2 minute read
Tabel 3. Analisis Stakeholder Desa Jabungan
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA
4.1. Analisis Stakeholder
Advertisement
Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah sekelompok masyarakat maupun individu yang saling mempengaruhi dalam pencapaian dan tujuan suatu organisasi (Freeman, 1984). Secara sederhana stakeholders diartikan sebagai pihak yang mempengaruhi dan mendapati dampak dari suatu kegiatan. Analisis stakeholders menjabarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu pembangunan.
Tabel 3. Analisis Stakeholder Desa Jabungan
No Kategori Stakeholders Peran 1 Communities Masyarakat Kelurahan Jabungan (Karang Taruna, Pokdarwis, dsb) Sebagai pemanfaat dan pendukung pariwisata Kelurahan Jabungan, sekaligus sebagai sumber aspirasi utama tentang pengelolaan pariwisata Kelurahan Jabungan.
2 Local Authorities Pemerintah Kelurahan Jabungan Sebagai pengatur dan pelaksana rencana pembangunan pariwisata di Kelurahan Jabungan, serta bertanggung jawab dalam pembiayaan pembangunan serta pelaksanaan rencana pembangunan pariwisata tersebut.
Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Semarang Sebagai pengatur dan pengawas berjalannya pengembangan (dalam aspek kepariwisataan) wisata di Kelurahan Jabungan agar sesuai rencana yang sudah ditentukan
Dinas LHK Kota Semarang Sebagai pengatur dan pengawas berjalannya pengembangan (dalam aspek lingkungan) wisata di Kelurahan Jabungan agar sesuai rencana yang sudah ditentukan 3 Regulator Pemerintah Kota Semarang Sebagai pemberi izin dan wewenang terhadap kegiatan pariwisata di Kelurahan Jabungan dan pengawas pembangunan pariwisata Kelurahan Jabungan
Bappeda Kota Semarang Sebagai pemberi izin dan wewenang dalam aspek tata ruang di kota Semarang sehingga sesuai dengan RTRW Kota Semarang
4 Media Media Cetak/Online Lokal Sebagai sumber informasi dan branding wisata Kelurahan Jabungan ke masyarakat umum Sumber: Kelompok 9A, 2020.
4.2. Struktur Permasalahan dan Potensi Desa Jabungan
Potensi dan masalah yang ditemukan di wilayah Kelurahan Jabungan dijelaskan dalam bentuk pohon masalah (analisis permasalahan) dan photo mapping sebagai berikut :
4.2.1. Analisis Potensi
Kelurahan Jabungan memiliki potensi yang luar biasa yaitu ditunjuk sebagai kampung tematik empon-empon, memiliki daya tarik wisata alam seperti Bukit Panji Laras, kebudayaan yang masih terjaga dan memiliki potensi produk olahan makanan (olahan eggroll pisang). Selain itu, juga terdapat potensi dari sektor pertanian (empon-empon, dan pisang) dan peternakan sapi serta pengolahan pupuk dari kotoran sapi. Pupuk yang dihasilkan dan dapat menjadi nilai jual bagi para peternak di Kelurahan Jabungan. Di Kelurahan Jabungan banyaknya kegiatan budidaya ikan khususnya ikan lele dan jika produksi ikan lele dapat dioptimalkan serta dimaksimalkan maka kebutuhan pangan berbasis protein ikan dapat terpenuhi sehingga terwujud rumah tangga tahan pangan dan dapat dijadikan daya tarik wisata kuliner. Selain itu terdapat Tradisi Bedah Bendungan, dimana masyarakat Jabungan berebut menangkap ikan lele di bawah jembatan Kali Sadang yang dapat dijadikan sebagai atraksi wisata budaya. Tidak hanya wisata alam dan tradisi sebagai potensi wisata di Kelurahan Jabungan, juga terdapat wisata buatan yaitu objek wisata berupa rumah hobbit dan gazebo yang ada di Kawasan Bukit Panji Laras. Bukit Panji Laras memang dijadikan sebagai destinasi wisata andalan Kelurahan Jabungan. Bukit yang tak jauh dari kantor kelurahan itu mempunyai hamparan batu-batuan unik di puncaknya dengan pemandangan alam yang indah. Selain itu sudah adanya kelompok sadar wisata dapat menjadi potensi dalam pengembangan wisata karena memperlihatkan adanya kemauan masyarakat setempat dalam mengembangkan wisata dan dapat dijadikan penggerak pengembangan wisata Kelurahan Jabungan. Namun pengelolaan pengembangan wisata yang belum optimal serta berkelanjutan dan adanya permasalahan lingkungan dan sosial di Kelurahan Jabungan mengakibatkan tidak berkembangnya Kelurahan Jabungan sebagai desa wisata.