri. Sosialisasi yang kurang membuat para mahasiswa tidak mengetahui adanya asuransi.
KRITIS
SURAT PEMBACA Membangun Kompetensi Kerja dalam Ormawa Organisasi mahasiswa (Ormawa) di UNY beraneka ragam. Dimulai dari Hima, BEM, DPM serta UKM. Berbagai organisasi tersebut diharuskan memiliki komitmen untuk membangun mahasiswa UNY sebagai tenaga kerja terdidik dan berkompeten di bidangnya masingmasing, sesuai jurusan yang diambil. Mahasiswa UNY diharuskan dapat menjadi bagian dari jumlah sarjana yang terserap dalam kesempatan kerja. Untuk mendukung hal tersebut, Or mawa diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak kemahasiswaan, dalam upaya membentuk keahlian mahasiswa. Kegiat an kuliah dalam kelas hanyalah se bagian kecil langkah untuk membangun kompetensi kerja mahasiswa. Langkah yang juga penting dan sangatlah penting adalah membangun peradaban kegiatan
Ormawa yang memiliki kurikulum dan si labus beresensi. Oleh karena itu, setelah mendapatkan gelar sebagai sarjana ma hasiswa sudah ahli di bidangnya, kare na sudah terlatih dan terdidik melalui kegiatan organisasi kampus khususnya di UNY. Iqbal Setiawan Kepala Departemen Jaringan BEM FE 2017
UKT dan Segala Permasalahan nya Uang Kuliah Tunggal (UKT) memang menjadi permasalahan yang selalu mun cul setiap semester. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya mendatangi Wakil Rektor II. Langkah yang saat itu diambil oleh pihak birokrasi ialah me nyetujui adanya pengangsuran UKT dan perpanjangan pembayaran UKT. Hal tersebut memberikan peluang bagi beberapa mahasiswa yang terancam cuti,
EDITORIAL Sosialisasi Tidak Maksimal, Klaim Dana Sedikit BERPINDAHNYA pengelolaan kebi jakan asuransi di UNY, dari perusaha an asuransi Indolife menjadi dikelola sendiri memberikan angin segar bagi kampus. Diharapkan semenjak per pindahan tersebut UNY tidak menga lami banyak kerugian. Pasalnya, saat bekerja sama dengan Indolife, UNY harus membagi dua sisa premi yang tidak diklaim. Perubahan peraturan tersebut ber landaskan pada Peraturan Nomor 03 tahun 2015 tentang Dana Kesejahte raan Kesehatan Mahasiswa yang telah ditetapkan pada tanggal 2 Maret 2015. Peraturan baru tersebut membuat aturan klaim lebih fleksibel dan tidak terkesan ketat. Syarat klaim yang singkat kemudian berdampak pada semakin cepatnya dana cair. Hal terse but diungkapkan oleh Akhir Yuliana, mahasiswa Ilmu Sejarah, yang sempat klaim dana pada 2016 lalu. Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. sela ku Wakil Rektor (WR) III menjelaskan bahwa bedanya pegelolaan asuransi dulu dan sekarang adalah mengenai dana sisa klaim yang sepenuhnya milik UNY, tidak dibagi dua. Hal ter sebut tentu sangat menguntungkan pihak UNY. Namun, perlu diingat oleh pihak birokrat agar dana sisa harus
2
dikelola dengan sebaik-baiknya guna membangun UNY yang lebih baik lagi. Sayangnya, pihak birokrat tidak melibatkan mahasiswa dalam sosiali sasi mengenai dana yang menyangkut kesejahteraan mahasiswa. Hal ter sebut diamini oleh Zaky Mubarok Izzudin selaku ketua BEM UNY 2016. Ia mengungkapkan bahwa ia sempat diberitahu mengenai asuransi keseha tan UNY, tetapi setelahnya ia tidak tahu apa pun oleh pihak birokrat. Pihak kemahasiswaan mengatakan sosialisasi sudah dilakukan di internal UNY melalui masing-masing kaprodi karena kaprodi dianggap lebih dekat dengan mahasiswa. Kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang belum tahu mengenai dana kesejahteraan ini. Seperti yang dikatakan Akhir bahwa proses pencair an memang cepat tapi banyak temannya yang belum meng etahuinya. Seharusnya pihak birokrat meli batkan mahasiswa dalam proses so sialisasi. Pihak birokrat juga harus memb angu n sin erg i yang bagus dengan mahasiswa Agar dana asu ransi tersebut benar-benar berman faat dan berguna bagi kesejahteraan mahasiswa. Redaksi
karena pada hari itu adalah dua hari menjelang penutupan pembayaran UKT. Kabar baik lainnya adalah, pada tahun 2017 ini Menristekdikti berkata bahwa para rektor tidak boleh menaikkan UKT dengan alasan apapun. Kepada ma hasiswa, jujurlah dalam pengisisan data UKT karena akan berimbas pada kawankawan lainnya. Kepada mahasiswa lama, jangan menginstruksikan ketidakjujuran pada calon mahasiswa baru. Thifli Habibi Nur Salim Nava Ketua BEM KM UNY 2017
Mahasiswa, Agen Perubahan Bangsa Kini krisis multidimensi menampakkan diri. Berbagai krisis terjadi di pelosok negeri, mulai dari krisis politik, ekonomi, budaya, pendidikan, sosial, juga moral mulai menghantui. Perlulah kita mengingat kembali potensi seo rang pemuda seperti yang disampaikan Bung Karno. Pemuda sudah selayak nya mengambil peran dalam kehidupan berbangsa. Sebab, setiap perubahan yang terjadi selalu dikaitkan dengan campur tangan pemuda. Demi mengatasi krisis multidimensi yang ada, seorang pemuda harus bisa mengisi perannya sebagai agen perubahan bangsa. Mahasiswa sudah selayaknya ikut berjuang dalam mengatasi berbagai krisis yang terjadi di negeri ini. Memang, setiap mahasiswa mempunyai jalannya sendiri dalam berjuang, entah dengan turun ke jalan, fokus meningkatkan IPK, mengikuti berbagai macam perlombaan, dan lain sebagainya. Sejatinya itu semua sarana untuk berjuang. Darul Hamim Mahasiswa PGSD 2014
SEMPIL + Yang lebih dekat dengan mahasiswa adalah Ka prodi sehingga keputusan tersebut adalah yang terbaik - Nyatanya banyak mahasiswa belum tahu asuransi di UNY... Pimpinan Proyek Singgih Norma | Sekretaris Meida Rahma | Bendahara Nisa Maulan | Redaktur Pelaksana Umi Zuhriyah | Redaktur Danang Suryo, Fahrudin, Nisa Maulan, Singgih Norma, Wachid As-shidiq | Reporter Nisa, Umi | Redaktur Foto Muhammad Sukron | Artistik Danang Suryo, Gigih Nindia | Produksi Wachid As-shidique | Iklan Fahrudin, Silvana Marsha | Tim Polling Heni Wulandari, Iwan, Yazra Muhammad | Sirkulasi Moh Agung | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web Ekspresionline. com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
EDISI V | MARET 2017
SENTRA
Klaim Asuransi UNY Belum Maksimal Klaim dana asuransi yang rendah di UNY dirasa merugikan karena sisa premi harus dibagi dua dengan Indolife.
T
Umi | EXPEDISI
erhitung sejak tanggal 2 Maret 2015, UNY mengelola dana asu ransi secara mandiri. Sebelumnya UNY bekerja sama dengan perusahaan asuransi bernama Indolife. Perubahan tersebut dipayungi oleh Surat Keputusan (SK) Nomor 03 tahun 2015 tentang Dana Kesejahteraan Kesehatan Mahasiswa. “Pihak UNY banyak mengalami kerugian selama bekerja sama dengan Indolife,” jelas Drs. Mujiran, Kepala Subag Kemahasiswaan, ketika ditanya alasan perubahan kebijakan (27/12). “Premi yang disediakan oleh Indolife sebesar Rp150.000.000,00 sedangkan UNY hanya bisa mengklaim sebanyak Rp80.000.000,00,” ujar Mujiran lebih lanjut mengenai kerugian yang diterima
Mujiran, Kepala Bagian Kemahasiswaan.
MARET 2017 | EDISI V
UNY. Selanjutnya ia mengatakan bahwa perusahaan asuransi memang mencari untung. Tidak hanya mengenai klaim dana yang harus semaksimal mungkin, ke rugian lain yang diterima UNY adalah karena syarat klaim yang rumit. Hal tersebut ditanggapi oleh Mujiran, “Aturan yang ditetapkan sangat ketat, seperti kecelakaan yang terjadi di luar wilayah kampus atau di luar jam kuliah tidak bisa mengklaim dana asuransi.” Agar dana asuransi cair harus melalui persetujuan Wakil Dekan (WD) III di fakultas dan Wakir Rektor (WR) III lalu ke pihak Indolife. Mujiran mengatakan bahwa proses tersebut memakan waktu yang lama karena letak kantor Indolife jauh dari UNY. Permasalahan kerugian tersebut juga ditegaskan oleh WR III, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., “Dari segi keten tuan mereka yang memutuskan sehingga sedikit yang dapat dicairkan agar sisa uangnya banyak. Jika sisa uangnya banyak kemudian dibagi dua dan menjadi keuntungan bagi Indolife,” ungkapnya (13/2). Dikatakan oleh Mujiran, SK baru meng enai dana kesejahteraan UNY memang baru di sahkan rektor tanggal 2 Maret 2015, tetapi UNY sudah mengelola a s u ran s i secara mandiri sejak Januari 2015. Pe rubahan ini diklaim oleh Sumaryanto lebih fleksibel dan cepat diatasi daripada sebelumnya. Mujiran menjelaskan bahwa regulasi yang baru akan menj am in semua mahasiswa UNY mendapat dana bantuan dengan persyaratan yang lebih lunak daripada re gulasi yang lalu. “Semua mahasiswa UNY bisa mengk lai m dana ini dengan syarat telah dia jukan langsung oleh WD III,” ungkapnya.
Ketentuan dalam SK Baru Di dalam SK Dana Kesejahteraan dan Kesehatan Mahasiswa dijelaskan bahwa mahasiswa yang berhak mendapat klaim dana kesehatan adalah mahasiswa yang mengalami sakit akibat kecelakaan, meninggal dunia, sakit bukan karena kecelakaan, dan menjalani rawat inap di rumah sakit. Dana yang disediak an untuk mahasiswa yang mengalami kecelakaan maksimal sebesar Rp4.000.000,00. Ke mudian bagi yang menjalani rawat inap memperoleh Rp200.000,00 setiap hari maksimal 10 hari terhitung sejak men jalani rawat inap. Sedangkan mahasis wa yang meninggal dunia akan diberi santunan sebesar Rp5.000.000,00 kepada keluarga mahasiswa. Mujiran menjelaskan bahwa nilai klaim yang ada di SK tersebut adalah nilai maksimal. Artinya mahasiswa yang harus menjalani operasi besar yang membutuhkan biaya lebih dari nilai klaim maka tidak bisa dibantu. “Jika nilainya lebih dari itu, maka kami tidak bisa membantu penuh.” Namun ia juga menjelaskan dana kesehatan tersebut berbentuk dana bantuan sehingga ketika mahasiswa membutuhkan dana lebih bisa mendapat klaim asuransi dari luar UNY. Penentuan nominal klaim kesehatan tersebut disesuaikan dengan jumlah asuransi yang pernah ada sebelumnya. Selanjutnya Mujiran mengungkapkan, “Jika ada masukan bahwa dana yang disiapkan untuk klaim saat ini ternyata kurang dan perlu ditambahkan, maka akan kami bahas lagi setidaknya setelah regulasi ini berjalan selama 2 tahun,” tegasnya. Sumaryanto menjelaskan bahwa dana yang disiapkan untuk dana kesejahteraan dan kesehatan mahasiswa setiap tahunnya adalah 100 juta. Dana tersebut diambil dari UKT mahasiswa setiap semester. “Selanjutnya, uang yang tidak terserap untuk klaim tersebut akan kembali sepenuhnya ke UNY,” kata Sumaryanto. Menurutnya, hal tersebutlah yang membedakan dengan regulasi sebelumnya. “Sekarang dikelola oleh kemahasiswaan sehingga sisa dana tidak perlu dibagi dua dengan pihak lain,” jelasnya lebih lanjut. 3
SENTRA
“Premi yang disediakan oleh Indolife sebesar Rp150.000.000,00 sedangkan UNY hanya bisa mengklaim sebanyak Rp80.000.000,00.” Drs. Mujiran. saat sakit atau kecelakaan, jurusan terlebih dahulu yang membayar biaya perawatannya lalu akan diklaimkan ke UNY melalui WD III FT. Total Klaim Tiap Fakultas Berbeda Berdasar data yang didapat oleh Tim EXPEDISI, pada tahun 2016, klaim dana kesejahteraan dan kesehatan mahasiswa UNY mencapai 44 kasus dengan dana pencairan sebesar Rp81.645.336,00. Dana tersebut terbagi dalam tujuh fakultas di UNY. Sebanyak Rp11.600.000,00 dicairkan oleh FIP dari 5 klaim. FBS tercatat mencairkan Rp16.020.500,00 dari 10 klaim. FMIPA mencairkan Rp5.400.000,00 dari 2 klaim. FIS mencairkan Rp5.053.000,00 dari 3 klaim. FT mencapai Rp20.320.336,00 dari 10 kasus klaim. FIK mencairkan sebanyak Rp23.094.000,00 dari 13 klaim. Dan, terakhir FE yang mencairkan Rp157.500,00 dengan 1 kasus klaim. FT memiliki klaim yang paling banyak dan dijelaskan oleh Giri karena banyak kecelakaan saat pelaksanaan praktik. Melihat hal tersebut, ia merencanakan ke depannya himpunan mahasiswa (Hima) masing-masing jurusan di FT akan dilibatkan untuk membuat bidang yang khusus menangani masalah asuransi kecelakaan praktik. “Tahun ini
akan kami atur di setiap Hima agar bisa menangani masalah kecelakaan tersebut. Sehingga jika ada kecelakaan mereka akan menangani secara langsung dan dapat diatasi lebih cepat,” ungkap Giri. Berbeda dengan WD III FT yang berencana menyerahkan masalah pe nanganan asuransi kecelakaan praktik ke Hima, WD III FIS menyerahkannya kepada BEM fakultas. “Tidak perlu sampai Hima karena di FIS tidak banyak praktik yang beresiko kecelakaan,” jelasnya lebih lanjut . Dikatakan oleh WD III FIS bahwa sosialisasi di wilayah FIS sudah dila kukan secara menyeluruh baik melalui dosen, forum rapat kerja fakultas, hingga saat Ospek. Namun, Akhir Yuliana, salah satu mahasiswa yang ikut mengajukan klaim dana asuransi di tahun 2016 mengungkapkan hal sebaliknya. “Pelayanan memang cepat, tetapi banyak mahasiswa yang belum tahu. Alangkah baiknya jika sosialisasi lebih digencarkan,” pungkas mahasiswa Ilmu Sejarah angkatan 2016 tersebut (8/1). Wachid As-siddiq Nisa, Mia
Repro.Danang | EXPEDISI
Sosialisasi Asuransi Tidak Libatkan BEM Ketua BEM UNY 2016, Zaky Mubarok Izzudin, mengungkapkan bahwa pihak BEM tidak dilibatkan dalam sosialisasi mengenai dana kesejahteraan mahasiswa. “Kami tahu mengenai ada nya dana kesejahteraan tersebut, te tapi kami belum pernah sama sekali mengonsolidasikannya dengan rektorat,” ungkapnya ketika ditemui di sekretariat BEM (16/12). Pihak kemahasiswaan rektorat me ngatakan telah menyerahkan permasala han sosialisasi kepada kemahasiswaan di masing-masing fakultas. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa sosialisasi dilakukan di internal UNY melalui WD III di ma sing-masing fakultas yang kemudian diteruskan kepada Kaprodi. “Yang lebih dekat dengan mahasiswa adalah Ka prodi sehingga keputusan tersebut adalah yang terbaik,” jelas Mujiran lebih lanjut (27/12). Hal ini diamini oleh Wakil Dekan III FT, Dr. Giri Wiyono, M.T.. Ia mengaku telah melakukan sosialisasi mengenai dana kesejahteraan mahasiswa sewaktu Ospek dan melalui masing-masing jurusan sebagai tangan pertama yang mengatasinya. Menurutnya, jika ada mahasiswa yang membutuhkan dana
4
EDISI V | MARET 2017
POLLING
Birokrat UNY Minim Sosialisasikan Asuransi Pendidikan
S
MARET 2017 | EDISI V
Sosialisasi Asuransi di UNY 394 dari 28.627 Mahasiswa UNY 81.6% Mahasiswa tidak mengetahui tentang asuransi di UNY
dibuktikan 96,7% mahasiswa setuju jika UNY memberikan asuransi pendidikan, dan sisanya 3,3% mahasiswa tidak setuju. Minimnya mahasiswa yang mengeta hui tentang asuransi pendidikan di UNY membuat mereka menginginkan adanya sosialisasi. Hal tersebut dibuktikan dengan data terkait perlu mendapatkan sosialisasi info asuransi pendidikan di UNY sebesar 97%, sedangkan yang 3% tidak perlu mendapatkan sosialisasi info asuransi UNY. Setelah itu terkait dengan program asuransi pendidikan kurang sosialisasi, 53.2% mahasiswa mengatakan sangat setuju, mahasiswa yang mengatakan setuju sebesar 38.1%, sedangkan 3% mahasiswa tidak setuju, 2.7% mahasiswa sangat tidak setuju, dan 3% mahasiswa tidak menjawab. Tim Polling
81.6%
18.4%
1.7% Mahasiswa mengetahui syarat perlindungan asuransi UNY.
97% Mahasiswa membutuhkan adanya sosialisasi tentang asuransi di UNY
Danang | EXPEDISI
alah satu unsur penting dalam dunia pendidikan yaitu asuransi pendidikan. Pada jenjang perguru an tinggi peraturan mengenai asuransi pendidikan diatur pada UU Nomor 12 tahun 2012. Asuransi dalam jenjang perguruan tinggi dimaksudkan agar se tiap mahasiswa mendapat jaminan ke selamatan selama menempuh jenjang perguruan tinggi. Adanya fasilitas asuransi pendidikan bagi mahasiswa ternyata masih belum diketahui oleh mahasiswa. Pihak kampus dinilai kurang dalam menggalakkan sosialisasi fasilitas asuransi pendidikan. Masalah yang dihadapkan kepada maha siswa akibat dari minimnya sosialisasi adalah mahasiswa tidak mengetahui mengenai adanya asuransi pendidikan, mekanisme dan persyaratan dalam meng ajukan asuransi pendidikan. Padahal hal tersebut sangat berguna bagi mahasiswa yang mendapatkan musibah ketika melakukan pendidikan di kampus UNY. Dalam permasalahan tersebut, maka tim EXPEDISI melakukan polling untuk mengetahui bagaimana respon dari mahasiswa tentang asuransi pendidikan di UNY. Metode yang digunakan adalah aksidental yaitu membagikan angket secara langsung kepada responden. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan angket dengan 5 pertanyaan dan 4 pernyataan. Peng gunaan sampel menggunakan rumus slovin dengan sampling error sebesar 5%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 394 sampel untuk mewakili 28.627 jumlah mahasiswa UNY. Angket selanjutnya disebar secara langsung kepada respon den di seluruh fakultas di UNY. Berdasarkan hasil dari pengolahan angket yang disebar, diperoleh bahwa sebanyak 81.6% mahasiswa tidak me ngetahui tentang asuransi pendidikan di UNY. Sisanya yaitu 18.4% mengetahui tentang asuransi pendidikan di UNY. Lalu mengenai persyaratan mendapatkan perlindungan asuransi UNY, hanya 1.7% saja mahasiswa yang mengetahui syarat mendapatkan perlindungan asu ransi UNY, sedangkan 98.3% tidak mengetahui. Sehubungan hal tersebut,
1.7%
98.3%
97%
3%
Minimnya mahasiswa yang mengetahui tentang asuransi pendidikan di UNY membuat mereka menginginkan adanya sosialisasi. 5
PERSEPSI
Hoax: Pencipta Malapetaka
G
6
Tak bisa dimungkiri, dengan banyak nya informasi, kadang bahkan kita sering lupa akan substansi informasi tersebut. Kita lebih tertarik hanya pada judul yang menjadi topik populer. Tentang komunis, misalnya. Isu komunis sudah menjadi rutinitas tahunan, sialnya kita yang lucu ini, mengimani informasi ter sebut. Padahal kita tak benar-benar tau (si)apa komunis itu. Informasi yang kita dapatkan perihal komunis selalu dipandang negatif. Komunis itu yahudi, kafir, anti Pancasila dan klaim buruk lainnya. Akhirnya kebencian kita terha dap komunis begitu mengakar. Ya, tujuan dari penyebaran berita hoax memang untuk menumbuh suburkan kebencian terhadap diri manusia. Saat seseorang berhasil dipupuki kebencian, maka dalam dirinya akan dikuasai oleh kemarahan. Tentu kita sepakat, ses eor ang dalam keadaan marah akan mudah di hasut, sukseslah pembuat berita hoax mengelabui seseorang. Maka, yang akan dilampiaskan oleh seseorang itu membagikan informasi yang didapatkan nya. Kemudian membabi buta, menyiyir, melampiaskan kemarahannya dan me rasa dirinya paling benar. Sialnya, sese orang yang melahap berita hoax adalah
tokoh masyarakat yang mempunyai ribu an pengikut. Seperti halnya kasus di desa Curug Kecamatan Kendanghaur Kabupa ten Indramayu, dimana seseorang yang meninggal karena kecelakaan tunggal diprovokasi oleh salah satu temannya, kematian yang dialami karena dikeroyok. Hal itu diviralkan memalui facebook. Sontak warga desa seseorang yang me ninggal membombardir desa Curug. Pu luhan rumah warga desa Curug rusak parah. Dengan begini hoax tak bisa kita biar kan lebih jauh lagi, kita harus memarangi sedini mungkin. Sebelum bertambahnya korban. Yang wajib kita lakukan seka rang, lebih cerdas lagi dalam menik mati informasi. Lebih selektif dalam memilih berita. Melakukan verifikasi pada sumber yang terpercaya (LPM Ekspresi, misalnya) dan mendiskusi kannya. Niscaya kebenaran akan lekas didapatkannya. Sulthoni Ad-Dzulqornain Mahasiswa Ilmu Sejarah 2015
Repro.Danang | EXPEDISI
enerasi milenial merupakan gene rasi yang sangat bergantung pada gawai. Aktivitas kesehariannya selalu sibuk menyelami internet dan sosial media. Nenek saya mencibirnya sebagai generasi pemalas, karena aktivi tas yang dilakukan cukup memakai jari. Terserah sepakat atau tidak, yang pasti kehadiran internet dan sosial media ter dapat virus yang tak bisa dihindari, hoax. Pesatnya kemajuan komunikasi dan informasi membuka peluang besar mun culnya hoax. Hadirnya memang bukan saat pesatnya kemajuan komunikasi dan informasi. Tapi, jauh sebelum itu ber kembang, hoax sudah mengiringi kehi dupan manusia. Masih ingat cerita nenek moyang kita, Adam. Adam merupakan korban dari kabar hoax yang dilontarkan oleh iblis. Bayangkan saja, era Adam belum lahir sosial media, namun hoax lebih dahulu lahir menyapa manusia. Apalagi di era kecanggihan teknologi saat ini, tak perlu repot-repot menye barluaskan hoax dari telinga ke telinga, cukup duduk manis sembari membuka telepon pintar lalu menyebarkan situs hoax—entah berbentuk gambar atau tulisan. Bim salabim, hoax dengan sendirinya akan menyebar dan men yerang siapapun yang menikmatinya. Kalau boleh berlebihan, dengan hadirnya sosial media, hoax mempunyai tem patnya untuk lebih eksis. Bagaimana tidak, derasnya arus informasi yang tak terelakkan. Kita dengan mudah bisa mengenyam sesuka hati. Tentu melahap informasi yang sesuai dengan selera kita. Parahnya informasi yang kita lahap, kita telan cuma-cuma. Namanya juga selera, apapun akan segera dilahap. Hoax sebuah kebohongan yang ter struktur, sengaja dibuat untuk sebuah kepentingan — meraup keuntungan (mengejar traffic kunjungan), menebar kebencian, mendiskreditkan seseorang dan lain sebagainya. Siapapun berpotensi menyebarluaskan hoax. Bisa jadi tanpa kita sadari, kita bagian dari penyebaran hoax. Sebagai generasi milenial, penik mat sejati yang kafah terhadap sosial media dan internet. Diam-diam meng amini setiap arus informasi yang begitu deras berdatangan. Barangkali ini salah satu kelebihan masyarakat kita, haus wawasan. Akibatnya, informasi apapun dilahap.
EDISI V | MARET 2017
PERSEPSI
Privatisasi dan Laman Baru UNY
A
MARET 2017 | EDISI V
akun? Atau memang benar hanya bisa diakses oleh pihak dengan menggunakan koneksi UNY, jika demikian berikan dahulu pengumuman di depan laman situs UNY dengan besar dan jelas. Privatisasi koneksi semacam ini sangat tidak masuk akal dan merugikan. Menuju WCU, Laman Baru UNY? UNY digadang-gadang akan menjadi universitas dengan tingkat World Class University (WCU) pada tahun 2025 dan berbagai langkah telah UNY lakukan untuk hal tersebut. Peningkatan langkah menuju WCU juga dijanjikan oleh rektor baru terpilih UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. Namun, sepertinya rektor baru belum ingin atau tidak memasukan perubahan tatanan laman resmi UNY sebagai langkahnya untuk meningkatkan kampus menuju kampus yang tingkatannya WCU. Anggapan setiap orang berbeda-beda dalam melihat suatu universitas. Orang tersebut bisa menilai suatu kampus bisa dari gedung, koleksi perpustakaan, fasi litas, atau bisa dilihat ketika membuka laman resmi suatu universitas. Mengapa harus merubah tatanan laman UNY? Laman resmi seperti pintu masuk univer sitas secara virtual. Terlebih untuk tingkat di universitas sendiri tata nannya sudah pasti harus mudah dimengerti pengguna baik yang membuka laman lewat seluler atau komputer. Tidak lupa desainnya yang harus memanjakan mata. Dalam tatanan laman resmi UNY yang sekarang, kesan pertama yang muncul setelah selesai membuka laman utama adalah tatanan laman
utama yang terlihat sangat penuh, sesak, dan masifnya berita dari dalam UNY. Pemberitahuan tentang pengumuman resmi, jika dibuka terkadang akan memunculkan softcopy dari surat pengu muman itu sendiri dengan format ukuran yang tak tentu, atau dengan lampiran berkas dengan format pdf. Ada banyak hal yang seharusnya lebih penting terpampang di depan dengan mengurangi masifnya jumlah berita atau pengumuman yang UNY tampilkan. Penawaran yang UNY berikan untuk calon mahasiswa, dosen, atau staf lainnya terlihat lebih pantas. Atau, ba gaimana kehidupan di kampus, besaran biaya yang akan ditempuh, fasilitas di kampus atau fakultas, sehingga UNY tidak perlu membuat subdomain baru lagi yang terlalu banyak. Semestinya laman resmi UNY itu tampak simpel, hal yang lebih urgen seha rusnya tampil dalam laman awal, konsis ten tatanan desainnya dan tidak berbeda antar subdomain satu dengan yang lain nya sehingga tidak memunculkan per sepsi bahwa salah satu subdomain itu dibiarkan begitu saja atau tidak terurus sama sekali. Danang Suryo
Repro.Danang | EXPEDISI
lkisah, Joni adalah seorang mahasiswa UNY yang mengikuti pekan kreativitas mahasiswa (PKM). Saat itu dia sedang berada di kota asalnya, Surabaya. Joni mendapat kabar dari teman timnya bahwa akun PKMnya sudah diasese oleh pihak panitia, lantas Joni langsung bergegas ke warnet dekat rumahnya. Sesampainya di warnet, di bilik nomor 10, Joni langsung membuka peramban dan mengetikkan alamat situs UNY. Memilih kolom 'Kemahasiswaan' lantas memilih kolom dengan teks PKM. Tidak seperti yang diharapkan Joni, ketika memilih kolom PKM yang didapat malah laman dengan pemberitahuan bahwa situs tersebut tidak dapat dijangkau. Joni lantas coba memeriksa dengan membuka situs UNY yang berdomain lain dan ternyata dapat diakses. Joni menemukan hal baru di situs universitasnya itu bahwa ternyata situs dengan subdomain PKM dan program mahasiswa wirausaha (PMW) tidak dapat diakses dengan koneksi dari luar UNY. Yang artinya harus menggunakan koneksi dari dalam UNY sendiri seperti mengakses lewat jaringan wi-fi UNY, atau LimUNY. Adanya situs UNY yang tidak bisa diakses oleh koneksi selain dari dalam UNY atau lebih tepatnya privatisasi koneksi jelas membuat susah para mahasiswa yang sedang tidak berada di dalam lingkup jaringan UNY, terlebih untuk para mahasiswa yang mengikuti PKM atau PMW. Privatisasi ini, kalau alasannya untuk keamanan, bukankah ada laman yang mengharuskan untuk memasukan akun terlebih dulu agar yang bisa mengakses hanya pemilik
7
Nisa | EXPEDISI
TEPI
Di Balik Layar Petugas Kebersihan PKM FIS
Eni Winarsih, Petugas kebersihan PKM FIS.
Banyaknya peralatan kegiatan mahasiswa yang berserakan membuat PKM FIS terlihat kotor. Hal tersebut menyusahkan Eni sebagai petugas kebersihan di sana.
T
umpukan spanduk dan peralatan kegiatan begitu berantakan di ruang Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang terdapat di Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Masing-masing saling tumpang tindih di atas rak sepatu depan ruangan organisasi mahasiswa (Ormawa). Sampah-sampah mahasiswa pun berserakan. Suasana seperti itulah, yang dilihat oleh tim EXPEDISI saat bertandang di ruangan PKM untuk menemui Eni Winarsih selaku petugas kebersihan, Kamis (27/2). Ruangan Ormawa berukuran sekitar 4x2,5 meter. Di dalamnya terdapat rak untuk tempat inventaris peralatan dan barang organisasi yang menumpuk, seperti papan-papan, buku, piala dan 8
plakat. Rak dengan ukuran sekitar 3x0,5 meter dan tinggi sekitar 2 meter semakin mempersempit ruangan Orwama. Ketika rak tersebut penuh maka dengan terpaksa peralatan dan barang yang tidak bisa ditampung harus disimpan di luar ruangan, di atas rak sepatu depan ruangan Ormawa. Pagi itu, sekitar jam 7 pagi suasana PKM masih sepi. Belum ada mahasiswa yang datang. Kendati demikian, suasana di sana terlihat kotor. Sampah-sampah begitu berserakan di depan ruangan Ormawa. “Kalau pagi itu kotornya sepeti pasar,” tutur Eni. Eni pun merasa heran dengan ke sadaran mahasiswa terkait kebersihan gedung PKM FIS. Berkali-kali menegur
mahasiswa, namun kesadaran untuk menjaga kebesihan tetap saja sulit diwujudkan. Sampah-sampah dan pe ralatan kegiatan mahasiswa tetap saja berantakan. “Saya itu ingin kalau PKM sudah bersih, mahasiswa juga ikut bersama-sama menjaga kebersihannya,” kata Eni. Akhirnya, kondisi berantakan ter sebut membuat ruang Ormawa seperti sarang tikus. Ditambah lagi, rak sepatu di depan ruang Ormawa yang tidak tertata dengan baik dan kotor menimbulkan bau yang tidak sedap. Banyak barang dan peralatan kegiatan Ormawa yang ter simpan menumpuk di sana. “Hal itulah yang sering di keluhkan Ibu Eni,” kata Adam Surya Dewangga Wakil Ketua EDISI V | MARET 2017
TEPI “Saya itu ingin kalau PKM sudah bersih, mahasiswa juga ikut bersama-sama menjaga kebersihannya,” Eni Winarsih.
BEM tahun 2016. Sementara itu dari pihak dekanat menuntut agar gedung PKM selalu bersih dan rapi. Di sisi lain, belum ada gudang yang dipersiapkan untuk penyimpanan peralatan. Sehingga mem buat Eni kebingungan untuk menata peralatan dan barang Ormawa tersebut. Sempat ia meminta untuk disediakan gudang, sampai sekarang belum juga direliasasikan. Bekerja Seorang Diri Di kamar mandi terdengar suara percikan air yang selesai mengalir. Saat itu, Eni baru saja selesai membersihkan kamar mandi. Ia terlihat lelah dan akhir nya memutuskan istirahat sebentar di tangga menuju ke lantai tiga. Eni merupakan satu-satunya petugas keber sihan PKM FIS. Status pekerjaannya merupakan pekerja outsourcing yang dikontrak selama satu tahun dari CV Kota Gede. Awalnya Eni bekerja sebagai petugas kebersihan di ruang Dekanat FIS lantai tiga. Ia dipindah tugaskan ke gedung PKM semenjak gedung tersebut pertama kali dibuka. Tepatnya, sejak tiga tahun silam. Mengingat jika petugas baru yang membersihkan PKM, dikhawatirkan tidak jalan. “Petugas baru itu belum berpengalaman,” keluh Eni. Sebagai satu-satunya petugas ke bersihan di PKM, ia harus bekerja se orang diri. Gaji yang di dapatkan tidak seberapa. Perbulan gaji yang diperoleh sebesar Rp850.000 yang sebelumnya hanya Rp800.000. “Kenaikan ini hasil perjuangan mahasiswa beberapa tahun lalu,” ungkap Eni. Gedung PKM, harus ia bersihkan dari
lantai 2 sampai lantai 3. Dari semua itu, ruangan yang harus dibersihkan sekitar sepuluh ruangan. Mulai kerjanya dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore. Saat pagi hari, dirinya harus buru-buru untuk membersihkan setiap ruang gedung itu. Sebab, sekitar jam 7 pagi sudah ada mahasiswa yang akan menggunakan ruangan organisasinya. “Membersihkan ruangan Ormawa itu, tidak mungkin hanya satu jam, harus lebih dari itu,” ungkapnya. Sepagi itu, ia mulai bekerja. Be rangkat mulai jam 5 pagi dari rumah kediamannya di bantaran Kali Code. Sampai di gedung PKM sekitar jam 6 pagi. Pernah ia merasa kesusahan ketika lampu di PKM sedang rusak dan saat itu belum juga diperbaiki. Jumlah lampu yang mati sebanyak 15 lampu. Sampaisampai kesusahan untuk membersihkan kamar mandi karena ruangannya begitu gelap. Sudah beberapa kali ia mengadu ke mahasiswa untuk menyampaikan kepada pengelola PKM, namun kenyataanya keluhannya belum juga disampaikan ke pengelola. “Kalau saya yang laporan itu salah jalur. Seharusnya yang laporan pengelola terus ke Kabag. Kemudian Kabag ke dekan, begitu jalurnya,” tuturnya. Hal lain yang di permasalakan perihal kaca-kaca jendela yang sudah rusak, bahkan pintu-pintu ruangan Ormawa yang ada sudah jebol. Ini pun belum juga direnovasi. Saat ada akreditasi kampus, kerusakan tersebut langsung diperbaiki dan diganti oleh pihak dekanat. Selain membersihkan kamar mandi dan menata peralatan dan barang-barang Ormawa, Eni pun harus membersihkan kaca jen dela yang ada di gedung PKM.
Ia sering kesusahan untuk mem bersihkan kaca jendela yang tinggi, terutama yang berada di lantai tiga. Postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, mengharuskan dirinya untuk menaiki kursi saat membersihkan kaca jendela. Namun, tetap saja untuk beberapa kaca jendela tidak bisa diraihnya. Seringkali ia pun harus mencari, menyeret–nyeret dan mengangkat rak sepatu yang kosong untuk membersihkan kaca jendela ruangan Ormawa. Karena biasanya rak sepatu tersebut sering digunakan untuk menyimpan jualan mahasiswa. “PKM itu kan sampai malam, jadi harus minta ditambahin laki-laki untuk shift sore,” tutur Eni. Sebagai petugas kebersihan di gedung PKM, Eni memiliki tugas yang begitu berat. Pasalnya, ia harus membersihkan dan mengangkat barang-barang yang berat berupa peralatan kegiatan mahasiswa. Jumlah seluruh petugas kebersihan di FIS adalah 16 orang baik yang bertugas di dalam maupun luar ruangan. Di antara seluruh gedung FIS hanya ia sendiri yang membersihkan gedung PKM. Dalam satu gedung petugas kebersihan berjumlah 4 orang, 1 perempuan dan 3 laki-laki. Setiap gedung masing-masing punya jadwal shift pagi dan sore. Sama halnya di gedung PKM. Sebab, kegiatan mahasiswa sampai jam 10 malam. Sehingga sore harinya tidak ada yang membersihkan gedung PKM. Ini membuat sampahsampah menumpuk tatkala pagi harinya. Eni sangat menginginkan ada lagi penambahan petugas kebersihan di PKM, nanti kerjanya pada saat sore hari. Tapi itu belum bisa terwujud. Kalau dari ia yang mengusulkan nanti gajinya bisa dipotong untuk membiayai petugas kebersihan yang baru. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Tri Hariyanto, S.E. selaku Ketua Subag UKP FIS. “Anggaran dananya memang harus sesuai dengan Rencana Keuangan Perguruan Tinggi (RKPT),” ungkap Tri lebih lanjut.
.....
Fahrudin Nisa, Umi
Repro.Danang | EXPEDISI
MARET 2017 | EDISI V
9
RESENSI
Keluarga adalah Harta Berharga
B
ioskop Tanah Air sepertinya memutuskan untuk meninggalkan toko tidak akan sepi. Berbagai film tersebut. Sontak hal itu membuat Koh berkualitas bakal menghiasi Afuk kecewa berat. Kekecewaan Koh belantika perfilman nasional akhir tahun Afuk berujung dengan dijualnya toko 2016 hingga awal tahun 2017. Salah kepada Tora Sudiro yang dari awal satunya adalah film Cek Toko Sebelah ingin membeli lahan dan toko Koh Afuk yang disutradarai oleh komika Indonesia, dan toko lainnya. Koh Afuk datang ke Ernest Prakasa. Selain menjadi sutradara perusahaan Tora dan menandatangani dan penulis skenario, Ernest juga ikut perjanjian jual beli tanah. andil berperan dalam film tersebut. Cek Mengingat jerih payah untuk Toko Sebelah bercerita tentang sebuah mendirikan toko bersama almahum keluarga kecil beretnis Tionghoa yang istri membuat Koh Afuk kembali terdiri dari Ayah, Kakak dan Adik. Sang jatuh sakit. Mendengar Ayahnya sakit, Ayah lebih menyayangi Erwin (Ernest Erwin langsung menemui sang Ayah. Prakasa) putra bungsunya yang memiliki Di sana sudah ada Yohan menunggu. karir gemilang daripada Yohan (Dion Pertengkaran pun terjadi. Mereka saling Wiyoko) yang suka berjudi. menyalahkan atas apa yang terjadi pada Sang Ayah, Koh Afuk (Chew Kin Repro.Danang | EXPEDISI Wah) memilki usaha toko sembako ‘Jaya Baru’. Toko yang didirikan dengan susah payah oleh Koh Afuk dan almarhum istrinya pun berbuah manis.. Namun, Koh Afuk harus bersaing dengan toko sebelah, ‘Makmur Abadi’. Permasalahan semakin rumit ketika Koh Afuk di usianya yang senja sering sakitsakitan. Sampai akhirnya, Koh Afuk merasa sudah tidak sanggup meneruskan toko. Koh Afuk berencana mewariskan toko kepada anak bungsunya, Erwin. Namun, keputusan tersebut ditentang oleh Yohan yang merasa dilangkahi sebagai anak tertua. Erwin sejatinya rumit menerima t a w a r a n Ay a h n y a . S e b a b , Erwinsudah melakukan interview untuk bekerja di perusahaan Singapura. Dengan alasan tidak sampai hati mmenolak keinginan sang Ayah, akhirnya Erwin menerima tawaran tersebut dengan perjanjiaan Judul : bekerja di toko hanya satu bulan. Cek Toko Sebelah Selain itu, jika Erwin tidak cocok Rilis : maka Koh Afuk tidak bisa memaksa 28 Desember 2016 Erwin untuk menjadi penerusnya. Durasi : Keputusan yang diambil Erwin 96 menit tersebut ditentang oleh sang kekasih Produser : Natalie (Gisella Anastasia). Natalie Chand Parwez Servia lebih suka melihat Erwin bekerja di Fiaz Servia Singapura ketimbang menjadi ‘koko Sutradara : cina juragan sembako’. Ernest Prakasa Setelah satu bulan di toko sembako dan dirinya dinyatakan diterima bekerja di Singapura, Erwin 10
Koh Afuk. Namun, mereka akhirnya sadar bahwa ada hal yang lebih penting dari pertengkaran tersebut yaitu membatalkan perjanjian jual beli toko. Erwin dan Yohan bekerja sama untuk membujuk Tora agar mau membatalkan perjanjian tersebut. Mereka bekerja sama dengan Anita (Yeyen Lydia), asisten Tora. Ide gila terlontar dari Yohan. Mereka mencampur roti Tora dengan obat tidur. Pulas tertidur Tora diseret ke hotel dan ditelanjangi bersama Anita. Yohan langsung memotret adegan tersebut untuk memojokkan Tora. Merasa terpojok dan takut reputasinya turun, Tora akhirnya bersedia membatalkan perjanjian jual beli tanah. Toko Koh Afuk kembali. Toko tersebut disulap menjadi toko kue dan studio foto milik Yohan dan istrinya. Sedangkan Erwin melanjutkan karirnya di Singapura. Kehidupan Koh Afuk, ErwinNatalie, dan Yohan-Ayu membuat film ini menampilkan tiga sisi kehidupan yang berbeda. Sehingga ceritanya lebih berwarna. Di film ini Ernest juga memakai banyak jasa komika seperti Dodit Mulyanto, Arafah Arianti, Hifzi, Yuda Keling, Abdur, dan Ayun. Tak ayal kekocakkan tergambar jelas di sana. Namun, di sisi lain plot film ini terasa melompat-lompat. Sehingga penonton merasa kebingungan memahami jalan cerita. Erwin yang diperankan Ernest juga terlalu sering memakai bahasa inggris dalam dialog. Padahal Erwin merupakan anak Tionghoa. Cek Toko Sebelah menyajikan konflik yang jarang diangkat dalam film lain. Tema yang diangkat mengenai sisi lain dari kehidupan etnis Tionghoa. Di Indonesia masih jarang film yang mengangkat tema tersebut. Film bergenre komedi ini memang layak untuk ditonton. Selain tingkah lucu pemainnya di film ini juga terselip nilai-nilai kehidupan. Bahwa keinginan orang tua dan anak tentu mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang masa depan anaknya. Tapi jangan jadikan perbedaan itu menjadi pemisah. Walau bagaimanapun keluarga adalah tempat kita pulang, berkumpul dan berbagi cerita. MS Fitriansyah
EDISI V | MARET 2017
WACANA
Mengindonesiakan Indonesia-Pop
S
MARET 2017 | EDISI V
Repro.Danang | EXPEDISI
aat ini sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia terutama para remaja, pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah K-Pop. Memang tak dapat dimungkiri, kalangan remaja di Indonesia sangatlah menggandrungi budaya K-Pop. Mulai dari hafal nama boy band dan girl band semacam Super Junior, EXO, G Dragon, hingga SNSD. Sampai khatam dengan nama-nama personil dari boy band dan girl band tersebut. Wabah demam K-Pop menjangkiti hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Kepopuleran tersebut tak dapat terlepas dari kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Korea dalam hal ini bera ni mengambil risiko dengan menggelon torkan dana US$1 miliar atau sekitar 13 triliun rupiah untuk mendanai industri K-Pop. Keberanian tersebut dilatarbela kangi oleh kemarahan kultural bangsa Korea karena pernah diinvasi sampai empat ratus kali, tanpa menginvasi balik. Hal tersebut dimuat dalam buku karya Euny Hong, yang berjudul Korean Cool: Strategi Inovatif di Balik Ledakan Budaya Pop Korea. Euny Hong juga menjelaskan bahwa budaya K-Pop pada tahun 1985 belum sepopuler sekarang. Populernya budaya K-Pop sekarang merupakan bukti keberhasilan dari usaha pemerintah Korea. Pemerintah Korea pun membangun pusat K-Pop yaitu aula konser berka pasitas tiga ribu tempat duduk dan mengoperasikan noraebang alias ruang karaoke dalam negeri. Strategi penuh resiko yang diambil oleh pemerintah Korea pun membuahkan hasil. Hasil tersebut yaitu wabah K-Pop menyebar begitu pesatnya ke berbagai penjuru dunia. Mulai dari negara super power seperti Amerika Serikat, sampai negara berkembang seperti tanah air kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hong juga memaparkan bahwasannya Korea “dihukum” takdir selama lima ribu tahun. Karena mereka pernah diinvasi sampai empat ratus kali, tapi tidak sekalipun Korea menginvasi bangsa lain. Hasilnya adalah sebuah bentuk kemarahan kultural, orang Korea menyebutnya han. Atas kemarahan tersebut, bangsa Korea lalu membangun budaya K-Pop sebagai sarana untuk
menginvasi bangsa lain. Sebagai sebuah misi balas dendam dan misi itu berhasil terselenggara dengan lancar sampai saat ini. Hal tersebut terbukti dengan banyak negara yang berkiblat pada budaya K-Pop, seperti Indonesia. Tantangan Bagi Indonesian Pop Di kancah musik Indonesia sendiri, musik asli Indonesia masih kalah tenar jika dibandingkan dengan musik barat semisal Rock n Roll hingga musik yang digandrungi para remaja sekarang yaitu K-Pop. Para remaja pribumi lebih fasih menghafalkan lirik lagu K-Pop daripada menghafal lirik lagu musik Indonesia. Sebuah ironi tentunya, bahwa musik asli Indonesia hampir tidak ada taringnya di belantika musik tanah air. Padahal kalau mengulik lebih jauh lagi banyak aliran musik asli Indonesia yang patut untuk dilestarikan, semisal aliran musik keroncong dan dangdut. Agaknya para remaja memandang remeh dengan menyebut kedua aliran tersebut karena tidak kekinian sebab dianggap sebagai musiknya para orang tua. Peran dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan, guna membangun jati diri musik Indonesia yang pada akhirnya nanti bisa membuahkan budaya musik Indonesia-Pop. Tentunya budaya musik asli Indonesia. Dari pemerintah sendiri
harus membuat terobosan-terobosan seperti pemerintah Korea yang berani menginvestasikan dana untuk menunjang perkembangan budaya musik mereka. Dengan adanya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan bermusik, tentunya dapat meningkatkan kualitas musik Indonesia itu sendiri. Sedangkan dari warga masyarakat Indonesia sendiri, tentunya ikut melestarikan dan mencin tai musik asli Indonesia. Hal tersebut merupakan pondasi untuk membuat jati diri Indonesian-Pop bisa bersaing dengan musik K-Pop Indonesia juga pernah dijajah oleh bangsa lain dalam waktu yang cukup lama, seperti Inggris, Belanda dan Jepang. Tentunya kemarahan kultural seperti apa yang dirasakan oleh Korea seyogyanya juga menjangkiti Indonesia. Jika terobosan-terobosan dari pemerintah itu terealisasi dan ditambah dengan kontribusi dari masyarkat Indonesia yang maksimal, maka budaya Indonesian-Pop atau I-Pop bisa sepopuler, atau bahkan lebih populer dari K-Pop. Adanya banyak aliran musik dari bangsa lain di Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesian-Pop. Apakah akan terbawa arus atau teguh pendirian dengan ber pedoman terhadap jati diri bangsa Indonesia sendiri. Singgih Norma
11
Repro.Danang | EXPEDISI
EKSPRESPEDIA
“Terima Kasih” Bukan Budaya Sopan
12
reka tidak memberikan balasan dengan ucapan “terima kasih”, melainkan meng enang jasa penolong tersebut seumur hidup mereka. Disebutkan pula bahwa masyarakat suku Dayak akan mencerita kan kebaikan seseorang yang menolong mereka kepada seluruh keluarga dan keturunannya. Masyarakat suku Dayak akan be rusaha untuk membalas kebaikan yang mereka terima meski tidak langsung kepada orang yang menolong mereka, tetapi mungkin untuk keturunannya. Tradisi membalas budi tersebut sama sekali tidak dianggap sebagai beban, me lainkan suatu kehormatan untuk mereka lakukan. Kehormatan untuk membalas kebaikan orang lain yang dimiliki ma syarakat suku Dayak itulah yang tidak terkandung dalam istilah “terima kasih”. Nisa MS Disarikan dari beberapa sumber
LA
N
LA
IK
IK E
AC
E
AC
E AC SP
AC
E
IK
IK
LA
N
LA
N
SP
SP SP
SP
AC
E
IK
LA
N
SP
AC
E
IK
LA
N
Seringkali orang-orang mengatakan “terima kasih” justru ketika mereka diperlakukan secara tidak adil. Mere ka mengucapkan “terima kasih” secara sarkastis lalu “terima kasih” berubah dari istilah bermakna sopan menjadi umpatan halus. “Terima kasih” sendiri merupakan nomina yang berarti rasa syukur. Jika dipandang dari sisi ini, maka “terima kasih” hanya ungkapan bahagia yang sama sekali tidak memiliki nuansa balas budi. Sekadar mengungkapkan rasa syu kur maka segalanya usai, tidak ada kei nginan untuk berbalas kebaikan karena yang terpenting adalah seseor ang sudah menerima sesuatu yang diinginkannya. Berbeda lagi dengan masyarakat suku Dayak. Mereka bahkan tidak mengenal padanan istilah “terima kasih” dalam bahasa mereka. Saat kemudian mereka mendapat bantuan dari orang lain, me
N
I
ndonesia yang dikenal sebagai penga nut budaya ramah dan sopan ternyata tidak berlaku jika sudah bersing gungan dengan istilah “terima kasih”. “Terima kasih” bukan suatu hal yang bisa diobral oleh masyarakat Indonesia, terlebih sekarang ini. Seorang sarjana asing bahkan berpendapat bahwa “terima kasih” hanya diucapkan dalam 3 situasi untuk 3 sosok tertentu di Indonesia. Per tama adalah untuk Tuhan ketika berdoa. Kedua untuk orang yang tidak begitu dikenal dalam sebuah surat resmi. Tera khir adalah dalam sebuah pidato resmi untuk hadirin umum—yang juga tidak begitu mereka kenal. Pendeknya, terima kasih tidak terbiasa diucapkan dalam jenis obrolan intim. Jika Janet Holmes berkata bahwa mengucapkan “terima kasih” saat diberi bantuan merupakan suatu bentuk keso panan, maka lain dengan di Indonesia.
EDISI V | MARET 2017