Pandemi COVID-19 Menyerang, Mahasiswa Meradang Menilik Kembali New Normal di Indonesia Mencegah Stres Selama Pandemi
SAPA REDAKSI Assalamu’alaikum, Wr.Wb
pembahasan mengenai dampak Covid 19 dalam lingkungan kampus khususnya bagi mahasiswa. Di antaranya seperti, kebijakan kampus dalam menyikapi pandemi Covid 19, bagaimana dampak pandemi tersebut terhadap mahasiswa, serta gerakan yang dilakukan mahasiswa. Pada rubrik selanjutnya, kami membahas kampusiana, kilas balik, dan beberapa rubrik lainnya.
Salam Pers Mahasiswa! Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan ridho-Nya Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya (LPM GS Unsri) berhasil menyelesaikan Tabloid Indralaya Post Edisi XVII, September 2020. Terima kasih banyak kepada rekan-rekan yang telah memberikan waktu, tenaga, dan buah pikirnya dalam upaya menerbitkan Tabloid Indralaya Post ini. Tabloid ini adalah produk tabloid terbitan yang ke-17 dan mengusung tema “Covid 19�. Secara garis besar, tabloid ini membahas tentang prahara yang terjadi pada masa pandemi Covid 19 di kalangan mahasiswa maupun masyarakat.
Pandemi ini telah merubah banyak hal, termasuk merubah kebiasaan serta sisi-sisi kehidupan manusia yang lainnya. Juga tentunya mempengaruhi berbagai bidang termasuk pendidikan di lingkungan kampus Unsri. Pada rubrik laporan utama tabloid ini, kami menyajikan
Semoga apa yang kami hadirkan dalam tabloid ini dapat memperluas wawasan, dan memberikan informasi yang dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi menjadikan Tabloid Indralaya Post ini semakin baik di masa depan. Wassalamualaikum Wr.Wb Defa Septhya Amanda Redaktur Pelaksana
Redaksi Menerima Tulisan, Opini dan Foto dari Pembaca, Redaksi berhak mengedit tulisan yang akan di muat dengan tidak mengubah maknanya. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya. Pelindung : Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. | Pembina: Ferdiansyah Rivai, Zulkarnain, M.Med.Sc | Pemimpin Umum : Juniancandra Adi Praha | Sekretaris Umum : Annisa Dwi Kurnia | Bendahara Umum : Herni Widyaretha | Pemimpin Redaksi : Dinar Wahyuni | Pemimpin Perusahaan: Fury Aura Bahri | Pemimpin Litbang: Safina Riski| Redaktur Pelaksana : Defa Septhya Amanda | Reporter : Nova Novita, Juniancandra Adi Praha, Herni Widyaretha, Safina Riski, Annisa Dwi Kurnia, Anggi Putri Sefri | Editor : Desi Rahma Sari, Dinar Wahyuni | Fotografer : Kru GS | Tata Letak : Tiara Winiari | Ilustrator : Juniancandra Adi Praha, Dinar Wahyuni | Desain Sampul : Rasmauli Aprianita Nainggolan | Alamat : Bilik Pers Lantai 1 Gedung Student Center Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang - Prabumulih
2
Edisi ke-17
KAMPUSIANA
Selebrasi Wisuda Versi Anak Penjaskes
K
alau junior push up di depan senior udah biasa, tapi pernah gak sih lihat senior yang push-up di depan junior-juniornya? Pas wisuda pula.
Aksi arak-arakan di prodi Pendidikan olahraga ini biasanya dilakukan saat prosesi wisuda berlangsung, yaitu dari pagi sampai siang, yang diikuti oleh seluruh anggota himpunan seraya menyanyikan lagu himpunan Wisuda merupakan awal babak baru prodi mereka. Berbagai atraksi juga ditampilbagi para sarjana setelah menjalani kehidupan kan sehingga kegiatan tersebut semakin ramai. kampus, menempuh beban Satuan Kredit Se- Bagi kebanyakan mahasiswa, adanya tradisi mester (SKS), sekaligus sebagai ajang kreativi- arak-arakan ini menjadi hiburan tersendiri. tas bagi mahasiswa. Dikatakan sebagai ajang kreativitas karena beberapa mahasiswa yang Menjelang siang, mahasiswa himmasih menempuh beban SKS turut hadir me- punan akan menjemput para wisudawan unmeriahkan prosesi wisuda. Ada yang bergelut tuk diikutsertakan dalam arak-arakan. Setelah dengan kamera sebagai fotografer, ada juga mengikuti arak-arakan, seluruh wisudawan yang menjadikannya ladang usaha, seperti akan mengambil ancang-ancang push-up di menjual buket bunga dan pernak-pernik wisu- depan landmark Unsri untuk melakukan push da lainnya. up sebanyak 20 kali. Meriahnya, seluruh wisu dawan push-up di depan junior-junior mereka Namun, yang menjadi sorotan di sini yang sedang seru menghitung jumlah push-up adalah para mahasiswa himpunan setiap ju- yang dilakukan oleh para wisudawan. rusan yang begitu antusias dalam menjemput para wisudawan untuk melakukan sel- Esensi dari tradisi push-up yang merebrasi. Setiap himpunan mempunyai cara upakan salah satu rangkaian dari arak-arakan masing-masing dalam merayakan kelulusan adalah kesolidaritasan. Jadi, walaupun telah wisudawan. Ada yang arak-arakan sambil diwisuda, mereka tetaplah sosok pendidik di menyanyikan lagu-lagu himpunan atau seka- bidang olahraga, dan sebagai pemimpin bagi dar yel-yel, bahkan ada juga wisudawan yang rekan-rekan seperjuangan dan adik tingkatnmelakukan push-up. ya. Situasi yang langka ini benar-benar terjadi rupanya, terlebih lagi dilakukan saat wisuda. Kegiatan ini sudah biasa dilakukan oleh beberapa Program Studi (Prodi), salah satunya adalah prodi yang ada di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsri, yaitu prodi Pendidikan Olahraga.
Arak-arakan ketika wisuda memang sudah lumrah di kalangan mahasiswa, dan selalu dinantikan serta mengundang kemeriahan, tapi kalau push-up sendiri masih terdengar agak baru di telinga mahasiswa. Tradisi dari prodi Pendidikan Olahraga ini sudah ada sejak dibukanya prodi tersebut, dan terus dipertahankan oleh generasi selanjutnya, sebagai bentuk selebrasi yang menyenangkan bagi para wisudawan, sekaligus kenang-kenangan bagi himpunan dan mahasiswa yang baru diwisuda. Tradisi ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Olahraga. Perayaan ini dilakukan setiap ada yang wisuda, dan merupakan momen berharga bagi setiap mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya. Selain sebagai bentuk apresiasi dan untuk memeriahkan rangkaian acara wisuda, pada dasarnya tradisi arak-arakan dan push-up juga mengingatkan para wisudawan dan para mahasiswa bahwa tanggung jawab seorang akademisi tidak hanya perkara tugas atau ujian sewaktu kuliah, tapi akan terus berlanjut hingga kita mencabut status kita sebagai mahasiswa.
Penulis : Nova Novita Tidak berhenti sampai di push-up, Editor : Dinar Wahyuni para wisudawan juga diminta untuk menyampaikan kesan-kesan mereka selama kuliah di Unsri jurusan Pendidikan Olahraga. Biasanya waktu yang diberikan dalam menyampaikan kesan dan pesan tersebut adalah maksimal 3-5 menit.
Edisi ke-17
3
LAPORAN UTAMA
PANDEMI COVID-19 MENYERA
K
emunculan kasus pertama Covid-19 di tanah air terendus pada awal Maret 2020 lalu. Kala itu, temuan 2 kasus postif diumumkan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Istana Kepresidenan. Tertularnya orang ibu dan anak tersebut diakibatkan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
ing-masing," ujar Anis. Kebijakan penerapan sistem daring dalam perkuliahan, meniadakan semester pendek, mengosongkan asrama dan rumah susun mahasiswa serta mengundurkan jadwal wisuda turut dibuat oleh Unsri. Selain itu, mahasiswa juga diimbau untuk menunda kegiatan sampai pemerintah mencabut status emergency. Unsri pun membentuk satuan tugas pencegahan dan penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Iwan Stia Budi, Wakil Rektor bidang Kemahasiswan dan Alumni. Bahkan, Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Klinik Unsri ikut disiagakan 24 jam agar pasien dapat ditangani dengan cepat.
Menukil dari Kompas.com, saat mengumumkan kasus pertama, Presiden Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi menegaskan bahwa pemerintah Indonesia siap menghadapi Covid-19. Serta memastikan pemerintah sudah menyiapkan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien. Lebih dari 100 rumah sakit dengan ruangan isolasi yang baik Mulai Terapkan Perkuliahan Daring telah disiapkan. Pasca dikeluarkannya surat edaran Namun, segala upaya yang dikerahkan (SE) mengenai pencegahan Covid-19 oleh Unnyatanya belum mampu menghalau terjan- sri, setiap fakultas mulai alihkan perkuliahan gan virus yang disinyalir berasal dari Wuhan, tatap muka ke perkuliahan daring. Cina ini. Hingga 6 bulan berlalu, serangan "Jurusan sebagai ujung tombak pelaksanaan virus corona masih melanda Indonesia dan secara teknis, tentunya mengikuti kebijakan telah memberikan dampak yang sangat mer- rektor tersebut dan jurusan juga telah menugikan. Setidaknya lebih dari seratus ribu pa- gambil langkah-langkah secara teknis dalam sien terkonfirmasi positif dan sebanyak enam hal pendidikan dan pengajarannya," ungkap ribu korban meninggal dunia karena kega- Endang Lestari, Kepala Jurusan Sistem Infornasan Covid-19. Sementara itu, temuan lem- masi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). baga penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), menunjukkan sebanyak Endang menambahkan bahwa perkuli77 persen masyarakat Indonesia merasa ter- ahan daring boleh dilaksanakan lebih dari 2 ancam akan berkurangnya penghasilan akibat minggu untuk mata kuliah (MK) yang dirasa pandemi. sulit. Dirinya pun menganggap wajar jika tidak semua MK dapat mengikuti, sebab hitungan Berbagai dampak yang timbul pun kian jumlah MK dalam satu semester kurang lebih tak berujung. Mana kala sektor pendidikan berjumlah 30 sedangkan SE keluar saat sudah ikut merasakan imbas dari pandemi Covid-19. memasuki pertemuan ke-10. Banyak sekolah dan perguruan tinggi yang merumahkan peserta didik dan mahasiswan- Perkuliahan Daring Tuai Keluhan dan ya, guna memutus rantai penyebaran virus co- Kritik dari Mahasiswa rona. Keluhan sistem perkuliahan daring Unsri Mempercepat Perkuliahan yang baru berjalan beberapa minggu berdatangan dari mahasiswa Unsri. Seperti yang diung Menyikapi akan adanya kasus kapkan oleh Vania Bertha Amanda, mahaCovid-19, Universitas Sriwijaya (Unsri) mem- siswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan buat kebijakan mempercepat perkuliahan un- (FKIP) 2019, "Perkuliahan jadi kurang efektif tuk mencegah penyebaran virus. Anis Saggaff karena dosen hanya memberikan materi tanpa selaku Rektor Unsri menginstruksikan seluruh pemaparan yang jelas. Hal tersebut membuat fakultas dan program studi untuk memperce- kami tidak terlalu mengerti terhadap materi pat proses perkuliahan dalam kurun waktu 2 yang diberikan oleh dosen.� minggu. Perkuliahan yang umumnya dilak- sanakan dalam 16 kali pertemuan, dipadatkan Di lain sisi, Aisyah Arum Melati, mamenjadi 12 kali sesuai panduan akademik. hasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pen"Untuk ujian akhir semester (UAS), kita ikut getahuan Alam 2019, menilai keputusan sesuai dengan panduan akademik yang mu- Unsri untuk melakukan perkuliahan daring lai dari tahun 2017 lalu. UAS itu evaluasi, ka- memang sudah benar namun eksekusinya malau mahasiswa sudah memenuhi proses, UAS sih sangat kurang. Ia mengatakan bila dosen boleh ditiadakan. Tapi, kembali ke dosen mas- terlalu banyak memberikan tugas dan waktu
4
Edisi ke-17
Ilustrator : Juniancandra Adi Praha perkuliahan yang dipakai terlalu fleksibel, seperti dilakukannya perkuliahan pada hari Sabtu dan Minggu. Sementara itu, kritik dan penilaian perkuliahan daring turut disampaikan mahasiswa lewat jajak pendapat tim Penelitian dan Pengembangan LPM Gelora Sriwijaya. Hasil jajak pendapat menunjukkan sebanyak 92,3% dari 52 responden menyatakan kuliah daring tidak efektif. PKL hingga KKN Terpaksa Ditunda Praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa FKIP Unsri terpaksa ditunda, karena adanya isu virus corona. Saat ditemui di Dekanat FKIP, Kamis (12/3) lalu, Hartono selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP, membenarkan bahwa PKL mahasiswa ditunda sampai kondisi kembali memungkinkan. Hal ini menyusul adanya surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk tidak mengadakan kegiatan di luar kampus. Hartono mengungkapkan tindakan tersebut dilakukan dengan alasan keamanan. Jika terdapat pihak yang merasa tidak nyaman dengan aturan atau keputusan yang telah diberikan, pihaknya menerima negosiasi. Akibat dari penundaan ini, beragam komentar muncul dari mahasiswa FKIP.
LAPORAN UTAMA
ANG, MAHASISWA MERADANG sri kemungkinan akan dilaksanakan.
Salah satunya Siti Fazaria, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2017 mengatakan, "Di kelas saya, ada yang setuju dan tidak setuju dengan keputusan dari Dekanat. Mereka yang setuju dengan keputusan ini karena takut kalau nanti terinfeksi virus. Untuk mereka yang tidak setuju karena memikirkan orang tua yang sudah mencari uang. Karena PKL ditunda biasanya akan ada biaya tambahan." Setala dengan penundaan PKL, mahasiswa yang hendak mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-93 Unsri turut mengalami penundaan hingga bulan Desember mendatang. Penundaan disampaikan oleh Ketua Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsri, Samsuryadi melalui surat pengumuman nomor 0002/UN9/SB3. LP2M.PM/2020. "Dikhawatirkan mahasiswa yang akan KKN mengalami kesulitan ke tempat yang dituju, terutama Palembang dianggap zona merah. Keputusan ini juga memerhatikan berbagai imbauan dari Kemendikbud," tandas Samsuryadi. Terkait kemungkinan KKN bulan Desember mendatang, Samsuryadi menjelaskan bahwa LPPM akan mempertimbangkan kondisi di Sumatera Selatan terlebih dahulu. Apabila kondisi membaik dan diperbolehkan secara lokal, serta disetujui oleh pimpinan Un-
lam mengungkapkan pula keoptimisan akan tuntasnya permasalahan kampus yang belum "Penundaan KKN ini berdampak seka- menemui kejelasan, "Pasti, permasalahan itu ligus menjadi beban terhadap mahasiswa, harus ada kejelasan dan harus tuntas. Selama karena mungkin sebagian mahasiswa sudah belum ada kejelasan sesuai pertimbangan idemempersiapkan skripsi di semester depan dan al, kira-kira kita pahamlah berarti permasalabisa jadi menunda kelulusan mahasiswa," tu- han itu belum tuntas." tur Muhammad Setia Budi, mahasiswa jurusan Teknologi Pertanian. Enggan memberikan tanggapan, Anis Saggaff selaku Rektor Unsri hanya menga Ia berharap pejabat kampus bisa lebih takan bahwa Unsri tidak pernah mengajarkan bijak dalam mengambil keputusan, bila per- anak-anaknya kurang ajar dan tidak beretika, lu membuat forum terbuka agar mahasiswa sehingga mencoreng nama kampus. Ketika didapat menyampaikan aspirasinya dan men- tanyai mengenai tindak lanjut dari kebijakan cari solusi yang tepat, sehingga tidak ada yang yang menjadi keresahan mahasiswa, Anis tak dibebankan dan dirugikan nantinya. lagi merespon pesan yang dilayangkan oleh kru LPM GS melalui WhatsApp. Tak Kunjung Ujian Skripsi, Mahasiswa akan di DO Tak hanya satu kali, aksi protes mahasiswa kembali terjadi pada Juli 2020 lalu. Kali Berembus kabar mahasiswa tingkat ini mahasiswa layangkan sejumlah tuntutan akhir angkatan 2013 dan 2015 Unsri akan di- yang dinamakan Tugu Unsri. Tak berbeda jauh drop out (DO) bila tak segera menyelesaikan dengan tuntutan gerakan sebelumnya, beberujian sidang skripsi. Informasi yang bere- apa poin tuntutan berisi desakan bagi pihak dar melalui pesan singkat pada sebuah grup rektorat untuk meninjau kembali syarat pemWhatsApp itu, disampaikan oleh salah satu otongan UKT bagi mahasiswa tingkat akhir, sekertaris jurusan. Di dalamnya tertulis pesan menuntut rektorat segera menerbitkan regulaberupa anjuran untuk segera ujian skripsi dan si dan persyaratan yang jelas terkait pengajuan peringatan akan berakhirnya masa studi per keringanan, penundaan, serta pencicilan UKT tanggal 31 Juli 2020. bagi mahasiswa terdampak Covid-19, menuntut subsidi kuota internet yang sesuai kebu Mendapati informasi tersebut, salah tuhan mahasiswa, hingga mendesak pihak satu kru LPM GS pun menghubungi Anis rektorat Unsri segera memberikan penamSanggaf selaku Rektor Unsri guna memper- bahan masa studi bagi mahasiswa angkatan tanyakan kebenarannya. "Emang kalau bisa 2013, 2014 dan 2015 yang terhambat karena tamat sekarang kenapa mau ditunda-tunda? Covid-19. Itu berpengaruh terhadap akreditasi program studi, sekarang lagi begebuk semua menyele- Saat konsolidasi bersama pers mahasaikan yang terlambat itu," ungkapnya. siswa se-Unsri, Muadz selaku Presiden MahaYunindyawati selaku Ketua Jurusan Sosiologi siswa mengatakan bahwa aksi yang dilakukan mengatakan bahwa pengajuan perpanjangan dengan menandai Instagram Humas Unsri masa studi belum mendapatkan jawaban dari pada unggahan Tugu Unsri hingga melakukan pihak rektorat. Dirinya mengimbau agar ma- pemasifan penggunaan twibbon boikot UKT, hasiswanya segera menyelesaikan tugas akhir. merupakan bentuk solidaritas kepada rekanrekan mahasiswa yang belum bisa melakuMahasiswa Bergerak kan pembayaran karena terdampak pandemi Covid-19. Ia pun menambahkan bila nantinya Mei lalu, jagat media sosial mahasiswa Tugu Unsri tak membuahkan hasil yang makUnsri ramai dengan meme dan tagar #Unsri- simal, berbagai eskalasi akan terus dilakukan. MakinNakal. Gerakan pemasifan yang diinisi- "Mau mencoba yang Tugu Unsri ini sampai asi oleh Garda Sriwijaya dan Pejuang Advokasi batas limitnya. Kalau pun masih belum berKampus, bertujuan untuk menyuarakan ke- hasil, mungkin ya bakalan aksi media massa, resahan mahasiswa akan isu kampus di ten- tapi kalau untuk aksi ke jalan kami kira tidak. gah pandemi. Terdapat 9 poin tuntutan yang Karena massanya belom masif dan terlalu dilayangkan saat itu, salah satunya mengenai membahayakan," papar Muadz ketika ditanyai bantuan sarana pembelajaran bagi mahasiswa. mengenai aksi turun ke jalan pada sesi bincang Menteri Koordinator Pergerakan, Muhammad santai LPM GS. Gulam Zakia mengatakan bahwa gerakan ini sebagai pertanda, karena banyak yang memliki Penulis : Juniancandra Adi Praha keresahan yang sama dan mahasiswa berjalan Editor : Dinar Wahyuni beramai-ramai atas keresahan tersebut. GuEdisi ke-17
5
KILAS BALIK
P
KO NTR OV E R SI P O M - PO M HINGGA P E R JA N JI A N FI K TI F
elaksanaa Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh setiap kampus di seluruh Indonesia. Tradisi ini menjadi alat untuk mengakrabkan mahasiswa baru kepada lingkungan baru mereka. PK2 menjadi kegiatan yang terbilang menyenangkan, bahkan menjadi momen yang akan diingat sepanjang masa. Setiap kampus berlomba memiliki konsep atau tema menarik dalam kegiatan PK2 ini. Dalam setiap kegiatan, termasuk PK2 pastinya ada orang-orang penting di balik layar yang bertugas menyiapkan acara sampai mengontrol jalannya acara. Di setiap kampus, dalam pelaksanaan PK2 yang menjadi orangorang di balik layar yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Universitas Sriwijaya (Unsri) juga melakukan tradisi yang sama setiap tahunnya, dengan orang-orang dibalik layar yang sama pula pastinya. Di tahun 2019 lalu, terdapat sebuah inovasi terkait pernak-pernik PK2. Bukan lagi kertas warna-warni namun pom-pom yang terbuat dari tali rafia. Setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk membuat dan membawa sepasang pom-pom untuk kemudian dijadikan alat untuk mempercantik formasi. Warna kuning dan hitam dipilih sebagai warna pompom yang juga menandakan ciri khas Unsri. Namun, apakah yang menjadi permasalahan di sini? Pom-pom merupakan inovasi yang bagus, juga menarik. Warna yang dipilih
Sumber : Kru LPM GS
6
Edisi ke-17
pun adalah warna ciri khas kampus sendiri. Kontroversi datang melalui bahan baku pembuatan pom-pom tersebut yaitu tali rafia. Seperti yang kita ketahui, tali rafia terbuat dari plastik dan apakah ratusan plastik di formasi nanti tidak akan berdampak buruk terhadap lingkungan? Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Sriwijaya (BEM KM Unsri) ternyata menjawab segala keresahan tentang ketakutan akan menumpuknya pom-pom tali rafia ini melalui sebuah klarifikasi melalui akun sosial medianya. Dalam klarifikasi tersebut dikatakan mengenai kerja sama pihak BEM KM Unsri dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertahanan Ogan Ilir (DLHP OI). Dari pertemuan tersebut, mereka menyepakati:
dikatakan bahwa belum ada perjanjian tertulis terkait kerjasama tersebut. Ulfa Dwi Jayanti, Kepala Seksi (Kasi) Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLHP OI, mengatakan bahwa nota kesepahaman maupun tanda tangan kerjasama dengan BEM KM Unsri belum ada. “Baru tanggapan lisan, belum di-oke kan,” ujarnya. Lalu bagaimana nasib dari pom-pom tali rafia setelah digunakan nantinya? Menteri Dalam Negeri BEM KM Unsri, Hanafi menyatakan “Memang benar tidak ada hitam di atas putih mengenai kesepakatan ini, tapi kemarin kami langsung menemui Kepala Dinas DLHP OI.” Ia pun mengatakan bahwa pihak DLHP OI tidak secara keseluruhan mengurus masalah pom-pom ini. “Kami juga mendistribusikan pom-pom ke Jasa Sampah Online, Pecinta Lingkungan Prabumulih, dan lainnya.” jelasnya. Mungkin terkait kesepakatan tertulis memanglah tampak seperti kesepakatan fiktif karena belum ada kesepakatan resmi di antara kedua belah pihak terkait kerja sama yang dibicarakan. Namun yang terpenting adalah tanggung jawab terhadap pom-pom yang sudah digunakan nantinya
1. DLHP OI bersedia untuk mendaur ulang plastik pom-pom yang akan digunakan untuk formasi PK2 2019 2. DLHP OI bersedia dan siap bekerjasama dengan Jasa Sampah Online 3. DLHP OI bersedia untuk mendistribusikan plastik pom-pom tersebut kepada komunitas-komunitas pecinta lingkungan 4. DLHP OI bersedia mengelola plastik tersebut menjadi ecobrik atau material bangunan yang ramah lingkungan. Penulis : Defa Septhya Amanda Namun, apakah perjanjian ini telah Editor : Dinar Wahyuni ditetapkan secara resmi? Setelah melakukan verifikasi dengan pihak DLHP OI, ternyata
SUARA MAHASISWA
P
DAMPAK COVID-19 DARI KACAMATA PENDIDIKAN
ada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Indonesia, setelah sebelumnya beberapa kali dijadikan bahan lelucon, bahkan dianggap remeh. Padahal para akademisi telah memprediksi bahwa Indonesia sudah memiliki kasus, namun pemerintah masih tetap santai, dan menganggap situasi masih aman-aman saja. Bahkan pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab pandemi itu sebenarnya sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari. Namun, pemerintah Indonesia malah tidak langsung menutup akses penerbangan dari dan ke Wuhan, yang ada di sekitar 6 bandara antara lain Batam, Jakarta, Denpasar, Manado Makassar. Alhasil setelah diumumkan kasus 01 & 02 Indonesia pun akhirnya kelabakan, kocar-kacir dalam mengatasinya. Setelah itu, barulah berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meredam laju penularan virus. Sulitnya penanganan Covid-19 membuat banyak kebijakan yang diambil berbagai negara di dunia dalam menentukan langkah-langkah penghentian penyebaran virus ini, termasuk Indonesia. Kebijakan yang sangat berpengaruh besar terhadap berbagai aspek tersebut yaitu pembatasan sosial atau physical distancing, di mana pembatasan ini tentu akan berpengaruh besar terhadap laju perekonomian, diantaranya tersendatnya kebutuhan-kebutuhan utama masyarakat, menimbulkan efek banyaknya perusahaan-perusahaan yang pekerjanya di rumahkan, sehingga otomatis terjadinya pengangguran, tidak mungkin negara membayar semua kebutuhan masyarakatnya yang begitu banyak seperti halnya penduduk Indonesia. Selain berdampak di bidang kesehatan dan ekonomi. Pandemi ini juga
menyebabkan terhambatnya proses pendidikan di Indonesia Hal ini akan berakibat fatal jika tidak segera diatasi, karena kebodohan anak bangsa yang menjadi ancaman. Kemudian, ketidaksiapan sekolah-sekolah dalam menghadapi perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka menjadi daring menjadi kendala yang sangat besar. Belum lagi fasilitas telekomunikasi di Indonesia yang belum merata dan sangat tidak stabil menambah rumitnya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Menurut penulis, ada beberapa dampak negatif Covid-19 bagi dunia pendidikan: 1. Menyebabkan kebodohan bagi anak bangsa Kita ketahui bahwa dalam situasi apapun tentu belajar adalah proses untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas, memiliki etika, dan keterampilan, yang kelak akan menjadi seorang pemimpin, atau profesi penting bagi negara. Dengan adanya Covid-19, pendidikan kita terhambat, bahkan mendekati kedaruratan berbagai aspek dari kognitif, afektif, dan psikomotorik. Krisis pembelajaran yang terjadi saat ini akan memengaruhi bagaimana bangsa kita di masa depan. Anak-anak bangsa terancam kebodohan, karena kehilangan ruang untuk belajar, terkhususnya anak-anak yang tidak memiliki akses jika pembelajaran dialihkan via daring. 2. Fasilitas yang belum merata Kesenjangan fasilitas belajar, mulai dari akses internet yang begitu sulit, harga kuota internet yang begitu mahal, hingga ketiadaan handphone bagi anak-anak yang tidak mampu. Jelas akan menjadi kesenjangan fasilitas terutama bagi pelajar yang berada di daerah 3 T (Terdepan, Terpencil, dan Terluar). Namun, di perkotaan tidak menutup kemungkinan juga terdapat kesenjangan fasilitas, terutama yang tinggal di daerah kumuh. 3. Proses belajar yang membebani siswa dan mahasiswa Di awal pandemi, guru dan dosen masih terbiasa dengan pembelajaran tatap muka. Ketika datang pandemi, semua guru diharuskan menyesuaikan keadaan. Hal ini menyebabkan banyaknya guru yang kelabakan. Bahkan ada yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan zaman, dengan kata lain gagap teknologi (gaptek). Masih ada guru yang tidak mampu mengoperasikan
pembelajaran secara daring. Hal tersebut kemudian menyebabkan guru hanya memberikan tugas kepada peserta didiknya. Bahkan, ada juga dosen ataupun guru yang malas mengajar, kerjaannya hanya memberi tugas, tugas, dan tugas. Pada akhirnya peserta didik. Banyak yang terbebani. Hal ini dapat memicu stres, berbahaya bagi psikologis peserta didik, imbasnya akan menurunkan imunitas tubuh, maka penting bagi seorang pendidik untuk memahami hal ini. 4. Penyalahgunaan gawai Saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang cenderung memainkan handphone-nya bukan untuk belajar, tetapi untuk mengakses media sosial, bahkan bermain game. Hal ini tentu akan membuat anak kehilangan fokus dan cenderung mengabaikan penjelasan dari gurunya. 5. Menambah beban orang tua Kuota internet menjadi hal penting dalam proses pembelajaran di masa pandemi ini. Dialihkannya proses pembelajaran, membuat pengeluaran kuota internet peserta didik meningkatkan drastis, terutama yang mengunakan pembelajaran melalui aplikasi Zoom, G-meet, dan aplikasi sejenis. Hal ini, tentu bagi siswa ataupun mahasiswa yang belum mempunyai penghasilan sendiri, akan meminta kepada orang tua untuk membeli kuota internet. Dan ini akan menambah beban orang tua, apalagi yang penghasilannya berkurang akibat Covid-19. Selain dinilai memberikan dampak negatif. Tentunya Covid-19 ini juga memiliki dampak positif bagi dunia pendidikan kita, seperti: 1. Orang tua lebih terlibat dalam proses pendidikan anak Jika pada masa normal orang tua cenderung mempercayakan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah. Namun, di masa pandemi ini, orang tua dapat membersamai sang anak belajar secara daring. 2. Cenderung lebih kreatif Masa pandemi ini juga bermunculan kreativitas anak bangsa. Terutama mahasiswa yang banyak melakukan penelitian dan menciptakan alat alat yang berkaitan dengan Covid-19, seperti halnya mahasiswa Universitas Sriwijaya Teknik Kimia, Kimia FMIPA dan lain sebagainya yang meracik handsanitizer sendiri untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.
3. Lebih menjaga kesehatan diri Adanya Covid-19 ini menyebabkan guru, peserta didik, dan masyarakat secara umum lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Budaya cuci tangan, memakai masker, handsanitizer mulai banyak dilakukan. 4. Percepatan tranformasi pendidikan Di masa pandemi yang mengharuskan peserta didik melakukan pembelajaran secara daring, guru dituntut untuk dapat lebih memahami teknologi agar proses pembelajaran tidak terhambat. Pun juga dengan orang tua peserta didik yang harus melek teknologi agar dapat membimbing dan mendukung kesuksesan belajar anak pada masa pandemi ini. Ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan Covid-19 terhadap dunia pendidikan, tetapi ada pula sisi positif yang mengiringi. Namun, tentu pemerintah tetap harus meminimalisir dampak negatif yang terjadi agar cita-cita bangsa kita “mencerdaskan kehidupan bangsa� yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 benar-benar dapat diwujudkan. Selain mengedepankan kepentingan kesehatan dan ekonomi, pemerintah juga harus tetap memperhatikan kondisi pendidikan di masa pandemi. Jangan sampai bidang pendidikan dianaktirikan sehingga menyebabkan berbagai permasalahan besar dikemudian hari. Untuk mengatasi itu tentu kita semua sebagai masyarakat harus berkolaborasi dan mengambil peran perbaikan, terlebih pemerintah wajib menghadirkan solusi bagi pendidikan bangsa kita. Mulai dari proses pembelajarannya dipermudah, akses intenet yang harus merata, serta melakukan kajian khusus yang melibatkan pakar, dan stakeholder pendidikan membahas sistem terbaik pembelajaran di masa pandemi. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap bonus demografi yang akan datang. Jika problem pendidikan tidak segera diatasi, kelak bukan menjadi bonus, tapi bencana demografi. Memanfaatkan sisi positif dan memperbaiki sisi negatif, merupakan kunci agar generasi muda bangsa kita terhindar dari kebodohan dan benar-benar menjadi bonus demografi potensial dalam beberapa tahun yang akan datang. Penulis : Dwiki Sandy (Gubernur Mahasiswa KM FKIP Unsri) Editor : Dinar Wahyuni Edisi
7
EDITORIAL
Menilik Kembali NEW NORMAL
N
ew Normal’ dua kata yang belakangan ini menjadi sorotan publik. Istilah new normal sendiri semakin meroket semenjak mondar-mandir di berbagai platform media. Bermula dari Presiden Indonesia, Joko Widodo yang menyatakan telah meminta seluruh jajarannya mempelajari kondisi lapangan untuk mempersiapkan tatanan normal yang baru di tengah pandemi Covid-19. Ancang-ancang untuk memberlakukan new normal di Indonesia sendiri sudah dipikirkan sejak minggu ketiga di bulan Mei 2020. New normal dikatakan sebagai cara hidup baru di tengah Covid-19 yang angka kesembuhannya makin meningkat dengan memperhatikan epidemiologis dan kesiapan regional. Ide new normal dicetuskan pertama kali bukanlah oleh pemerintah Indonesia, melainkan disuarakan oleh tim dokter di University of Kansas Health System. Mereka menyatakan pandemi yang sudah menewaskan lebih dari 350.000 jiwa di seluruh dunia per 27 Mei 2020 ini akan mengubah tatanan hidup keseharian manusia. New normal akan membatasi kontak fisik manusia yang sebelumnya adalah aktivitas biasa seperti berjabat tangan dan berpelukan. Organisasi kesehatan dunia, WHO juga telah menyiapkan pedoman transisi menuju new normal selama pandemi Covid-19. Dalam protokol
D I I N D O N E S I A
8
Edisi ke-17
tersebut, negara harus terbukti mampu mengendalikan penularan Covid-19 sebelum menerapkan new normal. Namun, alih-alih membahas new normal, masyarakat lebih terfokus keputusan yang dibuat oleh presiden RI ke-7 ini yang dinilai terlalu tergesa-gesa. Keputusan untuk memberlakukan new normal atau kenormalan baru di Indonesia membuat masyarakat memiliki dua pendapat yang berbeda yaitu pro dan kontra. Sebagian masyarakat yang mendukung diberlakukannya kenormalan baru adalah masalah ekonomi. Menghadapi krisis keuangan bagi mereka lebih menyeramkan dibandingkan berhadapan dengan Covid-19. Karena tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini akan menghilang dan selama itu masyarakat tidak bisa hanya berdiam diri di rumah dengan perut kelaparan, apalagi bantuan yang dikirim oleh pemerintah bagi keluarga yang terdampak pandemi ini tidak mencukupi. Kecepatan bermutasinya Covid-19 ini juga menyebabkan pembuatan vaksin dan obat akan relatif lebih lama. Mengutip dari kompasiana.com, ada teori yang mengatakan bahwa pemberlakuan new normal juga akan menjadi salah satu solusi munculnya herd immunity (kekebalan komunitas), karena makin banyak orang yang terjangkit Covid-19, maka akan banyak juga orang yang memiliki imunitas atau kekebalan terhadap virus ini. Dengan pemberlakuan new normal maka jumlah yang terinfeksi mungkin akan semakin tinggi. Hal ini juga memunculkan semakin tingginya masyarakat yang memiliki imunitas alami teradap virus ini sehingga berpeluang untuk melumpuhkan Covid-19 itu sendiri. Namun, yang jadi pertanyaannya, siapkah masyarakat Indonesia dalam prosesnya? Masyarakat yang menolak diberlakukannya new normal merasa bahwa pemberlakuan new normal tidak tepat waktu mengingat kurva korban berjatuhan akibat Covid-19 masih meningkat. Pemerintah hanya memperhatikan kurva orang yang sembuh, namun kurang memperhatikan kurva orang yang terjangkit. Dengan diberlakukannya new normal, pemerintah berharap masyarakat dapat meningkatkan disiplin diri dalam menerapkan protokol kesehatan. Namun faktanya, disiplin sendiri masih menjadi PR besar pemerintah. Hal ini terlihat dari sebelum diberlakukannya new normal, masyarakat masih enggan
menggunakan masker dan melakukan social distancing, apalagi sekarang? Flashback saat Covid-19 pertama kali masuk Indonesia, seluruh masyarakat kocar-kacir. Hal-hal gila pun dilakukan untuk melindungi diri sendiri. Masker yang semestinya dipakai oleh tenaga medis dan orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan habis, sehingga membuat masker jadi barang langka, membeli kebutuhan pokok secara berlebihan dan kurangnya kepekaan terhadap sesama seperti mengucilkan keluarga pasien Covid-19. Sayangnya, setelah diberlakukan kenormalan baru, masyarakat hilang kendali. Seakan-akan dunia sudah benar-benar normal. Padahal ada kata new didepan kata normal namun yang dilihat hanya kata ‘normal’. Kewaspadaan terhadap virus ini boleh saja menurun, tapi setidaknya sifat berhati-hati harus semakin meningkat. Entah ini istilah yang digunakan pemerintah yang salah, atau masyarakatnya yang bermasalah. Bukan hanya waktu yang tidak tepat, pemerintah juga tidak memerhatikan budaya yang ada di masyarakat Indonesia, karena sedikit banyaknya budaya yang ada masih sangat mempengaruhi keberhasilan new normal yang diterapkan. Budaya yang dimaksud di sini adalah budaya disiplin, ketaatan dan lain sebaginya harus benar-benar siap. Kurangnya kesiapan budaya dan psikis masyarakat ditunjukkan oleh data dilapangan saat menjelang Idulfitri 1441 H kemarin. Di tengah masyarakat sendiri bahaya Covid-19 masih belum dipahami betul. Masih banyak masyarakat berpikiran bahwa semua yang terjadi adalah takdir sehingga banyak masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Artinya, pemerintah perlu melakukan sosialisasi, kampanye edukasi yang lebih masif agar pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dan new normal benar-benar mumpuni. Tidak hanya itu, adanya manipulasi data seperti pasien dengan penyakit lain, namun dikatakan terjangkit Covid-19 merupakan fenomena yang membuat masyarakat menjadi kurang percaya adanya keberadaan virus ini. New normal memang salah satu ide yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan perekonomian dengan tanpa mengabaikan aspek kesehatan, namun pemerintah juga harus betul-betul menyiapkan segala hal dalam memberlakukan new normal. Jangan sampai keputusan ini diambil hanya untuk meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa pandemi ini sudah bisa ditangani oleh pemerintah dengan baik padahal nihil. Penulis : Redaksi
INFOGRAFIS
Edisi
9
SASTRA
Ruang Kemanusiaan Oleh : Herni Widyaretha
G
enap sudah 30 hari sejak Ira pulang ke rumahnya di ibu kota. Matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Dengan keringat yang membasahi bajunya, Ia tetap mengayuh sepeda membelah kawasan padat penduduk selatan Jakarta. Ira paham betul, berkantong-kantong belanjaan dikeranjangnya harus segera diantarkan kepada ibunya di rumah.
“Bu, kita bisa aja loh ikut ketularan kalau berhubungan sama mereka? Apa lagi rumah mereka benar-benar pas disebelah kita? Terus ya bu, bagaimana kalau sehabis kita mengantar makanan ini, virusnya justru ikut nempel di badan kita? Kan ngeri bu!” “Ra, pulang dari rumah pamanmu ternyata kamu makin cerewet ya? Tenang Ra, kita boleh khawatir dan berhati-hati tapi jangan sampai rasa peduli terhadap sesama itu hilang. Paham kan Ra?” Ibu memberi pengertian.
Menyambut anaknya sampai ke rumah, Bu Yati telah bersiap di depan rumah lengkap dengan cairan disinfektan di tangannya. “Bu, ini kok bawa-bawa disinfektan segala sih? Ira hanya mengangguk, membenarkan Buat apa loh bu?” Ira keheranan dengan sikap perkataan ibunya. Pikirannya menerawang ibunya. kepada kejadian minggu lalu yang terjadi di “Loh Ra, musim covid gini kita kan harus lingkungan tempat tinggalnya. waspada. Kamu cepet cuci tangan ya Ra. Ganti Hari Minggu di awal bulan Juni, warga baju. Sekalian mandi. Jangan pegang-pegang hidung sama mulut kalau belum cuci tan- Kelurahan Grogol Selatan disibukkan dengan gan, bahaya.” Ibu langsung saja menyambut rutinitas kerja bakti. Pak Amin sang ketua RT kantong belanjaan anaknya untuk disemprot sibuk mengerahkan warganya agar ikut serdisinfektan, berharap tindakannya bisa men- ta dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan. dukung anjuran pemerintah dalam mengu- Meski dalam keadaan pandemi, kebersihan lingkungan tetap harus diutamakan. Semenrangi laju penyebaran virus. tara di ujung gang, Bu Aisyah menyerukan Selesai berkutat dengan kantong be- warga untuk tetap menjaga jarak. “Bu-ibu, balanjaannya, dengan lincah ibu langsung dis- pak-bapak maskernya tetep dipakai yaa. Inget ibukkan dengan kegiatan mengolah bahan juga tetap jaga jarak” kira-kira seperti inilah makanan di dapur. Pikiran ibu menerawang, seruan Bu Aisyah kepada warganya. Dari kemenatap masakannya yang masih setengah jauhan, Pak Amin meberikan jempolnya atas matang. Tumis kangkung yang baru ditiriskan, tindakan yang dilakukan bu Aisyah. Hal yang tahu yang masih dalam penggorengan, dan sama juga dilakukan Ira beserta ibunya dihalaikan bandeng yang baru dibersihkan isi perut- man rumah. Ibu yang mencabut rumput liar, nya, tak lupa seikat pisang mas yang masih ter- sedangkan Ira menyapu halaman. gantung di sudut dapur. Sederhana, batin ibu. Di sebelah rumahnya, bangunan berHelaan nafas ibu terdengar bersamaan dengan tingkat tiga beridiri kokoh. Paling mencolok Ira yang bergabung bersama di dapur. diantara rumah-rumah lain. Cat rumah yang “Wah ibuuuuuu masak sebanyak ini? Ada apa paling bewarna, halaman paling luas, ratunih bu? Pantesan belanjaan ibu tadi banyak san pot bunga menambah kesan asri rumah banget dari biasanya.” Ujar Ira antusias melihat ikan bandeng yang sedang dibumbui. “Buat Bude Lilis loh,Ra.” “Eh, kok? Oh! Jadwal kita hari ini ya, Bu? Ira kira besok.” “Makanya Ra, jangan sibuk main hp terus.” Ibu tersenyum mengejek. “Tapi Bu, anu.. Bude Lilis kan sombong. Ira cukup salut sama tetangga yang tetap peduli sama bude dan keluarga serumahnya.” Ucap Ira setengah berbisik. “Hush Ra, gak boleh ngomong gitu. Orang yang lagi tertimpa musibah harus kita tolong. Apalagi kita termasuk yang paling dekat dengannya.”
10
Edisi ke-17
tersebut. Diantara rumah lainnya, rumah itu tampak lebih cocok disebut istana. Semakin menambah kesan bahwa rumah beratap pendek disekitarnya sekedar tim hore saja. Terlihat bude Llilis ongkang kaki di kursi kebesarannya, menyeruput segelas kopi yang masih berasap ditemani sekaleng biskuit kelapa. Dua orang asisten rumah tangganya sibuk menyapu daun kering di halaman rumahnya dan membersihkan sampah yang sedikit menyumbat parit. Sementara anak bujangnya sibuk membagikan ratusan nasi kotak bermerek dari rumah makan padang ternama untuk tiap-tiap rumah. Kebiasaan bude Lilis yang telah melekat bagi warga. “Bagi-bagi rezeki”, bude Lilis menyebutnya. Dari kursinya bude tersenyum lebar memandang betapa senangnya warga menerima pemberiannya tersebut. Senyumnya selalu merekah tiap mengingat hal-hal yang bisa ia berikan untuk tetangganya. Baginya jika mau berbagi, jangan tanggung-tanggung. Harus yang “enak dan terkenal” sekalian. Jika keluarganya senang mengkonsumsi makanan dari resto ternama, maka tetangganya pun pasti akan merasakan hal yang sama batinnya. “Punten bude, waduh lagi sarapan ya? Sapa bu Aisyah ramah “He’em bu, ayok atuh ikut makan juga.” Jawab bude Lilis sambil mendekatkan biskuitnya. “Bude maaf sekali nih, saya mau mengingatkan saja baiknya bude dan keluarga tetap memakai masker walaupun cuma sekedar di depan rumah.” Sejak awal bu Aisyah telah memperhatikan, satu-satunya rumah yang tidak memakai ialah rumah bude Lilis.
SASTRA “Ah bu Aisyah ini terlalu ketakutan loh. Ini kan cuma sekitar rumah. Orang-orang disini pasti sehat semua saya yakin. Gak berani corona sama warga sini, bu hahaha.” Tawanya meledak. Jika sudah begini, lagi-lagi bu Aisyah hanya bisa menghela napas. Ia tahu betul, bude Lilis sedikit sulit diajak berkompromi menyangkut protokol kesehatan. Namun kewajibannya sudah dijalankan untuk mengingatkan warganya.
lain. Pak Amin yang tidak tahu menahu berbegas mendatangi petugas serta pak lurah, mempertanyakan maksud keadatangan mereka. 5 menit berlalu,percakapan tampak telah selesai diantara kelimanya. Dengan wajah kaku Pak Amin mendatangi bu Aisyah dan warganya. “Mereka hendak membawa Ratih. Ratih.. positif terinfeksi Covid-19.”
hampir menitikkan air mata hanya mengangguk. “Terima kasih bu, terima kasih banyak”. Bu Yati kembali ke rumah dengan perasaan lega. Lega karena bisa membantu tetangganya. Lega karena keadaan bude Lilis baik-baik saja. Sejak Ratih dikabarkan terinfeksi covid-19, tak sedikit warga yang panik dan ketakutan. Namun sejak saat itulah pak Amin selalu mengingatkan warga bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dengan keluarga bude Lilis yang melakukan isolasi mandiri sudah cukup, dan warga hanya perlu tetap melakukan protokol kesehatan jika beraktivitas di luar rumah. “Ibu-ibu, bapak-bapak, saat ini Ratih sudah dibawa untuk diisolasi, dan bude Lilis pun sudah mematuhi protokol dengan tetap berada di rumah selama hasil tes belum keluar. Sementara itu, kita sebagai kerabat, tetangga mereka tentunya perlu memberikan dukungan kepada mereka. Dengan bersikap normal dan tidak menunjukkan ketakutan berlebih kita, maka hal tersebut sangat membantu bude Lilis agar kondisi fisik dan pikirannya tetap stabil.” Seluruh warga mengangguk mengerti membenarkan perkataan pak Amin. Bu Yati tersenyum jika mengingat hal tersebut. Benar ucapan pak Amin, bahwa hal sekecil apapun saat ini sangat membantu bude Lilis. Mungkin dari sisi materi bude Lilis berkecukupan, namun bentuk dukungan warga lah yang saat ini mereka butuhkan. “Saat ini virus memang sedang kita lawan, namun jangan sampai kita menutup mata, telinga dan hati kita. Rasa kemanusiaan seharusnya jauh berada diatas dibandingkan rasa takut yang muncul” Ucap pak Amin mengakhiri harapannya pada warga minggu lalu.
Warga yang mendengar hanya bisa terdiam, sementara yang tidak mendengar seakan ikut mengetahui kabar yang beredar lewat raut “Iya bude, semoga kita sehat selalu.” Sementara muka pak Amin. Kemudian rumah berlantai bude Lilis hanya menganggukkan kepalanya, tiga itu redup seketika. Anak gadisnya terpakmengaminkan ucapan bu Aisyah. sa dibawa untuk diisolasi, dan Penghuni lainnya diminta untuk melakukan isolasi mandiri “ Eh bude, saya kok dari tadi belum liat Ratih sembari menunggu hasil tes swab keluar. ya? Lagi ndak di rumah ya bude?” Bu Aisyah baru menyadari ketidakhadiran anak gadis Matahari telah naik tepat di atas kepabude Lilis dalam kegiatan kerja bakti. la, jam dinding menunjukkan pukul 12. Bu Yati bergegas memasukkan nasi, lauk pauk serta “Ada kok bu di dalem, Lagi turun. Demam buah kedalam rantang. Setelah terisi penuh, ia anaknya.” bergegas keluar rumah mengantarkan rantang menuju tetangga sebelah rumahnya. Tak lupa, Mendengar hal tersebut, bu Aisyah sebelum keluar, masker telah terpasang semmerasakan segelintir perasaan cemas. Ia purna diwajah ibu. tersenyum kepada bude Lilis, berpamitan un- tuk kembali bergabung bersama warga lainn- Setibanya di depan rumah bude Lilis, ya. tepat disalam ketiga pintu terbuka. Tampak bude Lilis yang mulai berjalan menuju pagar, Matahari semakin meninggi, satu per menyambut kedatangan bu Yati. Keduanya satu warga mulai menghentikan kegiatan mas- tersenyum lebar meskipun ditutupi masker. ing-masing. Dengan masih berada di luar rumah, masing-masing sibuk mencari tempat “Bude, ini dari kami. Semoga bude suka ya. teduh untuk menyantap nasi kotak pembe- Ada pisang putri kesukaan bude juga loh hehe.” rian bude Lilis. Suasana hangat terasa meski Canda Bu Yati sembari mengulurkan rantangdibatasi jarak. Ditengah santap siang warga, nya. Dari mata bude Lilis yang berkaca-kaca, sebuah mobil ambulans datang. Mobil terus bu Yati tahu bahwa bude Lilis tampak terharu melaju lambat hingga berhenti tepat di depan bahagia. rumah paling megah di gang tersebut. Tiga orang petugas kesehatan berpakaian hamzat “Dimakan ya bude, tetap jaga kesehatan pokokturun diikuti Pak Lurah yang baru tiba. Deg. nya. Bude jangan mikirin yang macem-macem Herni widyaretha Seluruh warga saling memandang satu sama pokoknya”. Ujar bu Yati. Bude Lilis yang sudah Akuntansi 2016
Sayup-sayup terdengar kabar Ia yang tak kasat mata Datang ke bumi pertiwi Menjatuhkan ribuan nyawa dalam waktu singkat. Lagi, sayup-sayup terdengar kabar Ia pendatang baru, Menjajah seisi negeri Melumpuhkan jalan-jalan, sekolah, pasar hingga rumah ibadah. Seluruh negeri mengunci diri, dihantui rasa cemas Namun, seketika terdengar kabar setengah duka Duka para jelata, suka para elit global. Ia yang dikenal mematikan Justru menjadi ladang rupiah para elit global. Ia yang dikenal berbahaya,
Bisik Politik Oleh : Herni Widyaretha
Menjadi alat pengeruk kekayaan. Sayup-sayup ibu-ibu berbisik, Para tikus berdasi berlomba memanjat rupiah Rakyat jelata yang tak bersalah, mereka sebut penderita Jelata yang sehat, disebut membawa penyakit Jelata yang bersuara, mereka seret ke meja hijau. Pun jelata yang bergerak, mereka seret entah kemana Seketika sunyi, ibu-ibu berhenti berhenti berbisik Sadar, politik selalu mengiringi ia yang bernama... Covid-19 Edisi ke-17
11
RESENSI Kim Ji Young, Born 1982: Sebuah Usaha Melawan Ketidakberdayaan Sutradara : Kim Do Young Penulis Naskah : Cho Nam Jo
Pemain : Jung Yoo Mi dan Gong Yoo Durasi : 1 jam 53 menit
K
ULASAN SINGKAT im Ji Young, Born 1982 merupakan film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, karya Cho Nam Jo. Film ini mengisahkan tentang perjuangan perempuan di Korea Selatan dalam menghadapi diskriminasi gender dan beragam pola pikir kuno yang merugikan perempuan itu sendiri. Dibintangi oleh Jung Yoo Mi (Kim Ji Young) dan Gong Yoo (Jung Dae Hyun), film ini berhasil menjadi pusat perhatian dan tak luput dari kontroversi yang disebabkan oleh tema yang diangkat; Feminisme. Dikisahkan bahwa Ji Young merupakan seorang perempuan yang berperan sebagai anak, istri, menantu, dan ibu yang setiap harinya dihabiskan untuk mengurusi urusan domestik. Ia tidak lagi bekerja setelah menikah dengan Dae Hyun dan mengurus putrinya penuh waktu. Perasaan kosong yang kerap menyerang Ji Young di penghujung hari membuatnya kehilangan “kehidupan”. Ia terjebak dalam rutinitas dan tekanan dari lingkungan yang patriarkis. Ia merindukan dirinya yang merdeka, bekerja dan berdaya. Menyadari hal tersebut, Ji Young berusaha melawan dan berani menyuarakan kehenda-
knya. Meski mendapat dukungan dari orang terdekat, khususnya Ibu dan suaminya, hal tersebut tidak mudah bagi Ji Young. “Aku juga seorang anak perempuan,” ucap Ji Young di hadapan keluarga Dae Hyun, yang saat itu sedang berkumpul dan memuliakan saudari perempuan Dae Hyun, sedangkan Ji Young harus mengerjakan semuanya sendirian. KEUNGGULAN Film ini mengangkat yang kontroversial di Korea Selatan, sehingga menarik perhatian banyak mata. Melalui Kim Ji Young, Born 1982, Cho Nam Jo (penulis novel) berusaha untuk menerobos tembok tebal patriarki yang ada di masyarakat. Cerita yang sederhana tapi mendalam, alur cerita yang mengalir dan minim konflik membuat film ini mudah dipahami dan dinikmati. KELEMAHAN Sesuai dengan judulnya, film ini secara keseluruhan menyorot tokoh Ji Young dengan segala pergulatan batin yang terjadi pada dirinya, sehingga tidak secara gamblang menjelaskan budaya patriarki yang hendak dilawan. Dae
Hyun dengan ketidakberdayaannya dengan mendukung apapun keinginan Ji Young membuat film ini kurang menggigit. PENUTUP Film ini menjadi salah satu judul yang bisa dimasukkan ke dalam daftar tontonan. Isu feminisme yang gencar digaungkan belakangan membuat film ini menjadi salah satu referensi untuk belajar memahami dan melihat lebih jauh tentang hak-hak perempuan sebagai manusia yang merdeka dan hak-haknya di masyarakat. Penulis : Safina Riski
FILOSOFI TERAS: Filsafat Yunani – Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini Filosofi Teras : Sebuah Seni untuk Hidup Santuy Penulis : Henry Manampiring
J
ULASAN SINGKAT angan menilai buku dari sampulnya”, kalimat tersebut pas untuk ditujukan pada buku bergenre self improvement ini. Judul buku ini sungguh tidak menarik perhatian, kata “Filsafat” di dalamnya tampak terasa berat dan rumit. Namun, buku ini hadir untuk mematahkan pandangan awam tentang filsafat itu sendiri. Penulis, Henry Manampiring memberikan sajian menarik tentang ajaran-ajaran Stoisisme melalui Filosofi Teras dengan sudut pan-
12
Edisi ke-17
Penerbit : Penerbit Buku Kompas Tahun Terbit : cetakan ke 12, Desember 2019 Jumlah Halaman : 344 Halaman
dang yang kekinian. Dikatakan Filosofi Teras sebab ajaran-ajaran filsafat ini dulunya diberikan dan diajarakan di teras. Buku ini menawarkan seni untuk hidup yang lebih santuy, melalui pemahaman yang salah satunya disebut dengan Dikotomi Kendali. Dikotomi kendali ini menjelaskan bahwa ada hal-hal yang berada di dalam kendali kita, dan ada pula hal-hal yang berada di luar kendali kita. Hal ini menarik untuk dipahami dan dipelajari. Sebab, ada banyak hal dalam hidup ini yang menjadi terasa berat karena kita terlalu memikirkan halhal di luar kendali kita. Buku ini hadir menjadi bahan bacaan yang asik, menarik, dan memberikan perspektif baru dalam memandang hidup. “It is not things that trouble us, but our judgement about things.” – Epictetus. KEUNGGULAN Meski berjudul filsafat, tetapi buku ini menyajikan materi secara sederhana dan mudah dipahami. Penulis juga menyertakan contoh-contoh yang dekat dengan sekitar dan kekinian. Se-
buah rekomendasi bacaan untuk memahami ilmu filsafat. Selain itu, terdapat ilustrasi-ilustrasi di beberapa halaman buku, membuatnya semakin menarik dan tidak membosankan. KELEMAHAN Membaca buku ini bisa menyebabkan efek samping yaitu sikap santuy berlebih, sehingga perlu pikiran yang jernih dan rasional dalam memahaminya. PENUTUP Buku ini membawa angin segar bagi pembaca. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami, contoh-contoh kasus yang kekinian dan penjelasan yang sederhana membuat buku ini wajib masuk dalam daftar bacaan setiap orang, khususnya generasi muda yang sering galau, overthinking dan mudah diserang kecemasan-kecemasan. Penulis : Safina Riski Editor : Dinar Wahyuni
PRESTASI
LOLOS PKM 5 Bidang dengan Inovasi
"Es Krim Bonggol Nanas" N
anas atau dengan nama latin Ananas Comosus merupakan buah khas daerah tropis yang sangat unik. Mulai dari bentuk, rasa, serta aromanya. Daging buah nanas kaya akan kandungan air dan juga kaya manfaat. Daging buah nanas dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman. Namun, tahukah Sobat GS? Bagian tengah dari buah nanas atau yang disebut bonggol tidak kalah bermanfaat dari daging buahnya. Tim Universitas Sriwijaya (Unsri) dengan Inovasi Es Krim Bonggol Nanas: Kaya serat serta Anti Kanker mampu lolos ke ajang PKM 5 bidang. Tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Unsri yakni; Meysin Anjliany dari Fakultas Pertanian 2017, Karina Andika dari FKIK 17, Ferliansyah dari Fakultas Ekonomi 2017, dan Tania Fazalia Fakultas Teknik 2017 mampu menyulap bonggol nanas yang semula tidak banyak dimanfaatkan menjadi es krim yang kaya serat serta anti kanker. Inovasi ini berawal dari kesadaran Meysin dan tim akan potensi lokal yang dimiliki daerah asalnya, Kota Prabumulih. Potensi lokal dari Kota Prabumulih adalah Nanas, sehingga Prabumulih sendiri dijuluki sebagai kota nanas. Pada semester tiga perkuliahan, Meysin dan tim membuat karya tulis ilmiah tentang Nanas. Setelah membaca beberapa jurnal ilmiah dan literatur lainnya, yang awalnya hanya berfokus pada daging buah nanas kemudian beralih ke manfaat dari bonggol nanas. Bonggol nanas ternyata mengandung lebih banyak gizi dan nutrisi dibandingkan dengan daging buahnya sendiri. Sebagai mahasiswi food science, Meysin merasa tertarik dengan bonggol nanas yang biasanya dibuang begitu saja atau dijadikan pakan ternak padahal memiliki potensi manfaat yang luar biasa. Meysin menyayangkan, berdasarkan data yang ia dapatkan menunjukkan bahwa di Prabumulih food waste dari bonggol nanas itu 100% jadi pakan ternak. Alasan
selanjutnya adalah kekhawatiran dengan tingkat penderita penyakit kanker yang cukup tinggi di Indonesia. Bonggol nanas mempunyai potensi anti kanker terutama kanker usus, jadi sayang sekali jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Proposal PKM diajukan tahun 2019 antara bulan Agustus-Oktober. Dibimbing oleh Dr. Merynda Indriyani. Meysin dan tim mendapatkan dukungan baik secara moril, motivasi, dan selalu follow up progress proposal. Pembuatan proposal memakan waktu kurang lebih dua minggu. Meysin menambahkan, karena ini idenya cukup dadakan, mepet dengan deadline pengumpulan. Karena mendekati deadline justru pengerjaan jauh lebih tersusun dan disiplin. Dalam proses pengajuan produk, Meysin dan tim telah melakukan uji coba pembuatan produk, namun saat ini masih mencari formula yang pas dan diiringi dengan riset lanjutan. “Udah 95% selesai Insya allah, tinggal organoleptiknya,� tambahnya. Bersamaan dengan pembuatan proposal, Meysin tengah menjalani pertukaran pelajar di Thailand. Selama berkuliah di sana ia mendapatkan mata kuliah tentang makanan ringan. Ternyata es krim merupakan camilan yang paling popular sehingga untuk peluang usahanya juga lebih besar. Suka dan duka dalam membuat suatu usaha bersama tentu ada, begitupun dalam pembuatan proposal PKM 5 bidang ini. Meysin yang bertugas dalam riset mengenai nutrisi dan metode pengelolaan es krim bonggol nanas mengatakan, pada saat pembuatan proposal ia dan anggota tim sedang berada di lokasi yang berbeda. Ia sendiri saat itu sedang berada di Bangkok, sehingga diskusinya cukup terbatas. Namun di sisi lain, pengerjaan proposal terasa menyenangkan karena masing-masing anggota tim bekerja pada porsi dan bidangnya sendiri, jadi kerjaan lebih terasa ringan. Meski-
pun dikerjakan dalam kondisi berbeda negara dan waktu, bagi Meysin, tetap seru. Ditambah dengan beberapa drama ketika pengerjaan proposal. “Mana ada drama temen ku yang hardisknya hilang, nangis sambil telponan.� Jelasnya. Inovasi ini kemudian akan dikembangkan dan diproduksi lebih lanjut. Namun saat ini, Meysin dan tim berfokus kepada monev terlebih dahulu. Merencanakan promosi, analisis bisnis, dan riset. Selain itu, projek ini tetap dilaporkan progresnya ke dosen pembimbing. Pada tanggal 25 Agustus lalu, Es krim bonggol nanas telah melakukan launching akun instagram dengan nama @esmonas_official. Kedepannya, es krim bonggol nanas akan diproduksi untuk wilayah Prabumulih terlebih dahulu, dengan segmen pasar masyarakat umum. Sebagai seorang food scientist, Meysin berharap dapat menekan persen food waste dari bonggol nanas. Bonggol nanas dapat dijadikan camilan sehat kaya manfaat dan juga bisa menjadi peluang bisnis bagi masyarakat kota Prabumulih. Dengan adanya usaha inovasi es krim bonggol nanas ini, dapat menjadi sumber penghasilan setelah lulus kuliah selagi mencari pekerjaan. Ia juga berharap di kemudian hari dpaat menerbitkan jurnal atas namanya beserta tim. Penulis : Annisa Dwi Kurnia Editor : Dinar Wahyuni
Edisi ke-17
13
GAYA HIDUP
Mencegah Stres Selama Pandemi P
andemi Covid-19 membuat banyak orang merasa stres. Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Pada masa pandemi seperti sekarang, kekhawatiran akan data kasus positif penderita Covid-19 yang terus bertambah, bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya stres. Pendapatan berkurang selama pandemi, diberhentikan dari pekerjaan, usaha tutup, terdapat anggota keluarga yang positif Covid-19, hingga harus berkerja maupun bersekolah dari rumah, juga merupakan sederet faktor penyebab stres. Stres merupakan suatu hal yang wajar. Setiap orang, termasuk anak-anak tentunya pernah mengalami stres. Stres membuat penderita mengalami gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, hingga sulit berkonsentrasi. Stres yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh pada rendahnya imun tubuh yang menyebabkan penderita jatuh sakit. Artinya, menjaga kesehatan mental sama dengan menjaga kesehatan jasmani kita. Sehingga stres harus ditangani dengan baik agar tidak muncul permasalahan yang lebih parah dan berkelanjutan. Berikut kami sajikan tips mencegah stres selama pandemi. 1. Puasa Media Sosial Berada di rumah membuat kita mempunyai banyak waktu luang. Saat tidak ada kegiatan, kita akan cenderung membuka media sosial (medsos). Padahal banyak sekali informasi di medsos yang bisa membuat kita cemas dan akhirnya merasa stres. Oleh karena itu, menjauh dari media sosial atau istilahnya social media distancing perlu dilakukan.
14
Edisi ke-17
Data kenaikan kasus yang terus melonjak, ditambah informasi yang tersebar belum tentu benar, merupakan alasan penting untuk kita menjauhi media sosial. Selain itu, kita juga harus bijak dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi yang didapat. Tekankan ke diri sendiri untuk selalu saring sebelum sharing agar informasi palsu berhenti di kita.
4. Lakukan Hal yang Membuat Dirimu Bahagia
Selama ini kita disibukkan dengan kuliah, organisasi, tugas, dll. Sekarang waktunya melakukan hal yang kamu suka dan membuat bahagia. Tak bisa dipungkiri, pandemi memberikan kita waktu luang untuk melakukan aktivitas yang selama ini jarang kita laku2. Habiskan Waktu dengan Keluarga Sebaik kan. Kamu bisa memasak ataupun menonton Mungkin drama korea kesukaanmu. Bahkan, ada orang yang hanya dengan berdiam diri di rumah bisa Sejak pagi orang tua telah sibuk ber- bahagia loh. siap untuk pergi bekerja dan anak-anak bersiap ke sekolah. Lalu, mahasiswa sibuk kuliah 5. Menyibukkan Diri dengan Hal Positif di tanah rantau. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan kita selama ini. Akan tetapi, saat Pandemi membuat banyak aktivitas pandemi, semua orang berkumpul di rumah tatap muka terhenti, tapi muncul pula kegiamasing-masing. Orang tua bekerja dirumah, tan positif tanpa harus bertemu langsung. anak-anak sekolah daring, dan para mahasiwa Contohnya webinar. Di masa ini, banyak sekarantau pun pulang ke rumah masing-masing. li institusi, organisasi, maupun komunitas Secara tidak langsung, pandemi bisa menjadi yang menyelenggarakan webinar. Kamu hanya ajang untuk memanfaatkan waktu bersama perlu mencari tema apa yang mau kamu ikukeluarga sebaik mungkin. ti karena banyak webinar yang gratis bahkan mendapatkan sertifikat. Selain itu, kamu juga 3. Komunikasi dengan Teman Harus Terus bisa coba ikut kursus online gartis dari HarBerjalan vard. Hitung-hitung untuk cari pengalaman, dapat ilmu, dan sertifikat. #Dirumahaja bukan berarti memutuskan silaturahmi ke orang luar, terutama Stres merupakan hal wajar mengingat teman-teman kita. Manfaatkan kecanggihan kondisi kita yang banyak berubah dan perlu teknologi dengan cara video call bahkan ber- penyesuaian karena pandemi Covid-19. Akan main tiktok bersama. Banyak hal yang bisa tetapi, kita harus tetap berpikir positif dan dilakukan untuk saling berbagi kebahagiaan tenang menghadapi situasi ini. Harus meyakbahkan saling mendukung dengan teman- ini diri sendiri bahwa pandemi pasti berakhteman. Kalian bisa tetap melakukan aktivitas ir. Lalu, selama menunggu pandemi berakhir, pertemanan seperti biasanya, tapi kali ini be- kita harus bisa beradaptasi dengan situasi yang danya dari rumah masing-masing. Contohnya ada. nih kalian bisa rayakan ulang tahun teman secara virtual. Penulis : Anggi Putri Sefri Editor : Desi Rahma Sari
KOMIK
Edisi ke-17
15
Baca juga
Majalah Edisi IX
COMING SOON
OPEN RECRUITMENT JURNALIS MUDA
LEMBAGA PERS MAHASISWA GELORA SRIWIJAYA UNSRI PERIODE 2021/2022
Let's Join With Us ! SALAM PERS MAHASISWA !