EDISI PEMILWA 2011
EXPEDISI BUDAYA
KRITIS
Maulida M. | Expedisi
MEMBANGUN
Minggu (18/12) Persiapan H-1 panitia KPU 2011 untuk Pemilwa 19 Desember
Kecacatan Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Proses Pemilwa tahun ini memunculkan calon tunggal. Walaupun begitu Pemilwa tetap dilangsungkan.
H
al ini terjadi pada Pemilihan Ke tua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), karena ada pasangan calon yang meng und urk an dir i. Calon yang dim aks ud adalah pasangan Ali Wafa Mukhtar-Aqimi Dinana. Hal ini disampaikan oleh Wahyu Panca, selaku ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU). “ Jadi sementara ini ca lonnya yang jelas cuma satu, terus kita juga tetap melaksanakan Pemilwa,” jelas Wahyu. Wahyu menambahkan, kalau ada tawaran untuk aklamasi, yaitu penun jukk an, pengangk atan langsung, tidak melalui pencoblosan. Terk ait dengan calon tunggal, Siti Khanifah, sel ak u koo rd in at or Tim 7,
mengklarifikasi kemungkinan bagi KPU itu diskualifikasi, akan tetapi bagi temanteman Wafa itu mengundurkan diri. Jadi intinya sejauh ini tim 7 hanya mengeta hui bahwa itu didiskualifikasi dan bukan mengundurkan diri. Selanjutnya, masih terkait dengan ca lon tunggal, Hanif mengaku sudah meng konfirmasi pada Prof. Dr. Herminarto Sofyan dan Anang Priyanto, M.Hum. “Kita banyak tanya, kalau misalnya kita vakum gimana pak, calon kita tunggal gim ana. Kit a kan pik irnya ngel aw an kotak kosong. Selama tidak untuk me menuhi peraturan ya tidak harus ada kotak kosong,” kata Hanif. “Jadi memang kalau Pak Anang me
nyarank an untuk tidak perlu kotak ko song langsung penetapan. Pak Anang juga mengatakan jadi biarkan publik itu memilih ataupun tidak terserah publik,” lanjut Hanif. Hanif juga menerangk an, “Ada me mang beberapa statement yang menya tak an kam i cuci tangan atau ap al ah, bahwa kami merasa tidak melanggar sebagaimana yang kami langgar kalau masalah pemilwa tunggal, emang ada pernah.” Pengunduran Diri Pengunduran diri calon pasangan ini sangat disayangkan beberapa pihak. Sa lah satu pihak tersebut adalah Zamzam
Ade | Expedisi
sentra
Minggu(18/12)AliWafaMuchtar,mantancalon ketua BEM KM yang didiskualifikasi
Adnan, yang merupakan pesaing Wafa. “Saya sangat menyayangkannya kenapa tidak dari awal saja? kalau baru sek a rang ya sayang kan teman-teman tidak bisa menikmati proses demokrasi yang ada. Jadi tidak sempurna kan,” ungkap Zamzam. Pengunduran pasangan Wafa-Aqimi terjadi menjelang debat calon ketua KM, tepatnya pada Jumat (16/12). Hal ini dibenarkan oleh Wahyu. Dirinya menje laskan kalau debat dimulai pukul 08.30 WIB. Sementara Wafa datang pada pukul 07.30 WIB dan menyatakan pengunduran dirinya secara lisan. “Surat itu dilayang kan jam 10.19 dari pihak Wafa ke kita. Posisinya saat itu si Zamzam itu sudah hadir untuk debat,” terangnya. “Selama surat belum diterima dan berk asnya belum ada ya monggo ikuti dulu debatnya. Mengundurkan diri kan, setelah berkas (pendaftaran) itu sudah dicabut,” lanjut Wahyu. Sehubungan dengan pengunduran dirinya, Wafa memberik an tanggapan. “Sebenarnya untuk peraturan pemilwa, dan masalah sekjen harus semester 6 adalah peraturan KPU dan kita sudah dapat telpon dari KPU bahwa pasangan saya tidak lulus dan saya saat itu berniat mengundurkan diri,” ujar Wafa. Kecacatan Anggaran Dasar Keluarga Mahasiswa Pengunduran calon pasangan ini, bu kan tanpa alasan. Pasalnya, dalam surat pengunduran dirinya, yang ditujuk an pad a ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Panca, Wafa menyatak an bahwa dia menemukan kecacatan dalam 2
Anggaran Dasar (AD). Wafa men il ai bahwa AD KM itu masih belum matang. Dengan kata lain prematur. Zamzam menyampaik annya tang gapannya terkait hal ini. Menurutnya, KM tidak prematur. “Kalau prematur kan , kalau bayi lahir sebelum 9 bulan tapi ini kan sudah lewat dari 9 bulan,” kata Zamzam. Lebih lanjut lagi Zamzam menerangkan bahwa dia datang ke acara konferensi. Acara tersebut merupak an momen yang tepat untuk menyampai kan setuju atau tidaknya mengenai isi dari AD KM. Menanggapi kecacatan AD, Hanif me nyatakan, "Kami buat ini sangat hati-hati, mengkolaborasikan dengan teman-teman kampus yang lain,” terang Hanif. Lebih lanjut lagi Hanif mengutarakan kecurigaannya, “Bukannya saya mau cuci tangan, tapi saya curiga kenapa baru se karang beliau (Wafa-red) menyampaikan. Padahal jauh dulu saya mengadak an sosialisasi dan bertemu dengan Wafa dan Pati Dan mas Wafa juga mengikuti ketok palu terakhir Anggaran Dasar dan peraturan Pemilwa. Diskualifikasi “Diskualifik asi si Wafa itu sudah se jak hari Jum’at, kalau pelayangan surat itu hari Sabtu, pelayangan surat pen disk ualifik asian. Pengunduran diri itu sifatnya dari mereka, tapi kalau pen disk ualifik asian itu sifatnya dari kita,” terang Wahyu. Sem ent ar a Zamzam men gat ak an, “Namanya Pemilwa kan ada tahapannya, nah kalau ada salah satu tahapan yang tidak dijalankan, ya akan adanya kualifi kasi. Pak Anang sendiri pun mengingin kan tetap berjalan. Tidak mungk in kita mengundurk an diri karena prosesnya sudah jelas”. Wafa memp ert anyak an men gen ai pers oa l an disk ual if ik as inya. “Ken ap a kok tidak dari dulu saya didiskualifikasi, kenapa setelah saya mengajuk an surat pengunduran diri?” ungkap Wafa. Wafa menyamp aik an pen gak uan nya terk ait dengan pendiskualifik asian dirinya. “Katanya kan ada surat pering atan sebelum diskualifikasi dan itu mau disampaikan sebelum saya ingin mengun durk an diri sebelum hari jumat. Keliha tan sek ali mengada-ada. Kok Baru tadi malam dari bawaslu mengatak an akan ada surat ini. Ini kan aneh. Jangan-jangan ini sudah jelas diada-adakan. Agar saya murni keputusan didiskualifik asi. Apa maksudnya?,” tanyanya. Wafa menga ku dia men gal ami pemaksaan untuk
menerima surat ini. Proses sebelum dis kualifikasi yang kalian tidak ada. Hal ini yang semak in mempertegas sikapnya untuk mundur. Perubahan peraturan Pemilwa Wafa mengungkapkan, “Setelah ada konfirmasi bahwasanya saya tidak lolos adalah hari terakhir sebelum diperpan jang dan aneh sekali diperpanjang sam pai dua kali. Jadi kita sudah bilang pada KPU, karena tidak mudah untuk mencari pasangan dan calon sekjen lain dan niat mundur saya itu sebelum KPU meru bah dan pada tatanan pada perubahan semester 4 itu.” Lebih lanjut Wafa juga menyampaik an bahwa perubahan itu seharusnya merupakan wewenang KPU, bukan Tim 7. "Nah, itu yang kita tidak senang. Ini baru masalah pemilwa. Belum lagi dengan anggaran-anggaran dasarnya,” kritiknya. “Saya melihat kelolosan saya penuh dengan intrik, karena tidak ada ketentuan ketetepan dalam pemilihan itu,” lanjut Wafa. Hanif menerangkan bahwa ketentuan syarat menjadi calon ketua dan wakil ke tua BEM, yaitu telah melewati semester empat. “Itu pertanda bahwa wakil dari Wafa masih bisa, perubahan AD itu pun juga murni merubah, dan murni melo losk an tim Wafa,” jelas Hanif. Hnaif me nambahkan bahwa KPU itu sebenarnya hanya sekedar EO seperti yang dikatakan Anang Priyanto, M.Hum. Intervensi KPU oleh Tim 7 Proses Pemilwa yang berjalan tahun ini banyak intervensi yang dilakukan oleh Tim 7 terhadap KPU. Hal ini dijelask an oleh Wafa. “Saya itu tidak habis pik ir apa karena Tim 7 ini SK-nya SK rektor kemudian dengan kekuasaanya mampu masuk ke ranah KPU ini dengan leluasa. Wafa mengkaitkannya dengan keputusan Tim 7 untuk melanjutk an pemilwa hari Senin ”Jelas sekali kenapa bukan tim 7 sekalian yang mengadakan,” kritiknya. Hasil Akhir Pada 20 Desember 2011, Tim 7, KPU dan tim dari Wafa, bertemu di ruang se kretariat KPU, yang dulunya ruang BEM. Dal am kegiat an banding itu, setel ah melalui proses panjang, hasil akhir nya adalah Wafa resmi diakui mengundur kan diri bukan didiskualifik asi. Hal ini diungk apk an oleh Lalu Wirya Artapati, selaku ketua tim sukses Wafa. Yulinda R. Yoshoawini Ade, Dwi, Ody, Ratih, Sari
edisi pemilwa | desember 2011
I N F O pemi lwa Persiapan Pemilwa H-1 MINGGU, (18/12), sehari menjelang pemungutan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) fakultas ramai-ramai mendatangi sekretariat KPU universitas untuk mengambil kotak suara. Kotak suara itu rencananya akan digunakan dalam Pemilihan umum mahasiswa (Pemilwa) besok harinya. Hilarius, anggota KPU Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengungkapkan bahwa pihaknya hanya mengambil 16 kotak suara sesuai dengan kebutuhan. “FMIPA hanya mengambil 16 kotak suara, tidak tahu dengan fakultas yang lainnya,” ungkapnya. Pendistribusian KPU itu sendiri tidak dilakukan secara serempak alias bergantian. Sementara ada pendistribusian kotak suara, di sekretariat KPU sendiri sedang ada pembenahan kartu suara. Kartu suara yang semula telah jadi
dengan dua calon harus dibenahi menjadi satu calon. Para anggota KPU melakukan pembenahan terhadap foto calon peserta pemilwa. Akibatnya, hampir semua surat suara mengalami pembenahan. Bahkan sampai mengadakan cetak ulang surat suara. Pendistribusian surat suara sendiri dilaksanakan pada pagi hari saat hari H pemungutan suara. Tepatnya sekitar pukul 06.00 WIB. Dwi
SYARAT PEMILIH UNTUK PEMILWA FBS KAMIS (22/12) Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) akan dilangsungkan. Ada dua calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS yang terdaftar, yaitu pasangan Olvy-Tommy dengan jargon Produktif, yaitu Profesional,
editoria l
Ade
MAhasiswa BICARA
Independensi KPU Dipertanyakan PADA Pem il ih an Umum Mah as isw a (Pemilwa) tahun ini hanya ada satu pasangan calon tunggal untuk menja di Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Kel ua rg a Mah as iswa (BEM KM). Hal itu terjadi karena salah satu pasangan calon Ali Wafa Mukhtar – Aqimi Dinana mengundurk an diri dari pencalonan. Itu ditunjuk an secara tertulis dalam surat pengundurannya. Salah satu poin alasan yang mem buatnya mundur karena cacatnya Ang garan Dasar Keluarga Mahasiswa. Se jatinya, dasar hukum penyelenggaraan Pemilwa ialah Anggaran Dasar. Kalau dalam AD sendiri terdapat kecacatan, lalu bagaimana dengan jalannya pemil wa? Mengingat jalannya dan segala hal yang mengatur tentang Pemilwa tertu ang dalam AD yang kemudian diturun kan ke dalam Peraturan Pemilwa. Sementara itu, Tim 7 tamp il se bagai hak im, dengan merancang pe rat ur an pem ilw a term as uk AD. Hal ini menunjukk an bahwa Tim 7 terlalu mengintervensi terhadap segala sesu atu yang berkenaan dengan Pemilwa term as uk per at ur annya. Kem ud ia n,
edukatif, komunikatif. Sedangkan pasangan lainnya, yaitu Ardha-Sirot dengan jargon CST, yaitu Cerdas, Sederhana, namun Tetap Istimewa. Berdasark an Surat Keputusan Nomor: 12/Sk-KPU/FBS_UNY/ XII/2011 menetapkan syarat pemilih yang sah dalam Pemilwa FBS UNY 2011, yaitu: 1) Pemilih harus menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) asli pada saat pemungutan suara, 2) Bagi mahasiswa yang belum memiliki KTM atau kehilangan KTM dapat menunjukan: KTM sementara; kartu anggota perpustakaan universitas atau fakultas; dan bukti registrasi pembayaran semester. “Semoga yang terpilih bisa merepresentasikan pilihan warga FBS secara umum,” ungkap Ayu Siti, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) 2010 menyampaikan harapannya.
posisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di sini hanya sebagai panitia pelaksana jalannya Pemilwa. Otoritas KPU sung guh sangat terbatas. Ibarat membangun sebuah rumah, pondasinya harus kuat. Begitu pun de ngan pengadaan Pemilwa. Kalau AD saja sudah cacat secara konsep, lalu ba gaimana lembaga yang akan dibangun nantinya dapat berdiri kokoh? Kemudian, terpilihnya calon tung gal sebagai ketua BEM KM mengindi kasik an calon itu menang. Ditambah dengan keterangan dari Wahyu, selaku ketua KPU, yang mengatak an kalau Pemilwa tetap akan berlangsung, wa laupun dengan calon tunggal. Lagi-lagi keputusan terbesar ada dit an gan Tim 7 sebagai penengah. KPU dipandang terlalu lemah dalam mengambil sikap untuk Pemilwa. Tim 7 dan semuanya hendaknya belajar dari pengalaman Pemilwa tahun lalu, agar tidak terjadi kegagalan Pemilwa jilid II. KPU sebagai lembaga independen jik a memang terus terintervensi oleh Tim 7 lebih baik dibubarkan. Redaksi
Pemilwa di FIP Cukup Terkendali SEJAUH ini kondisi pemilwa aman terkendali. Tidak ada kampanye frontal atau anarkis. Sementara untuk proses pemilihan ketua Hima di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) adem ayem, kurang ada kampanye. Tapi juga sampai ke kampus FIP yang lain, diantaranya Mandala Krida, Bantul dan Wates. Itulah seninya FIP. Elisabeth Widya Rachma Mahasiswi Manajemen Pendidikan FIP 2010
Redupnya Semarak Pemilwa Tahun Ini PEMILWA tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Entah karena sistemnya atau mahasiswa yang kurang antusias. Bisa jadikarena tidak ada sense of organisation atau mungkin juga sebagian mahasiswa merasa trauma dengan organisasi selama ini. Inilah pekerjaan rumah (PR) besar bagi mahasiswa yang mendeklarasikan diri sebagai aktivis. Hasto Prasetyo Ketua BEM FMIPA 2011
Pimpinan Proyek Dwiningsih Afriati | Sekretaris Maria M.R. Fernandez | Bendahara Triana Sari Fadhilah | Redaktur Pelaksana Yulinda R. Yoshoawini | Redaktur Ade, Dwi, Yulinda, | Reporter Ade, Dwi, Ody, Ratih, Yulinda| Redaktur Foto Maulida M. Nugroho | Artistik Rohhaji Nugroho | Produksi Irawan Sapto Adhi | Iklan Ferlynda Putri S. | Sirkulasi Sulyanti | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline.com Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
desember 2011 | edisi pemilwa
3
PERSEPSI
Banner, bendera, poster yang berisi visi misi dan kumandang-kumandang kalimat ajakan yang dipasang diberbagai sudut. Slogan, pembicaraan berbagai bentuk gambar dan symbol-simbol, itulah gambaran yang dapat nampak akhir-akhir ini. Pemandangan tersebut, sebagai sebuah bentuk usaha pencapaian sebuah dukungan, yang ditujukan untuk para warga mahasiswa dalam menggalang dukungan. Pencitraan diwujudkan baik dalam kegiatan dakwah maupun propaganda-propaganda yang dilancarkan melalui jejaring sosial, kini marak dilakukan sebagai bentuk pencitraan, yang nantinya diharapkan mendapatkan sebuah feed back dari masyarakat khususnya mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang akan melaksanakan Pemilwa bulan Desember ini. Sarana prasarana dan sosialisasi yang diharapkan sebagai bentuk pengenalan para pasangan calon, tidak diindahkan oleh mahasiswa. Diskusi-diskusi dan berbagai debat pasangan calon terpilih yang diadakan, juga tak banyak dilirik mahasiswa. Hal ini menyebabkan banyak dari mahasiswa, yang seharusnya berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini, menyia-nyiakan suaranya untuk memilih pasangan calon yang nantinya akan memimpin organisasi mahasiswa (ormas), di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), selama satu tahun kedepan Berbagai propaganda-propaganda pada jejaring sosial yang kini sedang marak, sepatutnya diambil intisarinya. Bentuk-
4
bentuk penghambatan, pembelokan, dan kata-kata berbau politis perlu kita saring kebenaranya. Pengaruhpengaruh sejumlah oknum serigala berbulu domba yang mengacau pada situs-situs jejaring sosial inilah, yang sepatutnya kita kaji ulang mana yang berbau politis dan mana yang hanya pengalihan isu serta mana yang benarbenar dapat diindahkan. Begitu juga dengan janji-janji yang mereka luapkan dan kumandangkan ketika pra pemilwa dalam suasana kampanye khususnya di media jejaring sosial. Bentuk-bentuk indoktrinasi lewat jejaring sosial ini sepantasnya diwaspadai saat ini. Selain jangkauan medianya meluas ke masyarakat, indoktrinasi lewat jejaring sosial ini, sangat rentan terhadap sebuah kegiatan kampanye konvensional, yang mengarah kepada pencitraan salah satu pihak. Kampanye dengan jejaring sosial memang mudah dan banyak mahasiswa yang mengakses khususnya di akun facebook dan twitter, dimana keduanya merupakan konsumsi harian yang sulit dipisahkan dari mahasiswa. Kampanye bermedia jejaring sosial ini sarat dengan propaganda negatif dan positif, yang menyudutkan salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak oleh pihak-pihak tertentu yang menginginkan tumbangnya salah satu pasangan calon terpilih. Untuk itu sebagai mahasiswa kita hendaknya selektif dalam memilih calon,
Repro. Ody | Expedisi
Waspada Kampanye Jejaring Sosial!
y a n g nantinya akan memimpin ormas-ormas dikampus kita ini agar lebih bijak dan tidak hanya mementingkan satu golongan saja. Disamping itu diharapkan kampanyekampanye dan slogan yang mereka dengungkan tersebut bukan hanya janjijanji manis pemimpin kepada rakyatnya, dalam hal ini rakyat mahasiswa. Semoga dalam Pemilwa ini tidak ada kekotorankekotoran dan kecurangan dengan tujuan maupun misi tertentu oleh salah satu pihak. Pemilwa yang siap dan jujur merupakan hal yang ditunggu mahasiswa, mari bergerak dan tuntaskan perubahan. Maulida M. Nugroho
edisi pemilwa | desember 2011