Halo jepang vol 12

Page 1

Edisi Januari 2014/II

Terbit 24 Halaman halojepang

Publikasi dalam Kelompok The Daily Jakarta Shimbun

@halojepang

Berlangganan

sale@jkshimbun.com

untuk warta harian klik

www.halojepang.com

Iklan

ad@jkshimbun.com Nomor Promosi

Titian Informasi Indonesia - Jepang

WISATA

12

PENDIDIKAN

18

RESTO

22

TREN

23 Kyodo

Kereta Super Cepat, Angan atau Harapan Liputan Utama 4 Hal 4

Kereta cepat sekelas Shinkansen dalam beberapa tahun ke depan rencananya akan menggantikan Argo Bromo Anggrek melayani rute Jakarta-Surabaya.


2

Januari 2014

PENGANTAR

Dari Redaksi Penerbit: PT Bina Komunika Asiatama Penasihat: Riris I Silam Ueno Taro Haishima Katsuhiko Redaktur Pelaksana: Arry Raymonds Staf Redaksi: Nova Auliatun Nisa Beny Halfina Meiskhe Fratel Ida Farida Artistik: Agus H A Medianto Abdul Gafur Revolita Rizal Marizki A Alhaz

R

encana proyek pembangunan kereta cepat sekelas Shinkansen melintasi Pulau Jawa tampaknya bukan sekadar mimpi lagi. Meski realisasinya masih sekitar 4-5 tahun lagi, namun tekad Kementerian Perhubungan untuk melaksanakannya cukup besar. Para pengguna pesawat terbang dan kereta rute Jakarta-­ Surabaya ketika dikabarkan mengenai rencana ini menyatakan kegembiraan. Terlebih lagi mereka yang bekerja di beberapa kota seperti Karawang yang juga menjadi lokasi sejumlah

pabrik perusahaan Jepang. Untuk merealisasikannya ada sejumlah pilihan dan ken­ dala yang mesti dihadapi, antara lain teknologi yang akan digunakan, dan pemanfaatan lahan karena jalurnya harus terpisah dari kereta regular. Topik inilah yang diangkat dalam liputan utama tabloid Halo­ Jepang! edisi awal 2014 ini. Pada rubrik figur, kami mengedepankan Inoue Chizuyo, salah seorang pendiri Yayasan Fakta yang giat membantu para anak jalanan dan pernah mendapat penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Jepang.

Di rubrik Inspirasi tampil Arif Budhi Suyanto, yang lulus dari Universitas Ehime tetapi kembali ke tanah air dan mendirikan perusahaan pengembang perangkat lunak kepegawaian dan penggajian. Wisata sepeda melintasi sejumlah pulau di Prefektur Ehime sampai Prefektur Hiroshima—satu-satunya wisata jenis ini di Jepang dan juga di dunia—juga hadir di edisi Januari ini. Rubrik pendidikan, membahas National InterFacing Engineers Education Program (NIFEEP), program keteknikan

yang sering digunakan dalam industri manufaktur dan dikhususkan bagi mahasiswa asal Indonesia, Thailand dan Vietnam di Shizuoka University. Tak ketinggalan paparan tentang Coco Ichibanya, restoran kare yang gerainya kini hadir di West Mall Grand Indonesia; Shibori, teknik pewarnaan tekstil untuk kimono khas Prefektur Kyoto; serta neko kafe yang sarat kucing sebagai teman bersantai di downtown Metropolitan Tok­ yo. Juga tetap tampil, rubrikrubrik rutin seperti Editorial dan Risalah.

Kyodo

Sekretaris Redaksi: Dameria Desy C Email : redaksi@halojepang.com Bagian Iklan: Ekana Yulianti Ota Tsutomu Sakata Shigeaki Shimizu Jumpei Ishigaki Ryota Kinjo Rinako Stephanny Febriana Marketing Designer: Teguh Sutrisno Mita Yudoyono Elisa Dewi Widyaningtyas Sirkulasi: Ma’ruf Ardian Basly Antoni Robinhoq Yumaniar Lisa Bella Jonathan Keuangan: Rosalie Ruth Yuri Myrna Alamat Redaksi: Menara Thamrin Suite 501 Jl M H Thamrin Kav 3 Jakarta 10340, Indonesia. Telp : (021) 230-3830 Fax : (021) 230-3831

Kotoshi no Kanji Mori Seihan, kepala pendeta di wihara Kiyomizu, Kyoto menulis kaligrafi kanji ‘wa’ yang berarti lingkaran atau cincin, yang terpilih sebagai Kanji tahun 2013 atau Kotoshi no Kanji. Pilihan ini didasarkan pada pengambilan suara secara nasional yang diselenggarakan Japanese Kanji Profiency Test Association dan diikuti 170.290 orang. Tak kurang dari 9.518 orang memilih karakter kanji ini. Alasan utama untuk memilihnya adalah tampilannya yang mewakili pesan bahwa Tokyo terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2020, Gunung Fuji yang disebut Fuji-san diakui sebagai salah satu situs warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Jepang berhasil lolos dalam Piala Dunia 2014. Pemilihan kanji yang digelar setiap tahun ini telah dimulai sejak 1995. Setiap kanji yang terpilih menggambarkan kejadian yang terjadi dalam tahun tersebut.

Suara Pembaca Info Tiket Promo Saya harap bisa terus mendapatkan informasi pendidikan di Jepang. Kalau bisa tidak hanya dari pendidikan sekolah bahasa Jepang College di satu tempat saja namun juga data dari yang termurah lengkap dengan fasilitas yang diterima, serta informasi kemudahan untuk arubaito-nya.

Bagi saya pendidikan bahasa Jepang yang diperoleh di Indonesia lulusan S1 sekalipun masih akan kalah dari lulusan College meskipun hanya belajar selama 1-2 tahun. Sebaiknya informasi tiket pesawat ke Jepang yang sedang promo juga dicantumkan karena mungkin akan sangat membantu bagi pelancong yang ingin berkunjung ke Jepang.

Lili Sofia PT Daisho Precision Cikarang

Format Majalah Di tempat kami bekerja sekarang ini (bagian Assembling), baru kisaran kurang dari 10 pembaca Tabloid HaloJepang! Kemungkinan tabloid ini bisa le-

bih diminati jika formatnya majalah, karena akan mudah dibawa kemana-mana. Dari segi gaya bahasa, Halo Jepang! mudah dipahami. Mohon diperluas pengetahuan misalnya sejarah bagaimana Negeri Oshin ini bisa maju pasca bom Hiroshima & Nagasaki. Lalu tentang gaya hidupnya dari balita, belajar hingga dunia kerja dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk kritik dan saran kirim melalui email redaksi@halojepang.com

Kemudian juga tentang perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, budaya, politik, sosial, ekonomi. Karena bisa jadi bermanfaat pula bagi ekspatriat Jepang yang karena sibuk bekerja tidak sempat mengikuti perkembangan di sana.

Casdali. PT Yamaha Motor Mfg West Java, Karawang


Januari 2014

LIPUTAN UTAMA

Melaju Cepat Sepanjang Pulau Jawa Mimpi melihat kereta cepat sekelas Shinkansen melintasi Pulau Jawa mungkin segera menjadi kenyataan, Kementerian Perhubungan sudah menyiapkan rancangannya, di sisi lain proyek ini diharapkan sebagai solusi mengurangi kelebihan kapasitas penumpang Bandara Soekarno-Hatta yang sudah melampaui batas maksimal. Oleh Arry Raymonds

P

royek kereta cepat rencananya akan menghubungkan Jakarta dan Surabaya, yang dipilih karena keduanya merupakan pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan proyek itu ditujukan guna memfasilitasi pergerakan orang dan barang diantara keduanya, ungkap Bambang Susantono, Wakil Menteri Perhubungan. Dibandingkan moda transportasi udara, kereta cepat Jakarta-Surabaya yang rencananya waktu tempuhnya sekitar 3.5 jam, memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya lokasi stasiun yang berada di dalam kota, prosedur keamanannya

tidak rumit seperti di bandara, dan menjadi solusi atas kebutuhan mobilitas untuk segmen tertentu, yakni di atas orang yang menggunakan lalu lintas darat, baik bis maupun kereta biasa, dan sedikit di bawah mereka yang naik pesawat udara. Berbicara tentang kereta cepat, maka mau tidak mau juga membahas tentang teknologi yang akan digunakan. Kementerian Perhubungan, menurut Bambang masih belum menetapkan, ”Rencananya tahun ini akan diselenggarakan public seminar dan saat itu semua teknologi dipersilahkan dipaparkan. Pertimbangan utama dalam pemilihannya adalah safety record, keandalan sistem operasi, dan juga transfer

3

HaloJepang!/Arry Raymonds

Para calon penumpang antri membeli tiket kereta eksekutif di stasiun Gambir, Jakarta.

teknologi. Namun sejauh ini bila dilihat dari aspek keamanan, kami sangat mengapresiasi Shinkansen.” Hal lain yang masih dikaji yakni rute yang akan dilewati, ada sejumlah opsi, pertama Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya, kedua Jakarta-Bandung-

Cirebon-Semarang-Surabaya, dan ketiga Jakarta-CikarangBandung-Cirebon-SemarangSurabaya. “Kemungkinannya akan menghubungkan lokasi yang menjadi bangkitan penumpang, misalnya di daerah industri seperti Cikarang, kemudian Cepu,

yang aktivitas industri permi­ nyakannya cukup besar,” ujar Bambang, yang pernah naik Shinkansen rute Tokyo-Osaka. Sementara untuk konstruksi trek, Kementerian Perhubungan berencana membuatnya ele­ vated, dedicated, dan double Lanjutan4 hal 4


4

Januari 2014

LIPUTAN UTAMA

track, tidak bercampur dengan kereta lain dan sedikit di atas tanah, yang bertujuan agar ja­ lurnya steril guna meminimalkan kemungkinan kecelakaan dan mengakomodasi kecepatan yang berkisar antara 300-350 kilometer per jam. “Untuk jalur utara Pulau Jawa, rancangan anggarannya diperkirakan Rp215 triliun, itu semua termasuk biaya konstruksi, lahan, sarana dan prasarana, termasuk stasiun dan rol­ ling stock-nya,” ucap Bambang. Jika studi kelayakan selesai pada 2014 dan ditetapkan menggunakan skema Public Private Partnership (PPP) maka pada 2016 tender dimulai. Prosesnya diperkirakan sekitar satu tahun, dan proyek konstruksi diharapkan berjalan selama 2-3 tahun. Selanjutnya kereta cepat Jakarta- Surabaya bisa beroperasi pada 2018.

Alternatif Angkutan Udara

Menanggapi rencana Kementerian Perhubungan untuk memulai proyek kereta cepat di

Pulau Jawa, Djoko Setijowarno, pengamat kereta api dari Universitas Soegijapranata Semarang, menyatakan sangat mendukung. Tetapi, menurutnya, yang harus dikedepankan adalah proyek ini ditujukan untuk mengurangi beban moda transportasi udara, khususnya dari Bandara Soekarno-Hatta ke kota lain di Pulau Jawa. Menurut data PT Angkasa Pura II, dalam tiga tahun terakhir Bandara Soekarno-Hatta terus mengalami kelebihan kapasitas tampung penumpang, yang seharusnya hanya dapat menampung 22 juta penumpang, namun di tahun 2012 mencapai sekitar 51 juta penumpang, dan ditahun 2013 sebanyak 62 juta penumpang. Akibat berlebihnya kapasitas penumpang di Bandara Soekarrno-Hatta, Kementerian Perhubungan memutuskan mulai awal Januari 2014 mengoperasikan kembali Bandara Halim Perdanakusuma, yang selama ini menjadi pangkalan militer, dimanfaatkan sebagian untuk

penerbangan komersial. “Kereta cepat sebaiknya diproyeksikan sebagai sarana transportasi antar kota besar dalam Pulau Jawa, sementara moda transportasi udara lebih difokuskan untuk antar pulau. Saat ini, dalam sehari penerbangan pesawat rute JakartaSurabaya bisa di atas 50 kali. Di lain sisi, rute Jakarta-Semarang, sekitar belasan, dan hal yang sama juga berlaku di rute Semarang-Surabaya, dengan kapasitas angkut lebih besar dari pesawat udara, kereta cepat bisa menjadi pilihan yang efisien dan ekonomis,” ungkap Djoko.

Bantuan Teknis Jepang

Niat Kementerian Perhubungan untuk menghadirkan layanan kereta cepat sekelas Shinkansen pun mendapat tanggapan positif dari Pemerintah Jepang, yang akan disalurkan melalui JICA (Japan Internatio­ nal Cooperation Agency). Lembaga ini biasa mengkoordinasikan bantuan pembangunan dari Pemerintah Jepang kepada

negara lain. Matsunaga Akira, Senior Representative JICA Jakarta menjelaskan dukungan yang diberikan merupakan respon atas kebutuhan Pemerintah Indonesia yang menilai peningkatan jaringan kereta sebagai hal mendesak, dan jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya merupakan salah satu proyek utama di masa depan sehingga termasuk dalam Rencana Induk Jaringan Kereta Nasional. “Untuk tahap awal, Pemerintah Jepang dan Indonesia sepakat seksi Jakarta-Bandung sebagai tahap pertama dari proyek kereta cepat jalur Jakarta-Surabaya, dan dalam 3rd MPA minister-level committee pada Oktober 2012 dimasukkan sebagai salah satu proyek prioritas dalam Rencana Strategis Metropolitan Priority Area (MPA) dan pada 4th MPA minister-level committee telah dipastikan mulainya studi kelayakan di ruas Jakarta-Bandung,” ujar Matsunaga. Mengenai teknologi yang

akan diterapkan, Matsunaga menyatakan masih belum ada keputusan. Yang pasti, tim akan mengkaji spesifikasi dasar untuk dipertimbangkan Kementerian Perhubungan, misalkan untuk ruas Jakarta-Bandung yang melewati daerah bergunung-gunung antara Karawang dan Bandung. Untuk ini, kelebihan teknologi Shinkansen, khususnya yang diaplikasikan pada jalur Nagano Shinkansen dapat diterapkan karena kemampuannya beroperasi pada lereng curam dengan banyak terowongan. Namun Matsunaga juga mengungkapkan mengenai kerjasama yang akan dilaksanakan dalam proyek kereta cepat masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan. Khusus untuk pengaplikasian teknologi Shinkansen, ada kemungkinan Pemerintah Jepang akan memberikan dukungan teknis, tidak hanya pada tahap konstruksi tapi juga pada tahap pengoperasian dan pemeliharaan, serta pembiayaannya.

Kereta Super Cepat, antara Angan atau Harapan HaloJepang!/Beny Halfina

Oleh Beny Halfina

T

ahun 1963, Miki Tada­ nao desainer bodi Shin -kansen menyaksikan uji coba kereta cepat ini di TV. Mantan desainer pesawat perang dunia ini mengundurkan diri sebelum pengujian perdana karena merasa telah mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki. Akhirnya, Maret tahun itu, kereta itu berhasil mencatatkan rekor kecepatan 256 km/ jam. Melalui kerja keras sejak 1959, Miki dan para insinyur lain berhasil mengatasi berbagai hambatan teknis kereta cepat. Misalnya anjloknya kereta pada kecepatan tinggi dan sistem kontrol pengereman jika terjadi gempa bumi. Kini Indonesia berencana mengikuti jejak Jepang menghadirkan shinkansen melalui wacana kereta cepat yang digulirkan menteri perhubungan, EE Mangindaan. Tawaran kerjasama dari Negeri Sakura tentu membuat Indonesia tak perlu lagi memecahkan masalah teknis seperti 4 dekade silam. Meskipun teknologi sudah ada, namun tak pelak keraguan menyeruak. Apakah Indonesia mampu dan seberapa penting kereta tersebut? Hedwigus, pendiri komunitas Indonesia Railfans mengatakan, “Wacana ini positif dan pe­rencanaannya perlu dibuat untuk mengatasi lonjakan penumpang 20 tahun ke depan. Namun menurutnya sebaiknya

Jalur kereta api di Jakarta yang disesaki hunian liar pada kedua sisinya.

infrastrukturnya dipisahkan dengan yang existing. Pengelolaannya juga dipisah termasuk pendukung operasional yakni keselamatan, reservasi, tiket dan ground-handling. Penggemar perkeretaapian ini menambahkan secara urgensi kereta cepat di Indonesia belum saatnya mengingat kondisi perkeretaapian saat ini masih perlu banyak peningkatan sarana maupun prasarana termasuk membangun transportasi di daerah berkembang baru. Dari sisi tata kota pembangunan shinkansen membawa beberapa dampak. Karena karakteristiknya, jalur harus dibuat elevated dan tidak memiliki perlintasan. Dari segi estetika, jalurnya bisa mengubah perwajahan kota yang dilintasi. Sepanjang jalur juga harus dijaga tetap steril sehingga tidak ada hunian liar yang membahayakan. Namun wacana ini tentu tak elok jika selalu dihadapi secara

pesimis dan fokus pada hambatan saja. Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyatakan, “Saya melihat proyek ini sebagai kebutuhan pemerintah. Pada 2008, ketika menjadi Ketua Dewan Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, saya menyusun kajian akademik diperlukannya kereta api cepat di 3 koridor utama yakni Koridor Jawa, Sumatera dan Sulawesi.” Di Jawa sebenarnya tak hanya koridor utara, tetapi sebenarnya koridor selatan sebagai ‘greenfield project’ yang akan lebih memiliki pengungkit untuk pembangunan wilayah. Pemerintah telah menetapkan koridor pantura sebagai prioritas dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI), dan wujud konsistensinya, kereta cepat ini akan melayani koridor itu. Indonesia harus masuk da-

lam high speed society dan memang tidak memiliki pilihan selain membangun trase baru dan meningkatkan layanan kereta yang ada. Keduanya harus dilakukan bersamaan dengan investasi yang terkoordinasi. Kereta cepat akan berfungsi sebagai point-to-point service, sedangkan kereta yang ada saat ini, akan menjadi regional train service. Dua-duanya akan saling melengkapi, tidak harus bersaing. Jika menyangkut teknologi jalurnya, pasti akan berupa grade separated system tanpa perlintasan sebidang dan sepenuhnya terlindung dari lingkungan sekitar serta memiliki kadar kebisingan sangat rendah. Sehingga pilihannya nanti teknologi listrik atau magnetic levitation (MagLev). Teknologi MagLev, mungkin tidak mudah karena kebutuhan listrik yang besar, harus stabil dan tak terganggu. Apabila tidak penggunaan kereta cepat seperti Shinkansen saya kira sudah sangat memadai. Sinyal Otomatis dan sistem komunikasi highly computerized dengan konsep ride-by-wire akan menjadi ciri utama sistem pengendalian kereta. Saya mengusulkan untuk dilakukan kajian yang komprehensif mengenai hal ini. Saya rasa harus segera dimulai. Jawa harus bertransformasi menjadi wilayah jasa dan manufaktur yang bersih atau industri kreatif. Konsep ekonomi wilayah seperti itu, akan membuat kereta ce-

pat menjadi komplemen yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi 8-9% di Jawa akan menjadi mungkin, dan merupakan penghela pertumbuhan Indonesia yang harus mencapai pertumbuhan nominal 12% (9% pertumbuhan sebenarnya dan 3% inflasi) untuk mencapai status negara menengah pada 2025. Dari sisi dampak lingkungan, apabila kereta cepat mampu membantu memindah penumpang transportasi jalan yang saat ini mencapai 90-95% dari seluruh pergerakan transportasi menjadi 60-70%, maka akan terjadi pengurangan polusi suara, udara dan kecelakaan yang sangat signifikan. Pemerintah daerah tentunya akan memiliki peran terbesar untuk mensukseskan proyek seperti ini. Keseriusan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk memimpin proses pembebasan lahan akan menentukan apakah proyek ini bisa terlaksana, karena tanpa lahan, infrastruktur KA cepat tidak akan terwujud. Kecuali kalau pemerintah mau berinovasi dengan mengembangkan fully elevated high speed rail yang menyusuri pantai. Tantangan memang banyak menghadang, namun bukan berarti mustahil. Butuh keseriusan pemerintah dan pihak terkait membuat perencanaan sehingga suatu saat nanti shinkansen tak lagi berlatar Gunung Fuji, namun bisa jadi Gunung Merapi.


Januari 2014

LIPUTAN UTAMA

5

Shinkansen, di antara Kereta Super Cepat di Dunia 4rail.net

Oleh Ida Farida

S

hinkansen, juga kondang dengan sebutan kereta peluru, merupakan jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways. Memulai debutnya lewat Shinkansen Tokaido, yang kala itu melayani rute Tokyo-Osaka, kereta ini pertama kali beroperasi 1 Oktober 1964, bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo. Setelah itu, Shinkansen langsung populer. Diawali dengan keberhasilannya mengangkut sekitar 100 juta penumpang di tiga tahun pertama pengoperasiannya, berlanjut hingga sukses melayani 1 miliar penumpang pada 1976. “Ada beberapa alasan orang memilih Shinkansen. Pertama, tepat waktu. Kedua, aman,” demikian ungkap Uzawa Mieko, Manager, Trade Insurance Group External Operations Department Japan Overseas Rolling Stock Association (JORSA), asosiasi yang bertugas untuk

ngan KTX-II (KTX Sancheon), yang merupakan pengembangan TGV dan memiliki kecepatan maksimum 352 km/jam.

Indonesia dan Kereta Cepat

Train a Grande Vitesse (TGV)

memperkenalkan kereta api Jepang pada dunia. Dengan kecepatan yang kini mencapai 320 km/jam, Shinkansen meluncur pesat di atas jalur sepanjang 2.620,2 km (berdasarkan laporan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism/MLIT 2011) dan menjadi pilihan utama warga Jepang dalam melakukan perjalanan antar kota. Tentu bukan hanya karena tepat waktu, tetapi juga aman dan diusung teknologi canggih. Baru-baru ini, sebagaimana dilansir Kyodo, Shinkansen bahkan telah mempersenjatai anggota barunya (E7 series) dengan teknologi lebih maju, termasuk mengadopsi lampu

LED hemat energi untuk mengurangi konsumsi listrik, sistem pengereman yang lebih baik untuk merespon gempa bumi lebih cepat, dan meningkatkan kualitas pelayanan dengan kursi lebih nyaman. Tak heran, banyak wisatawan berdatangan dari luar Jepang, hanya untuk menikmati kecanggihan teknologi kereta super cepat yang disebut-sebut terbaik di dunia ini. Akan tetapi, Jepang bukan satu-satunya negara dengan kereta super cepat. Di Perancis, kereta dengan kecanggihan teknologi serupa hadir dengan nama TGV atau Train a Grande Vitesse. Dioperasikan oleh SNCF, kereta listrik dengan ke-

cepatan maksimum 320 km/ jam ini memulai debutnya 27 September 1981, dengan rute Paris dan Lyon. Sementara itu, Taiwan punya Taiwan High Speed Rail (THSR), dengan keretanya yang bernama THSR 700T. Dioperasikan sejak 5 Januari 2007, kereta turunan Shin­kansen ini diklaim sebagai salah satu yang tercepat di dunia, dengan laju maksimum 300km/jam. Selain Jepang, Perancis dan Taiwan, beberapa negara di dunia pun hadir dengan kereta sejenis. Sebut saja Cina, yang melenggang dengan CRH380A-nya dan mampu melaju pada kecepatan maksimum 486 km/jam; Korea Selatan, de-

Di Indonesia, kereta api pertama dibangun di Semarang pada 1867, dengan rute awal Semarang-Tanggung (Kabupaten Grobogan) yang berjarak 26 km. Pada 1870, jalur Semarang-Surakarta yang berjarak 110 km diresmikan, disusul jalur-jalur berikutnya, yang pada akhirnya mencapai 6.811 km pada 1939. Sedangkan untuk kereta cepat, Indonesia baru mengembangkannya di tahun 1995 dengan meluncurkan Argo Bromo, dan diikuti varian terbarunya Argo Bromo Anggrek yang mulai beroperasi pada September 1997, yang dapat melaju pada kecepatan 70–120 km/ jam. Itupun tidak secara penuh. Umumnya kecepatan yang digunakan tak lebih dari 90km/ jam. Pertanyaannya sekarang, kapan akan menjadi 300km/ jam?


6

Januari 2014

RINGKAS BISNIS

Permintaan terus naik, Unicharm perluas pabrik Terus meningkatnya permintaan men­ dorong PT Unicharm Indonesia melakukan perluasan pabrik pertamanya di Karawang International Industrial City (KIIC), Jawa Barat, di atas lahan seluas 3 hektar sejak Mei 2013. Perluasan itu ditujukan guna meningkatkan produksi popok bayi, pembalut wanita, serta memenuhi pasokan di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan luar Pulau Jawa. “Menanggapi permintaan masyarakat yang kian meningkat, Unicharm akan terus memperkenalkan produk yang berkualitas serta lengkap,” ujar Miyabayashi Yoshihiro Presiden Direktur Unicharm Indonesia. Terus tumbuhnya penjualan produk Unicharm dalam tujuh tahun terakhir di pasar Indonesia mendorong manajemen memper­ cepat jadwal ekspansi dari yang direncanakan sebelumnya yakni, tahap pertama pada 2015, dan tahap kedua pada 2020.

September tahun lalu, Unicharm Indo­ nesia meresmikan pabrik ketiganya di Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur. Saat ini Unicharm juga tengah membangun pabrik keempat di Sumatera. Bagi Unicharm Corpo­ ration, Indonesia merupakan basis penjualan penting dengan pertumbuhan tinggi, dan po­ sisinya No 2 setelah India. Sejumlah merek andalan UniCharm di In­ donesia adalah MamyPoko untuk perawatan bayi, Charm untuk produk feminine care, dan Lifree untuk produk kesehatan. Acara peresmian perluasan pabrik per­ tama juga menandai perpisahan bagi Mi­ yabayashi yang mulai Januari 2014 akan menempati posisi presiden direktur di Cina, dan Takahashi Masaaki yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden direktur Unicharm Indonesia mendapat promosi se­ bagai pengganti Miyabayashi. •

Presiden Direktur PT Unicharm Indonesia Miyabayashi Yoshihiro saat meresmikan perluasan pabrik pertama di KIIC.

Toyota Produksi Vios di Karawang

Dokumentasi TMMIN

Lini produksi Vios di Pabrik TMMIN Karawang nomor 2 mulai.

M

obil sedan All New Vios yang sebelum­ nya diimpor dari Thai­ land, mulai pertenga­ han Desember 2013 diproduksi PT Toyota Motor Manufacturing Indo­ nesia (TMMIN) di pabrik Karawang Plant No 2, Jawa Barat dengan in­ vestasi Rp2,5 triliun. “Toyota Indonesia meng­ hentikan impor All New Vios dari Thailand dan memproduk­ sinya di Karawang, yang dita­ ngani teknisi Indonesia, dan juga menggunakan komponen yang dipasok produsen lokal,” ujar Nonami Masahiro, Presiden Di­ rektur TMMIN. Produksi All New Vios berlo­ kasi di fasilitas TMMIN Karawang Plant No 2, Karawang Internation­ al Industrial City (KIIC), Jawa Barat, dengan volume produksi awal se­

banyak 1.000 unit per bulan. Menurut Nonami, dimulainya produksi All New Vios juga ditu­ jukan untuk berkontribusi bagi perekonomian Indonesia, yakni dengan mengurangi produk im­ por, mempromosikan penggu­ naan komponen lokal yang kini 60%, namun nantinya ditarget­ kan bisa mencapai 90%, serta membuka lapangan kerja, karena untuk proyek All New Vios, TM­ MIN mempekerjakan sekitar 500 karyawan baru. “Kami sangat berharap proyek produksi All New Vios di Indonesia akan berkontribusi pada pereko­ nomian lokal, dan efek bergulirnya semakin memperkuat pengem­ bangan industri otomotif domes­ tik,” ungkap Nonami. Di sisi lain, dimulainya produksi Vios menjadi babak baru

HaloJepang!/Miyahira Mariko

bagi Toyota Indonesia, karena setelah sekitar 10 tahun mem­ fokuskan pada IMV atau Innova­ tive International Multi­purpose Vehicle, dengan brand Innova, Indonesia kini juga dijadikan ba­ sis produksi segmen small sedan, yang untuk tahap awal difokus­ kan bagi pasar domestik. Tidak menutup kemungkinan di masa datang juga menggarap pasar ekspor. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor In­ donesia (GAIKINDO), dalam dua tahun terakhir penjualan All New Vios justru turun. Pada 2012 ter­ jual 14.060 unit, terdiri dari 3.112 unit kendaraan pribadi dan 10.938 unit taksi. Pada 2013, terjual se­ banyak 12.697 unit, terdiri dari 3.115 unit kendaraan pribadi dan 9.582 unit taksi. •

Proyektor Epson Sasar Seluruh Segmen Selama tiga tahun berturut­turut merek Epson memimpin pangsa pasar proyektor. Guna tetap menjaga posisi ini, PT Epson Indonesia merilis bebe­ rapa jajaran produk terbarunya di Nusa Dua, Bali awal Desember, mulai dari segmen edukasi, perkantoran, bisnis hingga keluarga. “Sejak 2011 silam pangsa pasar Epson berada di posisi No 1 dan per­ mintaan terbesar datang dari bidang pendidikan. Tahun depan kami masih fokus menggarap pasar ini dengan merilis proyektor terbaru dengan fitur lebih canggih,” ungkap Kasajima Masa­ mi President Director Epson Indonesia. Mengandalkan hasil proyeksi den­ gan kualitas warna lebih terang dan penambahan fitur yang lebih lengkap dari produk sebelumnya tampaknya tahun depan Epson sangat optimis berkompetisi di pasar proyektor. Seluruh produk anyarnya dilengka­ pi dengan 3LCD, teknologi yang mampu menghasilkan color light output yang sama dengan white light output, yang tidak terdapat pada proyektor Digital Light Processing (DLP).

Proyektor untuk segmen edukasi terbarunya, yakni EB­S100 dan X100 memiliki tingkat kecerahan mencapai 2700 lumens sehingga memberikan kemudahan bagi siswa melihat war­ na yang tepat saat belajar di kelas ataupun laboratorium. Di seri ini juga telah tersedia menu Bahasa Indone­ sia. Sementara untuk jajaran segmen kantor, yakni EB­945, 955W dan 965 memiliki lumens 3000 dengan rasio kontras 10000:1 serta dilengkapi de­ ngan pengeras suara (speaker) 16W, sehingga tidak membutuhkan tamba­ han pengeras suara ketika digunakan. Di jajaran proyektor home the­ ater, Epson menawarkan seri premium EH­TW8200 yang diklaim merupakan proyektor 3D tercerah. Epson tahun ini menguasai pangsa pasar sebesar 22% untuk proyektor dan berada di posisi No 1 di Indonesia. “Kami ingin tetap mempertahankan posisi ini dan menargetkan naik hingga 25%. Selain mengandalkan line up ter­ baru, juga meningkatkan layanan kon­ sumen,” demikian Kasajima.• HaloJepang!/Meiskhe Fratel

Kasajima Masami (kedua dari kiri), President Director PT Epson Indonesia di sela­sela peluncuran proyektor Epson di Nusa Dua, Bali.


Januari 2014

RINGKAS BISNIS

Panin Life Ganti Nama Jadi Panin Dai-Ichi Life 100 tahun dalam in­ dustri asur­ ansi. Saat ini, Dai­ichi Life didukung aset lebih dari US$300 milyar. “Kerjasa­ ma ini se­ sungguhnya m e r u pa k a n perpaduan Ishii Yoshihisa (kiri), Wakil Presiden Direktur Panin Dai-Ichi Life; Fadjar Gunawan (kedua dari kiri), Presiden dua budaya, Direktur Panin Dai-Ichi Life, bersama segenap jajaran antara Panin direksi. Life dan Dai­ Ichi Life. Dan dengan By Melanjutkan proses Your Side for Life sebagai akuisisi yang telah dilaku­ kan Oktober lalu, PT Panin tagline, kami tidak hanya Life, Tbk akhirnya melun­ akan memberikan layanan curkan secara resmi nama terbaik, tetapi juga akan barunya, Panin Dai­ichi memodifikasi sehingga Life. Penggunaan nama layanan tersebut dapat baru ini sekaligus mem­ sesuai dengan masyara­ beri nilai tambah bagi na­ kat Indonesia,” kata Ishii sabah dan mitra bisnis. Yoshihisa, Wakil Direktur Dai­ichi Life meru­ Panin Dai­Ichi Life. pakan perusahaan publik Hal senada diung­ asal Jepang, yang memi­ kapkan Fadjar Gunawan, liki pengalaman lebih dari Presiden Direktur Panin HaloJepang!/Ida Farida

Dai­Ichi Life. Menurut­ nya, nama baru ini meng­ gambarkan kekuatan dua perusahaan. Di satu sisi, pengetahuan mendalam Panin Life mengenai pasar asuransi jiwa di Indonesia, di sisi lain, Dai­Ichi Life ha­ dir dengan pengetahuan dan pengalaman bertaraf internasional. “Setelah kami ber­ mitra, tentunya bisnis ini akan dikembangkan lebih agresif, di mana kami akan fokus di bidang keagenan, bancassurance, ataupun global insurance,” jelas­ nya. Pada 2012, ber­ dasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Panin Life me­ nempati peringkat 11 berdasarkan kategori pendapatan premi bruto dan peringkat 15 ber­ dasarkan kategori total aset dari 48 perusahaan asuransi jiwa di Indone­ sia. •

7

Japan Halal Food Project Resmi Meluncur di Indonesia HaloJepang!/Arry Raymonds

Rahmat Gobel (kiri), Ketua Umum PPIJ, saat menjelaskan Japan Halal food project di hotel Le Meridien.

Masih dalam upaya memper­ erat hubungan bilateral antara In­ donesia dan Jepang, First Co Ltd dan Cool Japan Strategy Promotion Project METI belum lama ini me­ luncurkan program berjuluk Japan Halal Food Project. Japan Halal Food Project sen­ diri bertujuan untuk memperkenal­ kan dan mempromosikan perusa­ haan­perusahaan Jepang, dengan mendistribusikan dan menyebar­ luaskan produk makanan Jepang. Tentunya, dengan terlebih dahulu mempelajari dan memahami kon­ sep halal itu sendiri, sehingga dapat berkontribusi dalam memperbaiki kebiasaan makan masyarakat Indo­ nesia. “Saya yakin melalui program ini di masa mendatang hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang akan terjalin semakin baik,”

ungkap Ueda Eichi, Officer Direk­ tur Eksekutif First Co Ltd. Sejumlah kegiatan pun disiapkan guna mendukung terselenggaranya Japan Halal Food Project, di antaranya dengan memperkenalkan situs www.in­ donesiacookingjapan.com, menggelar Cooking Japan School Caravan dengan melibatkan sejumlah sekolah dasar (SD) di Jakarta, serta mengadakan sem­ inar dan business matching di Jepang. Kegiatan terakhir direncanakan 4 dan 5 Maret 2014, dengan diikuti sekitar 20 perusahaan atau buyer yang memi­ liki kemampuan finansial, di antaranya importir produk makanan, pengusaha retail skala besar, jaringan pengusaha dan lain­lain. Dalam kesempatan ini, Nippon Asia Halal Association (NAHA) juga turut berpartisipasi dalam memberi­ kan dukungan untuk memperoleh sertifikasi halal bagi peserta. “Selama ini orang­orang ber­ pikirnya halal itu adalah non­babi dan non­alkohol. Padahal sebe­ narnya tak hanya itu. Halal di sini juga meliputi bagaimana prosesnya, bagaimana penyimpanannya, bagaimana pencucian alatnya, dan bagaimana penyediaannya,” kata Rodiyan Gibran Sentanu, perwakilan NAHA. •


8

Januari 2014

PERISTIWA

Polda Metro Uji Coba Aplikasi Pendeteksi Macet Buatan Honda Kemacetan bisa terjadi jika pengemudi kurang bisa mengatur kecepatan kendaraan secara optimal. Sebagai solusi, Honda Motor Co Ltd mengembangan aplikasi ponsel pintar yang bisa memberi peringatan jika pengemudi melakukan akselerasi dan deselerasi mendadak atau laju kendaraan kurang pas. Takamasa Koshizen, Kepala Honda Motor R&D Centre menyatakan Indonesia jadi negara uji coba pertama karena kemacetannya terus meningkat. Tahap awal, Honda bersama PT Mitrapacific Consulindo (MCI) meminjamkan 21 ponsel pintar ke jajaran Polda Metro Jaya selama periode Juni-Agustus 2013. Salah satu penggunanya yakni AKBP Gunawan, SH yang kini menjabat Kasat Lantas Polres Metro Tangerang. Gunawan mengatakan, “Aplikasi ini memberi per-

ingatan pada pengemudi melalui tampilan sederhana, sehingga efektif untuk bimbingan mengemudi yang baik dan mengurangi akselerasi dan deselerasi mendadak. Keuntungan lainnya membantu mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 20%.” Selain itu bisa dimanfaatkan melatih ketrampilan pengemudi untuk kendaraan VIP misalnya pejabat. Sifatnya real time sehingga bimbingan mengemudi lebih mudah. Adanya fitur skor penilaian dapat digunakan sebagai indikator perkembangan kemampuan mengemudi dari waktu ke waktu. Penggunaannya bisa diperluas untuk pelatihan unit polisi sepeda motor supaya memiliki kemampuan berkendara lebih baik dari masyarakat umum. Ia menambahkan, di masa depan aplikasi ini mungkin dapat digunakan untuk evaluasi bagi yang ingin memperoleh Surat HaloJepang!/Beny Halfina Izin Mengemudi (SIM). Saat ini PT MCI sedang mempersiapkan proposal uji coba tambahan ke Polda untuk polisi sepeda motor. Sebagai evaluasi kebutuhan konsumen, PT MCI melanjutkan studi kelayakan aplikasi ini dengan perusahaan logistik dan berharap bisa menjadi solusi kemacetan dalam AKBP Gunawan, SH Kasat Lantas Polres Metro Tangerang menunjukkan aplikasi buatan Honda. waktu dekat.=

Presiden SBY, PM Abe Sepakat Kerjasama Bidang Pertahanan KYODO

Presiden SBY bertemu dengan Perdana Menteri Abe dalam peringatan 40 tahun Kerjasama ASEAN-Jepang.

P

residen Susilo Bambang Yudhoyono pertengahan Desember berkunjung ke Tokyo untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Peringatan 40 tahun Kerjasama Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang. SBY kembali bertemu dengan Perdana Menteri Abe Shinzo, yang merupakan pertemuan ketiga sepanjang 2013. Keduanya sepakat memperkuat hubungan antara kedua negara demi stabilitas kawasan Asia. Pertemuan ini sekaligus membahas isu China Air Defence Identification Zone (ADIZ) di kawasan Laut Cina Selatan.

Setelah melakukan pertemuan selama 30 menit, digelar konferensi pers di kantor perdana menteri. Abe menekankan kepastian untuk memperdalam kerjasama pertahanan. Sementara SBY menyatakan, ”Indonesia, mendukung peran Jepang yang lebih luas dan tinggi dalam bidang keamanan di Asia.” Abe juga menyebutkan rencana mempercepat kerjasama investasi Metropolitan Priority Area (MPA), meningkatkan jalinan perdagangan, investasi dan pembangunan sektor infrastruktur. Jepang menjanjikan akan membantu Indonesia melalui Official Development Assistance

(ODA) sebesar 62 miliar yen untuk tujuh proyek. SBY juga menyampaikan tersedianya pinjaman 140 miliar yen untuk membiayai konstruksi sistem Jakarta Mass Rapid Trasnportation (MRT). Kedua kepala negara juga sepakat melanjutkan kerjasama di keuangan, energi dan pembangkit listrik tenaga batu bara efisiensi tinggi di Jawa Tengah, meski sempat terhambat kendala pembebasan lahan. Melihat kesamaan sebagai negara yang mengalami banyak bencana alam, kedua kepala negara sepakat pula guna memperdalam kerjasama pengurangan dampak bencana.=

Perjuangan Si Juara Karate untuk Pulih dari Trauma Tsunami Keberanian, kejujuran, sikap pantang menyerah sebagaimana tertuang dalam Bushido, filosofi jalan hidup para samurai zaman dahulu, ternyata juga dapat diterapkan secara universal. Bushido Spirit, film garapan bersama Curio Asia, Sony Music Artist, serta rumah produksi B Edutainment dan Eclipse Film mengupas nilainilai tersebut lewat kisah perjuangan seorang anak Indonesia menjadi juara karate. Film karya kolaborasi tiga sutradara, Ryuken Raissa, Alyandra serta Agung Dewa, ini mengisahkan tentang Madi (16), diperankan Ahmad Reza, anak korban tsunami Aceh yang berjuang menjadi juara karate di Bali, hing-

ga mendapatkan beasiswa pelatihan ke Jepang. Namun, ia juga sempat mengalami krisis percaya diri karena teringat masa lalunya yang traumatis akibat gempa dan tsunami Aceh di mana puluhan ribu orang tewas termasuk ayah dan kakaknya. Beruntung ia kemudian bertemu dengan Ken (diperankan Kawabata Kaname) yang bernasib sama karena kehilangan ayah saat tsunami menerpa Jepang. Ken yang memiliki misi mencari gantungan kunci pemberian ayahnya bertemu dengan Madi di Bali. Madi setelah itu belajar karate dari Ken dan bersamasama berupaya mengatasi

bayang-bayang masa silam yang sempat membuat Madi takut untuk berangkat ke Jepang karena sering­nya negara itu dilanda tsunami. ”Film ini terinspirasi dari kisah nyata tentang anak Aceh yang menjadi juara karate di Asia. Film ini intinya mengajarkan keberanian serta sikap pantang menyerah, seperti yang tertuang dalam nilai-nilai Bushido,” ungkap Reza B Surianegara, Produser Bushido Spirit. Kawabata, anggota duo Chemistry yang kini sedang bersolo karir berperan sebagai guru karate dan Bushido Spirit merupakan film pertamanya di Jepang maupun Indonesia. ”Ini pertama

Eclipse Flm

Adegan Ahmad Reza (kanan) dan Kawabata Kaname berlatih karate bersama.

kali saya bermain dalam film Indonesia, dan saya ingin menampilkan semangat Bushido melalui akting saya,” ungkap Kawabata. Film berdurasi 90 menit ini mengambil lokasi syuting di

Jepang (Odaiba dan Tokyo) serta di Indonesia (Aceh, Bali, Jakarta dan Bogor.) Bushido Spirit akan dirilis di Indonesia Februari 2014 sementara di Jepang April 2014.=


Januari 2014

PERISTIWA

9

Indonesia-Japan Expo 2013

‘Smart Community’, Tahap Lanjut Kerjasama Indonesia-Jepang Oleh Nova Auliatun Nisa

H

ubungan IndonesiaJepang yang telah terjalin selama 55 tahun, menjadi alasan utama diselenggarakannya perhelatan akbar Indonesia-Japan Expo 2013 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran 19-22 Desember. Tidak melulu mengangkat tema budaya, Indonesia-Japan Expo 2013 juga mengusung tema ‘Smart Community’ (komunitas pintar) yang saat ini sedang menjadi isu utama di sejumlah negara, khususnya dalam penggunaan energi alternatif pengganti minyak bumi dan batubara. “Smart Community saya kira menjadi tema yang tepat, karena kita dapat belajar banyak dari Jepang dalam menggunakan energi alternatif, dan kemudian mulai menerapkannya di Indonesia,” ujar Wakil Presiden Budiono, dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia-Japan Expo 2013. Pelaksanaan Indonesia-

Japan Expo 2013 juga menandakan eratnya hubungan antara Indonesia dan Jepang selama ini. Tidak heran berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Japan Indonesia Association (JAPINDA) yang juga mantan Perdana Menteri Jepang Fukuda Yasuo, turut hadir. “Penggunaan energi alternatif beberapa tahun belakangan memang menjadi isu utama di beberapa negara, termasuk Jepang. Setelah 55 tahun, tentunya diharapkan hubungan kedua negara dapat lebih dipererat termasuk dalam penerapan ‘Smart Community’ di Indonesia,” ujar Fukuda. Sesuai dengan temanya, para pengunjung langsung disuguhi diorama pengenalan ‘Smart City’ di Kota Kitakyushu Prefektur Fukuoka, lengkap dengan miniatur kota yang telah terintegrasi dengan berbagai fasilitas yang digerakkan energi alternatif mulai dari tenaga surya, panas bumi, hingga angin. Dalam Indonesia-Japan Expo 2013, Kota Kitakyushu juga membuka pavilion, terdiri

HaloJepang!/Uematsu Ryosuke

vasi ramah lingkungannya. Salah satu yang paling menarik perhatian, yakni Plant Factory untuk budidaya sayur yang aman tanpa menghabiskan lahan terlalu banyak.

Hiburan

Berbagai booth yang meramaikan perhelatan Indonesia-Japan Expo 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

dari 21 perusahaan, asosiasi, serta Pemkot Kitakyushu, yang ingin memperkenalkan produk ramah lingkungan. “Melalui tema ini kami ingin menunjukkan bahwa Jepang dulunya seperti Indonesia, dan berubah drastis setelah melakukan berbagai perubahan terutama saat mulai menerapkan konsep ‘Smart City’ sehingga Kitakyushu dapat dinobatkan

menjadi kota yang terbersih nomor 4 di dunia,” ujar Sumino Kouji, President Shinryo Corporation, yang bergerak di bidang pengolahan limbah dan memproduksi produk ramah lingkungan di Kota Kitakyushu. Selain Kota Kitakyushu, Panasonic juga turut ambil bagian sebagai salah satu peserta dalam Indonesia-Japan Expo 2013 dengan ino-

Perhelatan akbar yang berlangsung selama empat hari ini tidak lengkap tanpa pertunjukan panggung yang menghibur. Cowcow yang terkenal dengan ‘Atarimae Taiso’ atau ‘Senam yang Iya Iyalah’, menjadi salah satu pengisi acara Indonesia-Japan Expo 2013 dan berhasil menarik perhatian sejumlah besar pengunjung yang hadir pada saat itu. Meski diucapkan dengan Bahasa Jepang, duo komedian ini sukses mengajak pengunjung terpingkal-pingkal dengan lelucon unik mereka. Ada pula HaKU dan WEAVER, dua band rock yang masing-masing tampil 21 dan 22 Desember dan memuaskan para penggemar musik pop dan rock Jepang di Indonesia, yang mayoritas adalah kaum muda.


10

Januari 2014

OPINI

Editorial

I

Menuju Sehat

su kesehatan sungguh topik yang membingungkan di Indonesia. Layanan kesehatan bagi keluarga miskin belum maksimal dan bagaimana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang resmi beroperasi 1 Januari 2014 akan melaksanakan tugas dan tanggung­ jawabnya belum lagi jelas. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ‘ujug-ujug’ mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 105/2013 dan 106/2013 yang menyebutkan pemerintah bakal menalangi seluruh biaya kesehatan para menteri dan pejabat setingkat menteri. Uniknya Perpres tersebut kemudian, hanya dalam bilangan hari, dicabut sebagai akibat dari “penolakan luas masyarakat.” Patut diingat, Perpres ini memang memungkinkan tersedianya fasilitas kesehatan mewah—juga di luar negeri—kepada para pejabat (plus suami/istri dan dua anak) termasuk kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Yudisial, serta hakim Mahkamah Agung mulai 1 Januari 2014. Dan semuanya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Layanan-layanan itu adalah pelayanan rawat jalan tingkat pertama (RJTP), rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap, gigi dan mulut, persalinan, penggantian alat kesehatan, general checkup, ambulans evakuasi medis dan banyak lagi. Faktor “di luar negeri” inilah yang kemudian memunculkan banyak serangan karena kurang dari tiga bulan sebelumnya presiden dengan “gagah” justru menyatakan, “Saya menyeru kepada rakyat yang tergolong mampu, jangan sedikit-sedikit berobat ke luar negeri.” Di satu sisi, mungkin untung juga bahwa akhirnya Perpres tersebut dicabut. Tetapi di lain sisi semua hanya membuktikan betapa kacau balaunya kebijakan kesehatan di negeri ini. Pemerintah, presiden khususnya, mungkin memang mempunyai sejumlah alasan untuk mengeluarkan Perpres tersebut. Namun karena 2014 adalah tahun politik, tentu saja sejumlah pertanyaan kemudian mencuat terutama menyangkut fakta hingga kini masih terdapat sedikitnya 10 juta keluarga miskin yang tak terjangkau layanan kesehatan dasar. Masih tentang keluarga miskin, kalaupun mereka “berhasil” berobat, umumnya semua harus dilalui melalui proses antrian panjang sekaligus melelahkan yang kerap di­ ikuti tatapan sinis para penyedia jasa kesehatan. Mungkin tak banyak yang benar-benar menyadari BPJS Kesehatan yang ramai digembar-gemborkan tersebut, di tahap awal, hanya akan mencakup sekitar separuh dari total penduduk Indonesia. Dengan demikian, aturan yang memperbolehkan pejabat negara berobat ke luar negeri secara tidak langsung menunjukkan pemerintah meremeh­ kan kualitas pelayanan kesehatan dalam negeri. Tentu persoalan “menuju sehat” tak akan serta merta teratasi dengan pencabutan Perpres nan kontroversial itu. Langkah selanjutnya setidaknya adalah bagaimana akhirnya pemerintah bakal memastikan semua layanan BPJS Kesehatan bisa mencakup keseluruhan penduduk. Untuk itu, Jepang bisa menjadi salah satu negara di mana Indonesia bisa mengacu. Negara tersebut berkomitmen menyelenggarakan cakupan kesehatan semesta (universal) pada 1961, justru pada saat Produk Domestik Bruto (PDB) per kapitanya belum termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Di bawah sistem kesehatan publik Jepang, pasien membayar 30% dari tagihan medis mereka, dengan sisanya terdiri dari skema asuransi sosial dan perpajakan umum. Hasilnya adalah pembangunan ekonomi yang kemudian menjadikan Jepang negara dalam kategori maju dalam tempo relatif singkat. Kesehatan universal tidak hanya secara moral benar— dan karenanya bersifat wajib—tetapi juga penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Hal yang sama juga ditekankan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim ketika menyatakan, melembagakan sistem jaminan sosial bagi seluruh penduduk terutama dalam hal akses perawatan medis adalah kunci pengurangan kemiskinan di negara berkembang.•

Kaum Muda Jepang di PBB Kementerian Luar Negeri Jepang belum lama ini mengeluarkan semacam perangkat panduan yang diharapkan mendorong lebih banyak kaum muda negara tersebut untuk mengajukan lamaran kerja kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Jepang selama ini memang kurang terwakili di badan dunia tersebut meski kontribusi finansialnya tergolong amat signifikan Oleh Nakai Daisuke

U

si tertentu untuk perdamaian dan keamanan); Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama ekonomi, sosial internasional dan pembangunan); Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB; Mahkamah Internasional (organ peradilan primer) dan Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif setelah operasinya pada 1994, menyusul kemerdekaan Palau, satu-satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa). Instansi dalam sistem PBB yang menonjol termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). Setidaknya ada 17 instansi seperti ini yang berada di bawah naungan PBB.

ntuk itu, Kementerian Luar Negeri bersama Pusat Penerangan PBB di Tokyo telah menyelenggarakan pertemuan yang didukung sejumlah pejabat setingkat manajer dari Sekretariat PBB maupun beberapa organisasi di bawah PBB guna membahas prosedur pelaksanaan proses perekrutan, termasuk cara melakukan wawancara dengan calon pekerja dengan baik. Data yang ada menyebutkan, warga Jepang yang bekerja sebagai tenaga profesional atau tenaga ahli di PBB—yang kini anggotanya mencapai tak kurang dari 193 negara— per Januari tahun ini total hanya 764 orang. Angka itu tak lebih dari 2,4% dari keseluruhan jumlah profesional dan tenaga ahli yang ada di badan tersebut. Padahal, Jepang adalah negara dengan kontribusi No 2 terbesar setelah Amerika Serikat (AS) untuk anggaran regular PBB sepanjang 2013. Jumlah Uniknya, jumlah staf peremsumbangan puan Jepang di Sekretariat PBB ternyata sedikit lebih besar dari Jepang, jumlah staf lelaki. Sekretariat tercatat tak PBB sendiri memang telah bebekurang dari rapa lama meminta Jepang meningkatkan jumlah personilnya, US$276 juta perempuan maupun lelaki, guna atau sekitar 27 mendongkrak keterwakilannya. Sementara itu, jumlah sum- miliar yen yang bangan Jepang, yang menjadi merupakan anggota PBB sejak 1956, tercatat tak kurang dari US$276 10,8% dari juta atau sekitar 27 miliar yen keseluruhan yang merupakan 10,8% dari keseluruhan anggaran sementara anggaran jumlah sumbangan AS setara sementara 22%. Dari segi personil, warga AS jumlah “menguasai” 9,5% dari keselusumbangan AS ruhan tenaga kerja yang ada di PBB. Diikuti Perancis dan Inggris setara 22%. yang kontribusi finansialnya lebih kecil dibanding Jepang dengan masing-masing 5%.

Tanpa Intervensi

Mungkin komposisi personil ini memang tidak mempengaruhi kerja PBB secara umum. Bagaimanapun para personil tersebut—tak peduli latar belakang kewarganegaraannya— harus bersumpah akan beraktivitas tanpa intervensi dalam bentuk apapun dari negara asal mereka. Namun, pada kenyataannya, tak bisa dipungkiri bahwa negara asal tersebut akan mempengaruhi cara berpikir mereka dalam menangani pekerjaan sehari-hari. PBB memiliki enam organ utama yakni Majelis Umum (majelis musyawarah utama); Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolu-

Keterwakilan

Jepang, karena itu, memang ingin mendongkrak tingkat ke­ terwakilannya di Sekretariat PBB serta di markas-markas regional badan tersebut maupun jumlah personil yang menjalankan peran sebagai petugas penghubung. Para petugas ini biasanya ditempatkan di pusat-pusat informasi berkaitan dengan kebijakan internasional yang digagas Jepang, seperti kebijakan tentang keamanan bagi umat manusia (human security). Dalam kebijakan human security ini, Jepang berniat memfokuskan diri pada individuindividu dan upaya membangun masyarakat di mana setiap orang dapat hidup dengan bermartabat melalui upaya melindungi dan memberdayakan setiap individu sehingga mereka bisa berada dalam posisi aman meski terjadi konflik, terorisme, tindak kriminal, pelanggaran hak asasi manusia, epidemi, kerusakan lingkungan, krisis ekonomi, bencana alam dan lain-lain. Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, akan sulit untuk menjadikan kebijakan tersebut, dan tentunya kebijakan internasional lain, sepenuhnya dipahami jika wajah-wajah warga Jepang tidak cukup sering terlihat. PBB sendiri, di lain pihak, juga telah menyelenggarakan apa yang dikenal sebagai UN Young Professionals Program secara tahunan sejak 2010 yang dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah staf dari negara-negara anggota yang tingkat keterwakilannya di badanbadan PBB dianggap belum memadai.• Penulis bekerja sebagai wartawan Kyodo.


Januari 2014

RISALAH

Teknologi Oleh Riris I Silam

J

epang, belum lama ini, ramai diberitakan telah mengambilalih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan pendapatan paling besar dari penjualan aplikasi perangkat bergerak menyusul pertumbuhan luar biasa game di telepon selular (ponsel) pintar dan tablet. Konsumen Jepang Oktober tahun lalu tercatat menghabiskan 10% lebih banyak dari konsumen AS untuk semua aplikasi yang ada di ponsel pintar maupun tablet. Bahkan jika dibanding Korea Selatan, jumlahnya tiga kali lebih besar sementara dibanding Inggris enam kali. Padahal, setahun sebelumnya belanja aplikasi konsumen Jepang tercatat 40% lebih sedikit dibanding mereka yang di AS. Angka-angka tersebut mencerminkan pergeseran pengguna dari yang sebelumnya bergantung pada feature phone jenis advanced menjadi pengguna smartphone. “Pengguna ponsel pintar ternyata tumbuh jauh lebih pesat dibanding bayangan kami semula,” kata Peter Warman, chief executive perusahaan riset data untuk game Newzoo BV, yang juga menyatakan ke depan, pertumbuhannya dipastikan bakal lebih cepat lagi seiring meluasnya penerapan sistem operasi Android di beragam device. Motor dari semua pertumbuhan itu adalah mobile game dan konsumen Jepang. Tahun lalu warga Jepang menghabiskan nyaris empat kali lebih banyak untuk aplikasi gaming dibanding dengan tahun sebelumnya (2012) menyusul kemunculan perangkat Android dalam skala luas. Warman memperkirakan pendapatan Jepang dari mobile game akan mencapai 26% dari total penjualan global 2013 yang diyakini bakal menembus nilai US$12.2 miliar. Wilayah yang dikenal sebagai Amerika Utara, sementara itu, hanya akan meraih 25% walaupun jumlah pengguna (player) mobile game-nya yang lebih besar . Warman juga menyatakan angka yang disebutnya adalah angka konservatif. Tak seperti game yang berbasis browser, aplikasi game yang bersifat mobil lebih mudah beradaptasi di pasar manapun. Warga Jepang, yang memang telah terbukti amat menyukai ponsel pintar, juga telah berhasil menghilangkan jarak yang ada antara para pengguna ponsel dengan

11

Aplikasi Permainan HaloJepang!/Nova Auliatun NIsa

penggemar game. Hal ini kemudian juga mengundang kemunculan para pembuat game andal dari dalam maupun luar Jepang.

Kemitraan

Sementara itu, sejumlah perusahaan Jepang juga telah menjajaki kemungkinan kemitraan dengan pengembang game Indonesia sehingga cita rasa lokal bisa dikombinasikan dengan keahlian Jepang di bidang ini. Line Corp, misalnya, juga dikabarkan telah melirik Indonesia dengan bekerjasama dengan PT Kreon Mobile, anak perusahaan PT Kreon Indonesia, pembuat online game terbesar di Tanah Air. Salah satu besutan Line yang belakangan kondang adalah game PokoPang. Sedemikian sukses game ini—yang ‘tokohnya’ seperti biasa adalah binatang kartun imut sementara musuhnya adalah sejumlah moster—sehingga membantu menjadikan Line salah satu perusahaan mobile game terbesar di dunia sepanjang 2013. Dan Line bukan satu-satunya pemain unggulan. GungHo Online Entertainment misalnya, meraup sekitar US$4,1 juta per hari selama Oktober tahun tahun lalu. Uniknya game andalan buatan perusahaan, Puzzle & Dragons, bahkan tidak tercantum dalam daftar 10 Besar game yang diunduh menurut App Annie. Dengan kata lain, potensi revenue perusahaan semacam ini dengan produk dalam kategori 10 Besar, bisa dipastikan akan luar biasa menggiurkan. Benar bahwa populasi Jepang sejak lama sudah berhasil dikondisikan untuk mau membayar berbagai aplikasi di ponsel pintar mereka. Dengan demikian para penyuka game juga akan sukarela merogoh kocek untuk mampu terus bermain dalam level-level tinggi serta penuh tantangan. Situasi ini belum lagi tercipta di Indonesia, yang bahkan para pengguna perangkat mahal dan canggihnya masih sangat bergantung pada segala sesuatu yang bersifat gratis. Bagaimanapun, ini bukan situasi yang tidak mungkin diubah. Para pakar pemasaran tentu bisa menyiasatinya sementara pergeseran sosial menuju terbentuknya pola pikir “ada rupa, ada harga” juga merupakan keniscayaan. Tantangannya adalah bagaimana pergeseran itu bisa berlangsung lebih cepat. Industri mobile game jelas merupakan salah satu jenis

Seorang penggila aplikasi game Line di perangkat android.

industri kreatif di mana Indonesia mampu berkuasa di pasar gemuk dalam negeri. Bahkan, juga dipastikan sanggup

berkompetisi di kancah internasional melalui kemitraan dengan mereka yang benar-benar paham tentang cara mengkon-

versikan kegemaran bermain menjadi uang. Dan Jepang, tentu termasuk dalam kategori yang terakhir ini.•


12

WIS

Januar

Wisata Sepeda

Melintasi Pulau di Ehime Mengayuh kereta angin melintasi Shimanami Sea Route Cycling Road yang melewati jalan raya bebas hambatan dan melalui tujuh jembatan serta enam pulau, yang menghubungkan Kota Imabari, Ehime dengan Kota Onomichi, Hiroshima, sambil menikmati birunya langit dan lautan, menjadi salah satu andalan wisata sepeda di Prefektur Ehime, yang lokasinya di Pulau Shikoku, wilayah barat Jepang.

Oleh Arry Raymonds

M

eski ada lebih dari 10 jalur wisata sepeda di Prefektur Ehime, Shimanami Sea Route Cycling Road yang panjangnya sekitar 75 kilometer mempunyai keunikan tersendiri. Lintasan ini merupakan satu-satunya jalur sepeda di Jepang dan juga di dunia yang melewati beberapa pulau, serta menawarkan trek beragam, mulai dari melewati jembatan gantung Selat Ku-

Wisata sepeda di Prefektur Ehime dengan latar belakang jembatan Kurushima Kaikyo

rushima, pulau dengan jalur tanjakan dan turunan serta jalan tepi pantai. Selain itu, para wisatawan juga dapat berhenti untuk menikmati pemandangan lautan, serta mencicipi hidangan lokal.

Shimanami Sea Route

Dari Kota Imabari, Prefektur Ehime, para wisatawan dapat memulai perjalanan melintasi Shimanami Sea Route dengan mengayuh sepeda melalui Sunrise Itoyama Cycling Terminal dan dilanjutkan melewati jembatan gantung Kurushima Kaikyo, yang panjangnya sekitar 4,1 kilometer. Bila menyempatkan berhenti di tengah, dapat menikmati pemandangan laut, dan berbagai jenis kapal laut, termasuk kapal tanker besar yang lewat di bawahnya. Saat melintasi Pulau Oshima, Hakatajima, dan Omishima, yang masuk dalam Prefektur Ehime, para pengendara sepeda akan banyak melintasi trek tanjakan dan turunan di kawasan perbukitan, yang ditumbuhi berbagai pepohonan, termasuk jeruk mandarin (mikan). Juga dapat menikmati pemandian air panas di Mare Gracia Onsen di Omishima. Memasuki Pulau Ikuchijima, yang sudah masuk wilayah Prefektur Hiroshima, treknya

lebih banyak menyusuri jalan pantai, dan di beberapa titik, bahkan dapat melihat sejumlah kapal nelayan yang sedang berlabuh. Sementara di Pulau Innoshima, dan Pulau Mukaishima, yang merupakan garis akhir Shimanami Sea Route, dan juga lokasi pelabuhan kapal feri menuju kota Onomichi, Hiroshima, kembali treknya didominasi tanjakan dan turunan di kawasan perbukitan. Rosalisa, salah seorang anggota tim sepeda Panasonic Gobel Indonesia yang pernah mengikuti ‘Shimanami Kaido Cyclring 2013’ Oktober silam—acara utama yang diselenggarakan Pemerintah Prefektur Ehime untuk mempromosikan Shimanami Sea Route—mengungkapkan trek yang dilalui sangat bagus, terutama untuk posisi tanjakan. Aspalnya tidak ada yang berlubang. Selain itu, udaranya sangat segar dan dekat dengan perbukitan dan laut. Rosalisa juga memberikan tips, mengingat medan di Shimanami Sea Route cukup beragam, dan didominasi trek tanjakan dan turunan, perlu diperhatikan untuk mengatur gir depan dan belakang sesuai dengan kondisi jalan. Menurutnya untuk trek tanjakan sebaiknya menggunakan gir

Beberapa pulau yang dilintasi Shimanami Sea Route


13

ATA

ri 2014

Melintasi jembatan Tatara

Transportasi menuju Imabari Kereta Bandara Kansai - Stasiun Shin Osaka (Sanyo Shinkansen 50 menit) - Stasiun Okayama (Limited Express Shiokaze/ 2 jam 50 menit) - Matsuyama (Limited Express Yosansen/ 35 menit) - Imabari Bus Tidak ada rute bus langsung ke Imabari, terlebih dahulu harus ke Matsuyama - Bandara Kansai - Osaka (Iyotetsu Express/ 5 jam 20 menit) - Matsuyama - Imabari Bandara Kansai - Osaka (JR Shikoku Bus/ 5 jam 50 menit) - Matsuyama - Imabari Rosalisa (kiri) bersama tim Panasonic Gobel yang mengikuti Shimanami Kaido Cycling 2013

depan kecil dan belakang besar, dan untuk trek turunan gir depan besar dan gir belakang kecil, sementara untuk trek mendatar kedua girnya yang tengah. Selain itu, Rosalisa juga menambahkan agar sebelum memulai melintasi Shimanami Sea Route harus beristirahat cukup, dan minum vitamin serta makanan yang memadai. Jangan lupa memeriksa kondisi sepeda, seperti ban, rem. dan pastikan juga mengenakan helm.

Sedia Rental

Bagi yang tidak ingin repot membawa sepeda dan perlengkapan lainnya, bisa juga menyewanya baik di stasiun yang ada di Chuo Rental Cycle Terminal di Sunrise Itoyama dan JR Imabari Station, kota Imabari maupun Onomichi Port Ekimae-Kowan Car Park, Kota Onomichi. Di sana tersedia berbagai jenis sepeda mulai dari mountain bike, cross bikes, road racers, shopping bikes with gears and baskets, sepeda anak-anak, dan tandem serta hybrid, yang dilengkapi motor listrik. Dengan terlebih dahulu mendepositkan uang 1.000 yen dan biaya sewa per hari sebesar 500 yen, dan khusus

electric assist bicycle senilai 800 yen untuk jangka waktu 4 jam, sudah termasuk helm, para penyewa dapat menggunakan sepeda menjelajah di

antara pulau-pulau kecil yang dilintasi jalur tol Shimanami. Setelah selesai mereka dapat mengembalikannya di sejumlah stasiun di sepanjang rute

Shimanami Kaido. Namun harap diperhatikan, jika meninggalkan sepeda bukan di tempat peminjaman pertama, maka uang deposit-

Surganya Kegiatan Mengayuh Pemerintah Prefektur Ehime berupaya menjadikan wilayahnya surga bagi wisata bersepeda, karena pemandangan lautan dan pegunungannya yang indah. Prefektur ini Nakamura Tokihiro juga mempromosikan jalur melintasi jembatan gantung Kurushima Kaikyo yang baru di mulai dalam dua tahun terakhir, sebagai pusat kegiatan kayuh-mengayuh. Gubernur Prefektur Ehime Nakamura Tokihiro mengungkapkan dirinya berupaya meluaskan wisata bersepeda di wilayahnya karena ingin masyarakat tidak sekadar melihat sepeda sebagai alat transportasi. “Ada tiga manfaat yang bisa didapat dengan melakukan wisata bersepeda. Pertama kesehatan, kedua kepuasan hidup, dan terakhir tambah kawan. Jika wisatawan datang ke Ehime, mereka bisa

merasakan langsung salah satu dari ketiga manfaat itu,” ujar Nakamura. Dari 11 rute wisata bersepeda yang ada di Prefektur Ehime, Shimanami Sea Route menjadi fokus promosi dan bahkan pemerintah prefektur menyelenggarakan acara tahunan yang diikuti tidak hanya wisatawan sepeda dari Jepang, tetapi juga dari mancanegara, termasuk Indonesia.

nya tidak akan dikembalikan. Sementara untuk electric assist bicycle harus dikembalikan ke tempat penyewaan awal.•

Selain itu, guna memudahkan wisatawan, pemerintah daerah membuat semua jalan ramah bagi pengguna sepeda, serta dibuatnya blue line sebagai panduan bagi yang melintasi jalur Shimanami Sea Route, dan juga stasiun penyewaan sepeda, serta bengkelnya di sejumlah tempat. Nakamura juga mengungkapkan, sambil berwisata sepeda para wisatawan juga dapat menikmati hasil perkebunan dan juga hasil laut khas Ehime. “Saat ini, Ehime merupakan penghasil buah kiwi dan jeruk nomor satu di Jepang. Untuk jeruk saja ada sekitar 40 jenis dengan rasa yang berbeda. Selain itu, juga daerah kami terkenal dengan hasil laut, misalnya ikan tai, sejenis kakap merah, yang diolah menjadi Taimeshi, makanan khas ehime,” ujarnya. Taimeshi, Hidangan khas Prefektur Ehime


14

Januari 2014

INSPIRASI

Arif Budhi Suyanto

Menangkap Peluang Menjanjikan di Bisnis IT Sukses berawal dari pengalaman. Tampaknya ungkapan tersebut bukan sekadar kata-kata. Setidaknya bagi Arif Budhi Suyanto. Berbekal pengalaman dalam mengembangkan aplikasi (CAD), lulusan Universitas Ehime ini sukses mengepakkan sayap PT Sakura Bengawan, perusahaan information technology (IT) yang didirikannya bersama seorang teman. Oleh Ida Farida

B

Strategic Personel Information System

dah berbadan hukum dan mempunyai alamat kantor yang jelas. Memang, kantornya sebenarnya masih menggunakan rumah atau apartemen Bertrand. Jadi kita dengan berbagai cara—untuk meeting dan sebagainya—memanfaatkan kantor Yamaha. Lalu-lintas Jakarta yang sering macet kadang kami jadikan alasan untuk mencegah mereka datang ke kantor kami. HJ : Salah satu produk ung­ gulan Sakura Bengawan adalah SPISy, yang juga Anda kembang­ kan sendiri. Bisa Anda menjelas­ kan awal mula hadirnya produk ini? ABS : Kami baru mulai April 1996. Kemudian setelah proyek selesai, dan aplikasi sudah dipakai customer, kami mengembangkan kembali aplikasi tersebut, dengan versi berbeda tetapi gagasannya berasal dari pe ngalaman dan pengetahuan yang kami dapat sebelumnya. Dari sini muncul SPISy, Strategic Personal Information System. Sekarang, produk inilah yang kami pasarkan ke customer lain. HJ : Apa keunggulannya di banding produk lain? ABS : SPISy dirancang sesuai kebutuhan di Indonesia. Jadi

sifatnya tipikal Indonesia. Ada perhitungan lembur, tunjangan, potongan dan sebagainya, yang mungkin tidak ada di negara lain. Di Indonesia sistemnya sangat kompleks. Misalnya jam pertama dikali satu setengah, jam kedua dikali sekian, dan seterusnya. Keunggulan lain, mungkin dari sisi support. Kami punya tim lengkap dan semua ada di Indonesia. Jadi kalau ada perubahan (regulasi) bisa lebih cepat disesuaikan, karena semua keputusan ada di sini. Kalau dari aplikasi lain kadang harus minta persetujuan dari principal dan itu perlu waktu. HJ : Kembali ke perusahaan, dari Sakura Bengawan berganti nama menjadi Sakura System Solutions, apa yang mendasari perubahan ini? ABS : Kami t i d a k ingin hanya bermain di pasar lokal. Kami j u g a ingin berekspansi. Dan hal ini sebetulnya sudah mulai dilakukan karena kami sudah menerima pekerjaan outsource dari Jepang langsung. Ke depan, kami ingin menjadi perusahaan IT terbaik di Indonesia. Itu salah satu impian saya.•

1967 Lahir di Jakarta • 1986 Masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Fisika • 1988 Mendapatkan beasiswa, dan masuk Universitas Ehime Jurusan Mechanical Engineering • 1992 Melanjutkan program Master di Universitas Ehime • 1994 Kembali ke Indonesia dan bekerja Halo Jepang/Ida Farida

erkiprah mulai 1995, Sakura Bengawan—kini Sakura System Solutions— sejatinya adalah perusahaan yang menyediakan layanan konsultasi bisnis dan teknikal untuk perusahaan asing, terutama perusahaan Jepang di Indonesia. Saat ini, perusahaan yang berkantor di Jl KH Wahid Hasyim No 76, Jakarta ini telah menjelma menjadi salah satu penyedia jasa IT terbaik, dengan produk unggulan bernama SPISy (Strategic Personal Information System). HaloJepang! (HJ) : Bisa di­ ceritakan awal mula berdirinya Sakura Bengawan? Arif Budhi Suyanto (ABS) : Sakura Bengawan atau Sabeso berdiri ketika saya dan kawan saya, Bertrand Simon kembali ke Indonesia setelah kuliah di Jepang. Saat itu kita melihat peluang dengan banyaknya perusahaan Jepang di Indonesia. Kami mulai dari yang sederhana, yaitu menerjemahkan dokumen-dokumen berbahasa Jepang, serta menjadi interpreter. Awalnya freelance, kemudian mulai berpikir untuk mendirikan perusahaan dan lahirlah Sakura Bengawan. HJ : Sakura Be­ ngawan, apakah ada makna khusus di balik nama itu? ABS : Sebetulnya nama yang kita ajukan adalah Sakura Benga-

wan Solo. Gagasannya sederhana, sakura mewakili sesuatu dari Jepang, sementara Bengawan Solo, dari Indonesia. Ini lebih karena kami melihat orang Jepang banyak yang mengenal lagu dengan judul tersebut. Jadi itu semacam jembatan antara Indone-

sia dan Jepang. Kami pikir sakura itu bunga yang bagus, kemudian Bengawan Solo juga sungai sekaligus lagu yang bagus. Harapannya bisnis ini bisa mengalir sampai jauh. HJ : Apa pertimbangan­ nya saat memutuskan untuk mendirikan Sakura Bengawan? ABS : Kami mengawali semua sebagai penyedia jasa interpreter atau translator. Dari sana kami melihat peluang bisnis lebih besar. Terutama kebutuhan di sistem informasi. Nah, sekitar 1996, customer kami (Yamaha) kebetulan membutuhkan sistem informasi kepegawaian dan penggajian. Kami memberanikan diri membangun sistem di Yamaha. Dari sanalah kami masuk ke bisnis IT. HJ : Kesulitan apa saja yang dialami saat memutuskan untuk memulai usaha? ABS : Awalnya mungkin sulit untuk meyakinkan pihak Jepang, bahwa kami bisa memenuhi kebutuhan mereka. Jadi saya melakukan presentasi di depan mereka, itupun sebetulnya bukan aplikasi sistem penggajian atau semacamnya, melainkan program atau thesis yang pernah saya buat dulu, yang kebetulan berhubungan dengan sistem komputer. Dari sana mereka melihat bahwa, “Oh, kalau pernah buat sistem seperti itu, sistem kepegawaian dan penggajian harusnya bisa juga.“ Setelah beberapa kali bertemu, mereka memutuskan untuk menunjuk saya dan temanteman untuk menyediakan sistem kepegawaian dan penggajian. HJ : Apakah hanya itu? ABS : Jepang dikenal tidak mudah memutuskan vendor. Mereka ingin tahu lebih detil soal perusahaan yang dipilihnya, termasuk latar belakang—waktu itu Sakura Bengawan su-

di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) • 1996 Mendirikan Sakura Bengawan bersama sahabat, Bertrand Simon, sambil masih bekerja di BPPT • 2003 Menjadi Head of Membership & Database di Business Technology Center (BTC) BPPT • 2006 Bekerja penuh di Sakura Bengawan, kini Sakura System Solutions (owner, founder sekaligus direktur utama).



16

Januari 2014

FIGUR

Inoue Chizuyo

Sosok ‘Malaikat’ Bagi Anak-anak Jalanan

K

ini di usianya yang ke71, Inoue Chizuyo hanya ingin melihat para anak jalanan dan tidak mampu di Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang layak. Panggilan jiwa untuk membantu sesama sudah dirasakan Inoue sejak kuliah di Seishin Joshi Daigaku, Tokyo. Setelah lulus kuliah, wanita yang lahir di Hyogo ini pun dan melanjutkan ke sekolah biarawati di Susono, Prefektur Shizuoka pada 1964. Perkenalan pertama dengan para anak jalanan dimulai pada September 1991. Saat itu dirinya dikirim ke Indonesia oleh Kongregasi Hati Kudus Jesus dan menjadi guru Bahasa Jepang di Universitas Katolik Atma Jaya serta ikut aktif dalam berba-

gai kegiatan di Institute Sosial Jakarta (ISJ), lembaga sosial masyarakat (LSM) yang fokus terhadap masalah anak jalanan. “Awalnya sangat kaget saat bertemu mereka. Harus benar-benar sabar dan tidak memaksakan kehendak pribadi. Jika mereka datang, kita tidak dapat mengajak mereka untuk datang lagi. Biarkan mereka datang dengan sen­ dirinya,” ujar Inoue, saat ditanya pengalaman dirinya beradaptasi di awal perkenalan dengan para anak jalanan. Meskipun seringkali mendapat penolakan dan kata-kata kasar, Ino­ue mengatakan tidak pernah membenci anakanak jalanan tersebut. D i r i -

nya percaya dalam diri setiap orang pasti terdapat kebaikan. Kebaikan itu hanya perlu ditemukan dan dipoles sehingga dapat bersinar. “Kuncinya cuma satu, berusaha menjadi diri sendiri saat berada di dekat mereka, dan tentunya percaya bahwa mereka memang memiliki kebaikan dalam diri mereka,” ujar Inoue. Kecintaan terhadap anakanak jalanan dan tidak mampu yang semakin besar dari waktu ke waktu, kemudian mendorong dirinya bersama dengan sejumlah teman mendirikan FAKTA yang kini berkantor di Kebon Nanas, Jakarta Timur, pada pertengahan 2002. Di bawah bendera FAKTA, yang sebenarnya sudah mulai aktif sejak 2000 di bawah naungan ISJ saat itu, Inoue dan kawan-kawan aktif melakukan berbagai kegiatan untuk para anak jalanan dan tidak mampu mulai dari usia 3 hingga 15 tahun, seperti mengajarkan Bahasa Inggris atau musik. Berkat kesabaran dan ketulusannya, tidak sedikit anak anak jalanan yang menganggap Inoue sebagai sosok ibu atau malaikat. Banyak di antara mereka yang berubah dan mulai peduli dengan masa depan. Dirinya bahkan menerima penghargaan dari Menteri Luar Negeri

PROFIL

Mansur, yang kini meneruskan kuliah di Fakultas Hukum.

Jalan Hidup Baru Tidak sedikit anak jalanan yang menganggap Inoue sebagai ibu atau malaikat, salah satunya Mansur (31 tahun), yang kini melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di salah satu universitas di Bandung. Mansur memang memiliki masa lalu yang kelam. Dirinya pernah tinggal di jalanan, dan juga pernah melakukan percobaan pembunuhan. Saat remaja, dirinya mengalami kecelakaan dan mengharuskan kaki kirinya diamputasi. Namun, kehidupan Mansur berangsur berubah menjadi baik, dan akhirnya menikah serta memiliki keluarga kecil dan bahagia, setelah bertemu dengan Inoue pada 1991 silam. “Saya mulai memahami arti dan tujuan hidup yang sebenarnya setelah bertemu dengan ibu Inoue. Sekarang saya akan berjuang untuk menjadi seorang pengacara, dan dapat membela orang-orang yang tidak mampu,” ujar Mansur.• Jepang (Gaimu Daijin Sho) pada Desember silam karena upayanya ini. “Saya ingin melihat mereka menjalani kehidupan yang lebih baik. Saya pun ikut bahagia saat melihat mereka menemukan kebahagiaan mereka,” ujar wanita yang juga pernah menjadi dosen Bahasa Jepang di Universitas Nasi­ onal (Unas) ini. Rencananya, pada akhir Januari, FAKTA juga akan mendatangkan perpustakaan keliling yang merupakan sumbangan dari Toyo-

ta Astra Motor (TAM). “Rencananya, perpus­ takaan keliling akan tinggal selama dua minggu, sebelum pergi ke daerah lain. Anak-anak pasti senang, karena tentunya buku sangat penting jika dikenalkan kepada anak-anak sedari dini,” ujar Inoue. “Tidak hanya buku, pendidikan moral tentunya akan sangat penting bagi anakanak Indonesia sekarang, dan itu sudah seharusnya dimulai dengan memberikan pelatihan juga kepada para guru.” • HaloJepang!/Uematsu Ryosuke

1942 : Lahir di Hyogo 1964 : Masuk sekolah biarawati di Susono, Prefektur Shizuoka 1991 : Dikirim ke Indonesia oleh Kongregasi Suster Charitas dan menjadi guru Bahasa Jepang di Universitas Katolik Atma Jaya HaloJepang!/Nova Auliatun Nisa

Oleh Nova Auliatun Nisa

HaloJepang!/Uematsu Ryosuke

Percaya setiap orang pasti memiliki kebaikan yang tersembunyi, mengantarkan dirinya membangun FAKTA, lembaga sosial masyarakat (LSM) yang fokus terhadap anak jalanan dan tidak mampu. Pemerintah Jepang pun mengapresiasi upaya dan ketulusan hatinya selama ini sehingga pada Desember 2013 menganugerahinya penghargaan Menteri Luar Negeri.

Inoue Chizuyo

2000 : Membentuk FAKTA 2004 : Menjadi Dosen di Universitas Nasional 2013 : Menerima penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang

Inoue berbincang dengan salah seorang warga miskin di pemukiman kumuh di Jatinegara.


Januari 2014

KOMUNITAS

17

Ikiru Aikido Dojo: Dari Suka menjadi Rutinitas Dokumentasi Ikiru Aikido Dojo

Seni beladiri asal Negeri Sakura, aikido, berbeda dengan martial arts lain karena tidak bersifat kompetitif. Meski demikian olahraga ini tetap mengambil tempat sendiri di hati sejumlah orang, termasuk mereka yang berlatih di Ikiru Aikido Dojo, kelompok penggemar aikido di Jakarta. Oleh Meiskhe Fratel

I

kiru Aikido adalah salah satu dari sekian banyak ke­ lompok pegiat aikido yang tersebar di penjuru kota. Sejak didirikan tujuh tahun lalu oleh Siaji Benecditus bersama dua rekannya, kelompok ini tak pernah luput berlatih atau dise­ but keiko setiap minggu. Mereka memanfaatkan ru­ angan di apartemen di Jakarta Barat, yang disulap menjadi se­ buah dojo. Meski tidak persis sama dengan dojo aikido yang ada di Jepang, namun fasilitas di sini cukup memadai untuk ber­ latih. Apalagi memang olah­ raga yang satu ini sejatinya tak membutuhkan sarana yang neko­neko. Hanya dengan ta­ ngan kosong latihan bisa dimulai. Dojo yang digunakan seka­ rang telah digunakan untuk berlatih hampir setahun lebih. Sebelumnya Ikiru Aikido sem­ pat beberapa kali berganti ‘markas’. Ketika baru diben­ tuk pada 2006, kelompok ini meminjam ruangan di se­ buah klub olahraga untuk berlatih. Siaji dan dua rekannya me­ ngenal beladiri ini ketika bersta­ tus mahasiswa. “Kami berlatih di kampus sejak 1997, setelah lu­ lus dan bekerja, kami masih ingin latihan, akhirnya berembuk un­ tuk mencari tempat guna dijadi­ kan sebagai dojo,” ujar Siaji. Tak sia­sia, beberapa waktu kemudian ada puluhan anggota (aikidoka) yang bergabung. Na­ mun menurut Siaji tidak mudah membesarkan komunitas ini sehingga bisa bertahan sampai sekarang. Jumlah anggota yang datang berlatih kadang hanya sedikit atau menghadapi ken­

dala biaya. Namun kecintaan terhadap olahraga yang bersifat defense (bertahan) ini, menja­ dikan Ikiru Aikido—yang arti­ nya ‘hidup’—tetap aktif hingga sekarang. Latihan rutin digelar setiap Selasa dan Kamis pada malam hari usai jam kerja. Sengaja mengambil waktu tersebut karena anggotanya sebagian be­ sar adalah karyawan, meski ada juga yang datang dari usia seko­ lah dan mahasiswa. Tak heran olahraga ini digemari kalangan pekerja karena meski meru­ pakan salah satu jenis olahraga beladiri namun tidak terlalu menguras tenaga. Sesuai namanya aikido menekankan pada harmoni­ sasi dan keselarasan antara ki (tenaga dalam) individu dengan ki alam semesta, karena itu sifat­ nya lebih untuk bertahan. Hal ini jelas terlihat pada gerakannya yang tidak melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi meng­ arahkan serangan lawan untuk kemudian menundukkannya tanpa niat mencederai. Aikido juga lebih mendasar­ kan latihan pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik­teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan beru­ pa teknik elakan, lemparan, ban­ tingan dan kuncian, sementara teknik­teknik pukulan ataupun tendangan jarang digunakan.

Gaya Seni

Kini beladiri ini telah menjadi gaya hidup yang tidak hanya di­ gemari kaum lelaki namun juga perempuan bahkan anak­anak. Ada di antara mereka yang terus menekuninya selama bertahun­ tahun. Jerry Lim, instruktur atau sensei di Ikiru Aikido Dojo telah HaloJepang!/Meiskhe Fratel

Para aikidoka saat berlatih teknik.

Siaji Benecditus (kedua dari kiri) bersama dengan aikidoka Ikiru Aikido Dojo.

berlatih sejak 1996 dan masih bertahan hingga sekarang. Pria berusia 32 tahun ini telah ber­ sabuk hitam dengan tingkatan Dan 2. Dia mengungkapkan kecintaannya pada olahraga ini, membuatnya tidak pernah ber­ henti berlatih selama 16 tahun. “Berawal dari suka kemudian menjadi hobi. Hobi ini bahkan telah menjadi lifestyle yang ke­ mudian mempengaruhi pula ke­ biasaan hidup, ” ungkapnya.

Lelaki yang kerap berlatih langsung di Dojo Hombu, pu­ sat latihan aikido di Tokyo ini, menyatakan aikido juga meru­ pakan filosofi sementara teknik yang dilatih berulang­ulang, tentunya memberi pengaruh pula kepada pribadi para pegiat aikidoka.

Perkembangan

Aikido dibawa masuk ke In­ donesia sekitar 1970­an oleh

sejumlah mahasiswa Indonesia yang pernah belajar di Jepang. Kemudian pada 1984 dirintis Indonesia Aikikai, organisasi ai­ kido di Indonesia dan dibawahi langsung oleh Aikikai Founda­ tion (Dojo Hombu) di Tokyo yang didirikan Ueshiba Morihei, founder aikido. Sementara Ikiru Aikido Dojo sendiri terafiliasi dengan Indo­ nesia Aikikai dan setiap aturan, teknik dan aturan berkiblat pada Dojo Hombu. Bahkan, se­ belum dan sesudah berlatih, para aikidoka di Ikiru Aikido melakukan penghormatan ke­ pada founder aikido yang juga disebut O Sensei atau guru besar. Indonesia Aikikai, setiap tahunnya rutin mengadakan seminar dan mendatangkan instruktur langsung dari Dojo Hombu. • www.facebook.com/ikiru. aikido.indonesia


18

Januari 2014

PENDIDIKAN Semua foto: Shizuoka University

Kota Hamamatsu, di bagian barat prefektur Shizuoka terkenal dengan kata ‘Yaramaika’ yang bermakna “mencoba sesuatu yang baru secara agresif.” Semangat Yaramaika ini menjiwai industri manufaktur di daerah ini sehingga melahirkan para pendiri perusahaan otomotif yang mendunia.

Program Teknik dari Hamamatsu untuk Mahasiswa Asia Tenggara

http://www.shizuoka.ac.jp

Oleh Beny Halfina

T

erkenal sebagai pusat industri sepeda motor dan alat musik, banyak perusahaan besar ber­ pusat di sini misalnya Yamaha, Honda, Kawai Piano dan Hama­ matsu Photonics. Kota ini juga menjadi rumah bagi kampus teknik Shizuoka University. Dari universitas ini mun­ cul peneliti dan insinyur yang memiliki peran besar. Bahkan di acara dokumenter NHK TV ‘Project X’ kiprah para lulus­ annya ditampilkan terbanyak yakni 13 kali. Pada sisi lain, banyak indus­ tri yang akarnya di Shizuoka kini menyebar ke negara­nega­ ra Asia Tenggara seperti Indo­ nesia, Thailand dan Vietnam. Untuk memberikan kesem­ patan mahasiswa dari negara tersebut belajar teknologi, di­ bukalah program National In­ terFacing Engineers Education Program (NIFEE). Kata inter­ face di sini diartikan dua orang atau kelompok berkomunikasi dengan satu sama lain serta sa­ ling bekerjasama. Selain belajar teknologi, para mahasiswa sekaligus mempelajari bahasa, budaya

dan tradisi Jepang. Ada kelas­ kelas untuk para mahasiswa belajar sistem produksi Je­ pang, termasuk quality control (QC) dan manajemen produksi. Jurusan di Fakultas Teknik terdiri dari Teknik Mesin, Teknik Elektro, Ilmu Material dan Elektronika, Kimia Tera­ pan dan Biokimia serta Teknik Matematika dan Sistem. Karena lokasinya dekat dengan industri ada program study tour sehari ke Suzuki, Yamaha dan JECTEC. Beberapa perusahaan lain juga membuka kesempatan magang selama li­ buran musim panas.

Sistem Perkuliahan

Selama semester pertama, para mahasiswa akan belajar bahasa Jepang intensif selama 10 periode per minggu. Me­

Mahasiswa Program NIFEE di Kampus Shizuoka University.

reka juga akan belajar Fisika, Kimia dan Matematika Dasar dalam Bahasa Jepang sederha­ na. Ini dimaksudkan agar ma­ hasiswa segera memiliki dasar kemampuan bahasa yang kuat sebelum memasuki perkulia­ han sesungguhnya. Memasuki semester kedua, mereka akan melanjutkan ke jurusan masing­masing dan be­ lajar bersama mahasiswa lokal menggunakan Bahasa Jepang. Pada semester terakhir di tahun keempat, mahasiswa akan fokus pada penelitian masing­masing dan menerima gelar Bachelor of Engineer­ ing ketika lulus dari Shizuoka University.

Seleksi di Jakarta

Program ini menawarkan kemudahan bagi calon maha­

Study Tour mahasiswa ke JECTEC.

siswanya yakni ujian masuk akan diadakan di Jakarta. Pada 2014, ujian akan dilakukan pada bulan Maret. Nilai Exami­ nation for Japanese University Admission for International Students (EJU), nilai Japanese Language Proficiency Test (JLPT) serta ujian Bahasa Ing­ gris akan digunakan dalam seleksi. Menariknya, nilai JLPT bisa digunakan sebagai pengganti mata ujian Bahasa Jepang di EJU. Ada pula ujian alternatif bagi calon mahasiswa yang ti­ dak memenuhi nilai minimum EJU dan/ atau JLPT dan Ba­ hasa Inggris. Perkuliahan akan dimulai awal Oktober. Mahasiswa akan dibebas­ kan dari biaya ujian sebesar ¥17.000 dan biaya masuk yang seharusnya ¥282.000. •

Keringanan Biaya

Joshia Setiawan S1 Teknik Elektro NIFEE Saya angkatan kedua program NIFEE yang dibuka sejak 2009. Selain saya ada satu teman lagi yang berasal dari Indonesia. Namun hingga kini mayoritas mahasiswa masih berasal dari Vietnam. Kota Hamamatsu cukup nyaman dan tenang ditinggali. Bahkan sebagai sarana transportasi kemanamana saya naik sepeda. Selain itu, lokasi universitas ini yang berada di tengahtengah Jepang memudahkan untuk menjangkau tiga area metropolitan: Nagoya, Tokyo dan Osaka. Menurut saya ujian masuk NIFEE ini lebih mudah dari program regulernya, sepertinya ada kemudahan untuk mahasiswa asal Thailand, Vietnam dan Indonesia. Cuma kesulitannya karena harus belajar bahasa dulu selama semester pertama, waktu riset di tahun keempat yang biasanya setahun berkurang jadi cuma setengah tahun saja. Kuliah di Jepang di benak kebanyakan orang terkesan mahal, namun khusus untuk program ini ada dukungan dan berbagai keringanan. Misalnya setahun pertama dijamin masuk asrama sehingga biaya sewa lebih murah. Selain itu juga bebas biaya masuk serta ada kemungkinan untuk mendapatkan bebas biaya kuliah antara 50%-100% tergantung nilai yang dimiliki mahasiswa. Berbeda dari penerima beasiswa misalnya Monbusho, mahasiswa NIFEE dibebaskan bekerja paruh waktu. Hanya saja baru diijinkan selepas Semester 1, ini bertujuan agar fondasi Bahasa Jepangnya mereka bagus terlebih dulu. Lokasinya yang dekat industri memudahkan untuk memperoleh informasi lowongan pekerjaan. NIFEE juga menghilangkan anggapan kalau kuliah di Jepang harus lebih dulu mahir berbahasa Jepang. •

Para mahasiswa berwisata ke kawasan wisata ski.


Januari 2014

PENDIDIKAN

19

Menjaga Kualitas lewat Penelitian Ilmiah Oleh Meiskhe Fratel

G

iatnya civitas academi­ ka dalam menghasilkan penelitian atau artikel ilmiah menjadi salah satu tolak ukur kualitas suatu jurusan maupun universitas. Jurusan Sastra Jepang Universi­ tas Kristen Maranatha, menjadi salah satu yang tetap menjaga kualitas ini dengan menghasil­ kan berbagai penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Gedung jurusan yang ber­ lokasi tidak jauh dari pusat Kota Bandung ini, telah sejak lama menerbitkan jurnal ilmiah dalam dua edisi setiap tahun­ nya. Sebelumnya, terdapat jur­ nal khusus untuk dosen mau­ pun mahasiswa Sastra Jepang, namun tahun ini telah digabung dengan jurnal untuk jurusan Sastra Inggris. “Mulai tahun ini kami berkolaborasi dengan jurusan Sastra Inggris dalam menerbit­ kan jurnal ilmiah yang disebut Aurora,” ungkap Marisa Rianti Susanto, Ketua Jurusan Sas­ tra Jepang Universitas Kristen Maranatha.

Ia menam­ bahkan penu­ lisan artikel ilmiah dalam jurnal ini tidak hanya meli­ batkan dosen www.maranatha.edu saja namun juga mahasiswa dan alumni. “Jika ada penelitian atau skripsi mahasiswa yang layak diterbitkan dalam jurnal ilmiah, maka kami mendorong mereka untuk menulis kembali sesuai dengan ketentuan dan tentunya melalui pengujian,” kata Marisa yang menjabat sebagai ketua jurusan sejak 2012. Penting bagi kampus untuk memiliki jurnal ilmiah karena memang merupakan salah satu faktor pendukung guna mendapatkan akreditasi yang merupakan jaminan standar mutu sesuai ketentuan peme­ rintah. Selain itu, bagi dosen hal ini juga untuk membantu mewujudkan perannya dalam Tri Dharma perguruan tinggi melalui penelitian.

Peran Alumni Jurnal ilmiah Aurora terbuka

bagi siapapun yang ingin me­

HaloJepang!/Meiskhe Fratel

Seorang mahasiswa sedang membaca jurnal ilmiah Aurora.

ngirim artikel untuk masuk ke proses seleksi. Dengan demiki­ an, Marisa dan para dosen lain juga mendorong para lulusan atau alumni untuk ikut berperan. “Kita memilah sejumlah skripsi yang telah ada dan meng­ hubungi alumni yang bersang­ kutan untuk kesediaannya me­ nulis artikel ilmiah. Tentunya hal ini memberi kepuasan tersendiri bagi mereka karena berhasil membuat penelitian yang bisa dibaca atau menjadi referensi bagi banyak orang,” ujarnya. Salah satu lulusannya yang ikut berkontribusi dalam jur­ nal ilmiah ini adalah Suhardi Rahman Yohari, bersama dua

Dokumentasi Universitas Maranatha

Pentas drama tahunan mahasiswa Sastra Jepang.

rekannya, yang menulis tentang hirarki dalam lingkungan kerja masyarakat Jepang. Artikel itu didasarkan pada penelitian tentang drama televisi berjudul Bambino dan diterbitkan dalam Aurora edisi kedua, Oktober 2013. Penelitiannya sendiri di­ lakukan melalui penilaian para pakar atau mitra dari sejumlah perguruan tinggi ternama. Namun tentu saja pembe­ lajaran mengenai bahasa dan budaya kepada mahasiswa tetap menjadi fokus utama. Mahasiswa dapat mengasah ke­ mampuan berbicara lewat kelas kaiwa atau percakapan serta public speaking yang langsung

diberikan penutur asli. Semen­ tara di bidang budaya, maha­ siswa dapat berinteraksi lang­ sung dengan berbagai hidangan Jepang melalui subjek Nihon Ryouri. Ada juga Bungaku, mata kuliah kesusasteraan yang pada akhir semester diwarnai dengan pentas drama berba­ hasa Jepang di gedung teater universitas. Kesempatan mahasiswa un­ tuk belajar di Jepang juga ter­ buka lebar dengan adanya pro­ gram student exchange dengan Hokusei Gakuen University di Hokkaido selama enam bulan serta Oita University di Prefek­ tur Oita yang dimulai tahun ini. •


20

Januari 2014

BUDAYA

Shibori

Ikat Celup yang Melewati Berbagai Masa HaloJepang!/Meiskhe Fratel

Jika Indonesia memiliki tie dye atau ikat celup yang juga dikenal dengan sebutan jumputan, Jepang memiliki shibori, ikat celup yang telah berusia ribuan tahun. Melewati berbagai masa, shibori mampu beradaptasi sehingga mampu bertahan sampai kini. Oleh Meiskhe Fratel

K

onon shibori telah ada sejak 1300 tahun lalu. Awalnya hanya di­kenal penggunaannya pada kain sutera. Belakangan shibori kain katun mulai mengemuka juga. Menurut Yoshioka Kenji, seorang pengrajin shibori asal Kyoto, penggunaan kain katun untuk shibori mulai dikenal 400 tahun lalu atau dalam periode sejarah Jepang disebut zaman Edo. Sepanjang sejarahnya, shibori lebih banyak dibuat menjadi pakaian tradisional Negeri Sakura yakni kimono. “Sampai kini pun kami para pengrajin masih terus membuat kimono. Satu kimono dapat selesai dalam hitungan bulan, bahkan tahun,” ujarnya. Dalam sebuah kimono, kata

Tas kecil atau kinchaku yang dibuat dengan teknik kanoko atau honhitta.

lelaki yang telah menekuni kerajinan ini selama 50 tahun, dapat terdiri berbagai macam teknik shibori. Dalam ikat celup Jepang dikenal lebih dari 50 teknik, namun dewasa ini hanya digunakan sekitar lebih dari 30 saja karena beberapa di antaranya tidak diketahui lagi cara membuatnya. “Teknik paling sulit disebut honhitta. Ini adalah teknik dengan cara mengikat. Honhitta juga me­ rupakan salah satu teknik yang terkesan mewah,” ungkap Yoshioka. Sebuah kimono dengan teknik honhitta membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk pengerjaannya dan dilakukan setiap hari. Ini adalah golongan kimono paling mewah, katanya menambahkan.

Shibori ke Indonesia Untuk pertama kalinya, keluarga Yoshioka keluar kandang untuk memperkenalkan shibori Jepang kepada masyarakat luar negeri, dan Indonesia menjadi negara yang pertama dikunjungi. Bekerja sama dengan Museum Tekstil di Jakarta, selain meng­ adakan pameran serta lokakarya teknik tie dye khas Jepang ini kepada masyarakat. “Kami datang ke Indonesia untuk memperkenalkan shibori yang merupakan salah satu teknik tinggi di dunia, dengan demikian kami berharap masyarakat Jepang dapat bangga ternyata shibori diakui negara lain,” demikian Yoshioka. •

HaloJepang!/Miyahira Mariko

Pengunjung melihat karya perpaduan dua teknik shibori yang menggambarkan plum mekar pada musim dingin di Museum Tekstil. Jakarta.

Kyoto Shibori Museum

Salah satu koleksi shibori Kyoto Shibori Museum.

Honhitta disebut juga kanoko berarti rusa, yang bagi orang Jepang dianggap sebagai pembawa pesan kepada para dewa. Dengan demikian, jika memakai kimono honhitta, dipercaya akan mendatangkan kebahagiaan bagi pemakainya. Selain teknik mengikat, beberapa teknik lainnya berupa menjahit, menekan, menjepit dan melipat yang menghasilkan berbagai pola yang berbeda. Setiap teknik pun membutuhkan alat yang berbeda pula. “Ada alat yang disebut shibori-dai dengan beragam bentuk, juga ada penjepit. Alatalat ini kami buat sendiri atau juga memesan ke tukang kayu,” ungkapnya. Proses dari awal sampai menghasilkan sebuah karya, semuanya menggunakan tangan. Durasi pembuatan pun berbeda-beda tergantung jenis karya, mulai hanya hitungan menit hingg a b e r t a huntahun. M e s ki saat ini shibori ke-

Kyoto Shibori Museum

Awalnya kami memiliki toko namun kami berpikir jika memproduksi shibori dengan cara seperti ini, tentu tidak akan berkembang, jadi kami mendirikan museum,” ujar Yoshioka. Kyoto Shibori Museum memamerkan berbagai karya teknik shibori dan dikelola keluarga Yoshioka secara turun temurun. Saat ini dikelola Yoshioka Kenji bersama anaknya Yoshioka Nobumasa. Sebagian besar isi dalam museum yang berlokasi dekat dengan KasKyoto Shibori Museum til Nijo, yang pernah didiami Tokugawa Ieyasu, shogun pekurangan peminat, namun riode Edo (1868), adalah kipara pengrajin tetap beker- mono, bahkan terdapat kimono ja menghasilkan suatu karya. terbesar dan terpanjang yang Seperti kanji shibori, terdiri pernah dibuat dengan mema­ dari kanji benang dan erat, se- dukan berbagai teknik shibori. Selain itu, upaya lainnya yaibagai harapan untuk mempererat hubungan keluarga atau tu museum juga kerap mengamelancarkan keturunan, diha- dakan berbagai lokakarya bagi rapkan shibori selalu lestari anak sekolah dasar (SD) untuk menjaga agar setiap generasi dari masa ke masa. mengenal shibori, serta membuka pelatihan teknik tie dye Upaya Pelestarian Bernasib hampir sama de- ini kepada masyarakat. “Kami ngan sebagian besar kerajinan berpikir penikmat shibori haataupun kesenian tradisional rus dari kecil hingga orang tua, lain, shibori pun bisa dibilang agar setiap generasi tahu tenhampir dilupakan. Bahkan tang kerajinan ini. Jadi shibori jumlah pengrajinnya kian me- yang telah melewati 1300 tanyusut karena tidak memiliki hun, dapat berlanjut sampai penerus. Namun beberapa sen- masa depan,” ujar Yoshioka. Ada sekitar 40 pengrajin tra produksi tetap berupaya yang mendukung museum unagar kerajinan kain ini lestari. Dari Kyoto, keluarga tuk menghasilkan benda-benda Yoshioka berusaha mengenal- untuk dipamerkan ataupun dikan shibori kepada masyara- jual. Beberapa tahun terakhir kat Jepang dan dunia secara tidak hanya lagi membuat luas dengan mendirikan Kyoto produk seperti kimono namun Shibori Museum 15 tahun lalu. beberapa benda lainnya yang “Keluarga kami telah meng- dapat digunakan sehari-hari di geluti shibori dan membu- antaranya T-shirt, selendang, at kimono selama 75 tahun. gantungan kunci, dompet dan lain-lain. “Meski kami membuat HaloJepang!/Meiskhe Fratel kimono dengan harga ratusan juta rupiah, namun juga membuat barang-barang murah yang bisa dibeli semua kalangan,” kata Yoshioka Nobumasa, Deputy Director Kyoto Shibori Museum. Museum ini pun tidak pernah sepi pengunjung. Selain warga Jepang, juga banyak yang datang dari luar negeri. Dengan semakin dikenalnya shibori di luar negeri, Yoshioka berharap Yoshioka Kenji, suat u saat ahli shibori dari Kyoto teknik ikat memperagakan celup ini dapat Kyoto Shibori Museum teknik shibori dengan diakui sebagai warismenggunakan an dunia seperti halnya batik.• shibori dai.


ADVERTORIAL

Januari 2014

Menjelajah Budaya Pop di Tokyo

S

etelah dalam dua season sebelumnya memfokuskan pada sejumlah lokasi wisata di berbagai wilayah di Jepang, season ketiga program TV Kokoro no Tomo tampil berbeda, dengan menampilkan format drama persahabatan generasi muda Indonesia – Jepang, dan di saat bersamaan menyoroti budaya pop Jepang yang berlokasi di sekitar Tokyo. Dari delapan episode yang rencananya ditayangkan, empat episode pertama menampilkan sejumlah lokasi yang sudah cukup akrab dikenal para pecinta budaya pop Jepang di Indonesia, mulai dari kawasan Akihabara dengan Maid Cafe-nya, Shibuya yang terkenal sebagai pusat lokasi hang out anak muda di Tokyo, dan juga Harajuku yang menjadi lokasi berbagai toko fesyen bergaya unik. Sriwijaya Saputra, Chief Producer PT Curio Asia, yang memproduksi program TV Kokoro no Tomo, menjelaskan, “Budaya pop Jepang sangat unik dan be-

ragam. Di Akihabara misalnya kita bisa menemukan budaya Otaku dari action figure hingga Maid Cafe. Namun sekadar memperkenalkan masing-masing lokasi itu tanpa mengemasnya dalam format drama akan terasa biasa. Untuk itu, kali ini kami juga menampilkan drama pertemanan Kokorochan, dari Jepang dan Tomo-kun dari Indonesia. Mereka menjadi benang merah dari season ketiga ini.” Menurut Sriwijaya, interaksi antara Kokoro chan dan Tomo kun, yang terkadang terkendala masalah bahasa dan budaya, juga acap kali ditimpali sejumlah kekonyolan khas anak muda Indonesia yang dilakukan Tomo, misal saat bangun kesiangan dan bertemu LISA yang merupakan penyanyi idolanya. Namun upaya keduanya untuk tetap “nyambung” dan saling memahami menjadi salah satu daya tarik utama program ini. Kokoro chan mengajarkan Tomo kun membuka bungkus Onigiri.

Berfoto bersama dengan LISA, penyanyi idola Tomo kun.

Sesi pengambilan gambar senam katana.

Sutradara dan kru Kokoro no tomo 3 membahas hasil syuting sebelumnya di Akihabara.

Juga ditampilkan berbagai tren anak muda di Jepang, antara lain Otagei atau gerakan tari yang dilakukan fans saat idolanya sedang konser, gyaru fashion, bermalam di internet cafe atau hotel kapsul karena ketinggalan kereta terakhir, dan juga senam katana, atau olahraga dengan menggunakan pedang pendek, yang biasa digunakan para Samurai pada jaman dahulu. =

Tayang di Metro TV setiap hari Sabtu pukul 10.05 Mulai 1 Februari 2014 Hotel Kapsul, salah satu pilihan tempat bermalam di Tokyo.

Lebih Dekat dengan Kokoro chan & Tomo Kun Kokoro no Tomo season 3 yang banyak menampilkan budaya pop di Tokyo, semakin berwarna dengan tampilnya dua karakter utama yakni Kokoro chan yang diperankan Kimoto Yuki, salah seorang mantan anggota SND48, kelompok tari dan nyanyi sister group dari AKB48, dan Tomo kun, diperankan Ryan Adriandhy, komedian dan juga host program lawak ‘Ala Ryan’ yang tayang di salah satu TV swasta di Jakarta. Bagi Kimoto Yuki, yang belum pernah ke Indonesia, dirinya terpilih menjadi pemeran Kokoro chan setelah mengikuti audisi yang diselenggarakan Sony Music Entertainment (Japan) Inc, dan ketika

pengambilan gambar berlangsung banyak pengalaman menarik yang ditemuinya, mulai dari para kru Indonesia ramah dan pandai berkomunikasi, sangat berbeda dengan orang Jepang yang cenderung agak malu-malu saat berinteraksi satu sama lain, selain itu keterlibatannya dalam program TV ini semakin memperkuat kecintaan Kimoto terhadap Jepang. “Melalui program TV ini, saya ingin penonton di Indonesia tertarik untuk memahami dan kemudian datang ke Tokyo, serta bisa berteman dengan orang Jepang,” ujar Kimoto. Sementara bagi Ryan keterlibatannya dalam Kokoro no tomo season 3 meru-

pakan hal yang baru dan menarik, karena ini merupakan kunjungan pertamanya ke Jepang. “Saya suka Jepang, karena negaranya bersih, rapi dan eksotik, tapi juga meski modern tapi seni budaya tradisionalnya masih terjaga dengan baik,” ucap Ryan. Sedangkan mengenai program Kokoro no tomo sendiri, Ryan mengungkapkan, “Acara ini sangat menarik, karena bukan sekadar serial drama, tapi juga membahas pertukaran budaya Indonesia dan Jepang menggunakan pendekatan sangat santai dan pop. Saya rasa belum ada program TV di Indonesia dengan konsep serupa.” •

Kimoto Yuki dan Ryan Adriandhy


22

Januari 2014

RESTO

Nasi

Otentik Jepang di Coco Ichibanya Curry All photos by Halo Jepang/Nova-Haishima

Kare atau kari bukanlah hal asing bagi para penggemar masakan Asia, termasuk Jepang. Di Indonesia pun, bumbu kari kerap kali ditemukan dalam masakan Aceh atau Padang. Kendati bukanlah hal yang dianggap baru, Coco Ichibanya Curry House tidak lantas gentar membuka gerai dan memperkenalkan kare Jepang ke khalayak Jakarta. Oleh Nova Auliatun Nisa

B

erdiri sejak 1978 di Kota Kiyosu Prefek­ tur Aichi, Coco Ichi­ banya bermula dari kedai kopi sederhana yang kemudian menjelma menjadi salah satu gerai nasi kare ter­ kenal di Jepang. Pada Oktober 2013, gerainya bahkan telah mencapai 1.300 buah, terma­ suk di Hawaii, Shanghai, Tai­ wan, Seoul, Thailand, Hong Kong, Los Angeles, dan Singa­ pura. Gerai yang dibuka di Indo­ nesia pun menjadi gerai ke­9 Coco Ichibanya di luar Jepang. Saat ditanya mengenai ala­ san memilih Indonesia sebagai salah satu lokasi gerainya di luar Jepang, Nakamura Hi­ rosuke, Overseas Division Ichibanya Co, Ltd, mengung­ kapkan hal tersebut sejalan

ngunjung. Sebagian besar tamu mengaku sudah tidak asing lagi dengan nasi kare Jepang, bah­ kan ada yang pernah mampir ke gerai Coco Ichibanya di Jepang atau negara lain, seperti Singa­ pura atau Hong Kong. Tidak hanya unggul dari segi rasa, sistem pemesanan di Coco Ichibanya juga terbi­ lang unik, yakni setiap tamu diminta untuk memilih porsi nasi terlebih dahulu, mulai dari 150 gram hingga 550 gram, kemudian memilih tingkat kepedasan yang terdiri dari 5 tingkat, dan terakhir memilih topping yang diinginkan. “Kami memberikan kebe­ basan bagi para tamu, sistem yang juga kami terapkan di semua gerai Coco Ichibanya. Namun untuk tingkat kepe­ dasan, sedikit kami bedakan karena warga Indonesia me­ nyukai masakan pedas. Jika di Jepang level kepedasan terdiri dari 10 tingkat, di Indone­ sia hanya 5 tingkat. Tingkat 5 di Indonesia sama dengan tingkat 10 di Jepang,” ujar Na­ kamura. Chicken Cutlet Curry dan Omelet Beef Curry, menjadi menu andalan Coco Ichibanya yang paling banyak dipesan para tamu. Chicken Cutlet Curry merupakan nasi kare dengan topping fillet ayam

dengan tujuan Coco Ichibanya untuk memperkenalkan kare Jepang di dunia. Menurutnya, kare Jepang memiliki keuni­ kan yang tidak dipunyai kare lain di Asia, dan pasti akan disukai warga Indonesia. “Salah satu perbedaan kare Jepang dengan negara lain, yakni tidak menggunakan san­ tan, tapi roux yang merupakan campuran bumbu kare dengan lemak sapi untuk mengen­ talkan,” ujar Nakamura, saat mendeskripsikan hidangan yang sangat dikenal warga Je­ pang ini. “Tidak hanya itu, rasa pe­ das yang dihasilkan juga ber­ asal dari lada bukan dari cabai. Namun begitu, kami yakin warga Indonesia tetap dapat menikmatinya, apalagi kami tidak menggunakan lemak dan daging babi,” imbuhnya. Terbukti, meskipun baru dibuka awal Desember 2013, gerai pertama Coco Ichibanya yang berlokasi di Mall Grand Indonesia, terlihat terus r a m a i Hidangan kari atau kare oleh memang dapat dengan mudah pe­ ditemui di sejumlah negara Asia, meskipun setiap negara memiliki raci­ kan yang berbeda. Kari sendiri berasal dari India yang ke­ mudian tersebar ke sejumlah negara Asia. Sejumlah sumber mengungkapkan, kari di Jepang pertama kali diperkenalkan pada Ja­ man Meiji (1867­1912) oleh para tentara Inggris yang menjajah India dan mampir ser­ ta berinteraksi dengan para tentara Jepang. Awalnya, kari hanya disantap oleh para tentara Jepang, dengan mencampur bumbu kare dengan bawang bombay,

goreng tepung, sedangkan Omelet Beef Curry, yaitu nasi yang dibungkus dengan telur dadar dan disiram dengan kuah kare, dilengkapi dengan potongan daging. Namun jangan khawatir, ada banyak menu kare yang dapat dipilih tamu dan terbagi dalam empat kelompok, yakni Kare Daging, Kare Campur, Kare Seafood, dan Kare Sayur de­ ngan harga mulai kentang, dan wortel, serta dari disantap dengan nasi hangat— tradisi yang masih dipertahankan para wanita atau ibu Jepang saat me­ masak kare di rumah. Uniknya, kare Jepang tidak mengguna­ kan santan, tapi roux (baca: ru), campuran tepung dengan bubuk kare yang dimasak dengan lemak atau minyak daging sapi atau babi. Hal ini jauh berbeda dengan kare yang terdapat di India atau kawasan Asia Tenggara, yang mayoritasnya merupakan pemeluk Hindu yang tidak mengkonsumsi daging sapi atau Islam yang tidak meng­ konsumsi daging babi. •

Asal Usul

Nakamura Hirosuke

Omelet Beef Curry

Chicken Cutlet Curry

Rp50.000 untuk setiap por­ sinya. Tidak hanya itu, gerai de­ ngan dominasi unsur kayu yang nyaman, ditambah se­ jumlah penjelasan di dinding mengenai kare dan bumbu serta rempah­rempah yang digunakan, juga menjadi daya tarik Coco Ichibanya untuk membuat para tamu betah. “Di Jepang, kare termasuk ke dalam masakan rumah. Para ibu pun bisa membuat­ nya sendiri. Oleh karena itu kami ingin menciptakan sua­ sana yang nyaman seperti di rumah dalam gerai Jakarta ini,” ujar Nakamura. • Untuk PicPlay artikel terkait dapat klik:

http://bit.ly/1hDgWXT

Coco Ichibanya Curry House Grand Indonesia West Mall – Level 3A Unit E 01-1 Telp: 021 – 23580960


Januari 2014

TREN JEPANG

23

Mendamba Suasana Santai bersama Kucing Banyak cara ditempuh orang untuk bersantai. Ada yang mendengarkan musik, ada yang membaca buku, ada juga yang hanya sekadar berjalan-jalan. Di Jepang, cara yang cukup unik kerap ditempuh, salah satunya dengan menyambangi kafe yang dihuni banyak kucing. Oleh Ida Farida & Aryo Dewandaru

K

ucing, atau Felis sil­ vestris catus, adalah karnivora yang kini menjelma menjadi salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Di Jepang, hewan ini bahkan memiliki mi­ tos tersendiri karena kerap kali digambarkan sebagai hewan kesayangan Dewa Amaterasu (Dewa Matahari). Tak heran, orang Jepang menganggapnya sebagai makhluk istimewa. Teramat istimewa bahkan, hingga sejumlah kafe yang di­ tandai kehadiran kucing pun akhirnya dibuka. Di sini, pengunjung tak hanya diberi kesempatan untuk menikmati makanan dan minu­ man, namun juga bercengkera­ ma atau dihibur banyak kucing lucu nan ramah. “Konsepnya sebenarnya lebih ke kafe, tapi yang ada kucingnya. Jadi di sini pengun­ jung tak hanya bisa makan dan minum, tapi juga bermain­main dengan kucing yang ada,” ung­ kap Kshi Fukui, pemilik kafe kucing bernama Calaugh Café. Berlokasi di pusat Asakusa, tepatnya di Asakusaekimae Bld.2F, 2­19­13, Kaminari­ mon, distrik Taito, Tokyo, Ca­ laugh Cafe adalah kafe kecil yang nyaman. Sebagian besar sofa, kursi dan lemarinya di­ penuhi kucing­kucing lucu dan menggemaskan. Ada se­ tidaknya sembilan kucing berkeliaran di kafe yang dibuka Desember 2012 itu. Semuanya berdarah campuran. “Tiga di antaranya saya temukan saat terjadi gempa di Tohoku, se­ mentara sisanya dari sekitar Tokyo,” lanjut Fukui, yang me­ ngaku membuka kafe ini atas dasar kecintaannya terhadap kucing. Diperkenalkan pertama kali di Taiwan pada 1998, kafe ku­ cing konon baru mulai menuai popularitas setelah cabang pertamanya dibuka di Osaka pada 2004. Disusul Neko no Mise, kafe kucing yang didiri­ kan Hanada Norimasa pada 2005. Sejak saat itu, lebih dari 100 kafe kucing bertebaran di Jepang, dengan Tokyo menjadi rumah bagi sekitar 50 kafe. Selain Calaugh Café, se­ jumlah nama lain pun dapat

ditemukan di area ini, di anta­ ranya Neko­maru, Cateriam, Nekobukuro, Nekorobi, Hapi­ neko, Calico, Nyanda, dan banyak lagi. Nama terakhir, disebut­sebut sebagai kafe ku­ cing terbesar, dengan ruangan mencapai 600 meter persegi dan kucing sebanyak 40 ekor. Mengambil posisi di Odai­ ba, Nyanda Café hadir dengan gerbang kucing unik berwarna pink, yang menyambut setiap tamu. Di sini, kucing­kucing tinggal di ruangan terpisah, dengan suasana yang juga ber­ beda antara ruangan yang satu dengan yang lain. Ada yang terasa seperti toko hewan peliharaan, yang seperti kan­ tor dokter hewan, dan ada juga yang menyerupai ruang keluar­ ga, dengan lampu yang lebih gelap dan suasana jauh lebih tenang. Nah, di sinilah biasa­ nya para pengunjung bersantai, dengan menikmati minuman dan makanan, sambil tentunya, bermain­main dengan kucing. “Suasananya santai dan enak. Di sini kita tak hanya bisa membaca buku atau komik sambil minum

k o p i , Miki @ tetapi juga Calaugh Cafe bermain­main dengan kucing.” Yasuda Shin­ suke, mengurai pengalamannya setelah sempat mengunjungi sebuah kafe kucing di Jepang, tepatnya di daerah Ikebukuro. Perlu diketahui, di Jepang, kafe kucing umumnya me­ netapkan peraturan yang sa­ ngat ketat untuk memastikan kebersihan dan kesejahteraan hewan­hewannya, khusus­ nya dalam upaya memastikan bahwa kucing­kucing tersebut tidak terganggu oleh perhatian yang berlebihan dan tidak di­ inginkan. Karenanya, pengun­ jung pun tidak diperbolehkan untuk melakukan sejumlah hal. Sebut saja memegang kucing dengan paksa, membangun­ kan kucing yang sedang tidur, mengejar­ngejar kucing atau­ pun berteriak pada kucing. •

HaloJepang!/Ueno Taro

Calaugh Cafe

Seorang pengunjung sedang bercengkrama dengan kucing-kucing.

Kafe Callico di Shinjuku.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.