EXPEDISI EDISI VIII FEBRUARI 2013
MEMBANGUN
Kegalauan Mahasiswa Kelas Internasional Mempertanyakan Masa Depan Kelas Internasional Pascaputusan MK
B U D AYA
KRITIS
surat pembaca Harapan Mahasiswa KI Kelas “Internasional” di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Penulisan kata internasional diapit tanda kutip karena label internasional sekedar kata dan tak berarti apa-apa. Tidak jauh beda dengan kelas reguler. Salah satunya ialah fasilitas yang diberikan. Kami membayar biaya yang lebih mahal. Angkatan saya mendapat kelas dengan fasilitas yang baik berupa ruang kelas berpendingin ruangan, komputer, dan wifi namun saat memasuki semester tiga, itu semua tidak berfungsi maksimal. Saat ketika saya bertanya mengenai maksud dan tujuan Kelas Internasional (KI) adalah ketika RSBI dan SBI dihapus. Sementara mahasiswa KI, salah satunya, dipersiapkan untuk mengajar RSBI dan SBI. Setelah resmi dihapus, mahasiswa dan orang
tua sangat keberatan dengan biaya pendidikan tetap namun fasilitas sama dengan kelas lain. Amalia Febri Pendidikan Kimia Internasional 2011
Kecewa pada Pemilwa 2012 Hingat-bingar Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) 2012 di UNY, yang kebetulan berbarengan dengan Pemilihan Rektor (Pilrek), telah usai. Pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) periode yang baru telah terbentuk bahkan ada yang sudah dilantik. Namun, ketika melihat gelaran Pemilwa saya lumayan gelisah. Pemilwa yang diperankan mahasiswa nyatanya menjadi ajang untuk memperjuangkan
editorial Mempertanyakan Masa Depan Kelas internasional Niat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengikuti perkemb ang an pend id ika n di Indonesia de ngan membuka Kelas Internasional (KI) har us mengh ad api real it a yang ada. Ditetapkannya put us an Mahkamah Konstitusi (MK) yang meniadakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) membuat UNY memutar otak dan bertanya tentang kelanjutan KI. Mahasiswa KI pun ikut resah memikirkan kelanjutan nasib me reka. Meskipun birokrat menyatakan bahwa KI tidak akan terpengaruh oleh putusan MK namun tetap saja timbul pertanyaan. Pertanyaannya ialah apakah KI sudah dikonsep secara matang oleh UNY. Perlu juga kita ingat bahwa salah satu tujuan birokrat membuka KI adalah untuk mendukung UNY meraih cita-cita menj adi World Class University (WCU). Sangat disayangkan jika memang itu yang menjadi alasan. KI bukan batu loncatan bagi UNY jika ingin menjadi WCU namun seharusnya pula KI dibentuk melalui rencana yang matang.
2
Adanya RSBI dan SBI sangat tidak ramah bagi warga negara Indonesia. Biaya yang mahal sehingga tidak bisa dijangkau oleh seluruh rakyat akan memudahkan terjadinya pungutan liar yang seharusnya tidak terjadi di sekolah. Ketidakmatangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mengonsep kebijakan pendidikan juga dilakukan oleh UNY dengan membuka KI, yang tentunya berimbas pada mahasiswa dan para pelaku di bidang pendidikan lainnya. Pendidikan yang bertaraf inter nasional bukan hanya gengsi namun juga harus mengerti kompetensikompetensi yang dibutuhkan. UNY sudah seharusnya bertanggung jawab pada mahasiswa KI yang resah memikirkan nasib mereka. Di waktu mendatang, Kemendikbud maupun UNY harus mengonsep secara matang jika ingin membuat kebijakan baru. Jangan membuka program baru hanya karena ingin menaikkan gengsi. Lakukan riset terlebih dahulu jika ingin membuat perubahan. Redaksi
kepentingan golongan. Pemilwa sarat dengan permainan politik untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang ingin eksis di UNY. Harusnya, kampus dapat menyuguhkan budaya demokrasi yang terbuka, jujur, adil, dan sarat keteladanan. Namun, perlu kita ingat bahwa tidak ada kata terlambat untuk menata ulang, Kawan. Asnan Arifin Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial 2005
Dilema Ormawa FIS UNY Judul tulisan ini adalah yang hal yang dirasakan ketika diberi kesempatan berdiskusi dengan pihak birokrat. Kami membahas mengenai penggunaan dan perawatan fasilitas kampus oleh mahasiswa. Banyak informasi mengambang yang didapat, bahkan hingga saat ini. Misalnya kenyataan Sekretariat Ormawa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang belum tahu hendak dibawa ke mana karena pembangunan gedung Pusat Kreativitas Mahasiswa (PKM) FIS tak kunjung jadi. Padahal, gedung yang ditempati bersama Ormawa Fakultas Ekonomi (FE) akan segera dialihfungsikan menjadi gedung baru untuk FE. Sebenarnya masih banyak keluhan mahasiswa yang belum sempat disampaikan ketika diskusi karena terbatasnya waktu yang diberikan. Libriana Candra Dewi Pendidikan Sosiologi 2011
sempil + Tapi nantinya kita tam bah sertifikat-sertifikat yang mendukung.” - Sertifikat tanah, serti fikat ospek, atau ser tifikat seminar, Pak? Pimpinan Proyek Faqihuddien Abi Utomo | Sekretaris Akhmad Muawal H.| Bendahara Nimas M. Firdausa | Redaktur Pelaksana Nia Aprilianingsih | Redaktur Akhmad Muawal H, Ebma Yudhasatria, Irfah Lihifdzi A, Nia Aprilianingsih, Nur Janti, Octandi Bayu P, Taufik Nurhidayat, Sofwan Makruf | Reporter Abi, Bayu, Dini, Ebma, Farid, Heri, Irfah, Neti, Pras, Taufik | Redaktur Foto Ebma Yudhasatria | Artistik Sofwan Makruf | Produksi Latif Aminudin, Octandi Bayu, Siti Khanifah | Iklan Nur Janti, Dini Permatasari, Irfah Lihifdzi A. | Tim Polling Arif Setiabudi, Najih Shu'udi, Neti Mufaqoh | Sirkulasi Taufik Nurhidayat | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@ yahoo.com | Web ekspresionline.com Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi vIII | FEBRUARI 2013
sentra
Rabu, 13 Februari 2013. Diskusi terbuka antara mahasiswa dan rektorat mengenai Kelas internasional yang diadakan oleh BEM FMIPA, bertempat di ruang seminar FMIPA.
RSBI Dibubarkan, Mahasiswa Kelimpungan
Ebma | Expedisi
RSBI dan SBI dibubarkan. Lalu, bagaimana nasib mahasiswa KI UNY yang dipersiapkan untuk mengajar di sekolah-sekolah itu?
M
ahasiswa Kelas Internasional (KI) Fak ult as Mat ematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dires ahkan ol eh put usa n Mahkamah Konstitusi (MK) untuk membubarkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasioanal (SBI) Selasa, (8/01/13) karena dinilai tidak sesuai dengan konstitusi. Mahasiswa bingung mengenai kelanjutan nasib mereka kelak ketika lulus. “Setahu kami KI dipersiap kan untuk mengajar Sekolah Bertaraf Internasional (SBI),” kat a Devita Yuliana, mahasiswa Pendidikan Kimia Internasional, angkatan 2010. Mahasiswa KI FMIPA telah menyam paikan kegelisahan mereka dengan me minta advokasi kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM). Advokasi ini berkaitan dengan kejelasan KI dan menghendaki adanya forum antara mahasiswa dan pihak rek torat. Forum tersebut akhirnya diseleng garakan oleh BEM FMIPA pada Rabu (13/02/2013) di Ruang Seminar MIPA pada pukul 15.30 WIB. Mahasiswa menanyakan gelar yang akan mereka sandang ketika lulus serta perincian dana. karena fasilitas yang mereka dapatkan tidak berbeda dengan
FEBRUARI 2013 | edisi VIII
kelas regular. “Fasilitas yang kita dapat tidak sebanding dengan biaya SPP (Sum bangan Pembinaan Pendidikan-red) yang kita bayarkan setiap semester. Bahan laboratorium pun banyak yang kurang lengkap,” kata Elsa Rahmaningrum, ma hasiswa Pendidikan Kimia Internasional angkatan 2011. “Harapannya supaya SPP bisa turun,” usul Bina Rahayu Setyasih, mahasiswa Pendidikan Biologi Internasional angkatan 2010. Menjawab kegelisahan mahasiswa KI, Wakil Rektor (WR) III, Sumaryanto, M.Kes. mengatakan pihaknya akan me nampung aspirasi mahasiswa KI dan bila ingin diad akan forum pihaknya akan mengusahakan. Senada dengan Sumaryanto, Wakil Dekan (WD) I FMIPA, Dr. Suyanta mengatakan, “Ini sedang kita evaluasi lebih dulu. Kita akan mengambil sikap seperti apa gambaran serta solusi. Nanti kita akan berbicara dengan mahasiswa.” Suyanta juga menghimbau mahasis wa KI agar tidak resah karena menurut nya putusan MK tidak terlalu berdampak besar kepada mahasiswa KI. “Meskipun tidak boleh bernama RSBI/SBI, tapi jika sekolah yang memang unggulan pastinya akan tetap mempunyai konsep yang lebih unggul. Jadi, lulusan KI kami
promosikan ke sekolah yang unggulan,” tambahnya. Hal senada diucapkan pu la oleh Wakil Dekan I (WD I) Fakultas Ekonomi (FE), Dr. Murdiyanto, M.Pd., M.M. bahwa mahasiswa tidak perlu kha watir jika memang merasa memiliki ke mampuan lebih. Terkait gelar untuk mahasiswa lulus an KI, Suyanta menambahkan, “Sebe narnya masih sama (gelar-red), sarjana pendidikan. Karena pemerintah pun juga belum memutuskan. Tapi nantinya kita tambah sertifikat-sertifikat yang men dukung.” Wakil Rektor II (WR II), Dr. Moch. Alip, M.A. ketika dimintai keterang an mengenai perincian dana KI yang mengakibatkan biaya pendidikan KI ma hal mengatakan, “Bahan-bahan yang harus disiapkan kalau bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia kan beda lalu praktikum di MIPA juga berbeda.” Dia menambahkan bahwa biaya pendidikan untuk KI merupakan konsekuensi dari program dan untuk selanjutnya tidak ada penurunan biaya SPP bagi mahasiswa KI yang dibayar setiap semester. “Jadi karena polanya seperti itu kemungkinan (biaya pendidikan KI-red) tetap.” Mengenai kurikulum KI Suyanta menjelaskan bahwa dalam setiap se
3
sentra
Rabu, 13 Februari 2013. Dr. Suyanta, Wakil Dekan I FMIPA (tengah), dalam Diskusi Terbuka Implementasi Pembubaran RSBI Terhadap Penyelenggaraan Kelas Internasional. Ebma | Expedisi
mester terdapat kuliah bahasa Inggris yang ditambah dengan native speaker. Program ini mendatangkan orang asing untuk mengajar bahasa.Inggris. Selain itu, terdapat tambahan materi bahasa Inggris yang sesuai bidang studinya. Istilah-is tilah bahasa Inggris yang sesuai dengan bidang studinya. Mahasiswa juga dikirim ke luar negeri dan difasilitasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah internasional. Namun, dalam program pengiriman ke luar negeri tersebut maha siswa masih harus membayar meskipun mendapat bantuan dari rektorat. PPL di sekolah internasional pun nyatanya tidak akan bisa lagi karena sudah tidak diperbolehkan. Sedangkan Wakil Rektor I (WR I), Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt. eng gan memberikan keterangan dan menya rankan untuk menanyakan perihal KI kepada Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Namun, Rochmat Wahab sulit ditemui karena kesibukan nya. Tak Ada KI Lagi Angkatan 2012 merupakan KI te rakhir karena untuk tahun berikutnya, UNY tidak membuka KI lagi. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan biaya pendidikan antara mahasiswa regular dengan mahasiswa KI. Tingginya biaya pendidikan mahasiswa KI menyebabkan mahasiswa yang kurang mampu tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti KI. “Arahan dari Dirjen jadi pembaya ran tidak boleh di beda-bedakan kecuali karena program studinya memang beda. Jadi, wajar bayarnya beda karena kebutu hannya juga beda,” kata Moch. Alip. Walaupun KI rencananya akan di tutup, pihak rektorat memiliki program serupa dengan KI yang disebut kelas unggulan. Program ini masih dibicara kan oleh pihak rektorat. Dalam program kelas unggulan yang akan diusung oleh pihak rektorat ini berlaku mulai angkatan tahun 2013. Rencananya mahasiswa yang masuk program unggulan akan diseleksi mulai semester 3. 4
Sistem pembayaran pada program ke hasiswa Pendidikan Kimia Internasional las unggulan akan sama diratakan. Selu angkatan 2011. ruh pembayaran semester untuk mahasis Menurut Prof. Suwarsih Madya, wa baru angkatan 2013 dalam satu prodi Ph.D., selaku Wakil Rektor IV Kelas nantinya tidak akan ada perbedaan karena Internasional jangan hanya memiliki label adanya perbedaan program. Pembayaran internasional, “Jadi kalau ada kelas in dari semester 1 hingga semes ternasional bukan hanya karena ter akhir akan diratakan. bahasa Inggrisnya saja, tapi “Selama ini Kelas “Sistem pembayarannya pandangannya. Dia da Internasional belum jadi sama dari semester pat mengikuti tren du 1 sampai akhir. Kalau berjalan mulus,” Suyanta, nia dan tahu tuntutan Wakil Dekan I FMIPA. dulu kan ada SPP, SPI abad ke-21 serta tahu (Sumbangan Pengem integritas atau kompe bangan Institusi-red), dan tensi-kompetensi yang di lainnya sehingga semester satu butuhkan dunia.” bayar mahal dan semester berikutnya Karena kurang lancarnya penyeleng murah. Jadi total biaya itu dibagi 8 se garaan KI, beberapa mahasiswa KI me meseter dan pembayarannya sama dari nyarankan untuk menghapus program KI. awal sampai akhir,“ kata Alip. “Lebih baik kelas internasional dihapus dan dijadikan kelas Pendidikan Kimia Kejar Target Konsep Tak Mantap Swadana saja,” kata Elsa. “Kita juga sedang mengevaluasi, Pendapat lain datang dari Adhe bahkan sebelum MK memutuskan. Kita Premanaafi’ PN, mahasiswa Pendidikan undang rektor dan dosen-dosen. Apapun Akuntansi Internasional, Fakultas kita evaluasi. Karena selama ini KI belum Ekonomi angkatan 2011. Adhe mengata berjalan mulus, kita menargetkan KI men kan bahwa pembenahan harus dilakukan jadi kelas unggulan. Intinya kita sedang secara bertahap. Hal pertama yang harus mencari format baru,” kata Suyanta. dibenahi adalah penyeleksian mahasiswa Pada mulanya KI dibuka untuk me KI. “Mahasiswa yang masuk KI harus menuhi keinginan UNY menjadi World berminat, kompeten, dan memiliki kua Class University (WCU) agar lulusan litas. Pihak rektorat harus benar-benar UNY tidak hanya bersaing di tingkat menyeleksi agar KI lebih berkualitas dan lokal dan nasional, bahkan dapat ber bukan hanya labelnya saja.” Dirinya juga saing di tingkat internasional. “Selama menyayangkan proses seleksi yang hanya ini di Indonesia tidak ada lembaga yang menggunakan hasil Test of English as a menyiapkan tenaga kerja yang khusus Foreign Language (TOEFL). Hal lain untuk sekolah internasional. Jadi, mereka yang harus dibenahi adalah kurikulum. (sekolah internasional-red) kebingungan Kurikulum harus disesuaikan dengan mencari guru,” kata Suyanta. Namun, kurikulum internasional dan bukan se rencana UNY mencetak guru khusus un kedar meningkatkan kemampuan bahasa tuk sekolah internasional sirna lantaran Inggris semata. RSBI/SBI sudah dibubarkan. Ketika ingin menggunakan sebuah Dalam penyelenggaraan KI, UNY kurikulum, menurut Suyanta, Indonesia kurang mematangkan konsepnya sehing selalu melihat negara lain. Memaksa ga pelaksanaan KI pun menjadi kurang kan kurikulum luar negeri padahal di lancar. Alat laboratorium yang kurang Indonesia belum tentu cocok. Pada da lengkap, proses penerimaan mahasiswa sarnya Indonesia kurang menekankan im KI yang kurang siap, dan kurikulum yang plementasi dan harus hati-hati jika ingin tidak jauh berbeda dengan mahasiswa re mengadopsi kurikulum negara lain. gular. “Kan KI cuma label saja, dalamnya Nur Janti tidak benar-benar KI,” kata Fitria, ma Abi, Dini, Farid, Heri, Neti, Pras edisi VIII | FEBRUARI 2013
polling
Masa Depan Mahasiswa Kelas Internasional
U
niversitas Negeri Yogyakarta (UNY) memiliki Kelas Internasi onal (KI) yang berada di Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dihapuskannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) oleh Mahkamah Konstiusi (MK)ialah karena tidak sesuai dengan konstitusi. Penghapusan ini me nyebabkan ketidakjelasan nasib mahasiswa KI. Selain itu, KI juga belum mempunyai konsep yang matang terkait kukrikulum, sarana, prasarana, dll. Untuk mengetahui respon mahasiswa KI terhadap penghapusan RSBI/SBI dan kualitas KI maka EXPEDISI mengadakan polling. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan sampling aksidental yaitu memberikan angket se cara langsung kepada responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket yang terdiri dari 7 pertanyaan dan 10 pernyataan . Dalam pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto, besarnya sampel dapat diambil 10%-35% dari populasi, tergantung besar kecilnya jumlah popu lasi. Jumlah angket yang disebar adalah
171 atau 34,68% dari seluruh mahasiswa KI yang berjumlah 493 mahasiswa. Mengenai kekhawatiran mahasis wa KI setelah keputusan MK tentang penghapusan RSBI/SBI di Indonesia sebanyak 63,9% mahasiswa khawatir RSBI/SBI dihapus sedangkan 36,1% mahasiswa tidak khawatir. Layanan pen didikan yang diberikan untuk KI belum baik. Sebesar 88% responden menyetujui sedangkan 12% reponden menilai bah wa layanan sudah baik. Permasalahan layanan ini tentunya berkaitan dengan kelanjutan KI. Hasilnya sebanyak 71,5% mahasiswa ingin KI dilanjutkan dan 28,5% mahasiswa tidak mnyetujui jika KI dilanjutkan. UNY membuka KI sudah seharus nya pula kurikulumnya sesuai dengan standar internasional. Menanggapi hal ini sebanyak 44% mahasiswa setuju, 47,5% mahasiswa sangat setuju, 5,7% mahasiswa tidak setuju, dan 2,8% ma hasiswa sangat tidak setuju. Penyelengaraan KI di UNY sudah baik. Sebanyak 40,5% mahasiswa setu ju dan 0,7% mahasiswa sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sementara 46,9% mahasiswa tidak setuju sedangkan
Mahasiswa KI Khawatir RSBI/SBI Dihapuskan. 36,1% Tidak Khawatir.
63,9% Khawatir
11,9 % mahasiswa sangat tidak setuju. Sarana dan prasarana selalu berhubung an penyelenggaraan KI. Sebanyak 24,6% mahasiswa setuju bahwa sarana dan prasarana di KI sudah memenuhi stan dar sedangkan 59,2% mahasiswa tidak setuju dan 16,2% mahasiswa sangat tidak setuju. KI sudah direncanakan dan dikon sep secara matang oleh birokrat. Me nanggapi hal itu sebanyak 17,6% ma hasiswa setuju, 0,7% mahasiswa sangat setuju, 70,4% tidak setuju, dan 11,3% mahasiswa sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Penggunaan bahasa Inggris dalam setiap perkuliahan disetu jui oleh 52,8% mahasiswa bahkan 19% mahasiswa sangat setuju. Hal itu tidak disetujui oleh 27,5% mahasiswa dan 0,7% sangat tidak setuju. Sebagian besar mahasiswa KI meng inginkan adanya peningkatan kualifi kasi dosen dan mahasiswa KI. Seba nyak 33,3% mahasiswa setuju, 63,8% mahasiswa sangat setuju. Hanya 0,7% mahasiswa yang tidak setuju, 2,1% ma hasiswa sangat tidak setuju sedangkan 0,1% tidak menjawab. Tim Expedisi
Mahasiswa KI menginginkan adanya peningkatan kualifikasi dosen dan mahasiswa KI.
0
100
33,3% Mahasiswa Setuju 63,8% Sangat Setuju 2,1% Sangat Tidak Setuju
Sofwan | Expedisi
0,7% Tidak Setuju 0,1% Tidak Menjawab. Sofwan | Expedisi
FEBRUARI 2013 | edisi VIII
5
persepsi
S
elasa (11/09/ 2012) Pekan Olahraga Nasional (PON) ke18 dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apa yang menarik dari PON kali itu? Bukanlah persiapan atlet menuju PON akan tetapi malah buruknya persiapan infrastuktur. Bisa kita lihat dari kesiapan lapangan olahraga dan sarana penunjang lain seperti asrama atlet, yang bahkan sehari sebelum pembukaan masih belum tuntas. Berbagai komentar muncul dari politisi DPR, praktisi olahraga, dan tentunya komentar pembelaan diri dari pemerintah (pusat/daerah) atas persoalan tersebut. Provinsi Riau telah ditunjuk sebagai tuan rumah PON ke-18 sejak tahun 2006. Meskipun sudah diberi waktu enam tahun namun persiapan masih tidak optimal. Sebenarnya apa yang salah? Masih banyak sederet pertanyaan menyoal kesiapan pelaksanaan PON ke18. PON yang sarat berbagai persolaan bahkan mantan atlet catur nasional yang juga politisi di senayan, Utut Adianto, mengusulkan agar PON ditiadakan. Sesungguhnya Riau merupakan provinsi yang telah siap secara fisik dan finansial untuk menyelanggarakan PON. Akar persoalan sesungguhnya lagi-lagi korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap sejumlah politikus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau dan Kepala Dinas Olahraga setempat terkait dugaan adanya suap untuk memperlancar kucuran anggaran negara. Skandal korupsi ini yang menjadikan anggaran terhambat dan berdampak terhadap macetnya pembangunan sejumlah fasilitas PON. Dewasa ini korupsi di Indonesia semakin mewabah ke berbagai sisi kehidupan dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Dalam konteks olahraga skandal korupsi PON Riau bukan satu-satunya, pembagunan infra struktur olahraga seperti Proyek Wima Olahragawan SEA Games Tahun 2011 di Palembang dan pembangunan Sport Center di Hambalang telah dijadikan sarana korupsi berjamaah para oknum
6
politisi di DPR. Secara kasat mata hal-hal di atas menunjukkan betapa bobroknya ka rakter dan lemahnya pemahaman tentang filosofi olahraga di kalangan para elit bangsa. Seharusnya nilai-nilai filosofis dalam olahraga seperti fair play, kejujuran, sportivitas, siap menang dan siap kalah dapat ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Semakin banyak para elit bangsa paham filosofis olahraga, kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan semakin demokratis dan terhindar dari perilaku-perilaku anarkis. Sama halnya ketika berbicara politik dan kekuasaan, olahraga tidak mengajarkan saling mematikan lawan namun siap menang dan siap kalah. Fair play yang berperan sebagai konsep moral berisi penghargaan terhadap lawan serta harga diri nampaknya sudah tidak dijunjung. Seharusnya seluruh upaya perjuangan pembinaan dan permainan itu dilaksanakan dengan bertumpu pada pengembangan karakter yang dihayati dan dilaksanakan oleh semua pelaku olahraga. Karakter yang dikembangkan melalui olahraga akan menentukan perjalanan dan harga diri sebuah bangsa. Karakter manusia yang kuat akan membentuk sebuah bangsa yang maju dan berwibawa. Sebaliknya, karakter yang lemah akan berujung pada kehancuran bangsa. Keterpurukan prestasi olahraga Indonesia, khususnya sepak bola, bukan disebabkan oleh penaklukan dari luar melainkan lemahnya karakter akibat pembusukan moral yang datang dari para birokrasi yang terlibat dalam olahraga. Memperhatikan situasi dan kondisi karakter yang terjadi dalam dunia olahraga tersebut memang sungguh ironis. Dalam berbagai literaur olahraga dapat mengembangkan karakter namun dalam tataran praksis banyak pelaku olahraga yang mencerminkan perilaku sebaliknya. Seharusnya pembangunan karakter
Repro. Sofwan | Expedisi
Olahraga Membangun Karakter Bangsa
melalui olahraga menjadi arus utama (main stream) dalam pembangunan dan pembinaan olahraga nasional. Pembangunan karakter akan membentuk pelaku olahraga yang bermoral, beretika baik, serta bertutur dan berperilaku baik. Bukankah menurut Baron Piere de Coubertin, penggagas Kebangkitan Olympiade Modern, tujuan akhir olah raga terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan karakter dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian kuat, karakter baik, dan sifat yang mulia. Begitu pula yang disampaikan oleh Bung Karno, bahwa olahraga selain seba gai alat pembentukan jasmani dan rohani yang sangat efektif juga merupakan alat penting untuk mengembangkan bangsa dan karakter (Nation and Character Building). Drs. Dimyati, M.Si. Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNY.
edisi VIII | FEBRUARI 2013
persepsi
Bermain Tren Lewat Kurikulum
S
elama beberapa dekade pada pemerintahan orde baru, metode guru mengajar sedangkan murid mendengarkan masih membekas pada pola pendidikan di Indonesia. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengajak siswa mengembangkan kompetensi, berpikir kreatif, mandiri, dan diberi kebebasan untuk mengeluarkan pertanyaan maupun pendapat. Lain halnya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru diwajibkan memiliki kriteria profesional yang tinggi dan diberi kekebasan menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa di sekolah. Sekolah pun dituntut mandiri dan menyusun visi dan misi. KTSP adalah produk reformasi yang sangat dibutuhkan setelah terbelenggu dalam orde baru. Perubahan dari KBK ke KTSP mengalami kendala. Banyak yang menganggap arah dan tujuan KBK dan KTSP tidak konkret dalam pelaksanaannya. Siswa aktif dan guru sebagai fasilitator agaknya kurang meyakinkan karena pada dasarnya guru dituntut harus kreatif. Permasalahan lain ialah KBK dan KTSP tumbang karena dievaluasi melalui Ujian Nasional (UN). KBK dan KTSP dianggap gagal
Re
karena kedua kurikulum ini sebenarnya mengedepankan proses. Tahun 2013 pemerintah kembali menggagas sebuah perubahan dengan membentuk Kurikulum 2013 dan akan disahkan bulan Juli 2013. Kendala kecil yang jelas terlihat ialah sebentar lagi siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) menghadapi UN. Guru dan siswa belum siap menyambut kurikulum baru ini karena tidak adanya pemberian sosialisasi dan uji publik belum disahkan. Pemerintah tergesa-gesa meluncurkan kurikulum 2013. Ditambah lagi mengenai pengadaan buku oleh pemerintah yang akan didistribusikan di setiap sekolah. Anggaran untuk perubahan kurikulum sebesar 2,49 triliun akan sia-sia karena temuan yang digagas oleh menteri pendidikan hanya mengubah pola pendidikan kebangsaan dan pengurangan mata pelajaran. Siswa di SD hanya mempelajari Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Olahraga, dan Seni. Mereka yang ingin melanjutkan ke SMP harus beradaptasi lagi dengan mata pelajaran baru. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
pro .S
ofw an
|E
xp
ed
isi
Sosial ( I P S ) lebih baik jika tidak dihilangkan Alasannya adalah mereka akan memahami bagaimana dia hidup dan berinteraksi dengan orangorang di sekitarnya serta mencintai alam. Apabila tidak diajarkan sejak SD maka penanaman karakter kebangsaan pun akan lebih sulit. Alangkah lebih baik jika melanjutkan KTSP karena guru yang kurang profesional saat menjalankan proses belajar-mengajar mendapatkan pelatihan secara terpadu. Perubahan secara nasional yang berkelanjutan seperti ini akan lebih bermanfaat untuk anak didik bangsa. Kualitas guru juga akan semakin berkembang. Anggaran yang sangat besar itu seharusnya dialihkan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Pembangunan sekolah di daerah tertinggal juga tidak kalah penting dan dijadikan perhatian khusus pemerintah. Sudah semestinya perubahan kurikulum 2013 ini dipikirkan kembali dengan matang. Ebma Yudhasatria
INFO KAMPUS IDB Berbicara tentang Ekonomi Islam
Chemistry and English Competition 2013
SELASA, (5/2/2013) di Auditorium FE telah berlangsung Seminar Nasional Ekonomi dan Pendidikan. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen ini mengusung topik "Membangun Ekonomi dan Pendidikan Indonesia Berdasar kan UUD 1945 dan Syariat Islam”. Pembicara utama seminar ini ialah Dr. Makhlani, M.A. dari Islamic Development Bank (IDB). “Harapan kami mengadakan seminar ini adalah agar orang-orang Fakultas Ekonomi (FE) melek bahwa. Meskipun selama ini yang dipelajari adalah ekonomi kapitalistik tapi implementasi yang cocok adalah ekonomi Islam,” ujar Dr. Murdiyanto, M.Pd., M.M., Wakil Dekan (WD) I FE, selaku ketua panitia.
Himpunan Mahasiwa (Hima) Kimia UNY mengadakan serangkaian agenda Chemistry and English Competition (CEC) 2013. Agenda besar tersebut mengusung tema “Changing Impossible to be I’m Possible”. Ada 3 kompetisi yaitu Lom ba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Writing and Story Telling Contest, dan Liga Kimia. Dua kompetensi dilaksanakan pada 6/1–9/2/2013 sedangkan Liga Kimia bergulir mulai 23/2/2013 dan finaldilaksanakan pada 9/3/2013. CEC merupakan agenda rutin yang dimulai sejak tahun 2011. “Target peserta Liga Kimia adalah siswa SMA se-DIY. rangkaian agenda CEC diselenggarakan untuk menambah wawasan siswa SMA,” ujar Firidiawan Eka Putra, selaku ketua panitia.
Taufik Nur Hidayat
Taufik Nur Hidayat
FEBRUARI 2013 | edisi VIII
7
tepi
Sofwan | Expedisi
Memburuh di Kampus Pendidikan Kamis, 7 Februari 2013. Seorang pegawai outsourcing sedang membersihkan halaman di sekitar kawasan Museum Pendidikan Indonesia (MPI).
Meski outsourcing berstatus legal, pegawai outsourcing di UNY menghadapi masalah pengupahan dan asuransi. “
Y
a, sebenarnya enak kerja langsung. Soalnya kalau ada kesalahan kan enak, kalau ini kan bertele-tele, jadinya lama. Harus lewat atasan dahu lu lalu CV, kemudian mandor, dan baru sampailah pada saya. Penggajiannya juga begitu.” Itulah kalimat yang keluar dari lisan Dion Teguh Setiawan saat memban dingkan bekerja antara sistem outsourcing dengan sistem kontrak langsung. Sudah dua tahun Dion bekerja sebagai petugas kebersihan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ia dipekerjakan oleh UNY melalui Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP) berbentuk Commanditaire Vennotschap atau yang sering kita se but CV. CV. Kota Baru, yang menjadi penyalurnya, adalah salah satu peru sahaan penyedia jasa cleaning service yang bekerja sama dengan UNY sebagai rekanan. Bersama tiga belas kawannya ia bertugas membersihkan gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Lain Dion lain pula Sahid. Sahid, yang baru satu tahun bekerja, bertugas membersihkan dan merawat taman di kompleks Museum Pendidikan Indonesia (MPI). Sahid pun berujar, “Mungkin lebih enak bila dikontrak langsung oleh UNY dan tidak melalui perusahaan”. “Teman -teman juga bilang gitu, kalau bisa malah jadi pegawai tetap!” cerocos Sahid. Sahid beserta kelima kawannya be kerja selama delapan jam perhari mulai pukul 07.00-15.00 WIB. Mereka beker ja selama lima hari, dari Senin hingga Jumat. “Gajinya dihitung perhari sebe sar Rp25.000,00 untuk satu hari,” tutur 8
Sahid. “Gajiannya seminggu sekali,” jelek langsung minta ganti ke CV. Lebih tambahnya. hemat karena sistem borongan. Misalnya menyapu sekian meter bayarannya sekian Outsourcing tara Legalitas dan rupiah,” Winarso menambahi. Kemanusiaan Apa boleh dikata, pekerjaan yang di Grendi Hendrastomo, dosen Program geluti Dion, Sahid, dan kawan-kawan me Studi Pendidikan Sosiologi, tidak se mang legal diterapkan di Indonesia. UU tuj u jika Dion, Sahid dan kawan- No. 13/2004 Tentang Ketenagakerjaan kawan harus bekerja dengan sistem dimana pekerjaan pokok atau pekerjaan outsourcing. “Outsourcing sebenarnya inti tidak boleh dialihdayakan. Semen tidak memanusiakan manusia!” katanya. tara pekerjaan tambahan yang boleh di “Mau tidak mau outsourcing harus hi alihdayakan hanya ada lima jenis yaitu lang,” imbuhnya. “Saya pun dari dulu cleaning service, keam anan, transportasi, tidak setuju dengan adanya outsourcing katering, dan pekerjaan penunjang pe karena ketika mendapat masalah tidak nambangan. Namun, hanya jasa cleaning bisa protes ke UNY melainkan harus ke service sajalah yang menggunakan sistem CV. Kalau tidak puas dengan kinerja me outsourcing. reka yang ditegur ialah CV dan petugas outsourcing. Bekerja Tanpa Asuransi Pekerjaan Tanggapan berbeda dat ang dar i Mereka yang bekerja sebagai pega Winarso, S.Pd.T yang menjabat sela wai outsourcing di UNY tidak mendapat ku Kepala Bagian Rumah Tangga UNY. asuransi apapun, baik dari UNY ataupun Malah menurut Winarso kalau perlu pe pihak CV. Winarso menjelaskan, “UNY tugas lain seperti sopir dan satpam lebih tidak dapat memberi asuransi karena baik outsourcing juga. “Jika sopir tidak tidak punya ikatan. Ikatan kami hanya bekerja mengapa harus dibayar. Kalau dengan perusahaan, hanya satu tahun dan outsourching kan dibayar ketika bekerja. tidak ada jaminan untuk diperpanjang. Kalau perlu, tinggal panggil saja,” cetus Jika tidak sesuai dapat diganti. Pegawai Winarso. outsourcing di gedung Student Center UNY sudah bebarapa kali memecat dan LPPMP baru saya ganti,” jelasnya pegawai outsourcing karena dinilai ku panjang lebar. rang memuaskan ketika bekerja. Itulah Masih ada santunan yang diberikan salah satu alasan mengapa UNY mene kepada mereka dari CV. Walau tidak ada rapkan sistem kerja outsourcing di sektor hitam di atas putih pegawai outsourcing tenaga kebersihan. “Kami beberapa kali yang bekerja di CV. Ratna Jaya tetap memecat orang. Jika rajin maka akan mendapat santunan. “Secara tertulis dipertahankan,” ujar Winarso. “Kami buruh tidak menerima asuransi tapi tidak punya beban dengan mereka. Jika secara kemanusiaan jika ada pegawai edisi VIII | FEBRUARI 2013
tepi ia bekerja di UNY lewat CV. Amarta Niaga Jasa. Ia membersihkan gedung Student Center UNY dan upah yang diterima pun tak berbeda dengan mere ka. Wardi diupah sebesar Rp25.000,00 oleh UNY dan baru dapat diterima se telah sebulan bekerja. “Gaji kami per hari Rp25.000,00. Ada bonus misalkan jika bekerja sebulan penuh mendapat Rp50.000,00,” ujar Wardi. Berbeda dengan Sri, Sahid, dan Wardi, Dion yang dipekerjakan melalui CV. Kota Baru, memperoleh upah setiap bulan sekali. Dion bekerja dua kali da lam sehari. Shift pertama mulai pukul 06.00-14.00 WIB dan shift kedua mulai pukul 14.00 WIB hingga jam perkuliahan usai. Jatah shift kedua yang ia dapatkan ini merupakan otonomi dari FIS. Dari dua shift yang ia dapatkan Dion men dapat upah Rp600.000,00 untuk shift pagi dan Rp500.000,00 untuk shift sore. “Kalau petugas kebersihan hanya beker ja satu shift pertama saja namun yang kedua menjadi otonomi fakultas,” jelas Wianarso. “Tenaga kerja kami masih ku rang,” tambahnya. Masih belum sesuainya upah yang diterima pegawai outsourcing dengan UMK Sleman yang berlaku dianggap Winarso sebagai kekeliruan penghitungan upah. Menurutnya kalau hanya dihitung dari jumlah uang yang diterima memang belum mencapai UMK, tapi juga harus dilihat dari fasilitas seperti ruang istira hat, minuman atau makanan kecil saat istirahat. “Kalau dengan kalkulasi seperti itu bangkrut. Kami menyediakan minum dan ruangan,” pungkas Winarso. Sofwan Makruf Bayu, Ebma, Irfah, Taufik
Sofwan | Expedisi
outsourcing yang sakit ada santunan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor yang diberikan,” jelas Wiri Atmoko yang 370/KEP/2012 Tentang Upah Minimum bekerja di CV Ratna Jaya sebagai man Kabupaten/Kota Tahun 2013 di Daerah dor pekerja. Istimewa Yogyakarta. Dalam Surat Begitu pula CV. Kota Baru. Keputusan tersebut besaran Dion yang bekerja di perusa pemberian upah seharus “Outsourcing haan tersebut mengatakan nya sudah dimulai sejak 1 sebenarnya tidak apabila ada pekerja yang Januari 2013 namun ke sak it at au kec el akaa n memanusiakan bijakan ini belum berlaku yang menanggung biay a manusia!” Grendi di UNY. nya dari Bos CV tempat Hendrastomo Sri Mujiati ialah seo ia bekerja. Padahal dalam rang ibu rumah tangga yang aturannya, lembaga yang mem juga berprofesi sebagai petugas pekerjakan pegawai selain berkewajiban kebersihan di UNY. Perusahaan yang memberi upah sesuai Upah Minimum membantu menyalurkannya untuk beker Kabupaten atau Kota (UMK) namun ja di UNY selama tiga tahun belakangan juga harus mendapat asuransi. ini ialah CV. Ratna Jaya. Upah yang dibe Seperti dilansir dari laman www. rikan UNY melalui CV, ia terima seminggu kompas.com, pada Rabu (7/03/2012) sekali. “Seminggu Rp150.000,00 kalau Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah ditotal sebulan Rp600.000,00,” terang Yusuf mengungkapkan hal itu di Surabaya Sri. Dengan besaran tersebut jelas bahwa dalam Sosialisasi Putusan Mahkamah upah yang mereka terima masih belum Konstitusi tentang Outsourcing. Saat ini memenuhi kriteria UMK. perusahaan berupaya fokus menangani CV. Ratna Jaya memberi upah kepa pekerjaan inti bisnis atau core business, da para pegawainya dua minggu sekali. sedangkan pekerjaan penunjang dise “Tapi kadang-kadang ada yang minta rahkan kepada pihak lain. Perusahaan diberi upah seminggu sekali. Bias a juga wajib membuat perjanjian tertulis nya pegawai outsourcing yang ibu-ibu yang memuat ketentuan terjaminnya hak- meminta seminggu sekali,” jelas Wiri. hak pekerja, antara lain jenis pekerjaan, “Karena kalau dihitung-hitung tidak upah tidak boleh kurang dari UMK dan seberapa kalau diberikan per minggu. harus diasuransikan, serta surat perjan Jadi, diberikan per dua minggu. Gaji ti jian didaftarkan ke Dinas Tenaga Kerja dak diberi sebulan sekali karena mereka setempat. juga punya kebutuhan mendesak. Kalau sebulan sekali terlalu lama,” tambahnya Upah di Bawah Kriteria menerangkan. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bukan hanya Dion, Sahid, dan Sri Sleman pad a tah un 2013 seb es ar yang memburuh di kampus pendidik Rp1.026.181,00 setiap bulannya, dan an ini. Wardiyono pun turut mengadu ditetapkan sejak 20 November 2012 nasibnya dan bekerja sebagai petugas melalui Surat Keputusan Gubernur kebersihan di UNY. Baru satu bulan
Kamis, 7 Februari 2013. Winarso, S.Pd.T, Kepala Bagian Rumah Tangga UNY.
FEBRUARI 2013 | edisi VIII
9
resensi
Campur Aduk a’la Mama Judul: Mama Jenis Film: Horror Produser: Barbara Muschietti, J. Miles Dale Produksi: Universal Pictures Artis: Jessica Chastain, Nikolaj Coster-Waldau, Megan Charpentier Sutradara: Andres Muschietti Homepage: www.mamamovie.com/ Durasi: 100 menit
K
eberuntungan sedang mampir ke Andres Muschietti. Sutradara asal Argentina ini mendapat kesempa tan membawa film horor pendek berba hasa Spanyol-nya yang berjudul Mama ke layar lebar. Sang produser, Guillermo Del Toro, terkesan dengan ketegangan yang disajikan selama kurang lebih tiga menit dalam film pendek buatan tahun 2008 tersebut. Secara sederhana namun apik, Andres menampilkan kegamangan dua orang gadis kecil menyambut kedatangan ibu nya pulang ke rumah. Kegamangan itu berubah menjadi petaka ketika sosok ibu yang memasuki pintu sudah men jadi hantu. Visualisasi perempuan yang menyeramkan mengejar kedua gadis itu hingga kamar tidur. Plot pendek tersebut muncul lagi di film dengan judul yang sama namun dengan jalinan cerita yang lebih kompleks. Depresi akibat krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 2008 membuat Jefrey Desange (Nikolaj Coster-Waldau) membunuh rekan kerja dan istrinya la lu membawa kedua putrinya, Victoria (Megan Charpentier) berusia 3 tahun dan Lilly (Isabelle Nélisse) 1 tahun, ke sebuah kabin di tengah hutan. Sesaat sebelum Jefrey membunuh Victoria, sebuah sosok gelap berwujud perempuan terlebih dulu membunuh Jefrey. Apakah Victoria dan Lilly akan bertahan hidup sendiri? Tidak. Sosok gelap itulah yang merawat mereka. Hingga lima tahun kemudian dua orang tim SAR menemukan mereka di kabin dalam kondisi lebih terlihat seperti hewan daripada manusia. 10
Dok. Istimewa
Lucas Desange (juga diperankan oleh Nikolaj Coster-Waldau), adik Jefrey De sange, dan pasangannya, Annabel (Jessica Chastain), mendapat kesempatan meng asuh kedua keponakannya setelah dinilai pulih dan lebih bersikap manusiawi oleh seorang psikiater bernama dr. Gerald Dreyfuss (Daniel Kash). Proses penga suhan inilah yang menjadi menu utama film berdurasi 1 jam 40 menit ini. Lucas dan Annabel tidak hanya menghadapi dua orang gadis kecil yang lemah secara psikologis, namun juga sosok Mama yang terlanjur cemburu karena menganggap mereka telah merebut buah hatinya. Andres berhasil mengemas film ber biaya 15 miliar dolar ini dengan artistik, baik pengambilan sudut pandang kamera maupun kualitas gambar. Seperti Pan’s Labyrinth, kekhasan film horor produk si Del Toro terlihat pada aspek dongeng yang melatarbelakangi cerita. Sosok Mama mengingatkan kita pada karakter khas bikinan Tim Burton, kisut dan seram dalam balutan gotik. Terlihat lucu memang, namun kesan itulah yang membuat menonton film ini serasa sedang menaiki roller coaster: campur aduk. Ti dak hanya karakter, namun di sebagian plot kita akan dibuat tertawa, menahan napas sejenak, tertawa lagi, hingga ak hirnya menjerit takut. Ada adegan ketika Lilly sedang ber main tarik-menarik selimut di kamar sambil tertawa gembira. Adegan ini memperlihatkan kepolosan seorang anak berusia 5 tahun tanpa diperlihatkan dia sedang bermain dengan siapa. Penon ton mengira ia sedang bermain dengan
Victoria, namun ketika Annabel hampir memasuki kamar, Victoria terlihat sedang di luar kamar sembari berbicara sebentar dengan Annabel. Lalu muncul bayangan sesosok perempuan di dinding kamar. Ternyata Lilly sedang bermain dengan Mamanya. Film Mama masih memakai metode klasik yang hampir ada di semua film horor untuk membuat suasana tegang, se perti suara keras dan mengagetkan di tiap kemunculan Mama. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan karena mengurangi nilai kemampuan Andres dalam bermain sudut pandang kamera. Suatu ketika, Victoria pernah bertutur bahwa terkadang Mama memberi mimpi tentang masa lalu kelamnya. Adalah Edith Brennan, seorang pasien rumah sakit jiwa, membawa kabur anaknya dari se orang suster. Ia dikejar warga dan memilih mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sebuah tebing terjal. Suatu hari Annabel bermimpi hal sama, namun justru berkat mimpi itulah Annabel berhasil menyele saikan konfliknya dengan Mama. Plot ini terasa janggal. Sebodoh itukah Mama memberi mimpi kunci kepada seseorang yang sangat dicemburuinya? Film yang rilis mulai tanggal 18/1/2013 ini mengusung tagline “Cinta seorang ibu itu selamanya”. Tapi jika dalam film ter ungkap siapa sosok Mama sebenarnya, bukankah definisi “ibu” itu mengalami pe nyempitan makna? Jangan-jangan inter pretasi yang muncul nanti adalah hanya seorang ibu dengan masalah mentallah yang memiliki cinta selamanya. Akhmad Muawal Hasan
edisi Viii | FEBRUARI 2013
wacana
Awas Jebakan Populisme!
P
opulisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti paham yang mengakui dan menjun jung tinggi hak, kearifan, dan keutamaan rakyat kecil. Bila menurut Immanuel Wallerstein seorang sosiolog dalam buku nya The End of The World as We Know It, mengatakan bahwa populisme menjadi daya tarikan kepada orang dari segi hasil perundangan, peranan sosial, dan dalam kekayaan. Golongan politik secara tradisional ialah populis atau paling tidak dari segi tradisional berpura-pura populis. Golongan yang bercakap atas nama orang, golongan mayoritas, golongan lemah, atau golongan terasing. Paham inilah yang sedang ramai di terapkan oleh Partai Politik (parpol) di Indonesia. Memasuki tahun 2013 dan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 banyak parpol melakukan kampanye dengan mengobral janji-janji politik dari memberikan pendidikan dan kesehatan secara gratis hingga Bahan Bakar Minyak (BBM) murah sudah mulai tersebar di ra nah masyarakat. Para politisi dan parpol mencoba menjalin komunikasi melalui janjinya kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat bisa memilih mereka saat pemilu. Masyarakat harus me nentukan pilihan di tengah banjir informasi tersebut. Me reka harus pintar dan cerdas dan memilih. Jika mereka salah memilih tidak mungkin lagi mereka akan terjebak dalam limpahan janji-janji manis yang dil ont arkan parp ol.
Rakyat dengan beragam tingkat pendi dikan, latar belakang sosial, ekonomi dan agama akan menentukan parpol dan calon legislatif mana yang cocok dan sesuai dengan mereka. Sebagaimana telah disinggung, parpol menyampaikan janji-janji politik seperti kesehatan gratis. Patut dipertanyakan pula secara moral, hukum, dan logika sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pertanyaan-pertanyaan moral selalu berkenaan dengan pembenaran pada nurani atau suara hati. Karena nurani selalu konsisten dan tidak bersedia dia jak menyimpang, maka nilai dan norma selalu dikatakan bersifat jujur, mutlak atau absolut. Dalam perkembangan pol it ik Indonesia, jargon dan citra populisme coba ditawarkan sebagai alternatif pili han politik yang ideal di Indonesia. Kata ekonomi kerakyatan sempat bergulir dan dianggap sebagai pilihan terbaik bagi ekonomi liberal. Populis me menjadi alternatif bagi upaya pen cap aia n ke makm u r a n .
Tawaran-tawaran program yang berbau kerakyatan menjadi fenomena menarik dan menggiurkan bagi sebagian kelom pok masyarakat. Populisme acapkali menyodorkan kerinduan terhadap masa lalu, yang diang gap lebih baik dari kondisi yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Populisme umumnya menargetkan masyarakat me nengah ke bawah sebagai sasaran. Ma syarakat yang kecewa terhadap berbagai perubahan yang sedang terjadi pun masuk dalam target. Selain itu, dapat pula me lalui sikap yang otoriter dan nasionalis, seperti apa yang telah ditunjukan oleh Hiter di Jerman. Populisme selalu meng acu pada rakyat sebagai kekuatan yang utama dan mencoba mengkontradiksikan dengan kepentingan elit politik dan eko nomi yang dianggap merusak pembangun an dan mengambilnya untuk kepentingan mereka semata. Kita tidak hanya bagian dari gerakan progresif, tetapi juga bagian dari rakyat. Tantangan dan tugasnya ialah memba ngun dan mempraktikkan demokrasi yang liberatif dan partisipatoris sedini dan se kecil mungkin. Pendidikan juga menjadi kunci meskipun bukan hal yang mutlak. Dengan saling bela jar, tidak hanya bisa mengu sir rasa takjub melainkan juga sikap acuh tak acuh. Kecerdasan masyarakat ketika menjawab serangan populisme sangat dibutuh kan dalam upaya memben tuk tatanan pola pemerin tahan yang baik dan tidak hanya pencitraan belaka. Octandi Bayu Pradana
Dok. Istimewa
FEBRUARI 2013 | edisi Viii
LA
N
Baca berita-berita seputar kampus UNY di
E
IK
www.ekspresionline.com
SP AC
SP AC
E
IK
LA
N
Follow Twitter Kami @ekspresionline
11
eksprespedia
Wing Chun, Kungfu Warisan Kuil Shaolin bernama Ng Mui. Dalam pengembaraannya Ng Mui mewariskan teknik beladirinya kepada seorang gadis yatim piatu bernama Yim Wing Chun. Wing Chun menikah dengan seorang ahli beladir i bernama Leung Bok Cho. Ia mengajarkan beladiri wa risan Ng Mui kepada suaminya. Leung Bok Cho pun mengembangkan aliran kungf u in i menjadi salah satu aliran kungf u yang layak diperhitungkan di daratan Tiongkok. Akhirnya nama Wing Chun diabadikan menjadi nama aliran kungfu ini dan sekarang telah dikenal di selur uh dun ia. Kungfu ini bahkan mengi nspirasi lah irnya film berjudul IP Man 1 dan IP Man 2 yang dibintangi oleh Donny Yen.
N LA E SP AC
E
IK
LA
N
SP AC N LA
IK
E
SP AC
SP AC
E
IK
Jagalah Aku, dan Aku Menjamin 100% Nafasmu!
12
Nia Aprilianingsih
IK
LA IK E SP AC
LA
N
SP AC
E
IK
LA
N
pert emua n rah asia. Mereka hendak merancang al ira n belad ir i bar u yang dapat dik uasai dalam 3-5 tahun. Gaya bertarung dan pergeraka n yang simpel, mengutamakan perl indunga n gar is tubuh untuk bertahan, dan tidak me lawan kekuatan dengan kekuatan ialah prinsip dasar aliran kungfu yang ber hasil mereka ciptakan. Namun, sebelum aliran ini diajarkan sec ara konsisten kepada para mur id, seorang pengkhianat melaporkan ke giata n rahasia ini kepada pemerintah. Akhirnya prajurit Manchuria menyerang kuil Shaolin bahkan dibakar dan dirata kan dengan tanah. Tidak banyak yang selamat namun salah satu dari kelima pendekar berhasil menyelamatkan di ri. Ia adalah seorang pendekar wanita
N
K
uil Shaolin menjadi pusat be lad ir i pal ing terkenal pada dinasti Han. Nam un, ketika era dinasti Ching, yang bera s al dari orang Manchuria, rak y at China dilarang berlatih beladiri kecua li untuk keperluan militer. Kuil Shaolin tidak boleh lagi dijadikan tempat berl at ih beladir i. Akhirnya Kuil Shaolin ditutup dan hanya digunakan untuk beribadah saja. Pemerintah dinasti Ching khawa tir ak an timbul pemberontakan dan dapat bera k ibat fatal bagi orang-orang merek a. Semua orang yang ketahuan berlat ih belad ir i ditangkap dan tidak segan-segan dieksekusi. Lima orang pendekar, yang ju ga pener us dinast i Han, menanggapi pera t ura n it u dengan mengadakan
Dok. Istimewa
edisi Viii | FEBRUARI 2013