SAPA REDAKSI Assalamualaikum, Wr.Wb Salam pers mahasiswa! Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat dan ridho-Nya Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya (LPM GS Unsri) berhasil menyelesaikan Tabloid Indralya Post Edisi XIV, April-Mei 2018. Terima kasih tak terhingga kepada rekan-rekan yang telah menyumbangkan materi, tenaga, waktu dan pikirannya dalam menerbitkan Tabloid Indralaya Post ini. Tabloid Indralaya Post edisi XIV Agustus-September 2018 adalah produk tabloid terbitan yang ke-14 dengan mengusung tema “Menilik Indralaya Lebih Dalam”. Secara garis besar, Tabloid ini membahas tentang masyarakat Indralaya dari sudut jumlah penduduki, Sosial dan Budaya. Hadirnya Universitas Sriwijaya di Kabupaten Indralaya, Ogan Ilir Sumatera Selatan membuat mahasiswa harus mengenal kehidupan Indralaya karena sebagaian mahasiswa di Unsri pendatang baru. Seorang mahasiswa pendatang baru harus mengetahui juga daerah tersebut, karena pepatah mengatakan bahwa “ Dimana bumi di
pijak, disitu langit dijunjung” yang artinya harus mengikuti atau menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita.” Laporan utama tabloid ini, kami memfokuskan pembahasan tentang kependudukan Indralaya yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu Sosial, Jumlah Penduduk, Mata Pencaharian penduduk yang ada di Indralaya. Dalam rubrik selanjutnya, kami menyoroti tentang komunitas yang ada di Indralaya, Budaya Indralaya, seseorang yang Insrpiratif di Indralaya, dan juga beberapa rubrik lainnya yang menggambarkan Indralaya. Semoga dengan apa yang kami sajikan dalam tabloid ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan diterima dengan baik oleh pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi menjadikan tabloid Indralaya post lebih baik kedepannya.
SRI
GEGES
Wassalamualaikum, Wr.Wb Yetti Ariani
BERGABUNG BERSAMA KAMI DI LEMBAGA PERS MAHASISWA GELORA SRIWIJAYA
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya. Pelindung : Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. | Pembina: Ferdiansyah Rivai, Zulkarnain, M.Med.Sc | Pemimpin Umum : Ilham Fachrul Rosadi | Sekretaris Umum : Makin Udin | Bendahara Umum : Ferdya Orinmas | Pemimpin Redaksi : Meilan Tri Utami | Pemimpin Perusahaan: Ranti Yuliana Putri | Pemimpin Litbang: Apriansyah | Pimpinan Kesekretariatan : Maulisa Rosa Nabila | Redaktur Pelaksana : Yetti Ariani | Reporter: Yetti Ariani, Toharuddin, Fahrur Rozi, Ajeng Azkiya, Annisa Ayu Lestari, Annisa Dwi Kurnia, Dwi Ratna kusuma Wati, Safina Rizki, Samuel Yap, Syahroini, Dinar Wahyuni, Desi Rahma Sari, Wahyuni Cahnia Sari , Jimmi Purwanto | Editor : Yetti Araini , Toharuddin | Fotografer : Yetti Ariani, Toharuddin, Safina Riski, Fahrur Rozi, Syahroini. | Tata Letak : Toharuddin | Illustrasi : Annisa Ayu Lestari, Wahyuni Cahnia Sari. | Desain Sampul : Samuel Yap, Toharuddin | Alamat : Bilik Pers Lantai 1 Gedung Student Center Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km.32, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan 30662 Kontak : 0821 8689 1126 eMail : redaksilpmgsunsri@gmail.com
Redaksi Menerima Tulisan, Opini dan Foto dari Pembaca, Redaksi berhak mengedit tulisan yang akan di muat dengan tidak menguba maknanya.
2
Edisi ke-14
kilas balik Sekitar 8100 Mahasiswa Baru Unsri diterima INDRALAYA, GELORASRIWIJAYA.CO— Universitas Sriwijaya (Unsri) resmi mebuka kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) pada (1/8), yang di buka secara resmi oleh Anis Saggaff selaku rektor Unsri. Jumlah Mahasiwa Baru (Maba) sekitar 8.100 orang dari berbagai jalur masuk perguruan tinggi negeri. Kegiatan Pk2 merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa baru. Bagaimana tidak, mulai dari mahasiswa sampai akademisi sibuk mempersiapkan acara akbar penyambutan mahasiswa baru (maba) 2018. Banyak rangkaian acara yang disuguhkan, dan tamu undangan pejabat publik seperti Alex Noerdin (Gubernur Sumsel), Budi Karya Sumadi (Mentri Perhubungan RI), Amzulian Rivai (Ketua Obudsman RI) pun ikut memeriahkan dan mengisi perkuliahan umum. Tidak ketinggalan mahasiswa dari berbagai fakultas dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ikut memeriahkan acara tersebut dengan membawa atribut masing-masing. Sebelum penyambutan akbar tersebut, calon mahasiswa
bersaing dengan SDM luar negeri. Meski UNBK dinyatakan lulus, namun masih ada tantangan lain siap menanti meraka. yaitu jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Menurut Ravik Karsidi selaku ketua pelaksana pusat SNMPTN dan SBMPTN 2018, ada kenaikan jumlah peserta hampir dua kali lipat tahun 2018 dibanding 2017. Alokasi daya tampung setiap program studi dari PTN sebesar 30 persen. Sedangkan jumlah peserta yang diterima oleh Unsri sekitar 8.196 peserta. Persaingan bukan hanya siswa-siswi di wilayah Sumsel saja akan tetapi secara Nasional dari berbagai daerah di indonesia. Ada 3 jalur penerimaan MABA di Unsri diantaranya: • Jalur SNMPTN Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) merupakan jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia melalui prestasi dan nilai rapor. Sebanyak 1436 mahasiswa yang diterima melalui jalur ini.
tas Taman Siswa (TAMSIS), dan Stisipol Candradimuka. Pengumuman lulus USMB pada tanggal 14 juli 2018 kemarin. Sekitar 2257 mahasiswa diterima oleh Unsri mulai dari jenjang D3, S1, S2, dan S3. Jumlah kuota USMB bertambah untuk menutupi kuota jalur SBMPTN dan SNMPTN. Menurut Biro Akademik, Junaidi. karena kuota Camaba jalur SBMPTN berkurang, maka sisa kuota SBMPTN maupun SNMPTN akan dialihkan pada kuota USMB, hal tersebut sesuai kebijakan Wakil Rektor 1 Unsri nantinya. (hasil wawancara dengan mahasiswa usm) Meskipun jalur USMB diikuti beberapa universitas, banyak peserta yang menikmati Unsri sebgai pilihan pertama. dikarenakan banyak peserta yang mengejar PTN. “Khusus mahasiswa bidikmisi sekitar 966 yang diterima sedangkan 913 yang mengikuti daftar ulang melalui via online. adapun mahasiswa yang tidak mengikuti daftar ulang mengkonvirmasi melalui lisan dengan alasan kebutuhan perekonomian keluarga” ujar Junaidi, selaku Kepala Biro
FILOSOFI MAKAN SAGON DI OGAN ILIR TIPS AND TRIK
Foto By : Kru GS Kue di indonesia saat ini beragam jenisnya, mulai dari kue basah dengan teksturnya yang lembut dan kue kering dengan teksturnya yang sedikit keras dan renyah. Bahasa kue ini biasa diartikan sebagai santapan selingan pada suatu hidangan pada saat pesta, bisa juga sebagai pendamping saat minum kopi, dan hidangan pada saat hari raya lebaran. Uniknya disetiap daerah memiliki ciri khas masing-masing untuk menyajikan kue tesebut seperti ritual keagamaan atau budaya turun temurun lainnya yang telah menjadi tradisi di daerah itu. Salah satunya kue sagon, kue tradisional nusantara yang cukup populer karena bisa ditemukan di berbagai daerah Sumatera. Kue yang berbahan tepung beras, kelapa dan gula ini memiliki cita rasa manis dan gurih saat digigit.
Foto By : Kru GS baru (camaba) telah melakukan serangkaian tes demi memperebutkan kursi mahasiswa. Tahun 2018 sempat membuat ketar-ketir siswa SMA dan sederajat, pasalnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) lebih sulit dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti pernyataan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi “ kami sudah mulai menerapkan standar inernasional, baik itu untuk matematika , literasi maupun ilmu pengetahuan alam yaitu sering disebut sebagai High Order Thinking Skill (HOTS)” ujar Muhadjir yang dikutip dari kompas. com . Bukan tidak ada alasan menaikan taraf internasional, mengingat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dapat dipastikan dengan pendidikan, selain itu untuk
• Jalur SBMPTN Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ialah penerimaan mahasiswa melalui ujian tertulis menggunakan potensi akademik dengan jumlah soal telah ditentukan yang dilakukan serentak secara nasional. Ada 2041 siswa diterima Unsri. • Jalur USMB Merupakan jalur Ujian Saring Masuk Bersama (USMB) yang diikuti tujuh universitas negeri dan swasta yang berlokasi di wilayah Sumsel. Seperti Unsri, Universitas Indo Global Mandiri (UIGM), Universitas Tridinanti Palembang (UTP), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), MDP, Universi-
Akademik Kemahasiswaan (BAK). Selanjutnya siswa yang dinyatakan lulus melanjutkan tahap verifikasi UKT,Camaba diwajibkan melakukan dua tahapan, yaitu verifikasi UKT jalur SNMPTN di Unsri Bukit (5-6 Juli 2018), kemudian dilanjutkan daftar ulang dan tes kesehatan di Auditorium Unsri kampus Indralaya(11-12 Juli 2018). Sedangkan, kegiatan verifikasi UKT dan tes kesehatan jalur SBMPTN dilaksanakan (11-12/7). Selanjutnya verifikasi UKT jalur USMB (25-26/7) fakultas yang mendapat jadwal registrasi yaitu Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas MIPA, Fakultas Hukum (FH) dan sisanya dilanjutkan tanggal (26/7).
Menurut Darliana selaku pengembangan kepariwisataan di Ogan Ilir mengatakan bahwa ada dua versi sagon khas Ogan Ilir yang pertama sagon berbentuk petak digunakan pada acara lebaran cara pembuatannya lah yang membedakan dengan sagon pada umumnya biasanya sagon dipanggang tetapi di wilayah Ogan Ilir sagon hanya di embunkan selama sehari semalam yang di taruh menggunakan tikar atau wadah yang besar. Yang kedua sagon yang tidak di cetak atau sagon bubuk yang pada umumnya sama dengan pembuatan sagon lainnya hanya saja sagon bubuk ini tidak di cetak. Sagon bubuk ini memiliki filosofi yang dipercaya dapat mengusir dan membunuh setan atau iblis yang sering disebut masyarakat dengan “mato belis” yang berfungsi jangan ada pendarahan saat hamil, dan jangan di ganggu setan bagi anak yang dilahirkan. Tidak hanya itu saja, sebagaian masyarakat Ogan Ilir juga mewajibkan bagi Ibu-ibu yang baru saja melahirkan anaknya harus membuat kue sagon bubuk minimal satu bulan sebelum kelahiran anaknya. Kue sagon tersebut akan diberikan oleh tamu pada saat mengunjungi anaknya sebagai tanda ucapan terima kasih. Uniknya lagi, untuk makan sagon pun harus mempunyai peratuan yaitu tidak boleh berbicara atau menutup mulut pada saat memakan sagon, agar kue tersebut tidak keluar atau tersembur. Ini juga memiliki filosofi nilai yang sangat bagus, agar anak yang dilahirkan ketika besar nanti tidak berbicara kotor, bohong. Intinya agar anak tersebut berbicara yang sopan dan santu. (Yetti Ariani / Dwi Ratna Kusumawati)
Edisi ke-14
3
Komunitas Komunitas Dangdut Ogan Ilir
Sumber: Dokumentasi pribadi komunitas Dangdut Ogan Ilir Komunitas Dangdut Ogan Ilir (KDOI) merupakan salah satu Komunitas yang berkecimpung di bidang seni yang terdiri dari Perkumpulan Pemuda-Pemudi Kabupaten Ogan Ilir yang mempunyai hobi
yang sama, yaitu menyukai musik dangdut. Komunitas ini berdiri pada 8 Agustus 2017 yang didirikan oleh seorang penyanyi dari Televisi Republik Indonesia Sumatera Selatan (TVRI) bernama
Komunitas Go Green Ogan Ilir (KGG OI) merupakan komunitas bergerak dalam bidang lingkungan yang berdiri pada 22 November 2015 dibawah naungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ogan Ilir. Komunitas ini bekerja sama dengan Sekolah-sekolah di Indralaya, antara lain SMAN 1 Indralaya, SMPN 1 Indralaya, SMK Intan dan yang lainnya. Anggota KGG OI terdiri dari Pelajar dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). “Anggota Komunitas kami yaitu Pelajar, dari SD sampai umur 18 tahun atau tamat SMA. Karena Komunitas Go Greenn pusat yang berada di Kalimantan anggota nya terdiri dari Pelajar hingga tamat SMA.” ujar Dwi Ayu Ramadania Siswa SMAN 1 Indralaya yang merupakan Ketua KGG OI. Saat ini anggota berjumlah 34 orang yang terdiri dari pelajar dengan sekolah yang berbeda. KGG OI dibina langsung oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Yusriani Emiyati, S.Si,. MT. Sekaligus koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh KGG OI.
Komunitas
Generasi
Komunitas Generasi Cendekia Ogan Ilir berdiri pada 29 Agustus 2004 berawal dari Kegiatan Pembinaan Rohani Islam (Rohis). KGCOI kini berkembang menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada tahun 2014 serta tak hanya Fokus dalam Pembinaan rohis, namun juga dalam pembinaan intelektual, moral, karakter dan akhlak pelajar SMA di Kabupaten Ogan Ilir. Saat ini KGCOI beperan dalam mengkoordinisir rohis, Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi (LDO) siswa di Kabupaten Ogan Ilir. Namun saat ini hanya beberapa Sekolah yang ada di Indralaya yang dibina oleh KGCOI karena terkendala dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM). Kegiatan yang dilakukan oleh KGCOI meliputi pembinaan karakter (kegiatan unggulan) dengan tema “Pendidikan dan Pelatihan Mental Pelopor” yang diterapkan di SMA Negeri 1 Indralaya melalui siswa baru. “Kegiatan Unggulan yang kami terapkan saat ini yaitu Pendidikan dan Pelatihan untuk Siswa Baru melalui Pembinaan Karakter.“ Ujar Andi Kumaini selaku Ketua Umum KGCOI yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kegiatan yang diadakan setiap pekan meliputi pembinaan keag-
4
Edisi ke-14
Khamidun yang memiliki nama panggung yaitu Midun Baroja. Saat ini, anggota dari KDOI berjumlah sekitar 100 orang yang terdiri dari berbagai daerah di Kabupaten Ogan Ilir. Komunitas ini secara langsung dibina oleh Huzaimi yang merupakan anggota komisi tiga DPRD Kabupaten Ogan Ilir. Setiap anggota KDOI dapat mengajak temannya yang menyukai musik dangdut untuk ikut di komunitas ini. Oleh karena itu, KDOI memiliki anggota yang banyak dan telah menunjukkan eksistensi nya di wilayah Sumsel. Komunitas ini memiliki sekretariat di Desa Tanjung Batu Seberang. Kini KDOI telah berkembang menjadi entertainer yang tidak hanya sebagai komunitas, namun telah memiliki organ tunggal serta penyanyi-penyanyi yang siap menghibur masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan yang diikuti oleh KDOI salah satunya yaitu latihan rutin setiap hari minggu, mengikuti event dan lomba pada Festival Ogan Ilir, salah satunya di Desa Sri Kembang. KDOI telah mengukir prestasi yakni memenangkan setiap perlombaan yang diadakan di Ogan Ilir. KDOI juga mengangkat unsur budaya terhadap festival yang diadalan, salah satunya yaitu Festival Pinang Lan-
Kegiatan yang dilakukan KGG OI berawal dari Kampung Percontohan Al-Ittifaqiyah berupa kegiatan Kebersihan Lingkungan yang dihadiri langsung oleh Presiden Komunitas Go Green Indonesia. Selain itu terdapat kegiatan Pembagian Takjil Gratis, Aksi Kota Hijau yang juga diikuti oleh komunitas lain yang mendukung aksi tersebut, Kegiatan Jambore Generasi Hijau oleh KGG Indonesia, dan Kegiatan Penanaman Pohon yang bekerja sama dengan Komunitas Elit Arari, Keluarga Mahasiswa Ogan Ilir (KM OI) serta pihak Dinas. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu agar Pelajar dapat menyadari untuk cinta terhadap lingkungan. Selai itu dapat Menginspirasi Generasi Muda untuk berkerja sama dengan komunitas dan dinas-dinas terkait. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dalam hal Pendanaan yaitu 75 persen berasal dari Anggota, serta donasi yang diberikan namun tetap berkoordinasi dengan pihak Bappeda serta Bappeda turut andil dalam hal Pendanaan.
cang yang mengangkat tema dari cerita rakyat masyarakat sekitar yang dilaksanakan pada bulan Desember lalu. Acara festival tersebut terdiri dari acara lomba bernyanyi dangdut yang diikuti oleh masyarakat Ogan Ilir di Desa Tanjung Batu Seberang. KDOI mengirimkan salah satu dari anggotanya bernama Igo Alamsyah untuk mengikuti event nasional, yaitu Liga Dangdut Indonesia yang ditayangkan di Indosiar. KDOI juga bekerja sama dengan TVRI Sumsel pada program Goyang Dangdut Sumsel yang sampai saat ini masih ditayangkan. Khamidun selaku Ketua Umum KDOI yang memberikan saran dan masukan agar komunitas selalu menjaga eksistensi di masyarakat dan kekompakkan anggota, “Kalau berbicara Eksistensi suatu Komunitas, tak luput dari rasa jenuh. Ibaratkan Api, maka sebelum Api itu Padam, bagaimana cara nya agar Api tersebut tidak padam.” Salah satu manfaat dari KDOI membawa nama baik dengan membangun citra Ogan Ilir menjadi lebih baik, karena selama ini Kabupaten Ogan Ilir dikenal sebagai Kabupaten Kecil. (Syahroini)
Komunitas Go Green Ogan Ilir KGG OI telah meraih banyak Prestasi yaitu Anggota KGG OI merupakan satu-satunya yang mewakili Sumsel dalam kegiatan yang diadakan oleh KGG Indonesia pada tanggal 28 April hingga 3 mei mendatang. Selain itu KGG OI lolos dalam tahap seleksi Nasional dalam agenda Jambore Generasi Hijau oleh KGG Indonesia, sehingga menjadi Delegasi untuk mewakili Sumsel di Bontang.
Cendikia
amaan, pelatihan kemampuan anggota dan pendidikan karakter. Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan mentoring dan rohani islam salah satunya yaitu SMA Negeri 1 Indralaya. Kegiatan mentoring tersebut dilakukan setiap hari Jumat yang dibina oleh KGCOI selain itu SMA PGRI juga melakukan kegiatan pembinaan akhlak dan pendidikan karakter yang langsung dibina oleh KGCOI. Kemudia anggota KGCOI pada awalnya yaitu aktivis kampus yang kini beranggotakan 57 orang. Komunitas ini membuka peluang untuk siapa saja yang ingin bergabung, tidak harus orang dari kabupaten Ogan Ilir dengan syarat mempunyai tujuan yang sama. KGCOI merupakan komunitas yang berdiri sendiri yang berkoordinasi dengan yayasan generasi cendikia yang berada di Sumatera Selatan. Saat ini KGCOI berkumpul di rumah ketua komunitas untuk menetapkan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, kegiatan tersebut diantaranya acara pesantren kilat, festival anak rohis, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan supercamp. KGCOI telah mendapatkan respon posistif dari
pihak sekolah terhadap pembinaan pelajar serta panitia Sumatera Ekspress (Sumeks) memberi respon positif kepada siswa SMAN 1 Indralaya yang dibina oleh KGCOI. KGCOI memiliki cita-cita yaitu pada tahun 2022 seluruh sekolah yang ada di kabupaten Ogan Ilir mempunyai karakter yang baik serta sesuai dengan pendidikan karakter kemudian diterapkan
disekolah-sekolah. Untuk membentuk karakter baik namun kuat secara fisik agar dapat membantu orang lain melalui kegiatan positif. KGCOI juga berharap dapat berkoordinasi dengan membentuk relasi oleh lembaga tertentu, termasuk pemerintah untuk melakukan kegiatan penjaringan pemuda saat ini dengan menyesuaikan program pemerintah. (Wahyuni Cahnia Sari)
Suara mahasiswa
Hubungan Mutualisme antara Universitas Sriwijaya dan Indralaya K
etika libur panjang telah tiba, berduyun-duyunlah mahasiwa pulang menuju daerah asal masing-masing. Ada yang mudik ke Ogan Komering Ilir, ada yang ke Lampung, ada yang ke Jakarta, ada juga bahkan yang ke Makassar. Alhasil sepilah Indralaya. Warung-warung makan terlihat tidak beroprasi. Angkot dan bentor sepi dari penumpang. Terlihat jelas roda perekonomian masyarakat Indralaya khususnya sekitar kampus “melambat” geraknya. Gambaran kondisi libur telah cukup menjelaskan manfaat Universitas Sriwijaya (Unsri) bagi Kabupaten Ogan llir, khusunya Kecamatan Indralaya. Tentu ini barulah salah satu sisinya saja. Masih banyak sisi lain sebagai dampak atau manfaat hadirnya Unsri di Indralaya. Untuk mendapat potret secara utuh terkait hal apa saja yang telah diberikan Unsri terhadap Indalaya, saya mencoba meminta pandangan teman-teman saya, baik yang berasal dari Ogan Ilir maupun yang berasal dari daerah lain. Begitu saya lontarkan gambaran kondisi Indralaya tatkala libur dan diakhir pertanyaan “manfaat apa lagi yang telah diberikan Unsri kepada Indralaya?” Sontak salah satu teman merespon, “Sebentar, menurut saya ada hal penting diawal yang harus kita bedakan. Manfaat dan dampak itu berbeda. Kalo kita bicara dampak itu berkaitan dengan sesuatu yang secara tidak langsung, sedangkan manfaat berkaitan dengan hal secara langsung dan direncanakan”. Sejenak saya mencerna apa yang teman sampaikan tadi, sempat bingung, tetapi kebetulan karena saya pernah belajar konsep perubahan sosial di kelas, bahwa perubahan itu memang dapat berupa perubahan yang direncanakan (pembangunan) dan bisa juga berupa perubahan yang tidak direncanakan. Bahkan ada pula perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki. Dengan mengingat konsep ini saya bisa memahami apa yang teman saya maksud. “Nah kalau yang dijelaskan tadi, bagi saya masuk dalam dampak hadirnya Unsri” Ia melanjutkan. Saya yang mulai mengerti maksud teman ini paham bahwa dampak yang dimaksud ini adalah konsekusensi logis dari keberadaan kampus di suatu daerah. Kemudian saya mengejar dengan pertanyaan, “lantas yang termasuk manfaat seperti apa?”Apakah kehadiran Unsri sudah cukup bermanfaat membantu masyarakat Indralaya? “Saya rasa belum, yang saya tahu program pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen saja masih sebatas memenuhi kewajiban saja, belum ada keseriusan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat. Saya pernah ikut program semacam ini sebanyak 3 kali turun ke desa. Pertama observasi lokasi, ke dua pemberitahuan akan turun ke lapangan memberikan sosialisasi dan yang ketiga acara seremonial sosialisasi.” Mendengar penjelasan teman tersebut, saya kira ada benarnya juga. Walaupun saya yakin tidak semua dosen atau hanya sebagian oknum saja. Entahlah apa karena tugas mengajar di kelas yang begitu padat sehingga sulit untuk meluangkan banyak waktu dalam memaksimalkan program pengabdian di desa. say kira bukan hanya dosen saja, mahasiswa dan organisasi pun dalam menjalankan program pengabdian masyarakat yang berbentuk bina desa ataupun mengajar ke sekolah di desa masih perlu dimaksimalkan. Sejauh ini saya lihat sudah ada berbagai program, tetapi belum masif ke barbagai daerah yang membutuhkan di Ogan Ilir. Programnya pun perlu dibuat berkelanjutan sehingga tidak hanya sementara.
Sebagai calon sosiolog tentu dalam memandang hal ini harus objektif, mengadili sebuah fenomena dengan melihat dari kedua sisinya. Saya tanyakan kepada diri saya sendiri, “Apa ya yang telah diberikan Ogan Ilir kepada Universitas Sriwijaya kecuali lokasi (tanah berdirinya Unsri?” Saya bingung menjawabnya. Saya ingat tahun 2017 lalu Ikatan Alumni Fisip (IKA FISIP) sempat membuat kegiatan diskusi Focus Group Discussion (FGD) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengundang Pelaksana Tugas (PLT) Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam. Pada diskusi tersebut mencoba membandingakan antara Ogan Ilir, Depok dan Sumedang. Mengingat Depok dan Sumedang adalah dua kawasan yang karakteristiknya sama dengan Ogan Ilir, dihuni oleh kampus besar yang kemudian mempengaruhi pesatnya kemajuan kota tersebut. Akan tetapi tidak dengan Kabupaten Ogan Ilir, sejak Unsri berdiri di Indralaya hingga saat ini belum terlihat kemajuan yang signifikan. Melihat hal demikian mahasiswa dan alumni mananyakan perihal ini kepada pemerintah melalui FGD tersebut. Sejauh mana pemerintah telah bersinergi dengan pihak kampus dalam pembangunan. Saya ingat ketika itu respon dari pemerintah Ogan Ilir secara terang-terangan mengakui bahwa memang sebenarnya pada periode-periode sebelumnya belum terjalin hubungan baik dengan kampus dalam konteks pembangunan di Ogan Ilir. Artinya, pihak kampus memang belum banyak dilibatkan dalam pembangunan-pembangunan yang dilakukan. Satu alasan yang muncul ke permukaan pada saat itu adalah pemerintah merasa kehadiran Unsri di Indralaya belum sepenuh hati. Hal ini terlihat dari kampus Unsri yang tidak hanya terpusat di Indaralaya, tetapi sebagian masih di Kota Palembang dan para dosenpun mayoritas tinggal di Palembang.
“Nah kalo yang dijelaskan tadi, bagi saya masuk dalam dampak hadirnya UNSRI” Ia melanjutkan. Saya yang mulai mengerti maksud teman ini paham bahwa dampak yang dimaksud ini adalah konsekusensi logis dari keberadaan kampus di suatu daerah. Kemudian saya mengejar dengan pertanyaan, “lantas yang termasuk manfaat seperti apa?”Apakah kehadiran UNSRI sudah cukup bermanfaat membantu masyarakat Indralaya? “
Ada hal menarik ketika FGD tersebut, yaitu PLT Bupati (Saat ini sudah diangkat menjadi Bupati) menjanjikan akan memulai kerjasama yang baik dengan Unsri. Beliau menjanjikan akan mulai melibatkan ahli dari Unsri dalam membangun Ogan Ilir dan memberikan beberapa fasilitas yang menunjang aktifitas mahasiswa Unsri. Rancangan pembangunan yang ketika itu dipaparkan telah menggandeng Unsri dalam perencanaan yaitu rekonstruksi terminal Indralaya menjadi taman kota dan rencana akan membangun hotel di sekitar Gerbang Tol Palindra serta pembangunan fasilitas olahraga yang layak di area kampus Unsri. Akan tetapi sampai saat ini tahun 2018 petengahan belum juga terlihat bentuk nyatanya, jalan sekitar terminal masih penuh dangan lobang dan genangan air ketika hujan. Akhirnya, hubungan antara Unsri dan Ogan Ilir yang seharusnya bersifat mutualisme (saling menguntungkan) ternyata belum terwujud. Untuk merubah wajah Ogan Ilir menuju kawasan yang lebih baik, sebagaiaman kota Depok, Sumedang dan Semerang tentu harus terlebih dahulu menghadirkan sinergi yang baik antara kedua belah pihak. Pemerintah daerah perlu menggandeng kampus dalam agenda-agenda pembangunnannya. Begitupun dengan para ahli baik dosen maupun mahasiswa juga harus lebih serius berkontribusi demi kemajuan Ogan Ilir. Melalui langkah inilah Ogan Ilir akan menjadi kabupaten yang mampu mensejahterakan masyarakatnya secara merata, maju dan sejahtera. Semoga.
Oleh: Alamsyah Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya
Edisi ke-14
5
LAPORAN UTAMA
PERKEMBANGAN PENDUDUK KABUPATEN INDRALAYA 2016 P
enduduk Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari penduduk suku asli Ogan Ilir dan suku pendatang dari pulau Jawa dan Sunda. Adapun suku asli penduduk Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari : (1) Suku Ogan: meliputi penduduk di sepanjang sungai Ogan mulai dari Desa Munggu Kecamatan Muara Kuang sampai ke Desa Embacang KecamatanLubuk Keliat. Bahasa yang dipergunakan adalah Bahasa Ogan. (2) Suku Pegagan: meliputi penduduk di Kecamatan Tanjung Raja, Rantau Panjang, Sungai Pinang, Rantau Alai, Kandis, Pemulutan, Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan, Indralaya dan sebagian Indralaya Selatan. Bahasa yang terkenal adalah Bahasa Pegagan. (3) Suku Penesak: atau disebut suku Meranjat, meliputi penduduk di Kecamatan Tanjung Batu, Payaraman, sebagian Kecamatan Lubuk Keliatdan sebagian Kecamatan Indralaya Selatan (desa-desa ex Kecamatan Tanjung Batu), berbahasa Melayu Palembang atau Bahasa Meranjat. Kecamatan Indralaya Merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Ogan Ilir yang wilayahnya dari Kabupaten Ogan Ilir yang berbentuk Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kecamatan Indralaya terbagi menjadi 20 desa/ kelurahan denan ibukota kecamatan di Kelurahan Indralaya Mulya yang tediri dari 10 rukun tetangga (RT) dan 5 lingkungan (LK) dengan jumlah penduduk sebanyak 39.895 jiwa dengan luas wilayah 71.08 km2. Batas wilayah kecamatan Indralaya sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Utara 2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Selatan 3. Sebelah Barat : beratasan dengan Kecamatan Indralaya Utara 4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pemulutan Barat A. Ditinjau dari Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk kecamatan Indralaya pada tahun 2016 berjumlah 39.895 jiwa. Rasio jenis kelamin kecamatan Indralaya Selatan pada tahun 2016 adalah 95.54. Dengan jumlah laki-laki 20.392 dan jumlah perempuan 21.343. B. Ditinjau dari Pendidikan Pada tahun 2015 jumlah sekolah di Kecamatan Indralaya, baik negeri maupun swasta pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak6 Taman Kanak-kanak (TK), 19 Sekolah Dasar (SD), 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di kecamatan Indralaya juga terdapat sekolah agama islam yang setara dengan SMP dikenal dengan sebutan Madrasah Tsanawiyah (MTs). MTs negeri di kecamatan Indralaya ini terdapat 1 sekolah yaitu di desa sakatiga. Sedamgkan untuk yang swasta tedapat 2 sekolah. Jumlah sekolah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kecamata Indralya tercatat hanya 1 sekolah. Selain itu terdapat sekolah juga Islam setara SMA dikenal dengan Madrasah Aliyah (MA). C. Ditinjau dari Kesehatan Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Indralaya masih terbilang kurang memadai, hal tersebut dapat dilihat dari jumlahnya kurang memadai, hal tersebut dapat dilihat dari jumlahnya yang masih sangat se-
6
Edisi ke-14
dikit yaitu hanya terdapat 6 poliklinik, 2 puskesmas, 1 pustu dan 1 rumah sakit. Sedangkan untuk posyandu yang tersebar yaitu 42 posyandu yang tersebar di 20 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Indaralaya. Indralaya Selatan Kecamatan Indralaya Selatan adalah pemekaran dari kecamatan Indralaya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 22 Tahun 2005. Meskipun demikian, desa-desa yang kini berada dalam lingkup wilayah kecamatan Indralaya Selatan tidak seluruhnya berasal dari kecamatan Indralaya tetapi juga kecamatan lainnya yaitu kecamatan Tanjung Raja dan kecamatan Tanjung Batu. Desa yang berasal dari kecamatan Tanjung Raja adalah desa Sukarja Lama dan Sukarja Baru , sedangkan desa yang berasal dari kecamatan Tanjung Batu adalah desa Meranjat I, Meranjat II, Beti, dan Tanjung Dayang.
2016 adalah 97, yang berati dari 97 penduduk laki-laki terdapat 100 penduduk perempuan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecamatan Indralaya Selatan mempunyai jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada perempuan. Keadaan ini masih sama dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan rasio nya pun sama yaitu 97.
Luas kecamatan Indralaya Selatan pada tahun 2016 adalah 97,26 Km2. Angka ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada awal terbentuknya di tahun 2005, kecamatan ini memiliki luas 100,26 Km2. Kemudian tahun 2006 terjadi pemekaran wilayah di seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir, dimana dusun 3 desa Beti kecamatan Indralaya Selatan yang berada jauh terpisah dari lingkup wilayah kecamatan Indralaya Selatan dengan luas 3,00 Km2 menjadi bagian dari desa Payalingkung Kecamatan Lubuk Keliat. Desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Indralaya Selatan yaitu desa Tanjung Dayang Selatan, sedangkan desa dengan wilayah terkecil yaitu desa Tanjung Lubuk. Kecamatan Indralaya Selatan mepunyai batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Indralaya. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Rantau Panjang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Tanjung Raja. 4. Sebelah Timur berbatsan dengan Tanjung Batu.
A. Ditinjau dari Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk kecamatan Indralaya Selatan pada tahun 2016 berjumlah 21.868 jiwa. Rasio jenis kelamin kecamatan Indralaya Selatan pada tahun
B. Ditinjau dari Pendidikan Selama tahun 2016, tidak ada pembangunan sekolah baru. Jumlah sekolah di Kecamatan Indralaya Selatan, baik negeri maupun swasta pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 7 Taman Kanak-Kanak, 18 Sekolah Dasar,4 Sekolah Lanjutan Tingkap Pertama dan sebanyak 3 Sekolah Menengah Umum (termasuk Kejurusan). Selain iru ada 1 Madrasah Tsnawiyah (MT) swasta namun belum ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta yang didirikan di kecamatan Indralaya Selatan. Gedung sekolah untuk masing-masing tingkatan sekolah mengalami perubahan jumlah dari tahun ketahun. Selama tahun ajaran 2016/2017 terdapat muruid TK sebanyak 173, murid Sekolah Dasar/Sederajat sebanyak 2.553, murid Sekolah Lanjutan Pertama/Sederajat sebanyak 1.391, dan murid Sekolah Menengah Umum/Sederajat (termasuk Kejurusan) sebanyak 889.
Untuk tenaga guru, pada tahun ajaran 2016/2017 tersedia 22 guru Taman Kanak-kanak, 221 guru Sekolah Dasar, 115 guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan 71 Sekolah Menengah Umum (termasuk Kejuruan). C. Kesehatan dan Keluarga Berencana
Secara geografis Kecamatan Indralaya Utara merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Ogan Ilir yang terbentuk melalui Undang-Undang nomor 37 Tahun 2006 merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Indralaya. Luas wilayah Indralaya Utara 472,33 Km2. Batas wilayah kecamatan Indralaya Utara sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kota Palembang. 2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya. 3. Sebelah Timur : berbatsan dengan Kabupaten Muara Enim. 4. Sebelah Barat: berbatsan dengan Kecamatan Pemulutan A. Ditinjau dari Jumlah dan Kepadatan Penduduk
B. Ditinjau dari Pendidikan
Jumlah fasilitas kesehatan, pada tahun 2016 masing-masing telah tersedia 1 Puskesmas dan 2 Puskesmas pembantu yang memberikan jasa kesehatan masyarat di tingkat pedesaan. Selain itu pula, tingkat kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dari seluruh peserta KB baru, alat kontrasepsi terbanyak digunakan adalah suntikan yang mencapai 44,65 persen dan disusul pil sebanyak 40,95 persen. Sedangkan sisanya sebesar 18, 40 persen menggunakan alat kontasepsi lainnya. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa juga didukung dengan adanya 10 poskesdes yang tersebar di 10 desa , ada 4 desa yang belum memiliki poskesdes yaitu desa Meranjat I, desa Meranjat II, desa Tanjung Dayang Utara dan desa Tebing Gerinting Utara.
Indralaya Utara
Pada tahun 2013, pendidikan jenjang Taman Kanak-kanak (TK) Negeri di Kecamatan Indralaya Utara meliputi 1 sekolah dan untuk TK swasta memiliki 10 sekolah. Untuk jenjang sekolah tinggi berikutnya yakni SD tercatat sebanyak 19 SD negeri di kecamatan Indralaya Utara. Dan untuk sekolah SD swasta ada 1 sekolah di desa sungai rambutan. Untuk jenjang SLTP negeri tercatat ada 7 sekolah dan SLTP swasta tercatat 1 sekolah. Untuk jenjang ini ada Madrasah Tsanawiyah swasta terdapat 2 sekolah yang berada di desa Lorok dan Sungai Rambutan. Jumlah sekolah untuk tingkat SMA khususnya negeri tercatat hanya ada 1 SMA saja. Pada tahun 2016/2017 SMA negeri di Kecamatan Indralaya Utara bertambah 1 sekolah yaitu di Kelurahan Timbangan dan tercatat 1 SMA swasta yang terletak di Kelurahan Timbangan. Untuk SMK negeri tercatat ada 2 sekolah yaitu di Desa Tanjung Baru dan Desa Sungai Rambutan.
C. Ditinjau dari Kesehatan Sebagai Kecamatan yang baru pemerintah Kecamatan telah cukup berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah posyandu dan sarana kesehatan lainnya, walaupun rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang vital bagi masyarakat belum tersedia. Akan tetapi, pemerintah kecamatan telah berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cara mengangkat status puskesmas dari puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat inap.
dralaya Utara masih terbilang kurang memadai. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlahnya yang masih sangat sedikit yaitu hanya terdapat 4 puskesmas, 3 pustu, sedangkan untuk posyandu sudah terbilang lumayan yaitu terdapat 26 posyandu yang tersebar di 16 desa/ kelurahan yang ada di kecamaan Indralaya Utara.
Kabupaten ogan iir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten ogan komering ilir yang berlandasan hukum undang-undang nomor 37 tahun 2003 yang diresmikan pada tanggal 18 agustus 2003. Pada keseiapannya menjadi kabupate, ogan ilir hanya memilik satu kecamatan sebelum terbentuknya 2 kecamatan lainnya yaitu indralaya selatan yang diresmikan pada tahun 2005 dan indralaya utara pada tahun 2006. Kabupaten ogan ilir dihuni oleh suku pendatang dari tanah sunda dan jawa dan suku asli ogan ilir yaitu suku ogan, suku pegagan dan suku penesak yang tersebar ditiga kecamatan ogan ilir. Berdasarkan data statistik kepadatan penduduk pada tahun 2016 yang diperoleh dari pemerintah ogan ilir, apabila semua jumlah data diakumulasikan, jumlah penduduk ogan ilir telah mencapai 100,418 jiwa penduduk. Bila dilihat dari wilayah yang memiliki jumlah kepadatan penduduk terbanyak, indralaya memiliki jumlah terbanyak dengan kepadatan 38,895 penduduk, kemudian jumlah pendidikan terbanyak yaitu indralaya utara sebanyak 38,651 jiwa dan indralaya selatan sebanyak 21,872 jiwa Dibidang kesehatan, pemerintah ogan ilir tlah berupaya semeksimalkan agar pebduduknya mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal dengan mendirikan pelayanan kesehatan, hal ini bertujuan agar anggota masyarat merasakan kesejahteraan, saat ini sudah terdapat 4 puskesmas, 68 posyandu yang tersebar di 36 desa yang berada di kecamatan indralaya dan indralaya utara, 6 pusku dan 1 rumah sakit dan 6 poliklinik. Kesadaran masyarakat ogan ilir akan kesehatan semakin meningkat terutama di kecamatan indralaya selatan, dimana program keluarga berencana pemerintah berjalan dilingkungan masyarakat berjalan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan penggunaqn alat kontrasepsi semakin meningkat, alat kontrasepsi paling banyak digunakan yaitu menggunakan suntikan yang telah mencapai 44,65% dan pil 40,95% sisahnya sebanyak 18,40% menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Dari bebrrapa jumlah jnstansi kesehatan yang telah diberikan belum mencukupi kebutuhan kesehatan masyarakat, bahkan terdapat 3 desa yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat harus datang ke desa lainnya untuk mendapatkan jasa kesehatan. Dari segi pendidikan, saat ini telah terdapat 24 taman kanak-kanak dimana 10 taman kanak yang statusnya masih swasta, 56 sekolah dasar negeri ditambah 1 sekolah dasar yang statusnya swasta, dijenjang sekolah menengah pertama terdapat 10 sedangkan sltp negeri terdapat 7 dan 1 sltp masih swast yang berbasis islam terdapat 3 madrasah tsanawiyah, untuk sekolah menengah atas ataupun yang sederajat terdapat 9 sekolah dimana 3 sma, 3 smu yang letaknya di indralaya selatan, 1 sekolah berbasis islam yaitu MA untuk sekolah kejurusan terdapat 2 SMK.
Jumlah sarana kesehatan di kecamatan In-
Edisi ke-14
7
GALERI
potret Penduduk Indralaya Foto By : Kru GS
Seorang bapak sedang mengangkat tangkul (sejenis jaring penangkap ikan) di rawa Desa Ulak Banding
Ibu-ibu beserta anak-anak masyarakat desa Tunas Aur sedang mandi di sungai
8 Edisi ke-14
Ibu rumah tangga sedang menenun songket di rumahnya desa Muara Penimbung
Bong atau lebih dikenal dengan jamban di Desa Muara Penimbung
Seorang ibu rumah tangga yang sedang menenun kain songket
Ibu sedang menyambangkan padi (menyemai padi) di depan rumahnya sebelum di tanam di sawah.
Seorang bapak sedang membuat pukat (jaring untuk melindungi padi dari ayam dan hama) di desa Muara Penimbung
Kakak beradik sedang mencari ikan dengan cara menaburkan racun serangga untuk menangkap ikan seluang di Desa Tunas Aur
Edisi ke-14
9
INFO GRAFIS DATA PENDUDUK SERTA KOMODITI WILAYAH INDRALAYA
10
Edisi ke-14
CERITA RAKYAT
Warisan Usang Sungging dan Putri Pinang Masak S
iapa yang tidak kenal dengan Desa Tanjung Batu sebrang dan Desa Senuro Kabupaten Ogan Ilir. Kedua desa ini memiliki industri rumahan yang sudah dikenal sejak zaman dulu bahkan pada masa kesultanan Palembang hingga saat ini. Industri rumahan ini mengolah kerajianan tembaga, ukiran kayu, anyaman dan emas. Tentunya memiliki faktor pendorong kenapa di desa tersebut hampir rata-rata mata pencahariannya industri rumahan, hal ini tidak terlepas dengan kedua tokoh yaitu Usang Sungging dan Puteri Pinang Masak.
foto by : kru GS
Usang Sang Sungging atau yang lebih akrab di masyarakat setempat Usang Sungging yang memiliki nama asli Abdul Hamid, dia adalah seorang pati keturunan dari kesultanan Jawa dan menetap di kesultanan Palembang. Ia memiliki keahlian memahat, melukis dan menempa emas.
Usang Sungging membuat lukisan sampai siang dan malam agar hasilnya maksimal dan tidak mengecewakan sang sultan. Pada tahap akhir sultan melihat lukisan tersebut, sultan pun sangat senang dan terlihat jelas senyum dibibirnya atas kerja keras Usang Sungging. Kemudian pada malam terakhir ia masih mengerjakan lukisan tersebut. Pada akhirnya lukisan itu terselesaikan dengan hati yang sangat senang sambil membayangkan kebahagian sultan, melihat hasil lukisannya tanpa ia sadari ia teridur sekejap dan meneteskan tinta ke lukisan tersebut. Keesokan harinya, Usang Sungging memberikan hasil lukisannya kepada sultan dengan rasa bangga, bahagia dan berharap mendapatkan pujian dari sultan. Tanpa disangka ia malah mendapat murka dari sultan serta melontarkan pertanyaan yang menyudutkan kepada Usang Sungging yang berselingkuh kepada permaisurinya. Usang Sungging pun tidak tahu jika permaisuri memiliki tahi lalat di paha, ia pun bingung tidak
penasaran kepada putri tersebut, kemudian menyuruh pengawal kesultanan untuk menyelidiki puutri nafisah. Pengawal kesultanan menyelidiki secara diam-diam dan mendapat informasi tipu muslihat Putri Nafisah sebelum bertemu dengan sultan. Dilaporkanlah berita tadi kepada sultan, murka lah sultan dan menyuruh pengawal untuk membawa Putri Nafisah kembali. Lagi-lagi Putri Nafisah lebih dulu mengetahui berita tersebut dari dayang-dayang dan pengikutnya. Dengan mempersiapkan waktu semalam, dia menyiapkan untuk melarikan diri menyusuri sungai ogan menggunakan perahu bersama dayang dan pengikutnya serta masuk melewati lebak yang cukup memakan waktu lama dan bertepi di Desa Senuro saat itu belum bernama Senuro. Kemudian Putri Nafisah tinggal di desa tersebut dan mengganti namaya menjadi Putri Senuro. Dengan kecantikannya dan bakatnya yang pandai menganyam bambu sampai mewadahi air sehingga air tersebut tidak tembus banyak pemuda-pemuda yang membicarakannya. Cerita tersebut, sampailah ke tellinga Usang Sungging. Ia pun ingin langsung bertemu
Suatu ketika ia mendapat titah dari sultan untuk melukis permaisuri, akhirnya ia menyetujui perintah tersebut dan membuatkan lukisan utuh untuk permaisuri.
karuan. Ternyata tahi lalat pada lukisan permaisuri itu berasal dari tetesan tinta yang tidak sengaja tertidur semalam. Usang Sungging pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada sultan, tetapi sultan sudah kecewa dan akhirnya ia meninggalkan istana dengan menggunakan perahu menyusuri sungai menuju ke pelosok demi menghindari kejaran sultan. Berbulan-bulan ia mengayuh perahu menyusuri lebak, yang kemudian dikenal dengan Lebak Meranjat. Lalu, ia berhenti disuatu Desa Sebrang Tanjung Batu yang akhirnya menetap sembari mengajarkan keahliannya kepada penduduk sekitar tentang melukis, dan memahat. Ia juga membantu membuat masjid serta menyebarkan agama Islam di desa tersebut. Masjid itu dikenal dengan masjid Al-Falah yang di percaya sebagai masjid tertua. Ia pun bersosialisasi baik dengan masyarakat tersebut sehingga diterima dengan mudah. Di Sebrang Tanjung Batu Ulu tepatnya di Desa Senuro terdapat wanita can-
tik yaitu Putri Nafisah yang memiliki pipi kemerah-merahan seperti buah pinang yang masak sehingga dijuliki Putri Pinang Masak. Dia berasal dari daerah banten , Jawa Barat dan sebelum sampai ke Desa Senuro bermukim di Empat Ulu Laut Tepian Sungai Musi. Pada suatu hari, kecantikan Putri Nafisah terdengar sampai ketelinga sultan, dengan begitu sultan langsung ingin mencari Putri Nafisah untuk dipinangnya. Tidak di sangka-sangka Putri Nafisah sudah mengetahui maksud sultan yang akan menjadikan dia sebagai selir sultan, kemudian Putri Nafisah dan kedua orang tuanya berfikir bagaimana caranya agar Putri Nafisah tidak menjadi selir sultan. Akhirnya mereka menemukan sebuah ide untuk merebus jantung pisang dan setelah dingin hasil rebusan itu di gunakan untuk mandi oleh Putri Nafisah sehingga kulitnya hitam legam. Datanglah utusan sultan ke rumah Putri Nafisah untuk membawa putri dihadapan sultan. Alangkah terkejutnya pen-
gawal kesultanan melihat Putri Nafisah yang memiliki kulit hitam legam. Pengawal pun hampir tidak percaya apakah ini putri yang digadang-gadang memiliki paras cantik hingga terkenal di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi pengawal tetap membawa Putri Nafisah di hadapan sultan karena ini perintah sultan. Sesampainya pengawal kesultanan dan Putri Nafisah datang dihadapan sultan, sultan pun bingung dan bertanya kepada pengawalnya apakah benar ini Putri Nafisah yang terkenal kecantikannya itu, kemudian pengawal menjawab “iya ini adalah Putri Nafisah�. Sultanpun bertanya lagi berulang-ulang kepada pengawal tapi kali ini ia melihat ke arah Putri Nafisah, Putri Nafisah pun menjawab benar bahwa ia Putri Nafisah. Setelah itu sultan kecewa ia tidak menyangka jika itu Putri Nafisah. Diusirlah Putri Nafisah dari kesultanan, dia pun bergegas pergi meninggalkan kesultanan menuju kerumahnya. Selang beberapa waktu masih terdengar kecantikan Putri Nafisah ke pelosok negeri. Sultan pun akhirnya masih
dengan Putri Senuro untuk bersilaturahmi. Dari beberapa pertemuan antara Putri Senuro dan Usang Sungging, keduanya sepakat untuk menjalin kasih. Usang Sungging sangat terharu mendengar cerita Puteri Senuro yang memiliki cerita yang hampir sama, kemudian mereka tidak canggung lagi menampilkan keahliannya masing-masing. Usang Sungging dalam hal melukis, memahat, bertukang sedangkan Puteri Senuro membuat anyam-anyaman Suatu ketika Usang Sungging ingin dibuatkan makanan gulai oleh Puteri Senuro. Sang puteri pun memenuhi permintaannya . Setelah gulai tersebut matang selanjutnya Putri Senuro membuat bakul dari bambu sebagai wadah gulai. Sebagai balasnya Usang Sungging menyerut kayu dengan umbangnya sepanjang 9 meter tanpa terputus-putus. Serutan kayu ini kemudian dimasukan kedalam bakul Puteri Senuro untuk dianyamnya. Kemudian anyaman ini menjadi wadah makanan untuk Usang Sungging. Sebelum pernikahan terjadi datanglah beberapa pengawal Putri Senuro menemui Usang Sungging, dan membawa berita bahwa Puteri nafisah sedang jatuh sakit, bahkan dari
hari kehari sakitnya bertambah parah. Dengan sakitnya yang bertambah parah Puteri Senuro masih memikirkan kaumnya agar tidak memiliki paras yang cantik, dan tidak memiliki nasib yang sama dengannya. Kondisi Putri Senuro semakin parah, ia pernah bersumpah kepada yang maha kuasa agar kelak cucu kaumnya tidak memiliki paras yang cantik seperti dirinya. Setelah melafaskan sumpahnya ia menghembuskan nafas terakhir, puteri wafat meninggalkan dayang, kaumnya dan kekasihnya Usang Sungging. Kemudian di makamkan di Desa Senuro. Lalu bagaimana nasib Usang Sungging dengan keahliannya tersebut masyarakat membicarakan kehebatannya, kemudian terdengarlah sampai telinga sultan. Selanjutnya sultan menyuruh pengawalnya untuk mencari tahu siapa sebenarnya orang tersebut. Sebelumnya sultan telah menyadari kesalahannya atas kejadian lukisan itu. Ia mengajak kembali Usang Sungging ke istana, namun Usang Sungging menolak ia lebih memilih untuk tinggal dan membangun desa tersebut. Dengan keahlian kedua tokoh itu dapat
diyakini sebagai warisan mata pencaharian kedua desa tersebut. Keturunan Usang Sungging Tanjung Batu Sebrang dan Tanjung Batu Petai sampai saat ini memiliki keahlian untuk membuat rumah knockdown atau rumah bongkar pasang dan berlanjut sampai sekarang sebagai mata pencaharian, bahkan hasil kerajinan ini sudah terkenal di luar sumatra selatan. Sedangkan keturunan Putri minang masak memiliki keahlian membuat bakul dan anyaman di desa senuro, akan tetapi saat ini zaman sudah canggih sehingga masyarakat menggunakan alat rumah tangga dari bahan plastik dan alumunium, kemudian saat ini mata pencahariannya bergeser ke petani karet. (Yetti Ariani/ Dwi Ratna Kusumawati)
Edisi ke-14
11
INFO GRAFIS
Tujuan Hidup adalah Untuk Ibadah Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari seorang dokter yang berhasil membangun Klinik Sejahtera di sebuah daerah Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.
menjadi saksi bisu. Klinik ini pun disebarkan lewat mulut ke mulut pasien yang berobat ke klinik. Ternyata dengan usaha dan do’a dr. Restu Iman ini mulai mendapatkan sambutan positif dari masayarakat setempat.
Dialah dr Restu Iman, lahir pada 14 Mei 1970 yang memiliki satu orang istri dan empat orang anak yang semuanya mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. dr. Restu Iman merupakan alumni Universitas Sriwijaya yang lulus pada tahun 1989 dan menjadi seorang sarjana yang memiliki keahlian sebagai spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskuler.
Pasien tidak hanya datang dari masyarakat setempat saja, melainkan pasien datang dari berbagai daerah maupun luar kota seperti daerah Mesuji, Lampung, dan Jakarta. Terlepas itu cocok atau tidaknya berobat, hanya Tuhan yang menentukan kesembuhannya,” ujar dokter Restu Iman. Klinik ini sama dengan rumah sakit tipe D yang memiliki kemampuan memberikan pelayanan kedokteran umum dan
NYAGAKKE TIANG GURU BUDAYA Nyagakke tiang guru, begitulah masyarakat Indralaya menyebutnya. Dalam tradisi masyarakat diartikan sebagai peletakkan batu pertama saat pembuatan bangunan rumah. Nyagakke tiang guru sendiri adalah adat istiadat masyarakat Indralaya dalam pembangunan rumah panggung. Nyagakke tiang guru berasal dari bahasa daerah Suku Pegagan kecamatan Indralaya, yang artinya mendirikan sedangkan tiang berarti tonggak kayu sebagai fondasi rumah panggung sedangkan guru sendiri berarti besar atau pertama. Disaat jam kosong kuliahku, ingin sekali ku menilik budaya Idralaya di tempat ku menimba ilmu lebih dalam lagi. Maka aku memutuskan untuk pergi ke suatu desa dengan gapura bermotif kain songket, lalu menyusuri jalan lurus mengikuti aliran sungai, kulihat banyak rumah panggung dan rumah limas berbahan kayu. Terlihat sebuah fondasi kerangka rumah panggung dari kayu yang menurutku unik. Dari kejauhan kulihat tergantung setandan pisang kuning, kendi berisi air, dan tertancap sebuah bendera dari kain potongan, sewet atau sarung diatasnya, selain bendera biasanya juga dipasang payung. Menurut masyarakat sekitar hal itu merupakan tradisi
Pada tahun 2000 sampai 2016 menjadi dokter spesialis penyakit dalam serta pada tahun 2008 merangkap menjadi dokter Sub Jantung dan sekarang pun menjadi pembimbing klinik di RSUD Bari Palembang. Di awali dengan membuka praktek pribadi di perumahan Mutiara Indralaya, banyak orang sakit yang belum terlayani dan perlu rawat inap. Hal ini kemudian menimbulkan ide sederhana di benak dr. Restu Iman untuk memulai membangun sebuah klinik yang dapat melayani masyarakat yang membutuhkan, dengan ragam obat yang komplit dan harga obat yang sama baik pagi malam, maupun hari libur (sabtu dan minggu).
kedokteran gigi dan melayanai masyarakat yang memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). “di klinik ini pasien BPJS dilayani denga baik dan memberikan penjelasan syaratsyarat kepada pasien yang ingin menggunakan kartu BPJS (informed consent). Klinik yang dibangun setara dengan rumah sakit tipe C, dimana klinik ini mampu memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
Ide keinginan membangun sebuah klinik bernama “Klinik Sejahtera” untuk menunjukan identitas sebagai klinik yang aman sentosa dan makmur. Pada tahun 2016 berdirilah Klinik Sejahtera tersebut.
“akan dibangun rumah sakit tipe C klinik ini akan bernama R.S D.r Iman, banyak cita-cita yang ingin di capai seperti membangun Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan (STIKES) dan bekerja sama,” katanya.
Ketika ia memutuskan untuk membangun klinik, ia sama sekali tidak mengawali dengan riset pasar dengan alasan di daerah tersebut masih sedikit tempat pelayanan kesehatan. Ia juga tidak ambil pusing, apakah klinik yang dijalankannya bakal berhasil diterima masyarakat atau tidak. Yang jelas, dr. Restu Iman hanya mengandalkan usaha dan do’a.
Ditengah kesibukannya menjadi seorang dokter, Restu Iman merupakan salah satu dosen di Universitas Muhammadiyah Palembang. Diberi tugas dan tanggung jawab sebagai dosen yang mengajar tentang penyakit dalam.
Klinik yang dibangun secara bertahap ini pun tidak langsung menuai hasil yang positif dan banyak menyimpan cerita yang
12
“Tujuan hidup adalah untuk ibadah,” tegasnya. (Jimmi Purwanto)
saat mendirikan rumah panggung, yang memiliki makna supaya tukang yang mengerjakan rumah terhalau dari bala, dan tidak terjadi kecelakaan saat bekerja. Makna payung sendiri agar rumah yang dibuat nantinya terasa redup, sayup dan dingin. Pisang yang tergantung bermanfaat sebagai cemilan untuk para pekerja bangunan. Hal unik lainya saat nyagakke tiang guru, yaitu kebiasaan masyarakat Indralaya pada saat memasukkan bunga tujuh warna, serpihan emas, meteran orang yang buta (meteran yang sebelumnya diukur selebar lengan oleh orang yang buta), serta uang logam dari tujuh rumah tetangga terdekat, termasuk dari tokoh masyarakat desa. Kedalam lubang galian yang diperuntukan menancapkan tiang guru. Menurut kepercayaan lokal, bunga tujuh warna bermakna, agar rumah terlihat harum. serpihan emas agar orang terpukau saat melihat rumah bak kilauan emas. Meteran dari orang yang buta bermakna agar rumah tidak banyak nyamuk. Sedangkan uang logam dari 7 rumah tetangga termasuk dari tokoh masyarakat desa, dipercaya bermakna agar banyak kedatangan tamu- tamu besar. (Syahroini)
Puisi
Indralaya dan Berjuta Kisah Karya: Annisa Dwi Kurnia
Lalu lalang kendaraan memadati jalan raya Partikel-partikel debu yang menyesakkan menari dengan liar Sang surya menyombongkan kilaunya dengan sinar yang begitu menyengat
Indralaya Dan berjuta kisah.. Kota kecil yang selalu sibuk Dari surya mulai merangkak ke atap bumi Hingga lembayung tergurat di ujung senja
Indralaya Dan berjuta kisah.. Tentang rasa dan harapan Rasa, rasa suka juga luka Harapan, harapan akan terwujudnya cita-cita
Indralaya Dan berjuta kisah.. Banyak kesah yang ingin tersampaikan Tentang kenyataan yang kadang tak sesuai rencana
Indralaya Dan berjuta kisah.. Dimana perantauan menjadi kehidupan baru Bagi para haus ilmu Demi membuat bangsa ini maju
Indralaya Dan berjuta kisah.. Ada rindu yang tersemat lewat untaian doa Ada senyum yang harus diperjuangkan Ada cita yang harus diwujudkan
Indralaya Dan berjuta kisah.. Kutemukan keluarga tanpa ikatan darah Dengan segala sikap ramah Juga belajar bersikap tabah
Sosok Bertangan Kreatif Di Balik Kerajinan Aluminium nan Apik
foto by : kru GS
GAYA HIDUP
Ayah satu anak ini bekerja dari pagi hingga azan zuhur berkumandang, untuk kemudian beristirahat dan kembali berkutat dengan aluminium hingga semburat oranye menghiasi langit.
Aroma sup menuntunku ke dapur, ibu sedang memasak di sana. Kuah sup yang bergelembung menyeruakkan aroma kaldu yang menggoda, membuat perutku yang kosong semakin meronta. Tapi ada satu hal yang membuat fokusku teralihkan dari sup tersebut. Panci. Ya, panci. Ada dua panci di atas kompor, satunya terbuat dari stainless yang bermodel modern, dan satu lagi nampak sederhana dan tradisional dengan bahan dari aluminium yang terangkai apik. Sejak dulu Ibuku memang suka menggunakan beberapa perabotan berbahan aluminium, seperti panci ini salah satunya, hal ini membuatku heran, di zaman yang sudah modern seperti ini, Ibu masih senang menggunakan perabotan tradisional tersebut. Sembari menyeruput sup buatan Ibuku dengan lahap, aku bertanya dengan antusias tentang perabotan aluminium tersebut. Ibuku mengatakan, bahwa kualitas perabotan aluminium ini jauh lebih baik daripada perabotan berbahan stainless keluaran pabrik. Bahan aluminium yang tebal membuat perabotan ini lebih tahan lama dibandingkan stainless yang tipis dan mudah bocor, karena alasan itulah Ibu lebih memilih perabotan aluminium dibandingkan perabotan stainless. Meskipun bentuknya yang jauh dari kata modern, perabotan aluminium ini mampu bersaing dengan produk perabotan dapur dari pabrik dan masih menarik m i n a t m a s yarakat banyak. Sebuah panci telah membawaku u n t u k menguliknya lebih dalam. R a s a penasaran akan kerajinan al-
uminium tersebut membuatku teringat pada temanku semasa SMP.Ayahnya merupakan seorang pengrajin aluminium di Tanjung Atap, desa yang berada di kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir. Desa yang sering dijuluki sebagai desa aluminium ini memang merupakan sentra kerajinan aluminium di Sumatera Selatan. Jadi sore itu, aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah temanku, di sepanjang jalan kerap terdengar suara palu yang beradu dengan aluminium. Bahrun, pria berumur 61 tahun yang sudah menekuni profesi pengrajin aluminium selama 35 tahun jauh sebelum ia melabuhkan cintanya di pelaminan dengan Lasmia, istrinya. Setiap hari ia membuat perabotan dari aluminium, berbekal palu dan bahan baku aluminium. Ia telah menghasilkan begitu banyak perabotan yang diminati masyarakat, seperti panci, oven aluminium, kukusan, cetakan kue basah, wajan, saringan, irus, dan lain-lain. Umur yang bisa dibilang sudah tak muda lagi, tak sedikitpun menyurutkan ketelatenan tangan Bahrun dalam merangkai potongan demi potongan aluminium ini menjadi suatu perabotan yang banyak akan manfaat. Seluruh proses pembuatan perabotan tersebut dikerjakan oleh Bahrun sendirian secara manual tanpa satupun karyawan. Ayah satu anak ini bekerja dari pagi hingga azan zuhur berkumandang, untuk kemudian beristirahat dan kembali berkutat dengan aluminium hingga semburat oranye menghiasi langit. Rambutnya memang sudah memutih, namun semangatnya untuk menafkahi keuarga masih begitu merah membara. Kerutan di dahinya seolah menjelaskan bagaimana perjuangannya seama ini, memfokuskan diri pada potongan auminium sehinga menjadi perabotan dapur. Putri semata wayangnya merasa bangga dengan sang ayah yang bekerja keras menjadi pengrajin aluminium selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
cam perlengkapan alat dapur rumah tangga sederhana seperti centong nasi. Uniknya, hasil olah kerajinan tangan yang dibuat oleh Bahrun ini memiliki tanda khusus di setiap model kerajiann yang di buatnya. Ada cap nama “Bahrun� di setiap barang yang ia buat, itu juga merupakan ciri khusus untuk membedakan hasil karya Bahrun dengan hasil buatan pengrajin lain. Saat ini, hasil karya Bahrun sudah dikenal oleh masyarakat banyak, bukan hanya di kecamatan Tanjung Batu, namun juga diluar kota yang hampir di seluruh kepulauan Sumatera. “Ya, ada juga pemesan dari luar kota, seperti Ogan Komering Ulu (OKU), Muara Enim, Jambi, Lahat, Lampung, Riau, dan Palembang.� Ujar Bahrun. Pengiriman perabotan aluminium ke luar kota pun dilakukan oleh Bahrun sendiri menggunakan mobil pribadinya. Untuk waktu pengerjaan, tergantung dengan kerumitan pembuatan perabotan. Misalnya kukusan, untuk menyelesikan membutuhkan waktu satu hari. Sedangkan untuk perabotan kecil seperti wadah minyak sayur, dapat ia buat 30 buah dalam sehari. Sebagai pengrajin yang hanya menerima pesanan, penghasilan Bahrun tentu tak tetap, bergantung pada kebutuhan para pemesan. Sebagai desa yang menjadi sentra kerajinan aluminium di Sumatera Selatan, Bahrun bukanlah satu-satunya pengrajin aluminium di desa tersebut, persaingan produksi perabotan ini tentu sangatlah ketat dan banyak. Namun itu tak membuat Bahrun putus harapan dan menenggelamkan karya tangannya. Sampai saat ini, Bahrun dan pengrajin lainnya terus berusaha untuk berinovasi dengan menciptakan perabotan-perabotan baru. (Dinar Wahyuni)
Bahrun mengatakan bahwa asal-usul adanya kerajinan aluminium ini telah muncul saat masa penjajahan dulu. Ketika Jepang masih menjajah Indonesia, di DesaTanjung Atap ada sebuah pesawat terbang milik Jepang yang jatuh di dekat Desa Tersebut. Pesawat yang terbuat dari bahan alumunium tersebut di potong-potong oleh warga setempat. Dan hasil potongan-potongan tersebut di olah menjadi bermacam-ma-
Edisi ke-14
13
SASTRA
Jingga yang Jatuh Hati Pada Senja
Karya : Langit Sore
M
erpati datang membawa sebuah kabar, kabar yang membuat kabur di pelupuk mata; tentang kepergian seseorang ke suatu tempat yang begitu jauh letaknya. Aku menamainya senja, karena kedatangannya membuat langitku berwarna jingga, begitu indah, meskipun hanya sementara. Mengaguminya aku belum jera, menunggunya aku tak mengenal jeda, meski berkali-kali harus ditikam gulita. ¬¬ *** Mata kuliah berakhir seiring dengan selesainya azan dzuhur berkumandang. Semua orang bergegas meninggalkan ruang-ruang kuliah, berhamburan di koridor gedung fakultas bercat merah jambu, beberapa menuju Parkiran, Kantin dan sebagian lain menuju Mushola. Seorang perempuan bergegas masuk Mushola sambil memasang kancing pergelangan tangan bajunya, wajahnya basah dibalut jilbab berwarna biru muda. Di dalam Mushola terdapat tabir hijau pembatas antara laki-laki dan perempuan, tingginya dua meter, serat kain tidak tembus pandang sehingga tidak memungkinkan untuk melihat siapa saja yang ada di balik tabir itu. Kecuali suara, suara yang melantunkan ayatayat suci itu begitu menenangkan – setidaknya bagi perempuan itu. “Tadi imamnya siapa sih?” Tanya Jingga kepada Yeyen, teman dekatnya. “Sepertinya suara Gio, mungkin Gio deh” Jawab Yeyen sambil memasang sepatu tanpa melihat lawan bicaranya. Mendengar nama itu, tangan Jingga berhenti mengikat tali sepatunya beralih menatap Yeyen.
Ia pindah perlahan dari rak satu ke rak lainnya, ketika berada di barisan buku anak-anak ia melihat seorang anak perempuan menangis tertahan terlihat bingung dan takut. Jingga mendekatinya, jongkok menyamai tinggi anak tersebut. “Kamu kenapa nangis?” tanyanya sambil mengusap pipi perempuan kecil yang berada di hadapannya. Anak itu berusia sekitar 8 tahun, rambutnya ikal sebahu, jepit pita berwarna merah muda tersemat di atas telinga kiri, menahan poninya agar tidak menutupi mata hitamnya yang bulat. Mata yang mengingatkan Jingga kepada seseorang. Anak perempuan itu bernama Putri, menangis karena terpisah dengan Abangnya. Jingga berusaha menenangkan dan mengajaknya menuju pusat informasi. Mendekati pusat informasi, Putri berteriak memanggil seorang lelaki yang mengenakan kaos abu-abu, terlihat sedang berbincang dengan seorang Security. Wajahnya yang tegang sekaligus cemas berubah cerah saat mendengar suara adiknya. “Abang...” pekik Putri membuat lelaki itu sontak menoleh dan berlari menuju ke arahnya. Memeluknya erat dan meminta maaf berulang kali. “Maaf ya, Abang ceroboh” ucapnya sembari mengembuskan napas lega, dalam pelukannya Putri mengangg u k
“Eh udah sore nih kakak duluan ya. Tuan Putri jangan nangis lagi, oke?” ucap Jingga sambil mengusap pelan kepala Putri kemudian mengangguk samar kepada Gio. Sebelum melangkah pergi tak lupa ia melambaikan tangan kemudian tubuhnya hilang setelah pintu keluar ditutup. “Kak Jingga baik ya bang” ucap Putri sambil mendongak melihat Abangnya yang masih terdiam menatap pintu keluar. Beberapa saat kemudian mereka meninggalkan toko buku. “Jingga” ucap Gio dalam hati, tersenyum menatap langit sore. *** Pagi ini, Jingga bergegas menyusuri koridor fakultas. Berulangkali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 08.16 menandakan ia sudah benar-benar terlambat. Sesampainya di depan kelas ia langsung membuka pintu tanpa mengetuk lebih dahulu, saat pintu terbuka seluruh tatapan tertuju ke arah pintu. “Lah, dosennya belum dateng?” tanya Jingga sambil melangkah masuk dengan napas terengah-engah “Belum” jawab beberapa temannya serentak. Beberapa saat kemudian, Gio melangkah menuju papan tulis, berdiri di samping meja dosen sehingga membuat seluruh sorot mata tertuju ke arahnya. Sontak suasana kelas hening, menunggu apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu.
“Gio yang sekelas sama kita?” Tanya Jingga sekali lagi, Yeyen mengangguk ragu memandang Jingga aneh. Menyadari kecurigaan Yeyen, Jingga
**** Selain Perpustakaan, toko buku adalah tempat yang menyenangkan bagi perempuan Sagitarius bernama Jingga. Tinggi badannya 160 cm dengan berat sedikit melebihi ukuran ideal, hidungnya yang tidak terlalu mancung begitu menyukai aroma kertas buku. Tubuhnya menyusuri barisan rak buku, mata coklatnya menyapu satu persatu buku yang tersusun rapi pada rak berwarna merah bata. Ia sedang tidak mencari judul atau nama penulis tertentu, ia hanya melihat-lihat sesekali membaca beberapa sinopsis.
14
Jingga telah jatuh hati kepada Gio saat hari pertama masuk kuliah, tepat saat lelaki itu memperkenalkan dirinya di depan kelas. Dua bola mata milik lelaki itu begitu menenangkan, membuat Jingga tenggelam dalam palungnya yang dalam. Ah Jingga lupa bahwa setiap pertemuan selalu sepaket dengan perpisahan, laiknya senja yang datang kemudian pergi meninggalkan hati yang patah di tikam malam yang dingin. Selama mata kuliah berlangsung Jingga kehilangan fokusnya, tatapannya kosong dan pikirannya tak tentu arah. Entah kenapa ia begitu sedih mendengar kabar kepergian Gio, seperti ada bagian lain dari dirinya yang hilang, membuat moodnya berantakan. Setelah mata kuliah selesai, Gio menghampiri Jingga dengan mengulurkan sebuah amplop berwarna nila. Jingga menatap lelaki itu penuh tanya. Gio beranjak pergi setelah Jingga meraih amplop tersebut. Malamnya, Jingga membuka amplop dengan hati berdebar kencang. Di dalam amplop terdapat kertas surat berwarna merah muda. Kepada Jingga, Aku tak pandai membuat kalimat penuh diksi, maka dari itu aku mengutip kalimat dari Sapardi. Jingga, Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada Api, Yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada H u -
jan,Yang menjadikannya tiada.
langsung menarik sahabatnya itu pergi meninggalkan Mushola, “Lapar nih, ke kantin yuk” ujarnya sambil merangkul lengan Yeyen.
Jingga.
Salam Hangat, memaafkan. Menyadari keberadaan Jingga, lelaki itu melepas perlahan sang adik dari pelukannya. “Jingga?” lelaki itu sedikit ragu untuk menyebut nama itu, lalu tersenyum ketika Jingga mengangguk membenarkan. “Terima kasih, Jingga”. Lelaki itu tersenyum sekali lagi. Entah kenapa kali ini Jingga hanya diam membisu, mulutnya begitu kelu untuk mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya membalas ucapan lelaki itu dengan senyum dengan memandang sekilas dua bola mata hitam yang begitu laut, mengenggelamkan siapa saja yang berani menatapnya lama-lama.
“Assalamualaikum teman-teman, mohon maaf mengganggu sebentar. Tujuan saya berdiri di sini untuk menyampaikan sesuatu hal.” Hening, menunggu kalimat selanjutnya. “Saya mohon maaf jika selama ini ada kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja, Alhamdulillah saya dapat beasiswa ke luar negeri, pekan depan saya akan berangkat. Jadi saya berterima kasih untuk seluruh teman-teman semua sudah mau menjadi teman saya hehe” ucap Gio, di sambut dengan riuh suasana kelas. “Wihh mantaplah brother kita nih, keren sangat” celetuk Teguh dan ucapan ucapan selamat menghujani Gio hari itu. Hujan yang mendatangkan badai di hati
Gio Jingga melipat kertas itu dan meletakkannya kembali ke dalam amplop, ditaruhnya di dalam laci meja belajarnya. Ia meraih buku diary bergambar doraemon miliknya, dan menuliskan beberapa kalimat kemudian rebah dan terlelap. Terima kasih. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya, Entah sebagai teman lama, Atau sebagai teman hidup. Ku harap tiga kata sebelum titik.
KOMIK
Edisi ke-14
15