Edisi Perdana Minggu III April 2013

Page 1

EDISI PERDANA Harga Eceran Minggu III April 2013 Harga Langganan

Rp. 8.000 Rp. 27.500/Bulan

Traveling dan Renang Menjadi Hobi

www.faktagarut.com

H. Agus Hamdani Wulan Siap Terjun ke Politik

Perempuan Berhak Pintar

Sang Pemimpin Fenomenal


Edisi Perdana April 2013

Cover Story

FAKTA GARUT

SEMANGAT : Kaum perempuan memiliki semangat yang besar.

Semangat Kartini Muda Garut

Perempuan Berhak Pintar P

erempuan berhak pintar dan bebaskan perempuan memilih jalan hidupnya sendiri sesuai dengan keahliannya. Tidak ada pihak manapun yang harus membatasi ruang gerak perempuan. Pernyataan tersebut diungkapan Wina Siti Nurbara, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIM Al-Musaddadiyah Garut, kepada Fakta Garut, Sabtu (20/4) lalu, terkait semangat peringatan Hari Kartini yang jatuh pada hari Minggu (21/4) kemarin. “Sudah bukan lagi jamannya perempuan hanya jadi pelengkap saja, tetapi perempuan saat ini sudah bisa diandalkan

“Sangat saya rasakan bagaimana kaum perempuan saat ini sudah tidak ada lagi perbedaan dengan kaum laki-laki. Karena tidak sedikit kaum perempuan banyak yang menjadi pemimpin dan salah satunya adalah saya yang saat ini di percaya sebagai Ketua BEM,

dalam segala hal,” tegas gadis yang tercatat sebagai aktifis PMII Cabang Garut. RA. Kartini, lanjut Wina, merupakan pionir bagi kemajuan kaum perempuan di Indonesia. Sehingga, sudah selayaknya hak perempuan untuk pintar harus diakui. Termasuk salah satunya kaum perempuan Garut, Wina berharap perempuan Garut harus mampu memberikan yang terbaik untuk Garut. Salah satu langkah nyata yang sudah dirasakan menurut gadis yang punya hoby mendengarkan musik ini adalah ketika dirinya dipercaya menjadi Ketua BEM Al-Musaddadiyah Garut. Kendati harus menghadapi kaum laki-laki dalam

organisasi yang dia pimpin. Bagi gadis yang berasal dari Kampung Cikaruk, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening, Garut mengaku tidak mengalami kesulitan dalam memimpin. Karena, Wina menilai dan merasakan jika saat ini kaum perempuan sudah bisa diterima dan layak untuk memimpin. “Sangat saya rasakan bagaimana kaum perempuan saat ini sudah tidak ada lagi perbedaan dengan kaum laki-laki. Karena tidak sedikit kaum perempuan banyak yang menjadi pemimpin dan salah satunya adalah saya yang saat ini dipercaya sebagai Ketua BEM,” pungkasnya.(hafidz)

02


Edisi Perdana April 2013

Cover Story

Wulan Sari Putriyalitati

FAKTA GARUT

03

Wulan Siap Terjun ke Politik Pertanyakan Keberpihakan Pemerintah untuk Institusi Pesentren

K

e b eradaan kaum hawa di dunia politik sudah sangat diakui. Sehingga bukan hal yang mengherankan apabila banyak dari kaum gender terjun kedun i a

AKTIF : Wulan saat menjalankan salah satu aktifitasnya.

politik. Bahkan, peraturan setiap parpol memberikan kesempatan kepada kaum wanita untuk mengaplikasikan potensi dan aspirasinya menjadi politikus sekaligus anggota dewan. Misalnya dalam Pemilihan legislatif, setiap parpol harus memenuhi kuota dari kaum gender sebanyak 30 persen. Ini artinya wanita semakin luas untuk berkiprah. Kesempatan itu terus berkembang karena kemampuan wanita memang sudah teruji dan terpercaya. Salah satu kandidat Bacaleg dari kaum gender adalah Wulan Sari Putriyalitati, mojang kelahiran Garut 18 Mei 1991 yang tercatat sebagai warga Kampung Toblong RT 02\01 Desa Toblong Pendeuy Kabupaten Garut ini dipercaya untuk melangkah di panggung politik. Wanita yang memiliki hobi menulis dan membaca inipun mengaku optimis bisa mandapat kusri di DPRD Garut. "Pemerintah dan parpol sudah semakin lebar memberi kesempatan bagi kaum hawa untuk mengapresiasikan niat muli bagi setiap warganya, tidak terkecuali untuk kaum hawa," ujar Wulan di kediamannya. Yang menjadi faktor utama Wulan terjun ke dunia politik adalah keprihatinannya terhadap peberpihakan pemerintah daerah kepada institusi pesantren. “Ini memang membutuhkan kepekaan dan perjuangan untuk mewujudkannya. Sebab begini, Garut itu merupakan daerah yang unik dalam berbagai hal. Namun semuanya kental dengan nuansa agamis dan pesantren,� tutur Wulan saat ditemui sembari pemotretan untuk edisi perdana Fakta Garut. Contoh sederhana adalah APBD Garut tahun 2013. Kalau ditilik dari angka anggaran hampir 2,7 triliun, angka keberpihakan pemda terhadap dunia pesantren ti-

dak lebih dari 2 persen. “Ini kan memprihatinkan. Kalau dibiarkan begini saya yakin lambat laun dunia pesantren akan ditinggalkan. Maka itu, saya bismillah untuk berjuang lewat suara legislatif,� katanya. Sebagai srikandi Garut, wanita yang aktif dalam berbagai kegiatan ini memegang teguh prinsip Man Jadda Wa Jadda. "Man Jadda Wa Jadda yang artinya apabila Allah mengijinkan dan berkehendak maka apapun akan diberikan jalan dan kemudahan. Saat ini aku memiliki niat baik dan kesiapan untuk memperjuangkan hak umat, insyallah niat saya berjalan lancar," ungkap Wulan. Anak ke enam dari 12 bersaudara ini merupakan gadis dengan tipikal rajin dan pekerja keras. Salah satu hal yang menurutnya harus di perjuangkan adalah hak mendapat pendidikan. Sebagai kaum hawa, iapun menilai bahwa pendidikan merupakan langkah penting yang harus dilakukan setiap manusia. Dan tidak terkecuali bagi dia. Sehingga iapun selalu memperiotaskan pendidikan dalam kehidupannya."Agama islam sudah menekankan setiap umat untuk selalu belajar, belajar dan belajar. Salah satunya adalah menuntut ilmu setinggi-tinggi demi kemaslahatan semua," ungkap Wulan dengan nada penuh semangat. Alumnus SD Sukanagera I tahun 2004 memiliki berbagai prestasi di sekolahnya. Sebagai gadis yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga dan lingkungan agamis, Wulan merasa terpanggil untuk mengamalkan ilmunya. "Sebagusbagusnya manusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Mudah-mudahan saya seperti itu, bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat," terangnya. Walaupun lahir di Garut, Wulan juga pernah mengenyam pendidikan di luar daerah. Gadis yang tak pernah lepas dari kerudung ini berhasil lulus di SMPN 4 Klari Karawang. Terang saja pengalamannya memberi wawasan yang lebih luas."Dimanapun aku berada selalu merasa optimis. Sifat ini banyak memberi manfaat, sehingga ketika berada di luar daerah akupun bisa berhasil," terangnya. Mantan siswi SMA Ma'Arif Pendeuy, Garut ini mengaku akan bekerja secara maksimal. Tentunya dengan mengerah-

kan semua keilmuan yang ia pelajari selama ini. Sebagai akademisi sekaligus santriawati Wulan berpendapat bahwa semua warga negara memiliki hak untuk maju didunia politik. "Santripun berhak berpolitik,' ujarnya singkat. Untuk menambah keilmuan, selain wajib sekolah, dirinyapun harus banyak berinteraksi dengan banyak orang. Sehingga ketika nanti dipercaya sebagai wakil rakyat akan banyak tahu tentang kemauan masyarakat. wanita cantik dan humoris inipun melanjutkan pendidikannya ke Strata I (S1) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AlMusaddadiyah Garut."Untuk lebih tahu tentang apa yang saya butuhkan saya wajib menuntut ilmu setinggi-tingginya dan bergaul dengan masyarakat luas,' paparnya. Segudang pengalaman di organisasi membuat Wulan tambah percaya diri. Keterlibatannya sebagai anggota Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) STAIM sejak tahun 2011 hingga sekarang sekaligus anggota Partai Islam yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memberinya semangat. Memang semangatnya itu telah tumbuh ketika usianya masih remaja dan duduk di bangku sekolah menengah, dirinya sudah aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS). Sehingga ketika ia berada di manapun ia mampu meyesuaikan diri dan mampu berinteraksi dengan mudah. "Insyallah pengalamanku berorganisasi bisa membawaku kepada tujuan," katanya. Tahun ini Wulan merasa terpanggil untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut. Sebagai kaum gender, Wulan mendapat kesempatan menjadi Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di wilayah daerah pemilihan (dapil) 2 yang meliputi Tujuh Kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Cisurupan, Sukaresmi, Cigedug, Cikjang Cikajang, Banjarwangi, Singajaya, Cihurip dan Pendeuy. "Saya akan curahkan semua kemampuan untuk masyarakat Garut. Banyak kekurangan di dapil saya yang harus di benahi. Saya juga sangat berharap doa dan dukungan dari semua pihak dan masyarakat agar bisa membangun Garut menjadi lebih maju dan sejahtera," pungkasnya.(asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Tokoh Utama

04

Dalam Waktu Singkat Sudah Mengisi Posisi Strategis

Sang Pemimpin Fenomenal

P

asca dimakzulkannya Bupati Garut, H. Aceng Fikri akibat pernikahan sirinya dengan gadis dibawah umur. Ternyata, banyak fenomena yang terjadi dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.

Salah satu fenomena tersebut sangat dirasakan oleh H. Agus Hamdani, Wakil Bupati Garut yang kemudian menjadi Bupati Garut. Dimana, tidak ada yang menduga karir politik pria yang akrab disapa Agus Sinta oleh warga Garut ini, dalam waktu yang sangat singkat Agus “dipaksa” mengisi jabatan yang

sangat strategis di kota yang terkenal dengan dodolnya. Saat ditemui Fakta Garut, di Pendopo Pemkab Garut beberapa waktu lalu dengan santai dirinya mengaku semua proses perjalanan karir politiknya sama sekali tidak ada yang disangkasangka. “Kaget dan tidak menyangka, semua proses hidup yang saya jalani khususnya dibidang politik ternyata diluar dugaan semua,” ujar Agus.

Bayangkan, kata Agus, dalam waktu yang tidak begitu lama dirinya harus menjalani tiga proses pelantikan untuk mengisi jabatan cukup bergengsi di Pemkab Garut. “Pertama saya dilantik menjadi Anggota DPRD Garut, tidak berselang lama saya dilantik menjadi wakil bupati pasca pengunduruan diri Kang Dicky Chandra. Baru beberapa bulan saya menjabat wakil bupati, tanpa diduga saya kemudian dilantik kembali menjadi bupati. Setelah Pak Aceng Fikri lengser,” tutur Agus. Mengisi jabatan sangat strategis dan dinilai sangat cepat tersebut membuat politisi Partai Persatuan Pembangunan ( P P P ) Kabupat-

en Garut ini, merasa semua kejadian yang dialami dirinya merupakan kehendak yang kuasa. Tentunya, pria yang masih aktif sebagai Sekretaris DPC PPP Kabupaten Garut bertekad akan memaksimalkan sisa waktu yang sangat singkat untuk melakukan yang terbaik untuk Rakyat Garut. “Tidak ada kamusnya buat saya untuk tidak bisa melakukan sesuatu yang baik untuk rakyat, walaupun waktunya sangat singkat,” tegasnya. Banyak hal yang akan dilakukan sang pemimpin baru di Kabupaten Garut ini. Kendati hanya beberapa bulan kedepan sebelum pelaksanaan Pilkada Garut 2013, Agus akan memberikan pelayanan maksimal kepada rakyat Garut. Salah satu hal yang akan dilakukannya adalah bakal menginventarisir infrastruktur yang saat ini banyak mengalami kerusakan. Kemudian, dirinya secara maksimal akan melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak. Selain itu, masih banyak hal lain yang harus dilakukan sang bupati. Yakni, persoalan memaksimalkan anggaran untuk kepentingan Garut yang lebih baik. (hafidz)

WIBAWA : Bupati Kabupaten Garut Agus Hamdani sosok pemimpin yang memiliki kharisma.

H. Agus Hamdani Bupati Garut


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Oleh-Oleh

05

Tak Lengkap, Tinggalkan Garut Tanpa Singgah

K

urang lengkap rasanya kalau mengunjungi Kota Garut, terus pulangnya tidak membeli oleh-oleh makanan khas Garut. Pasalnya, Garut tidak hanya kaya akan tempat wisata alamnya. Tetapi, Garut juga kaya akan makanan khas yang bisa dijadikan sebagai buah tangan atau oleh-oleh bagi siapapun usai berkunjung ke Garut. Untuk mendapatkan oleholeh makanan khas Garut tersebut, tentunya tidaklah sulit. Karena, di setiap sudut

Kota Garut terdapat toko-toko yang sengaja menjual berbagai macam makanan khas Kota Garut. Salah satu toko yang menjual makanan khas Garut adalah Toko Utama yang terletak di Jalan Ottista No. 52 A Tarogong Garut. Di toko tersebut para wisatawan maupun warga yang secara kebetulan melewati Kota Garut bisa mendapatkan berbagai macam makanan khas Garut. Seperti dodol, kerupuk kulit, brownis dodol (brodol) dan yang tengah popular saat ini adalah chocodot. Dadan Setiawan, sang pemilik Toko Utama saat dite-

mui Fakta Garut di tokonya mengaku bahwa usaha yang didirikan bersama istri tercintanya Irma Rosmayati sejak Tahun 2004 hingga sekarang merupakan usaha yang bersifat turun temurun dari keluarga besarnya. “Jual makanan khas Kota Garut yang selalu dijadikan oleh-oleh bagi warga yang datang ke Garut ini, terlebih para wisatawan. Dimana, saat mereka akan meninggalkan Garut. Maka, yang akan diburu oleh mereka adalah membeli oleh-oleh. Khususnya makanan khas Garut,� kata Dadan. Jadi, kata Dadan dan juga istri tercintanya Irma, merasa

jenis usaha yang tengah mereka jalankan tersebut sangat tepat dan tentunya pasti menguntungkan. Dengan usaha yang tengah dijalankannya itu, Dadan bersama istrinya mengaku setiap bulannya selalu meraup untung. Karena, sesuai keterangan yang mereka sampaikan kepada Fakta Garut. Bahwa omset penjualan makanan khas Garut tersebut rata-rata setiap bulannya bisa mencapai puluhan juta. “Apalagi, kalau musim lebaran omset penjualan bisa mencapai ratusan juta rupiah,� demikian diungkapkan Irma. Langkah strategis yang diterapkan oleh

pasangan suami istri ini dalam menjalankan usahanya tersebut. Guna untuk meningkatkan omset penjualan. Pasangan muda yang baru dikarunia satu orang putra ini mengaku bahwa untuk menarik calon pembeli agar belanja ke tokonya, mereka tidak pernah takut untuk memberikan harga dibawah para pesaingnya. Selain itu, lanjut Irma, selama dirinya bersama sang suami mengembangkan usaha menjual berbagai macam makanan khas Garut yang selalu dijadikan oleh-oleh dari Garut adalah memaksimalkan pelayanan yang dapat memuaskan hati para pembeli di tokonya tersebut. (hafidz)


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Peristiwa

06

Tebing Ambruk, Tiga Penggarap

Tertimbun

T

iga orang penggarap lahan tertimbun longsor di Kampung Puncak Lancang, Desa Suka Karya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (20/4). Saat kejadian, ketiganya tengah menggarap tebing untuk dijadikan kebun dan ditanami sayuran dan pohon kopi. Namun nahas bagi mereka, tebing yang digadangkan bisa menjadi mata pencaharian mereka itu ambruk dan langsung menimbun ketiganya. Hingga saat ini ketiga korban masih dalam pencarian. Ketiganya adalah, Nenoh (47), Elah (40), dan Juhaenah (36). Sedangkan Endang (40), suami Juhaenah yang juga berada di lokasi saat kejadian, berhasil menyelamatkan diri. “Istri saya hampir selamat. Dia berlari ke arah saung menghindari tanah longsor. Saya terus memanggilnya. Karena longsoran begitu cepat, istri saya pun tertimbun persis di hadapan saya,” kata Endang tak kuasa menahan air mata. Tidak hanya itu, tebing dengan kemiringan mencapai 75 derajat dengan tinggi sekitar 300 meter dan lebar sekitar 20 meter itu pun menimbun Sungai Ipukan Burung yang mengarah ke Sungai Citepus persis di bawah tebing hingga 10 meter. Kepala Desa Suka Karya, Asep K Hamdani menuturkan bahwa lahan yang digarap para petani itu, adalah milik Perhutani yang berdekatan dengan PLTP Kamojang. Kemiringan tebing sendiri sangat curam, sehingga kawasan itu terlarang bagi aktivitas pertanian. “Di kawasan itu seharusnya ditanamai pohon berakar kuat. Jadi tidak diizinkan menanam sayur,” jelas Asep. Hingga saat ini petugas gabungan dari, Kepolisian, TNI dan relawan lainnya masih mencari korban yang tertimbun. Pencarian korban sendiri dilakukan petugas dan masyarakat secara manual, karena akses jalan

menuju lokasi tidak bisa dijangkau alat berat. “Lokasinya ada di perbatasan antara Kabupaten Garut dan Bandung. Akses menuju lokasi sulit dilalui alat berat,” kata Kapolres Garut, AKBP Umar Surya Fana. hanya itu, lokasi longsor yang jauh dari jalan utama pun tidak memungkinkan untuk mendatangkan alat berat untuk mengevakuasi korban. Kondisi itu semakin diperparah dengan tertimbunnya akses menuju lokasi, hanya kendaraan roda dua saja yang bisa melewatinya. SULIT KERAHKAN ALAT BERAT

Tim gabungan sulit kerahkan alat berat untuk melakukan pencarian tiga orang korban yang diduga tertimbun longsor di kawasan Puncak Lancang, Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa proses pencarian korban tersebut secara manual sehingga butuh waktu cukup panjang, Sabtu. Kesulitan tim gabungan menembus jalan kecil dan rawan terjadi longsor susulan menjadi penyebab utama lambatnya penangananan, meski mereka sudah berupaya maksimal. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Zatzat Munazat, di Garut kepada wartawan, Sabtu mengatakan, pihaknya terus melakukan pencarian tiga orang korban yang diduga tertimbun longsor di Puncak "Peristiwa longsor yang menewaskan tiga orang tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, di lahan perkebunan milik Perhutani, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, berdekatan dengan lokasi operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pertamina Kamojang,"katanya. Dikatakan Kepala Desa Sukakarya, Asep Hamdani, logsor yang terjadi dilahan pertanian diperki-

rakan akibat kondisi tanah yang labil, sehingga rawan tejadi longsor pihaknya mengimbau masyarakat selalu waspada. Curah hujan tinggi menjadi pemicu terjadinya longsor di Puncak Lancang, Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, selain tanah tersebut labil dan mudah bergerak. Jalan utama yang menghubungkan Samarang menuju Kamojang sebelumnya sering terjadi longsor, kata dia, tetapi tidak menelan korban jiwa hanya menutupi badan jalan dan menggangu aktifitas masayarakat setempat. (enjang/agus)

Tertimbun :Masyarakat membantu pencarian warga yang tertimbun longsor

Bantu : Masyarakat dan aparat kepolisian nampak melakukan pencarian dan evakuasi korban. Karena kondisi medan yang labil dan tidak bisa mendatangkan alat berat, pencarianpun dilakukan dengan tenaga seadanya.

Lokasinya ada di perbatasan antara Kabupaten Garut dan Bandung. Akses menuju lokasi sulit dilalui alat berat. Umar Surya Fana Kapolres Garut


Edisi Perdana April 2013

Pertanian

FAKTA GARUT

07

JAGUNG UNGGULAN : Masri memperlihatkan hasil pertanian komoditi jagung petani di desa dangder Kecamatan Banyuresmi.

Ajukan Permodalan Sistem Yarnen

Corporate Executive Officer (CEO) Muhamad Abu Bakar Siddiq

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab

Enjang Solihin

Redaktur Pelaksana

Asep “Baden” Ahmad

Redaktur

Eden Kusnaedi Hasan Zaelani Ahmad H

Reporter

Zenal Muttaqin Asep Ahmad Agus Somantri Fitriana

Graphic Designer

Tyas Inos Beggy Pratama

Pemasaran/Sirkulasi

Duddy Wawan Setiawan

Marketing Iklan/Promosi

Deden

Ekspedisi

Chardy Carly

PENERBIT PT. FAKTA GARUT MEDIATAMA

DIREKSI

Asep Irawan Syafe’i (Komisaris) Muhamad Abu Bakar Siddiq

(Direktur Utama)

Nana Ahmad Hanafi

(Direktur) Percetakan

PT. Temprina Media Grafika

Redaksi : Jalan Gatot Subroto No 81 Komplek Cempaka Indah Blok 8 Karawangpawitan Garut Tlp. 0262 - 236380 Office@faktagarut.com www.faktagarut.com

Petani Jagung Banyuresmi Butuh Modal Masyarakat di Desa Dangdeur, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut merupakan salah satu penghasil komoditi Jagung terbesar di Kabupaten Garut. Sedikitnya, mereka bisa mengumpulkan lima hingga sepuluh ton jagung kering setiap hari. Hasil pertaniannya kemudian mereka jual ke agen-agen jagung yang ada di Kabupaten Garut melalui bandar atau tengkulak yang ada di lingkungannya. Selama ini, masyarakat petani jagung di Desa Dangdeur memiliki harapan untuk menjual jagung-jagung yang mereka kumpulkan langsung ke perusahaan besar. Karena, penjualan langsung ke pabrik ini akan memberikan mereka keuntungan yang lumayan daripada harus melalui agen. Tetapi keinginan merekapun hanya harapan semua. Pasalnya, sebagai petani kecil mereka tidak memiliki biaya atau modal pas-pasan. Keberadaan tengkulak dan agen jagung ini dinilai cukup membantu mereka untuk mendapatkan rupiah . Selain jagung, para tengkulak inipun menerima hasil pertanian berupa sayuran seperti cabe. Mereka datang langsung ke petani, kemudian membayar hasil pertaniannya secara tunai. Kemudian hasil pertanian ini mereka bawa ke pusat kota garut Salah satu bandar atau tengkulak jagung dan sayuran di Kampung Pasar Pendeuy Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi yang cukup terkenal adalah Pak Masri. Pria berusia 60 tahun ini merupakan pekerja keras yang memiliki semangat kuat. Kendati usianya tak muda lagi, dia masih mampu mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik. “Alhamdulillah pekerjaan ini bisa saya nikmati,” ujar Masri saat membuka obrolan dengan Fakta Garut di kediamannya, Kp. Pasar Pendeuy RT 01/04. Masri setiap hari disibukan

BANGGA : Masri bangga menjadi petani jagung.

dengan mengolah hasil pertaniannnya, karena selain memiliki profesi sebagai bandar, diapun masih menjalankan kegiatannya sebagai petani. Menurutnya, hampir semua masyarakat di lingkungannya menggantungkan hidup dari pertanian. Untuk itu, ia terus menjalankan profesi ini guna membantu masyarakat. “Harga jagung berubah setiap waktu. Tetapi masih bisa membantu perekonomian masyarakat,” paparnya. Dimusim penghujan kali ini, petani sedikit mengalami penurunan pendapatan. Karena jagungjagung mereka tidak bisa di jemur. Sedangkan, untuk menjual hasil panennya ini, agen-agen jagung hanya menerima jagung dalam keadaan kering dan bersih. Untuk perkilonya jagung-jagung ini diterima agen dengan nilai Rp2.000 hingga Rp3.000. Namun setiap waktu bisa berubah, bisa naik bisa juga turun. “Minimal harga jual jagung ini saya beli Rp2000 dan paling tinggi Rp3000 perkilonya,” jelasnya. Sebagai petani sekaligus bandar, Masri mengaku membutuhkan modal untuk memperlancar usahanya. Tidak hanya dia, petani lainnpun memiliki harapan yang sama. Tetapi harapannya sampai saat ini belum terwujudkan. Untuk itu dia berharap kepada Pemkab Garut untuk mengucurkan bantuan permodalan. Adapun bantuan yang diprogramkan beberapa pihak perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Nasional Indonesia (BNI)sebagai perbankan berstatus negri dinilai masih memberatkan masyarakat. “Potensi pertanian di desa kami sangat tinggi, perekenomian masyarakat bisa lebih baik apabila didukung dengan modal yang cukup,” aku Masri yang juga Ketua RW 04 desa Dangdeur. Untuk mewujudkan harapan masyarakat setempat, Masri men-

gaku akan mengajukan kerjasama dengan Pemkab maupun Perbankan. Salah satu bentuk kerjasama itu melalui program yarnen atau bayar panen. Tentunya apa yang diharapkan petani bisa melakukan peminjaman, tetapi dengan suku bunga yang snagat rendah, sehingga petani benar-benar merasa terbantu. “Program dari BRI dan BNI kami rasa bunga dan jaminannya masih memberatkan. Sedangkan melalui program Yarnen, kami bisa mengembalikan bantuan modal ini setelah panen,” jelasnya. Pria bertubuh sedang ini juga merasa yakin apabila progran Yarnen berjalan, maka petani bisa meningkatkan hasil pertaniannya. Secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraannya. Melalui modal yang cukup, Masri juga meyakinkan semua persoalan yang dihadapi petani akan mudah diselesaikan apabila didukung permodalan yang cukup. “Saat ini kami mendapat bantuan dari perusahaan berupa benih jagung, pembinaan dari PPL Dinas Pertanian Kabupaten. Satu hal yang kami tunggu sejak dulu adalah bantuan modal. Karena tanpa modal yang cukup kami tetap merasa sulit untuk lebih maju dan berkembang,” harapnya. Hasil pertanian yang baik dan sudah teruji selama puluhan tahun menjadi penyemangat dan rasa percaya diri Masri serta masyarakatnya, untuk mengembangkan pertanian jagung dan sayurannya. Melalui bantuan modal ini semua petani akan bekerja lebih baik, sehingga hasil panennyapun terus meningkat. “Kami butuh modal tetapi tidak memberatkan. Saya sangat berharap Pemkab bisa membantu kami selaku masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat Garut,” pungkasnya. (asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

Gunung Guntur

FAKTA GARUT

8

Gunung Guntur Setelah 166 Tahun Meletus

Sekarang Siaga Dua? Warga Cemas tapi Bingung

Cucu Syamsu

SEJAK sebulan ini warga Garut heboh dengan peringatan dan berita akan meletusnya Gunung Guntur. Hampir di setiap media cetak dan elektronik, baik lokal maupun nasional memberitakan tentang kabar peningkatan aktifitas kondisi Gunung Guntur. Bahkan, hingga berita ini ditulis, status Gunung yang terakhir mengalami erupsi atau meletus pada 1847 itu hingga kini masih Siaga Dua. Ironisnya, ketika mediamedia massa santer menginformasikan keadaan Gunung Guntur yang dikabarkan telah memberi tanda-tanda bahaya, justru masyarakat yang berada di kaki gunung wila-

yah Tarogong Kidul mengaku tidak mengetahui secara pasti status gunung yang disebut warga dengan nama Gunung Gede ini. Pasalnya, tidak ada aparat yang menginformasikan keadaan di gunung itu, mereka mengaku mendengar kabar itu dari media dan kerabat mereka yang berada di luar kota. Cucu Syamsu (53) dan Yuyun pedagang makanan Komplek Wisata Cipanas Indah Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Rabu (17/4) kepada Fakta Garut mengatakan, kabar Gunung Gede atau lebih dikenal dengan nama Gunung Guntur akan meletus bukan terjadi pertama kali ini saja. Gunung ini pernah dikabarkan akan meletus sudah terjadi dua kali. Tepatnya sekitar tujuh tahun lalu, tetapi apa yang dikabarkan tidak pernah terjadi. Sehingga ketika informasi ini berkembang mereka anggap sebagai isu. “Saya kaget mendengar kabar keadaan Gunung Guntur yang katanya sudah pada status siaga dua. Anehnya saya malah tahu dari anak saya yang bekerja di

Jakarta,” ujar Cucu. Informasi tentang status Gunung Guntur berdampak negatif terhadap pelaku usaha di Cipanas. Selain sepi pengunjung otomatis sepi pembeli. “Setelah di kabarkan Gunung Guntur aktif, kunjungan wisata mengalami penurunan hingga 50 persen,” aku pria yang sehari-hari berjualan di lokasi wisata Cipanas ini. Yang lebih memperihatinkan adalah perhatian pemerintah terhadap masyarakat dan pelaku usaha yang berada di kaki gunung. Misalnya Dinas Pariwisata dan Dinas Energi dan Pertambangan sama sekali tidak memberikan informasi dan sosialiasi kepada masyarakat sekitar Gunung Guntur. Sehingga, bukan hal yang aneh apabila pedagang di Cipanas tidak mengetahui keadaan Gunung Gede. “Walaupun tidak dari pihak dinas terkait, seharusnya aparat dari RT atau RW bahkan dari pihak desa datang dan memberi informasi ini kepada kami,” ujarnya. Cucu sebagai warga asli Cipanas merasa heran. Pa-

salnya, masyarakat mengetahui kabar tersebut dari media. Sehingga masyarakat diam saja dan merasa heran dengan penurunan kunjungan wisatawan. “Komplek wisata ini berada tepat di kaki gunung Guntur. Sehingga kalau benar Gunung Guntur meletus kami yang akan pertama kali menjadi korban,” paparnya. Apabila isu tersebut benar, lanjut Cucu, masyarakat akan mencari tempat aman untuk pindah. Dan pasti ketika pemerintah memberikan kebijakan masyarakat akan berterimakasih dan mematuhi pemerintah. “Sampai saat ini saya tidak tahu harus berbuat

apa. Apakah harus bertahan atau pindah. Karena gunung ini salah satu gunung terbesar di Garut, ketika ada kejadian dampaknya akan sangat berbahaya bagi mahluk hidup disekitarnya,” pungkasnya. Berdasarkan beberapa sumber, erupsi Gunung Guntur memiliki sejarah yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, beberapa pihak mengingatkan agara masyarakat yang berada di sekitar Gunung Guntur untuk berhati-hati dan tetap waspada jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktifitas di Gunung Guntur. (asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

MetroKrim

FAKTA GARUT

FPI

FRONT Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pemuda Islam (LPI) DPW Kabupaten Garut memusnahkan ratusan minuman keras (miras) dan menggelandang empat pasangan mesum di waktu yang berbeda. Selain itu, ormas islam ini juga berhasil menangkap basah sekaligus menggiring sejumlah oknum

aparat dan masyarakat pelaku sabung ayam. Swiping yang dilakukan FPI dan LPI DPW Garut hari Jumat dan Sabtu pekan lalu menjadi hari naas untuk pedagang miras di bilangan terminal Garut dan pelaku mesum dibeberapa penginapan di wilayah Kota Garut. Pasalnya, dalam aksi swiping

9

Razia Miras, Tempat Mesum dan Sabung Ayam yang di pimpin oleh Koid FPI DPW Garut Aep Saefulloh beserta puluhan anggotanya, pelaku-pelaku kemungkaran ini tertangkap tangan tengah melakukan perbuatan asusila. Sedangkan pedagang Miras pun tidak bisa berbuat banyak ketika barang dagangannya dimusnahkan. Dari ketiga pelaku mesum salah satunya, oknum kepolisian resort Garut. Sementara, penangkapan pelaku sabung ayam, terjadi pada Minggu, 21 April kemarin. Sebelumnya, pengurus FPI Kecamatan Karawang Pawitan mendapat laporan dari masyarakat kampung Campaka Kelurahan Lebak Jaya Kecamatan Karawang Pawitan. Setelah itu, pelaku sabung ayam tanpa melakukan perlawanan langsung digelandang ke Mapolres Garut disertai petugas aparat kepolisian dari Polsek Karang Pawitan untuk diproses secara hukum. Koid FPI DPW Garut Ustad Aep Saefuloh kepada Fakta Garut mengatakan, swiping yang dilakukan FPI sebagai upaya meminimalisir kemungkaran. Karena sampai kapanpun kemungkaran tidak akan hilang. “FPI hanya mampu berupaya untuk meminimalisir perbuatan munkar,” ujar Aef kepada Fakta Garut. Menurut Aef, FPI secara rutin melakukan kegiatan swiping setiap hari Jumat dan

Sabtu. Sedangkan Sasaran target operasinya penginapan dan miras.” Swiping ke penginapan karena malam minggu pelaku kemungkaran sering menggunakan penginapan untuk melakukan perbuatan kotornya,” ujar Aef dengan nada santai. Sedangkan target operasi memusnahkan minuman keras dan beralkohol, FPI melakukan swiping ke beberapa tempat yang sering dijadikan tempat untuk mengkonsumsi dan ajang jual beli minuman terlarang seperti di terminal dan tokotoko minuman. “ Beredarnya miras identik di terminal. Oknum masyarakat yang kedapatan berbuat kemungkaran saat operasi langsung ditindaklanjuti dengan proses hukum. Mereka diserahkan ke aparat

kepolisian, sedangkan miras langsung dimusnahkan ditempat,” kata Aef. Dikatakannya, setiap FPI melakukan operasi, pihaknya seringkali mendapati sejumlah oknum masyarakat dan oknum pemerintah yang berbuat kemunkaran. Hal tersebut membuat FPI semakin miris dengan prilaku oknum tersebut karena meresahkan warga dan umat. Yang lebih memperihatinkan prilaku kemunkaran itu dilakukan oknum pemerintah. “Sebelum melakukan swiping, terlebih dahulu kami melakukan investigasi melakukan survey. Alhamdulillah setiap swiping kami berhasil mendapati pelaku-pelaku kemunkaran. Kami sangat berharap upaya kami benarbenar bisa mengurangi kemunkaran di Kabupaten Garut,” ujar Aef diamini Komandan Laksus FPI, Momon dan jajaran FPI DPW Garut lainnya. (asep ahmad)

Pemkab Garut di Anggap Acuhkan Rakyat

Pemandian Jenazah Dharma Loka Ditolak Warga TEMPAT penyimpanan mayat (kamar mati) dan pemandian jenazah Vihara Dharma Loka yang berada di Kelurahan Ciwalen Kecamatan Kota Garut hingga saat ini menuai protes dari warga sekitar. Pasalnya, keberadaan tempat ini diduga tanpa dilengkapi dengan ijin serta menyebabkan berbagai kekhawatiran warga. Walaupun sudah terjadi penolakan dari warga sekitar, namun Pemkab Garut tetap membiarkan pemandian ini beroperasi. Salah satu warga Jalan Bratayudha No.17 Kelura-

han Ciwalen Kecamatan Kota Garut, Suwanto dan Herman kepada Fakta Garut mengatakan, keberadaan pemandian jenazah sekaligus penyimpanan mayat dibawah naungan Yayasan Vihara Dharma Loka tidak pernah mendapat ijin dari warga setempat. Ironisnya pemandian mayat ini terus beroperasi hingga puluhan tahun lamanya. “Saya warga asli di sini yang sejak puluhan tahun silam menolak keberadaan tempat ini, tapi sepertinya Pemkab Garut memang tidak paham aturan dan acuh kepada rakyat-

nya,” ujar Suwanto dengan nada geram. Menurut Suwanto, pembiaran yang dilakukan Pemkab Garut adalah bukti nyata bahwa mereka tidak perduli dengan rakyatnya. Kekhawatiran inipun, lanjut

Suwanto bukan tanpa alasan. Secara logika, ketika ada mayat yang dibawa ketempat pemandian jenazah dimungkinkan membawa berbagai hal seperti penyakit dan lainnya. “Pembuangan air jenazah dari pemandian ini dialirkan ke kawasan warga sekitar. Sehingga muncul kekhawatiran ada penyakit yang menular,” paparnya. Suwanto mengaku hingga saat ini dirinya memperjuangkan haknya sebagai warga negara. Salah satunya menolak keberadaan tempat yang tidak

disertai dengan ijin yang benar. Karena Pemkab Garut diduga ada main dengan pihak Yayasan, dirinyapun melaporkan kasus tersebut hingga ke Ombudsman RI Perwakilan Jabar dan Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM). “Ini masalah serius yang harus dipahami Pemkab Garut. Jangan pernah berfikir masyarakat mudah dibodohi, kami menolak bukan karena ada kepentingan, tetapi kami berfikir logis,” ujar pria yang akrab disapa Ato ini diamini Herman. (Asep Ahmad)


Edisi Perdana April 2013

Potret

FAKTA GARUT

10

Saat Tempat Pembuangan Pasir Bajing Penuh

Sampah

jadi Asesoris Kota S

FAMILIAR : Keberadaan sampah di setiap pelosok Kota Garut menjadi pemandangan yang biasa, sampah bertebaran dimana-mana.

KOTOR : Akibat kinerja DKP Pemkab Garut kurang baik, sejumlah ruas jalan nampak di Kota Garut nampak semrawut dan kotor.

membuang sampah dipinggir jalan tersebut sangatlah mengganggu keindahan kota. Namun apa daya, Yaya dan juga warga lainnya tidak bisa berbuat apa-apa. Jika saja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, memiliki kepedulian soal keindahan kota tentunya harus segera mencari solusi yang tepat. Yakni, segera disiapkan tempat pembuangan sampah sementara. Sehingga, dengan adanya tempat pembuangan sampah sementara yang disediakan oleh pemerintah nantinya warga tidak akan membuang sampah sembarangan dan tentunya keindahan Kota Garut akan terlihat. Sementara itu, Toto (40), salah seorang petugas kebersihan yang ditemui Fakta Garut di salah satu tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di Jalan Karacak, Garut mengaku, jika akhir-akhir ini dirinya merasa kewalahan dalam mengangkut sampahsampah rumah tangga milik warga yang tinggal disekitar Kota Garut. Hal itu terjadi, kata Toto, karena saat ini kondisi tempat penampungan sampah yang berada di Pasir Bajing Garut sudah tidak lagi mampu menampung sampah-sampah yang berasal dari Kota Garut. Sehingga, lanjut Toto, tidak aneh jika saat ini banyak sampah yang berserak dipinggiran jalan yang ada di Kota Garut. “Memang hampir satu minggu ini kami kewalahan mengambil atau mengankut sampah yang dibuang warga dipinggir jalan. Karena, menurut info yang kami dapat tempat sampah yang di Pasir Bajing itu sudah tidak lagi mampu menampung sampah-sampah yang biasa dibuang oleh warga,� keluh Toto. Berdasarkan pantauan Fakta Garut dilapangan, saat ini terjadi penumpukan sampah dibeberapa titik jalan yang ada di pusat kota. Seperti di Jalan Bratayhuda, Ciledug, Sudirman, Ahmad Yani,Karacak serta beberapa . mpah jalur utama yang a s n tka anfaa ada di pusat kota. mem g n lu mu I : Pe K (Hafidz) E Z RE

eminggu terakhir ini, Kota Garut dihiasi oleh tumpukan sampah yang sangat luar biasa. Sehingga, membuat keindahan kota yang terkenal dengan dodol ini terlihat kumuh dan jorok. Kondisi tersebut ternyata sudah menjadi santapan sehari-hari warga Garut. Bahkan, yang sangat ironis jika Kota Garut diguyur hujan. Maka, sampah yang bertumpuk dipinggir jalan akan berserakan kemana-mana. Yaya (50), salah seorang warga yang tinggal di Jalan Ciledug, Garut, kepada Fakta Garut, Sabtu (20/4) lalu menuturkan bahwa dirinya bersama warga yang lain terpaksa membuang sampah dipinggir jalan. Hal itu dilakukan, karena tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara. Sehingga, lanjut Yaya dirinya dan juga warga yang lain membuang sampah dipinggir jalan. Dengan harapan, sampah-sampah tersebut bakal diangkut petugas kebersihan dari dinas terkait. “Kami sejak lama selalu membuang sampah di pinggir jalan. Karena, sampah yang kami buang tersebut nantinya bakal diangkut oleh petugas kebersihan,� ujar Yaya. Yaya, sangat menyadari jika tindakannya tersebut yakni


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Fokus

Keberadaan gudang dan mesin-mesin ini untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat petani

T

ahun Anggaran (TA) 2011 Kabupaten Garut menerima kucuran dana dari Kementrian Perdagangan RI sebesar Rp2,5 Milyar untuk membangun Gudang Komoditi Sistem Resi Gudang Kabupaten Garut. Selain Garut, Pemerintah juga mengucurkan anggaran yang sama ke beberapa daerah lainnya seperti Gorontalo 1 dan Gorontalo 2, Minahasa Selatan, Sumenep Jawa Timur dan Kabupaten Takalar. Anggaran miliaran untuk Kabupaten Garut diakui pihak pengelola Gudang Komoditi Garut sudah terserap 100 persen. Malahan, pembangunan gedung inipun mendapat bantuan hibah yang dikucurkan Pemkab Garut untuk membeli lahan, pembuatan benteng dan mesin genset. Sehingga gedung Gudang Komoditi ini berdiri kokoh di Jalan Haur Geulis Desa Dangdeur, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Pengelola IT Gu-

dang Komoditi Kabupaten Garut, Tatan Permana kepada Fakta Garut mengatakan, Bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang digelontorkan pemerintah pusat ke Kabupaten Garut direalisasikan dengan pembangunan Gudang Komoditi. Saat ini, gudang sudah beroperasi dan dimanfaatkan masyarakat. “Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Gudang Komoditi ini berdiri kokoh dan sudah dapat dimanfaatkan,” terangnya. Menurut pengakuan Tatan Permana, Gudang Komoditi ini terdiri dari bangunan penampung jagung dan pengeringnya. Semua peralatan yang ada merupakan mesin-mesin bertechnologi canggih dan mahal. Untuk itu,

11

Gudang Komoditi Telan Biaya Miliaran Rupiah

penggunaanya pun harus dilakukan operator yang ditunjuk resmi. “Disini masyarakat bisa mengeringkan jagung sekaligus menyimpannya. Kapasitas penyimpanannya bisa mencapai 400 ton dengan waktu empat hingga tujuh bulan,” katanya. Selaku operator, Tatan mengaku bangga dengan keberadaan gudang ini. Pasalnya, tahun 2011 kelompok tani Kabupaten Garut berhasil merebut kejuaraan nasional kelompok tani, yang semula disandang kelompok Tani dari Jawa Timur. Melalui prestasi ini, lanjut Tatan, kelompok tani

dari G a rut menjadi kebanggan bagi kelompok-kelompok tani di Jawa Barat. “Selain berpungsi sebagai gudang komoditi, keberadaan kami juga untuk melatih dan mengelola Silo sebagai bentuk kerjasama dengan kelompok

tani yang resmi terdaftar,” terangnya. Diakui Tatan, mesin pengering dan penampung jagung tersebut diperasionalkan selama 24 jam nonstop. Sehingga apabila ada masyarakat membutuhkan jasa pengeringan bisa me-

manfaatkan alat-alat ini sesuai peruntukannya. “Untuk pengeringan dikenakan biaya Rp200 per kilogram,” jelasnya. Tatan berharap, masyarakat petani di Kabupaten Garut dan di Desa Dangdeur khususnya bisa memanfaatkan keberadaan mesin-mesin yang sudah disediakan pemerintah. Hanya saja, kendala yang dialami masyarakat setem-

pat memang jarang yang memiliki kebun yang luas, sehingga hasil panennyapun tidak begitu banyak. “Keberadaan gudang danmesin-mesin ini untuk membantu dan meningkatkan taraf hidupmasyarakat petani,” pungkasnya.(asep ahmad)

Mesin Pengering dan Penyimpanan Jagung pemberian pemerintah pusat


Edisi Perdana April 2013

Laporan Khusus

FAKTA GARUT

Ketika Raskin jadi Ajang Bisnis

Raskin pun Carut

12

Marut

Seharusnya, raskin yang diterima oleh warga sasaran bisa tiap bulan. Namun karena ada oknum yang ‘memainkan’ program ini sebagai ajang bisnis untuk meraup banyak keuntungan pribadi, yang menjadi korban adalah masyarakat. Inilah penelusuran Fakta Garut mengungkap carut-marut penyaluran “Beras untuk Rumah Tangga Miskin.”

Laporan Asep Ahmad, GARUT

P

enyaluran Beras Miskin (raskin) di Kabupaten Garut terindikasi banyak diselewengkan oknum-oknum tertentu. Beras yang semestinya disalurkan serta dinikmati masyarakat miskin justru malah dijualbelikan, sehingga banyak raskin yang tidak sampai kepada yang berhak. Kuat dugaan sedikitnya lebih dari 50 persen Raskin yang digelontorkan pemerintah untuk rakyat tidak mampu malah ini dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Apabila fakta di lapangan terjadi seperti ini, maka program pemerintah yang satu ini tidak tepat sasaran.

Penyalahgunaan Raskin ini sendiri, dikabarkan menjadi ajang bisnis yang sangat menjanjikan. Maka dari itu, bukan hal yang aneh apabila menjadi pilihan sebagian oknum untuk meraup keuntungan. Di sisi lain, masyarakat yang benar-benar membutuhkan menjadi korban ulah oknumoknum yang tidak bertanggung jawab ini. Masyarakat miskin selaku penerima pemanfaat yang mayoritas berada di pelosok nampaknya kurang begitu memahami bagaimana proses penyaluran Raskin. Karena ketidaktahuan ini, kebanyakan dari mereka (masyarakat,red) seakan-akan pasrah dan kemudian tidak memperdulikan haknya diambil oleh oknum yang telah memanfaatkan situasi ini. Lalu,

bagaimana kinerja aparat Pemkab Garut melakukan monitoring serta pengawasan terhadap penyaluran Raskin sehingga tepat sasaran. Tentunya persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Raskin sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk membantu dan mengurangi beban masyarakat miskin seharusnya dinikmati langsung penerima manfaat. Nah, sampai sejauh mana penyaluran Raskin di Kabupaten Garut ini akan menjadi topik utama LiputanKkhusus (Lipsus) Fakta Garut edisi perdana. Menurut informasi, penyaluran Raskin di Kota Dodol memang banyak yang diselewengkan atau tidak tepat sasaran. Namun demikian, secara administrasi di Bulog Kabupaten Garut sebagai lembaga yang ditunjuk sebagai pendistribusi Raskin memang berjalan sebagaimana mestinya,

tetapi aplikasi di lapangan menunjukan sesuatu yang berlawanan. Disinyalir, telah terjadi m a i n m a t a antara oknum dolog, kades dan mitra dolog dalam hal ini kontraktor dolog. Indikasi terjadi penyelewengan penyaluran Raskin di Kabupaten Garut terjadi di beberapa Kecamatan, diantaranya Kecamatan Singajaya, Banyuresmi, Cibalong, Sukawening, Malangbong, Talegong, Cisewu, Cikajang, Samarang dan beberapa kecamatan lainnya. Apabila dipersentasekan, kemungkinan dugaan penyelewengan ini bisa mencapai sekitar 50 persen. Selain diselewengkan penyalurannya, Raskin juga dijadikan ajang meraup rupiah dengan hal lainnya Diantaranya dengan modus operandi mengurangi kuantitas, bahkan raskin yang disalurkan ini tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Selain mengurangi jumlah kiloan, kualitas Raskin inipun sangat jelek, sehingga kandungan gizi beras tersebut sudah tidak layak dikonsumsi. Penelusuran Fakta Garut menunjukan informasi tersebut mendekati kebenarannya. Salah satu daerah yang menjadi korban kejahatan oknum pemanfaat raskin adalah Kampung Pasar Peundey Desa Dangdeur, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Di tempat ini masyarakat

mengaku hanya menerima penyaluran Raskin sebanyak tiga hingga empat kali dalam setahun. Sedangkan penyaluran raskin ini sendiri, seharusnya dibagikan kepada pemanfaat sebanyak 12 hingga 13 kali setiap tahunnya. Ketua Rukun Warga (RW) 04 Kampung Pasar Peundeuy Desa Dangder Kecamatan Banyuresmi, Masri saat di jumpai Fakta Garut hari Rabu (16/4) di kediamannya mengatakan, penyaluran Raskin ke daerahnya tidak menentu. Dalam setahun warganya hanya menerima penyaluran Raskin tiga sampai empat kali saja. Sedangkan informasi yang diperolehnya, Bulog Kabupaten Garut menyalurkan raskin itu 12 kali dalam setahun. Bahkan, bisa mencapai hingga 13 kali. “Raskin yang diterima warga tidak rutin tiap bulan. Kadang ada kadang gak ada,” aku pria yang akrab disapa pak Encri ini. Informasi yang disampaikan Masri ini dibenarkan beberapa warga yang saat itu berada di rumah petani jagung tersebut. Sebagai sesepuh dikampungnya, Masri mengaku kasihan kepada tetangganya. Kepada Fakta Garut dia membeberkan kejadian penyaluran Raskin di daerahnya. Dikatakannya, selain beras tersebut sudah menjadi hak warga miskin. Warganya pun benarbenar membutuhkan beras tersebut untuk membantu kebutuhan sehari-harinya. Tetapi dia merasa sangat heran tatkala beras tersebut hilang ditengah jalan. Untuk membantu warganya, Masri seringkali mempertanyakan bantuan Raskin kepada pihak Desa Dangdeur. Tetapi jawaban yang diterimanya tidak pernah memuaskan. “Saya pernah mengajukan kepihak desa. Tapi sampai saat ini penyaluran raskin itu tidak ada,” terang Masri. (*)


Edisi Perdana April 2013

Laporan Khuus

FAKTA GARUT

13

Melenceng

Dari

Tujuan Awal T

AK terasa, penyaluran beras untuk rumah tangga miskin, atau yang dikenal dengan Raskin sudah berusia 15 tahun. Awalnya program yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumahtangga miskin ini digulirkan pada 1998 dengan istilah Operasi Pasar Khusus atau OPK, kemudian diubah menjadi RASKIN mulai tahun 2002. Raskin diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan Raskin. Penentuan kriteria penerima manfaat Raskin seringkali menjadi persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya kebijakan lokal melalui musyawarah Desa/ Kelurahan. Musyawarah ini menjadi kekuatan utama program untuk memberikan keadilan bagi sesama rumah

tangga miskin. Di Kabupaten Garut, penyaluran Raskin tahun 2013, bahwa jumlah Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin sebanyak 182.239 RTS. Jumlah RTS di tiap kecamatan dan desa ditetapkan berdasar0kan data hasil PPLS BPS yang dikelola dalam basis data terpadu oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sesuai ketetapan pemerintah melalui Kementerian Kesejahteraan Rakyat, jumlah alokasi raskin untuk setiap RTS tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Yaitu sebanyak 15 kg per bulan dengan harga tebus raskin sebesar Rp1.600 per kilogram di titik dsitribusi. Sementara itu subsidi pemerintah sebesar Rp6.151 untuk setiap kilogram raskin. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, evaluasi pelaksanaan raskin tahun 2012 terserap hampir 99,8%. Hingga akhir Desember 2012 penyaluran raskin mencapai 42.144 ton atau 99,98 % dari pagu alokasi sebanyak 42.152 ton. (*)

Raskin Berkurang, Bulog Tanpa Jawaban Sayangnya, Fakta Garut belum bisa mengungkap lebih dalam seperti apa carut-marutnya penyaluran Raskin di Kabupaten Garut. Sebab selain ketakutan dan trauma karena pengguliran raskin ini banyak “menelan korban,” beberapa kepala desa di garut masih trauma. Sebab, informasi menyebutkan bahwa sejumlah kepala desa dijebloskan ke Hotel Prodeo karena tersangkut kasus ini. Salah satunya ketika Fakta Garut hendak mengkonfirmasi hal ini ke Kepala Desa Dangdeur, Asep Jaka. Beberapa kali Fakta menyambangi kantor bahkan rumahnya selalu tidak berada di tempat. “Maaf kang bapak lagi tidak ada di rumah. Tinggalkan saja pesan atau nomor telfon, nanti saya sampaikan pesannya,” ujar salah seorang wanita yang mengaku sebagai istri Kades Dangdeur, Asep Jaka. Namun beberapa informasi menarik diperoleh dari salah satu mantan pengelola Raskin di tingkat RW di Kelurahan Ciwalen Kecamatan Kota, Herman. Menariknya, Herman malah mempertanyakan kuota penerima raskin di wilayahnya. Pertanyaan ini muncul, karena jumlah Raskin yang datang ke wilayahnya mengalami pengurangan yang signifikan. Tahun 2011 saja sambung Herman, raskin

yang datang ke RW nya sekitar 55 karung beras ukuran 15 Kg. Tetapi, baru-baru ini menjadi 18 karung dengan ukuran yang sama. “Sebenarnya penyelewengan raskin ini sudah bukan rahasia umum lagi. Banyak pihak yang terlibat, tetapi memang seakan tidak pernah tersentuh hukum,” jelasnya. Selaku warga masyarakat, Herman sangat menyangkan oknum-oknum yang menyelewengkan raskin. Betapa tidak, kenapa ada orang yang tega memakan hak rakyat miskin. Ironisnya, tambah Herman lembaga yang ditunjuk melakukan tanggung jawab menyalurkan dan melakukan pengawasan Raskin sepertinya tutup mata. “Kalau dikatakan mereka tidak tahu saya kira sangat mustahil. Karena setiap pekerjaan sudah ada juklak juknisnya,” tutup Herman. Secara terpisah, guna mendapatkan informasi yang lebih akurat Fakta Garut mencoba menghubungi Kepala Satuan Kerja (Satker) Bulog Kabupaten Garut Iskandar Kamis (17/4) di ruang kerjanya. Namun yang bersangakutan tidak ada ditempat. Tetapi, walaupun sudah dihubungi melalui telfon dan SMS (Short Message Service) yang bersangkutan tidak memberikan penjelasan apa-apa. Seakan-akan pegawai yang disebut-sebut paling


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Talenta

S

rikandi Garut yang lahir tanggal 5 November 1989 ini ternyata memiliki hobi makan. Sehingga ketika memiliki waktu luang ia selalu menyempatkan untuk keliling daerah Garut. Bahkan sengaja main ke luar kota seperti ke Bandung dan Jakarta sekedar untuk menikmati aneka kuliner. "Garut selain terkenal dengan aneka dodol dan jaket kulitnya, juga kaya akan kuliner. Tapi aku gak suka makanan yang bau seperti pete ~hÍe•?•hÍe," katanya sambil sedikit tertawa-tawa. Pemilik Zodiak Scorpio ini juga mencintai olahraga renang. Bahkan, ketika duduk di bangku SMP ia berhasil menjadi juara II pada kejuaraan Bupati Cup. Menurutnya, olahraga renang memiliki banyak manfaat. Selain menambah kebugaran tubuh, olaharaga inipun membuatnya lebih nyaman. "Dari kecil aku suka sekali berenang. Sampai sekarangpun aku rutin melakukannya," ujar Amel sambil menawarkan makanan kecil. Traveling adalah salah satu upaya Amel untuk menambah pengetahuannya tentang potensi budaya dan wisata di nusantara. Bersama kedua orang tua dan adik tercintanya ia kerap mengunjungi beberapa daerah hanya sekedar untuk menikmati suasana dan tentunya mencari tahu kelebihan di masing-masing daerah ." Aku paling gak suka shoping. Daripada shoping aku memilih kegiatan traveling. Selain lebih banyak tahu tempat di luar Garut, akupun merasa hal ini menjadi wawasan yang sangat berharga," paparnya. (Asep ahmad) " Tumbuh Menjadi Gadis Tegar dan Kuat" Amel yang kini beranjak usia 24 tahun memiliki masa kecil yang bhagia. Kedua orang tuanya selalu memberikan dukungan terhadap apa yang diinginkan Amel. Tetapi hal ini tidak lantas membuat Amel menjadi anak cengeng. Sejak usia belia Amel memiliki tipikal gadis kecil yang tegar dan kuat. Jarang sekali ia menangis maupun merengek seperti halnya anak-anak. "Sejak kecil Amel jarang menangis. Ia malah memiliki keberanian dan tidak penakut," ujar Hj Lenny ibunda Amel yang menemani Fakta Garut berbincang. Mantan siswi SMP N 2 Garut dan SD Kartika Chandra Kirana Persit sangat menyukai warna merah dan putih. Warna yang menandakan pemberani dan ber-

sih. Sebagai seorang ibu, Hj Lenny dan suaminya memberikan dukungan guna memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. "Namanya belajar dan menimba ilmu pasti akan memberi manfaat. Amel sengaja masuk ke jurusan hukum agar mendapat bimbingan dari ayahnya yang juga mendalami bidang ilmu hukum. Alhamdulillah Amel menyukai sesuatu yang positif," tukasnya. Biasanya kebanyakan wanita seringkali menangis tatkala menghadapi suatu masalah. Namun tidak bagi pemilik rambut panjang ini.

Traveling d

Menjad

Nama : Fanny Amelia Nursyahbani TTL : Garut 5 Nopember 1989 Zodiak : Scorpio. Alamat : Perum Suci Permai Jalan Lestari No. 95. Anak Sulung dari Dua Bersaudara. Nama orang tua : H Asep Sulaeman Faroek dan Hj Lenny Solihat. Hoby : Olahraga Renang, Baca buku, Traveling. (asep ahmad)

Sejak kecil wanita yang membenci warna orange ini tidak pernah menitikan air mata. "Sejak kecil Amel tidak pernah menangis, dia anak yang tegar dan kuat. Dia sempat menangis ketika tanggannya bengkak karena suntikan ketika di rawat di RS saat menjalani pengobatan demam berdarah," pungkas Hj Lenny. ( Asep Ahmad) "Belajar Pada Bunga Teratai Dan Bangga Pada BJ Habibe" Bunga Teratai atau Lotus Flower nampaknya menjadi inspirasi untuk si cantik berhidung mancung ini. Lotus Flower, bagi Amel merupakan tumbuhan yang indah serta dapat hidup di mana saja. Hal ini melambangkan bahwa bunga teratai adalah mahluk hidup yang tegar, namun memiliki keanggunan. "Lotus Flower menurutku suatu lambang keabadian. Ia bisa hidup dimanapun. Walaupun berada di tengah rawa, bunga ini mampu bertahan hidup dan selalu terlihat terang dan indah. Dia bisa hidup di air dan di darat," terang Amel sedikit berfalsafah. Sebagai calon istri sekaligus seorang ibu, Amel juga terus belajar memasak. Ini, lanjut Amel, agar suatu kelak nanti ia bisa melayani

14


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

15

dan Renang

di Hobi

STYLIST : Fanny nampak cantik dan anggun dengan kebayanya.

suami dan anak-anaknya, untuk masalah yang satu ini sang ibu terus mengajarkannya memasak. "Alhamdulillah aku juga bisa masak, Tapi belum sepintar mamah," terang wanita pecinta binatang ini. Selain menyukai kaidah dari bunga teratai, ternyata Fanny Amelia Ngefans kepada sosok mantan Presiden RI BJ Habibie. Presiden yang dikenal mumpuni dalam ilmu teknologi ini memiliki jiwa yang kuat. Karakter yang hebat dan tentunya memiliki kepintaran yang luar biasa. Figur BJ Habibie dimata Amel sesuatu yang harus di tiru oleh generasi

bangsa, tidak terkecuali oleh pribadinya. "Pak Habibie ini jujur, pekerja keras, disiplin dan pasti cerdas. Aku sangat mengaguminya," jelasnya. Berangkat dari sosok yang ia banggakan, kini Amel akan melanjutkan kuliahnya dibidang kenotarisan. Sehingga nanti dirinya bisa menjadi seorang pengusaha dan Notaris profesiaonal. "Untuk mewujudkan impian, aku akan bekerja keras, banyak belajar, kuliah lagi dua tahun di Bandung. Yang pasti Notaris itu rapih, disiplin, pekerja keras dan pintar," pungkas Amel mengakhiri obrolannya.(asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

Pesantren

FAKTA GARUT

PPA Al-Fadlilah Ciseureuh Limbangan

Gudangnya Para Qori

dan Qoriah SUASANA sejuk dan bersahaja sangat terasa sekali saat memasuki komplek Pondok Pesantren Al-Qur’an (PPA) AlFadlilah Ciseureuh Limbangan Garut. Nama pesantren tersebut sudah tidak asing lagi dikalangan dunia pesantren di Jawa Barat. Sebab, pesantren yang berada ditengah

pemukiman warga itu ternyata sudah mencetak ribuan ahli qiroat dan penghapal Al-quran. Tidak ada yang spesial dalam lingkungan pesantren tersebut. Karena, berdasarkan pantauan Fakta Garut saat berkunjung ke pesantren yang didirikan oleh Almarhum KH. Ahmad Dasuki pada tahun 1970 itu sangat Nampak

suasana penuh kekeluargaan antara santri dengan para pendidik di pesantren tersebut. Sejak meninggalnya sang pendiri pesantren (Alm. KH. Ahmad Dasuki) tanggung jawab pesantren diserahkan kepada sang menantu dan putra almarhum yakni KH. Encep Abdul Rojak yang akrab dipanggil Kang Encep dan KH. R.Ayep Aunullah. Metode pengajaran yang diterapkan pesantren terhadap para santrinya, tidak ada perubahan sejak pesantren ini berdiri. Hanya saja ada beberapa penyesuaian yang dilakukan para penerus pesantren. Dulu, pertama kali didirikan pesantren ini hanya mengajarkan santrinya soal qiroat dan hapalan (Tahfidz) Quran. “Memang pesantren ini awal didirikan oleh orang tua kami hanya focus kepada pemahaman quran saja. Dimana para santri dididik untuk menjadi seorang qori dan qoriah serta mampu menjadi seorang tahfidz dan yang paling terpenting adalah bagaimana para santri ini menjadi generasi qurani yang handal dan sukses ,” demikian diterangkan Kang Encep, kepada Fakta Garut saat berkunjung ke pesantren.

16

Seiring perkembangan jaman, pesantren yang telah mencetak santrinya menjadi juara disetiap ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) mulai tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat nasional ini, kemudian metode pengajaran di pesantren tersebut tidak hanya melulu mengajarkan soal qiroat saja. Akan tetapi, pesantren ini pun mulai menerapkan metode pengajaran salafiyah. “Awalnya almarhum (KH. Ahmad Dasuki), hanya mengajarkan santrinya soal qiroat sab’ah. Tapi, seiring berjalannya waktu, kami kemudian mencoba untuk menambahkan materi belajarnya dengan mengajarkan salafiyah yakni para santri mulai diajarkan kitab-kitab kuning seperti umumnya metode pengajaran yang dilakukan oleh pesantrenpesantren,” ujar KH. R.Ayep Aunullah. Hingga saat ini para santri terus dididik untuk menjadi seorang qori dan qoriah yang handal. Seperti yang dimiliki para alumni yang telah menorehkan prestasi dibidang tilawah. Salah satu alumni yang sudah dikenal sebagai qori internasional adalah QH. Nanang Qosim serta segudang alumni yang


Edisi Perdana April 2013

Politika

FAKTA GARUT

17

ENJANG TEDI SIAP PERBAIKI GARUT PERTARUNGAN pilkada Garut yang akan berlangsung tahun 2013 ini sudah diikuti berbagai kalangan. Animo masyarakat Garut terhadap proses demokrasi juga sangat tinggi. Bakal Calon (Bacalon) Bupati memiliki jumlah peserta yang signifikan. Lebih dari 50 orang akan memperebutkan kursi nomor satu di Garut. Dari sekian banyak Bacalon, salah satu kandidat yang santer dibicarakan namanya saat ini adalah Enjang Tedi, S.Sos. Untuk menjadi seorang pemimpin, pria ini tentu sudah mempersiapkan berbagai strategi untuk dapat memenangkan perhelatan nanti. Salah satu yang dia persiapkan adalah mengusung program kerjanya melalui Visi dan Misi. Menurut Enjang Tedi, untuk membangun Kabupaten Garut menjadi lebih baik adalah dengan membuat tata kelola pemerintahan yang efektif guna mewujudkan masyarakat lebih makmur, nyunda, nyantri dan nyakola.

“Kata kunci dalam Visi tersebut adalah Tatakelola, Pemerintahan Efektif, masyarakat yang Makmur, Nyunda, Nyantri dan Nyakola. Tentunya kata-kata ini dilengkapi dengan penjelasan masingmasing kata kunci,” ujarnya. Menurut Enjang, tatakelola dalam suatu tatanan pemerintah harus memiliki definisi yang tepat guna. Salahsatunya, sumberdaya pemerintahan di internal birokrasi bekerja sama secara sinergis, seluruh Tugas pokok dan pungsi (Tupoksi) Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dan organisasi di bawahnya berjalan sesuai Standar Pelayanan Minimum dan SOP yang telah ditetapkan. “Dengan demikian stakeholders yang terkait dengan pemerintah akan berfungsi secara baik, sehingga produktivitas kebijakan dan pelayanan masyarakat meningkat,” ujarnya. Lebih jauh Enjang Tedi juga memaparkan penjabaran Pemerintahan Efektif. Dikatakannya, untuk mencapai pemerintahan yang efektif

harus ada berbagai indikator keberhasilan pembangunan diantaranya harus meningkatkan kepuasan pelayanan terhadap masyarakat serta meningkatkan IPM Garut, sehingga Garut tidak lagi masuk kedalam kategori Kabupaten tertinggal. “Melalui visi ini insyallah akan mewujudkan kehidupan yang lebih makmur. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk beragama secara nyaman, berkecukupan pangan, sandang, papan, dicintai, dihargai, dan tersedia ruang untuk peningkatan aktualisasi diri serta masyarakat mempunyai jaminan kesehatan, pendidikan, dan keadilan pembangunan,” paparnya. Sementara, kata Nyunda bisa meningkatkan apresiasi pada kearifan lokal. Baik budaya, tata krama dan adat istiadat kesundaan, pola produksi, dan nilai silih asih, silih asah, silih asuh dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian akan tercipta relasi sosial politik yang santun dengan mengedapankan saling menghargai, saling

memberi nasehat dalam kebaikan dan kebenaran. Harmonisasi antar kelompok kepentingan antar daerah dan antar generasi dan masyarakat yang mengedepankan etika, tatakrama dalam relasi sosial. “Saya juga akan menekankan masyarakat agar bisa hidup dalam pola hidup nyantri dan nyakola,” jelasnya. Selain sudah mempersiapkan Visi, Enjang Tedi juga sudah melakukan penyusunan misi sebagai tindaklanjut dari Visi yang diusungnya, sehingga apa yang dicita-citakannya dapat terwujud dengan baik. “Mari bersamas a m a membangun Garut,” pungkasnya.(asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

Kajian

INDUSTRI

K

FAKTA GARUT

18

PENYAMAKAN KULIT

ita tentu telah sering menggunakan bahan-bahan dari kulit, misalnya jaket, dompet, ikat pinggang, sarung tangan dan lain sebagainya. Tetapi tahukah seperti apa industri penya-makan kulit itu? Di Garut terdapat sebuah industri penyamakan kulit yang telah berdiri sejak tahun 1920. Industri ini terdapat di Sungkareng, kabupaten Garut, Jawa Barat. Limbah industri pe-nyamakan kulit ini mencemari sungai Cigulampeng dan sungai Ciwalen. Dilaporkan bahwa warga di sekitar sungai ini mengalami rasa gatal di kulit dan berbau kurang sedap dan sangat menyengat. (sumber : http://imassitifatimah.blogspot. com/2011/02/dampak-industri-penyamakankulit.html)

Proses Penyamakan Kulit Proses penyamakan kulit di-kelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu pra-penyamakan (pretanning), penyamakan (tanning) dan pasca penyamakan (post-tanning) dan Penyempurnaan (finishing). Pra-penyamakan bertujuan untuk membersihkan kulit dari substansi non-kolagen secara mekanis, kimia maupun biolo-gis. Penyamakan bertujuan un-tuk mengubah kulit yang tadinya mudah rusak dan busuk menjadi kulit yang stabil, lentur dan kuat dengan mereaksikan kolagen dengan bahan pe- nyamak tertentu. Pasca penyamakan dan pe- nyempurnaan bertujuan untuk menambah penampilan kulit agar lebih menarik. Proses penyamakan kulit menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan beracun seperti asam non organic, asam organic, pelarut organic, logam berat krom, zat warna dan pigmen. Bahan-bahan kimia ini hanya sekitar 70% yang berikatan dengan substansi kulit. Sele-bihnya akan dijumpai d a l a m limbah, baik padat maupun cair. Secara umum proses penyamakan kulit melibatkan proses per- enda-

man, pembuangan daging, pengapuran dan pembu-angan rambut, pengapuran ula-ng, pembuangan kapur, peme-rasan, pensortiran, pembelahan, penyerutan, penetralan, penya-makan ulang, pewarnaan, peminyakan, pementangan, penge-ringan, pengkondisian, pere-gangan, pengamplasan, perapihan dan penyempurnaan. Limbah penyamakan kulit yang terasa secara langsung adalah Bau. Bau yang tajam dapat merusak kualitas kehidup-an. Perlu teknik penanganan limbah untuk mengendalikan bau. Pengawetan Sebelum masuk keproses penyamakan, kulit mentah harus segera diawetkan Proses Penjemuran Kulit dengan garam atau dikeringkan di bawah sinar matahari agar tidak cepat rusak. Metode pengawetan yang umum digunakan adalah penggaraman. Garam yang telah digunakan tidak dapat digunakan kembali untuk mengawetkan kulit karena kandungan bakterinya sangat tinggi (terutama bakteri halofilik dan halotoleran), karena akan merusak kulit yang disebut sebagai red heat. Garam yang telah dipakai dapat digunakan kembali sebagai bahan pengawet asalkan dipanaskan terlebih dulu da-lam tanur suhu 400 0C untuk membunuh bakteri dan menguapkan bahan organic-nya. Pengawetan dengan garam merupakan kontri-butor utama pencemaran garam. Miwada (2011) telah meneliti penggantian NaCl dengan KCl dengan hasil kulit yang diawetkan dengan KCl kualitas kulitnya

setelah disamak sama dengan yang diawetkan dengan NaCl. Limbah garam KCl tidak berbahaya bagi tanaman, bahkan bermanfaat bagi tanaman, karena merupakan unsur hara bagi tanaman. Perendaman dan Penghi-langan Rambut Perendaman diperlukan untuk penghilangan garam dan protein globular yang ada di antara serabut kolagen. Kulit awetan direndam di dalam air dingin untuk menghilangkan kotoran dan darah yang melekat, disamping itu juga untuk mengembalikan air yang hilang selama proses pengawetan. Perendaman ini dilakukan selama dua jam sampai beberapa hari, tergantung dari ketebalan kulit. Setelah selesai proses perendaman, kulit dibersihkan secara mekanis dari sisa daging dan lemak. Untuk memudahkan pencabutan rambut, kulit diren-dam di dalam larutan kapur dan sedikut natrium sulfide selama satu sampai 9 hari. Air yang digunakan sebaiknya juga air dingin, dan rendaman kulit di-simpan di dalam suhu rendah (100 C). Larutan perendam harus diaduk secara periodik agar kapur dan natrium sulfide masuk ke dalam kulit secara merata. Proses pengapuran seca-ra konvensional menggunakan bahan kimia ka-


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

19

Proses Penjemuran Kulit

pur dan Na2S. Kedua bahan kimia ini juga merupakan sumber cemaran utama pada buangan air proses pengapuran. Setelah itu rambut pada kulit dapat dihilangkan dengan mudah menggunakan pisau rambut. Untuk industri yang lebih maju, penghilangan rambut umumnya menggunakan enzim. Pembuangan Kapur Kapur biasanya dibuang dengan cara dicuci dengan air selama 20 – 30 menit, dan yang terikat secara kimia dihilangkan dengan asam dan garam ammo- n i u m , kadang ditambahkan wet-ting agent dan surfaktan untuk mempercepat proses pembu-angan kapur. Secara konvensi-onal digunakan garam ammo-nium, dan dihasilkan N-NH3 sebesar 40%. Ini akan sangat berbahaya bagi lingkungan karena bau dan sifat racun dari ammonia. Kegiatan di Ruang Penyamakan Pabrik penyamak kulit masih menggunakan krom sebagai

bahan penyamak utama, karena kulit yang disamak dengan krom mempunyai kele-bihan dibanding dengan bahan penyamak lainnya, yaitu lebih lemas, lebih kuat dan lebih tahan terhadap serangan mikroba. Kelebihan krom akan dijumpai pada air limbah cair dan padat. Pada limbah cair krom hanya diijinkan sampai pada level 1 ppm saja, sedangkan pada limbah padat sebesar 1 gr/kg padatan kering.

Daur Ulang Cairan Pikel Penyamakan krom dilaku-kan pada kondisi yang sangat asam (pH sekitar 2), untuk keperluan ini digunakan larutan garam (NaCl) dan asam anorganik ataupun organic. Pemakaian larutan pikel saat ini dibatasi antara 50 – 60% dari berat kulit. Cairan bekasnya dapat digunakan kembali, setelah sebelumnya keasamannya dikontrol di laboratorium dengan menambahkan asam formiat dan asam Sulfat.

Penghilangan Lemak Metode penghilangan lemak dengan larutan non solven memerlukan banyak surfaktan. Penghilangan lemak dilakukan pada suhu di atas titik leleh lemak (>420C), namun sayangnya kulit akan rusak pada suhu itu karena mendekati suhu kerut kulit (500C). Saat ini penghilangan lemak menggunakan enzim lipase yang jika dikombinasi dengan protease akan menghasilkan kulit wet-blue yang bersih bebas dari lemak dan kotoran serta seragam warnanya. Penyempurnaan Dulu zat pewarna meng-gunakan garam krom IV, Pb dan Cd. Logam berat ini sangat beracun dan memba-hayakan bagi pekerja dan konsumen, sehingga peng-gunaannya telah dilarang. Pewarnaan saat ini diganti dengan bahan yang menggunakan pelarut air. Penggunaan zat warna azo juga sudah ditinggalkan karena mengandung senyawa karsinogenik misalnya ben-zidin.

Pada proses peminyakan dihasilkan limbah yang mengandung senyawa orga-noklorin yang beracun. Kini telah dikembangkan senyawa yang mengubah minyak menjadi mikroemulsi sehingga menurunkan kadar COD

pada limbah cair. Source : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada oleh Prof. Dr. Ir. Suharjono Triatmojo, M.S.


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

Kampoeng Batik

20

Merak Ngibing, Batik

Asli Garut

Muslim Al Kautsar

Kampoeng Batik abaz “Ethnic Of Garut”

K

einginan kuat untuk mengenalkan batik asli Garut oleh Muslim Al Kautsar terus digiatkan. Terbukti, ketertarikannya terhadap seni batik, khususnya batik asli kota yang terkenal akan dodolnya itu diaplikasikan lewat “Kampoeng Batik abaz”. Menurut pria yang masih aktif sebagai dosen di Universitas Garut (Uniga) ini, kepada Fakta Garut saat ditemui di Kios Kampoeng Batik abaz yang terletak di Jalan Otista No. 50 Tarogong, Garut. Terkait dengan batik, dirinya sangat menyukai seni membatik. Sehingga, banyak langkah yang selalu dia lakukan untuk demi kemajuan seni batik.

“Sejak lama saya sangat mencintai yang namanya seni batik, kemudian rasa suka saya terhadap batik ini. Saya mencoba untuk membuka peluang usaha dibidang seni batik dengan membuka kios Kampoeng Batik ini. Dengan tujuan selain berorientasi bisnis juga melestarikan budaya bangsa,” ujar Muslim. Ragam budaya seni batik tidak melulu dimiliki dari daerah Jawa Tengah saja. Khususnya Pekalongan yang terkenal dengan batiknya. Ternyata Garut pun, lanjut Muslim punya corak batik asli Garut. Secara kasat mata memang orang tidak bisa membedakan mana

batik asli garut dan mana batik asli dari beberapa daerah yang ada di Indonesia. Namun, ada hal yang sangat sederhana untuk bisa melihat jika batik tersebut merupakan batik asli dari Garut. “Sederhana saja untuk bisa menandakan kalau batik asli Garut. Dimana corak dan proses pengerjaannya sangat berbeda dengan batik lain. Untuk batik Garut, biasanya coraknya akan dikerjakan dengan cara ditulis,” bebernya. Ciri khas yang hanya bisa dimiliki oleh batik asli Garut ini adalah keteli-

tian dan kerapihan setiap goresan pada batik. Salah satu contoh jenis batik tulis yang ditunjukan kepada Fakta Garut adalah batik tulis Merak

BERKUALITAS : Batik asli Garut memiliki kualitas tinggi dan dicintai masyarakat.

Ngibing. Dimana corak tersebut jika dibandingkan dengan batik tulis dari daerah lain sangat jauh dalam proses penulisannya. “Batik asli dari Garut ini ada yang namanya Merak Ngibing kang, untuk bisa mengetahui batik tersebut asli Garut adalah bisa dilihat dari ketelitian dan kerapihan dalam menulis corak batik itu sendiri dan Garut yang punya,” tegas Muslim. Namun, semua karya batik tulis yang dimiliki oleh Garut ini ternyata proses pembuataannya cukup memakan

waktu lama. Kata Muslim, untuk satu karya batik tulis bisa dikerjakan sampai satu bulan. Sehingga, hal tersebut menurut Muslim menjadi salah satu kendala dalam memasarkan batik asli Garut ini. “Idealnya, dibeberapa kabupaten yang biasa menghasilkan batik seperti Pekalongan saja, dalam satu kabupaten minimal Sumber Daya Manusia (SDM) 800 orang. Sementara, di Kabupaten Garut saat ini yang tercatat punya kemampuan untuk membuat batik tulis tidak kurang dari 100 orang saja,” ujar Muslim. Jadi sangatlah wajar, lanjut Muslim, kalau batik tulis asli dari Garut ini masih belum terlalu banyak dipasaran. Sehingga, jangan kaget kalau harga batik tulis asli Garut ini bisa dihargai sekitar Rp1,8 juta per lembarnya.(hafidz)


Edisi Perdana April 2013

Pendidikan

12 SD

SEBANYAK 12 SD Negeri di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut mendapat bantuan perangkat teknologi infortika (TI) berupa 1 unit laptop core i3, 1 unit netbook intel atom, 1 unit kompter/PC intel core i3, LED samsung, 1 unit proyektor, 1 unit printer, 1 bh flasdisk dan 1 bh modem beserta kartu perdana gratis 6 bulan. Bantuan tersebut berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Penyerahan bantuan dilakukan di sekretariat KKG Gugus VI Dewi Sartika Kecamatan Banyuresmi Garut pada sabtu (20/04). Dihadiri langsung oleh Kabid PPSD Dinas Pendidikan Garut, Drs. Elon Romlon, M.Si dan Kepala UPTD Pendidikan Kec. Banyuresmi, Ade Supriatna beserta kedua belas kepala sekolah penerima bantuan didampingi oleh para operator sekolah. Dalam sambutannya, Elon mengatakan bahwa Dinas Pendidikan hanya mendapatkan amanat untuk menyalurkan bantuan perangkat teknologi informatika dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang alokasinya sudah ditetapkan langsung oleh pihak provinsi sebanyak 12 SD negeri di Kecamatan Banyuresmi. Disamping bantuan sarana TI kecamatan Banyuresmi juga mendapatkan alokasi anggaran pada ABPD Provinsi Jawa Barat berupa pemagaran dan musholla sekolah di tujuh SD Negeri. “Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian langsung pemprov jabar terhadap kemajuan pendidikan dikabupaten garut dengan adanya bantuan TI ini. Namun kami berharap kedepan agar bantuan bisa diperbanyak dengan persebaran kecamatan yang lebih merata”, ujar Elon. “Ada lebih dari 1.500 SD Negeri dan swasta yang tersebar di 42 kecamatan, yang juga sama-sama membutuhkan perangkat TI untuk pembelajaran siswa, juga membutuhkan penataan infrastruktur sekolah seperti pemagaran, toilet dan musholla. Oleh karenanya, sebagai catatan kami kepada pemprov Jabar agar dapat memperluas jangkauan dalam menyusun calon sekolah penerima bantuan agar lebih

merata dan tidak menimbulkan kecemburuan, kenapa hanya kecamatan banyuresmi yang diperhatikan oleh pemprov Jabar, tegas Elon. Sementara itu, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuresmi Ade Supriatna menegaskan kepada para kepala sekolah penerima bantuan agar dapat memanfaatkan secara optimal penggunaan TI dalam pembelajaran dan administrasi sekolah. “Sudah tidak ada alasan lagi, khususnya untuk 12 SD ini, operator sekolah menggunakan laptop pribadi dalam menjalankan tugas pekerjaan operator. Juga agar komputer dapat dimanfaatkan untuk guru belajar komputer sehingga tidak ada alasan lagi guru tidak menguasai komputer. Guru SD saat ini dituntut untuk mengikuti perkembangan kemajuan jaman termasuk penggunaan teknologi dalam tugas pembelajaran dan administrasi mengajar”, tegas Ade Supriatna. Tampak wajah sumringah, khususnya bagi operator sekolah pada saat pembagian bantuan perangkat TI. Seperti yang dikatakan oleh Mufid Mujiadin, operator di SDN Sukaratu II Kecamatan Banyuresmi. “Dengan adanya bantuan TI ini, kita sudah bisa memulai pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan media proyektor, termasuk membiasakan guru untuk menggunakan komputer dalam administrasi mengajar. Kami bukan hanya senang mendapat bantuan ini, tetapi juga puas karena disamping keragaman perangkat TI, merknya juga merupakan merk yang berkelas seperti toshiba, accer, infocus dan intel series. Mudahmudahan sekolah lain bisa menyusul mendapatkan bantuan ini”. Insya Allah, operator sekolah sebagai ujung tombak dari manajemen administrasi dan pendataan online sekolah, akan memanfaatkan bantuan ini sebagai model pembelajaran siswa berbasis teknologi informatika”, ujar Mufid. (hanavy)

FAKTA GARUT

21

DI BANYURESMI DI SAWER LAPTOP Ada lebih dari 1.500 SD Negeri dan swasta yang tersebar di 42 kecamatan, yang juga samasama membutuhkan perangkat TI untuk pembelajaran siswa, juga membutuhkan penataan infrastruktur sekolah seperti pemagaran, toilet dan musholla.”


Edisi Perdana April 2013

Law Enforcement

FAKTA GARUT

22

Ketua Forum Sehat Garut dipenjarakan

Rugikan Uang Negara Hingga Rp925 Juta.

P

enegakan supremasi hukum yang dilakukan lembaga hukum Kejakasaan Negeri (Kejari) Kabupaten Garut patut diacungi jempol. Pasalnya, Kejari Kabupaten Garut terus melakukan upaya nyata dalam memberantas korupsi. Baru-baru ini, masyarakat Garut dicengangkan dengan pengungkapan dugaan tindak pidana korupsi dibidang kesehatan. Salah satu orang yang saat ini diduga kuat sebagai dalang aktor intelektual yakni Ketua Forum Garut Sehat (FGS), Muhammad Mukti Arif ditetapkan sebagai tersangka tunggal. Dalam kasus ini, Kejari Garut akhirnya melakukan penahanan terhadap tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi revitalisasi posyandu Tahun Anggaran (TA) 2011 ini. Muhammad Mukti Arif langsung dijebloskan ke penjara sebagai titipan Kejari, Hari Kamis (17/4) lalu. Penahanan ini sendiri memang harus dilakukan pihak Kejari, guna memudahkan proses pemeriksaan. Pasalnya, sampai saat ini Kejari hanya baru menetapkan satu orang tersangka.

Namun demikian, proses pemeriksaan akan terus dilanjutkan guna membongkar siapa saja yang terlibat pada penyalahgunaan uang negara tersebut. Kepala Seksi Intelejen (Kasi intel) Koswara SH MH didampingi Kasi Pidsus Kejari Kabupaten Garut Yadi Rohmat SH saat berbincang dengan Fakta

Agus Suratno, SH. MH.

Garut diruang kerjanya beberapa waktu lalu mengatakan, setelah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, akhirnya Kejari Garut menetapkan tersangka tunggal yakni Ketua Forum Garut Sehat Kabupaten Garut, Muhammad Mukti Arif. Untuk memudahkan proses pemeriksaan, Ke-

jari melakukan penahanan terhadap tersangka. “Untuk kepentingan penyidikan, tersangka kami tahan selama 20 hari,” paparnya. Pria asal Padang Sumatera Barat ini memaparkan, modus operandi yang dilakukan tersangka dilakukan dengan cara membelanjakan dana bantuan berupa alat timbangan yang dibagikan kepada 3.459 posyandu se-Kabupaten Garut. Padahal, terang Koswara, sesuai ketentuan seharusnya dana itu disalurkan berupa uang tunai sebesar Rp800 ribu per posyandu. “Modus yang dilakukan tersangka yakni dengan membeli timbangan. Sementara timbangan itu tidak dibutuhkan lagi karena setiap posyandu sudah memilikinya,'' paparnya. Dana Revitalisasi Posyandu Bantuan Propinsi Jabar (Banprop) TA 2011 ke Kabupaten Garut sebesar Rp3.474.214.000, sedangkan jumlah kerugian negara mencapai hingga Rp925 juta. Dalam kasus ini, tersangka melanggar Pasal 2 ayat 1, Pasal 3 dan pasal 9 ayat 1, pasal 18 hurup b Juncto UU No-

BAWA : Tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dana revitalisasi posyandu, M.A. dimasukan kemobil tahanan kejaksaan. Kamis (17/4)

Koswara. SH. MH

Modus yang dilakukan tersangka yakni dengan membeli timbangan. Sementara timbangan itu tidak dibutuhkan lagi karena setiap posyandu sudah memilikinya mor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan UU Nomor 31 Tahun 1999 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. . “Tersangka tidak melakukan tender atau pelelangan. Tidak melaksanakan Juklak dan juknis yang ditentukan,'' ungkap Koswara. Dalam penanganan kasus ini, Kejari Kabupaten Garut merupakan lembaga yang pertama mengurai kasus korupsi dana bantuan Revitalisasi Posyandu di Propinsi Jawa Barat. Sementara di kabupaten dan kota lain belum terjadi pengungkapan kasus serupa, sehingga langkah ini menjadi prestasi

bagi Kejari Garut. “Kami akan terus meningkatkan penyelidikan. Sementara ini tersangka hanya tertuju pada satu orang. Dukungan dari berbagai pihak akan membantu tugas Kejari,'' ujarnya. Untuk mengungkap kasus tersebut, Koswara selaku ketua tim penyidik harus memeriksa semua perwakilan posyandu selaku penerima bantuan dan dinas terkait lainnya. Setelah melalui proses panjang dan berdasarkan keterangan dari saksi-saksi Kejari menetapkan satu orang tersangka. “Pemeriksaan ini masih berlanjut, Mudah-mudahan dari keterangan tersangka bisa memberikan informasi lebih baik lagi,” pungkasnya. (asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

Tenaga Kerja

23

TKW FAKTA GARUT

10 Tahun Maryam tidak Pulang

Potret Hitam

Asal Garut T

ingginya jumlah kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Arab Saudi nampaknya tidak membuat jera atau kekhawatiran terhadap

perlakuan yang mengerikan dari oknum majikannya. Salah satu TKW asal Kabupaten Garut adalah Maryam. Wanita kelahiran 1985 Warga Kampung Cidahon RT 02/10 Desa Jatimulya

mukan, karena pihak sponsor mengakunya Maryam dalam keadaan sehat, maka iapun meminta pihak sponsor menghubunginya melalui telfon. Tetapi harapannya belum pernah terwujud. Dikarenakan pi-

Tunjukan foto : Undang dan Tatang memperlihatkan foto Maryam yang bekerja di Arab Saudi. Setelah 10 tahun bekerja sebagai TKW, Maryam tidak pernah kunjung pulang. Pihak sponsor hanya menyebutkan kabar Maryam baik-baik saja. tetapi orangnya, bahkan suaranyapun belum pernah terdengar pihak keluarga. (asep ahmad)

masyarakat di nusantara. Bahkan, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja keluar negri malah semakin tinggi. Namun, dari sekian banyak yang menggantungkan hidup di tanah rantau ini banyak diminati masyarakat di daerah pelosok. Keadaan ini juga nampaknya menjadi peluang yang sangat menguntungkan bagi sekian banyak pihak untuk meraup rupiah. Tidak sedikit agen-agen pemberangkatan tenaga kerja keluar negri bermunculan. Ironisnya, tidak sedikit dari agen tenaga kerja ini yang tidak melakukan prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang berharap untung bekerja di luar negri, tetapi malah mendapatkan prilaku yang tidak baik. Bahkan, banyak dari mereka yang harus kehilangan nyawa akibat

Kecamatan Pamengpeuk ini sudah tidak memberikan kabar apapun terhadap keluarganya. Ibu dari dua anak ini sudah 10 tahun bekerja di Arab Saudi. Ia diberangkatkan oleh salah satu agen di kampungnya. Namun, hingga kini kabar beritanya tidak pernah jelas. Sedangkan pihak yang memberangkatkannya tidak pernah memberi keterangan pasti tentang kabar Maryam. "Maryam sudah 10 tahun diberangkatkan ke Arab Saudi menjadi pembantu rumah tangga melalui PT Salman oleh salah satu Kepala Sekolah SDN Pamengpeuk," ujar Tatang selaku kerabat Maryam kepada Fakta Garut di bilangan wisata Cipanas,Garut Jawa Barat. Karena pihak sponsor tidak pernah memulangkan Maryam, Tatang dan keluarganya pun meminta pihak sponsor untuk memperte-

Wanita kelahiran 1974 silam warga RT 01/04 Kecamatan Pamengpeuk menjadi tenaga kerja di Arab Saudi. Selama tujuh bulan Suryati pernah mengirimkan surat ke pihak keluarga di kampungnya. Tapi, setelah itu kabar beritanya tidak pernah ada lagi. "Suryati pergi ke Arab Saudi sekitar Empat tahun lalu. Selama tiga tahun empat bulan tidak ada lagi kabarnya," ujar Undang orang tua Maryati kepada Fakta Garut. Menurut Undang, keberadaan putrinya kini tidak pernah jelas. Seperti halnya Maryam yang tidak pernah ada kabar beritanya. Sedangkan pihak sponsor yang memberangkatkan Maryati sama dengan sponsor yang memberangkatkan Maryam. "Saya sih berharap tahun depan Maryati bisa pulang ke tengah-tengah keluarga. Tapi, sampai saat ini pihak sponsor belum memberikan kabar yang memuaskan," paparnya. Salah satu pihak yang mengaku paham kondisi TKW asal Indonesia H Akbar kepada Fakta Garut menjelaskan, TKW asal Pamengpeuk diprediksikan sekitar 50 orang lebih bekerja di Arab Saudi. Banyaknya TKW asal Kabu-

hak sponsor tidak melakukan apa yang di harapkan. "Saya meminta sponsor memberikan kejelesan tentang keberadaan adik ipar saya di Arab Saudi. Karena sampai saat ini tidak pernah bertemu muka ataupun mendengar suaranya," paparnya. Informasi dari pihak sponsor hanya sebatas mengatakan ada dan sehat. Tetapi sampai saat ini belum pernah pulang dan mendenpatgar sue n arnya. G a "Minirut ini mal ada pSihuarat perny disinyk sp a ons taan p suaranalir dibor u ih ntu ak ke lu km ya," terang erangkatem arga ula ngk Marya m an Tatang lagi. kan oleh Mar yang yam me min . Salah satu korban sponsor nata lainnya adalah Suryati. kal. Sehingga,

tidak sedikit masyarakat Indonesia yang bekerja di Arab Saudi terlunta-lunta, bahkan menjadi korban. “Menjadi TKW itu harus memiliki Paspor, Visa dan Piscal. Ketiga syarat ini harus diperpanjang selama tiga tahun sekali dan ditangani kedutaan RI di Arab Saudi. Apabila tidak mengantongi identitas tersebut TKW tersebut akan dikenakan sangsi berupa penjara dan denda oleh pihak kerajaan Arab Saudi," terangnya. Secara logika, lanjut Haji Akbar, TKW yang lebih dari 10 tahun di Arab Saudi tanpa memberikan kabar kejelasannya kemungkinan besar bermasalah. Dalam hal ini pihak sponsor harus bertanggung jawab penuh. "Artinya Suryati dan Maryam ini menjadi salah satu korban sponsor. Kami akan menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas, agar tidak ada lagi masyarakat menjadi korban oknumoknum yang tidak bertanggung jawab," terangnya. Selain itu, lanjut H Akbar, masyarakat harus diberikan pemahaman dan pengertian agar tidak mudah dibohongi. Salah satu pihak yang lebih berperan melakukan itu adalah pemerintah. “Pemerintah yang membuat aturan, sehingga ketika ada tindak pelanggaran maka pemerintah harus menjatuhkan sangsi tegasnya. Untuk beberapa kasus TKW Indonesia di Arab Saudi, beberapa oknum agen dan sponsor banyak memalsukan identitas, sehingga banyak TKW yang seharusnya tidak bisa pergi bekerja keluar negri, malah mendapatkan ijin. “Banyak pemalsuan data. Diantaranya pengurangan usia. Hal ini untuk memenuhi persyaratan ijin pergi keluar negri, karena TKW itu batasan maksimal 33 tahun , sedangkan banyak TKW yang lebih dari usia itu tetapi bisa berada d Arab saudi,’ dengan mengelabui usia sebenanrnya. pungkasnya.(asep ahmad)


Edisi Perdana April 2013

FAKTA GARUT

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.