EXPEDISI EDISI III MEI 2013
MEMBANGUN
B U D AYA
KRITIS
Nggak.
Kamu nemu bukunya nggak?
Nggak.
. Nggak unya u buk m e n Kamu k? ngga
Kamu nemu bukunya nggak?
Perpustakaan UNY Tertatih! Tidak Ada Komitmen Pengelola, Menghilangkan Fungsi Pustaka Akademik UNY
surat pembaca Kebijakan Pembangunan Merugikan Mahasiswa SATU hal yang luput dari para pengam bil kebijakan dalam pembangunan, yaitu pembangunan jalur bagi mahasiswa difabel. Jika tujuannya untuk mening katkan kualitas akademik mahasiswa, kualitas seperti apa yang seharusnya didapat oleh mahasiswa difabel? Bah kan lahan yang biasanya dipakai untuk pejalan kaki berkurang. Hal ini terjadi karena lahan parkir tergusur oleh pem bangunan. Apakah pendidikan karakter serta slogan UNY yang taqwa, mandiri, dan cendekia, ini benar-benar menjadi "ruh" di UNY? Atau ini hanya agar UNY ter lihat bagus dari luar saja? Sedangkan jalur untuk mahasiswa difabel saja tidak ada. Mahasiswa wajib mengawal dan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang di
ambil pihak birokrat, supaya dikaji lebih mendalam sebelum diputuskan. Wishnu Tri Utomo Mahasiswa ilmu Sejarah 2011
Penjajahan Mahasiswa Atas Mahasiswa BEM KM UNY pernah melakukan aksi "menolak uang kuliah tunggal" di bun daran UGM pada 26 april 2013. Dapat ditangkap dari pernyataan tersebut BEM KM anti komersialisasi pendidikan. Sa yangnya realitasnya saya menemukan kejanggalan pada program BEM KM yakni OSPEK. Dalam perekrutan panitia OSPEK mereka memberikan ketentuan mengiku ti Indonesian Leadership Cadre School (ILCS). Miris ketika mendengar bahwa setiap kegiatan dalam ILCS itu dipungut bayaran. Saya mendapat keluhan dari
editorial Menuntut Peremejaan Buku Perpustakaan! PENPe GA nD g aAdAaNabu n kubun u ktuk u per upnus t uta k perpustakaan ka an merupakan me sa rlu ah pa sa kan tu ke sa wlah ajib sa an tu kewajib Universitas Negeri an Universitas Yogyakarta (UNY). Negeri Yogyakarta Un tuk tahun(UNY). ini universitas Untuk ta teh lah unme ini universitas ngang garkan telah da me nanham gangpgir ark1anmi da linaar hampna atau irik1 Rp mil617,5 iar atau jutana da ikri Rp ang617,5 garan jutbaelda se um rinang ya. Da gar naanter sesbe e blum ut di nn ya. iatDa kan na ter khu sus seun but tuk dipe niantam kanbah khu ansbu us kun u-bu tuk penyang ku ambah ada andi bu per ku-bu puskta ukyang aan. ada di perpustakaan. Nyatanya anggaran yang dina ikkan Nya pun tanya tidang ak da gar paat n yang meme di nu nh ai ikkan ke butuh pun an mahasiswa tidak dapatakan mem sum enu bh eri kep bus uttuh akaanan. mahasiswa Banyak maakan hasisw sum a yang ber kepustakaan. me ngeluhkanBa se ndyak ikitmahasiswa nya buku-bu yang ku me ba rnuge diluh per kpan usse tak da ikait nndan ya bu kukru-bu angnkya u barkuu di bu yang perpustakaan dapat digunakan dan ku serbang againre ya bu fe ren kusi. yang Dalam dappolling at digunakan yang dilse akbua kgan ai referensi. Da EXPEDISI me lam nya polling takan bah yang wadi 19,5% laku kanha ma EXPEDISI siswa sangatme sentu ya juta bah kanwbah a buw ku a 19,5% dan literatur mahasiswa di per sapnus gatta se ka tu ajnu sa bah ngat wa burkang ku u dan danliteratur 60,7% me dinya perpustakaan takan setuju sanhgat ter adapku hal rang tersdan ebut.60,8 Dari% tanme ggap nya an takh ma an asis se w tu ajuter ter sehba ut dap daphal at di ter asrteibkut. an Darw bah i ta a nUNY ggapate nlah mahasiswa gagal dalter amseme but dapnat me uhdi i ke arbti u ktan uhabah n ma wh a aUNY siswa te akan lah gagal pus takda a. lam memenuhi kebutuhan mahasiswa Bila merakan unut pus padtaaUU ka. Nomer 43 tahun Bila2007 meruten nuttang padaPerpustakaan, UU Nomer 43 tahdun pa a Pasal 20073 ten disteang butkPerpustakaan, an bahwa per padtaakPasal pus aan me 3rudi pa skean b ut wa kan hanbah a pen wa perpustakaan di dikan, peneme litirau n, pape kan les wa tahri a ann, a pen dan rekreasi untuk meningkatkan kecer
2
dadsik di anadan n, pe ke nbeer litdiaan, yaape n bang lestasra. ian, Badan gai rekn ma re aamung si untkuk in me sebnuing ah kperpustakaan atkan kecer daspan at dan menke ing ber kat da kyan aan ke bang cerdsas a.aBa n dan gai ma ke bner admung ayaankbang in sebsauajihkaperpustakaan belum dapat dapatbme mem eriknan ing literatur katkan ke dan cerbu das kaunyang dan kesbu se er aidde ayn aagan n bang yangsadi jibku atbe uhlkum an da peng pat mem gu nab ne ya. rikBi anlaliteratur demikiadan n yang buku ter yang jadi seskuan bu ai de hal ngan yang yang mus ditbau htiluh jikkan a nan peng ti guna nya per nya. pus Bi ta laka de anmakan ikian"mati" yang ka ter rje a ndai bukan mun culhal keeyang ngganmus an mahasiswa tahil jika nan untuk ti nya da tang perpustakaan ke perpustakan akaan. "mati" karena mun Per culpke us etng akgaan anan UNY mahasiswa sebagaiun pus tuk daktaang ta aka ke de perpustakaan. mis seharusnya dapat se laluPerpustakaan menyediakan ke UNY butuhase n bin asgan ai pustaka akademis akademisi akan pe se nhge artus ahnuya an.da Bi pat la sela me li lh uat me pa nye dadikon ak an dike sibper utuh pus antain ka saan n akademisi yang kurang akan dalam penpe gerte am hu ajaa n. anBi bu la melihat ku-bu ku,pa UNY da kon hardus isime nyana yang ta kem sebka a li rang, pe ngelo UNY laan per haprus usta me kaann. atBuku a kem se bbaa li pensum gai gelo bler aape n perpustakaan. ngetahuan harusFung selalu si uta di per ma baperpustakaan harui. tidak boleh di abai Fung kan.sPe i uta nge mlaoper laan pus perpustakaan takaan seba harus gai wah ak an tif a pen dalam didime kanleng tidak kapbo i ko leh lek di asbiai literatur kan. Penyang geloladi anbu per tuh pus kan takoleh aan peng ha rusguak natif perpustakaan. dalam meleng Biklaapha in ko ya men lek siung literatur gu datang yang nyadiform-form butuhkan yang oleh dibergiu peng kan na per keppa us datadosen kaan. Bi ten latuha per nya man me sa ung lahgaunda perpustakaan tangnya form-form tidak akan yang kun di be jrung ikanseke lespai. ada dosen tentu per masalahan perpustakaan tidak akan Tim Redaksi kunjung selesai. Tim Redaksi
teman-teman saya. “Kemarin saya ikut technical meeting ILCS, kata panitia pe nyelenggara setiap sesi perkuliahan dan kegiatan yang lain dipungut bayaran.” Ia tidak mau namanya disebutkan karena takut diintimidasi. Dari pemikiran rasional saya meli hat ini sebagai penjajahan secara halus kepada mahasiswa, yang ingin memper oleh ilmu dan pengalaman berorganisasi secara finansial. BEM KM sebenarnya mempunyai dana PPSDM. R. Kendy Fralirang Mahasiswa Pendidikan Fisika 2009
Menanyaakan Fungsi LPPMP PADA bulan April saya mengunjungi Lembaga Pengembangan dan Penjamin an Mutu Pendidikan (LPPMP) untuk mengakses koleksi jurnal yang ada di gedung tersebut. Saya bertanya kepada seorang petugas yang ada di meja regis trasi karena tidak mengetahui bagian yang menangani tentang jurnal. Saya mengatakan bahwa saya ingin mengakses koleksi jurnal yang ada di LPPMP. Ternyata koleksi jurnal tersebut tidak dapat diakses dengan alasan belum ada petugasnya. Lebih mengejutkan lagi, petugas wanita tersebut justru berkata bahwa saya bisa mengakses jurnal jika saya membelinya. Mendengar ketera ngan tersebut, saya membatalkan niat untuk mengakses jurnal di LPPMP UNY. Apakah memang seperti ini pelayanan yang diberikan oleh LPPMP ? Ataukah LPPMP merupakan badan usaha baru milik UNY ? Khoirul Rifai Mahasiswa Ilmu Sejarah 2010
sempil + “Untuk biaya perawatan dan pengelolaan kami gunakan denda dari mahasiswa.” - “Pengelolaan kok pakai denda mahasiswa? Dana rektorat dikemanain?”
Pimpinan Proyek Rizpat Anugrah | Sekretaris Prasetyo Wibowo | Bendahara Gresthi Pramadya Dewi | Redaktur Pelaksana Muhammad Nur Farid | Redaktur Arde Candra Pamungkas, Desinta Kusumaningrum, Fatmawati, Merynda Puspitaningrum, Muhammad Nur Farid, Prasetyo Wibowo, Randy Arba Pahlevi, Ratih Lailathi | Reporter Bima, Fatmawati, Heri, Hesti, Merynda, Randy | Redaktur Foto Hengki Afrinata | Artistik Agil Widiatmoko, Hesti Pratiwi | Produksi Desinta Kusumaningrum | Iklan Arde Candra Pamungkas, Fatmawati, Merynda Puspitaningrum | Tim Polling Heri Yulianta, Irega Gelly Gera, Randy Arba Pahlevi | Sirkulasi Bima Saputra | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang, Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Website ekspresionline. com Redaksi menerima artikel, opini, dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi III | MEI 2013
sentra
Lambannya Pembaharuan Buku di Perpustakaan UNY UNY menganggarkan 1 miliar rupiah untuk pembaharuan buku namun tidak ada komitmen untuk mengelola perpustakaan.
P
embaharuan buku di Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tergolong lamban. "Per pustakaan di UNY didominasi buku-buku tua serta sedikit buku referensi," tutur Muya Farista A, mahasiswa Jurusan Fisika tahun 2009. Farista menambah kan "Kebanyakan buku-buku yang ada di perpustakaan adalah buku lama yang sudah ketinggalan zaman." Hal tersebut secara tidak langsung dibenarkan oleh Yuli Karnasih selaku Anggota Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP). "Pengadaan untuk tahun 2012 kemarin sebesar Rp. 382,4 juta, dengan rincian buku sebanyak 5290 buku, kalau untuk tahun ini belum ada pengadaan lagi," tuturnya. Dalam proyeksi perancangan pro gram dan anggaran pengadaan buku di Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk tahun 2013 naik Rp 617,5 juta diban dingkan pada tahun 2012 yang hanya Rp 382,4 juta. "Untuk tahun ini diang garkan sekitar Rp 1 miliar, khusus untuk pengadaan buku," ungkap Sofyan Riyanto selaku Koordinator Pengadaan Buku. Perencanaan program dan anggaran pun berbeda dengan tahun lalu. Untuk saat ini Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi tidak disatukan. Untuk mekanisme pembaharuan bu ku Sofyan menambahkan. "Mekanisme pembaharuan buku sudah jelas, kita cuma menghimpun buku, kemudian kita mengajukan sesuai dengan anggaran yang ada." Sofyan juga mengatakan bah wa ia dan tim pengadaan buku tidak membeli, mereka mengajukan buku ke ULP. "Jumlah buku serta totalnya ha rus sesuai dengan anggaran dari pusat, kemudian yang mengelola selanjutnya pihak ULP," kata Sofyan. Sofwan juga menerangkan alur penga daan buku di perpustakaan. Mekanisme pengadaan buku beraw al dari lembaran untuk usulan mahasiswa. Kemudian dari usulan tersebut dicatat untuk kemudi
MEI 2013 | edisi III
Hengki | Expedisi
an diusulkan untuk diadakan. Tim Pengadaan Buku menjalin kerjasama dengan sekitar 50 penerbit buku. Melalui kerja sama tersebut Tim Pengadaan Buku menambah buku per pustakaan. Kondisi buku-buku yang jarang di perbarui ditanggapi Agus Siswanto sebagai pegawai di UPT Perpustakaan. "Kita ti dak bisa menuruti semua per mintaan mahasiswa, kita hanya bisa hampir tepat sasaran saja." Tentang besarnya dana Agus menambahkan, "Besarnya dana dari atas itu sudah di sesuai kan, semacam anggaran belanja dari negara, mau tidak mau itu harus di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada." Penyebab Lambannya Pembaharuan Buku Pembaharuan buku di per caya Trianto selaku Koordi nator Pustakawan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta (Arpusda) adalah sebagai tolok ukur eksisten si dari sebuah perpustakaan itu sendiri. Menurut Trianto pembaharuan ini sangat ber gantung pada komitmen semua Rabu (6/5), tampak seorang mahasiswa sedang mengambil buku elemen yang terlibat untuk di Perpustakaan UNY melakukanya. Komitmen yang rendah ter lihat dari kurangnya koordinasi anta Sofyan menilai pembaharuan buku ra pengunjung dengan tim pengadaan bukan hanya bergantung pada komit dan penghimpun buku yang ada di UPT men tim pengadaan sebagai pelaksana Perpustakaan Pusat. Tim pengadaan dan teknis. Komitmen pembaharuan buku penghimpun buku UPT Perpustakaan juga harus dari seluruh sivitas akade Pusat mencatat, dari tahun ke tahun mika UNY. "Dulu sebenarnya kita su jumlah form kebutuhan buku yang di dah membuat suatu jaringan, dari situ ajukan kepada dosen-dosen selalu me kita bisa mengetahui kebutuhan buku nurun. Padahal, form ini penting untuk dosen, tetapi tidak ada komitmen un ketepatan pembelian buku ketika penga tuk mengembangkan jaringan tersebut," daan dimulai. ujar Sofyan. Sofwan juga mengeluhkan 3
sentra form yang tidak dikembalikan oleh para dosen. Sofyan mengharapkan bantuan dari semua sivitas akademika UNY. Ia juga meminta agar form-form yang sudah dibagikan pihak Perpustakaan untuk se gera ditindak lanjuti oleh para dosen. Agus secara tidak langsung membe narkan perkataan sofyan, "Pihak-pihak yang terkait dengan pembaharuan buku seharusnya ikut membantu." Surat-surat yang sudah diedarkan pihak perpusta kaan juga harus diisi dengan kebutuh an buku mahasiswa yang sebenarnya. Agus meminta agar semua harus ikut membantu. Trianto mengkhawatirkan komitmen untuk mengembangkan perpustakaan. "Ji ka tidak segera ditangani, nantinya satu bagian rak atau tempat di perpustakaan itu akan tidak tersentuh oleh mahasiswa," ungkap Trianto. Hal ini mungkin terjadi karena tidak pernah diadakan pemba haruan. Menurut Trianto langkah pem baharuan diperlukan agar perpustakaan tetap sebagai tempat belajar mahasiswa. Trianto menambahkan, "Jika pembaharu an tidak dilakukan secara intensif dan tepat sasaran maka kekosongan pengun
jung di salah satu bagian perpustakaan akan terjadi." Trianto juga menghimbau, jika per pustakaan itu berada di sekolah ataupun di perguruan tinggi, fungsi pendidikanya harus nampak. Untuk menampilkan fung si pendidikan itu maka pembaharuan buku di perpustakaan sangat mutlak di perlukan. Ia juga menyampaikan bahwa bukan hanya pembaharuan buku yang terorganisir tetapi tahap evaluasi dan seleksi harus lebih di utamakan untuk menjaga kualitas perpustakaan.
Perpustakaan FT belum per nah ada perbaharuan sejak tahun 2010.
Prasety
o | Exp
ediK
Tidak Hanya di UPT Sofyan mengatakan bahwa di bebe rapa fakultas permasalahan yang serupa. "Tak ada komitmen dari sivitas akademika untuk memperbarui buku, terkhusus bagi bagian-bagian yang terkait seperti biro krasi, dosen, mahasiswa, serta tim penghimpun buku itu sendiri," kata Sofyan. Sofyan juga menuturkan bahwa kalau dosen mau bekerjasama dengan, per pustakaan pusat maupun fakultas untuk memberikan daftar buku yang diberikan mahasiswa, maka ini akan mempermudah pengelolaan perpustakaan. Menurutnya melalui komitmen bersama dari semua pihak, penguat an buku-buku di perpusta kaan melalui pembaharu an wajib dilakukan untuk mendukung perkembangan perpustakaan di UNY. Pustakawan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Waliantoro mengatakan bah wa tidak ada pendanaan dari fakultas untuk pembaharu an buku. Sebenarnya FBS telah mencanangkan dana 5 juta rupiah untuk setiap program studi tapi sampai sekarang belum terealisasi kan. Menurutnya ini bukan hanya komitmen yang hi lang, tetapi rasa empati ju Jum’at (6/5), Trianto sebagai Koordinator Pustakawan Arpusda kota Yogyakarta ga menghilang. "Untuk biaya saat memaparkan mengenai pengelolaan buku di perpustakaan. perawatan dan pengelolaan 4
kami gunakan denda dari mahasiswa," ungkap Waliantoro. Dia juga mengatakan bahwa untuk pendanaan itu sebenarnya wajib dilakukan guna mendukung sarana dan prasarana di perpustakaan itu sendi ri. Waliantoro juga mengeluhkan jumlah buku yang ada di perpustakaan FBS. "Terlihat kan lebih banyak skripsinya juga, itu terpaksa kita isi daripada rak-raknya kosong,” kata Waliantoro. Waliantoro juga mengharapkan ada nya kebijakan baru mengenai perpustaka an. Ia mengeluhkan fasilitas perpustaka an yang kurang diperhatikan. Meja-meja yang ada di perpustakaan FBS merupakan bekas dari jurusan-jurusan. Waliantoro membandingkan fasilitas perpustakaan dengan fasilitas di tempat lain. Waliantoro mengungkapkan, "Coba masuk ke kan tor jurusan, televisi dan kulkas ada tapi untuk membeli buku aja dananya tidak ada," tutur waliantoro. Pihak perpusta kaan FBS pernah menanyakan mengenai fasilitas namun sampai sekarang belum ada tanggapan dari pihak fakultas, tam bahnya. Dwi Surtiawan, selaku pustakawan di Fakultas Teknik (FT) juga mengung kapkan permasalahan yang dialamai perpustakaan FT. Dalam pengoprasi anya, perpustakaan FT sama sekali be lum pernah melakukan pembaharuan buku-buku teks. Dwi mengungkapkan bahwa perpustakaan FT memang tidak diperbolehkan menambah koleksi buku. "Sejak tahun 2010 perpustakaan FT be lum pernah ada pembaharuan koleksi buku. ," tutur Dwi. Dwi juga mengungkapkan bahwa kon sep awal perpustakaan FT adalah sebagai perpustakaan umum. Sedangkan untuk buku-buku yang menunjang pembelajaran ditanggung oleh masing-masing jurus an. "Konsepnya sampai saat ini belum terealisasi, konsep untuk membedakan buku-buku yang ada di perpustakaan dan di jurusan sampai saat ini juga belum jelas," ungkap Dwi. Terkait dengan komitmen untuk me majukan perpustakaan, Perdani selaku pustakawan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengatakan, "Komitmen dari fakultas je las bisa dipertanyakan." Pada awalnya FIS telah merencanakan tempat untuk perpus takaan sampai ke bagian yang sekarang ditempati bagian hubungan masyarakat. Nyatanya rencana itu tidak terrealisasi. Ruangan untuk perpustakaan dipotong untuk kepentingan lain yang dipandang lebih penting oleh fakultas. Prasetyo Wibowo Heri, Hesti, Meryn, Randy
edisi III | MEI 2013
polling
Pengelolaan Perpustakaan Masih Labil
F
Repro. Agil | Expedisi
aktor utama yang digunakan se bagai penentu keberhasilan suat u perpustakaan adalah banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. LPM EKSPRESI mela lui buletin EXPEDISI melakukan polling guna mengetahui tanggapan mahasiswa tentang sistem pengelolaan perpustakaan. Jenis sampling yang digunakan adalah accidental, yaitu membagian angket secara langsung kepada responden yang kita temui secara acak dan merata. Tek nik pengumpulan data yaitu menggu nakan angket dengan lima pertanyaan dan lima pernyataan. Banyaknya sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dengan sampling error 5%, memperoleh sampel sebanyak 395 mahasiswa untuk mewakili dari 26.717 mahasiswa UNY. Angket selanjutnya disebar merata ke seluruh fakultas di UNY. Perp ust akaa n Perg ur ua n Tingg i (PPT) merupakan pusat ilmu pengeta huan universitas, maka keberadaannya sangat dibutuhkan bagi kepentingan sivitas akademik. Perpustakaan dalam universitas merupakan syarat penting untuk menunjang sarana belajar menga jar, berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdas an dan keberdayaan bangsa. Disamping itu, mekanisme pendanaan dari perpus takaan juga harus bersifat transparan. Ironisnya 84,6% mahasiswa tidak tahu akan transparansi mekanisme pendana an dan 15,4% mahasiswa menyatakan tahu tentang transparansi mekanisme
pendanaan ini. Kemudian sebanyak 52,4% maha siswa setuju bahwa perpustakaan di pandang sebagai gudang buku bukan sebagai gudang ilmu dan sisanya 47,6% menolak beranggapan demikian, fasili tas didalam perpustakaan dinilai belum memadai 65,8% mahasiswa menjawab sepakat dengan hal tersebut dan 34,2% mahasiswa menolak hal tersebut. Berbagai kendala dalam mendu kung perkembangan perpustakaan masih ditemukan, mulai dari lama nya proses pembaharuan buku-bu ku perpustakaan, masih kurang nya buku dan literatur. Hal yang terpenting dari pengelolaan perpusta kaan adalah pembaharuan buku-buku perpustakaan dalam kenyataannya bu ku yang ada relatif tetap dan tidak ada pembaharuan, hal ini didasarkan pada respons mahasiswa dalam menanggapi pernyataan buku-buku perpustakaan selalu diperbaharui dengan memberi kan respons sebesar 13,7% menyatakan sangat tidak setuju 57,1% menyatakan tidak setuju, 25,1% menyatakan setuju dan 4,1% menyatakan setuju. Kurangnya buku dan literatur ada lah masalah utama perpustakaan. Ke lengkapan buku merupakan penunjang minat mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan. Sebanyak 19,5% mahasis wa menyatakan sangat setuju bahwa bu ku dan literatur di perpustakaan sangat kurang. 60,7% mahasiswa menyatakan setuju, 15,7% menyatakan tidak setuju dan sisanya 4,1% mahasiswa menyata
Setuju 60,7%
. Agil | Repro
Exped
isi
Setuju 65,8%
Tidak Setuju 34.2%
Fasilitas di dalam Perpustakaan dinilai belum memadai
kan sangat tidak setuju. Proses pembaharuan buku-buku yang ada di perpustakaan juga masih dirasa lamban oleh mahasiswa. Sebanyak 21% mahasiswa sangat setuju bahwa perpus takaan di UNY lamban dalam menyedi akan buku. 63% mahasiswa menyatakan setuju14,9% menyatakan tidak setuju dan 1,1% mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju. Mahasiswa memprioritaskan mencari bahan bacaan lewat media internet da ripada perpustakaan. 11,9% mahasiswa sangat setuju dengan hal tersebut, 57,2% mahasiswa menyatakan setuju. 23,5% mahasiswa menyatakan tidak setuju, dan 7,4% mahasiswa lain menyatakan sangat tidak setuju. Tim Expedisi
RALAT Ralat buletin EXPEDISI edisi II April 2013
Sangat Setuju 19,5% Tidak Setuju 15,7% Sangat Tidak Setuju 4,1%
Dr. Suyanta, M.Si. bukan Wakil Dekan II FMIPA tapi Wakil Dekan I FMIPA. Peraturan akademik bukan dibuat oleh Wakil Dekan II seluruh fakultas tapi Wakil Dekan I seluruh fakultas dan WR I. Pendabatan Negara Bukan Pajak UNY yang digunakan untuk pembangunan Lab. Kewirausahaan bukan Rp1.067.960,00 tapi Rp 1.067.960.000,00.
Kurangnya buku dan literatur di perpustakan seluruh UNY
MEI 2013 | edisi iiI
5
persepsi
UN Tidak Representatif untuk Evaluasi Hen
gki |
Expe
K
disi
ebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional di Indonesia masih be lum menemukan bentuk yang baku. Ujian Nasional (UN) adalah contoh ak tual betapa rumitnya persoalan seputar mutu pendidikan di negeri ini. Putusan Mahkamah Agung yang menolak kasa si soal gugatan UN pada akhir tahun 2009 merupakan salah satu indikator kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan masih rentan. Pemerintah telah menetapkan angka 5,5 untuk rata-rata setiap mata pelajaran yang ditetapkan pada UN. Sayangnya, model evaluas i ini masih mengundang pro kontra dan dipertanyakan kadar representatifitasnya. Pernyataan men dasar pun kemudian mengiringi kera guan terhadap kadar representatifitas UN sebagai alat seleksi. Ada beberapa argumen yang melatarbelakangi perta nyaan tersebut. Pertama, selama ini sudah berkali-ka li muncul kasus manipulasi UN. Bukan saja para orangtua yang mengkondisikan terjadinya manipulasi angka UN, tetapi juga di kalangan guru di sekolah. Ini dapat dimengerti karena konduite guru dan sekolah ditentukan pula oleh penca pain murid dalam UN. Akibatnya, demi menjaga “nama baik” guru dan sekolah mereka melanggar etika profesi. 6
Secara sosiologis, dalam masyarakat kita masih belum berkembang suatu sis tem apresiasi sosial yang proporsion al dalam melihat karya kegiatan, karya cipta, dan karya peradaban. Masyara kat masih kurang menghargai hal yang rumit dan kerja keras. Di samping itu, komunalisme dimana relasi-relasi sosial masih bersifat emosional, sering disalah gunakan pada sesuatu yang seharusnya secara obyektif dan rasional. Bahkan kearifan lokal, seperti sikap welas asih masih dibawa masuk ke ranah obyektif rasional sehingga tidak profesional. Kedua, menggunakan UN sebagai variabel utama untuk menyeleksi mu rid kurang adil dan kurang demokratis. Secara sosiologis kebijakan UN yang paling dirugikan adalah anak dari ke las bawah karena sudah kalah dalam seleksi sosial-ekonominya. Lebih dari itu UN hanyalah potret sesaat yang ti dak menggambarkan kemampuan riil siswa. Kurang adil kalau potret sesaat itu dijadikan sebagai “pertaruhan” masa depan siswa. UN mencerminkan bahwa kebijakan pemerintah masih lebih mem perhatikan hasil daripada proses. Secara kultural, masyarakat kita memang masih berorientasi hasil dan kurang menghargai proses. Pola pikir menerabas masih berkembang subur, ingin serba cepat mendapatkan hasil.
Dalam mengevaluasi apapun kurang memperhatikan proses suatu kegiatan tetapi hanya dilihat dari hasilnya. Prin sip, “Jangan meniru sesuatu dari jadinya tapi tirulah suatu itu dari proses menja dinya!” belum dipakai dalam kegiatan evaluasi oleh masyarakat kita, termasuk dalam dunia pendidikan. Satu sistem pendidikan nasional agaknya tidak harus ditafsirkan serba nasional. Seperti kurikulum harus ber sifat nasional dan satu sistem evaluasi pun harus bersifat nasional. Toh pada kenyataannya, penyeragaman alat eva luasi dalam wujud UN pun tidak meng hasilkan mutu sekolah yang standar. Bahkan serba penyeragaman itu telah mengkondisikan penyelenggaraan pen didikan yang sentralistik. Hal tersebut menghilangkan pluralitas sekolahan yang mestinya harus tetap terjaga, jika memang menghendaki lembaga sekolah sebagai medium sosialisasi keanekara gaman budaya bangsa. Kreativitas guru pun “terpasung” sebab sentralisme pen didikan memang tidak mengandaikan kreator dan inovator yang diperlukan hanyalah pelaksana. Di sini tiap-tiap sekolah perlu diberi peluang membuat alat seleksi sendiri se suai dengan kondisi, kemampuan, serta kurikulum muatan lokal sebagai ciri khas sekolahan. Cara ini akan mengkondi sikan berkembangnya kreativitas guru dan pluralitas sekolah. Para guru akan tertantang untuk berkreasi dan bahkan berinovasi dalam pembuatan alat evalu asi yang standar. Selama ini yang terja di adalah guru kurang otonom karena segala program aktivitas proses belajar mengajar sudah dipatok dari “atas”, guru tinggal melaksanakan. Dengan memberi kewenangan pada masing-masing seko lahan menyelenggarakan seleksi murid secara mandiri akan memotivasi guru dan sekolah untuk terus berkompetisi menunjukkan mutu lembaganya. Pe luang terjadinya penyimpangan tentu saja tetap terbuka tetapi paling tidak cara ini akan terasa lebih adil dan lebih representatif dibandingkan dengan UN yang penuh komplikasi. S. Bayu Wahyono Dosen Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY
edisi III | MEI 2013
persepsi
Langkah Instan Kaderisasi Parpol
P
emilihan umum (pemilu) 2014 semakin dekat. Semua partai po litik (parpol) telah menyerahkan daftar calon legislatif (caleg) sementara yang akan “dius ung” ke pemilu 2014 pada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dari daftar yang diterima oleh KPU, ada beberapa nama artis yang mencalonkan diri sebagai caleg pada pemilu 2014. Sebagai contoh, Partai Kebang kitan Bangsa (PKB) dalam situs res minya menerangkan bahwa ada 16 artis nasion al yang mendaftarkan se bagai caleg. Di antara para caleg artis PKB tersebut adalah Ridho Rhoma, Arzeti Bilbina, dan Saleh Ali Bawazier. Di Partai Gerindra ada Irwansyah, Bella Safira, serta pembalap Mureno. Fenomena banyaknya caleg artis ini adalah bukti bahwa partai politik telah gagal dalam melakukan kaderisasi. Artis sebagai caleg adalah langkah instan ka derisasi. Fenomena seperti ini memang rentan terjadi di Indonesia karena pe nentuan anggota legislatif didasarkan pada perolehan suara terbanyak pada pemilu. Maka orientasi parpol terletak pada perolehan suara pada pemilu. Memang tidak ada larangan bah wa artis tidak boleh mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Akan teta pi perlu dipertimbangkan pula bahwa calon legislatif yang akan “diusung” oleh parpol ke pemilu memang memi
ARTIS
Hengki | Expedisi
liki kompetensi sebagai wakil rakyat. Bila melihat yang terjadi sekarang ini partai politik terkesan hanya “asal co mot” terhadap siapa yang akan mereka usung ke pemilu legislatif 2014. Dengan metode ini maka legitimasi, komitmen, kapasitas dan misi perjuangan calon wakil rakyat sering terabaikan. Artis “dicomot” bukan semata-mata karena kemampuan mereka menjadi wakil rak yat namun karena popularitas mereka. Kampanye pun tidak perlu susah-susah karena mereka sudah terkenal. Menurut Budiarjo (2003) dalam bu kunya Dasar-Dasar Ilmu Politik dise butkan bahwa salah satu fungsi parpol adalah sosialisasi politik. Partai politik dalam usahanya untuk memperoleh dukungan dari masyarakat harus bisa menunjukkan bahwa mereka adalah
pejuang kepentingan umum. Oleh sebab itu, parpol harus bisa mendidik dan membangun pemikiran anggotanya agar sadar akan tanggungjawab sebagai war ga negara. Kaderisasi oleh parpol dianggap pen ting bukan saja mengenai dukungan yang akan diperoleh partai terhadap sosok-sosok yang dikader. Lebih dari itu, bahwa karena politik di Indonesia tidak mengenal caleg independen, ma ka caleg harus tergabung dalam sebuah parpol dan dicalonkan oleh parpol terse but. Dengan demikian maka siapa saja yang akan maju menjadi caleg dalam pemilu adalah ditentukan oleh parpol. Sedangkan rakyat hanya dapat memilih wakilnya berdasarkan siapa saja calon yang diajukan oleh parpol dan disetujui oleh KPU. Bila parpol sudah tidak dapat menye diakan calon yang memang berkompeten mewakili rakyat, maka rakyatlah yang akan menjadi korban. Tentu kita tidak mau memilih wakil rakyat yang tidak me miliki kompetensi dalam memperjuang kan kepentingan umum. Sayangnya, hal ini masih mungkin terjadi apabila parpol “loyo” dalam kaderisasi. Bila parpol masih seperti ini bukan tidak mungkin apabila nanti parpol hanya dijadikan “kendaraan politik” bagi orang-orang yang “haus” akan kekuasaan. Muhammad Nur Farid
INFO KAMPUS Pameran Kreasi Anak Bangsa
Semnas dan Gelaran Produk Penelitian
SALAH satu rangkaian acara Dies Natalis UNY ke-49 adalah gelaran Pameran Kreasi Anak Bangsa. Bertempat di Gedung Auditorium UNY, acara berlangsung pada tanggal 7-9 Mei 2013. Acara tersebut diikuti oleh 38 stan, yang berasal dari dalam maupun luar UNY. Dalam gelaran tersebut diadakan workshop, pertunjukkan musik, paduan suara, saxophone, dan stand up comedy. Panitia pagelaran ini sepenuhnya dilimpahkan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan. Setiap tahun gelaran yang serupa pengerjaan akan digilir dari satu fakultas ke fa kultas lainnya. Tujuan penggiliran ini adalah menunjukkan bahwa mahasiswa mampu memberikan kontribusi pada saat Dies Natalis. “Mahasiswa ingin ada kontribusi, menunjuk kan bahwa mahasiswa itu mampu,” ujar Nano selaku ketua panitia.
DALAM rangka Dies Natalis ke-49, UNY menggelar acara Seminar Nasional dan Gelaran Produk Penelitian dan Pe ngabdian Masyarakat di gedung LPPM UNY. Acara tersebut berlangsung selama dua hari pada 7-8 Mei 2013. Seminar Nasional yang bertemakan Optimalisasi Penelitian dan PPM untuk Pencerahan dan Kemandirian Bangsa ini di tujukan bagi dosen, pelaku penelitian, pengabdi masyarakat, dan mahasiswa. Produk-produk yang dipamerkan dalam acara ini meru pakan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang pendidikan, sains, teknologi, dan humanior a yang dipamerkan dalam 46 stan. Darmono, selaku ketua panitia mengatakan, “Melalui acara ini diharapkan mampu menumbuhkan mi nat mahasiswa di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.”
Randy Arba Pahlevi
Merynda Puspitaningrum
MEI 2013| edisi iII
7
tepi
Lama Pembangunan PKM FIS Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial diliputi kehawatiran tentang nasib gedung ormawa yang tak kunjung selesai dibangun. Hengki | Expedisi
Senin (6/5), tamapk gedung PKM FIS yang dibangun di bekas parkiran FIS belum terselesaikan.
S
ore itu Jumat (3/5), cuaca di Ko ta Yogyakarta masih terasa panas, namun hawa sejuk dari rindang nya pepohonan terasa saat memasuki kantin Fakultas Ekonomi (FE). Selain mahasiswa beristirahat dan makan seusai perkuliahan, ramai juga oleh obrolan ma hasiswa. Permasalahan kampus, hingga permasalahan yang dihadapi negara ini tak luput dari pembahasan. Dari arah timur, datang seor ang pria menggunakan tas ransel menuju salah satu meja di kan tin FE. Dia duduk bersama teman satu prodinya dan ikut dalam obrolan yang telah dimulai lebih awal. Aris Wahyudi, mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS) tahun 2012 menuturkan bahwa pemberitahuan me ngenai pembangunan Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (PKM FIS) telah disampaikan sejak akhir ja batan pengurus himpunan mahasiswa (hima) tahun 2011 silam. “Waktu awal kepengurusan sebenarnya sudah disosi 8
FIS yang lama, perpustakaan, dan gedung pertemuan. Tahap pembangunan perta ma yang awalnya dijanjikan selesai pada tanggal 20 Desember 2012 ternyata mo lor hingga Januari 2013. Saliman, M.Pd. selaku Wakil Dekan II FIS mengatakan “Kontraktor tidak bekerja sesuai dengan targetnya, sehingga melewati batas wak tu,” papar Saliman. Pembangunan PKM FIS menggu nakan sistem pembangunan bertahap. Pembangunan berlangsung dengan empat tahapan penyelesaian. “Pembangunan PKM FIS dengan tahap, itu nanti ada empat tahap kalau mau selesai total dan memakai kontraktor yang berbeda,“ tutur Saliman. Pemakaian sistem tahap ini dikare nakan dana untuk pembangunan PKM FIS tidak memungkinkan untuk pemba ngunan satu tahap. “Dananya tidak ada karena pembangunan itu menggunakan dana fakultas bukan dari rektorat,” jelas Saliman. Total dana yang terpakai sampai pembangunan selesai membutuhkan bia ya kurang lebih Rp 8 milyar. Sedangkan, fakultas dalam keuangan tidak dapat mencukupi biaya yang dibutuhkan untuk satu pembangunan PKM FIS. Meskipun pembangunan PKM dila kukan sebanyak empat tahap dan tender yang berbeda, ketika pemberitahuan awal pembangunan PKM ini tidak dijelaskan mengenai tahapan tersebut. “Kalau terka it dengan tender itu, dari ketua ormawa angkatan saya tidak diberi tahu,” papar Aris. Aris juga menambahkan bahwa awalnya para ketua hima meminta legiti masi untuk dilibatkan dalam penentuan konsep bangunan tetapi pihak dekanat tidak memberi kesempatan.
alisasikan bahkan sebenarnya dari masa akhir kepengurusan hima sebelumnya,” kata Aris dengan logat banyumasan yang kental. Aris menjelaskan bahwa perpindahan PKM itu dikarenakan tanah yang ditem pati oleh PKM FIS merupakan tanah milik FE. Tanah tersebut akan dibangun gedung perkuliahan baru untuk FE se hingga PKM FIS harus segera dipin dahkan. Ketika awal masa jabatan Aris sebagai Ketua HMPS, ada rapat pimpinan (rapim) ketua-ketua Hima FIS bersama Wakil Dekan III FIS. “Ketika rapim itu, disampaikan bahwa akan dibangun PKM baru untuk menggantikan PKM yang su Kekhawatiran Mahasiswa dah ada, karena tanah PKM lama milik Keterlambatan dan pembangunan FE,” tutur Aris. bertahap PKM FIS ini menyebabkan kehawatiran mahasiswa FIS, terutama Masalah yang Muncul mengenai nasib Ormawa FIS. Bulan Juli Gedung PKM FIS yang baru terdiri diperkirakan pembangunan tahap kedua dari empat lantai. Keempat lantai tersebut PKM FIS akan kembali dilanjutkan. Jika memiliki fungsi yang berbeda-beda, se diperhitungkan dua tahun ke depan pem bagai gedung ormawa pengganti ormawa bangunan PKM baru akan selesai.
edisi III | MEI 2013
tepi Desinta | Expedisi
Kekhawatiran Ormawa FIS akan digusur meskipun pembangunan PKM FIS belum selesai menghantui setiap hima yang ada di FIS. Hal ini ditanggapi oleh Saliman dengan mengatakan bah wa pembangunan gedung perkuliahan FE yang baru oleh Islamic Development Bank (IDB) belum dalam waktu dekat ini. Ormawa FIS belum akan digusur tahun ini. Selain itu, jika dalam keadaan ter paksa Ormawa FIS harus digusur dan PKM FIS belum jadi, pihak dekanat sudah memikirkan solusi. “Katanya ormawa mau dipindah di dekat Masjid Mujahidin tetapi akses untuk kesana nya susah dan takutnya ormawa akan sepi,” ungkap Dirga. Menanggapi hal tersebut Saliman juga mengungkapkan bahwa jika terpaksa digusur, untuk sementara Ormawa FIS dapat menggu nakan sekretariat bersama. “Andaikan terpaksa tidak punya ruangan, kita akan membuat sekretariat bersama,” tutur Saliman. Pembuatan sekretariat bersama disayangkan oleh Ahmad Muzoffar, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendi dikan Kewarganegaraan dan Hukum. Mahasiswa yang akrab dipanggil Jojo ini menyatakan bahwa, jika dibuat se kretariat bersama akan kurang kondu sif untuk kedepannya. “Menurut saya kurang kondusif, juga sedikit banyak menghambat program kerja hima yang sudah direncanakan,” jelas Jojo. Sebenarnya PKM yang baru untuk saat ini sudah dapat ditempati tetapi dengan keadaan yang seadanya. Maha siswa harus maklum jika pembangunan dilanjutkan. “Pengertian menempati itu ruangannya bisa ditempati, tetapi pembangunannya tetap berjalan,” kata Saliman. Saliman juga menerangkan bahwa itu karena gedung PKM bukan hanya untuk gedung hima. Fungsinya selain untuk gedung hima juga untuk gedung pertemuan, termasuk untuk perpustakaan. “Untuk gedung hima tahap pertama sudah dapat ditempati dengan catatan mau tidak hanya se perti itu?” papar Saliman dengan nada menawarkan. Saliman juga memaparkan bahwa mahasiswa menolak untuk menempa ti gedung PKM baru karena fasilitas nya yang masih kurang mendukung. Saliman tidak dapat menyanggupi jika sekaligus dengan fasilitas yang lengkap karena terbentur dengan dana yang ada. “Mahasiswa ternyata meminta sekaligus fasilitasnya juga dikompliti, MEI 2013 | edisi iII
Andaikan terpaksa tidak punya ruangan, kita akan membuat sekretariat bersama.
kalau mau komplit belum bisa sekarang karena pengadaannya belum bisa tahun ini juga,” jelas Saliman. Aktivitas mahasiswa FIS di ormawa cukup intensif itu jika dilaksanakan di sekretariat ormawanya. Selain permasa lahan fasilitas yang ada Jojo memaparkan bahwa privasi yang ada di PKM baru tidak terjamin. Hal tersebut ditakutkan akan mengganggu kenyamanan aktifitas yang ada di hima. “Untuk privasinya antar hima pembatasnya hanya triplek dan dibagian atas pembatas antar hima terdapat lubang seperti di Hima Admi nistrasi Negara dan Hima Pendidikan Ilmu Sosial, saya khawatir antartetangga terganggu,” ungkap Jojo. Pembagian ruangan yang diberikan pada setiap hima seluas 3 x 2,5 m. Pem bagian tersebut dirasa kurang untuk se tiap hima. Penambahan luas bangunan tersebut tidak dimungkinkan. Saliman menjelaskan perencana tidak dapat menyanggupi luas ruangan ditambah, karena permasalahan lahan yang tidak memungkinkan untuk ditambah luas ruangannya. Permasalahan juga terdapat pada ge dung Ormawa FIS lama. Dirga menyata kan bahwa gedung Ormawa FIS sudah tidak layak untuk digunakan. “Ormawa FIS ada yang bocor, baunya sudah tidak enak, dan banyak sampah, jadi kondisi ormawa ini sudah tidak layak lagi kami gunakan,” tutur Dirga. Kabar kondisi ormawa seperti itu sebenarnya sudah sampai ke dekanat tetapi berhubung sebentar lagi ormawa akan dipindah ke gedung PKM baru, pembenaran tersebut tidak dilakukan. Kebijakan tersebut diambil karena meng ingat bahwa gedung ormawa tersebut akan dihancurkan. Perbaikan dirasa akan menghabiskan dana. “Gedung itu sudah mau dihancurkan, kalau direnovasi kan sayang uangnya.” jelas Saliman. Harapan Mahasiswa “Pembangunan PKM yang baru men jadi ruang yang lebih layak dan mendu kung mahasiswa dalam menjalani proses kehidupannya. PKM FIS harus dibangun atas perjuangan nurani bersama,” harap Jojo. Gedung ormawa merupakan fasilitas
Selasa (7/5), Saliman, M.Pd. selaku Wakil Dekan II FIS saat dimintai keterangan perihal pembangunan PKM FIS, di ruang kerjanya.
yang mendukung aktivitas mahasiswa di kampus. Bukan saja sebagai tempat untuk merencanakan kegiatan, tetapi ormawa juga sebagai tempat bersosial isasi antar prodi. Kelancaran pembangunan PKM FIS merupakan harapan mahasiswa. Mahasis wa ingin segera menempati PKM dengan nyaman, tanpa dihantui oleh penggusuran gedung ormawa. “Semoga pembangunan PKM FIS segera selesai agar dapat di tempati,” tutur Dirga. Mahasiswa juga mengharapkan ada nya transparansi dana yang dipakai untuk pembangunan PKM FIS. Selain itu pe ngelolaan PKM FIS yang baru diharapkan ditangani oleh mahasiswa sendiri. Aris menginginkan, “Pembangunan PKM bisa cepat selesai dan transparan, pengelola annya diserahkan ke mahasiswa.” Ia juga berharap kepindahan Ormawa FIS tidak merubah kultur dan jiwa aktifis-aktifis Ormawa FIS sebagai kampus merah, kam pus pergerakan. Selain itu, kesinambung an dan kerja sama antar warga kampus merupakan hal yang dibutuhkan untuk kelancaran kehidupan di kampus. “Kita harus siap bersama-sama, ini harus ada sinergitas dari birokrasi, jajaran dekanat maupun pengurus-pengurus ormawa,” tambah Jojo. Desinta Kusumaningrum Bima
9
resensi
JAVA HEAT, SISI LAIN INDONESIA
S
Hashim yang bertugas menginterogasi bersikap skeptis. Jake terlibat semakin ja uh setelah melihat secara langsung mayat Sultana. Tato harimau, tindik, dan operasi plastik pada mayat itu menyadarkan Jake bahwa sebenarnya Sultana masih hidup dan kasus ini bukan sekedar bom bunuh diri. Pada akhirnya Jake justru ditetapkan sebagai tersangka setelah identitasnya terungkap dari keterampilannya meng gunakan pistol ketika Jake dan Hashim diserang oleh teroris. Baik polisi maupun teroris sama-sama memburunya. Ternyata Jake diam-diam mengus ut kasus tersebut meski akhirnya tertangkap saat mencoba mencari sumber tato harimau di sebuah tempat hiburan malam. Di sisi lain, keluarga Hashim dicu lik. Keadaan memaksa Hashim untuk menahan Jake tetap di Indonesia, dari sinilah sebuah kerjasama dimulai. Me reka memburu Malik, penjahat kelas dunia yang diduga menculik Sultana dan keluarga Hashim. Keduanya justru ditetapkan sebagai buronan setelah mela kukan pertemuan rahasia dengan sultan dan mengambil brankas berisi permata kerajaan yang diincar Malik. Klimaksnya, ketika digelar perayaan Waisak di seki tar candi Borobudur. Jake dan Hashim bertarung sengit di puncak Borobudur melawan Malik, demi menyelamatkan Sultana. Jika dibandingkan dengan film-film Allyn sebelumnya, secara kualitas Java Heat lebih unggul. Allyn dengan cukup baik memadukan budaya barat dan bu daya timur yang kontras. Unsur budaya timur yang mulai luntur seperti kera mahan orang-orang Jawa, sopan santun, setia kawan serta penuh perhitungan hadir disela-sela adegan perkelahian dan baku tembak.
Produser: Conor Allyn Penulis naskah: Rob Allyn, Conor Allyn Rumah produksi: Margate Film House Genre: Action Rilis: 18 April 2013 Pemeran: Ario Bayu, Kellan Lutz, Mickey Rourke, Atiqah Hasiholan Sayangnya ada beberapa plot yang ku rang pas dan terkesan dipaksakan dalam film Java Heat ini. Seperti adegan seorang kakek berbaju batik sedang bersantai yang muncul setelah adzan, kemudian diikuti pemandangan tukang becak yang tidak natural. Pemilihan pemain menjadi kekurangan lain film ini, hadirnya sosok Rudi Wowor yang memerankan tokoh Sultan Yogyakarta terasa tidak pas karena secara fisik Rudi merupakan keturunan kulit putih. Sec ar a kes el ur uha n fil m Java Heat cukup berbobot untuk ditonton. Banyak pelajaran yang dapat diam bil dari film ini, tentang keberagam an yang istimewa di Indonesia, ten tang sikap dan sopan santun yang mulai luntur. Nilai-nilai moral bangsa barat juga tercermin dari sikap tokoh Jake. Bahkan, budaya kerja kita yang kadang semena mena juga ikut disoroti dalam film ini. Fatmawati
Dok. Istimewa
ekali lagi Conor Allyn mewarnai industri film tanah air dengan kar yanya. Setelah sukses dengan trilogi Merdeka (Merah Putih, Darah Garuda, dan Hati Merdeka) penulis, produser, se kaligus sutradara muda asal Amerika ini kembali membuat film berlatar Indonesia, Java Heat. Masih tak jauh dari film-film sebe lumnya, film yang berlokasi syuting di Yogyakarta dan Jawa Tengah ini bergenre action. Bedanya, jika dalam film-film se belumnya Allyn mengeksplorasi tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan, di film ini Allyn mengambil latar masa kini dengan mengangkat ceri ta gerakan terorisme yang sedang marak sebagai daya tarik. Pemeran tokoh dalam film ini juga cukup keren dan pantas “diacungi jem pol”. Hadirnya sosok Kellan Lutz yang terkenal sebagai Emmet dalam Twilight Saga dan bintang Iron Man 2, Mickey Rourke menciptakan nuansa Hollywood pada film ini. Selain itu Ario Bayu, Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, Mike Lucock dan artis-artis papan-atas negeri ini juga tak kalah keren dari mereka. Film ini bercerita tentang kerjasa ma seorang polisi Indonesia, Hashim yang diperankan Ario Bayu dengan polisi Amerika, Jake yang diperankan Kellan Lutz. Jake dikirim ke Indonesia untuk menangkap seor ang penjahat kelas dunia yang menyebabkan kematian adiknya. Cerita beraw al ketika John Jason Wild yang diperankan Jake Travers menjadi saksi kasus bom bunuh diri yang me newaskan perempuan paling dihorma ti di Indonesia, Sultana, putri sultan Yogyakarta. Dalam kesaksiannya Jake me ngaku sebagai asisten dosen yang sedang melakukan penelitian budaya Jawa dan
10
edisi III | MEI 2013
wacana
K
eberadaan media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peran penting bagi masyarakat. Salah satu peran terbesar media massa adalah sebagai pembentuk opini publik. Media massa akan sangat menentukan pe nyampaian informasi ke khalayak umum. Peran media massa sebagai pembentuk opini publik inilah yang menjadikan me dia massa mampu mempengaruhi dan merubah cara berpikir masyarakat. Dalam dunia politik, peran media massa sebagai alat penyampaian informasi terbukti efektif dan efisien. Bahkan setiap memasuki masa pemilihan umum (pemi lu), pemberitaan di media massa hampir seluruhnya terfokus pada isu politik. Bukan tidak mungkin hal ini akan men jadi “kendaraan” partai politik (parpol) untuk menyukseskan wakilnya di ajang pemilu. Netralit as media massa saat ini kiranya dipertanyakan, terbukti dengan beberapa kepemilikan media massa yang dikuasai para petinggi sebuah parpol. Bukan hal yang mustahil jika porsi pe nayangan iklan untuk ajang propaganda yang berlebih, akan menyebabkan pre sepsi keberpihakan suatu media massa pada parpol tertentu. Hal ini lah yang sempat menjadi ke khawatiran Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga membuat Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No mor 1 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan kampanye. Berbagai aturan mengenai teknis diadakannya kampanye tertuang dalam peraturan ini. Hal yang sangat disayangkan dari PKPU bahwa ada bagian berisi pembredelan media massa. Berbagai ancaman yang tertuang
dalam BAB VII, Bagian Ketiga, pasal 46 mengenai aturan pemasangan iklan kampanye seperti denda, pembekuan ke giatan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye pemilu untuk waktu tertentu hingga pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran atau pencabutan izin penerbit an media massa cetak. Peraturan ini sempat memancing konflik di berbagai media. Banyak dari pihak media yang menolak isi dari pasal tersebut. Mereka menilai peraturan ini akan membatasi kebebasan media massa khususnya pers dan jelas hal ini mence derai makna reformasi. Salah satu buah reformasi adalah kebebasan tiap warga negara untuk mendapatkan informasi dan berpendapat di depan umum. Baik itu lingkup lokal maupun nasional sesu ai yang tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Dalam hal ini peran media massa, khususnya pers seharusnya bisa menjadi “lokomotif” pemberitaan yang sekaligus menjaga si kap netralnya dan tidak berpihak ketika memberitakan isu politik. Memasuki masa pemilu peran media massa sebagai ruang publik memang sangat rawan dimanfaatkan oleh suatu parpol untuk mempopulerkan parpolnya. Netralitas media massa seharusnya di wujudkan, dengan tidak memihak salah satu kandidat dalam pemilu. Media wajib bersikap adil, menjalankan fungsinya secara profesional. Seperti yang tertulis dalam PKPU pasal 40 ayat 3, media mas sa cetak, online, elektronik dan lembaga penyiaran wajib memberikan kesempatan
Dok. Istimewa
JANGAN "GANTUNG" MEDIA MASSA yang sama kepada peserta pemilu da lam pemuatan dan penayangan iklan kampanye. Netralitas harus tetap dipertahankan karena pers berpe ran penting dalam menentukan berkembang atau tidaknya demo krasi. Itu sebabnya, Edmund Burke seorang negarawan Irlandia tak segan menyebut pers sebagai pilar ke-empat demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudi katif. Dengan adanya perat ur an yang membatasi gerak media massa tentunya kita kembali ke masa orde baru, dimana keb eb asa n unt uk berpendapat dike kang. Pengalaman di era orde baru sudah cukup untuk kita ja dikan pembelajaran, bagaimana mewujud kan sistem pemerintah an yang dem ok rat is. Pemerintahan yang dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Dimana kebe basan berekspresi benar-benar dilindungi. Peraturan KPU tahun 2013 ini pa da akhirnya mendapatkan reaksi keras berupa penolakan dari berbagai pihak, dan setelah berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), KPU meng hapus pasal yang mengandung sanksi pencabutan izin media massa tersebut pada Rabu, 17 April 2013. Arde Candra Pamungkas
Kunjungi Portal Berita EKSPRESI!
www.ekspresionline.com
MEI 2013 | edisi iiI
11
eksprespedia
Kebangkitan Ekonomi Syariah
S
Repro. Hesti | Expedisi
istem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang pelaksana annya berdasarkan hukum Islam (syariah). Sistem ekonomi syariah tidak semata-mata menjadi instrumen yang ber sifat profan, tetapi sebagai instrumen yang melintas batas dunia profan. Pembentuk an sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman mengenakan
Pasang Iklan Anda di Sini?
Rp135.000 Hub. Arde Candra (085643356050)
bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Fenomena ekonomi syariah akhir-a khir ini tumbuh pesat. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah, ri set-riset tentang ekonomi syariah dan perbankan syariah muncul di seluruh dunia. Di bidang pendidikan bermun culan universitas negeri ataupun swasta yang mendirikan bidang studi ekonomi syariah, ada yang membuka jurusan Eko nomi Syariah, Perbankan Syariah atau Akuntansi Syariah. Fenomena kebangkitan ekonomi sya riah ini juga sekaligus menjawab keterpu rukan sistem ekonomi konvensional yang berbasis riba. Sistem ekonomi konvensi onal tidak dapat memberikan solusi ter hadap krisis ekonomi dunia sekarang ini. Sudah banyak yang menggugat dengan mengatakan sistem ekonomi konvensio nal sudah mati seperti yang terdapat di dalam buku Matinya Ilmu Ekonomi (The Death of Economics).
Banyak yang meragukan sistem akun tansi konvensional karena tidak sedikit akuntan-akuntan yang berlaku tidak jujur. Banyak akuntan yang memberikan hasil pemeriksaan atau audit dan pencatat an transaksi-transaksi keuangan yang dipalsukan (window dressing) dan di mark-up. Contoh kasusnya seperti yang terjadi pada perusahaan Enron di Amerika Serikat dan ditutupnya beberapa kantor akuntan publik di Indonesia. Akibatnya, saat ini terjadi fenomena yang menjadi kebangkitan baru dalam akuntansi syariah. Dengan pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah serta dibukanya kajian-kajian ekonomi syariah di lembaga-lembaga pendidikan maka Akuntansi Islam pun mulai dipelajari dan dicari oleh banyak orang. Akutansi syariah adalah sebagai jawaban alternatif dari sistim ekonomi kapitalis dan sistim akuntansi konvensional yang sudah kehilangan nilai-nilai kejujurannya. Ratih Lailathi
@ Kiat Bisnis Kita Bermasalah dengan iklan usaha Anda?
Kami solusi permasalahan iklan Anda!
Hub. Arde Candra (085643356050)
Follow Twitter Kami @ekspresionline 12
www.ekspresionline.com
edisi IiI | MEI 2013