Sapa Redaksi
Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga Tabloid Tabloid Indralaya Post
Salam Pers Mahasiswa! Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan ridho-Nya Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya (LPM GS Unsri) berhasil menyelesaikan majalah produk Majalah Gelora Sriwijaya Edisi IX, Januari 2019. Majalah Gelora Sriwijaya edisi IX, Januari 2019 adalah produk majalah terbitan kesembilan yang mengusung tema “Air dan Sungai”. Secara garis besar, majalah edisi IX ini membahas tentang Mata air di kampus Unsri dan pemanfaatan Sungai Musi di Kota Palembang. Pada bidang air, rubrik utama majalah edisi IX ini membahas mengenai Universitas Sriwijaya yang memproduksi air minum sendiri yang diberi nama Royyan Jadid. Sedangkan bidang sungai membahas pemanfaatan Sungai Musi sebagai jalur transportasi yang menghubungkan kota dengan pelosok Sumatera Selatan. Semoga yang kami sajikan dalam majalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan diterima dengan baik oleh pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi menjadikan majalah mahasiswa Gelora Sriwijaya lebih baik . Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Viko Oktara Redaktur Pelaksana
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya. Pelindung : Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. | Pembina: Ferdiansyah Rivai, Zulkarnain, M.Med.Sc | Pemimpin Umum : Toharuddin | Sekretaris Umum : Mustina Ayu | Bendahara Umum : Jimmi Porwanto | Pemimpin Redaksi : Muslim | Pemimpin Perusahaan: Fajar Satria | Pemimpin Litbang: Viko Oktara | Redaktur Pelaksana : Viko Oktara | Reporter: Mustina Ayu, Amalia Ulfa, Annisa Ayu Lestari, Annisa Leha, Fatta Sofiana S , Juniancandra, Fadhlur Rahman DZ, Fury Aura B, Safina Riski. | Editor : Nurma Afrinda P | Fotografer : Muslim | Tata Letak : Muslim | Illustrasi : Annisa Ayu Lestari. | Desain Sampul : Toharuddin | Alamat : Bilik Pers Lantai 1 Gedung Student Center Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km.32, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan 30662 Kontak : 0821 8689 1126 E-Mail : redaksilpmgsunsri@gmail.com 03 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Daftar Isi
Editorial 5
Produksi Air yang Luput dari Pengamatan Tidak heran jika sampai saat ini banyak civitas akademika yang belum mengetahui akan keberadaan air minum royyan jadid. Padahal, Rektor Unsri mencanangkan bahwa air minum royyan jadid ini akan didistribusikan keseluruh internal kampus.
sampul Oleh: Profil Dosen 22 Pekerja Keras Sejak Kecil Hingga Menjadi Dekan dan Sebagai Wakil Indonesia di IPCC
Sapa Redaksi 3 LAPORAN UTAMA Menuju WCU, Masih Krisis Pendistribusian Air Bersih 6
Laporan Utama 6
Menuju WCU, Masih Krisis Pendistribusian Air Bersih
Produk Air Minum Milik Unsri 9
LIPUTAN KHUSUS Transportasi Air di Sungai Musi Menghubungkan Kota dan Pelosok Sumsel 10
Catatan Perjalanan 23
Eloknya Wisata Tanah Bugis
BINCANG REKTORAT
Wujudkan Eco Wisata Melalui Air Minum 14
Biografi
Tirto Utomo: Pengusaha Sukses Air Mineral Kemasan 16
WISATA
4 Destinasi Wisata Religi di Kota Palembang 18
KILAS BALIK Kepulauan Lingga Menjadi Lokasi Pilihan ENJ Unsri 20 Sampah Berserakan di Terminal Unsri, Salah Mahasiswa atau PKL? 21
Kampusiana
Penanaman 2500 Pohon pada Pelaksanaan PK2 26
Fenomena
Fenomena Hari Tanpa Bayangan 28
resensi
Resensi Film “Wakanda: Negeri Kaya dan Berteknologi Canggih” 30 Resensi Buku “Aplikasi Masa Kini Pemicu Adiksi” 31 EDISI KE IX | LPM GS UNSRI | 04
Permasalahan air di Unsri merupakan perihal kecil tapi tak kunjung usai untuk dibahas. Air sebagai sumber penting pemenuh kebutuhan menjadi permasalahn pelik yang terus menjadi perbincangan. khususnya pada sistem pengolahan dan distribusinya. Membahas mahasiswa dan kebutuhannya semua tak terlepas dari penyediaan air bersih dalam kampus terutama yang tinggal di Apartemen, Rusunawa dan Student Center. Permasalahan air bersih di Unsri terbilang bahasan tak berujung yang belum menemui solusi akhir. ........
Selain menjadi daerah yg dikenal sebagai pembuat kapal bersejarah, kabupaten Bulukumba dikenal juga dengan objek wisata yang menarik, yang tepatnya berada ........
Budaya
Rumah Rakit, Unik Anti Banjir 32
Sastra 38
Cerpen “Cahaya yang Hilang Terbawa Banjir Bandang” 34 Cerpen “Ketika Mereka Menghilang” 35
Kuliner
Mencicip Kelezatan Gulo Puan yang Berada di Ambang Kepunahan 36
Gaya hidup
Manfaat Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh 37 Bawa Perasaan Bareng Lagu Fiersa Besari 38
Editorial
Produksi Air yang Luput dari Pengamatan
Rumah air unsri merupakan tempat produksinya air siap minum royan jaddid di kampus Unsri, berada tepat dibelakang Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat (LPPM) (Foto: Kru LPMGS Unsri)
M
emiliki kampus yang nyaman menjadi idaman setiap universitas diberbagai belahan dunia manapun termasuk di Indonesia. Maka dari itu, banyak universitas yang mulai belomba-lomba untuk menjadikan tempat menuntut ilmu sebagai kampus yang ramah akan lingkungan. Tentunya berbagai macam cara pun dilakukan, seperti program penghijauan di lingkungan kampus dengan menanam tumbuhan hijau dan tumbuhan yang menghasilkan buah sekalipun. Selain itu, dengan cara melakukan pengurangan penggunaan sampah plastik akibat dari konsumsi air mineral kemasan. Demi mewujudkan kampus yang ramah akan lingkungan, Universitas Sriwijaya (Unsri) memproduksi air minum sendiri yang diberi nama Royyan Jadid. Dimana air minum yang pembuatannya itu berasal dari air bersih siap pakai hasil pengolahan air bersih di Unsri. Royyan jadid juga diklaim sebagai air minum yang memiliki kandungan ph hampir setara dengan air zamzam. Walaupun demikian, air minum royyan jadid yang digadang-gadangkan hampir setara dengan air zamzam masih terbilang kalah banding dengan air kemasan yang dijual di pasaran. Sebab banyak air kemasan lainnya menggunakan air yang bersumber dari mata air asli dan bahkan pegunungan yang tentunya lebih segar. Ditambah lagi tempat produksi air minum royyan jadid yang berada di area Instalasi Pengolahan Air Bersih Unsri, tepatnya di belakang Fakultas Ilmu Kom-
puter tidaklah begitu besar seperti pabrik air minum kemasan yang umumnya dijual di pasaran. Bahkan alat yang digunakan untuk produksi air minum royyan jadid pun belum terlalu canggih. Tidak heran jika sampai saat ini banyak civitas akademika yang belum mengetahui akan keberadaan air minum royyan jadid. Padahal, Rektor Unsri mencanangkan bahwa air minum royyan jadid ini akan didistribusikan keseluruh internal kampus. Dimana nantinya disetiap kantin dan fakultas yang ada di lingkungan Unsri akan dialiri air minum royyan jadid melalui keran yang tersambung langsung dengan pipa dari sumber produksi. Sehingga mahasiswa dan seluruh warga Unsri tidak perlu lagi membeli air minum kemasan dan cukup dengan membawa botol minum saja dari rumah yang nantinya dapat di refill sepuasnya. Sampai saat ini hal itu belum terealisasikan dengan baik, karena air minum royyan jadid masih dikemas dalam botol plastik kecil. Hal ini tentunya belum sejalan dengan program pengurangan sampah plastik sebagai upaya wujudkan kampus yang ramah akan lingkungan. Terbukti dengan sudah diproduksinya air minum royyan jadid beberapa kali untuk pemenuhan kebutuhan air minum saat Pengenalan Kehidupan kampus (PK2) dan wisuda. Lebih dari 30.000 botol kemasan air minum royyan jadid telah diproduksi atas permintaan pihak Unsri. Namun demikian, masih ada mahasiswa yang belum berani mencobanya dan bahkan ada yang sama sekali enggan untuk
meminumnya dengan alasan belum tercantumnya logo Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang membuat mereka ragu. Selain diproduksi dalam bentuk kemasan botol kecil, air minum royyan jadid juga dapat dikemas secara reffil menggunakan botol besar atau gallon. Dimana jika ingin melakukan isi ulang dapat langsung ke tempat produksi. Hanya saja akan didata sebagai bukti pengisian di tempat produksinya. Inisiatif dalam memproduksi air minum sendiri ini memanglah jarang kita jumpai di kampus lainnya. Selain mengurangi penggunaan sampah plastik, produksi air minum royyan jadid ini juga menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan mengkonsumsi air mineral yang banyak dalam satu hari. Masalahnya disini bahwa pihak kampus juga harus memperhatikan dengan teliti air minum yang diproduksi baik untuk dikonsumi dan telah lulus uji oleh BPOM. Agar tidak menimbulkan dampak apapun bagi yang meminumnya. Dengan begitu, air minum hasil produksi sendiri ini lebih dapat dikenal dan digemari oleh civitas akademika Unsri untuk dikonsumsi ketimbang air kemasan lainnya. Selain itu, diharapkan bahwa produksi air royyan jadid ini dapat berkembang lebih besar lagi. Sehingga kedepannya Unsri menjadi instansi pendidikan percontohan dari kampus lainnya dalam hal kampus yang ramah akan lingkungan. (Junian Adi Chandra) 05 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Laporan Utama
Menuju WCU,
Masih Krisis Pendistribusian Air Bersih
K
ampus dengan standar World Class University rasanya belum pas jika dikaitkan dengan penyediaan fasilitas kampus yang memadai. Mulai dari penerangan jalan, fasilitas gedung-gedung perkuliahan dan ketersediaan sumber air bersih di lingkungan kampus. Fasilitas kampus tentunya layak untuk dikritisi dalam rangka peningkatan kualitas kampus. Krisis air bersih dalam kampus nampaknya kurang sesuai dengan realita yang ada dalam upaya penyediaan air bersih. Apakah Peralatan sudah canggih dan lengkap. Sudahkah sumber air yang memadai dalam mendukung menyediakan air bersih. Permasalahan air di Unsri merupakan perihal kecil tapi tak kunjung usai untuk dibahas. Air sebagai sumber penting pemenuh kebutuhan menjadi permasalahn pelik yang terus menjadi perbincangan. khususnya pada sistem pengolahan dan distribusinya. Membahas mahasiswa dan kebutuhannya semua tak terlepas dari penyediaan air bersih dalam kampus terutama yang tinggal di Apartemen, Rusunawa dan Student Center. Permasalahan air bersih di Unsri terbilang bahasan tak berujung yang belum menemui solusi akhir. Krisis air bersih nampaknya tajuk yang pas untuk bahasan kali ini. ‘’Air, sumber daya yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia’’ ‘’Air dan kehidupan, kebutuhan yang tak terpisahkan’’
Sumber air Unsri
Menurut UUD Tahun 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi; ‘’Bumi, air dan kekayaan alam yang
EDISI KE IX | LPM GS UNSRI | 06
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat’’ Unsri memiliki dua sumber air yaitu air olahan yang bersumber dari sungai sekitar Unsri dan sumur bor yang terletak di depan kawasan Student Center. Air olahan Unsri berasal dari Sungai kelekar yang terletak di kecamatan Prabumulih Timur, kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Aliran sungai berbatasan langsung dengan kawasan belakang Unsri Indralaya. Berjarak sekitar 60 kilometer dari Unsri, air ini disalurkan menuju Unsri dengan saluran pipa yang sudah diarahkan menuju Instalasi Pengolahan Air/Water Treatement Center WTC Unsri. Sedangkan Sumur Bor merupakan sumur buatan untuk cadangan air dalam kampus.
Proses pengolahan air Unsri
Air yang diperoleh dari sumbernya diolah dengan proses yang cukup panjang hingga air siap pakai. Pertama, air baku yang berasal dari sungai Kelekar di sedot dengan pompa air yang memiliki daya hisap 15 Hp, menuju penampungan air yang disediakan. Menuruit Irawan, Koordinator WTC Unsri. Dalam proses penyediaan air baku terdapat kendala pada mesin pompanya, daya hisap hanya 15 HP sedangkan jarak sumber air menuju penampungan sekitar 60 Kilometer. Hal ini menyebabkan air yang mengalir bervolume kecil dan lambat. Butuh waktu yang cukup lama dalam proses penyediaan bahan baku sebelum diolah. Cara menyiasatinya yaitu dengan
memompa air di jam 03.00 hingga tabung air penuh kemudian baru di olah. Setelah air baku tersedia, Tahap kedua yaitu air dalam penampungan dialirkan ke tabung Sand Filter untuk proses penjernihan tahap awal. Ketiga, air dimasukkan ke dalam tabung Carbon Aktive untuk menghilangkan bau dan proses penjernihan lanjut. Keempat, air dialirkan menuju penampungan air. Pada tahap ini air sudah bersih tetapi masih perlu melewati tahap akhir yaitu Catridge Filter . Air bersih tersebut melewati Catridge Filter berukuran 0,5 mikro untuk menghilangkan bakteri agar siap untuk dipakai. Air yang sudah melewati tahap akhir kemudian disimpan di penampungan dan siap didistribusikan. ’’Daya hisap pompa dan diameter pipa yang dialiri air kurang memadai karena jarak tempuh yang jauh. Kami berharap peralatan pengolahan dapat terus di perbaharui demi kelancaran proses pengolahan air bersih’’ tambahnya. Instalasi pengolahan air bersih/Water Treatement Center berada di bawah pengawasan Badan Milik Negara BMN. Untuk semua perlengkapan, biaya dan arahan ‘’ Bahan baku dan dana semuanya berasal dari BMN, karena kami langsung di bawah koordinasnya. Kami sebagai tim hanya menjalankan tugas sesuai arahan dari atasan’’ pungkas Irawan.
Pendistibusian air di lingkungan Unsri kurang merata. Distribusi dari WTC hanya untuk me-
Laporan Utama
menuhi kebutuhan di Fakultas, Apartemen, Rusunawa dan bagian Rektorat. Air bersih yang sudah diolah di WTC kemudian di alirkan melalui pompa-pompa yang ada tiap bagian. Sedangkan untuk Student Center, pemenuhan kebutuhan air bersumber dari sumur bor yang terletak di depannya. Meskipun alat yang digunakan cukup canggih tetapi masih ada alat yang manual sehingga menjadi salah satu kendala dalam dalam proses penyebarannya. ‘’Sistem penyaluran air masih terbilang terjadwal tapi tak tetap. Disesuaikan dengan kebutuhan air fakultas. Jadi, jika tak dihidupkan melalui mesin pompa yang ada difakultas maka air tak akan mengalir dan mengisi kebutuhan air. Padahal air di WTC memadai. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tidak meratanya distribusi air di beberapa bagian lingkungan kampus’’ jelas Irawan. Pengolahan yang berbeda dan sistem koordinasi juga menjadi faktor penyebab sulitnya distribusi air di Unsri. Selaras dengan kendala yang disampaikan Irawan, Andi Malang penangungjawab Student Center juga menyampaikan beberapa kendala terkait distribusi air di SC. ‘’Mesin pompa sumur bor rusak. Saya sudah sampaikan kepada pihak terkait untuk proses perbaikan. Untuk perbaikan pun membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. Sistem koordinasi yang cukup panjang juga kadang menghambat. Sebaiknya jika mengadakan perbaikan dan perawatan atas saluran dan mesin air harus dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada kami terlebih dahulu sebagai pihak yang berada di SC’’ Kemudian untuk sistem pengolahan, ternyata tak semua alat yang digunakan untuk mengolah air canggih. Masih terdapat alat pengolah yang bersifat konvensional.
Meskipun semua Alat yang digunakan h sesuai dengan standar pengelolahan hingga air siap digunakan (bersih). Seperti menggunakan mesin air tegangan biasa sehingga saat permintaan air tinggi alat tak mampu atau tak kuat untuk menyalurkan.
Mahasiswa keluhkan ketersediaan air
Sebagai pemenuhan kebutuhan, Pendistribusian air di Unsri dapat b e l u m memadai dan belum merata. Kebutuhan tiap fakultas tentu berbeda deng a n
jumlah mahasiswa dan jumlah gedung yang ada. Beberapa fakultas seperti FE, FP ,FKIP,FMIPA, kemudian Perpustakaan sering kekurangan air khususnya utk wc dan musholah. Karena pendistribusian yang manual dan jam hidup air yang otomatis mati di jam 3 sore. sedangkan kegiatan mahasiswa tak terbatas. Apalagi di student center yang merupakan pusat aktifitas kegiatan organisasi mahasiswa yang notabenenya aktif 24 jam. Adinda, FKIP 2015 ‘’Di lingkungan FKIP kadang-kadang kebutuhan air di mushola tidak memadai, apalagi kalau sudah sore. Kran air mati sering dan kami kesulitan untuk wudhu. Andai saja sistem pendistribusian air bersifat otomastis pasti kekurangan air akan teratasi. Evaliani , FMIPA 2015 ‘’Air kran di apartemen sering mati. Kadang-kadang air juga keruh jadi kami harus menyaringnya dengan kain terlebih da-
Laporan Utama hulu supaya bisa digunakan. Tetapi akhir-akhir ini air sudah kembali normal. Harapannya perawatan pipa saluran air harus diperhatikan demi kebersihan air ’’
Panen kritik dari petugas dan mahasiswa, rektor terus upayakan pengoptimalan penyediaan air bersih Tak hanya dari petugas, kritik terkait air bersih juga hadir dari mahasiswa, Dengn teknologi yang ada, pendistribusian air masih dalam kriteria yang kurang baik. Terkait penyediaan air bersih di Unsri, Anis Saggaff, Rektor Unsri terus mengupayakan agar kebutuhan air dalam kampus terus terpenuhi salah satunya dengan pembangunan embung air. ‘’Embung atau cekungan penampung (Retention Basin) berfungsi untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau) -sumber ; wikipedia Rencana Pembangunan embung air volumenya 2,3 juta m3, akan diselesaikan pada akhir tahun 2019. Tujuan pembanguan embung air ialah pemenuhan sumber air siap olah. ‘’Sebenarnya sudah ada embung penampung air bawah tanah yang terletak tepat di depan bagunan SC. Seluruh wilayah bawah tanah yang terletak di depan SC penuh dengan air, hanya saja pompanya mati. Hal itu dikarenakan pada proses pembuatannya kurang pengawasan. Tetapi, saya akan mengupayakan agar pompa segera di perbaiki’’ tanggap Anis. Anis juga mengungkapkan bahwa pembangunan embung ini sudah diusulkan selama tiga tahun yang lalu kepada Kementerian PUPR melalui BBWSS dan mendapat respon yang baik dari menteri PUPR, Menteri Desa, Menteri Perhubungan, dan tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. ‘’Sembari proses pembangunan embung, kita juga sedang menunggu mesin yang mampu menyerap Grownd Water yang saya usulkan di Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Jadi, untuk sementara ini kita menggunakan air yang ada. Semoga saja disetujui, karena jika kita memperoleh mesin tersebut, insyaalah kualitas air siap olah akan terjamin kualitasnya’’ tandasnya.
Mesin (atas) yang digunakan untuk memproduksi air PH Tinggi dari Rumah Air Unsri. sedangkan mesin (gambar samping) merupakan mesin yang digunakan untuk produksi air minum royan jaddid dalam kemasan cangkir. Namun untuk kemasan cangkir belum di produksi dalam jumlah yang banyak. (Foto: Kru LPMGS Unsri)
Tempat penyimpanan air minum (Royan jaddid) yang telah masuk dalam kemasan botol plastik dan karton siap distribusi. Produksi air minum ini dilakukan di Rumah Air Unsri. (Foto: Kru LPMGS Unsri)
Laporan Utama
Produk Air Minum Milik Unsri Sesuai dengan sasaran ke 11 dalam visi misi Unsri
‘’ Peningkatan Kinerja dan tanggung jawab pengelolaan Barang Milik Negara secara efektif, efisien, terpadu, relevan dan berkelanjutan. Anis saggaf melaunching air minum olahan Unsri’’ sumber; unsri ac.id Tak hanya mengolah dan menyediakan air bersih, Unsri juga terus berusaha mandiri dengan memproduksi air minum. Royan Jaddid merupakan air minum produksi Unsri dibawah pengawasan BMN yang di lauching pada 31 Maret 2018. Sebelum benama Royan Jaddid, Rektor memberinya nama “ Air Nikmat Sriwijaya (Anis)” tetapi karena merujuk kepada beberapa pertimbangan. Maka ditetapkan menjadi Royan Jaddid yang artinya air syurga. Royan jadid ini merupakan salah satu hasil riset Unsri yg bekerjasama bersama dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Kemudian, Anis menjelaskan bahwa dana yang digunakan untuk produksi air bersumber dari kas universitas. Apalagi sekarang mengunakan sistem UKT, sehingga pengolahan uang harus dengan jelas dan sebaik-baiknya dalam
rangka pemenuhan kebutuhan kampus. ‘’Harapannya Royan Jaddid akan menjadi minuman utama di dalam kampus dan juga dapat didistribusikan ke sekitar Ogan Ilir. Dalam hal ini, rektor tengah mengupayakan pendaftaran ke Kemenkes dan BPOM’ pungkasnya.
Diproduksi Berdasarkan Intruksi Saja
Royan Jaddid diproduksi dalam dua kemasaan yaitu botol 330 ml dan cup 220 ml. Untuk pengolahannya, disediakan tempat terpisah dari sumber pengolahan air bersih siap pakai. Produk yang diproduksi di rumah Royan Jaddid antaranya air mineral dan kangen water dengan alat yang canggih dan ketepatan ph yaitu 10,5. Meskipun diolah dengan peralatan canggih, dalam proses pengemasannya Royan Jaddid masih secara mandiri, jadi hanya diproduksi seperlunya saja. “Untuk produksinya, kami sesuaikan dengan permintaan dari atasan, jika di intruksikan untuk berproduksi, maka kami langsung siapkan“ tutur Windi Parmana Rozadi, bagian pemeliharaan air minum Royan Jaddid ‘’Sebelumnya juga pernah mempro-
duksi dalam kemasaan gelas berukuran 220 ml, namun karena terkendala bahan dan perlengkapannya yang harus dipesan terlebih dahulu membuat produksi air dalam bentuk cup berukuran 220 ml di stop dahulu,’’ ujar Budi Andari Satria, pemeliharaan air minum Royan Jaddid. ‘’Air mineral ini juga telah didistribusikan pada dua periode PK2, Dies natalis Unsri dan beberapa kegitan dalam kampus’’tutupnya Penyediaan air minum sendiri merupakan upaya dan harapan untuk meningkatkan kemandiran kampus. beberapa kampus di Indonesia seperti Institut Teknologi Sepuluh November , Universitas Negeri Semarang, Universitas Syiah Kuala dan Universitas Gadjah Mada juga memproduksi air secara mandiri dalam upaya pemenuhan kebutuhan air minum dalam kampus guna mengurangi mengurangi limbah plastik dari buangan air minum kemasan dan memanfaatkan sumber air yang tersedia dalam lingkungan kampus untuk memenuhi kebutuhan air minum civitas akademika. (Mustina Ayu)
Rangkaian mesin (atas) yang digunakan untuk memproduksi air minum royan jaddid di Rumah air unsri. rangkaian mesin ini memiliki sistem kerjanya tersendiri. dengan sistem filter yang digunakan sehingga air yang mengalir dari setiap tangkinya akan dapat di minum langsung. (Foto: Kru LPMGS Unsri) 09 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Liputan Khusus
TRANSPORTASI AIR DI SUNGAI MUSI MENGHUBUNGKAN KOTA DAN PELOSOK SUMSEL ‘’Lebih cepat sampainya naik speedboat, soalnya kalo naik mobil atau motor kan lama dan belum lagi banyak jalan yang rusak, lebih cepet kalo naik speedboat�
K
eberadaan sungai yang ada di wilayah Indonesia terkadang dapat menjadi masalah tetapi dapat pula menguntungkan bagi wilayah tersebut. Setiap wilayah bersifat khas karena memiliki potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi wilayahnya. Transportasi menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam melakukan aktivitasnya, tidak terkecuali bagi wilayah-wilayah yang terpisahkan secara geografis seperti adanya sungai. Transportasi sungai dahulu merupakan transportasi satu-satunya yang menghubungkan daerah-daerah yang terpisahkan oleh aliran sungai. Pada zaman Orde Lama dan Orde Baru, Pemerintah sangat memperhatikan keberadaan sungai dan transportasi penghubungnya. Hal ini terlihat pada kebijakan yang ditempuh dalam Pelita III di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan adalah peningkatan penggunaan serta perluasan fasilitas prasarana dan sarana seperti kapal, derEDISI KE IX | LPM GS UNSRI |10
maga, fasilitas keselamatan pelayaran di sungai, danau dan penyeberangan. Selain itu ditingkatkan pula penyempurnaan di bidang kelembagaan, perundang-undangan, administrasi dan manajemen agar perusahaan bidang angkutan ini dapat berjalan lancar serta efisien. Sungai Musi di Palembang ibarat Sungai Chao Phraya di Bangkok, Thailand. Alur sungai yang lebar dan memanjang sangat cocok dijadikan warga untuk hilir mudik. Sungai Musi juga merupakan destinasi wisata unggulan yang ada di Kota Palembang dan mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, karena terdapat 33 obyek wisata di tepian Sungai Musi yang dapat diakses melalui sungai dengan menggunakan perahu ketek. Perahu ketek adalah salah satu moda transportasi tradisional yang digunakan sebagai angkutan di Sungai Musi Kota Palembang. Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia yang dialiri oleh banyak kanal-kanal sehingga mendapat julukan pada masa penjajahan Belanda sebagai Venice of the East (Vanesia dari Timur). Sungai Musi yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir, Palembang tum-
buh dan berkembang dimulai dari Sungai Musi. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya masyarakat Palembang menjadikan Sungai Musi sebagai urat nadi kehidupan masyarakat. Salah satu Sungai Musi adalah sebagai jalur transportasi khususnya transportasi air dan salah satu moda transportasi yang biasa digunakan adalah perahu ketek. Perahu ketek adalah jenis perahu tradisional yang menggunakan mesin dalam operasionalnya dengan fungsi sebagai sarana transportasi lokal. Transportasi merupakan sektor kegiatan yang sangat penting karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang untuk melakukan pergerakan. Kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk mencapai lokasi kerja, mengunjungi tempat hiburan atau pelayanan, dan bahkan untuk bepergian ke luar kota. Transportasi tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Demikian juga dilihat dari jumlah kendaraan darat yang meningkat tajam yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari. Sementara itu, transportasi sungai kurang mendapat perhatian dan ada kecenderungan terbengkalai. Hal yang sama juga terlihat
dari keberadaan transportasi sungai di Kota Palembang khususnya perahu ketek sudah mulai ditinggalkan sebagai moda transportasi umum. Selain sebagai moda transportasi umum, perahu ketek juga berfungsi sebagai angkutan pariwisata di Kota Palembang. Sungai Musi merupakan salah satu andalan kota Palembang di sektor pariwisata. Terdapat sekitar 33 titik wisata yang terdapat di tepian sungai Musi sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota Palembang tahun 2014. Terdapat enam alat transportasi air yang sering digunakan di Sungai Musi: 1. Klotok/Ketek Angkutan penumpang dan barang, melayani penyeberangan jarak dekat dengan daya angkut maksimal 12 orang digerakkan oleh mesin berbahan bakar solar. 2. Speedboat Angkutan penumpang melayani rute antar kota (relatif jauh) daya angkut maksimal 12 orang digerakkan oleh mesin, berbahan bensin. 3. Jukung Angkutan barang terutama tanaman pangan melayani trayek yang cukup jauh, ke daerah transmigrasi atau pedalaman daya angkut 30 sampai 60 ton barang digerakkan oleh mesin, berbahan bakar solar. 4. Tongkang Angkutan barang (hasil tambang, industri dan hutan) tidak bermesin berlabuh di pelabuhan, dermaga, pangkalan khusus milik perusahaan/industri. 5. Sampan Angkutan tradisional kapal kayu se-
derhana tidak bermotor dimiliki perorangan, sebagai sarana transportasi pribadi. 6. Kapal Venes/Kapal layar Kapal dagang milik pribadi atau perusahaan antar provinsi. Transportasi Sungai Musi pada umumnya digunakan untuk melayani mobilitas barang dan penumpang, baik di sepanjang aliran sungai maupun penyeberangan sungai. Sistem perairan sungai yang dapat dilayari karena kedalaman, kelandaian, dan kecepatan arus tertentu, sehingga aman dan mudah dilayari. Angkutan sungai sangat menonjol di Ka-
limantan, Sumatera dan Papua. Di Sumatera sungai banyak digunakan untuk kebutuhan angkutan lokal dan perkotaan, terutama di wilayah yang belum tersedia prasarana transportasi jalan. Jumlah Angkutan Sungai di Sungai Musi kapal angkutan barang berjumlah 981 unit. Sedangakan angkutan penumpang terdiri dari Perahu Ketek sebanyak 4808, Perahu Jukung sebanyak 27, dan speedboat 3525 unit. Sumber: Dinas Perhubungan Kota Palembang tahun 2016 Ditemani oleh penjaga Dinas Perhubungan UPTD Dermaga 16 Ilir Palem11 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Liputan Khusus bang, M. Yusuf. Beliau menjelaskan bahwa tujuan speedboat yang berlabuh berbeda-beda. Untuk hari yang paling ramai adalah hari Senin, karena banyak warga dari daerah-daerah datang ke Palembang untuk berbelanja di Pasar 16 Ilir. Mengenai tarif ongkos, Dishub belum menetapkan secara resmi, melainkan ditetapkan oleh sopir speedboat sendiri. “Jumlah transportasi air yang berlabuh di Dermaga 16 Ilir Palembang tidak menentu, sedangkan tujuannya sendiri meliputi: Jalur 23, Jalur 8, Karang Agung, Jalur 25, Pulau Rimau dan lainlain,” Untu k mengisi bahan bakar speedboat, di Sungai Musi terdapat SPBU terapung. “Ada Kios BBM di Sungai Musi, tarif berlabuh di dermaga ini semalamnya 25 ribu rupiah, sedangkan tarif ongkos tidak ditetapkan resmi, melainkan diatur oleh sopir speedboat sendiri” tutupnya. Filtrah (29) seorang penumpang speedboat yang ingin berangkat ke Air Sugihan mengaku lebih menyukai mudik dengan angkutan air daripada angkutan darat. ‘’Lebih cepat sampainya naik speedboat, soalnya kalo naik mobil atau motor kan lama dan belum lagi banyak jalan yang rusak, lebih cepet kalo naik speedboat” ujarnya. Ketika ditanya mengenai segi keselamatan karena belakangan ini kerap terjadi kecelakaan ia tidak terlalu mengkhawatirkannya.’’Saya yakin saja dengan yang di atas’’ kata ibu satu anak itu. Jalur transportasi air itu tetap menjadi pilihan warga setempat meski berbagai infrastruktur modern dibangun di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Salah satu daya tariknya adalah kemampuannya menghemat waktu, dalam hal ini seperti perjalanan ke Kabupaten OKI sebenarnya bisa ditempuh dengan jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 5-6 jam. Namun dengan jalur sungai menjadi pilihan terbaik karena hanya menghabiskan waktu 1,5-2 jam saja. Pusat transportasi air di Sungai Musi berada di Dermaga 16 Ilir, tepatnya di bawah Jembatan Ampera. Terdapat sekitar 50 unit speedboat bermuatan delapan hingga 30 orang siap melayani rute antarkota dalam provinsi dalam setiap harinya. Puluhan speedboat itu sudah mengantre menunggu penumpang mulai pukul 06.00 WIB, speedboat melayani beragam rute, seperti ke Desa Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), tapi ke daerah lainnya seperti Desa Sungsang, Karang Agung dan Jalur 8 Telang di Kabupaten Banyuasin. Biaya transportasi yang ditetapkan Rp. 100 ribu per orang. Fikri, salah satu nakhoda speedboat mengatakan bahwa mereka tidak hanya melayani sesuai rute, namun juga menerima sewa ke berbagai tujuan. “Dalam sehari-hari, kami melayani rute Palembang-Banyuasin waktu tempuh 2-3 jam. Tapi sering juga penumpang ada yang menyewa speedboat saya untuk diantarkan ke daerah lain, seperti Kabupaten OKI” tuturnya. Fikri menambahkan bahwa speedboat mereka bisa memuat 30 orang penumpang dalam sekali perjalanan pulang pergi, dengan menghabiskan 20 liter bensin yang dicampur dengan 1 liter oli sepeda motor. Kecepatan speedboat dikontrol dengan kecepatan 40 km per jam. Nakhoda bisa saja menaikkan kecepatan, namun laju kapal terlalu tinggi dapat berujung celaka. Sekali perjalanan pulang pergi, para nakhoda bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 5 juta. Pendapatan lebih rendah diperoleh jika speedboat disewa untuk sehari penuh dengan biaya Rp 4 juta. Namun, pendapatan itu masih harus dikurangi untuk upah dua awaknya sebesar Rp 300-500 ribu per orang, biaya BBM sekitar Rp 1,5-1,7 juta per hari, biaya jasa parkir speedboat sebesar Rp 25 ribu, hingga biaya perawatan kapal. “Dalam keadaan penuh penumpang bisa dapat Rp 5,5 juta. Tapi kalau sepi, 10 penumpang saja sudah cukup, asal bisa bawa pulang uang ganti bensin dan upah awak kapal,” ungkap Fikri. Transportasi air speedboat ini tidak selalu beroperasi pengaruhi pula harga karet dan sawit di daerah. Warga Sumsel yang banyak bekerja di perkebunan sawit dan karet, sehingga bila harga komoditas itu tinggi. Maka banyak penumpEDISI KE IX | LPM GS UNSRI |12
ang yang hilir mudik menggunakan jasa angkut speedboat. Sebaliknya, jumlah penumpang bisa menurun drastis jika kebun harga karet dan sawit anjlok. Jika itu terjadi, puluhan speedboat terpaksa berhenti karena jumlah penumpang yang sepi. Nakhoda memilih berhenti beroperasi daripada harus merugi karena pendapatan tidak menutup biaya operasional. Selain harga komoditas, selain harga dipengharui oleh komoditas, perbaikan sarana transportasi darat dan banyaknya kendaraan pribadi juga menurunkan jumlah penumpang speedboat. (Viko Oktara)
Foto: Suasana perahu (boat) dibawah jembatan Ampera Palembang yang menunggu penumpang. Perahu ini merupakan transportasi umum yang digunakan masyarakat air sugihan (jalur) untuk menuju palembang. Sebab transportasi air lebih cepat dari pada transportasi darat.
Liputan Khusus
13 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Bincang Rektorat
Wujudkan Eco Wisata Melalui Air Minum Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, memperkenalkan produk air minum Royan Jadid produksi Universitas Sriwijaya (Unsri) saat Program Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Universitas Sriwijaya tahun 2018. Ia mengklaim kualitas air minum Royan Jadid hampir menyamai air zam-zam dari Makkah. Ia menuturkan produksi air minum di Unsri untuk mewujudkan Universitas Sriwijaya sebagai green, agro, eco, edu wisata. Green, mewujudkan Universitas Sriwijaya (Unsri) menjadi kampus yang rindang dan sejuk. Agro dari kata Agronomi, mewujudkan Unsri menjadi kampus yang memiliki kebun buah-buahan dengan penanaman ragam pohon buah di Taman Firdaus. Eco dari kata Ecosistem, mewujudkan Unsri menjadi kampus yang ramah lingkungan dengan memproduksi air minum sendiri. Edu dari kata Education, dan menjadikan Unsri sebagai tempat belajar yang nyaman. Air minum royan jadid sudah digunakan di lingkungan kampus Unsri Indralaya, Ditemui setelah acara Anten-Anten Samo Menhub RI dan Anggota I BPK RI, di Indralaya Senin (4/3), Anis Saggaf memberikan keterangan seputar air munum Royan Jadid.
Wartawan GS : Apa program untuk air minum Royan Jadid? Aniss Saggaff : “ Kalau jadi diberikan oleh pak menteri, kampus kita ini akan dibuatkan keran air minum di tiap Fakultas supaya tidak beli air kemasan dari luar lagi. Mahasiswa nanti saya suruh bawa botol, tinggal buka keran isi botol minumnya masing-masing. Dengan begitu bisa mengurangi sampah plastik. Saya sudah buat Unsri sebagai Green Agro Eco Edu Wisata. Eco nya dari Ekosistem, dengan mengurangi pencemaran limbah plastik lewat produksi Royan Jadid. Nanti kantin-kantin saya juga akan buat kebijakan tidak boleh jual air minum kemasan lagi, harus ambil dari sini (Royan Jadid).” Wartawan GS : Ada rencana didistribusikan ke luar? Aniss Saggaff : “Kita lihat dulu jika di unsri sudah terpenuhi, baru berfikir bisnis.” Produksi air minum Royan Jadid di Lakukan di Water Treatment Protection (WTP) Unsri kampus Indralaya. WTP adalah tempat pengelolaan air di Unsri, sumber air bersih di lingkungan Unsri kampus Indralaya berasal dari tempat ini. WTP tebagi 2 tempat. Tempat pertama untuk pengelolaan air bersih, tempat kedua untuk pengelolaan air minum Royan Jadid. Ada 5 petugas yang mengelolah dan memantau produksi air bersih dan air minum di Unsri. 2 Dari 5 petugas dikhususkan untuk mengelolah air minum Royan Jadid. Ditemui di WTP, Irawan selaku koordinator WTP Usnri menjelaskan proses pengelolaan air minum Royan Jadid. Pengelolaan Air Minum Royan Jadid.
Royan Jadid Wartawan GS : Royan Jadid diperjual belikan tidak pak? Aniss Saggaff : “Sementara Untuk Internal” Wartawan GS : Dimana produksinya pak? Aniss Saggaff : “Lokasi nya di belakang gedung FKIP (kampus Indralaya) yang baru” Wartawan GS : Sumber airnya dari mana pak? Aniss Saggaff : “ Airnya masih ngambil air permukaan. Tapi sekarang sedang menunggu embung, insyaallah nanti bulan Maret akhir dimulai dan ditarketkan selesai bulan Desember.” Wartawan GS : Bagaimana prosesnya bisa jadi air minum? Aniss Saggaff : “Dari air bersih yang sudah di saring, disaring pakai alat. Insyaallah menteri PUPR berencana 2020 akan memberikan pabriknya ke Unsri khusus untuk Royan Jadid.” EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |14
Wartawan GS : Assalamualaikum, selamat sore pak, kami dari LPM GS Unsri mau wawancara terkait air minum Royan Jadid Irawan : “Nak tanyo apo dek” Wartawan GS : Royan Jadid diproduksi di sini pak? Irawan : “Iyo, tempat produksinyo di depan tadi pas pertamo masuk.” Wartawan GS : Proses jadi air Minum Royan Jadid ini bagaimana pak? Irawan : “Itu Prosesnyo dari air bersih, dialirkan ke depan (gedung tempat produksi Royan Jadid) ke tedmond melalui Catridge 0,5 meter. Setelah dari tedmond, masuk ke penyaringan yang isi pasir kuarsa. Habis itu masuk ke penyaringan isi pasir karbon. Masuk ke Catridge 0,5 meter. Masuk lagi ke tedmon 2. Disaring lagi di Catridge
0,1 meter. Masuk ke membran, masuk ke alkalis, masuk ke filter uv, masuk tedmond penyimpanan dan siap di dikemas. Untuk Royan Jadid tanyo langsung ke petugasnyo disano”. Produksi Royan Jadid Besar-Besaran Wartawan GS : Assalamualaikum, selamat sore kak, kami dari LPM GS Unsri mau wawancara terkait air minum Royan Jadid Windy (Petugas pengelola Royan Jadid) : “Iyo dek ado apo.” Wartawan GS : Di sini tempat produksi Royan Jadid kak ? Windy : “Iyo di sini” Wartawan GS : Sekali produksi berapa banyak ? Windy : “Tergantung pesanan dari atas (rektorat Unsri).” Wartawan GS : Paling banyak produksi berapa ? Windy : “Ratusan Dus waktu PK2 kemaren. Waktu reuni (Reuni Akbar IKA Unsri) jugo pesenan yang botol ratusan.” Wartawan GS : “Sejauh ini selain pihak rektorat siapa saja yang boleh mengambil air Royan Jadid? Windy : “Tiap Fakultas biso, tapi harus pake galon. Kalau cup samo botol sejauh ini cuma boleh dari atas, gek yang minta di catet pengeluarannyo tiap hari.” Wartawan GS : Pengemasan cup dan botol disini juga? Windy : “Iyo disini, kalo cup pake mesin. Untuk botol masih ngisi manual.” Wartawan GS : Kebersihan alat-alatnya bagaimana? Windy : “Tiap satu bulan sekali tedmond dikuras, pipa-pipa penyalur disemprot untuk membersihkan kotoran-kotoran yang tertinggal.” Wartawan GS : Petugasnya ada berapa orang?
Windy : “Untuk yang disini (Royan Jadid) ado 2, pas produksi besar cak PK2 dan Temu Alumni kemaren dibantu dari atas (bagian BNN Unsri).” Wartawan GS : Terimakasih waktu dan kesempatannya kak Windy : “Iyo samo-samo.” Hadirnya produk air minum menjadi kebanggaan tersendiri Universitas Sriwijaya. Kebijakan rektor untuk mewujudkan Unsri menjadi kampus ramah lingkungan, diimplementasikan melalui produk air minum Royan Jadid. Tidak menutup kemungkinan juga membuka lapangan kerja jika produksi air minum Royan Jadid secara besar-beasran terus dilakukan. Perluasan distribusi Royan Jadid nantinya juga akan memberikan Income yang harus diawasi bersama oleh seluruh masyarakat Unsri. (Relia Ariany)
15 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Biografi
Pengusaha Sukses Air Mineral Kemasan “Kebaikan Alam, Kebaikan Hidup” Pernahkah kalian mendengar atau membaca slogan ini di iklan televisi? Jika iya, mungkin kalian salah satu konsu menproduk air minum dalam kemasan (AMDK) ini. Aqua. Ya, merek Aqua sudah sangat familier di telinga. Aqua diproduksi oleh PT. Aqua Golden Mississippi di Indonesia sejak tahun 1973. Namun siapa sangka, jika di balik suksesnya Aqua sebagai air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia, ada seorang bermental tangguh yang tak kenal putus asa dalam merintis usahanya, ia adalah Tirto Utomo. Saat itu masyarakat merasa aneh, mengapa harus mengkonsumsi air mineral dalam kemasan botol, ketika air tanah bias direbus untuk dikonsumsi. Maka Tirto Utomo membuktikan bahwa usahanya mendirikan Aqua tidak sia-sia. “From zero to be hero” mungkin istilah inilah yang sesuai untuk menggambarkan keadaan latar belakang Tirto Utomo. Terlahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, tak menutup kemungkinan bahwa kelak ia menjadi pengusaha air mineral kemasan terbesar di Indonesia. Kedua orang tuanya EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |16
hanyalah pengusaha susu sapi, Tirto kecil harus terjaga setiap subuh untuk mencari rumput, memberi makan sapi perahnya, dan membantu mengantar pesanan susu perah kepada para pelanggan. Meskipun dari keluarga sederhana, pemikiran dan ajaran yang ditanamkan kedua orang tuanya tidak sesederhana itu. Pemikiran orang tuanya yang maju sangat mendukung keberhasilan pendidikan Tirto Utomo. Kwa Sien Biauw atau yang dikenal dengan nama Tirto Utomo merupakan tokoh di balik suksesnya Aqua hingga saat ini. Beliau dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah pada 8 Maret 1930. Dibesarkan dari keluarga pengusaha susu sapi dan pedagang ternak, Tirto remaja harus mengenyam pendidikan di Magelang dengan menggunakan sepeda yang berjarak 60 kilometer dari kota kelahirannya, karena di Wonosobo saat itu tidak terdapat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tiga tahun masa SMP, ia habiskan di Sekolah Belanda Tiong Hoa Hwee Kwan Magelang. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan sekolahnya di Hoger Burger School (HBS) yang merupakan sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada era Hindia-Belanda di Semarang. Namun, tak lama ia pindah bersekolah di HBS St. Albertus di Malang dan ia habiskan masa remajanya pun di sana.
Tak hanya untuk mengenyam pendidikan, di Malang ia juga dipertemukan dengan Kwee Gwat Kien atau Lisa, istrinya. Mereka bertemu karena berada dalam sekolah Katholik yang sama. Lima tahun ia habiskan bersekolah di HBS, lalu ia melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa Jurusan Hukum di Universitas Gajah Mada. Namun, karena kondisi perkuliahan yang saat itu tak menentu, ia pindah ke Jakarta dan melanjukan kuliahnya di Universitas Indonesia dengan jurusan yang sama. Karena memiliki banyak waktu kosong ketika ia menjadi mahasiswa di UGM, maka sebagian waktu ia gunakan sebagai wartawan Jawa Pos untuk meliput berita-berita pengadilan. Kegemarannya dalam dunia kepenulisan, berlanjut hingga ia bekerja pada harian “Sin Po”, dan majalah “Pantja Warna”sebagai pimpinan redaksi ketika ia di Jakarta pada tahun 1955 – 1959. Lisa yang saat itu tidak berhasil dalam ujian kenaikan tingkat, terpaksa memutuskan berhenti kuliah, lalu menjadi seorang guru dan mengajar Bahasa Inggris di SD Regina Pacisse bagai pekerjaan sambilan. Di tahun 1957 tepatnya 21 Desember di Malang, Tirtodan Lisa menikah. Malangnya di tahun 1959, kondisi keuangan keluarganya menjadi kacau karena ia diberhentikan sebagai pimpinan redaksi
Biografi Sin Po. Di tahun yang sama, kemauannya untuk segera menyelesaikan studi semakin kuat karena tuntutan keadaan. Kehidupan keluarganya terbantu karena selain mengajar Bahasa Inggris, istrinya juga membuka usaha catering untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Hasilnya, setahun kemudian pada Oktober 1960, gelar sarjana hokum berhasil didapatkan oleh Tirto Utomo. Berbekal ijazah Universitas Indonesia, Tirto mengajukan lamaran kerjake Pertamina, dulunya bernama Permina (Perusahaan MinyakNasional). Kemudian ia ditempatkan di Pangkalan Brandan setelah dinyatakan masuk di Pertamina. Dalam bekerja, Tirto dikenal sebagai sosok yang tekun, ia diberi amanat sebagai Head Legal dan Foreign Marketing yang menjadikannya sering ditugaskan keluar negeri. Kemudian setelah memasuki umur 48 tahun, Tirto memutuskan untuk pensiun dini dari pekerjaannya di Pertamina dan lebih memilih untuk mengurus perusahaan pribadinya yakni AQUA,PT. Baja Putih, dan Restoran Oasis. Pendirian Aqua sendiri pada awalnya modal bersama dengan adik iparnya,Slamet Utomo. Dengan modal sebesar Rp.150 juta, pabrik Aqua didirikan di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT. Mississippi.Awalnya hanyamemilikikaryawan berjumlah 38 orang, mereka bersusah payah menggali sumur pertama padapabrik yang dibangun diatas tanah seluas 7.110 m2. Setelah bekerja keras lebih dari satu tahun, akhirnya produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974. Nama Aqua sendiri bukanlah sebuah nama yang asing lagi bagi Tirto, Aqua sendiri diambil dari nama samaran yang sering ia gunakandan penyebutannya sama dengan Aqua, yaitu A Kwa. Nama tersebutdigunakansewaktu ia masih menjadi pimpinan redaksi di akhir tahun 1950. Nama Aqua sendiri diambil dari nama aslinya Kwa Sien Biauw, sedangkan nama Tirto Utomo diambil pada pertengahan tahun 1960-an yang tidak sengaja memiliki arti “Air yang Utama�. Dulu tidak heran Tirto hampir menutup usahanya karena sering dicela dan dianggap memiliki gagasan gila, menjual air putih tanpa warna dan rasa. Sekitar 5 tahun berdiri tapi titik kesuksesan belum juga dirainya, maka dari itu Tirto dan manajemennya mengeluarkan jurus jitu dengan menaikkan harga jual 3 kali lipat yang memang dianggap gila bagi sebagian orang.Karena pada saat itu mereka sedang mengalami kesulitan keuangan, bukan-
nya menurunkan harga untuk manggaet pelanggan, mereka malah menaikkanhargan. Tapi pasar berkata beda,omset bukannya menurun malah mendongkrak naik.Orang-orang menilai, harga yang tinggimenandakanmutu pun tinggi. Pada saat itu Aqua mulai melayani segmen yang tertarik untuk berlangganan. Kemudian Aqua mulai mengganti bahan baku, yang tadinya hanya didapat dari sumur bor,kini menggunakan mata air pegunungan yang mengalir sendiri, pemilihan tersebut didasari anggapan bahwa air pegunungan memiliki kandungan mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, potasium, magnesium, zat besi dan sodium. Hyundai adalah seorang kontraktor pembangunan jalan Tol Jagorawi yang pada saat itu mempunyai kebiasaan meminum air mineral kemasan, kebiasaan meminum air mineral pun menular ke rekan sesama pribumi mereka, melalui penularan semacam itulah air mineral dalam kemasan mulai mendapat hati di kalanganmasyarakat. Waktu itu biaya pengemasan dapat mencapai hingga 65% dari biaya produksi, melihat halitu Tirto kemudianmenyetujui ide Willy (anak kandung Tirto)untuk menggabungkan pabrik botol dengan bisnis air mineral miliknya yang bernama PT. Tirta Graha Parama. Pada tahun 1996 keluarga Tirto bukan lagi sebagai pemegang saham mayoritas, saham pada saat itu dipegang oleh perusahaan makanan asal Prancis yaitu Danone, sedangkan keluarganya hanya tinggal 26 pers-
en. Meskipun demikian, Willy Sidharta yang merupakan anak kandung dari Tirto Utomo sendiri memilih untuk terjun langsung ke perusahaan dan menjabat sebagai direktur dalam perusahaan tersebut. Pilihan untuk bergabung oleh perusahaan multinasional tersebut karena dinilai untuk membuat langkah Aqua menjadi lincah karena ketatnya persaingan yang agresif dari pasar. Tahun 1994, Tirto Utomo wafat. Namun prestasi Aqua sebagai produsen air minum dengan merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan sampai sekarang. “Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan adalah hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air keran ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik, mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen.� – TirtoUtomo. (Amalia Ulpa)
Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (Lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930 Meninggal 16 Maret 1994 pada usia 64 Tahun)
Sumber foto: DetikX 17 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Wisata
4 Destinasi Wisata Religi di Kota Palembang Selain terkenal akan wisata kulinernya, pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya ini juga memiliki destinasi wisata religi yang mengagumkan. Setidaknya ada 4 destinasi wisata realigi yang patut dikunjungi, apa saja? Berikut penejelasannya.
1.
3. Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo
Kampung Al-Munawar
Kampung Al-Munawar sering disebut masyarakat sekitar Kampung Arab 13 Ulu karena letaknya yang berada di daerah 13 Ulu, Palembang. Nama- Al- Munawar diambil dari tokoh sepuh yaitu Habib Hasan Abdurrahman Al-Munawwar. Untuk menuju Kampung Arab Al Munawar ini pengunjung bisa menggunakan jalur darat maupun jalur air dari Sungai Musi. Saat tiba di kompleks pemukiman kaum Arab ini, suasana syahdu langsung terasa terutama pesona timur tengah yang begitu kental. Seperti melintasi lorong waktu kita disajikan pemandangan rumah-rumah tua yang usianya lebih dari 300 tahun.
2.
namen khas Palembang yang sangat indah di pandang dan enak dibaca. Butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikannya dan telah menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya hampir Rp 2 miliar.
Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo didirikan pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Merupakan masjid terbesar di kota Palembang. Terdapat 3 arsitektur yang mempengaruhi bangunan masjid yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Eropa. Pintu masuk masjid yang besar dan tinggi merupakan salah satu ciri bahwa ada sentuhan arsitektur Eropa di sana, bentuk arsitektur Tiongkok dapat terlihat dari atap masjid yang seperti kelenteng. Sementara ciri khas nusantara terletak pada bangunan menara, ujung menara berbentuk kerucut seperti tumpeng. Tumpeng ini memiliki makna yaitu untuk menghubungkan manusia dengan tuhannya, manusia dengan alamnya, dan manusia dengan sesamanya.
Museum Al-Qur’an Raksasa
4.
Museum Al-Qur’an Al-Akbar merupakan museum AlQur’an Raksasa yang berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Kelurahan Gandus, Palembang. Disebut sebagai Al-Qur’an terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu berukuran panjang 177 centimeter dengan lebar 140 centimeter dan ketebalan 2,5 centimeter. Terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat dengan ukiran khas Palembang. Setiap lembarannya terpahat ayat suci Al-Quran pada warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning, dipercantik dengan ukiran motif kembang di bagian tepi orEDISI KE IX | LPM GS UNSRI |18
Masjid Cheng Hoo
Masjid Cheng Hoo sebenarnya bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya, merupakan Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jakabaring, Palembang. Masjid Cheng Ho mempunyai desain arsitektur yang unik, memadukan unsur-unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Cina dan Arab. Masjid Cheng Hoo dibangun di atas tanah 5.000 meter persegi, terdapat Menara di kedua sisi masjid yang meniru klenteng-klenteng di Cina, bangunan ini didominasi oleh warna merah dan hijau giok. Masjid Cheng Ho menjadi bukti bahwa di Indonesia ada ruang bagi para warga untuk mengekspresikan identitas unik
Laporan Utama
Menara air adalah sebuah kontainer penyimpanan air besar yang ditinggikan yang dibangun untuk menampung persediaan air pada tinggi yang cukup untuk memberi tekanan pada sistem distribusi air (Wikipedia). Instalasi Pengolahan Air Bersih / Water Treatment Center Unsri diresmikan pada 23 Desember 2013 pada masa jabatan rektor Prof. Dr. Badia Perizade, MBA. Instalasi tersebut berisi peralatan proses pengolahan air tahap akhir.Menara air Unsri merupakan tempat penampungan air siap pakai yang siap didistribusikan keseluruh fakultas, rektorat Unsri dan beberapa bagian lainnya untuk memenuhi kebutuhan air Unsri. Menara air ini merupakan bagian dari Water Treatment Center milik Unsri. Menara ini dirawat dengan cara dibersihkan tiap minggunya. Untuk pipa, dibersihkan dengan peralatan khusus agar kebersihan air terjaga. sedangkan tabung air dibersihkan secara manual tiap minggu dan diganti setiap 3 tahun masa pakai. menara air mampu menampung. gambar samping adalah tumpukan Catridge Filter yang telah digunakan. Catridge Filter tersebut berukuran 0,5 mikro yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri. kemudian disimpan di menara air.
19 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Kilas Balik
KEPULAUAN LINGGA MENJADI LOKASI PILIHAN ENJ UNSRI
E
kspedisi Nusantara Jaya (ENJ), merupakan bagian dari program tahunan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomaritim) Republik Indonesia. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Bertujuan untuk mengenalkan potensi budaya dan pariwisata yang ada di Indonesia. terkhusus wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Setiap tahunnya, Kemenkomaritim RI menyaring ribuan pemuda dari kalangan pelajar, dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk ikut serta dalam program ENJ. Umumnya, program ENJ berisi kegiatan pengabdian di wilayah kepulauan 3T, dengan pelaksanaan program yang meliputi lima aspek yaitu pendidikan, sosial, ekonomi, lingkungan dan pariwisata. Pada tahun 2018 ini, tercatat 525 mahasiswa dari 21 Universitas di seluruh Indonesia yang terpilih untuk turut mengabdi dalam program ENJ. Universitas Sriwijaya (Unsri) merupakan salah satu dari 21 Universitas yang ikut serta dalam program tersebut. Terdapat 25 peserta dari Unsri. Terdiri dari 20 peserta ENJ 2018 dan 5 peserta koordinator yang merupakan peserta ENJ 2017. Sebelumnya terdapat 400 peserta yang mengikuti seleksi melalui beberapa tahapan. Seleksi berkas, wawancara, pengiriman video program kerja, dan tes kepemimpinan. Peserta dibagi kedalam empat divisi, antara lain; Divisi kesehatan, pendidikan, sosial, dan publikasi dokumentasi. Agusnurdianto (22) sebagai Ketua Koordinator ENJ Unsri mengungkapkan bahwa setelah program selesai, masing-masing divisi akan membuat laporan pertanggungjawaban kepada Kemenkomaritim. Desa Pancur, Kecamatan Lingga Utara, Pulau Lingga, Provinsi Kepulauan Riau dipilih EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |20
sebagai lokasi program ENJ Unsri 2018. Nilva Lestari (21) selaku sekertaris pelaksana menjelaskan bahwa lokasi yang dipilih merupakan tempat yang stategis. “Pulau Lingga merupakan pulau yang terdekat, lokasinya strategis dan mudah dijangkau oleh transportasi.” Ungkapnya. Program pengabdian ENJ dilaksanakan selama 21 hari. Dimulai dengan jadwal keberangkatan pada Sabtu sore (25/8) sampai dengan Senin (24/9) mendatang. Selama di lokasi, peserta akan tinggal di rumah masyarakat, dan melakukan aktivitas pengabdian seperti mendirikan rumah baca impian, bersih-bersih pantai, serta mengeksplor kegiatan pariwisata yang ada di Pulau Lingga. Adapun 25 peserta ENJ Unsri adalah; Agusnurdianto (Ekonomi pembangunan 2015), Niva Lestari S (Pendidikan Kimia 2014), Desti Diana (Ekonomi Pembangunan 2014), Kurnia Agung Catur P (Ilmu Kelautan 2016), Windu Darma Setiawan (Peternakan 2016), Dika Ardila (Ilmu Kelautan 2016), Gede Maudita (Pendidikan Fisika 2016), Rahmat Fadli (Proteksi Tanaman 2016), Hendi Setiawan (Ilmu Hukum 2017), Heru Santoso (Biologi 2016), M.Dwiyas Alfarizi (Ilmu Kelautan 2016), Grees Nadya Simanjuntak (Peternakan 2016), Ayu Malinda (Teknik Tambang 2015), Herlita Gusmaini (Akuntansi 2016), Miko Sukron (Peternakan 2014), Hendi Julian (Teknik Mesin 2015), Fazri Ramadhan (Agribisnis 2016), Anjas Setiawan (Teknologi Hasil Pertanian 2016), M.Dian Al-khusni (Pendidikan Sejarah 2016), Aswar Anas (Pendidikan Sejarah 2015), Nadia Maulinda (Pendidikan Sejarah 2016), Fathul Arifin (Pendidikan Kimia 2016), Diki Tri Apriansyah P (Pendidikan Sejarah 2016), Muhammad Darmawan (Teknik Sipil 2012), M Iqbal Hersa (Ilmu Kelautan 2017), Jumat (24/8), diselenggarakan acara Pembekalan dan Pelepasan Peserta ENJ Unsri
2018 di Gedung Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsri Kampus Bukit, Palembang. Acara Pembekalan dan Pelepasan peserta dihadiri oleh Wakil Rektor 3, Perwakilan Kementerian Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia, Kepala Sub Kemahasiswaan Unsri, Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), dan peserta. Dalam sambutannya, Suhendar selaku Perwakilan dari Kemenkomatirim RI mengatakan bahwa, ENJ adalah garda terdepan bagi para pemuda untuk pengabdian, khususnya dalam hal kemaritiman di negeri ini. Sebelum mencapai tahap pelepasan, masing-masing peserta telah melakukan berbagai persiapan. Meliputi pengakraban umum, lalu dilakukan kumpul antar divisi-divisi (Sosial, Kesehatan, Pendidikan, Publikasi dan Dokumentasi), diskusi pada tiap-tiap divisi., diakhiri dengan rapat global. Pelepasan peserta ditandai dengan pemasangan slayer oleh Muhammad Suhendar. Salah satu peserta ENJ Unsri 2018, Herlita Gusmaini (20) dari divisi Kesehatan membagikan motivasinya mengikuti ENJ. Ia berkeinginan untuk mengimplementasikan secara nyata pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah. “Kami juga berharap dengan adanya peubahan kecil yang dilakukan selama pengabdian di Pulau Lingga akan membuat perubahan yang baik pula bagi masyarakat disana” ujarnya. (Safina Riski)
Kilas Balik
T
Sampah Berserakan di Terminal Unsri, Salah Mahasiswa atau PKL?
erminal dan Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sama halnya dengan PKL yang ada di terminal dalam kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya. Terminal merupakan lapak yang sangat menguntungkan bagi PKL, dikarenakan terminal merupakan tempat untuk menunggu bus serta ramai, dan hampir seluruh aktifitas mahasiswa berakhir di terminal. Contohnya ketika mahasiswa menunggu bus yang terlalu lama dan mahasiwa merasa lapar, akhirnya mahasiwa mencari PKL yang ada di sekitar terminal. Jarak antara terminal dan kantin yang cukup jauh membuat mahasiswa lebih memilih membeli jajanan PKL, tanpa memikirkan kebersihan makanan tersebut. Junaidi selaku Ketua Satpam Unsri mengatakan bahwa PKL yang ada di sekitar Unsri khususnya di terminal, sebenarnya ilegal. Unsri juga sudah menawarkan tempat untuk berjualan di kantin-kantin fakultas. Namun tetap saja, masih banyak pedagang yang memilih menjadi PKL di terminal Unsri untuk mencari nafkah. Pihak Unsri pun pernah menindak tegas PKL yang ada di terminal, dengan melarang PKL berjualan di terminal dalam Unsri. Cara ini memang berhasil membuat PKL yang ada di terminal menghilang, namun ternyata kepergian PKL tersebut tidak bertahan lama. Selang beberapa bulan kemudian PKL kembali membuka lapaknya di terminal Unsri, dan pihak Unsri hanya diam ketika PKL kembali berjualan di sekitar terminal. Pihak Unsri akan berupaya meningkatkan keamanan di setiap
gerbang dan lebih tegas melarang para PKL masuk ke dalam kampus. PKL sendiri sudah mengetahui resiko yang didapat jika masih tetap berjualan di dalam terminal Unsri, tapi tetap saja PKL tidak takut terhadap pihak Unsri yang melarang PKL berjualan di dalam terminal. Dampak negatif signifikan yang ditimbulkan oleh adanya PKL yaitu sampah. Sampah yang ada di terminal didominasi oleh plastik bekas makanan yang di jual oleh PKL. “Banyak sampah bekas plastik pembungkus makanan dan botol minuman yang mereka jual berserakan di terminal. Namun, sisi positifnya kita dapat membeli minuman dan makanan sembari menunggu bus.� Ujar Rani, mahasiswa Fasilkom. “Adanya sampah ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang membeli makanan di PKL, langsung saja seenaknya membuang sampah sembarangan, dan tidak memikirkan petugas yang membersihkan terminal.� Ujar Rizal, bagian rumah tangga Unsri. Penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk menjaga lingkungan terminal kampus dari sampah yang berserakan di sekitar kita. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, sehingga dapat menciptakan terminal Unsri yang bersih dari sampah. Selain itu, penambahan kotak sampah yang ada diterminal juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengurangi sampah yang berserakan. (Fadhlur Rahman) 21 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Profil Dosen
PEKERJA KERAS SEJAK KECIL
HINGGA MENJADI DEKAN DAN SEBAGAI WAKIL INDONESIA DI IPCC
P
ak Iskandar, begitulah sapaan kami kepada pria yang humoris dan murah senyum itu, pria kelahiran 4 Oktober 1972 itu tidak hanya aktif sebagai dosen namun juga sebagai peneliti sekaligus Dekan di Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sriwijaya. Pria yang memiliki nama lengkap Iskhaq Iskandar ini sangat hobi membaca, hobinya berawal dari kebiasaannya membaca buku yang biasa dibawakan oleh ayahnya dari perpustakaan sekolah, tempat sang ayah bekerja. Bahkan sempat terpatri di benak beliau jika besar kelak ingin menjadi seperti Habibi karena hobinya tersebut. Berbicara tentang masa kecilnya, Iskandar tumbuh dan besar dari keluarga sederhana, sang ayah berprofesi sebagai kepala sekolah dan ibunya seorang guru madrasah di kampungnya. Pria yang banyak menghabiskan masa kecilnya di ladang dan menggembala kambing ini tak sedikitpun mengenal yang namanya game, apalagi telivisi seperti saat ini. Ditambah dengan tidak adanya listrik pada waktu itu, sehingga saat malam tiba rumah beliau tidak ada pencahayaan selain lampu penerang. Iskandar kecil sangat
rajin beribadah, setiap malamnya ia pergi ke surau untuk mengaji, selain itu, pria yang dahulunya bercita-cita sebagai astronot ini juga rajin membantu orang tuanya berjualan kerupuk dan es yang dibawanya ke sekolah. Ketekunannya untuk menjajakan jualan orang tuanya dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bapak dari tiga orang anak ini merupakan alumnus dari jurusan fisika Universitas Sriwijaya. Setelah lulus dari Universitas Sriwijaya, Iskandar pernah bekerja di perusahaan swasta. Menjadi pekerja kantoran dan memakai kemeja serta dasi EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |22
di saat bekerja merupakan keinginannya sejak kuliah. Akan tetapi, lambat laun rasa bosan mulai muncul dengan profesi yang digelutinya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang dosen. Memilih untuk menjadi seorang dosen karena menganggap itu sebuah keunikan dan mengikuti keinginan orang tua yang ingin anaknya menjadi seorang dosen. Tidak hanya berprofesi sebagai seorang dosen, beliau pun bertekad untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Karena merasa tertantang dan menganggap bahwa jika sekolah ke luar negeri akan menambah wawasan serta lebih percaya diri. Namun, ia pun sadar bahwa tekad kuat juga harus dibarengi dengan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni dan menjadikan kebiasaan menulis serta penelitian sebagai ruh dan gaya hidupnya. Hingga pada tahun 2002 tepatnya di bulan April, Iskandar mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang dan berkesempatan untuk melanjutkan studinya di negara matahari terbit tersebut. Titik awal baginya menjadi seorang peniliti pun dimulai ketika melakukan penelitian khusus yang dilakukannya setelah mendapat gelar doktor. Tak hanya itu saja, Iskandar pun pernah tinggal selama beberapa waktu di negeri Paman Sam untuk melakukan penelitian. Sampai saat ini, banyak tema penelitian y a n g telah beli-
au lakukan. Salah satu tema penelitian yang telah menjadikan Iskandar sebagai wakil Indonesia di (Intergovernmental Panel on Climate Change) IPCC, sebuah organisasi yang berada langsung di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kala itu penelitian yang dilakukannya mengenai interaksi laut dan atmosfer di kawasan Indonesia maritim sekitaran samudera hindia dan pasifik. Motivasi terbesar Iskandar berasal dari kehidupannya sendiri, sejak kecil ia sudah terbiasa untuk bekerja keras dan ditempa dengan didikan keras sang ayah. Berkat didikan sang ayah, Iskandar pun merasa sangat bersyukur dengan apa yang telah dirasakannya saat ini. Ia pun selalu ingat pesan ayahnya bahwa yang hanya dapat diwariskan itu ilmu karena jika yang diwariskan harta maka akan habis, lain dengan ilmu yang akan membuat bertahan hidup. Tidak hanya sibuk menjadi seorang peneliti, Iskandar pun beberapa kali menjadi pembicara di seminar baik nasional maupun internasional. Kesibukan inilah yang membuat Iskandar merasa kewalahan dalam membagi waktunya. Namun, beliau bercerita bahwa pada Ramadhan 2017 perlahan ia mulai dapat membagi waktunya. Cara yang Iskandar lakukan hanya dengan shalat diawal waktu dan membaca Al-Quran setiap habis shalat bagi seorang muslim, karena dengan begitu yang lainnya akan mengikuti. Atas semua yang telah dilakukan dan didapatkannya, ia tetap memiliki target besar kedepannya. Target utamanya ialah mempublikasikan jurnal nature yang belum satu pun orang Indonesia berhasil mempublikasikannya. Tak lupa pula, beliau memberikan tips kepada mahasiswa yaitu harus punya mimpi dan perbaiki attitude. Ketika kita malas ingatlah bahwa beasiswa seumur hidup yaitu beasiswa orang tua yang tidak hanya materi, tetapi doa orang tua. (Junian Chandra Adipraha)
Catatan Perjalanan
Eloknya
Wisata Tanah Bugis Makassar kota terbesar yang ada di Indonesia bagian timur, berada di Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar masuk dalam daftar 10 kota terbesar di Indonesia. Di balik keluasan kota, banyak budaya dan kuliner yang menjadi daya tarik pariwisata untuk liburan ke tanah asli masyarakat Bugis tersebut. Dua anggota dari LPM Gelora Sriwijaya yaitu Fajar Satria dan Viko Oktara berkesempatan untuk menjejakkan kaki di kota Daeng ini dalam rangka Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional, ngomongin soal objek pariwisata, Pantai Losari merupakan satu di antara banyak objek wisata yang ada di Makassar. Keunikan pantai yang memesona para wisatawan bisa menyaksikan langsung matahari terbit dan tenggelam di posisi yang sama, beda sama di tempat lain posisi sunrise dan sunset akan berbeda. Selain memiliki pemandangan yang indah, Pantai Losari juga memiliki masjid terapung yang disebut Masjid Amirul Mukminin. Keberadaan masjid tersebut menambah indahnya kota Makassar, yang juga memiliki wisata religius yang berada di dekat pantai. Momen paling indah ketika menunggu adzan maghrib tiba, untuk melaksanakan shalat di Amirul Mukminin, juga menikmati sunset di Pantai Losari. Keistimewaan kota Makassar tidak hanya berada di Pantai Losari, masih banyak tempat wisata yang tidak kalah uniknya juga. Tidak jauh dari pantai Losari ada Fort Rotterdam atau dikenal juga dengan nama Benteng Ujung Pandang. Ini adalah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo dan kolonial Belanda yang terletak di pinggir pantai sebelah barat kota. Bentuknya mirip penyu. Menurut cerita, bentuk penyu sesuai dengan filosofi masyarakat Makassar yang hidup di darat tapi juga
berjaya di lautan. Pintu masuk Fort Rotterdam memiliki pintu yang mencapai tiga meter, memasuki bagian dalam benteng eks Kerajaan Gowa-Tallo, para pengunjung langsung disambut pemandangan taman hijau yang berada di tengah-tengah benteng. Di dalam benteng tersebut, pengunjung bisa melihat bangunan-bangunan peninggalan zaman Belanda, dan para wisatawan juga dapat mengunjungi Museum La Galibo yang juga berlokasi di dalam benteng. Museum La Galibo menyajikan koleksi benda-benda bersejarah dari mulai zaman prasejarah yang menampilkan fosil bebatuan dan senjata-senjata kuno masyarakat Sulawasi Selatan, hingga perkembangan budaya di masa modern. Selain benda-benda peninggalan orang terdahulu, di dalam Museum tersebut kita bisa melihat, sebuah miniatur kapal Pinisi terpanjang di salah satu sudut museum yang menggambarkan tentang masyarakat Sulawesi Selatan yang memang dikenal sebagai seorang pelaut. Setelah menyusuri Pantai Losari dan Fort Rotterdam, tidak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khas masyarakat kota Anging Mammiri, Mulai dari es Pisang Ijo hingga Pisang Epe dengan siraman gula yang legit. Jajanan khas Makassar memang banyak menggunakan bahan pisang. Misalnya saja es pallu butung, es pisang ijo dan yang satu ini adalah pisang epe. Pisang epe dibuat dengan cara pisang dipipihkan dan dibakar. Kemudian disajikan dengan saus gula merah cair. Camilan manis ini sangat populer di Makassar, bahkan di Pantai Losari dan menjadi salah satu makanan khas di sana. Menyantap pisang epe, paling enak sekaligus menikmati keindahan laut. Masih ngomongin kuliner khas Makassar,
ada satu lagi jajanan yang sangat dicari dan dikangenin oleh wisatawan setiap ke Makassar, yaitu Coto Makassar atau yang kadang disebut dengan nama Coto Mangkasara merupakan kuliner khas kebanggaan masyarakat Makassar, Kuahnya dibuat dari rebusan jeroan bercampur daging sapi yang diiris-iris kecil-kecil. Biasanya soto ini dinikmati bersama ketupat atau burasa khas Makassar. Banyak para turis atau masyarakat lokal beranggapan, dengan menghirup kuah Coto Makassar, perasaan resah, gelisah, stress dapat langsung hilang dengan mudah. Setelah menjelajahi dan mencicipi kuliner kota Makassar, tidak lengkap kalo tidak mengunjungi salah satu daerah yg terkenal di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai tempat pembuatan kapal bersejarah, yaitu Kapal Pinisi, yang sudah menjadi salah satu warisan dunia dan dinyatakan langsung oleh UNESCO. Perahu Pinisi termasuk alat transportasi laut tradisional masyarakat Bugis yang sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu. Menurut cerita di dalam naskah Lontarak I Babad La Lagaligo, Perahu Pinisi sudah ada sejak abad ke-14 M. Hingga saat ini, Kabupaten Bulukumba masih dikenal sebagai produsen Perahu Pinisi, dimana para pengrajinnya tetap mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu tersebut, terutama di Keluharan Tana Beru. Selain menjadi daerah yg dikenal sebagai pembuat kapal bersejarah, kabupaten Bulukumba dikenal juga dengan objek wisata yang menarik, yang tepatnya berada di pantai Tanjung Bira. Tanjung Bira merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan asing yang datang ke sana. Tanjung bira tentu saja menawarkan hal seperti pantai putih, alam bawah laut dan juga pemandangan senja yang tidak ada duanya. Di sekitaran pantai juga telah disediakan arena permainan, seperti, Snorkling, Banana boat, dll. Namun Ciri khas utama dari tempat wisata tersebut, Tanjung Bira memiliki pasir pantai yang sangat halus, bahkan sangat kecil sehingga terasa seperti tepung. Banyak laut dan pantai yang tentu saja tidak memiliki ciri khas seperti ini. Sedangkan tanjung bira tentu saja memilikinya. Selain Pantai Tanjung Bira anda bisa mengunjungi wisata lainnya seperti pulau kambing dan pulau liukang. (Fajar Satria)
23 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Suasana pagi hari Pantai Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Terdapat wahana banana boad, serta kuliner tersedia di tepi pantai. Hal istimewa dari Pantai Tanjung Bira adalah pasirnya yang putih dan air lautnya yang jernih. Minggu (07/04/2018). Sumber Foto: Kru LPM GS
EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |24
25 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Kampusiana
PENANAMAN 2500 POHON PADA PELAKSANAAN PK2
Foto: Suasana penanaman 5.000 pohon buah dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus 2018 dan peresmian Kebun Raya Sriwijaya pada 3 Agustus 2018.
B
eberapa waktu lalu pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) di Universitas Sriwijaya sukses dilaksanakan. Sekitar 8.000 Mahasiswa Baru (Maba) diterima dan resmi menjadi bagian dari keluarga mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri). Bukan hanya mahasiswa yang berasal dari Indonesia, juga ada beberapa yang berasal dari luar negeri. PK2 sendiri merupakan salah satu agenda besar Unsri, sehingga setiap kegiatan yang berlangsung harus diperhatikan dengan baik. Manfaat dan esensi kegiatan tersebut memberi pengetahuan bagi Maba. Selain itu, pihak rektorat sebagai penanggung jawab acara tidak ingin ketinggalan untuk mempromosikan dan menunjukkan salah satu program unggulannya. Penanaman bibit pohon bersama di Taman Firdaus yang masih dalam proses pembuatan dijadikan sebagai agenda utama di hari ketiga PK2. “Mahasiswa merupakan bagian dari kesuksesan program ini”, ucap Wakil Rektor (WR) II Mukhtaruddin, dalam menyampaikan sambutannya. Secara bersamaan seluruh Maba ikut andil melakukan penanaman bibit pohon secara simbolik. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sengaja membawa bibit pohon sendiri dikumpulkan bersama dengan bibit pohon lainnya. Penanaman bibit pohon dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, dilakukan atas kerja EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |26
sama dosen dan karyawan Unsri. Dilanjutkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri. Lalu pada bulan April lalu, penanaman bibit pohon dilakukan di lahan depan masjid Al-Ghazali kampus Unsri Indralaya. dilakukan seusai Shalat Subuh berjamaah dipimpin langsung oleh Anis Saggaff selaku Rektor Unsri. Muhammad Najhan Trialdy Pryanka mahasiswa dari jurusan Teknik Elektro mengungkap kegembiraanya dalam kegiatan ini. “Saya sangat bangga menjadi perwakilan Fakultas Teknik. Harapan saya penanaman ini bisa sukses membantu meningkatkan populasi paru-paru bumi, agar tidak semakin kotor dan juga banyak tempat resapan air,” ungkapnya. Total keseluruhan bibit pohon saat PK2 berjumlah 2.500. Masing-masing fakultas mendapat 250 bibit pohon. Kurang lebih 150 spesies di tanam di Taman Firdaus, bibit pohon tersebut adalah buah khas dari Sumatera Selatan yang sudah langka. “Ada duku, rambai, gendarian, durian khusus dari Komering, lalu ada sawo dusun, beda dengan yang biasanya di tanam di sekitar rumah dan ukurannya kecil. Kalau sawo dusun ini ukurannya besar. Duku Komering ada banyak disini,” tambah WR II. Dari beberapa bibit pohon tersebut merupakan sumbangan dari beberapa instansi dan alumni Unsri. ”Kami dari rektorat mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas partisipasi dari dinas yang telah memberikan
sumbangan bibit, ada banyak dinas termasuk kabupaten kota memberikan bibit ke kita. Dari 5.000 batang yang telah di tanam sebagian kita beli, sebagian besarnya adalah sumbangan”, tambahnya. Dari keseluruhan bibit pohon yang disediakan untuk penanaman bersama, hanya beberapa bibit saja yang di tanam sebagai bentuk simbolik. Sementara sisa bibit yang lainnya memang sengaja disisakan yang kemudian akan dipetakan dan di pupuk terlebih dahulu sesuai dengan jenis pohonnya. Pemupukan dilakukan oleh tim dari Taman Firdaus. Dengan menanam beberapa jenis buah yang sudah langka tersebut, maka Unsri telah berperan aktif dalam mempertankan dan melestarikan kekayaan alam di Indonesia, khususnya di Unsri sendiri. Program yang digalangkan akan selesai dalam dua sampai tiga tahun ini, nantinya akan menjadi landmark di Unsri. Selain itu, menjadi pusat penelitian yang terkait dengan pertanian dan perikanan. “Dibelakang situ ada danau yang jadi bagian dari jatah perikanan. Jadi mahsiswa akan praktek di sini,” sambung WR II. Luas lahan Unsri mencapai 712 Hektar menjadi keuntungan yang sangat besar. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur berupa taman. Bukan hanya untuk mahasiswa saja, melainkan dosen, karyawan dan masyarakat yang tinggal di
Kampusiana
sekitar Unsri dapat menikmatinya nanti. Dari lahan tersebut tidak semuanya ditanami buah, tetap ada lahan yang masih dipelihara keaslian hutannya. Lahan kosong tersebut digunakan untuk kebutuhan praktik mahasiswa Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Jadi, pusat penelitian yang berkaitan dengan buah-buahan dapat dilakukan di sini (Taman Firdaus). Disebut juga menjadi botanic garden, pusat buah-buahan. Melansir dari Wikipedia, kebun botani (botanic garden) atau yang disebut juga dengan kebun raya adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Sesuai dengan pengertian tersebut WR II menyatakan bahwa mencita-citakan botanic garden yang akan menjadi kenyataan dalam dua atau tiga tahun lagi. Sebagai upaya untuk membuat ruang terbuka hijau yang tidak hanya menguntungkan bagi warga Unsri saja, melainkan juga bagi satwa yang tinggal di sekitar. Selain itu, pihak rektorat menambahkan bahwa adanya penanaman pohon tersebut sebagai Edu Eco Tourism, bisa dinikmati oleh masyarakat luar. Edu atau singkatan dari edukasi berarti berhubungan dengan pendidikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, taman ini memang sengaja dibuat untuk kepentingan edukasi atau pendidikan dan menjadi media praktik bagi mahasiswa Unsri. Lalu yang kedua adalah Eco atau singkatan dari ekonomi. Mengingat bahwa taman tersebut nantinya juga akan dibuka untuk masyarakat umum maka, momen ini bisa digunakan menjadi sumber pendapatan baru bagi Unsri. Hasilnya nanti pun bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dan kepentingan perkembangan di Unsri. Luasnya lahan yang digunakan tentu saja tenaga kerja yang dibutuhkan akan semakin banyak. Sehingga bisa menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, dapat mengurangi angka penganggu-
ran dan meningkatkan perekonomian rakyat. Sedangkan tourism atau menjadi tempat wisata. Banyaknya aneka jenis pohon yang ditanam dan di kembangkan bisa menjadi destinasi tempat wisata baru bagi masyarakat, juga bisa mengedukasi pengunjungnya. Hal ini berhubungan juga dengan ekonomi, karena dengan banyaknya pengunjung maka akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pihak Unsri. WR II menjelaskan, tepi danau di Taman Firdaus akan menjadi pedestrian yang digunakan sebagai tempat berjalan-jalan dan menjadi pusat rekreasi. Hal ini diilhami dari konsep Batu Malang, selain itu hasil pohon yang sudah berbuah bisa di jual. Dibukanya Taman Firdaus untuk masyarakat umum tentunya harus diimbangi dengan penjagaan dan penangan yang tepat, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. WR II menyatakan dengan jumlah warga Unsri yang kurang lebih berjumlah 36.000 orang dan setiap masing-masing ikut serta dalam mengawasi. Maka secara tidak langsung Unsri telah mempunyai 36.000 “satpam” yang berperan dalam pengawasan dan keamanan. “Jadi rencananya setiap pohon itu diberi nama, bisa untuk 3 orang. Namun karena waktu tidak cukup maka tidak bisa mempersiapkan itu”, ucap WR II. Tujuan diberikannya nama pada masing-masing pohon agar orang tersebutlah yang menjadi penanggung jawab untuk merawatnya bahkan sampai tamat. Kemudian bila ada tanaman yang mati bisa langsung melapor dan akan segera diganti. Ide tersebut bagus bila terealisasikan, karena mahasiswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi untuk turut menyukseskan pertumbuhan dan penyempurnaan tanaman yang ada di Taman Firdaus. Mahasiswa harus menahan dulu keinginannya untuk segera mencicipi hasil buah dari pohon yang di tanam. Menurut surat edaran rektor buah atau hasil dari pohon tersebut belum boleh di ambil untuk waktu sekarang, karena belum ada teknisnya. Hal ini juga ditegaskan dengan adanya beberapa papan pengumuman
yang melarang untuk memetik dan mengambil buah. Papan pengumuman sudah terpasang di beberapa titik, salah satunya di sekitar lapangan sepak bola depan gedung rektorat. Keterlibatan mahasiswa terkhususnya Maba dalam penanam pohon mendapat apresiasi dari Mukhtaruddin selaku WR II. Beliau menyatakan dengan terlibatnya Maba dalam program ini memberikan perasaan bahwa sudah menjadi bagian dari keluarga mahasiswa Unsri. Penanaman pohon tentu saja adalah program jangka panjang. Seperti ungkapan WR II “penanaman ini bukan hanya untuk kita tapi juga untuk next generation.” Saat ini kita masih berada di tahap awal proses penanaman, selanjutnya akan menghadapi tahap perawatan dan pengembangan. Pada tahap akhir yaitu menikmati hasil dari serangkaian proses tersebut. “Tentunya kita harus senantiasa ikut serta untuk mengawasi dan turut andil selama proses pertumbuhan pohon tersebut agar di dapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.” Trisno selaku Presiden Mahasiswa Unsri mengumpamakan mahasiswa layaknya bibit pohon. “Ini merupakan refleksi dari kita, dimana pada hari ini kita sebagai bibit pohon yang perlu ditanam yang kemudian perlu disiram sebagaimana teman-teman menempuh pendidikan dan menuntut ilmu, dan juga selalu memberikan yang terbaik bagi Unsri.” Ia menambahkan bahwa untuk kedepannya sebagai mahasiswa bisa merelaksasikan apa yang menjadi tujuan kita kedepannya, sama halnya dengan Unsri yang mempunyai Taman Firdaus , kita bisa mewujudkannya bila dilakukan secara bersama-sama. “Kami sangat mendukung kegiatan ini dan harapannya bisa mengapresiasi terhadap pihak rektorat apabila taman ini akan di bentuk sebaik-baik mungkin, mari kita dukung bersama-sama,” ungkap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Unsri Adi Wiratama. (Furry Aura Bahri) 27 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Fenomena
B
ayangan merupakan sebagian kecil kisah dari masa lampau yang penuh cerita, bayangan menjadi permainan unik yang selalu menjadi daya tarik ketika masa kecil itu datang. “injak bayangan itu - injak bayangan itu� permainan menginjak bayangan lawan yang sering kali dimainkan ketika siang hari. Bayangan selalu identik dengan kondisi lingkungan yang panas dengan posisi matahari tepat berada diarah utara jarum jam. Kadang kala bayangan juga dipermainkan saat malam hari dengan kondisi gelap diliputi dengan sebuah lilin dengan kondisi tangan kita membentuk sesuatu yang menakjubkan. Bayangan kini menjadi daya tarik yang tak terelakkan. Berbagai kejadian-kejadian kerap kali disangkut pautkan dengan berbagai mitos yang berkaitan dengan bayangan, namun hal itu masih bisa dimaklumi meningat Indonesia berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki berbagai keyakinan yang berbeda-beda. Setiap orang tentunya memiliki bentuk bayangan masing-masing tergantung dengan kondisi matahari dan jarum jam. Masyarakat dulu memanfaatkan bayanEDISI KE IX | LPM GS UNSRI |28
gan untuk melihat waktu dan pertanda untuk memulai ibadahnya. Hal ini karena pengaruh teknologi yang belum masuk dalam kehidupan masyarakat. Arah dan bentuk atau besaran bayangan akan mempengaruhi waktu yang dilihat. Berbicara mengenai keajaibannya bayangan itu sendiri, Indonesia mengalamai Fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Hari Nir Bayangan atau dapat juga disebut sebagai titik kulminasi matahari. Hari Tanpa Bayangan adalah sebuah istilah untuk menyebutkan bayangan yang tidak terlihat, karena tepat berada di bawah benda. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) hari tanpa bayangan merupakan peristiwa ketika matahari berada tepat di atas khatulistiwa. Saat matahari transit/kulminasi atau berada di atas kota tersebut. Alhasil pada siang hari sang surya tepat berada di atas kepala dan mengakibatkan tidak adanya bayangan. Fenomena Hari Tanpa Bayangan bukan hanya dirasakan langsung di Indonesia. Namun negara-negara lain di berbagai belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa juga turut menyaksikannya.
LAPAN menyatakan bahwa negara-negara seperti Amerika Selatan, Ekuador, Brasil, dan Afrika Selatan juga mengalami Fenomena Hari Tanpa Bayangan ini. Namun dengan berbagai perbedaan perayaan dan penyambutan saat Fenomen terjadi. Di negara Amerika khususnya di Lakota, Midwest AS ketika terjadinya fenomena langka ini melakukan perayaan berupa upacara adat yang bernama Sacred Pipe (rokok suci). Mereka melihat konstelasi bintang menyerupai batang kering, penduduk Lakota melakukan tradisi migrasi kerbau besar di AS sesuai dengan pergerakan matahari dan bintang. Mereka percaya pada saat fenomena menarik ini terjadi mereka akan melakukan dan mengikuti serangkaian upacara dengan tujuan untuk menyambut kehidupan di bumi dan mengirim jiwa-jiwa yang telah mati untuk beristirahat sebentar di inti Bima Sakti. Hari Tanpa Bayangan terjadi dua kali dalam setahun di setiap daerah yang berada di garis equator atau khatulistiwa, yaitu garis khayal yang membagi bumi menjadi dua bagian yaitu utara dan selatan. Pada tahun 2018 Indonesia mengalami Hari
Tanpa Bayangan tepat pada tanggal 21 Maret dengan titik puncak atau kumulasi pada pukul 11.50 WIB dan 23 September 2018 untuk daerah Pontianak. Setiap daerah atau kota yang berada di antara 23,4 Lintang Selatan (LU) dan 23,4 Lintang Utara (LU) juga akan merasakannya. Namun tidak perlu khawatir bukan daerah yang berada tepat di equator saja yang bisa menyaksikannya, tetapi masyarakat tanah air yang daerahnya hanya di lewati garis katulistiwa juga dapat menyaksikan dan mencoba langsung fenomena hari Tanpa Bayangan ini. Daerah-daerah yang akan mengalami Hari Tanpa Bayangan yaitu mulai dari Bonjol (Sumatera Barat), Bontang (Kalimantan Timur), Riau, Parigi Moutong (Sulawesi Tengah), Kepulauan Kayoa (Halmahera Selatan), Amberi (Sulawesi Tenggara), hingga Gebe (Halmahera Tengah) juga yang dekat dengan ekuator, mengalami hari tanpa bayangan pada hari yang sama. Di beberapa daerah sudah diprediksi kapan terjadinya fenomena ini dilansir dari laman detik.com yaitu : Denpasar : 26 Februari dan 16 Oktober 2018 Jakarta : 5 Oktober dan 9 Oktober 2018 Belitung : 13 Maret dan 1 Oktober 2018 Pontianak : 21 Maret dan 23 September 2018 Sabang : 5 April dan 8 September 2018
Fenomena Hari Tanpa Bayangan tak terlepas dari peristiwa Equinox, LAPAN menjelaskan bahwa Equinox adalah fenomena saat matahari melintas di garis khatulistiwa. Sedangkan Hari Tanpa Bayangan adalah efek yang terjadi karena adanya equinox. LAPAN menyebutkan bahwa nama ilmiah untuk fenomena pada tanggal 21 Maret 2018 adalah Vernal Equinox, yang berasal dari kata vernusyang artinya musim semi, serta equus yang artinya sama, dan noct yang artinya malam. Equinoks berakar dari kata Latin aequus (setara) dan nox (malam), yang dapat diartikan setara dengan malam atau kondisi malam dan siang memiliki durasi yang sama. Peristiwa Equinox bukan hanya memberikan dampak berupa fenomena hari tanpa bayangan, namun juga akan memberikan pengaruh yang lainnya yang ten-
tunya akan membawa dampak yang sama terhadap hari tanpa bayangan. Dilansir dari laman Kincir.com pengaruh dari peristiwa Equionx adalah meningkatnya suhu udara. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) udara disekitar akibat dari peristiwa equinox akan sedikit berubah atau bahkan suhu udara meningkat, namun masih dalam keadaan normal berkisar 3134oC. Kecil kemungkinan suhu yang digadang-gadang akan mencapai 40o C. Selain itu peristiwa Equinox akan memberikan pengaruh berupa gangguan sinyal, hal ini hampir menyerupai Sun Outage yaitu saat satelit berada di antara bumi dan matahari. Saat itu, penerima satelit bumi akan terganggu oleh sinyal yang kuat dari matahari sehingga beberapa gambar TV akan hilang atau terganggu. Pengaruh yang lainnya yang masih menjadi pertanyaan besar yaitu berdirinya telur ketika peristiwa ini. Tepat di Pontianak di sekitar tugu khatulistiwa banyak masyarakat sekitar yang meletakan telur untuk melihat dari fenomena langka ini. Namun menurut ilmu fisika dan astronomi hal ini tidak lah dibenarkan. Dampak yang terakhir yang akan dirasakan ialah pergantian musim, terutama pada daerah yang berada pada belahan Bumi Utara dan Selatan yang beriklim subtropis. Di indonesia tentunya mengalami peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau atau yang sering disebut dengan pancaroba. Selain dipengaruhi oleh peristiwa Equinox Fenomena Hari Tanpa Bayangan juga terjadi dikarenakan oleh beberapa hal yaitu : 1. Kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap bidang orbit bumi. Kemiringinan sumbu rotasi itu menyebabkan matahari tampak berubah posisi dari selatan ke utara (deklinasi matahari), matahari berada di atas lintang -23,5 derajat hingga +23,5 derajat. 2. LAPAN menjelaskan bahwa bumi yang mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dalam periode 365 hari akan mengakibatkan Garis Edar Bumi yang berbentuk lonjong membuatnya bergerak lebih cepat dan kadang bisa
bergerak lebih lambat. 3. Dilansir dari laman BBC terjadi ketika posisi matahari di langit sama dengan lintang tempat suatu kota, pada tengah hari matahari tepat berada diatas sehingga benda tegak dan bayangannya jatuh di dasar benda tersebut. Matahari berada tepat di garis ekuator sehingga bayangan tegak lurus akan menjadi begitu pendek sehingga tidak tampak. Terjadinya Hari Tanpa Bayangan tentu saja akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi masyarakat sekitar yang mengalami fenomena ini. Apalagi masyarkat yang berada di belahan bumi bagian Utara dan Selatan atau yang berada pas pada titik ekuator. Pengaruh akibat yang akan dirasakan oleh masyarakat adalah yang pertama matahari akan terasa lebih terik dari biasanya. Pada saat terjadi Fenomena Hari Tanpa Bayangan posisi matahari tepat berada pada garis ekuator yang pastinya akan memberikan dampak berupa solstice (titik balik matahari). Solstice adalah titik balik matahari ketika matahari berada pada titik paling Utara atau Selatan. Dengan adanya Solstice ini dapat dikatakan sebagai penanda atau peringatan akan terjadinya puncak musim dingin atau panas. Kedua, posisi mataharari tepat berada di atas kepala. Setiap orang yang berada pada wilayah yang terpapar langsung oleh fenomea unik ini akan merasakan bahwa matahari terasa hampir tepat di atas kepala pada waktu tenagh hari. Ketiga akan terjadi perubahan musim. Pada tanggal 21 Maret 2018 yang lalu di Indonesia terjadi perubahan musim yang dipengaruhi oleh peristiwa Equinox dan Hari Tanpa Bayangan. Terjadinya perubahan empat musim di wilayah subtropis dan musim kering-basah di Indonesia. Lalu yang terakhir adalah terjadinya siang dan malam yang berlangsung selama 12 jam, pada saat fenomena berlangsung durasi siang dan malam di seluruh dunia akan berlangsung sama. Pada tanggal 21 Maret 2018, matahari akan mencapai titik puncak pada pukul 11.50 WIB yaitu titik kulminasi, setelahnya matahari akan turun hingga terbenam di titik barat pada enam jam kemudian. (Anisa Leha) 29 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Resensi Film
Judul Fllm : Black Panther Genre : Film Laga, Petualangan, Fantasi Produksi : Keven Feige Sutradara : Ryan Coogler Penulis : Ryan Coogler, Joe Robert Cole Produksi : Marvel Studios, Walt Disney Studios,Motion Pictures Durasi : 2 Jam 15 Menit Pemain : Chadwick Boseman, Lupita Nyong’o, Michael B.Jordan, Danai Gurira, Letitia Wright, Daniel Kaluuya, Angela Bassett, Andy Serkis, Winston Duke, Martin Freeman, Forest Whitaker, Sterling K.Brown,Florence Kasumba, John Kani, Isaach De Bankole, Sydelle Noel, Atandwa Kani, Shaunette Renee Wilson, Lucy Hockings, David S.Lee.
Wakanda:
Negara Kaya dan Berteknologi Canggih
W
akanda merupakan sebuah negara di Benua Afrika. Wakanda mempunyai suku yang beragam kekayaan yang melimpah, serta kemajuan teknologi yang sangat canggih. Namun dari kelebihan negara tersebut,mereka cenderung menutup diri terhadap dunia luar. Hal ini dilakukukan untuk melindungi sumber daya alam utama mereka yaitu vibranium agar tidak dirampas orang asing. Setelah Raja Wakanda sebelumnya meninggal, tahta Raja kemudian diturunkan oleh anaknya yang bernama T’cahlla (Chadwick Boseman). Tak hanya berperan sebagai Raja, dia juga harus melindungi Wakanda dengan beraksi sebagai superhero Black Panther. Tak lama setelah penobatannya, T’cahlla dihadapkan dengan berbagai permasalahan seperti perpecahan yang terjadi di Negara tersebut di mana terdapat pihak yang ingin mempertahankan tradisi para leluhur dengan pihak yang ingin membuka diri terhadap dunia luar, serta kehadiran sosok misterius bernama Erik Killmonger (Michael B.Jordan) yang tiba-tiba muncul di Wakanda untuk balas dendam terhadap kematian ayahnya. Pertandingan adu kekuatan pun terjadi antara Erik dan T’cahlla, yang akhirnya dimenangkan oleh Erik, dan T’cahlla pun dibuang ke dasar air terjun, sang ibu serta Nakia (Lupita Nyong’o) – mantan EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |30
pacar T’cahlla menyembunyikan diri ke tengah hutan. Semenjak Erik Killmonger menjadi raja banyak perubahan yang terjadi. Dimulai dari isi kerajaan sampai peraturan kerajaan dan semua itu tidak dapat diterima karena sudah terlalu melampaui nilai-nilai leluhur Wakanda. Sosok Raja T’cahlla digambarkan adalah sosok raja yang bijaksana, tegas, memikirkan kesejahteraan rakyatnya, dan keamanan bagi negaranya, termasuk bisa dikategorikan raja atau sosok pemimpin yang diimpikan setiap Negara. Dan film ini juga menjadi jembatan penghubung antara benua Afrika dengan negara-negara lain, bahwa benua tersebut juga mempunyai keindahan kekayaan serta sumber daya alam yang melimpah. Penonton juga bisa tahu bagaimana kehidupan menjadi pemimpin di sebuah Negara, bahwa menjadi pemimpin tidaklah semudah yang dibayangkan. Sosok Raja T’cahlla adalah raja yang mampu membawa warna baru terhadap Wakanda, ia mampu bekerja sama dengan dunia luar serta mampunmenggabungkan modernisasi tanpa meninggalkan nilai-nilai para leluhur yang akhirnya dapat diterima oleh para pemimpin di berbagai suku Wakanda Sosok Raja T’cahlla digambarkan adalah sosok raja yang bijaksana, tegas, memikirkan kesejahteraan rakyatnya, dan keamanan bagi negaranya, termasuk bisa dikategorikan raja
atau sosok pemimpin yang diimpikan setiap Negara. Film ini juga menjadi jembatan penghubung antara benua Afrika dengan negara-negara lain, bahwa benua tersebut juga mempunyai keindahan kekayaan serta sumber daya alam yang melimpah. Penonton juga bisa tahu bagaimana kehidupan menjadi pemimpin disebuah Negara, bahwa menjadi pemimpin tidaklah semudah yang dibayangkan. Sosok Raja T’cahlla adalah raja yang mampu membawa warna baru terhadap Wakanda, ia mampu menggabungkan antara modernisasi,dan hubungan kerjasama dunia luar tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur serta dapat diterima oleh para pemimpin di berbagai suku Wakanda Unsur perpaduan juga terlihat di alur cerita. Black Panther bisa menggabungkan berbagai macam elemen seperti, aksi petualangan, percintaan, drama, keluarga, bahkan politik. Akting yang baik oleh para pemain Black Panther membuat film ini semakin enak untuk dinikmati. Selain itu, terdapat sosok yang mencuri perhatian yaitu Shuri (Letitia Wright), adik T’cahlla yang teryata lebih dahulu mengikuti zaman modernisasi dunia luar. Visualisasi Wakanda bisa dibilang daya tarik utama Black Panther. Sutradara sekaligus penulis scenario, Ryan Coogler mampu menunjukkan perpaduan unik Wakanda dengan eksotisme alam, tradisi, hingga kostum masyarakat yang terlihat indah serta gedung gedung pencakar langit dan teknologi teknologi canggih yang bernuansa futuristik bisa dibilang sangat mengagumkan. Di balik film yang berhasil membuat kita terpukau, Black Panther juga mempunyai beberapa kekurangan, seperti lagu pengiring yang dirasa kurang berkena saat adegan perkelahian, serta penonton sangat menyangkan akhir cerita, saat pertarungan antara T’cahlla dan Erik Killmonger yang mengakibatkan Erik meninggal, padahal akan lebih bagus apabila Erik diceritakan tetap hidup dan menjadi sosok yang lebih baik sehingga bisa membuat negara Wakanda menjadi lebih kuat karena adanya 2 Black Panther yang bisa saling membantu satu sama lain. (Wahyudi)
Resensi Buku
Judul : Ikan – ikan mati Penulis : Roy Saputra¬¬ Penyunting : Juliagar R.N Penyunting akhir : Agus Wahadyo Penerbit : Mediakita Tahun terbit : 2017 Tebal : 318 halaman Media sosial tidak hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi saja melainkan sudah menjadi medan tempur bagi warga net Indonesia yang mudah terselut emosinya dengan berita yang belum tentu kebenarannya. Status-status dipenuhi kebencian, sindiran, makian, hingga artikel hoax menyebar dengan cepat memprovokasi orang-orang yang gemar meneruskan tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Hiruk pikuk konflik sosial terus mengalir seiring berjalannya waktu, hingga muncullah sebuah produk inovasi yang dibuat pemerintah bernama Indonesia Kindness Application (IKA). Aplikasi ini dirancang mampu menyortir berita hoax, serta bisa menyaring halhal buruk di dunia maya, agar yang mucul setelahnya hanyalah kebaikan. Sebagai bentuk apresiasi dari postingan positif tersebut, IKA akan memberikan point yang dapat ditukarkan dengan promo di berbagai merchant yang tersedia, sebaliknya jika yang posting adalah hal-hal buruk atau negatif maka point yang dikumpulkan otomatis akan terpotong. Dalam novel ini menceritakan kondisi Jakarta belasan tahun dari sekarang, di mana penggunaan tekonolgi terutama smartphone
Aplikasi Masa Kini Pemicu Adiksi sangat ditonjolkan. Gilang Kusuma salah satunya, berprofesi sebagai banker di Bank Republik, pengguna setia IKA satu ini berkesempatan bergabung dengan task force untuk merumuskan fitur baru IKA. Selama masa karantina, Gilang merasakan ada keganjilan terhadap proyek tersebut dimana ia hanya diminta membaca modul-modul tanpa terlibat langsung dalam teknisi pengembangan fitur baru. hal mengejutkan lainnya baru ia sadari saat makan siang bersama pak Jack – penggagas IKA. Temuanya ini, kemudian membawanya pada sesuatu yang tidak pernah terlintas dipikirannya. Titik-titik buram yang selama ini ia hiraukan, membentuk sebuah pola yang berhubungan satu sama lain. Semuanya berujung pada pak Jack yang ia anggap telah menyalahgunakan wewenangnya. Kehadiran sosok Citra yang berbeda dengan perlikaku masyarakat pada umumnya telah memberikan sudut pandang tersendiri mengenai perilaku orang-orang yang menurut Citra seperti ikan-ikan mati–Selalu mengikuti trend di masyarakat, mengganti gadget dengan keluaran terbaru, dan memposting kegiatan sehari hari di media sosial merupakan sesuatu yang wajib dilakukan. “the real question is, why do we have to be the same? Kita bukan ikan mati kan, Lang? yang mengambang dan hanyut terbawa arus?” (halaman : 132) Berkat pemahaman Citra tentang perilaku
manusia inilah yang membuka pemikiran Gilang tentang ketergantungan suatu aplikasi IKA untuk mengambil keputusan seperti makan apa atau di mana, semua itu berdasakan promo yang ada di aplikasi tanpa mempedulikan cita rasa yang dihidangkan. Perjalanan Gilang untuk keluar dari arus tersebut mengantarkannya pada misi setengah bunuh diri. Bersama teman-temannya, Gilang berupaya untuk membongkar apa yang selama ini dianggap ‘menyamakan keberagaman’. “Sekarang atau nanti, kita pasti harus memilih. Karena hidup ini memang pilihan. Sampai kapan kita engga mau belajar ngambil resiko atas keputusan yang kita ambil? Mau terus bergantung pada aplikasi?” (halaman : 278) Novel ikan-ikan mati ini mengangkat tema yang benar-benar dekat dengan keseharian kita, bagaimana sebuah aplikasi bisa menjadi adiksi tersendiri yang sudah masuk tahap mengkhawatirkan, keputusan yang diambil hanya berdasarkan promo tertentu. Sindiran-sindiran yang dilontarkanpun sangat menyentil dan menggelitik dirasa sangat mengena sasaran terhadap kehidupan millennials zaman sekarang. tentu dengan pembawaannya yang ringan ditambah kisah persahabatan gerombolan sirkus memberi warna tersendiri dengan kejutan aksi yang tak terduga. (Amalia Ulfa 31 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Budaya
Rumah Rakit, merupakan rumah yang dibangun diatas air. rumah yang dibangun dengan pondasi bambu dan kayu. Agar tidak hanyut terbawa arus sungai musi, maka rumah rakit ini diikatkan pada serdang (penambat). untuk 1 rumah rakit membutuhkan 6 buah serdang agar tidak hanyut. (foto: Kru LPMGS)
Rumah Rakit, Unik Anti Banjir S
eluruh makhluk hidup di dunia pasti membutuhkan air untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, memiliki jumlah wilayah perairan yang luas adalah salah satu bentuk keistimewaan yang dimiliki Kota Palembang. Bicara wilayah perairan, Sumatera Selatan ketika zaman kerajaan dahulu terkenal sebagai pusat perdagangan se-Asia Tenggara, karena memiliki persimpangan jalur pelayaran yang strategis. Kerajaan Sriwijaya menjadi lambang kerajaan yang makmur di Nusantara. Kekuasaannya mencakup seluruh wilayah Sumatera, bahkan luar dari Indonesia. Letak yang strategis menyebabkan banyak pedagang singgah ke Kerajaan Sriwijaya, sehingga perkembangan perdagangan internasional berjalan sangat baik di sana. Berbicara tentang Sumatera Selatan tak lengkap rasanya jika melewatkan seEDISI KE IX | LPM GS UNSRI |32
dikit cerita mengenai Sungai Musi yang membelah Kota Palembang. Selain memiliki arti penting dalam sejarah, Sungai Musi juga memegang peranan penting bagi masyarakat sebagai sarana perekonomian. Di sepanjang Sungai Musi, kita bisa menjumpai beberapa objek wisata sebagai budaya kebanggaan “Wong Kito Galo�, salah satunya yaitu Rumah Rakit. Perairan yang luas banyak memberikan manfaat dan bisa menciptakan kreatifitas bagi penduduknya, agar dapat mempertahankan kehidupan. Selain itu, pada zaman dulu atas karunia alam, sungai adalah sumber mata pencaharian utama masyarakat setempat. Rumah rakit adalah salah satu kreatifitas yang patut dihargai keberadaannya. Kemampuan seseorang untuk bertahan hidup di daerah perairan menimbulkan sebuah daya tarik tersendiri. Saat ini keberadaannya sudah tidak sebanyak dulu,
karena perkembangan zaman, pola pikir dan perilaku manusia berubah sangat cepat. Namun, jika ingin menemukan rumah rakit masih ada di sepanjang Sungai Musi dan di bawah Jembatan Ampera, ikonnya Kota Palembang. Namun sangat disayangkan, keberadaan Rumah Rakit beberapa ada yang tak terawat. Banyak sisa-sisa bangunan yang tak lagi dihuni dan dibiarkan begitu saja, sehingga merusak tatanan perairan dan pemandangan. Kerangka rumah rakit terbengkalai, tidak diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Sedangkan rumah rakit yang masih dihuni, sering kali penghuninya membuang sampah langsung ke sungai, hal tersebut mengotori dan mencemari sungai, membuat pemukiman kumuh di pinggiran sungai. Rumah adat khas Palembang ini, biasanya berukuran kurang lebih sekitar
Budaya 36-64 m2, dengan pondasi dari bambu, tembok terbuat dari kayu, serta atap terbuat dari daun nipah kering. Bambu yang menjadi pondasi rumah rakit berfungsi sebagai alat pelampung rumah tersebut. Sudah pasti Rumah Rakit anti banjir, karena letaknya diatas permukaan yang mengikuti ketinggian air. Awal mula munculnya Rumah Rakit di pinggiran Sungai Musi dibangun oleh para pendatang keturunan Tionghoa. Selain itu, ada juga yang mengatakan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sudah digunakan oleh para pendatang atau orang asing. Mereka tidak memiliki tanah tempat tinggal, sehingga memanfaatkan sungai untuk membangun rumah dengan arsitektur sistem rakit atau terapung. Konon, pada zaman Kesultanan Palembang semua warga asing harus tinggal di Rumah Rakit termasuk warga Inggris, Siam, Spanyol, bahkan Belanda. Namun terkecuali bagi warga asing dari Arab yang memiliki kedekatan dengan Kesultanan Palembang, mereka tidak menetap di sana. Sebab itu dapat kita temukan Kampung Arab Al-Munawwar di 13 Ulu Palembang sebagai objek wisata yang menarik. Perkembangan pariwisata saat ini pun, mempengaruhi eksistensi Rumah Rakit. Dahulu rumah ini dibuat menghadap ke daratan, sekarang hampir seluruhnya menghadap ke tengah sungai. Alasan perubahan tersebut karena kepentingan objek wisata di Kota Palembang. Para wisatawan yang akan melintasi Sungai Musi pasti akan sangat mudah menemukan rumah-rumah rakit yang tepat mengahadap ke arah tengah sungai. Rumah Rakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi sewaktu-waktu juga bisa digunakan sebagai alat transportasi yang bisa membawa mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Rumah ini juga difungsikan sebagai tempat perekonomian, spesifiknya adalah perdagangan. Sampai sekarang pun Rumah Rakit di bantaran Sungai Musi banyak yang menjual bahan bakar untuk perahu yang sering melintasi sungai tersebut. Dibangun diatas air, bukan berarti bangunannya akan berpindah atau bergerak begitu saja mengikuti arus sungai. Tapi sudut-sudut rumah dikaitkan dengan tali yang biasanya berbahan rotan kuat untuk diikatkan pada tebing-tebing sungai. Selain itu, ada pula tonggak-tonggak didasar bangunan untuk menahan agar bangunan tetap berdiri kokoh meskipun arus sungai terus berlalu. Bentuk Rumah Rakit segiempat, memiliki empat sudut yang atap-atapnya ditumpu dengan tiang-tiang
dari kayu yang kokoh. Dengan kualitas bahan-bahan yang bagus rumah ini akan bertahan lama hingga puluhan tahun, namun tetap memperhatikan tiang-tiang dan dasar rumah diganti secara berkala. Dapat disimpulkan bahan dasar utama membangun Rumah Rakit yaitu, kayu yang berbentuk balok untuk menjadi dasar atau penopang agar tetap terapung bisa diganti dengan bambu yang besar dan kuat. Biasanya bambu yang bekualitas baik berjenis mayan, bambu ini terkenal sangat baik untuk dimanfaatkan menjadi perabotan rumah tangga. Selain rumah rakit, bambu jenis ini juga digunakan pada bangunan rumah limas dan panggung. Harga bambu untuk rumah rakit terbilang mahal, 45.000/batang. Sedangkan rata-rata bambu yang dibutuhkan dalam satu rumah rakit itu sekitar 200 batang. Itu saja masih di awal, belum termasuk nanti ketika menggantinya kembali secara berkala. Atap rumah memiliki bentuk mirip pelana yang disebut sebagai kajang. Atap tersebut tebuat dari daun nipah yang kering. Meskipun saat ini sudah banyak beralih pada bahan seng, yang mungkin lebih mudah didapat ketimbang daun nipah. Eksistensi Rumah Rakit memberikan ciri khas tersendiri pemukiman di pinggiran sungai. Seiring berjalannya waktu, pola pikir masyarakat pun mulai berubah. Rumah rakit mulai ditinggalkan, dan para pendatang berpindah tempat ke daratan. Mengganti secara berkala bahan dasar Rumah Rakit menjadi pertimbangan masyarakat, mengingat biaya yang dikeluarkan terbilang mahal. Tinggal di Rumah Rakit membutuhkan adaptasi, agar terbiasa dengan goyangan arus, terlebih saat menjelang malam, arus sungai semakin deras. Rumah ini sebenarnya terbilang aman, tetapi berada di rumah rakit saat arus kencang, rasanya seperti sedang terjadi gempa. Meskipun begitu, rumah rakit tak akan berpindah tempat karena setiap sudut rumah rakit sudah dikaitkan pada tebing-tebing sungai. Alat transportasi para penghuni Rumah Rakit tidak selalu harus menggunakan perahu, karena jarak daratan menuju rumahnya terkadang tidak terlalu jauh. Sehingga mereka membuat jalan melalui jembatan dari rumahnya menuju daratan. Jembatan-jembatan ini biasanya terbuat dari bambu. Namun, saat ini ada beberapa yang membangun penghubung jalan ke daratan menggunakan semen. Rumah Rakit dengan keunikan yang estetika, seharusnya bisa dikembangkan menjadi potensi pariwisata utama. Con-
tohnya membangun pemondokan untuk penginapan yang berbentuk rumah rakit. Menghidupkan kembali pemukiman pinggir sungai bisa menjadi pendukung ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar, terutama para penghuni Rumah Rakit. Keberadaan rumah rakit akan menjadi potret aset yang melekat bagi nama Kota Palembang, menambah daya tarik wisatawan karena keunikan rumah rakit yang jarang ditemukan di daerah-daerah lain di Indonesia. Kita harus melestarikan Rumah Rakit agar tidak hanya menjadi cerita sejarah bagi generasi mendatang, tetapi mereka juga harus bias menikmati keunikan dari rumah itu sendiri. Rumah rakit sempat mendekati status punah atau hilang begitu saja keberadaannya. Namun beberapa waktu yang lalu, Dinas Pariwisata Kota Palembang telah melakukan upaya mempercantik Rumah Rakit, dengan cara mengecatnya warna-warni. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka menyambut acara Asian Games 2018 yang telah di lakukan pada bulan Agustus lalu di kota Palembang. Hal ini menunjukan bahwa Rumah Rakit dianggap menjadi budaya yang pantas untuk dikembangkan dan dilestarikan. Selain itu, kebersihan sungai pun tetap harus diutamakan karena mengingat penghuni rumah rakit rata-rata adalah pendatang. Mereka yang tidak memiliki tempat tinggal di darat yang notabene harus menyewa atau membeli rumah dan tanah untuk menghemat biaya mereka memilih sungai untuk membangun tempat tingggal tanpa harus membeli atau menyewa tanahnya. Sehingga kebersihan sungai sedikit tercemar dan tidak diperhatikan. Keberadaannya tetap harus dipertahankan, jika masyarakat sudah kurang berminat, maka pemerintah harus berinovasi dalam membangun Rumah Rakit dengan desain yang modern dan mengikuti perkembangan zaman. Ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk menggaet semua kalangan, terutama para turis dan wisatawan untuk mencoba menikmati keunikan rasa tinggal di Rumah Rakit. Menikmati pemandangan aktivitas Sungai Musi secara langsung dan merasakan ayunan arus yang menggerakan Rumah Rakit menjadi pengalaman yang menarik tentunya. Penulis : Fatta Sofia Edior : Nurma Afrinda Prandansari
33 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Cerpen
Cahaya yang Hilang Terbawa Banjir Bandang Oleh: Widiya Priati
D
i balik hujan deras, Jihan termangu menatap kertas kosong dihadapannya ia baru saja ingin menulis buku harian, seketika pikirannya buyar pandangannya kosong tak lama tubuh Jihan terjatuh dari kursi. Tak seorangpun yang tahu, tak seorangpun datang membantu, Jihan tinggal sendiri di rumahnya. Rumah yang jauh dari para tetangga, di kampung tersebut bahkan bisa dihitung dengan jari jumlah rumah yang tersisa, banjir bandang yang melanda kampungnya menyapu bersih perkampungan .Tak hanya perkampungan, banjir juga lah yang membuat ia kini hidup sebatangkara. Ayah ibunya terseret banjir dan meninggal sesaat setelah ditemukan. Pagi itu Jihan keluar rumah dengan tergesa-gesa, seseorang telah menunggunya di depan rumah, Jihan bahkan lupa meminum susu dan roti yang dibuatkan ibunya. “ Ayo, bin kita berangkat sekarang nanti ketinggalan bis “ jihan menaiki motor Bintang dengan kondisi tali sepatu yang belum terikat. “kalo telat juga karena lo ji. Karena lo yang kalo mandi airnya harus di mantrain dulu” Bintang menyalakan motornya sambil tersenyum puas karena berhasil membuat Jihan menyunggingkan bibirnya yang berarti bahwa dia telah kalah. “ tunggu bentar bin, buuu Jihan pergi yah“ ibu Jihan menuju teras dengan membawakan segelas susu, “minum dulu sayang, nanti kamu gak sempet minum susu lagi”. Bintang mematikan motornya dan menyalami bu Zahra, “bu, jihan bintang bawa dulu yah, bintang jagain kok” kata bintang sambil melirik kearah jihan dan tersenyum. “iya, jagain jihan yah nak. Ibu titip Jihan, jangan sampai dia sakit, ingatin dia untuk minum obat dan jangan lama-lama kalau lagi mandi” ibu jihan menepuk pundak Bintang, ayah jihan juga tersenyum sambil meminum kopi “jagain jihan Bin” “ iya yah” Bus yang membawa 40 orang siswa SMA PRAKASA 5 melaju meninggalkan daerah perkampungan untuk menuju kota Yogyakarta. Mereka akan mengadakan study tour selama seminggu di kota yang dijuluki kota pelajar tersebut. Sementara itu selepas kepergian Jihan, kampungnya mengalami hujan deras, hingga berhari-hari, ayah dan ibunya merasa panik akan hal tersebut, di kampung tersebut terdapat sebuah sungai yang mengalir. Ayah Jihan pergi untuk melihat keadaan di luar, sesampainya di bagian hulu sungai, langit tampak menghitam, air sungai berubah menjadi keruh, dan sungai dipenuhi ranting pohon dan sampah yang terus mengaliri sungai. Ayah Jihan segera pulang kerumah, sesampainya dirumah “bu, sepertinya akan terjadi hal buruk. Sungai dialiri ranting pohon dan sampah
hujan juga tak kunjung reda, kita harus mengungsi sekarang juga!” kata ayah dengan tergesa-gesa “mau mengungsi kemana yah, kampung ini semua dataran rendah, kalupun mau ke kampung sebelah, itu membutuhkan waktu satu hari karena jaraknya jauh!” jawab ibu. Akhirnya meraka memutuskan untuk tetap tinggal . Hujan deras juga melanda kota pelajar, hingga kepulangan rombongan study tour SMA PERKASA 5 harus ditunda, karena cuaca yang semakin memburuk. Jihan teringat akan orangtuanya dirumah, “Bin, aku kangen ibu, aku ingin pulang” tanpa sadar Jihan meneteskan air matanya, “Ji,sabar yah nanti juga kita pasti pulang kok, ibu baik-baik aja di sana kan ada ayahmu”. Hari-hari terus berlalu sampai terdengar kabar bahwa kampung Jihan terkena banjir bandang, seluruh rombongan panik memikirkan orangtua mereka dirumah, mereka terus berdoa untuk keluarga mereka. Bintang sebenarnya sudah mendapat kabar bahwa ayah dan ibu Jihan tidak bisa diselamatkan karena terseret arus air bah yang tingginya mecapai 5 meter. Bintang menyembunyikan hal tersebut dari Jihan, karena Bintang tak ingin Jihan terus bersedih dan khawatir. Sambil berada di tepi kolam hotel tempat mereka menginap, Jihan duduk melamun, Bintang datang menemuinya mengajaknya untuk bercanda, “Bin, aku lagi gak mau bercanda, ayah ibuku dalam bahaya!” Jihan masih belum mengetahui keadaan orangtuanya dikampung. Hujan akhirnya berhenti dihari ke 3 setelah study tour dan jihanpun bisa pulang ke kampung halamannya. Sepanjang perjalanan, jihan terus menangis entah kenapa hatinya terasa amat sakit, Bintang tak kuasa melihat kesedihan sahabatnya, namun ia juga tak tega mengatakan bahwa orangtua jihan sudah meninggal dunia. Batin bintang berkata “sabar yah ji, aku akan jagain kamu seperti pesan ibu”. Rombongan study tour tidak bisa menuju kampung halaman Jihan, sebab banjir ban-
ilustrasi: Kompas
dang yang masih menyisakan genangan dan puing-puing yang masih berserakan. Akhirnya mereka menuju posko pengungsian, jihan menemukan orangtua bintang yang sedang berbincang dengan sesama pengungsi, sesaat kemudian ibu bintang memeluk jihan sambil menangis, “yang ikhlas yah,nak jihan. orangtuamu pasti sudah bahagia disurga”. Jihan terdiam, airmatanya mengalir tanpa henti, ia tidak meraung hanya menangis tanpa suara, mempererat pelukannya pada ibu bintang. Sebenarnya jihan sudah mempunyai firasat buruk pada orangtuanya. Berhari-hari jihan menangis, ia tak mau makan juga tak ingin tidur, ia rindu pada ibunya, ia benci pada banjir bandang,pada orang-orang yang mengotori sungai, orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Ia memang sudah mengikhlaskan kematian orangtuanya, kini ia hidup sebatangkara hingga orangtua bintang mengadopsinya. Hujan berhenti, bintang mencari jihan kerumah kosong bekas rumah jihan dulu, dan ia menemukan jihan tergeletak dilantai yang berdebu. Bintang panik, ia membangunkan jihan, jihan terbangun dan melanjutkan tulisannya. JANGAN MEMBUANG SAMPAH DISUNGAI ! AKU BENCI BANJIR BANDANG ! Jihan terus menulis kalimat itu di buku hariannya, lalu merobek dan menempelkannya dimana saja, ia adalah anak malang yang terguncang jiwanya, tertinggal senyumannya, yang hilang cintanya karena banjir. Tubuhnya terus tumbuh, namun jiwanya hidup dalam kenangan yang terbawa genangan.
Cerpen
Ketika Mereka Menghilang Oleh: Mahardhika
Malam begitu dingin dan sepi, aku melihat kearah pantulan bulan di atas genangan sungai di seberang rumahku. Angin yang datang dari sungai itu sungguh dingin, masuk lewat jendela memenuhi kamar. Kopi hitam dalam gelas tinggal setengah dan buku Totto-Chan’s Children dari Tetsuko Kuroyanagi masih aku nikmati setiap lembarnya, meski terkadang meringis melihat gambar anak-anak yang kurang gizi akibat kemiskinan, dan penyakit-penyakit menyeramkan karena kekeringan di beberapa negara Afrika yang ditampilkan dalam buku ini. Detikan jam mengisi kebisuan malam, aku menenggak kopi sampai habis, lalu menutup bukuku. Kurebahkan tubuh di atas kasur yang empuk dan nikmat, menatap kekosongan langit-langit berharap tidak pernah ada kehidupan seperti dalam buku itu. Gambar-gambar dalam buku itu seakan menghantuiku, bagaimana jika hal demikian akan terjadi bukan hanya di dataran Afrika atau sebagian negara, tapi di seluruh planet ini. Sungguh aku merasa sangat bodoh untuk memikirkannya, kupejamkan saja mataku. Udara kamarku sangat panas, keringat membanjiri seluruh tubuh dari kepala hingga kaki, aku mengusap-usapkan mataku agar hilang kantuk. Ku buka mataku perlahan-lahan menatap kearah langit-langit kamar. Namun, seketika mataku sangat terbuka lebar saat kulihat langit-langit kamarku dipenuhi dengan sarang laba-laba dan sudah rusak parah. Aku cepat berdiri dari kasur dan membuat aku semakin kaget bukan kepalang. Kamarku hancur lebur berantakan, berdebu, kotor, banyak kecoa, tikus dan semua perabotannya rusak dimakan rayap. Keringatku semakin deras mengucur, udara semakin panas jantungku semakin berdebar kencang. Lantai kamarku yang semula berwarna putih kini sungguh jorok, dindingnya sudah pecah-pecah. Jendela kamarku sudah rusak bahkan hilang, ku tengadahkan kepala keluar jendela ini melihat kesekeliling yang sangat-sangat menakjubkan. Kotaku sangat rusak, bahkan aku tidak melihat kotaku yang dulu, sungai di seberang tertutupi oleh gedung-gedung tinggi yang sudah hancur dimakan waktu dan matahari, rumah
Andra, Fatma dan rumah-rumah tetanggaku yang lain tidak terlihat, semua berubah menjadi gedung-gedung tinggi, besar, tapi seram karena tidak ada yang menghuni. Banyak tanaman-tanaman liar yang sudah mati di sana, seperti yang tumbuh dalam kamarku. Aku berlari keluar kamar, aku mencari anggota keluargaku. Namun mereka tidak ada, yang ada hanya kehancuran rumahku entah karena apa. Napasku berat, aku berlari menuju pintu keluar rumah, mungkin saja ada kehidupan. Sialnya tidak ada pintu, pintu utama rumahku yang terbuat dari kayu jati nan mahal hancur diterpa badai, mungkin. Aku berlari keluar tepat di bawah langit yang biru tapi suram, angin sepi meniup wajahku dengan hangat, langkahku gontai, aku terus berlari mencari kehidupan, aku berlari kearah utara menuju sungai, harapanku di sana pasti ada kehidupan sebab dekat dengan air. Sampai di sana harapanku kandas, sungai tempat aku bermain dengan Andra dan Fatma, tempat Ibu dan tetanggaku mandi, tempat Ayah suka memandikanku ketika aku kecil kini kering kerontang. Tidak ada pohon-pohon akasia yang tumbuh di sekelilingnya, sudah mati mengering, rumput-rumput hijau di sana juga berubah menjadi tanah kering pecah-pecah. Keringatku semakin deras disengat mentari, angin hanya datang seakan menjadi lelucon kehidupan. Napasku semakin berat dan terengah-engah, terik siang sangat panas tenggorakanku sangat haus dan perutku lapar. Hatiku sangat kesal, apakah aku telah terperangkap di salah satu lembar dalam buku semalam? Atau aku sedang berada dalam dimensi lain planet ini? Aku sungguh bingung dan takut. Lantas aku berlari lagi mencari manusia yang sama sepertiku, kakiku tidak terlalu kencang lagi berlari, langkahku berlari menuju selatan meniti jalanan yang sepi dan suram. Mencari jejak-jejak kehidupan manusia. Hatiku terus bertanya-tanya, apakah aku ini satu-satunya manusia yang tidak mati di
dunia ini? atau jangan-jangan ada orang lain yang diperintah Tuhan menemaniku tapi dia berada di tempat lain? Ah sungguh benar-benar bodoh pikiranku. Aku terus berlari tanpa henti meski lelah dan terik menyinari, dan sampailah aku di sebuah telaga yang sangat indah, beberapa pasang angsa putih bermain di atasnya, anggrek dan mawar menghias pinggirannya, tapi telaga itu jauh berada di dalam jurang. Tidak tahu caranya bagaimana aku bisa sampai di telaga itu. Ku jatuhkan batu yang cukup besar ke bawah telaga itu untuk mengukur suara kejauhannya. Saat ku jatuhkan suaranya sangat kecil, tetapi tak lama kemudian telaga itu mengeluarkan jerit yang sangat keras, lalu aku melihat kearah telaga itu manusia-manusia yang mati karena kelaparan, manusia-manusia yang saling membunuh, manusia-manusia yang serakah. Telaga itu melihatkanku bagaimana manusia-manusia yang tidak menjaga bumi, manusia-manusia yang terus menebang pohon, merusak alam dan lain halnya. Manusia-manusia itu lalu disiksa oleh alam. Tubuh-tubuh mereka dililit oleh akar-akar pohon yang kuat, mulut-mulut mereka penuh cacing. Aku benar-benar menyaksikannya. Ketakutanku menjadi-jadi, aku mundur perlahan dari tepian jurang itu, tapi saat aku akan lari akar besar yang kuat menarikku kedalam telaga itu. Aku menjerit, menangis, memanggil-manggil nama Ibu dan Ayahku. Lalu setelah itu aku terbangun dari tidur. Aku berjalan kearah jendela kamar dengan cepat, melihat sungai yang masih dialiri jernih airnya, pohon akasia rimbun berbaris di pinggirnya. Dan tentu saja kamarku masih seperti semalam, dengan udara pagi yang sejuk. ----------------------------------------------------------------------
35 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Kuliner
Mencicip Kelezatan Gulo Puan yang Berada di Ambang Kepunahan
B
ukan hanya pempek, Palembang memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Salah satunya adalah kudapan manis bernama Gulo Puan. Konon, pada zaman dulu penganan ini hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan di kota palembang. Puan dalam bahasa Indonesia berarti susu, sedangkan gulo berarti gula. Sesuai namanya, makanan manis ini berbahan dasar gula dan susu kerbau rawa yang dimasak di kuali besar hingga menjadi karamel. Teksturnya mirip pasir namun lembut dan warnanya kecokelatan. Kuliner yang asal muasalnya dari Kabupaten Ogan Komering Ilir ini bisa dijadikan olesan roti, dinikmati bersama pisang goreng dan kopi, bahkan untuk bahan baku pembuatan kue delapan jam. Saat ini, keberadaan Gulo Puan sudah sangat jarang. Penganan yang diolah secara tradisional ini hanya dijual oleh beberapa pedagang kaki lima di waktu tertentu saja, yaitu sekitar waktu shalat Jumat di Masjid Agung Kota Palembang. Kadang kala makanan ini juga dijual di Pasar 26 Ilir Palembang pada Sabtu dan Minggu dengan harga sekitar Rp 100.000 per kilogram (kg). Kelangkaan makanan ini disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah minimnya produsen Gulo Puan tersebut. Dikutip dari situs hallopalembang.com, daerah penghasil Gulo Puan ini adalah Desa Pulo Layang, Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Desa yang terletak di tengah area rawa ini adalah satu-satunya daerah yang memproduksi Gulo Puan. Oleh karena itu, di tengah banyaknya kuliner yang beragam sekarang ini, ada baiknya kita juga ikut melestarikan kudapan khas ini. (Dinar Wahyuni) Foto: Untuk membuat Gulo Puan harus menggunakan susu kerbau rawa terbaik. Gulo puan ini dibuat masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti di Pampangan dan bangsal. Foto diatas merupakan hasil produksi dari bangsal. (sumber foto Hallopalembang. com dan Tempo Travel. EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |36
Gaya Hidup
Manfaat Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh
A
ir putih merupakan cairan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tubuh manusia mengandung cairan sekitar 60% - 70% dari berat tubuh, sehingga air menjadi elemen penting bagi organ-organ dalam tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Cairan tubuh berkurang seiring dengan banyaknya aktivitas harian yang dilakukan. Seperti bernapas, berkeringat, buang air kecil maupun besar. Meskipun tiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, Tumpeng Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan untuk mengkonsumsi rata-rata dua liter air putih setiap hari bagi orang dewasa. Tubuh membutuhkan air untuk proses pembakaran kalori. Jika tidak tubuh akan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Jika dibiarkan maka akan memicu pelambatan sistem kerja metabolisme. Dehidrasi diartikan bahwa tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan yang masuk ke dalam tubuh. Gejala dehidrasi meliputi air seni berwarna kuning, lelah, pusing, bibir dan mata terasa kering, buang air kecil kurang dari empat kali per hari, dan gejala paling umumnya adalah haus. Belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa minum air putih lebih banyak dari yang diisyaratkan tubuh memberi manfaat, selain menghindari dehidrasi. Akan tetapi, minum air putih yang cukup dapat membantu kinerja fungsi otak, dan kemampuan manusia untuk melakukan hal-hal sederhana seperti memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah. Profesor Ivan Tack—Ketua Departemen Medical Physiology di Toulouse School of Medicine, Paul Sabatier France University menerangkan bahwa dengan minum Jumlah air yang cukup dapat membantu tubuh mencegah penyakit batu ginjal, infeksi kandung kemih, dan dapat membatasi perkembangan (progresi) penyakit ginjal akut. Tidak ada metabolisme di dalam tubuh yang tidak melibatkan air, karena air adalah sebagai sumber mineral bagi sel-sel tubuh manusia. DR. Ir. Endang S. Sunaryo, M.Sc, merupakan Vice President Research & Development PT. Tirta Investama sekaligus dosen S2 ilmu gizi di Institut Pertanian Bogor, menyebutkan bahwa satu-satunya zat gizi makro yang mengandung mineral dalam komposisi yang sangat banyak adalah air. Mineral memiliki kegunaan beragam bagi tubuh, seperti mengaktifkan keseimbangan enzim, membentuk keseimbangan hormon dan sistem kelenjar bersama protein, membantu mengontrol gula darah, mengaktifkan saraf serta meningkatkan penyerapan dan metabolisme zat gizi lainnya. Joseph Verbalis, ketua kedokteran di Georgetown University Medical Center mengatakan setiap jam, ginjal yang sehat dapat mengeluarkan 800 hingga 1.000 mililiter air, untuk itu ia menyarankan setiap orang harus dapat menyeimbangkan antara jumlah air yang diminum dan keringat yang dikeluarkan, terutama saat berolahraga. Dikutip dari Scientific American, Verbalis menyarankan jika tubuh mengelurkan keringat 500 mililiter per jam, maka sebanyak itu juga cairan yang harus diminum. Pertanyaannya adalah bagaimana mengukur keringat yang keluar? Verbalis mengatakan: “Minumlah untuk dahaga Anda. Ini adalah indikator terbaik.� (Safina Riski)
37 | LPM GS UNSRI | EDISI KE IX
Gaya Hidup
Bawa Perasaan Bareng Lagu Fiersa Besari
Fiersa Besari, siapa sih yang gak tau sama Laki-laki asal kota kembang itu? Fiersa Besari atau yang lebih akrab dipanggil ‘Bung’ merilis album musik sekaligus novel yang berjudul ”Konspirasi Alam Semesta” pada tahun 2015. Seringkali terendus aroma cinta dalam karya-karyanya, bung fiersa tidak menggunakan kata cinta secara langsung pada lagunya melainkan mengganti kata cinta dengan perbuatan-perbuatan yang membuat para pendengar merasakan cinta di dalamnya. Pada album ini terdapat 14 gita yang siap membawa anda merasakan jatuh cinta dan patah hati sekaligus. Berikut lima lagu diantaranya! 1. Konspirasi Alam Semesta Lagu pertama ini memiliki judul yang sama dengan judul album. Dibalik syair sederhana ada cerita sederhana namun hangat menceritakan tentang awal pertemuan “Aku” dan untuk pertama kalinya ia jatuh cinta. Seakan alam semesta berkonspirasi dan mengamini pertemuan dua insan tersebut. Puisi yang diselipkan di tengah-tengah lagu membuat kita semakin terhanyut ketika mendengarkannya. “Pernahkah kau terjatuh secara sukarela? Sebab kau yakin seseorang akan menangkapmu Seseorang akan mengajarimu cara tertawa, cara percaya, cara mengeja rasa tak bernama Seketika itu pula, jagat raya berhenti bergerak. Jiwamu terbakar, ragamu lebur dan dirimu hanya bisa menyerah, karena kau tahu kau menyerah pada orang yang tepat.”
2. Kau Lagu selanjutnya berjudul “Kau”. Lagu ini menceritakan tentang keyakinan seseorang bahwa orang yang ia cintai memang diperuntukkan untuknya, bagaimana pun caranya ia akan tetap kembali. Yahh lagu ini membawa pendengar pada perasaaan berbunga-bunga. Terutama kaum hawa, membuat pendengar merasa spesial, merasakan cinta tanpa ada kata-kata cinta. “Berlarilah, aku akan mengejarmu. Sembunyilah, aku akan temukanmu. Membekulah, aku akan menunggumu luluh, Karena aku tahu kau yang pantas untuk hatiku.”
3. Sepasang Pendaki Lompat ke lagu Sepasang Pendaki, lagu ini merupakan lagu romantis dengan instrument yang santai abis. Liriknya sangat bermakna, puitis, dan tentunya membuat kita merasakan jatuh hati seketika. Dengan tema dua insan yang sedang jatuh cinta dalam sebuah perjalanan mendaki. Bung menghidupkan suasana seakan pendengar hanyut dalam tiap lirik indahnya. “Aku tak bisa merangkai kata namun kau seakan membaca hatiku. Yang Ingin jadi kompasmu ketika kau hilang arah, yang ingin jadi sentermu menuntunmu dalam gelap, yang ingin jadi tendamu melindungimu dari badai. Lalu kunyalakan api unggun untuk hangatkan jiwamu.” 4. Garis Terdepan Lagu ini benar-benar menyayat hati, bagi kalian yang cintanya bertepuk sebelah tangan, lagu ini sangat pas kalian dengarkan apalagi di tengah rintikan hujan dan heningnya malam.. lah kok ngelantur?! Syair dari bung fiersa ini patut diberi acungan jempol karena mampu meremukkan hati pendengar secara seketika. “Bila kau butuh telinga tuk mendengar, bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung. Pasti kau temukan aku di garis terdepan.. bertepuk dengan sebelah tangan.” 5. Nadir The last but not least is Nadir. Lagu ini tak kalah menohok jiwa. Nadir bercerita tentang “Aku” yang merasa kerinduan semenjak kepergian seseorang yang ia sayangi. Kekecewaan yang mendalam ketika perjuangannya selama ini pun berujung pada perpisahan. Lagu ini cocok didengarkan bagi kalian yang sedang rindu mantan kekasih. “ Aku rindu kau yang dulu dan obrolan kecil kita kini bagai dua orang asing tidak saling tanya.. Sebelum dirimu pergi.. dan janjimu hilang arti lihatlah perjuanganku.. namun jika memang harus berakhir sampai disini biar ku berharap dengan hati yang terpecah belah..” Dari lima daftar lagu diatas, lagu mana yang berhasil membawa perasaanmu?( Annisa Dwi Kurnia)
EDISI KE IX | LPM GS UNSRI |38
13 | LPM GS UNSRI | EDISI KE VII