rusan, karena mereka punya kebutuhan sendiri.” Berbeda dengan apa yang diungkapkan di atas, Suharto mengatakan, “Dari pihak fakultas berjanji akan memenuhi pada tahun 2010 dan sekarang janji tahun 2011, janji terus, dulu studio pernah dijanjikan akan bagus seperti teknik dan lab-lab yang lain karena bayarnya pun hampir sama. Mereka (mahasiswa lain) kuliah bisa menikmati lab sedangkan di kerajinan tidak bisa menikmati lab, padahal kita sudah mengajukan kepada fakultas.” Dari pihak rektorat, Sutrisna Wibawa selaku PR II membenarkan soal kebijakan otonomi yang diberikan kepada tiap fakultas untuk melaksanakan kebijakan masing-masing. “Jadi, urusan fasilitas dan lain-lain tanya saja pada PD II, saya hanya mengurusi hal-hal yang bersifat universal di UNY.” Dibeberkan pula perihal pengembangan fasilitas dan perbaikan bangunan untuk Jurusan Seni Rupa masuk dalam program jangka panjang. Konfirmasi tentang kapan hal itu dilaksanakan, PR II menjawab, “Belum tahu pasti.” Mahasiswa pun menyayangkan tidak adanya dialog antara mahasiswa dan birokrat. Mereka merasakan perlunya audiensi terbuka antara birokrat dan mahasiswa tentang fasilitas kampus, karena fasilitas merupakan hak mahasiswa yang harus diberikan oleh pihak
Indra EXPEDISI
tas yang ada di Jurusan Seni Rupa memang kurang. Selain terbatasnya luas ruang praktek. Banyak alat rusak dan terbatas. Kity, mahasiswa Seni Rupa angkatan 2009 pun turut mengungkapkan uneg-unegnya, “Yang paling tidak terurus adalah alat-alatnya. Terutama studio lukis, alatnya rusak dan tidak terurus. Pembayaran tidak ada pengaruh. Seharusnya tiap semester bayar, tiap semester juga ada perbaikan.” Kemana harus mengeluh Saat dikonfirmasi kepada pihak fakultas, PD II Fakultas Bahasa dan Seni, Sri Harti Widyastuti, M.Hum mengungkapkan bahwa anggaran dana praktek anggarannya sama, bahkan pihaknya mengklaim bahwa Jurusan Seni Rupa diutamakan pengadaan dananya, pihak fakultas tidak ingin ada jurusan yang dibawah standar. Ketika ditanya apa yang menyebabkan hal ini terjadi di Jurusan Seni Rupa, dia mengungkapkan, “Mungkin dari kesadaran mahasiswa itu sendiri, yang perlu melakukan penataan terhadap ruang praktek mereka, dan pengelolaan yang lebih maksimal.” Sri Harti Widyastuti, M.Hum, menambahkan, “Perlu diketahui bahwa untuk tembusan ke rektorat, memang tidak dilakukan karena di FBS telah menganut sistem otonomi. Pengadaan fasilitas, dan peralatan, dan lainnya diajukan melalui proposal. Isi proposal sangat beragam dari masing-masing ju-
EXPEDISI MEMBANGUN BUDAYA KRITIS
EDISI I | April 2010
Mahasiswa sedang menggunakan alat praktek
universitas sebagai timbal balik pembayaran pendidikan oleh mereka setiap semesternya. Niko, sebagai ketua Hima sering mendapatkan keluhan dari teman-temannya, mengatakan “Lucu to mbak, kita belajar disini, tapi fasilitas praktek mencari di luar, jadi kita ya bisa cukup bayar saja sama orang,” imbuhnya ketika disinggung mengenai kegiatan praktek. “Teman-teman sering kebingungan meletakkan hasil karya yang masih basah (lukisan-red), dulu ada ruang pameran, sekarang sudah berubah jadi ruang dosen.”
Indra Widianto Safri Muzahidin Aya, Inas, Rima, Yuna
EKSPRESPEDIA
Para Penjelajah Antariksa
Isti
me wa
Uni Soviet dan AS Awalnya, Uni Soviet dan Amerika Serikat merintis upaya penjelajahan ke ruang angkasa. Uni Soviet tercatat sebagai negara pertama yang berhasil melesat ke luar orbit Bumi dengan meluncurkan satelit Sputnik I pada 4 Oktober 1957. AS pun tak mau kalah dan segera menerbangkan satelit Explorer I, 31 Januari 1958. Sejak itu, kedua negara raksasa terus berlomba “menguasai” ruang angkasa. Yuri A. Gagarin, kosmonot pertama Uni Soviet, berhasil sekali mengelilingi Bumi pada 12 April 1961 dengan kapsul Vostok I. Sebulan kemudian, dengan terburu-buru, AS meluncurkan kapsul Mercury 7 yang diawaki oleh Alan B. Shepard. Bila Gagarin mampu terbang selama 108 menit dengan ketinggian 301,4 km, Shepard hanya bisa terbang selama 15 menit sampai ketinggian 184
4 • EXPEDISI| EDISI I| April 2010
km. Persaingan kedua negara terus berlanjut. Uni Soviet semakin menggebu. Dengan kapsul Vostok II, kosmonot Stephanovich Titov berhasil mengitari Bumi sebanyak 17 kali selama 25 jam 18 menit. Enam bulan kemudian, astronot AS John Glenn dengan kapsul Frienship 7 “hanya” bisa mengelilingi Bumi 3 kali dalam waktu 4 jam 56 menit. Uni Soviet dan AS kemudian mengarahkan misi masing-masing untuk pendaratan di Bulan. Untuk penjagaan Uni Soviet mengirimkan pesawat tak berawak Lunix IX, awal 1966. Namun, AS kemudian berhasil melakukan lompatan besar. 20 Juli 1969, astronot Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil menginjakkan kaki di Bulan dengan pesawat Apollo XI. Arianespace Milik Eropa Badan Angkasa Luar Eropa (ESA) pun mendirikan Arianespace tahun 1980. Pendirian itu untuk menyaingi AS dalam industri peluncuran satelit. Arianespace merupakan perusahaan ko-
mersial milik swasta yang berhasil meluncurkan lebih dari 150 satelit. China Menyusul Diam-diam, negara raksasa China juga mengembangkan teknologi ruang angkasanya dengan gigih. Tahun 2003 China mampu menerbangkan pesawat ruang angkasa yang diawaki astronot Yang Liwei. Hasilnya, Yang Liwei berhasil mengitari Bumi sebanyak 14 kali. Jepang dan India September 2008, Jepang sukses meluncurkan pesawat penjelajah pertama ke Bulan. Pesawat peneliti tak berawak itu diberi nama Kaguya, yang menyelidiki asal-usul Bulan dan perkembangannya. Oktober 2008, India juga melayangkan pesawat penjelajah tak berawak ke Bulan dengan nama Chandrayaan I. Ternyata, ilmuwan India telah melakukan penyelidikan dan percobaan sejak tahun 1963.
Septika Khoridatus S.
Laboratoriumku...Laboratoriumku... Di Mana Hak Belajar Mahasiwa TEPI Pagar dan trotoar yang baru dibangun tak terlihat bermanfaat di sepanjang jalan depan Lemlit hingga Kopma UNY Trotoar terlihat sepi dari pejalan kaki, lalu PKL?
PERSEPSI Para penghibur layar kaca yang tiba-tiba menjadi seorang tokoh politik, mendadak memimpin daerah. ada apa dengan partai politik hari ini? Apakah mereka tak dapat lagi mengkader orang-orang yang lebih mempunyai kemampuan dalam bidangnya
RESENSI Penyakit Lupus yang sangat berbahaya hinggap di tubuh Prasasti, penyakit tersebut mengubah hubungannya dengan orang-orang yang dicintainya? Dan bagaimana dengan Zahrir yang mencintainya?