Majalah Gema Dhammavaddhana Edisi 59

Page 1



Kata pengantar SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab Ferry Chandravi Dharma Pemimpin Redaksi Selvia Parjono Redaktur Pelaksana Tjoa Valeria Sharleen Darwis Sekretaris & Bendahara Angelia Tantowi Distribusi & Pendanaan Wilson Suwenda Editor Laurina Ratna Berliana Penulis Artikel Yulia Merdina Fenny Purnama Sari Axel Lie Angwyn Richard Huang Erlina Gracia Indra Lim Enriko Setiawan Budi Georachman Sofia Purnamasari Fannicko Chandra Layouter Benson Cyhintia Dewi Jason Tovi Tiffany Tjandra Willy Tantiono Yenti

KATA PENGANTAR Namo Buddhaya, Merupakan suatu kebanggaan besar bagi Redaksi Gema Dhammavaddhana dapat menerbitkan kembali majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-59 di periode XXVIII. Majalah edisi kali ini diterbitkan dalam rangka untuk menyambut Hari Trisuci Waisak. Tema yang diangkat untuk majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-59 adalah “Kebahagiaan Semua Makhluk Hidup�. Jika kita seorang Buddhis, pastinya kita sering mengucapkan kata-kata ini, tapi apakah kita sudah benar-benar meresapi maknanya dengan baik dan benar? Apakah semua makhluk hidup yang ada sudah bahagia dengan keadaannya sekarang? Melalui majalah ini akan dibahas apa sesungguhnya makna dari kalimat ini dari berbagai sudut pandang. Kami selaku Redaksi Gema Dhammavaddhana mengucapkan syukur dan terima kasih atas kelancaran proses penerbitan majalah kepada berbagai pihak yang berkontribusi untuk penerbitan kali ini, baik dalam bentuk materil maupun tenaga. Kami memohon maaf jika terdapat suatu kesalahan dalam proses ataupun hasil dari Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-59, baik sengaja maupun tidak. Semoga Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-59 dapat menambah pengetahuan kita mengenai Dhamma. Kami segenap Redaksi Majalah Gema Dhammavaddhana mengucapkan selamat Hari Trisuci Waisak 2561 B.E/2017. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Semoga semua makhluk hidup berbahagia Saddhu... Saddhu... Saddhu... KMBD JAYA! Mettacittena Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana

20

Gema Dhammavaddhana



GemaSPECIAL

Kebahagiaan Sejati Makluk Hidup “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga Semua Makhluk Berbahagia.� Sering sekali kita mengucapkan atau mendengarkan kata-kata tersebut sebagai seorang Buddhis, tetapi apakah kita sering merenungkan kata-kata tersebut atau hanya mengucapkannya sebagai penutup doa kemudian melupakannya? Kamu pastinya menginginkan kebahagiaan selalu hadir dalam hidupmu, segala cara kamu lakukan untuk mencapainya. Namun, kita harus tahu bahwa kebahagiaan juga merupakan hak dari semua makhluk. Kita tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa yang menginginkan kebahagiaan bukan hanya kamu, orang tuamu, ataupun temanmu, tetapi semua termasuk orang yang berbeda keyakinan denganmu, musuhmu, orang-orang yang tidak kamu kenal, maupun hewan, semuanya ingin bahagia dan terhindar dari penderitaan. Membangkitkan cinta kasih yang universal memang membutuhkan waktu, maka dari itu mulailah dari diri sendiri, lalu secara bertahap kamu dapat memberikan pengaruh ke keluargamu, orangorang sekelilingmu, dan teman-temanmu. Coba saja bayangkan, jika semua orang bisa memiliki rasa cinta kasih universal dalam diri mereka, tentunya dunia akan menjadi lebih indah dan damai.

Suatu ketika, ada seorang Raja yang hendak berpulang ke istana setelah berburu di hutan. Dalam perjalanan pulang, ia terpisah dengan para pengiringnya dan bertemu dengan caraba. Karena caraba sangat unik, Sang Raja ingin menangkap caraba dan membawanya ke istana. Namun, ketika Sang Raja mengejar caraba, ia terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam dan terjal.

Mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk sama halnya seperti cerita seorang Boddhisatva yang dilahirkan kembali menjadi seekor caraba. Caraba adalah jenis hewan yang istimewa, berbentuk seperti rusa tetapi memiliki delapan kaki (empat kaki seperti rusa biasa lalu sisanya berada di punggungnya namun memiliki kecepatan yang luar biasa.

Caraba bisa saja pergi meninggalkan Sang Raja tetapi Caraba malah membantu Sang Raja keluar dari lubang. Berkat kebaikan caraba, Sang Raja menawarkan harta kepada caraba. Akan tetapi, caraba menolak tawaran Sang Raja dan memintanya untuk berhenti berburu hewan.

Volume 59 | 2017

5


GemaSPECIAL

*illustrasi Boddhisatva yang terlahir kembali menjadi caraba

Sebab, kita telah membantu meringankan hukum karma buruk yang akan mereka terima nantinya, dengan kata lain mereka dapat menjadi lebih bahagia di masa yang akan datang. Sering orang bertanya, “Bagaimanakah aku bisa membahagiakan semua makhluk? Apakah aku harus melakukan hal yang besar untuk membahagiakan orang lain? Haruskah aku memberikan pengorbanan diri untuk kebahagiaan orang lain?� Bukan berarti ketika kita berharap akan kebahagiaan orang lain kita malah menyiksa diri kita sendiri. Ini seperti cerita Sang Buddha Gautama yang bermeditasi dan berpuasa selama enam tahun.

6

Gema Dhammavaddhana

Dalam kehidupan kita, kita hendaknya memiliki cara berpikir seperti caraba tersebut. Ia memilih untuk menyelamatkan hewan lain daripada harta yang ditawarkan oleh Sang Raja. Sebab caraba mengerti jika ia memilih harta maka Sang Raja akan tetap berburu, secara tidak langsung caraba selain menyelamatkan nyawa hewan lain, ia juga telah menyelamatkan Sang Raja untuk tidak melakukan lebih banyak karma buruk lagi. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya selalu ingat bahwa membahagiakan orang lain bukan hanya berarti membuat seseorang senang atau bahagia, mencegah seseorang untuk melakukan karma buruk juga dapat dikatakan membahagiakan makhluk lain.


GemaSPECIAL

Sang Buddha akhirnya mengerti bahwa untuk menemukan obat untuk 4 peristiwa yang ia temui demi kebahagiaan semua makhluk ia tak perlu menyiksa dirinya seperti itu. Berbagi kebahagiaan pada semua makhluk tidak perlu dramatis seperti dengan menyiksa diri, melakukan hal-hal kecil saja yang sederhana terkadang sudah membahagiakan orang lain. Seperti memuji orang lain yang kita tidak kenal saja sudah dapat mengubah suasana hati seseorang, contoh lainnya yaitu mengajak seseorang berdana juga dapat membahagiakan semua makhluk.

Mengapa demikian? Ketika berdana kita dapat memberikan pelimpahan jasa kepada para leluhur atau siapapun agar hidup mereka menjadi lebih baik dan terbebas dari api neraka. Bukankah dengan begitu semua makhluk akan berbahagia baik yang terlihat maupun tidak terlihat? Dari contoh-contoh diatas bukankah membahagiakan makhluk lain tak perlu melakukan hal yang terlalu rumit bukan? Cobalah mulai sekarang kalian renungkan

apa yang dapat kalian lakukan untuk membahagiakan semua makhluk.Dengan melakukan hal-hal yang dapat membahagiakan orang lain, maka rasa metta, karuna, mudita dan upekkha kita juga dapat terasa dan karma baik pun akan menumpuk. Oleh karena itu, jangan pernah bosan untuk membahagiakan semua makhluk, tetapi jangan juga sampai kalian menyiksa diri kalian sendiri. Jika kalian menyiksa diri kalian sendiri, itu juga akan membuat diri kalian tidak berbahagia.

Volume 59 | 2017

7


GemaHISTORY

Candi Sewu Candi Sewu merupakan salah satu candi peninggalan agama Buddha. Candi ini merupkan candi terbesar kedua setelah candi borobudur di Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan “Sewu” yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang. Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 dan Prasasti Manjusrigha yang berangka tahun 792 dan ditemukan pada tahun 1960, nama asli candi ini adalah ”Prasada Vajrasana Manjusrigrha”. Istilah Prasada bermakna candi atau kuil, sementara Vajrajasana bermakna tempat wajra (intan atau halilintar) bertakhta, sedangkan Manjusri-grha bermakna Rumah Manjusri. Manjusri adalah salah satu Boddhisatva dalam ajaran Buddha. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 mashi pada akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran (746–784) adalah raja yang termahsyur dari kerajaan Mataram Kuno.

8

Gema Dhammavaddhana


GemaHISTORY

*runtuhan-runtuhan batu candi akibat gempa Mei 2006

Kompleks candi ini mungkin diperbaharui, dan diperluas pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang pangeran dari dinasti Sanjaya yang menikahi Pramodhawardhanidari dinasti Sailendra. Setelah dinasti Sanjaya berkuasa rakyatnya tetap menganut agama sebelumnya. Adanya candi Sewu yang bercorak buddha berdampingan dengan candi Prambanan yang bercorak hindu menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu di Jawa umat Hindu dan Buddha hidup secara harmonis dan adanya tolerasi beragama. Karena keagungan dan luasnya kompleks candi ini, Candi Sewu diduga merupakan Candi Buddha Kerajaan, sekaligus pusat kegiatan agama Buddha yang penting pada masa lalu.

Pecahan bebatuan berserakan di atas tanah, retakan dan pecahan antar sambungan batu terlihat. Untuk mencegah keruntuhan bangunan, kerangka besi dipasang di keempat sudut bangunan untuk menunjang dan menahan tubuh candi utama. Meskipun situs dibuka kembali untuk pengunjung, beberapa pekan kemudian setelah gempa pada tahun 2006, seluruh bagian candi utama tetap ditutup dan tidak boleh dimasuki demi alasan keamanan. Kini setelah diperbaharui, kerangka logam penopang candi utama telah dilepas dan pengunjung dapat memasuki ruangan dalam candi utama.

Candi ini terletak di lembah Prambanan yang membentang dari lereng selatan gunung Merapi di utara hingga pegunungan Sewu di selatan, di sekitar perbatasan Yogyakarta dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di lembah ini tersebar candi-candi dan situs purbakala yang berjarak hanya beberapa ratus meter satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan ini merupakan kawasan penting artinya dalam sektor keagamaan, politik, dan kehidupan urban masyarakat Jawa kuno. Namun, Candi ini rusak parah akibat gempa bumi pada bulan Mei 2006 di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. Kerusakan struktur bangunan sangat nyata dan candi utama mengalami kerusakan paling parah.

Volume 59 | 2017

9




GemaKNOWLEDGE

ENAM PARAMITA DALAM AGAMA BUDDHA Enam Paramita dapat disebut juga dengan Sad Paramita. Sad Paramita berasal dari dua kata yaitu Sad yang artinya enam dan Paramita artinya sifat baik atau keutamaan. Jadi Sad Paramita artinya enam sikap baik untuk menuju keluruhan hidup. Enam Paramita tersebut terjalin sebagai satu kesatuan , karena pengaruh dari ajaran Asanga (pendiri Yogacara) sebagaimana disebutkan dalam Mahayana Sutralankara dengan urutan yaitu :

1. Dana Paramita Artinya memberi dana atau sedekah baik berupa material maupun non material. Para penerima dana terbagi 3 kategori yaitu : - Dana kepada teman , dan keluarga. - Dana kepada yang orang-orang yang membutuhkan. - Dana kepada para Bhikshu/Bhikkhu dan para Brahmana (orang suci Hindu). 2. Sila Paramita Artinya perbuatan luhur tentang hidup bersusila , tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik oleh badan (kaya) , ucapan (vak), dan pikiran (citta). Pelaksanaan Sila Paramita dapat diumpamakan kaki ataupun mata , tanpa kaki maka seseorang akan terjatuh ke dalam bentuk kehidupan yang penuh kejahatan , ataupun tanpa mata maka seseorang tidak dapat melihat Dhamma. Dalam melatih Sila Paramita, maka terdapat sepuluh pantangan yang harus dijalankan seorang Bodhisattva, yaitu : pantang membunuh makhluk hidup, pantang mencuri, pantang dari ketidak-sucian, pantang berbicara bohong, pantang memfitnah, pantang berbicara kasar, pantang terhadap kesembronoan (kecerobo12

Gema Dhammavaddhana

han) dan berbicara yang tidak berarti, pantang terhadap sifat iri hati, pantang terhadap sifat dengki, pantang dari pandangan salah. 3. Ksanti Paramita Artinya pikiran tenang atau damai atau suatu perbuatan luhur tentang kesabaran. Ksanti Paramita mencakup 3 pengertian yaitu : - Kesabaran. - Ketabahan. - Ketulusan hati. Seorang Bodhisattva haruslah melatih kesabaran karena ketidaksabaran akan mudah menimbulkan kemarahan dimana dapat menghancurkan semua pemumpukan kebajikan


GemaKNOWLEGE

yang telah terhimpun. Ketidaksabaran dalam bertindak sering menenggelamkan kita dalam lautan penderitaan yang menyebabkan penyesalan yang berkepanjangan. 4. Virya Paramita Artinya perbuatan luhur mengenai keuletan, ketabahan, dan semangat. Terdapat dua macam Virya, yaitu : -Sannaha-virya, yang dapat diartikan memakai perisai dalam arti mempersiapkan diri atau memperkuat iman terhadap berbagai godaan. -Prayoga-virya, yang dapat diartikan dengan ketekunan dan kesungguhan dalam pelaksanaan ajaran Sang Buddha 5. Dhyana Paramita Artinya perbuatan luhur mengenai Samadhi. Terdapat 4 jenis Dhyana sebagaimana dinyatakan dalam ajaran Yogacara, Lankavatara Sutra, yaitu : - Balopacarika Dhyana: dhyana yang dilakukan oleh Sravaka dan Pratyekabuddha dengan merenungkan tentang ketidak-kekalan dari sifat ke-aku-an. - Artapravicaya Dhyana: dhyana yang dilaksanakan oleh para Bodhisattva yang telah men-

gerti hakekat Keberadaan dari alam semesta. - Tathatalambana Dhyana: dhyana yang terdiri dari pengkajian atas Keberadaan dari Kebenaran serta merenungkannya. - Tathagata Dhyana: dhyana yang dilaksanakan oleh para Tathagata yang telah mengetahui Pengetahuan yang Tertinggi dan selalu bersedia untuk mengabdi kepada semua makhluk. 6. Prajna Paramita. Prajna Paramita merupakan Paramita yang terpenting , yaitu perbuatan luhur mengenai kebijaksanaan. Terdapat 2 makna dalam Prajna , yaitu : - Prajna yang kekal - Prajna yang berfungsi sejalan dengan ke lima Paramita lainnya. Usaha pengembangan prajna ini terdapat tiga jalur yang mengarah kepada suatu pendalaman (intuisi) dan pengetahuan, yaitu : - Berdasarkan ajaran orang lain atau kitab suci tertulis ataupun lisan (sutamaya panna). - Berdasarkan pemikiran yang mendalam (cintamaya panna). - Berdasarkan meditasi pengolahan dan realisasi (bhavanamaya panna).

Volume 59 | 2017

13


GemaSHARING

DHAMMA SHARING Bhikkhu Victor Jaya Kusuma Bhikkhu Victor Jaya Kusuma atau yang lebih dikenal dengan nama Bhikkhu Dhammavuddho, merupakan kelahiran Kota Manado, tetapi saat ini Beliau aktif di Vihara Buddha Metta Arama, Jakarta. Sebelum mengambil jalan kebhikkhuan, Bhikkhu Dhammavuddho, yang merupakan lulusan Computerized Accounting BINUS University, pernah berkerja sebagai Senior Associate di Dr. Waty Tjakra & Associates. Kemudian secara resmi, pada 26 Juni 2013, Bhikkhu Victor Jaya Kusuma ditahbiskan (Upasampada) di Wat Tepsirin Bangkok oleh Uphajaya (Guru Penahbis) YM. Chaukun Phraprom Visudhi.

14

Gema Dhammavaddhana


GemaSHARING

Bhikkhu Dhammavuddho membagikan pandangan Beliau mengenai Kebahagiaan Semua Makhluk dalam tanya jawabnya bersama Gema Dhammavaddhana Production berikut. Bisakah manusia mengukur kebahagiaannya sendiri? “Bisa, tolak ukur kebahagiaan misalnya, dengan memberi dana makanan untuk bhante, berdana untuk vihara, melakukan fangshen.” Apa saja yang harus kita lakukan agar kita merasa puas akan kebahagiaan kita saat ini? “Dalam Manggala Sutta, salah satu syair menyebutkan “Merasa puas dan berterima kasih, itulah berkah utama”. Hal yang paling sederhana adalah “puas”, menerima segala kondisi yang ada dengan cara bersyukur. Kebahagiaan yang mana anda ingin dapat, jangka pendek ataukah jangka panjang. Untuk jangka pendek kita bisa banyak melakukan kebajikan (Kusala Kamma). Sedangkan jangka panjang, kita perlu melakukan Dasapunnakiriyavatthu yang menyebabkan kita mencapai kebahagiaan tertinggi, Nibbana (Nibbana Paramam Sukha).”

Bagaimana cara menerapkan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat Buddhis? 1. Berpikir positif, berpikir positif artinya melihat sesuatu jangan langsung negatif, lihat peluang yang ada di balik kejadian itu, 2. Bergaul dengan sahabat bijak, bergaul dengan sahabat bijak bisa dilihat di dalam kitab “Sigalovada Sutta”, 3. Memahami Dhamma, 4. Menenangkan pikiran. Selama menjadi manusia, selama masih mengalami kelahiran, kita pastinya selalu dihadapkan dengan penderitaan. Namun bukan berarti manusia tidak bisa mengejar kebahagiaan. Mengambil makna dari sharing Bhikkhu Victor Jaya Kusuma, kita bisa memulai kebahagiaan dari diri sendiri, mulai mensyukuri dan merasa puas dengan yang dimiliki, kemudian menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Happiness does not depend on what you have or who you are. It solely relies on what you think.” - Buddha Volume 59 | 2017

15


KOMIK

16

Gema Dhammavaddhana


KOMIK

Volume 59 | 2017

17




GemaINFORMATIVE

Success Recipe “In order to succeed, your desire for success should be greater than your fear of failure.� -Bill Cosby

Pernah tidak, sih, kalian bertanya-tanya kenapa orang lain bisa lebih unggul dari kita? Kenapa, sih, orang lain bisa memiliki apa yang kita mau tanpa perlu usaha esktra seperti kita? Bahkan yang lebih mengecewakan lagi, kita yang sudah berusaha semaksimal mungkin saja belum tentu bisa mendapatkan hasil yang baik. Tetapi, kenapa mereka bisa berhasil sedangkan kita selalu saja gagal? Coba kalian tanyakan pada diri kalian dulu, apakah kalian sudah mencintai diri kalian sendiri? Apakah dengan membandingkan diri kalian terhadap orang lain dapat memberikan motivasi bagi kalian untuk lebih unggul? Mungkin pada tahap awal, kalian bisa menjadikan perbandingan tersebut sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih unggul. Namun, bagaimana jika hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang tanpa sadar telah kalian tanamkan dalam mengukur tingkat keberhasilan kalian?

20

Gema Dhammavaddhana

Saat kita sibuk membandingkan diri kita terhadap orang lain, kita lupa bahwa diri kitalah yang membutuhkan perhatian ekstra. Kita lupa bahwa diri kitalah yang menjadi tolak ukur dalam tingkat keberhasilan kita, bukan orang lain. Saat kita terus menerus menjadikan seseorang sebagai tolak ukur dalam tingkat keberhasilan kita, maka tanpa sadar akan tertanam pikiran bahwa ada yang salah dalam diri kita sehingga kita harus mengubah diri kita agar kita bisa menyaingi orang lain. Hidup memang tentang persaingan, menang atau kalah. Tapi, bagaimana jika dalam persaingan itu kita hanya berfokus pada lawan dan tujuan kita untuk menang, dan melupakan tombak utama yaitu diri kita sendiri? Kunci keberhasilan bukanlah seberapa hebat kamu mengalahkan lawanmu tetapi seberapa hebat kamu mengalahkan rasa ego dan ketakutan akan kekurangan yang ada dalam dirimu.


GemaINFORMATIVE

Jadi, apa yang harus kalian lakukan? 1. Terima diri kita apa adanya Ini adalah langkah pertama untuk mencintai diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang terlahir sempurna, semua manusia memiliki kekurangan yang sengaja mereka tutupi agar hidup mereka terlihat baik-baik saja. Ingatlah untuk terus bersyukur bahwa kita masih dikaruniai kedua mata yang dapat melihat, kedua kaki yang dapat berjalan, kedua tangan yang siap bekerja, dan mulut yang tidak pernah berhenti meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita layak untuk bahagia. 2. Jangan terlalu fokus pada pendapat orang Apakah dengan memikirkan pendapat dan persepi orang lain terhadap kita, membuat kita bahagia? Lakukan apa yang hati kita ingin lakukan. Hidup kalian istimewa dan penting. Kalian hidup hanya sekali dan kalian hidup untuk diri kalian sendiri, bukan orang lain. Kalian yang merasakan kebahagiaan atas keberhasilan kalian sendiri, bukan orang lain. Lalu untuk apa memikirkan pendapat mereka disaat kita yakin pada diri kita sendiri bahwa kita lebih layak dari apa yang mereka katakan? Toh, pendapat mereka juga akan memudar seiring berjalannya waktu, bukan? ď Š

3. Jaga jarak dengan orang yang sering merendahkan kita Untuk apa dekat dengan mereka yang membuat kita tidak nyaman menjadi diri kita sendiri? Untuk apa dekat dengan mereka yang tidak akan pernah bisa memberikan dorongan positif ke dalam hidup kita? Tinggalkan mereka dan manfaatkan waktu tersebut untuk bertemu dengan orang-orang baru. Masih banyak orang di luar sana yang bersedia menyediakan tangannya untuk menuntunmu menjadi pribadi yang lebih baik. 4. Lupakan masa lalu Ambil pelajaran hidup yang kalian dapat dari masa lalu kalian. Jadikan pelajaran tersebut sebagai motivasi kalian untuk mengubah hidup kalian menjadi pribadi yang lebih baik. Kalian bisa memanfaatkan masa lalu kalian untuk membandingkan diri kalian yang sekarang dengan yang dulu. Bukankah itu lebih baik dan lebih mendorong kalian untuk lebih maju daripada harus membandingkan diri kalian terhadap orang lain? 5. Lakukan hal yang membuat kita bahagia setiap hari Seperti kata Sang Buddha, “Every morning we are born again. What we do today is what matters most. No matter how hard the past, you can always begin again.�

Volume 59 | 2017

21


GemaREVIEW

REMAKING THE JUNGLE BOOK Dongeng Klasik Sarat Makna

Berasal dari buku karangan Rudyard Kipling pada tahun 1894, film ‘The Jungle Book’ menceritakan tentang kehidupan dan petualangan Mowgli (Neel Sethi), seorang anak manusia yang tinggal dan dibesarkan di dalam kawanan serigala. Keberadaannya mulai terancam ketika seekor harimau Bengal bernama Sheer Khan (Idris Elba) bersumpah untuk membunuhnya. Mowgli pun terpaksa meninggalkan kawanan serigala untuk mencari tempat yang aman di desa manusia. Ditemani oleh harimau tutul yang baik hati bernama Bagheera (Ben Kingsley) dan beruang konyol bernama Baloo (Bill Murray), Mowgli berusaha untuk menyelamatkan dirinya dari ancaman Sheer Khan. Sutradara Jon Favreau, tak segan-segan untuk menampilkan adegan pertarungan antar binatang senyata mungkin. Mengingat Jon Favreu adalah sutradara yang mengarahkan film Iron Man yang kental dengan adegan laga, tak heran bila bagian kejar-kejaran dan pertarungan dalam film ini juga mampu menaikkan adrenalin. The Jungle Book bisa menjadi satu tontonan yang mengasyikkan. Terutama karena para hewan dalam film ini terlihat begitu hidup, gerakannya juga sangat halus dan detail. Para orangtua juga bisa memanfaatkan film ini untuk memberikan pengetahuan tentang dunia hewan. Misalnya, soal serigala yang hidup berkelompok dan harimau yang soliter. Yang patut diberi jempol adalah para pengisi suara binatang di film ini. Para dubber ini, berhasil mengekspresikan karakter mereka dengan sangat baik. Bill Murray untuk suara si Baloo beruang yang

22

Gema Dhammavaddhana

ceria, Lupita Nyong’o yang membangkitkan karakter keibuan Rhaksa, Scarlet Johansson menghidupkan Kaa, ular piton yang licik, dan terutama Idris Elba sebagai Sheer Khan. Di luar segala aspek teknisnya, The Jungle Book adalah film tentang keluarga. Mengenai anak yang beranjak dewasa dan harus meninggalkan rumah yang selama ini membesarkannya. Soal anak yang tengah mencari jati diri dan jalannya sendiri. Berbagai pesan moral pun bisa dipetik dari film ini. Misalnya pesan tentang bagaimana kasih sayang orang tua begitu kuat hingga mereka bersedia mengorbankan nyawa demi anak, seperti yang dialami oleh ayah Mowgli. The Jungle Book juga mempersembahkan nilai-nilai persahabatan yang dapat dilihat dari hubungan Mowgli dengan Baloo dan Bagheera. Baloo pada awalnya memang hanya memanfaatkan Mowgli, tapi seiring dengan waktu keduanya adalah sahabat yang tidak dapat terpisahkan. Karakter Mowgli pun menggambarkan sifat-sifat yang patut diteladani, misalnya kecerdasannya dalam merakit peralatan, hingga keberanian dan kebaikan hati saat dia menolong bayi gajah yang terjebak dalam lubang. Satu hal yang tak boleh terlewatkan adalah cara The Jungle Book menceritakan keagungan alam. Mulai dari keanekaragaman flora dan fauna, hingga kisah kumpulan gajah yang dihormati karena kemampuan mereka dalam membangun hutan.


GemaREVIEW

Volume 59 | 2017

23




GemaDHAMMAVADDHANA

appreciation day - Horas Nusantara -

26

Gema Dhammavaddhana


GemaDHAMMAVADDHANA

P

ada Jumat, 31 Maret 2017 perwakilan KMB Dhammavaddhana menghadiri acara Appreciation Day 2017 yang diadakan oleh BINUS University. Appreciation Day merupakan salah satu acara dalam rangka mengapresiasi seluruh prestasi para mahasiswa yang telah berhasil mengharumkan nama BINUS University ditingkat Jabodetabek, Nasional dan Internasional. Serta dalam acara ini ada juga pengapresiasian terhadap organisasi kemahasiswaan BINUS University yang dianggap menjadi role model bagi organisasi lainnya. Appreciation Day kali ini mengangkat tema ‘HORAS NUSANTARA’, dengan ruangan yang dihiasi menggunakan ornamen-ornamen khas provinsi Sumatera Utara. Tak hanya itu, penampilan-penampilannya pun tentunya sangat kental dengan adat Sumatera Utara. Contohnya penampilan Paduan Suara Mahasiswa Bina Nusantara (PARAMABIRA) yang membawakan lagu berjudul Sik Sik Si Batu Manikkam, Seni Teater Mahasiswa Bina Nusantara yang mempersembahkan teater bertemakan kehidupan Suku Batak yang pantang menyerah, terdapat juga UKM Bersama Dalam Musik (BDM),

Seni Tari Mahasiswa Bina Nusantara (STAMANARA) yang turut memberikan penampilan yang berkaitan dengan budaya Sumatera Utara. Tibalah saatnya pada pengumuman mahasiswa-mahasiswi berprestasi yang telah mengharumkan nama BINUS University di kancah Jabodetabek, Nasional dan Internasional. Banyak di antaranya memenangkan perlombaan di bidang penalaran maupun olahraga. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengumuman mahasiswa berprestasi terfavorit dan UKM terfavorit. UKM terfavorit dimenangkan oleh KMB Dhammavaddhana. Dan yang paling ditunggu adalah pengumuman UKM terbaik. Beberapa UKM yang terpilih menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing yaitu, UKM BNEC, STMANIS, Badminton, KMBD dan HIMMAT. KMBD sendiri mendapatkan penghargaan sebagai UKM terbaik dibidang keagamaan dan kemasyarakatan. Lalu terpilihlah BNEC sebagai UKM Best of the best. Selamat kepada seluruh UKM yang telah mendapatkan penghargaan, semoga dapat menginspirasi sesama!

Volume 59 | 2017

27


GemaDHAMMAVADDHANA

DV LIVE IN 2016

Find Different Sensation of Dhamma Pada tanggal 23 - 29 Desember 2016, KMB Dhammavaddhana mengadakan kegiatan Live In atau yang kita kenal sebagai DV Live In. DV Live In 2016 kali ini bertemakan “Find Different Sensation of Dhamma�. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sumowono, Semarang. DV Live In 2016 diikuti oleh 38 peserta dan panitia dari KMBD Kemanggisan dan Alam Sutera, dimana setiap keluarga atau satu rumah warga desa di tinggali oleh tiga orang peserta DV Live In. Setiap hari para peserta DV Live In mengikuti kegiatan yang dilakukan orang tuanya masing – masing, yang mana kegiatan tersebut jarang sekali dilakukan oleh kita yang berada di perkotaan, seperti memotong rumput, memanen, menanam sayur, bertani dan masih banyak lagi. Tentunya hal ini dapat melatih kerendahan hati serta, menambah pengalaman baru bagi kita yang sebelumnya belum pernah melakukan hal tersebut.

28

Gema Dhammavaddhana


GemaDHAMMAVADDHANA

Desa Sumowono sendiri memiliki 110 kepala keluarga yang beragama Buddha. Di desa ini terdapat vihara yang bernama Vihara Vidyasasana. Warga disini memiliki tradisi yang bisa kita katakan unik. Salah satunya yaitu, mereka selalu mengadakan chanting setiap malam di vihara, yang selalu ramai oleh orang tua dan anak-anak. Pada DV Live in kali ini, kami mengadakan bakti sosial yang berupa pembagian sembako dan sepatu boots untuk warga Desa Sumowono. Disana juga kami membangun dapur untuk Vihara Vidyasasana. Pembangunan ini pun tentunya dibantu oleh warga Desa Sumowono. Bukan hanya itu saja, selama seminggu kami juga melakukan dana makan pagi dan siang kepada Samanera. Bersama warga Desa Sumowono, kami sering bermain games bersama maupun mengadakan kegiatan sekolah minggu untuk anak-anak. Dan pada akhirnya DV LIVE IN 2016 berjalan sukses dengan tujuannya yaitu, belajar hidup dalam kesederhanaan dan membantu sesama dalam Dhamma.

Volume 59 | 2017

29


GemaDHAMMAVADDHANA

Pelatihan Cinematography

2017

Pelatihan Cinematography merupakan sebuah event internal yang diadakan oleh Badan GD KMBD setiap tahunnya dengan tujuan, untuk belajar bagaimana cara pembuatan short film yang baik dan benar. Event ini diselenggarakan selama 5 kali pertemuan dalam 5 minggu, pada hari Jumat dii Binus Syahdan. tema kita kali ini adalah “Movie For A Better Dhamma� event ini berlangsung pada pukul 13.0015.00 dengan pembicara yaitu Fidel Gosal Putra dan moderator yaitu Luthfi Pradita. Jumat, 24/02/17. Acara ini diawali dengan pembacaan parita Namakara-Gatha diikuti oleh para peserta,kemudian kata sambutan dari Ketua KMBD, Ferry Chandravi, serta kata sambutan dari Ketua Panitia Pelatihan Cinematography, Mery Angelya. Selanjutnya pelatihan di mulai dan dibawakan oleh Fidel Gosal Putra. Para peserta diberikan teori-teori mengenai Sinematografi. Apa itu film? Apa saja komponen dalam film? Bagaimana cara membuat film yang menarik? Dan bagaimana cara belajar menulis naskah?. Selanjutnya para peserta diberikan tugas untuk membuat logline suatu cerita dengan diberikan waktu sekitar 15 menit. Setelah itu pembicara meminta para peserta untuk sharing satu per satu mengenai logline yang telah dibuat oleh masing-masing orang. Suasana dihari pertama ini nampaknya canggung, karena para peserta belum saling mengenal satu sama lain. Namun semakin lama mulai ada peserta yang berperan aktif untuk bertanya. Kegiatan pelati-

30

Gema Dhammavaddhana

han ini berlangsung dengan lancar dan tertib, para peserta sangat memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh pembicara. Setelah pembelajaran selesai, kita bersama-sama membacakan parita Namakara-Gatha, selanjutnya foto bersama pembicara dengan para peserta dan acara diakhiri dengan pembagian snack kepada para peserta. Jumat, 03/03/17. Pertemuan minggu kedua melanjutkan pembahasan selanjutnya yaitu mengenai directing. Keunikan pada pertemuan kedua ini adalah setiap peserta mendapat giliran ditunjuk un tuk memerankan seorang aktor dan ada pula yang ditunjuk sebagai director. Kita diajarkan bagaimana cara membuat cerita dalam waktu singkat dan harus sudah ditampilkan oleh para aktor yang telah dipilih didepan para peserta lainnya. Seisi ruangan seketika dipenuhi dengan keceriaan penuh tawa dan tepuk tangan dari para peserta maupun para panitia pelatihan Cinematografi yang hadir pada hari itu. Jumat, 10/03/17. Pertemuan minggu ketiga seperti biasanya setelah pembacaan doa dan sedikit pengantar dari mc, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai kamera, lighting, dan komposisi. Kita diajarkan bagaimana cara pengambilan gambar yang baik disesuaikan dengan keadaan disekitar. Misalnya pada saat shooting untuk film horror, bagaimana caranya penonton dapat tetap melihat para aktor dalam ruangan gelap. Kemudian mempelajari cara perpindahan kamera untuk setiap scenenya.


GemaDHAMMAVADDHANA

Jumat, 17/03/17. Pembuatan film tidak cukup hanya dengan mempelajari bagaimana cara penggunaan kamera.Pada pelatihan minggu keempat ini pembahasan mengenai sounding, clapping, dan editing. Pada bagian sounding, kita diajarkan bagaimana cara membuat film yang jernih suaranya. Misalnya saatshooting di gedung sekolah, diharapkan disekitarnya tidak ada bising yang lain, sehingga suara dari sang aktor dapat terdengar jernih. Pada bagian editing, kita diajarkan cara mengedit suatu film menjadi lebih menarik untuk dilihat. Misalnya kontras dalam film. Pembicara memutarkan short film yang telah dibuat KMBD tahun lalu, kemudian bersama-sama membedah film tersebut. Kita diingatkan untuk warna baju antar aktor supaya tidak bertabrakan, kemudian untuk bagian para aktor yang sedang berbincangbincang untuk tidak menutupi para penonton. Jumat, 24/03/2017. Pada pertemuan terakhir ini kita bersama-sama mengadakan rapat dengan beberapa perwakilan dari Dv Acting untuk membahas tentang short film yang akan dibuat tahun ini. Adanya sesi tanya jawab antara peserta satu dengan yang lainnya, dan adanya masukan dari pembicara apa saja yang sebaiknya dilakukan dan yang dibutuhkan pada saat shooting. Setelahbermusyawarah dan menghasilkan kesepakatan, Ketua Event membagikan pin “Pelatihan Cinematography�kepada setiap peserta dan pembagian sertifikat kepada pembicara dan diakhiri dengan pembagian konsumsi bagi para peserta.

Berkenalan dengan sang pembicara, Fidel Gosal Putra.Seorang mahasiswa Bina Nusantara University kelahiran 22 Agustus 1995 ini sangat gemar dalam hal pembuatan short film, maka dari itu ia meneruskan pendidikannya dalam jurusan perfilman sehingga hingga sekarang ini ia memiliki keahlian dalam videografi dan fotografi. Berikut ini pengalaman kerja yang ia miliki: 2015 Office Frenzy (Short Film) - Writer and Director 2015 Makan Malam (Short Film) - Sound 2015 Catharina (Short Film) - Clapper 2015 Leak (Short Film) - Clapper 2015 Ondel-Ondel (Short Film) - Unit Production Manager 2016 Pustaka (Short Film) - Clapper 2016 Iklan Dinas Karantina Pangan Jakarta (Iklan) - Camera Assistant 2016 Cabut (Short Film) - Writer and Director 2016 Hidup Setelah Mati (Documentary) Director 2016 Theos (Short Film) - Editor

Volume 59 | 2017

31




GemaOPINI

Kebahagiaan Semua Makhluk di Mata Pembina KMB Dhammavaddhana Pandangan, pikiran, maupun sikap dan perilaku yang paling baik kepada semua makhluk hidup adalah melalui pengembangan Bodhicitta dan meditasi. Di antara semua pikiran, Bodhicitta adalah terunggul, berjuang ke atas mencapai Kebuddhaan, dan kebawah menolong semua makhluk. Di antara banyak topik meditasi yang diajarkan oleh Buddha, ada empat yang secara spesifik berkenaan dengan pengembangan Cinta kasih, belas kasih, Kegembiraan/ Simpatik, dan Keseimbangan Batin. Empat hal ini disebut Empat Pikiran Luhur. Keempatnya tertuju kepada semua makhluk yang tak terhingga banyaknya dan karma baik yang dihasilkan dengan menjalankan keempatnya tidaklah terukur.

Empat Pikiran Luhur itu memunculkan “Kasih Luhur”, yang membawa suka cita bagi diri sendiri, orang-orang yang kita kasihi, makhluk-makhluk yang berada di sekeliling kita, bahkan dilimpahkan kepada semua makhluk di jagat raya ini.

Marcos Barata, Alumni KMBD 2014/2015 Setiap orang ingin berbahagia,bahkan semua makhluk ingin hidup tenang dan bahagia, tetapi kebahagiaan tidak dapat dicapai dalam ‘pemisahan diri’. Kebahagiaan seseorang bergantung pada kebahagiaan bersama dan kebahagiaan bersama bergantung pada kebahagiaan seseorang. Hal ini dikarenakan semua kehidupan adalah saling bergantung, mengandalkan dan terkait. Untuk menjadi bahagia, kita perlu mengembangkan sikap yang baik kepada orang lain dalam masyarakat dan kepada semua makhluk hidup.

34

Gema Dhammavaddhana


GemaOPINI

Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana (KMBD) yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa untuk umat buddhis yang berada di bawah naungan Binus University dan sekarang sudah mencapai periode ke-28. Di dalam KMBD sendiri saat ini mempunyai Pembina yaitu Marcos Barata yang merupakan alumni KMBD periode ke-25.

Melalui Pembina KMBD yang juga merupakan alumni ada beberapa pertanyaan dan opini yang ia sampaikan. Menurut-nya kebahagiaan menurut ajaran Buddha itu sendiri saat kita melepas kemelekatan danmencapai Nibbana, serta terbebas dari segala penderitaan dan mencapai pencerahan.

Nibbana itu sendiri merupakan kebahagiaan tertinggi, kebahagiaan abadi yang luar biasa untuk semua makhluk dan semua makluk tentu saja ingin mencapai Nibbana. Lalu apakah saat ini semua makluk sudah mencapai kebahagiaan ?

Semua makhluk pasti ingin bahagia, namun saat ini kebahagiaan tersebut belum sepenuhnya dapat tercapai, karena dalam agama Buddha apabila kebahagiaan sudah sepenuhnya tercapai artinya tidak ada yang lagi lahir di dunia, karena semua makhluk sudah mendapat pencerahan dan mencapai Nibbana.

Volume 59 | 2017

35


GemaOPINI

Manusia terlahir dengan suci dan semua ingin kebahagiaan, manusia bisa saja memiliki kekayaan, tahta yang tinggi atau lainnya, namun menurut ajaran agama Buddha, kebahagiaan bukanlah hanya sebatas kekayaan, tahta duniawi saja melainkan kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan spiritual, sebagai contoh seoranganak yang dilahirkan oleh orang tua yang memiliki harta yang berlimpah, namun anak tersebut memiliki sifat dan perilaku yang buruk, karena kekayaan-nya ia menjadi pribadi yang sombong, tidak lagi mengikuti ajaran Sang Buddha sehingga ia merasa tidak bahagia. Oleh karena itu, kebahagiaan duniawi harus diimbangi dengan kebahagiaan spiritual. Di Indonesia kita sering melihat masih banyak manusia yang mengalami penderitaan, tentunya semua manusia ingin bahagia, Lalu apa yang perlu di ubah sehingga penderitaan berubah menjadi sebuah kebahagiaan ? Mulailah dari setiap manusia mengubah mindset / pola pikir, perilaku yang sesuai dengan ajaran Buddha, melakukan Dhamma, karena Dhamma merupakan jalan agar manusia terhindar dari penderitaan dan menjadi sebuah kebahagiaan.

Menurut Marcos Barata, semua makluk bisa mencapai kebahagiaan dengan melakukan karma baik, menjalankan sila ajaran Sang Buddha dan memperdalam Dhamma serta praktiknya.

36

Gema Dhammavaddhana


GemaFEATURE

Harriet Tubman Pernahkah kalian mendengar nama Harriet Tubman? Mungkin sebagian orang belum mengetahui siapa itu Harriet Tubman. Harriet Tubman adalah seorang aktivis perbudakan yang berasal dari Amerika. Harriet Tubman merupakan seorang warga kulit hitam Amerika yang mengawali hidup nya sebagai seorang budak di Dorchester County, Maryland.

Pada tahun 1849 Tubman melarikan diri ke Philadelphia. Ia memutuskan melarikan diri setelah terserang penyakit dan juga pemiliknya meninggal. Tubman memanfaatkan jaringan yang dikenal sebagai “Underground Railroad� untuk melakukan perjalanan sejauh 90 kilometer menuju Philadelphia.

Pada awal hidupnya ia sering mengalami banyak penderitaan dan trauma berat setelah kepalanya terluka karena terlempar benda seberat satu kilo. Akibatnya Ia mengalami pusing, merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya dan juga narkolepsi yang pada akhirnya harus dideritanya seumur hidup. Ia sering mengalami mimpi-mimpi yang intens, yang bisa disebut sebagai pengalaman pengalaman religius.

Tubman memilih Philadelphia karena kota tersebut merupakan negara bagian yang bebas dari perbudakan. Namun bukannya menetap dalam kenyamanan Utara, Tubman kembali lagi ke Maryland untuk menyelamatkan keluarganya dan orang -orang yang tinggal di perbudakan.

Saat Tubman mencapai usia dewasa, sekitar setengah dari orang-orang Afrika-Amerika di pantai timur Maryland telah bebas. Bukanlah satu hal yang biasa bagi sebuah keluarga untuk menyatukan orang-orang yang sudah bebas dengan yang masih berstatus budak, seperti yang dilakukan keluarga dekat Tubman ini. Pada tahun 1844, Harriet menikah dengan seorang pria kulit hitam yang sudah bebas, bernama John Tubman.

Gema Dhammavaddhana

37


GemaFEATURE Namun pada tahun 1850, Dinamika melarikan diri dari perbudakan berubah karena berlakunya peraturan dalam Undang – undang tentang budak yang melarikan diri. Peraturan tersebut menyatakan bahwa budak yang melarikan diri boleh ditangkap di Utara dan dikembalikan ke perbudakan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penculikan terhadap mantan budak yang bebas dan tinggal di negara – negara yang bebas dari perbudakan dan Karena peraturan tersebut aparat hukum di Utara terpaksa membantu dalam penangkapan para budak, terlepas dari prinsip -prinsip pribadi mereka. Menanggapi peraturan ini, Tubman mulai merute ulang Underground Railroad menuju Kanada, yang melarang perbudakan berdasarkan kategori. Seiring waktu, Tubman berhasil memimpin 13 misi penyelamatan budak dan berhasil membebaskan orang tuanya, saudara kandung, dan sekitar 70 orang lainnya. Nah teman – teman, dari kisah Harriet Tubman ini banyak sekali hal yang dapat kita petik atau ambil dari perjalanan hidupnya. Salah satunya adalah Ia rela untuk kembali kedaerah dimana ia menjadi seorang budak untuk menyelamatkan keluarganya dan orang – orang yang ingin bebas dari perbudakan walaupun, Ia telah berhasil melarikan diri ke negara bagian yang bebas dari perbudakan tetapi Ia masih peduli dan ingin menolong orang yang memiliki penderitaan yang sama dengannya. Jadi maukah kalian bersikap seperti Harriet Tubman yang peduli dengan sesama?

38

Gema Dhammavaddhana


GemaKNOWLEDGE

8 Jalan Kebenaran Agama Buddha

Ketika Buddha memberikan dhamma pertamanya di Taman Rusa , ia memulai ‘Berputarnya Roda Dharma’ tersebut. Dia memilih simbol roda yang indah dengan delapan kisi untuk mewakili Delapan Jalan Mulia. Ajaran Sang Buddha berjalan berputar-putar seperti roda besar yang tidak pernah berhenti , yang mengarah ke titik pusat roda , satu-satunya yang tetap , yaitu Nirvana. Delapan jari-jari pada roda tersebut mewakili delapan bagian dari Delapan Jalan Mulia.

8 Jalan Kebenaran Agama Buddha yaitu :

1. Pandangan / pengertian benar Cara yang tepat untuk berpikir tentang hidup adalah melihat dunia melalui mata Sang Buddha dengan kebijaksanaan dan belas kasihan. 2. Pikiran benar Kita adalah apa yang kita pikirkan. Pikiran – pikiran yang jernih dan baik membangun karakter – karakter yang baik dan kuat. Sebelum kita bertindak , maka kita harus berpikir terlebih dahulu.

Faktor utama dari pandangan / pengertian benar : 1. Menghilangkan pikiran jahat. 2. Mengembangkan pikiran baik yang terdiri atas 3 bagian: 1. Nekkhema : melepaskan kesenangan dunia dan sifat mementingkan diri sendiri yang berlawanan ingin menang sendiri. 2. Abyapada : itikad baik , cinta kasih atau kelembu tan-kelembutan yang berlawanan dengan ke bencian , kemarahan , atau itikad jahat. 3. Avihimsa : tidak kejam atau kasih sayang yang berl awanan dengan kejahatan atau juga kekejaman. 3. Ucapan benar Adalah berusaha menahan diri dari berbohong , menfitnah , berkata kasar , dan mengeluarkan perkataan yang tidak bermanfaat atau pergunjingan. Kategori ucapan benar : -Ucapan benar -Ucapan beralasan -Ucapan berfaedah -Ucapan ditepati

Volume 59 | 2017

39


GemaKNOWLEDGE

4. Perbuatan benar Perbuatan benar dapat dikatakan juga tindakan benar. Sebagai penganut agama Buddha diharapkan untuk bertindak benar secara moral , tidak melakukan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. 5.Pencaharian benar Pencaharian benar berhubungan untuk usaha atau pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung , melukai makhluk hidup lainnya. 5 jenis bisnis yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang umat awam : -Bisnis senjata -Bisnis manusia -Bisnis daging -Bisnis barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran -Bisnis racun 6.Daya – Upaya Benar Daya – Upaya benar dapat diartikan dengan usaha benar. Sebagai penganut agama Buddha harus berupaya keras untuk meninggalkan seluruh pikiran yang salah dan dapat merugikan, perkataan, dan perbuatan. Sebagai penganut agama Buddha, sebaliknya harus berupaya keras untuk meningkatkan apa yang baik dan berguna untuk diri sendiri dan orang lain dalam pemikiran mereka, perkataan dan perbuatan , tanpa mengikut-sertakan pemikiran akan kesulitan atau kekhawatiran .

40

Gema Dhammavaddhana

7. Perhatian Benar Perhatian benar dapat dikatakan sebagai ingatan benar atau kesadaran benar. Perhatian benar ini berarti sadar akan pikiran , kata – kata , dan perbuatan kita. Sebagai penganut agama Buddha harus senantiasa menjaga pikiran – pikiran terhadap fenomena yang mempengaruhi tubuh dan pikiran , harus waspada dan berhati-hati supaya tidak bertindak laku atau berkata-kata karena kelalalian atau kecerobohan. 8. Konsentrasi Benar Fokus pada satu pikiran atau objek pada satu waktu. Konsentrasi ini bukan hanya bermeditasi saja , melainkan dalam kehidupan sehari-hari. Fokus pada satu pikiran artinya kita harus bisa fokus dalam melakukan sesuatu atau niat dalam melakukan sesuatu. Jika kita tidak bisa fokus dalam melakukan sesuatu hal yang kita kerjakan tidak akan bisa berhasil dengan baik bahkan bisa berantakan.


Donatur

KAMI SEGENAP REDAKSI BADAN GEMA DHAMMAVADDHANA Mengucapkan terimakasih Kepada para Donatur Badan Gema Dhammavaddhana dan Media Partner yang telah memasang iklan di Majalah Gema Dhammavaddhana serta kepercayaannya kepada kami dalam membantu pendanaan penerbitan Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-59.

Ade Putra Albert Mulia Alfred Andi Juanda Anita Floretta Bonnie Indrawan Ho Evelyn Chandra Liemdra Sakkananda Mitta Selvia So Agung Sidharta Stella Nathalia Susanti Teguh Budiman William Surya Wilson Suwenda

Semoga kita dapat senantiasa berdana dengan bijaksana dan semoga kebajikan yang kita semua lakukan dapat menambah karma baik kita. Sadhu..Sadhu..Sadhu..

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan nama donatur. Dimohon kesediaannya untuk memberitahu kami melalui nomor 081310537509 Apabila sahabat se-Dhamma ingin menjadi donatur Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana membantu pendanaan penerbitan majalah dapat menghubungi: Selvia Parjono 081310537509

Volume 59 | 2017

41



Mengucapkan,

Selamat Hari Tri Suci Waisak 2561 B.E. / 2017

Volume 59 | 2017

43



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.