1
TENTANG FTSL. F
akultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) adalah Fakultas di bawah ITB yang memiliki visi menjadi lembaga pendidikan, penelitian, dan pengembangan dalam bidang Rekayasa Sipil, Lingkungan, dan Kelautan yang unggul, handal, bermartabat, dan berdedikasi pada pembangunan bangsa dan Negara, juga terpandang di tataran Internasional, dan mendukung perkembangan sains dan teknologi yang bercirikan efisiensi pemanfaatan sumber daya bagi pembangunan Negara. Untuk jenjang sarjana, FTSL memiliki lima program studi: TEKNIK LINGKUNGAN Keahlian di bidang rekayasa air dan limbah cair, pengeolaan udara dan limbah padat, dan teknologi pengelolaan lingkungan
2
TEKNIK SIPIL Keahlian di bidang rekayasa struktur, geoteknik, sumber daya air, transportasi, dan manajemen rekayasa konstruksi TEKNIK KELAUTAN Keahlian di bidang infrastruktur dan rekayasa kelautan RIL Keahlian dibidang infrastruktur air minum, air limbah, drainase, persampahan, dan sanitasi TPSDA Keahlian dibidang pengelolaan irigasi teknis dan rawa, tata ruang di daerah banjir dan daerah pantai, pengelolaan kekeringan dan pengendalian banjir, penyediaan dan alokasi air baku, engendaliaan erosi lahan dan sedimentasi, pengembangan pemanfaatan tenaga air, pengelolaan sungai dan danau
3
4
5
D A F T A R I S I 6
ENVIRO 2017 ISSUE #18 7
Dear Enviro
8
Kalender Lingkungan DESA MITRA 2016
9
SASI: Kearifan Lokal Maluku 12 Suku Bajo 22
15
BOTOL PLASTIK
Plastik Yang Dapat Diminum? 25 Daur Ulang Limbah Elektronik 28 30
Do You Know?
42
You Say So
44
Tentang Teknik Lingkungan
46
Tentang HMTL ITB
BUANG MAKANAN, RUSAK LINGKUNGAN
32
Kebocoran Septik Tank
35
Minyak Jelantah
37
Resensi Film
40
Word Search
47
ar e D
o r i nv
E
Kevin Fajar Pratama Teknik Mesin 2015 Enviro ini bisa gue bilang majalah yang cukup niat. Mulai dari layout, kualitas kertas, printing, dan tentu saja kontennya yang menarik untuk dibaca. Kalau bisa ditambahin kontennya tentang renewable energy tapi yang berhubungan dengan manufacturing processes, waste management-nya. Sama saran juga, banyakin lagi info-info trivial dan infografis juga. Lain kali publikasi digencarkan ke himpunan dan unit-unit ya, soalnya sayang banget buat majalah sebagus dan sekeren ini kalo ga terlalu banyak yang tahu karena gua aja baru tau karena sekarang diwawancara. Semoga ke depannya orang-orang mulai aware terhadap lingkungan ini, Amin.
Chitos Rekayasa Infrastruktur Lingkungan 2014 Enviro salah satu majalah yang memberi banyak pengetahuan yang mungkin tidak banyak orang tahu, apalagi di ranah teknik lingkungan khususnya keindustrian. Ditunggu edisi berikutnya dengan cerita-cerita yang menarik, dan foto-foto yang menginspirasi. Semoga Enviro bisa menjadi inspirasi masyarakat untuk peka terhadap lingkungan. Jadi, tetaplah terus menjadi inspirasi!
Dapun Meteorologi 2016 Enviro majalah terniat! Layoutnya bagus dan fontnya enak dilihat. Jadi, ga bikin sakit mata. Sayangnya masih banyak gambar- gambar yang kurang HD nih. Oh iya untuk funfact, kalo bisa ditambahin lagi. Soalnya untuk orang-orang kayak gue, pastinya lebih tertarik baca info dari fakta unik daripada penjelasan. Ditunggu edisi terbarunya, Enviro!
Nadia Rizka Perencanaan Wilayah dan Kota 2016 Nah ini nih majalah informatif dari seberang gedung gue. Menurut gue, bahasannya udah on track jadi ga melenceng dari lingkup TL. Saranku, karena ini majalahnya untuk massa kampus, rubrik senang-senangnya ditambahin yak! Atau boleh juga ditambahin games gitu biar kita tetep tertarik buat terus baca Enviro. Dadah! 7
8
DESA MITRA 2016
Meneruskan proyek Desa Mitra 2015, HMTL ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB) kali ini menyelenggarakan Desa Mitra 2016 yang dilaksanakan di Kampung Patrol, Desa Dangdeur, Kabupaten Garut. Desa Mitra merupakan suatu bentuk kegiatan community development yang menjadi salah satu program kerja unggulan HMTL ITB. Program Desa Mitra sudah diadakan sejak tahun 2010 tetapi saat itu masih berbasis community service. Namun sejak tahun 2015 terjadi perubahan metode yaitu
menjadi community development agar program yang dilakukan dapat bermanfaat secara berkelanjutan (sustainable) oleh masyarakat setempat serta mewujudkan desa binaan yang mandiri. Permasalahan penyediaan air bersih di Jawa Barat terutama saat musim kemarau menjadi latar belakang terbentuknya Desa Mitra di Desa Dangdeur ini sejak tahun 2015 lalu. Melalui kegiatan ini, mahasiswa Teknik Lingkungan ITB diharapkan dapat secara langsung mengaplikasikan bidang keilmuan Teknik
9
Lingkungan serta meningkatkan rasa kepedulian sosial terhadap sekitarnya. Pelaksanaan Desa Mitra 2016 diadakan selama tiga hari secara live in pada tanggal 27 – 29 Januari 2017. Tercatat 39 mahasiswa Teknik Lingkungan ITB menjadi partisipan Desa Mitra 2016. Jumlah partisipan memang terbatas dikarenakan kapasitas kampung yang juga terbatas. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat mahasiswa Teknik Lingkungan ITB untuk tetap berkontribusi terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan utama Desa Mitra 2016 adalah bergerak pada bidang pendidikan anak dan
10
pemberdayaan potensi masyarakat atas dasar kebutuhan dan keinginan warga setempat. Untuk pendidikan anak, tim Desa Mitra 2016 membangun saung serta memberikan sumbangan buku-buku. Sementara untuk pemberdayaan potensi masyarakat, dilakukan pelatihan membuat bunga dari kulit jagung. Desa Dangdeur ini memang terkenal sebagai pemasok jagung terbesar di Jawa Barat sehingga bahan baku kulit jagung untuk kegiatan kerajinan tersebut dapat dengan mudah dijumpai. Perjalanan dari Bandung menuju Kampung Patrol ditempuh selama 2,5 jam menggunakan kendaraan roda empat. Sesampai di sana, mahasiswa disambut dengan sangat baik oleh masyarakat setempat. Mahasiswa juga melakukan pendekatan dan beradaptasi dengan cepat terhadap warga melalui kegiatan yang warga lakukan seperti memasak, berladang, keliling kampung, dan bermain voli. Warga Kampung Patrol terkenal jago dalam pertandingan voli. Selain itu, para mahasiswa juga berkesempatan untuk ikut masyarakat memanen jagung di ladang. Hari kedua, pembangunan saung dilakukan oleh para mahasiswa dan dibantu oleh warga Kampung Patrol. Ibu-ibu setempat diajak untuk ikut pelatihan pembuatan bunga dari kulit jagung. Dengan antusiasme warga yang cukup tinggi, kerajinan kulit jagung ini diharapkan menjadi suatu bisnis bagi masyarakat Kampung Patrol. Mahasiswa juga mengajak anak-anak untuk melakukan eksperimen sains serta membagikan buku-buku untuk mereka baca.
Tak terasa, kegiatan Desa Mitra 2016 ditutup dengan peresmian saung serta acara makan bersama atau dikenal “bancakan�. Selain itu juga dimeriahkan dengan pertandingan voli antara warga dan mahasiswa. Banyak hal yang dipelajari melalui Desa Mitra 2016, seperti cara berkomunikasi yang baik, aplikasi ilmu perkuliahan di lapangan, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas masyarakat melalui pemberdayaan potensi, dan yang
terpenting adalah mewujudkan bentuk pengabdian masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Program Desa Mitra selanjutnya akan masih dilaksanakan di Kampung Patrol untuk tetap membina kegiatan kerajinan kulit jagung namun dengan membawa program yang baru yaitu fokus kepada penyediaan air bersih. Sampai jumpa di Desa Mitra 2017!
11
SASI SECARIK KEARIFAN
LOKAL MALUKU Oleh: Asri Hadiyanti Giastuti
“
Karena sumber keharuman dan kehidupan akan bangkit kembali dari ufuk timur Ambonku, Ambon kita semua.
�
–Jusuf Kalla, dalam puisi Ambonku, Ambon Kita Semua
Wisata Laut Maluku memang belum sepopuler Bali atau Raja Ampat. Namun, jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Maluku terus meningkat sepanjang tahun. Dari segi sumber daya alamnya, Maluku berada di daerah segitiga emas penangkapan ikan, yaitu Laut Banda, Laut Arafura, dan Laut Seram. Oleh karena itu, Maluku disebut sebagai Lumbung Ikan 12
Nasional. Kekayaan dan pesona laut Maluku diimbangi dengan kentalnya kearifan lokal dari sasi. Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu dalam upaya pelestarian yang menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati. Sasi juga mengatur pemerataan pembagian hasil sumber daya alam bagi masyarakat sekitar. Dua prinsip utama sasi: hasil alam tidak boleh dinikmati sebelum waktu yang ditentukan. Dan dibutuhkan usaha sendiri untuk memberikan kepuasan. Artinya, hasil laut diambil hanya ketika masa panen dan dilakukan secara bersama-sama sehingga masyarakat benar-benar merasakan hasil kerja keras mereka.
SASI LOMPA PULAU HARUKU Salah satu sasi yang terkenal adalah sasi lompa dari Pulau Haruku. Lompa mecarupakan jenis ikan sarden kecil species Trisina baelama. Sasi lompa terbagi menjadi tiga periode. Periode pertama pada bulan Mei hingga April, yaitu ikan lompa kecil mulai terlihat pertama kali secara berkelompok di pesisir Pantai Haruku. Pada saat ini, sasi lompa dinyatakan mulai berlaku (tutup sasi). Masyarakat dilarang menangkap ikan karena ukuran ikan masih terlalu kecil.
Periode kedua berlangsung 1—2 bulan setelah benih terlihat. Ikan-ikan lompa kecil mulai mencari muara untuk masuk ke dalam kali. Kewang sebagai pelaksana sasi akan memancangkan tanda sasi dalam bentuk tonggak kayu yang ujungnya dililit dengan daun kelapa muda sebagai tanda bahwa semua peraturan sasi ikan lompa sudah mulai diberlakukan, seperti larangan penangkapan ikan lompa di kawasan sasi, larangan mencuci di kali, dan larangan pembuangan sampah ke kali. Tujuannya agar ikan lompa dapat tumbuh dengan baik di kali. 13
Periode ketiga, yaitu sekitar 5—7 bulan setelah terlihat pertama kali, disebut buka sasi. Pada periode ini, ditentukan satu hari saat gerombolan ikan lompa masuk ke dalam kali di mana masyarakat telah siap untuk membentangkan jaring mereka. Ikan lompa yang ditangkap dapat mencapai 35 ton hanya dengan menggunakan cara yang sederhana. Penggunaan sasi ini telah dijadikan percontohan oleh banyak pihak. Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjastuti, dalam kunjungannya ke Maluku, menyampaikan kekagumannya akan sasi sebagai cara untuk meningkatkan tangkapan ikan dengan prinsip pelestarian lingkungan. Awalnya, mungkin masyarakat hanya melaksanakan sasi berdasarkan legenda. Namun, kearifan lokal ini sebenarnya sesuai dengan peribahasa khas Maluku, kes u ne yang mur, yang artinya, “apa yang disiapkan sekarang tentu ada manfaatnya untuk waktu yang akan datang.�
“
Kes u ne yang mur. -apa yang disiapkan sekarang tentu ada manfaatnya untuk waktu yang akan
�
14
SUKU BAJO DAN "IBU" YANG TERLUKA Oleh: Indah Madelin
Berbicara mengenai Suku Bajo, tentu yang terbayang dalam benak kita adalah manusia yang hidup di atas perahu. Ketika melakukan pencarian melalui internet, hasil pencarian yang muncul adalah beragam kelompok dari suku ini. Ada Suku Bajo di Nusa Tenggara Barat, ada pula Suku Bajo di Sulawesi Tenggara. Suku Bajo juga dapat ditemukan di Thailand dan Filipina. Adanya Suku Bajo di berbagai daerah maupun negara merupakan hasil dari tradisi Suku Bajo yang dahulu menyusuri lautan, hidup berpindah-pindah dan menjadikan samudra sebagai tempat tinggal. Tradisi ini mengantarkan Suku Bajo ke berbagai tempat ribuan kilometer jauhnya.
Saat ini, sudah banyak Suku Bajo yang telah menjadikan daratan sebagai tempat tinggal. Mereka membangun rumah panggung di pinggir pantai, teluk, maupun sungai. Namun melaut tetap menjadi sumber penghidupan utama mereka. Suku Bajo tidak melaut sendirian, tetapi bersama dengan istri dan anak-anak. Satu keluarga Suku Bajo melaut di atas kapal berukuran delapan meter hingga sepuluh meter yang disebut sope selama dua minggu lamanya. Sayangnya, dibalik kearifan lokal yang menarik berbagai wisatawan, kehidupan darat Suku Bajo tidaklah terlalu baik. Sebagian besar Suku Bajo kesulitan
15
mengakses air bersih, layanan kesehatan dan sanitasi bersih. Bagi mereka, membuang sampah plastik dan sampah dapur sembarangan ke laut merupakan hal biasa. Jika buang air besar, kotorannya langsung dibuang ke laut begitu saja. Dampak dari kebiasaan ini tidak terasa ketika jumlah penduduk Suku Bajo masih sedikit karena lingkungan masih bisa mengolah sampah dan kotoran itu. Namun, seiring bertambahnya penduduk Suku Bajo, berbagai masalah lingkungan mulai muncul.
Kebiasaan buruk penduduk Suku Bajo diakibatkan oleh minimnya pengetahuan Suku Bajo tentang dampak buruk jika mereka membuang kotoran dan membuang sampah begitu saja ke laut. Masalah ekonomi rendah juga mengakibatkan Suku Bajo tidak mampu untuk membangun kakus dan septic tank. Cerita mengenai Suku Bajo yang tertinggal bisa jadi sudah menjadi kisah lama bagi penduduk Suku Bajo di Pulau Wangi-wangi, Wakatobi. Sejak kunjungan Menteri Kelautan Indonesia, Susi Pudjiastuti, sistem sanitasi penduduk Suku Bajo di Pulau Wangi-wangi sudah membaik. Bermula dari keprihatinan, Ibu Susi memberi bantuan excavator, sekop, sapu dan alat kebersihan lain untuk mengangkat sampah yang sudah memenuhi kolong-kolong dan panggung rumah penduduk Suku Bajo. Para penduduk pun ikut membantu membersihkan dan memperbaiki MCK di daerah Mola Raya yang sudah tidak terpakai. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa toilet dengan energi tenaga surya terbarukan yang ramah lingkungan.
Rumah Suku Bajo dan Wanita Bajo yang Sedang di Kapal
16
Rumah Suku Bajo
Sudah bukan saatnya sekedar membangun jamban lalu ditinggal begitu saja. Pemeliharaan dan perawatan secara teratur juga harus diperhatikan supaya jamban tetap bersih dan layak pakai. Pengedukasian terhadap penduduk Suku Bajo tentang pentingnya sanitasi bersih juga penting. Bagi seorang Bajo, laut adalah “Ibu�. Mereka hanya tidak tahu bahwa “Ibu� juga bisa terluka dengan sanitasi buruk dan sampah yang dibuang sembarangan.
17
Satu dasawarsa telah berlalu dan banyak perubahan tak terelakkan terjadi. Tawa riang bersahut dari anak-anak yang berlarian mengejar ombak di laut yang tak lagi biru, seperti dahulu. oleh Farah Nabila Vianda 18
Jauh meliuk liuk Panjang tak tahu menau Kini kau tak jernih lagi Buih - buih putih mengalir di nadimu
Hanya gelap gulita yang mereka lihat Terdengar sisa - sisa jeritan mereka Yang sesak lemah menunggu maut menjemput oleh Almer Fadhilezar
19
Terlihat atau tidak benda datar itu mulai cekung. Terdengar atau tidak suara tumbukan itu semakin kencang. Sadar atau tidak benda utuh itu telah hancur. Sekarang atau nanti kehilangan akan semakin nyata. oleh Aurilia Ayuanda Mulyadi
20
Sebagaimana kelapa yang setiap bagiannya bermanfaat bagi manusia, manusia juga harus berperilaku demikian kepada alam. Menjaga hubungan yang harmonis dengan alam sudah menjadi kewajiban namun sudahkah manusia melakukannya? oleh Dyah Zata Dini
21
Oleh: Laras Ayu Hapsari
22
23
24
Plastik, dalam beberapa dekade terakhir, telah menjadi pokok kenyamanan dan gaya hidup modern. Berdasarkan data statistik terbaru dari Forbes, manusia secara global membeli satu juta botol plastik per menit dengan 91% dari seluruh plastik tidak didaur ulang. Selain itu, diperkirakan lebih dari setengah triliun botol plastik akan dijual
Plastik yang Dapat Diminum? Solusi Mengatasi Polusi? Oleh: Lailatus Syifa
25
Berikut beberapa fakta yang mengejutkan:
01.
Botol air kemasan membutuhkan lebih dari 1.000 tahun untuk terurai secara biologis. Jika diolah dengan metode insinerasi, maka akan menghasilkan asap beracun.
02.
Dibutuhkan lebih dari 1,5 juta barel minyak bumi untuk memenuhi permintaan pembuatan botol air di Amerika Serikat. Jumlah minyak ini jauh melebihi kebutuhan untuk daya selama setahun, dan belum termasuk biaya bahan bakar fosil yang dibutuhkan, serta pengendalian emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.
03.
Dibutuhkan 3 liter air untuk menghasilkan 1 liter air kemasan.
Sekitar 50 miliar botol air kemasan yang terbuat dari polyethylene terephthalate (PET) diproduksi di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan sebagian besar dibuang. Menurut Asosiasi Nasional untuk PET Container Resources, tingkat daur ulang untuk PET hanya 31% sejak 2013, setara dengan lebih dari 4 miliar pon botol PET yang tidak diolah dan berakhir di tempat pembuangan sampah, pinggir jalan, pantai, sungai, atau samudra.
26
Dari permasalahan tersebut, maka munculah ide dari sebuah lembaga yaitu Skipping Rocks Lab, untuk menggunakan kemasan air yang inovatif dan ramah lingkungan. Produk pertamanya adalah “Ooho, Edible Water Blob�, kemasan air minum yang dapat dikonsumsi. Lembaga ini berbasis di London yang didirikan oleh European Institute of Innovation & Technology (EIT) dan tim ilmuwan Imperial College.
Ooho memiliki beberapa karakteristik yaitu 100% terbuat dari tanaman dan rumput laut, terdegradasi secara biologis dalam jangka waktu 4-6 minggu seperti sepotong buah, dapat disimpan beberapa hari, dan lebih murah dari plastik.
Ooho adalah air yang dikemas dengan wadah seperti gumpalan seperti bola yang terbuat dari gel natrium alginat. Kapsul Ooho ini merupakan gelatin yang memiliki lapisan membran ganda yang terbuat dari larutan garam kalsium dan natrium alginate yang dibekukan. Lebih lanjutnya, alginat sudah diamati dan dipelajari lebih dalam mengenai keamanannya untuk dikonsumsi.
Selain itu, kapsul Ooho ini juga sangat mudah terdegradasi secara biologis di lingkungan. Banyak spesies bakteri menghasilkan enzim alginate lyase yang dapat menyederhanakan struktur molekul alginate kapsul menjadi komponen gula tunggal, yang kemudian produk tersebut dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme lainnya. Di Indonesia inovasi ini juga sedang dikembangkan, yaitu kantung plastik yang terbuat dari singkong, wadah makanan terbuat dari tebu, dan sedotan terbuat dari jagung yang mudah terdegradasi di dalam air tanpa mencemari air tersebut. Inovasi ini digalakkan oleh sebuah perusahan yang berbasis lingkungan bernama AVANI Eco yang berkantor pusat di Bali. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa inovasi produk ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pengurangan ketergantungan terhadap botol kemasan sebagai solusi jangka panjang, demi menjaga kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang. 27
NADYA HUMAIRA
BEST TA KK LIMBAH PADA DAN UDARA TEKNIK LINGKUNGAN ITB 2017 “Perancangan Fasilitas Daur Ulang Limbah Elektronik (Tabung CRT dan Mesin Cuci) Skala Kota Bandung”
Berkembangnya
ilmu pengetahuan mempengaruhi manusia untuk selalu bereksperimen menemukan penemuan baru berupa sistem, teknologi, dan alat yang bertujuan memudahkan manusia ke depannya. Peningkatan penemuan terkait teknologi berimbas pula pada tingginya timbulan sampah yang dihasilkan. Pernahkah kalian berpikir bahwa semakin banyak benda atau alat modern dan canggih, maka kalian akan beralih dan meninggalkan teknologi yang lama? Lalu kemanakah teknologi yang kalian gunakan sebelumnya? Electronic Waste atau dikenal dengan e-waste merupakan salah satu jenis sampah yang menjadi sorotan karena merupakan dampak adanya temuan teknologi 28
baru. Nadya Humaira, Sarjana Teknik Lingkungan ITB 2017, lulus dengan tugas akhir berjudul “Perancangan Fasilitas Daur Ulang Limbah Elektronik (Tabung CRT dan Mesin Cuci) Skala Kota Bandung”. Tugas akhirnya ini mendapat predikat sebagi “Best TA KK Limbah Padat dan Udara TL ITB 2017 “ karena idenya yang orisinil terkait penanganan e-waste untuk TV Tabung CRT dan TV Flat. Menurut Nadya, ide tema ini berasal dari kakak tingkatnya. Awalnya, Nadya ragu dengan topik TA ini karena peraturan dan penanganan e-waste di Indonesia yang sangat minim. Referensinya juga sangat terbatas dan hanya tersedia dari beberapa jurnal internasional yang kurang representatif untuk Indonesia.
Namun Nadya akhirnya berhasil mengemas TA ini semenarik dan seorisinalitas mungkin. Mungkin judul tugas akhir tersebut terdengar biasa bagi orang awam, tapi pernahkah kalian terpikirkan, bahwa banyak sektor pendidikan, perkantoran, dan masyarakat di rumah yang beralih dari TV Tabung CRT menuju TV Flat, lalu kemanakah TV Tabung CRT? Berdasarkan survey yang dilakukan dalam studi tugas akhir ini, diketahui jika masyarakat kurang paham dengan pengelolaan e-waste dan belum sadar akan bahaya dari e-waste. Sejauh ini masyarakat hanya terdorong untuk melakukan tukar tambah, menyimpan di gudang bertahun-tahun, ada pula yang diberikan ke saudara dan ke jasa servis, dan ada sebagian orang yang membuangnya begitu saja ke tempat sampah yang tercampur. Tetapi menurut Nadya, kesadaran masyarakat tentang e-waste tidak nol. Hal ini terbukti dengan adanya komunitas yang bergerak di bidang e-waste, contohnya E-WASTE RJ. Walaupun begitu, Nadya merasa kesadaran masyarakat masih sangat minim. Misalnya, berapa banyak orang yang sadar ada logo tempat sampah dicoret di setiap charger HP, laptop, dan segala peralatan elektronik kita? It basically screams out ‘don’t throw me in the garbage can’. Produk daur ulang dari upaya pengelolaan e-waste TV Tabung CRT dan mesin cuci yang disarankan Nadya dari konfigurasi desain yang diusulkannya,
terbagi dalam dihasilkan dan dapat dijual serta dihasilkan tapi dibuang ke landfill. Untuk yang dihasilkan dan dijual berupa pellet plastik, granul logam (ferrous & nonferrous), granul kaca, PCB, dan dinamo mesin cuci. Sedangkan produk daur ulang yang dihasilkan tapi dibuang ke landfill adalah granul kaca panel, residu, serta granul kaca funnel. Permasalahan limbah memang sangat kompleks terutama e-waste di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Penanganan e-waste tidak akan berjalan apabila belum ada inisiatif sistem pengumpulan e-waste. Misalnya di kota Bandung, e-waste masih dianggap limbah industri sehingga seperti bukan tanggung jawab badan pemerintah setempat sehingga tidak difasilitasi. Menurut Nadya, justru yang paling urgent untuk permasalahan e-waste di Indonesia yang paling dapat diusahakan sekarang adalah upaya pengumpulan. Hal ini harus dimulai dari kebijakan pemerintah yang entah kapan mau memprioritaskan hal ini. Yang dimaksud pengumpulan disini bukan sekadar pengumpulan oleh tukang loak atau via jasa servis. Pengumpulan berarti ada sistem formal dimana masyarakat dapat mengumpulkan sampah elektronik berdasarkan jenisnya, atau adanya metode yang difasilitasi oleh produsen produk elektronik. Intinya, kalau belum ada sistem yang jelas dan terintegrasi, maka tidak akan efektif.
29
DO YOU KNOW?
Orang-orang yang tinggal di tempat dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki risiko kematian sebesar 20% lebih tinggi dari kanker paru-paru dibandingkan orang-orang yang tinggal di daerah berpolusi rendah
Hanya 1% pasokan air dunia yang bisa digunakan, 97% adalah samudera dan 2% dibekukan (untuk saat ini).
30
Daur ulang satu aluminium bisa menghemat energi untuk menjalankan TV selama tiga jam. Selama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca kalimat ini, 50.000 kaleng aluminium telah dibuat.
Hutan hujan (rainforest) ditebang dengan laju 100 hektar per menit.
Kantong plastik dan sampah plastik lainnya yang dilemparkan ke laut dapat membunuh 1.000.000 makhluk laut setiap tahunnya.
Mesin pencuci piring otomatis menggunakan lebih sedikit air panas daripada pencucian piring dengan tangan, rata-rata kurang dari enam galon per siklus, atau lebih dari 2.000 galon per tahun.
Botol kaca modern membutuhkan waktu 4000 tahun atau lebih agar terdegradasi.
Sekitar sepertiga dari landfill rata-rata terdiri dari bahan kemasan.
Dengan membaca ini, Anda sedang membakar lebih banyak kalori daripada saat Anda menonton TV.
Setiap kali Anda membuka pintu kulkas, udara dingin yang lepas dapat mencapai hingga 30%.
31
Oleh: Dianisti Saraswati 32
33
34
Oleh: Farras Rayhan
35
36
MINYAK JELANTAH BIKIN BANJIR? Oleh: Kiki Somantri Bagi sebagian orang, terutama mereka yang pergi jauh merantau untuk belajar ataupun bekerja, sarapan pagi dan makan malam bersama keluarga mungkin menjadi hal yang paling dirindukan ketika homesick melanda. Apalagi jika makan bersama sekeluarga sudah menjadi tradisi yang tak boleh dilewatkan setiap harinya. Biasanya, pada saat itulah momen-momen kebersamaan bersama keluarga terasa sangat hangat dan bisa meningkatkan mood untuk menyemangati hari-hari yang begitu padat dipenuhi aktivitas.
makanan sehat yang selalu menarik untuk dibahas adalah tidak mengandung lemak trans yang berbahaya bagi tubuh karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Biasanya, lemak trans terkandung dalam makanan yang digoreng dengan minyak yang sama berkali-kali. Penggunaan minyak goreng pada proses pemanasan yang lama dan berulang dapat menyebabkan kerusakan struktur pada minyak sehingga terbentuk asam lemak jenuh dan radikal bebas yang dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit degeneratif, seperti Berbicara mengenai masakan, penyakit hati dan kardiovaskular. pernahkah terpikir apakah masakan yang menjadi santapan keluarga kita Selain bahaya kesehatan sehari-hari adalah makanan yang sehat yang mengintai akibat penggunaan untuk dikonsumsi? Salah satu kriteria minyak jelantah, risiko lain yang juga 37
sangat penting adalah pembuangan minyak jelantah yang sudah tidak layak digunakan ke lingkungan. Dari berbagai survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang cukup konsisten mengenai perilaku masyarakat terhadap limbah minyak jelantah. Hasil survei yang dilakukan di daerah Tangerang menunjukkan bahwa dari 77 responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 51% narasumber memiliki kebiasaan membuang minyak jelantah secara langsung ke tempat sampah, sedangkan 39% lainnya ke selokan, dan 6% sisanya ke tanah. Hasil penelitian lain yang dilakukan di daerah Bogor menunjukkan bahwa sebanyak 56,7% narasumber membuang minyak gorengnya secara langsung ke saluran air. Dari kedua terpisah di permukaan air. Pada akhirnya, keberadaan limbah minyak di badan air bisa meningkatkan risiko banjir apabila tidak segera ditangani. Selain itu, adanya minyak di permukaan air akan mengganggu transfer oksigen dari udara ke dalam air sehingga kebutuhan oksigen biota perairan akan terganggu. Mengingat dampaknya yang sangat penting terhadap lingkungan, sangat bijak jika kita melakukan upaya pencegahan dan pengurangan limbah minyak sejak dari sumbernya, yaitu dengan melakukan upaya penghematan minyak goreng ketika memasak sehingga tidak dihasilkan minyak
38
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa kebiasaan masyarakat dalam penggunaan minyak goreng masih memungkinkan dihasilkannya limbah dan mayoritas masyarakat belum memiliki pengetahuan bagaimana proses penanganan dan pengolahan limbah minyak jelantah yang baik dan benar. Padahal, pembuangan minyak jelantah ke saluran air secara langsung dapat menyebabkan pipa saluran air tersumbat oleh minyak. Dampak lebih buruk yang bisa terjadi adalah tersumbatnya sewer (saluran pembuangan) akibat sifat minyak yang tidak larut dalam air sehingga akan cenderung membentuk lapisan
goreng sisa yang berpotensi menjadi limbah, sedangkan bila limbah minyak jelantah sudah terlanjur terbentuk, upaya yang bisa dilakukan adalah mengubahnya menjadi bentuk padat supaya bisa dibuang ke tempat sampah bersama dengan sampah rumah tangga lainnya. Jadi, sudahkah kamu menggunakan dan membuang minyak gorengmu dengan benar?
39
DORAEMON: NOBITA AND THE GREEN GIANT Nobita mengalami masalah karena hasil ujiannya mendapatkan nol, dan kemudian kertas ujiannya terbawa angin. Nobita mengejar kertas ujiannya yang terbang dan tersangkut pada pohon kecil. Nobita merasa kasihan dengan pohon kecil itu dan dia membawa pohon kecil itu ke rumah. Tetapi ibunya tidak mengijinkan Nobita untuk menanamnya. Nobita pun meminta bantuan dari Doraemon untuk mengubah pohon kecil itu menjadi hidup. Nobita pun memberi nama pohon kecil itu “Kibo�. 40
Suatu hari, terjadi kejadian yang tidak terduga. Kibo, Nobita dan teman-temannya dibawa oleh pesawat luar angkasa ke planet para tumbuh-tumbuhan. Bangsa tumbuhan di planet itu ingin memberikan pelajaran kepada manusia karena di bumi tumbuhan ditebang secara illegal. Di planet asing itulah petualangan dimulai. Mereka bertemu dengan banyak teman baru dan diingatkan untuk menjaga dan merawat bumi.
Putri Rire sempat ingin memusnahkan bumi untuk menghancurkan umat manusia di bumi yang sudah merusak tumbuhan di bumi. Namun, Kibo, Nobita dan teman-temannya beserta kakek tanaman berhasil membuat Putri Rire memberikan satu kesempatan lagi. Kibo dan Nobita pun berpisah. Kibo akan menjalani perjalanan mengelilingi luar angkasa untuk belajar lebih banyak lagi dan Nobita juga teman-temannya kembali ke bumi.
Pesan dari film ini adalah manusia harus menjaga dan menyayangi bumi. Film ini juga menggambarkan kondisi bumi pada saat ini dimana banyak sampah yang dibuang sembarangan dan penebangan pohon secara illegal. Hal ini seharusnya menyadarkan manusia untuk menjaga bumi untuk kelangsungan hidup di masa yang akan datang.
41
YOU SAY SO Fauzan Makarim (PJS MWA-WM)
Lingkungan itu aspek utama dalam kehidupan. Contohnya lingkungan ITB. Jika lingkungan di ITB jorok, pasti banyak yang malas datang ke ITB dan jika bersih, pasti banyak yang datang ke ITB dan merasa nyaman. Lingkungan yang ada di ITB itu sudah lumayan bersih, tapi ada beberapa bagian yang tidak terurus seperti toilet CC Barat. Dalam suatu acara besar di ITB, seringkali sampah dari acara tersebut tidak diurus dengan baik, tertumpuk dan berserakan. Hal itu yang harus diatasi secara khusus. Mahasiswa zaman sekarang juga belum sadar akan pentingnya pembagian sampah, padahal hal itu sangat memudahkan dalam proses daur ulang. Sebenarnya, ITB sudah banyak membuat solusi dalam pembersihan sampah, tetapi sekarang gagal dan belum terlaksana.
42
Menurut gue, kualitas sanitasi di Bandung masih kurang higienis. Di ITB sendiri, masalah yang gue temukan adalah di toilet pria CADL. Untuk permasalahan sampah, di CADL jenis sampah yang dihasilkan berupa bahan anorganik hingga B3, kebanyakan karena dari tugas kuliah kami yang menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti resin, cairan PU, dan PVC. Namun, penggunaan resin sudah diminimalisasi dan beberapa dosen mengajarkan green design, walaupun untuk menerapkannya diperlukan dana yang relatif mahal. Selain itu, di CADL juga sudah memisahkan sampah gelas dan botol, karena kedua sampah tersebut bisa didaur ulang dan dipakai kembali. Sebenarnya, hal terpenting dalam menangani permasalahan-permasalahan lingkungan tersebut adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.
Georgieno Karyadi (Ketua Himpunan INDDES)
Fakhri Guniar (Sekjen Kabinet Suarasa KM ITB) Saya tipe orang yang tidak suka melihat orang buang sampah sembarangan. Kadang saya meneriaki orang yang buang sampah sembarangan, terutama di jalan raya. Setiap selesainya acara di himpunan, seperti makan-makan dan forum, saya selalu mengingatkan kepada massa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Di ITB, mahasiswa belum aware untuk memilah sampah karena pada ujungnya akan dicampur kembali. Perlu diadakan pencerdasan yang unik. Harapannya, mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.` Cahya Amalinadhi Putra (Menteri Pengembangan Inovasi dan Karya KM ITB) Sekarang ini, kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik menjadi salah satu penyumbang paling besar pencemaran udara. Seharusnya, angkutan umum dan trotoar diperbanyak dan diperbaiki kualitasnya agar masyarakat nyaman menggunakannya.` Kita seharusnya tidak hanya berpikir bagaimana cara mencegah dengan mereduksi emisinya, tetapi juga apa yang bisa diciptakan dan dimanfaatkan ketika sumber pencemar itu sudah ada. Salah satu sampah yang paling banyak di ITB, yaitu sampah makanan seharusnya dapat diolah kembali. Semua itu kembali lagi pada pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Haryo Satriyo Tomo, S.T., M.T. (Dosen Program Studi Teknik Lingkungan ITB) Masalah sanitasi yang perlu dicermati adalah pelayanan dan infrastrukturnya. Perbaikan secara keseluruhan merupakan ranah pemerintah, sebagai mahasiswa bisa melakukan kegiatan seperti pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan masalah sanitasi. Masalah lainya adalah limbah dari setiap proses produksi atau kegiatan. Solusi yang pertama adalah pemilahan sampah, hal yang terlihat sederhana namun sangat berpengaruh. Solusi yang kedua adalah meningkatkan aspek teknologi, budaya, dan political will. Perlu adanya aspek moral yang mengakar di masyarakat. Selain itu, diperlukan metode top bottom dari pemerintah untuk penanganan yang lebih sistematis. Solusi yang ketiga adalah peningkatan kualitas infrastruktur. 43
tentang TEKNIK LINGKUNGAN Teknik Lingkungan merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tindakan preventif dan kuratif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan air, tanah, dan udara melalui pendekatan rekayasa teknik. Teknik Lingkungan dilatarbelakangi upaya proteksi, baik terhadap lingkungan maupun manusia. Tujuannya untuk menanggulangi pencemaran kimia yang ada di lingkungan serta proteksi kesehatan dan keselamatan manusia akibat penyakit yang mungkin timbul. Ingin tahu apa saja yang dipelajari calon insinyur teknik lingkungan? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Rekayasa air minum dan air bersih Kita semua butuh air bersih dan air minum untuk dapat menjalankan kegiatan sehari-hari. Di TL, dipelajari desain instalasi pengolahan air minum (IPAM), proses yang terjadi di dalamnya, hingga penyaluran air sesuai kebutuhan masyarakat. 44
2. Rekayasa air buangan domestik dan air buangan industri Pada topik ini, akan dipelajari unit pengolahan air buangan dari septic tank, instalasi pengolahan air limbah, serta proses pengolahan air agar dapat dikembalikan secara aman ke lingkungan.
3. Pengelolaan limbah B3 Tanpa kita sadari, bahan berbahaya dan beracun berada di sekitar kita, baik dari industri atau barang yang umum kita gunakan, seperti baterai. Calon sarjana TL akan mempelajari karakteristik dan rekayasa pengelolaan limbah B3 agar tidak mencemari lingkungan. 44
5. Kesehatan dan toksikologi lingkungan
6. Sanitasi masyarakat
Pengelolaan sampah tidak sebatas dikumpulkan dan dibawa ke TPA. Hal-hal teknis, seperti pengangkutan dan pengolahan yang tepat, sampai hal nonteknis, seperti peraturan dan ekonomi, serta opsi-opsi treatment sampah akan dikupas habis di TL.
Dalam topik ini, diperlajari mengenai seperti hidrosfer, atmosfer, dan sosiosfer yang dikaji kemungkinannya menimbulkan penyakit, jalur penyebarannya, serta bagaimana mengukur toksisitas limbah dan tingkat bahayanya bagi lingkungan hidup.
Di TL, akan dipelajari cara menyediakan infrastruktur sanitasi dan air yang sesuai dengan karakter masyarakat di suatu daerah. Digunakan pendekatan terhadap masyarakat agar teknologi yang diciptakan tepat guna dan bermanfaat.
7. Pengendalian dan pengelolaan pencemaran udara
8. Pengelolaan lingkungan
9. Teknologi bersih
Di TL, kamu akan belajar tentang penyebaran emisi, mulai dari cerobong industri sampai emisi di kawasan kota. Selain itu, akan dipelajari pula pengukuran dan desain unit pengendalian pencemaran udara agar polutan tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
Dalam pengelolaan lingkungan, akan dipelajari pemodelan kasus terkait lingkungan, analisis dampak lingkungan dari suatu aktivitas, kesehatan lingkungan kerja, dan penerapan sistem manajemen lingkungan di suatu industri atau organisasi.
Dalam topik ini, dibahas mengenai aplikasi 3R, cara meningkatkan hasil produksi, cara mengurangi timbulan limbah, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan rekayasa suatu proses industri agar efisien dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
4. Pengelolaan sampah
45
tentang
HMTL ITB HMTL ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB) merupakan himpunan dengan latar belakang keprofesian teknik lingkungan serta wadah bagi para mahasiswa S1 Teknik Lingkungan ITB untuk berhimpun, berkarya, belajar, dan mengembangan potensi yang ada, sejalan dengan pendidikan formal di Program Studi Teknik Lingkungan ITB. HMTL ITB sendiri awalnya memiliki nama HMTP (Himpunan Mahasiswa Teknik Penyehatan) yang didirikan bersamaan dengan Teknik Penyehatan pada 10 November 1962 yang juga merupakan cikal bakal dari Teknik Lingkungan ITB. Namun, HMTP berubah menjadi HMTL pada 10 November 1988. Logo HMTL terdiri dari lambang-lambang filosofis. Pohon kalpataru menggambarkan lingkungan hidup. Lima garis di kanan dan kiri logo menunjukkan sub jurusan, yaitu air, udara, pengelolaan lingkungan, kese-
46
hatan, dan limbah padat. Gelombang biru melambangkan air. Garis hitam tebal di atas dan bawah logo melambangkan huruf T dan L. Gambar Ganesha di pojok kiri bawah melambangkan bahwa HMTL berada di bawah naungan ITB. Pada kepengurusan HMTL tahun ini yang diketuai oleh Muhammad Haykal Ardhanikusumah, terdapat salah program kerja besar, yaitu Desa Mitra. Program Desa Mitra kali ini akan dilaksanakan di Desa Dangdeur, Kampung Patrol, Garut. Adapun tujuannya adalah untuk menyediakan air bersih dan menjembatani antara warga dengan pengrajin bunga dari limbah kulit jagung untuk bekerja sama.
W I T F R U L B S M Z O A A E
Word Search W D N N T W F F U N S I O Z V
L R Y K A T F R S T Y E K A O
M E C L L W E W T G Y U A V B
C O A V V C Q X A O O T D X Z
D E V C Y A X V I C I R K X Q
Z Z P C H F Q D N U N O J F H
U F L I Q A D I A O S F L K P
J E L B D K T R B Y I I Z O M
D Q E Y P E V E L T N K T A D
G J Z K A T M X E I E A T B N
Q Z W V Y S Q I K F R S H J B
T V P D O E H Q B G A I R O Y
R Q B X Y W J R L U S Q D F Z
G L L W U C I X J P I T Z R P
Temukan semua kata-katanya! Epidemi
Penyebaran penyakit secara cepat dalam frekuensi penularan lebih dari normal.
TLV (Threshold Limit Value)
Recycle
Pengelolaan sampah menjadi produk baru yang bermanfaat (daur ulang).
Eutrofikasi
Nilai ambang batas paparan zat kimia pada pekerja.
Meningkatnya jumlah algae di perairan secara signifikan karena kelebihan nutrisi.
BOD
Insinerasi
Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dengan menggunakan bakteri.
Leachate
Limbah cair yang timbul karena adanya infiltrasi air ke dalam tumpukan sampah.
COD
Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dengan bahan kimia.
Kegiatan membakar limbah padat, umumnya dengan tujuan mengurangi volumenya.
Fly Ash
Residu pembakaran yang halus dan biasanya sangat ringan.
Sustainable
Kemampuan untuk mengatur penggunaan sumber daya agar memenuhi kebutuhan masa kini tanpa merugikan masa depan.
47
ENVIRO available at: ITB PERPUSTAKAAN PUSAT - PERPUSTAKAAN TEKNIK LINGKUNGAN SEKRETARIAT HMJ
UNIVERSITAS UI - UNPAS - ITS - ITENAS - USU - UNAND - TRISAKTI - UNIVERSITAS SURYA - UNIVERSITAS BAKRIE - UNDIP - UII - UPN JOGJAKAR-
PICK UP POINT NGOPI DOELOE - WARUNG PASTA - RUMAH BUKU - OMUNIUUM KINERUKU - PITIMOSS - ZOE CORNER - TREEHOUSE CAFE - LITTLE
ISSUU ISSUU.COM/ENVIROHMTLITB
48
WANT TO KNOW MORE ? VISIT OR FOLLOW US ON : hmtl.tl.itb.ac.id/ HMTL ITB @FanpageHMTLITB hmtl_itb hmtlitb @hmtl_itb
issuu.com/hmtlitb issuu.com/envirohmtlitb