Edisi Agustus 2013/I
Publikasi dalam Kelompok The Daily Jakarta Shimbun
Terbit 24 Halaman halojepang
Berlangganan
@halojepang
sale@jkshimbun.com Iklan
untuk warta harian klik
ad@jkshimbun.com
www.halojepang.com
Nomor Promosi
Titian Informasi Indonesia - Jepang
WISATA
12
PENDIDIKAN
18
RESTO
22
TREN
23
HaloJepang!/Arry Raymonds-Beny Halfina
Berinovasi Menggarap Pasar Lokal Liputan Utama 4 Hal 3
Makanan siap saji dan pengoptimalan ruang di gerai menjadi andalan kombini untuk bersaing.
2
Agustus 2013
PENGANTAR
Dari Redaksi Penerbit: PT Bina Komunika Asiatama Penasihat: Riris I Silam Ueno Taro Haishima Katsuhiko Redaktur Pelaksana: Arry Raymonds Staf Redaksi: Nova Auliatun Nisa Beny Halfina Meiskhe Fratel Artistik: Agus H A Medianto Abdul Gafur Revolita Rizal Marizki A Alhaz
M
araknya conve nience store asal Jepang alias kom bini dalam dua tahun terakhir menjadi feno mena tersendiri di Indonesia. Tak seperti toko-toko penyedia kebutuhan sehari-hari umum nya, kombini juga menyedia kan makanan siap saji. Kon sep ini segera saja mendapat sambutan luas dan menjadi alternatif bagi warga di sekitar gerai kombini, khususnya dari kalangan muda, yang mencari tempat berkumpul sekaligus berbincang akrab. Topik utama HaloJepang! edisi kali ini mengulas bagai mana konsep kombini—utama nya a la Lawson, FamilyMart
dan Ministop—menggarap pasar lokal, khususnya di se jumlah kawasan potensial di Jakarta dan sekitarnya. Meski saat ini jumlah gerai gabung an ketiganya belum mencapai 200 unit, namun sejumlah inovasi sudah dilakukan guna mengantisipasi persaingan di masa depan. 7-Eleven tidak kami ma sukkan dalam artikel menge nai kombini, karena Modern Group, pemegang hak pe ngelolaan merk 7-Eleven di Indonesia, menandatangani kontrak franchise dengan 7-Eleven Inc Amerika Serikat. Pada rubrik Figur edisi kali ini ditampilkan profil Marco Kusumawijaya, Pendiri dan
Direktur Rujak Center for Urban Studies, yang sering berkunjung ke Negeri Sakura untuk menjadi pembicara di berbagai forum, menggagas perlunya saling belajar kebi jakan perkotaan dan pena nganan kebencanaan antara Indonesia dan Jepang. Sementara Widya Sumi, perempuan asal Malang yang kini menetap di Kota Sapporo, Prefektur Hokkaido, kami ulas dalam rubrik inspirasi kare na upayanya mempromosikan makanan halal di Jepang. Untuk lembaga pendidik an, Okinawa International Marine Science Program yang mengajarkan ilmu kelautan subtropis dari University of
Ryukyu menjadi sorotan da lam edisi kali ini. Tak ketinggalan juga pa paran tentang hidangan Ro batayaki yang bahan bakunya diimpor langsung dari pasar Tsukiji di Tokyo, teater boneka Bunraku, seni tradisional asal Osaka yang mirip dengan wa yang golek dari Jawa Barat, dan juga mengulas tentang suasana Ramadhan dan Idul Fitri di Jepang. Dalam kesempatan ini, tim redaksi HaloJepang! juga turut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin, serta Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68! Kyodo
Sekretaris Redaksi: Dameria Desy C Email : redaksi@halojepang.com Bagian Iklan: Ekana Yulianti Ota Tsutomu Sakata Shigeaki Shimizu Jumpei Ishigaki Ryota Kinjo Rinako Stephanny Febriana Marketing Designer: Teguh Sutrisno Mita Yudoyono Elisa Dewi Sirkulasi: Ma’ruf Ardian Basly Antoni Robinhoq Yumaniar Lisa Bella Jonathan Keuangan:: Rosalie Ruth Yuri Myrna Alamat: Menara Thamrin Suite 305 Jl M H Thamrin Kav 3 Jakarta 10340, Indonesia. Telp : (021) 230-3830 Fax : (021) 230-3831
Tradisi Menyiram Air di Musim Panas Ribuan pegawai kantoran di Tokyo belum lama ini melaksanakan tradisi menyiram air, yang dikenal sebagai Uchimizu. Mereka memakai yukata, dan menyirami jalan-jalan sekitar kawasan Marunouchi, Tokyo, sambil berteriak ‘Sore’. Tradisi ini telah berlangsung sejak lama dan masih dilakukan hingga kini. Tujuannya adalah menurunkan suhu tanah, menjaga debu tetap di tanah, dan membuat suhu udara terasa lebih dingin. Air yang digunakan umumnya adalah air bekas atau air hujan yang ditadah. Uchimizu juga diselenggarakan di lingkungan perumahan maupun pertokoan.
Suara Pembaca Rubrik Bahasa Sebagai seorang penyuka budaya Asia Timur, khususnya Jepang, saya sangat senang dengan adanya Tabloid Halo Jepang! yang membahas sepu tar kebudayaan, usaha, alam dan lainnya mengenai Jepang. Terlebih lagi disajikan dalam Ba hasa Indonesia. Saran saya, agar Tabloid HaloJepang! memiliki rubrik
yang lebih variatif dan mem bahas yang sedang tren saat ini di Jepang. Bila disajikan de ngan rubrik belajar bahasa dan kebudayaan asli Jepang, rasanya akan tambah menarik. Selain itu, saya pikir tambah an rubrik yang mewawancarai orang Indonesia yang telah ting gal di Jepang selama beberapa waktu juga menarik, untuk me ngetahui bagaimana perspektif Jepang dan cara hidupnya dari
sisi orang Indonesia, sembari berbagi pengalaman berharga dan cerita.
Desty Ferryan Universitas Indonesia
Media Perekat Indonesia Jepang Sebuah gagasan yang sangat cermat untuk memunculkan me
dia HaloJepang! Sebagai perekat hubungan antara Indonesia Jepang. Media ini juga telah menyampaikan perkembangan industri dan bisnis di antara ke dua negara. Ada pula pendidik an, budaya, wisata, musik dan tokoh yang berpengaruh, se hingga layak dibaca oleh peng usaha, pemerintah sebagai refe rensi bisnis. Untuk menambah banyak manfaat bagi pembaca Halo
Jepang! juga perlu mengangkat industri usaha kecil menengah di Indonesia untuk menggugah para pengusaha Jepang dan In donesia untuk lebih meningkat kan kerjasamanya. Kami sangat bangga bisa membaca HaloJe pang! sebagai inspirasi. Semoga penyebaran tabloid ini sampai ke seluruh penjuru tanah air.
Sophan Andriyan Media Manager - Media Expert
Agustus 2013
LIPUTAN UTAMA
3
Berinovasi Menggarap Pasar Lokal HaloJepang/Arry Raymonds
Convenience store asal Jepang alias kombini kian marak di Indonesia. Mereka tidak melulu mengikuti format seperti di negeri asalnya namun juga rajin berinovasi untuk memenuhi kebutuhan sekaligus selera konsumen lokal. Oleh Arry Raymonds
D
imulai dengan pem bukaan gerai Lawson pertama pertengahan 2011, diikuti Fami lyMart pada Desember 2012, dan Ministop Juni silam. Ke tiganya menjual kebutuhan sehari-hari untuk konsumen di sekitar gerai dan menyediakan makanan siap saji. Hal inilah yang membuat mereka ber beda dengan minimarket yang hadir lebih dahulu.
Makanan Siap Saji
Hayashi Yuichi, Vice Presi dent Director PT Midi Utama In donesia Tbk, yang menangani pengelolaan Lawson di Indone sia menjelaskan,”Convenience store berarti toko yang mem beri kemudahan bagi kon
sumen. Jadi kami menyediakan produk yang dibutuhkan warga sekitar. Di lain pihak memang ada Alfa Mart dan Indomaret, misalnya, yang juga menye diakan kebutuhan sehari-hari. Namun, kami berbeda karena juga menawarkan makanan siap saji yang umum tersedia di warung. Jadi pada dasarnya kombini adalah gabungan an tara minimarket dan warung.” Menurut Hayashi, Lawson berencana meningkatkan jum lah makanan siap sajinya, tapi itu berarti benar-benar bersa ing dengan warung. “Warung sudah lumayan, tapi sanitasi mereka kurang terjamin. Se mentara kami bisa menye diakan makanan yang lebih memenuhi standar kesehatan dengan harga terjangkau dan pelayanan lebih baik.”
Konsumen memesan makanan siap saji di gerai FamilyMart, Kelapa Gading.
Untuk itu, ungkap Hayashi, Lawson melakukan survei dan hasilnya konsumen menilai kombini ini terlalu Jepang da lam berbagai aspek. Mereka ingin Lawson lebih bergaya lokal. ”Karena itu kami mulai menampilkan lebih banyak ja janan pasar,” tambahnya.
Sementara Hisashima Shin ri, Executive Advisor Fami lyMart Indonesia mengung kapkan alasan diperbesarnya jumlah makanan siap saji di gerainya karena konsumen di Indonesia tumbuh dalam bu daya warung yang membuat mereka terbiasa berlama-lama
duduk dan mengobrol sambil menyantap makanan. “Ini ber beda dengan konsumen di Je pang, yang pergi ke restoran untuk makan atau membeli makanan di supermarket atau kombini untuk menyantapnya di rumah.” Lanjutan4 hal 4
4
Agustus 2013
LIPUTAN UTAMA
Menurut Hisashima Fami lyMart bakal menampilkan le bih banyak makanan Jepang dan Indonesia. “Banyak kon sumen yang meminta hidang an Jepang seperti kare atau ramen, tapi kami juga melihat potensi konsumen masa depan yang berpindah dari warung. Jadi akan lebih banyak lagi produk makanan lokal seperti nasi dan roti bakar.” Sedangkan Kobayashi Tet suya Overseas Division Mini stop Co Ltd yang menangani Ministop Indonesia menyatakan produk makanan siap saji men jadi andalan karena rasanya me mang khas dan sama dengan yang dijual di Ministop Jepang. “Namun ke depan, kami akan lebih mendengar suara konsumen lalu membuat ma kanan sesuai keinginan mereka. Jika konsumen di sini suka onigiri salmon, maka produk itu yang dibuat. Namun selain makanan siap saji yang sudah ada, kami juga akan mencipta kan produk baru namun tetap dengan rasa khas Jepang. Hal itu akan terus dijaga,” ungkap Kobayashi.
Pemanfaatan Gerai
Untuk bersaing di Indone
HaloJepang/Arry Raymonds
Suasana ruang makan di gerai Ministop Bintaro sektor 7, Tangerang Selatan.
sia, layanan tambahan berupa makanan siap saji akan sangat mudah ditiru. Oleh karena itu para pengelola kombini juga mulai memikirkan diferensiasi lain, termasuk dengan meng optimalkan ruang. Lawson misalnya, tidak se kadar menjadi tempat untuk hang out, namun juga akan menjadi sarana di mana rasa suka cita (excitement) diba ngun. “Kami ingin berkolabora si dengan berbagai pihak dan di tahap awal sudah dilaksana kan dengan JKT48. Sebagian anggota kelompok ini tampil
acak di sejumlah gerai Lawson. Selain itu, kami juga punya banyak koneksi di Jepang, baik dengan musisi, artis, klub sepakbola dan juga pemegang lisensi karakter anime. Nanti nya, Lawson secara rutin bakal menghadirkan suasana yang menghibur. Lain lagi dengan Fami lyMart, Hisashima mengung kapkan belum lama ini ada konsumen yang datang mena nyakan apakah memungkinkan untuk menyelenggarakan pesta ulang tahun anak mereka di gerainya. Ini tidak pernah ter
jadi di Jepang. Tapi untuk me menuhi permintaan konsumen, kami memang harus berinovasi. Permintaan seperti itu mungkin disebabkan merk FamilyMart, yang membuat keluarga muda merasa nyaman dengan konsep cozy and natural yang diusung nya. Untuk pemanfaatan gerai Ministop akan lebih memfokus kan kerjasama dengan Aeon, pengelola jaringan supermar ket utama di Jepang dan juga induk perusahaannya, dengan menampilkan berbagai produk Top Value, private brand Aeon. “Top Value harganya lebih mu rah dibanding produk bermerk. Di Jepang jumlahnya mencapai 6,000 jenis, namun saat ini masih dipikirkan apakah akan mengimpornya atau dibuat se cara lokal mengingat persyarat an halal, “ ujar Kobayashi.
Kendala
Hayashi dari Lawson men jelaskan ada tiga masalah yang dihadapi perusahaannya. Perta ma tidak banyaknya pemasok yang mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dan memiliki peralatan seperti mesin pendi ngin besar. Kedua persyarat an halal, yang menyebabkan
Lawson tidak dapat membawa sejumlah produk dan bumbu dari Jepang serta harus men cari penggantinya di sini. Ma salah lain adalah sistem logistik untuk pengiriman produk ma kanan dingin dan beku (frozen and chill). Kendala dengan pemasok juga dialami FamiliyMart. “Itu sumber sakit kepala terbesar. Kemampuan pemasok tidak mencukupi karena pasar tum buh dengan pesat. Masalah lain terkait bahan baku. Saat ini, im por kentang dihentikan meski dampaknya belum terlalu tera sa, namun bila berlanjut kami harus mengganti produk untuk disajikan,” ungkap Hisashima. Sementara Ministop menge luhkan pemasok untuk produk kebutuhan sehari-hari yang agak pilih kasih. “Karena me mang baru mempunyai satu gerai sehingga seperti dianak tirikan. Dari target awal 1.700 produk yang disajikan, hanya te realisasi 1.100 produk. Kalau di Jepang, situasi seperti ini tidak terpikirkan. Di Indonesia untuk gerai Ministop rata-rata real isasi pengiriman dari pemasok antara 60%-70%, jauh di bawah di Jepang yang tak kurang dari 99%,” ujar Kobayashi.
•
Menilik Kehadiran si Kedai Pendatang Oleh Beny Halfina
L
aiknya pendatang baru di suatu komunitas, ke munculan convenience store (kombini) Jepang menuai pendapat beragam. Ada yang menerima baik ke hadirannya ada pula yang me nilainya sebagai ancaman. Kementerian Perdagang an (Kemendag) menyatakan tidak membedakan kombini dan minimarket karena se suai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), istilah convenience store tidak dike nal. Bahkan karena belum ter definisi dengan pasti di KBLI maka mereka bisa masuk ke dalam Daftar Negatif Investasi. Namun, kegiatan usaha ini memenuhi seluruh kriteria da lam KLBI 47111 yakni perda gangan eceran berbagai jenis barang kebutuhan, utamanya makanan, minuman, tembakau di supermarket atau minimar ket secara swalayan sehingga kombini asing dapat masuk ke kegiatan usaha paling mende kati sesuai KLBI 47111. “Masuknya convenience store pada dasarnya berdam pak positif pada investasi dan penyerapan tenaga kerja. Tapi sebenarnya ini upaya pelaku usaha luar negeri memasarkan produknya, sehingga peme rintah perlu mengaturnya me
lalui Peraturan Menteri Perda gangan No 68/2012,” ungkap Nurlaila Nur Muhammad, Direktur Bina Usaha Perda gangan Kemendag. Peraturan ini mewajibkan toko modern menjual minimal 80% produk dari dalam negeri. Nurlaila menambahkan se mua jenis waralaba harus me lakukan usaha sesuai izin. Jika berupa resto maka produk inti harus 90% dan sisanya 10% berupa produk pendukung. Sementara itu, Yongky Surya Susilo, Executive Di rector Retail Measurement Services Nielsen lebih suka menggunakan istilah conve nience resto karena konsumen datang untuk makan dan hang out. Berbeda dengan di Jepang yang lahannya terbatas dan mahal, konsepnya store, yakni stop and go. Yongky menyebutkan, ”Ini memang jamannya, makan kini seperti petualangan. Se iring ekonomi yang membaik, persoalannya bukan sekadar mengisi perut, tapi mau makan apa?” Apalagi lidah generasi muda semakin terbiasa dengan makanan selera internasio nal. Akibatnya kombini seperti mendapat momen. Namun, Yongky menilai langkah memboyong makanan cepat saji khas Jepang tak ser ta merta menjadi kunci sukses.
HaloJepang!/Beny Halfina
Produk minuman ringan favorit pengunjung Lawson.
“Lidah kita ini lebih Amerika, sehingga butuh waktu untuk menerima makanan bercita rasa Jepang,” tambah Yongky. Artinya, kombini harus kaya ide dan inovasi dan harus mengadaptasi kebutuhan serta keinginan konsumen lokal. Di sisi lain marjin yang be sar membuat peritel lokal pun mulai melirik gaya kombini. Namun karena menyasar gaya hidup, mereka perlu membuat merek baru. Muncullah Indo maret Poin dan Alfamart Gold. Yongky mengungkapkan ke depan perlu strategi khusus menghadapi persaingan. Pe ngelola perlu mengembangkan
customer relationship mana gement (CRM). Sistem ini akan merekam setiap transaksi pe langgan sehingga perilaku belanja bisa dimonitor. Melalui sistem ini toko bisa tahu kemauan pelanggan dan bisa mengirimkan informasi mengenai program spesialnya. Konsumen pun bakal memiliki keterikatan. Menyikapi tren kombini, Pujianto, Ketua Asosiasi Pe ngusaha Ritel Indonesia (AP RINDO) mengatakan, “Ini me rupakan evolusi ritel mulai tahun 70-an berupa pasar tra disional, lalu pada tahun 80an menjadi supermarket, dan
tahun 90-an dimulai era big store. Sejak tahun 2000-an ka rena perkembangan perumah an dan kota serta kemacetan, minimarket menjadi poten sial. Tahap selanjutnya, naik nya produk domestik bruto (PDB) ke tingkat US$3.500US$6.000 membuat conve nience store berkembang mu lai 2010. Terkait polemik perizinan, Pujianto mengatakan, sebenar nya tidak ada yang sulit sela ma jernih berpikir dan jelas menentukan apakah ingin membuka toko atau resto? Izin Usaha Toko Modern (IUTM) sebenarnya mencakup semua toko bersifat swalayan. Namun karena toko modern seluas ku rang dari 400 meter persegi terlarang untuk asing maka pelaku menyiasatinya mela lui izin pariwisata. Akibatnya muncul toko dilengkapi area makan. Pujianto menambahkan, pengusaha lokal tak perlu alergi dengan investor asing karena ini keniscayaan. “Seba gai ketua APRINDO, saya ingin melihat adanya convenience store a la Indonesia. Saya pikir itu akan lebih berhasil.” Akhirnya, kehadiran sang pendatang baru memang bu kan ancaman selama pemain lama mau belajar dan terus berinovasi.
•
Agustus 2013
LIPUTAN UTAMA
5
Lain Lubuk, Lain Ikannya Dokumentasi: Siska Megasari
Oleh Nova Auliatun Nisa
I
stilah boleh sama, conve nience store alias kombini, namun Jepang dan Indo nesia bisa amat berbeda dalam pengelolaannya. Hal ini agaknya dipicu oleh perbedaan karakteristik sosial di antara kedua negara yang pada gilir annya juga menghasilkan jenis permintaan konsumen yang tak sama. Perbedaan terlihat dalam berbagai aspek, mulai dari konsep gerai, cara pelayanan hingga jenis produk yang di sediakan. Di Jepang, kombini iden tik dengan segala hal yang sifatnya praktis. Mereka yang datang ke kombini biasanya hanya mampir sesaat untuk membeli makanan siap saji atau kebutuhan sehari-hari dan langsung membawa semua be lanjaan pulang. Tidak heran se bagian besar gerai kombini di Jepang hanya berbentuk ruko kecil namun dengan ruang par kir cukup luas, karena tidak ja rang pembeli merupakan para supir truk atau bus antar kota.
Gerai Lawson di Prefektur Saitama, Jepang.
Hal ini berbeda jauh de ngan di Indonesia yang warga nya nyaris selalu mengasosia sikan kombini dengan tempat ‘nongkrong’ (hang out), teruta ma setelah kehadiran 7-Eleven, pelopor kombini di Indonesia. Setiap gerai kombini yang ada di Jabodetabek, baik Law son, FamilyMart atau Ministop, pasti memiliki tempat khusus bagi para pembeli untuk me nikmati produk—sebagian be
sar merupakan makanan cepat saji—yang dibeli untuk segera disantap atau sebagai kudapan saat berkumpul bersama te man atau keluarga. Besar dan letak ruangan ini berbeda di setiap kombini. Ada yang mengkhususkannya di lantai dua seperti di sebagian besar gerai Lawson, ada juga yang di bagian depan gerai se bagai ruang outdoor atau di da lam gerai yang menghadap ke
jendela kaca sehingga pembeli tetap dapat menikmati peman dangan di luar. Selain konsep gerai, pro duk yang disediakan masingmasing kombini di Indone sia juga tak serupa. Di Jepang segala makanan siap santap langsung didistribusikan dari pusat tanpa campur tangan pi hak lain termasuk gerai. Pihak gerai hanya memajang makan an yang telah didistribusikan. Sementara di Indonesia gerai juga bertanggung jawab atas semua makanan cepat saji. Ti dak heran, di setiap kombini ada dapur kecil untuk mema sak makanan. Hal ini menurut Vice Presi dent Director PT Midi Utama Indonesia, Tbk Hayashi Yuichi, dipengaruhi juga oleh masalah infrastruktur dan transportasi di Jabodetabek. Masih sulit un tuk memperkirakan waktu dis tribusi yang tepat untuk setiap gerai. Meski begitu, hal ini juga mendatangkan keuntungan tersendiri, karena artinya se tiap gerai dapat menyediakan makanan siap santap yang ma sih hangat.
Kombini di Jepang mena warkan keperluan sehari-hari mulai dari perlengkapan man di, tata rias, hingga majalah atau manga. Produk untuk setiap gerai nyaris seragam. Kombini di Indonesia keba nyakan menawarkan makanan ringan atau makanan siap san tap. Jenis produk yang tersedia umumnya tidak serupa karena disesuaikan dengan besarnya gerai dan kebutuhan warga sekitar. Menurut Hisashima Shinri, Executive Advisor PT Fajar Mitra Indah perbedaan kom bini di Indonesia dan Jepang tidak dapat dihindari. Setiap kombini di Indonesia mempu nyai kekhasan masing-masing sebagai upaya memenuhi ke butuhan konsumen yang juga beragam. “Pada akhirnya, setiap ne gara memang memiliki de mand yang berbeda, sehingga penyesuaian selalu diperlukan. Kami juga harus belajar me ngembangkan bisnis dari nol, sesuai kebutuhan warga di se kitar lokasi gerai kami,” ujar Hisashima.
•
6
Agustus 2013
RINGKAS BISNIS Canon EOS 100D
Vaio Duo 13
Komputer Hybrid dalam Format Ultrabook HaloJepang!/Arry Raymonds
Terus turunnya penjualan Personal Computer (PC) dan naiknya penjualan komputer tablet dalam dua tahun terakhir, membuka celah pasar baru bagi konsumen yang ingin menggunakan keduanya. Hal ini berdampak pada naiknya permintaan akan komputer hybrid. Meski belum signifikan namun peluang ini coba ditangkap Sony dengan merilis Vaio Duo 13. “Pertumbuhan komputer hybrid akan terus meningkat se iring perubahan gaya hidup. Data dari International Data Corporation (IDC) memperkirakan pasar PC akan turun 2%-3% tahun ini, namun ada tren perpindahan dari tablet dan PC ke komputer Sony Vaio Duo 13, Ultrabook andalan Sony untuk bersaing di pasar komputer Hybrid. hybrid. Selanjutnya deSelain itu, kamera belakang ngan mengkombinasikan kedua dur dalam waktu kurang satu pasar yang besar itu, kami ingin detik, serta didukung baterai menggunakan teknologi senmenawarkan bentuk hiburan berdaya tahan terlama di ban- sor gambar Exmor RS for PC baru yang menyenangkan,” ujar ding ultrabook lain berdasarkan sehingga mampu mengambil Arai Satoru President Director PT MobileMark 2007, karena dapat gambar dokumen cukup jernih, Sony Indonesia Juli lalu. dipergunakan 15 jam untuk se- dikombinasikan dengan aplikasi Ultrabook Vaio Duo 13, kali pengisian. CamScanner yang mampu memenggunakan mekanisme surf Sementara penggunaan mindai, dan menyimpan gamslider yang memudahkan pe teknologi Triluminos memu- bar dokumen, serta menyunting ngubahsesuaian antara mode dahkan pengekspresian warna foto yang diambil dari sudut tiPC konvensional dan tablet. Hal lebih akurat, dan menampil- dak biasa. ini menjadi andalan Sony untuk kan perbedaan halus antara Vaio Duo 13, yang di produkbersaing. bermacam-macam warna, yang si di Jepang diluncurkan Sony Sejumlah inovasi terbaru digabungkan dengan tekno- Corp 5 Juni silam. Rencananya disematkan pula di Vaio Duo logi resolusi super X-Reality produk ini mulai dijual di In13, antara lain teknologi stand guna menganalisa gambar dan donesia mulai akhir Agustus, by yang membuat koneksi in- menghasilkan piksel tambah- yang tersedia dalam dua pilihan ternet terus berlanjut meski an untuk menghasilkan warna warna yakni hitam dan abu-abu dalam moda tidur, selain itu yang sebelumnya sulit di metalik, dengan kisaran harga jual Rp15 juta-Rp24 juta. • mampu bangun dari moda ti- tampilkan.
Kamera DSLR untuk Wanita dan Anak Semakin banyaknya pemakai kamera dengan teknolo gi DSLR dari kalangan wanita dan anak-anak mendorong Canon merilis seri EOS 100D, yang ringan dan kecil. “Target pasar EOS 100D di Indonesia memang mereka yang memiliki genggaman tangan kecil seperti wanita dan anak sekolah yang sekarang kemana-mana sudah mem bawa DSLR. EOS 100D, akan lebih memudahkan peng guna di segmen pasar ini karena seri DSLR lain umumnya berukuran besar dan tidak ergonomis untuk mereka,” ujar Sintra Wong, Division Manager of Canon Image Communi cation Product Division PT Datascrip. Meski berukuran mungil, 116,8 x 90,7 x 69,4mm, de ngan badan kamera yang berbobot ringan, 370gram, EOS 100D dilengkapi teknologi dan fitur untuk menghasilkan foto menawan. Sensor CMOS APS-C 18 Megapixels di padukan prosesor DIGIC 5 akan menghasilkan foto bere solusi tinggi meski pemotretan dilakukan di lingkungan minim cahaya. Tak hanya itu, pengaturan ISO tinggi 12800 yang dapat ditingkatkan hingga 25600 memberi keleluasaan bagi pengguna untuk memotret di hampir segala kondisi pencahayaan tanpa bantuan lampu kilat. Juga dengan sis tem Hybrid CMOS AF II, fokus EOS 100D dapat mengunci obyek foto lebih cepat dan tepat bahkan ketika tidak ber ada di tengah frame. Untuk target penjualan, Merry Harun, Canon Division Director PT Datascrip menjelaskan perusahaannya menar getkan kamera yang dilengkapi dengan lensa EF-S 1855 STM dan dibanderol dengan harga Rp7.775.000 ini terjual sebanyak 3.000-4.000 unit hingga akhir tahun. •
www.canon.co.jp
New Lexus IS 250 Series
Demi Keamanan dan Kenyamanan Berkendara HaloJepang!/Arry Raymonds
Johnny Darmawan, Principal Lexus Indonesia saat acara perkenalan seri IS 250 terbaru.
Lexus, merek premium dari Toyota Motor Cor poration, pertengahan Juli memperkenalkan tipe IS 250 terbaru, yang menawarkan konsep fun to drive dengan teknologi keamanan dan kenyamanan ber kendara yang semakin ditingkatkan. “New Lexus IS tidak sekadar hadir untuk me menuhi kebutuhan para pecinta Lexus, tapi juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat antusias menyerap teknologi baru. Kami tidak semata-mata ingin menjual dalam jum lah besar, tetapi juga berniat memberi kesempatan kepada para konsumen untuk merasakan kenik matan berkendara,” ujar Johnny Darmawan, Lexus Indonesia Principal, di Lexus Gallery Menteng, Jakarta. Seri New Lexus terbaru terdiri dari IS 250, IS 250 Luxury, dan IS 250F Sport, yang dilengkapi teknologi Pop-up Hood, untuk mengurangi dampak
benturan saat terjadi tabrakan dan meminimalisir cidera pada korban. Selain itu teknologi Electrostat ic Temperature Control, memungkinkan perubahan temperatur dalam kabin sesuai suhu tubuh pengen dara. Khusus tipe IS 250F Sport, ditambahkan panel instrumen digital Thin Film Transistor (TFT) display yang lazim dipasang pada seri LFA, supercar dua penumpang produksi Lexus, untuk memberi sentu han sporty. Ketiga tipe New Lexus IS 250 tersedia dalam 10 pilihan warna yakni White Nova, White Pearl, Plati num Silver, Mercury Grey, Sonic Titanium, Black, Starlight Black, Red MC CS, Blue Me dan Lapis La zuli MC. Harga jual, New Lexus IS 250 Luxury dan IS 250 F Sport, Rp950 juta, sedangkan tipe IS 250 Rp 870 juta, kesemuanya on the road Jakarta. •
Agustus 2013
RINGKAS BISNIS Sharp Cocorobo
Asisten Pintar untuk Bersihkan Lantai
R
obot untuk mem bantu manusia me lakukan pekerjaan rumah tampaknya sudah tak asing lagi, setidaknya ketika yang menjadi rujuk an adalah film fiksi ilmiah. Beruntung kini hal itu juga mulai tersedia di kehidup an nyata setelah sejumlah produsen pe rangkat ru mah tangga mengembang kan sistem robot dalam produknya guna menjadi kan keseharian konsu men lebih nyaman. Salah satu nya Sharp yang mengembangkan robot penyedot debu (vacuum cleaner) yang di sebut Cocorobo. Meskipun ben tuknya tidak me nyerupai robot manusia, Cocorobo telah dilengkapi kecerdasan buatan yang memungkinkan untuk ber adaptasi dengan lingkung an sekitar, sehingga dapat, antara lain, membersihkan lantai dengan maksimal.
Cocorobo juga dileng kapi dengan fitur ‘sapa’, layaknya robot peliharaan yang beberapa tahun be lakangan mulai populer. Dengan fitur ini, Cocorobo dapat berkomunikasi de ngan manusia serta mela kukan berbagai pekerjaan melalui perintah suara. Sesuai fungsi utama nya, Cocorobo dilengkapi
www.sharp.co.jp
dengan power vacuum system yang dapat mem bersihkan lantai de ngan maksimal. Kotoran akan dihisap oleh kipas ber
kekuatan turbo sebesar 14.000 rpm, sehingga lan tai bersih dalam hitungan menit. Tidak hanya itu, robot penyedot debu yang di perkenalkan Sharp sejak pertengahan tahun 2012 ini, juga dilengkapi dengan kamera 1,3 mp, lampu LED, dan koneksi LAN, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengecek keadaan ruangan dari jauh me lalui aplikasi yang tersedia di An droid atau iOS. Sumber energi Cocoro bo berasal dari baterai lithium phos phate, yang dapat bertahan hingga tiga tahun atau 1.200 kali isi ulang. Cocorobo terdiri dari dua seri, yakni RX-V100 seharga ¥130.000 dan RX-V80 tanpa kamera yang dijual dengan harga ¥90.000 •
7
Bright Night Umbrella
Payung Serbaguna saat Gulita
www.century.co.jp
Takut bepergian sendiri di kala hujan khususnya di malam hari? Mungkin Bright Night Umbrella buatan Centu ry Corp. dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Dilihat dari luar, Bright Night Umbrella tidak berbeda dengan payung biasa pada umumnya. Namun, sesuai de “Bright Night” saat di gunakan di malam hari ngan fungsinya untuk meng Payung dengan lampu dan siang hari tanpa lampu. halau rasa takut akan gelap, di bagian ujung payung disematkan hingga 30 meter. bohlam 6 V, yang dapat terus me Karena didesain untuk wanita nyala selama tiga jam nonstop, de dan anak-anak, bagian pegangan ngan sumber daya berasal dari 4 dan kerangka Bright Night Um buah baterai AA. brella sengaja dibuat dari polycar Saklar lampu terdapat pada pe bonate ringan dan kuat agar tahan gangan payung, sehingga memu benturan, panas dan api. Bahan pa dahkan pengguna menyalakan atau yung dibuat khusus dari materi anti mematikannya sesuai kebutuhan. air seperti jas hujan, dengan lima Saat kondisi normal, Bright Night warna dan pola berbeda. Ada juga Umbrella dapat menyinari obyek da warna dan pola tambahan khusus lam radius 180 cm. Hal ini memu bagi anak-anak. Dengan bobot 460 gram, Bright dahkan para pengguna yang biasa nya kesulitan dalam menemukan Night Umbrella tersedia dalam dua rangkaian kunci saat ingin membu ukuran, yakni 1.000 x 910 mm untuk dewasa dan 920 x 810 mm ka pintu rumah atau apartemen. Tidak hanya itu, Bright Night untuk anak-anak. Payung ini dijual Umbrella juga memudahkan peng seharga ¥3.980, belum termasuk guna terlihat dari jarak yang jauh, lampu. •
8
Agustus 2013
PERISTIWA
Jepang dan ASEAN Kedepankan Kerjasama Budaya Hubungan diplomatik antara Jepang dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang telah terjalin selama 4 dasawarsa dinilai menjadi momen yang tepat untuk meningkat kan kerjasama di berbagai bidang, tidak hanya ekonomi dan politik, na mun juga budaya yang selama ini tidak mendapatkan perhatian penuh dari ke dua belah pihak. PM Abe Shinzo dalam kunjungan resmi ke Jakarta Januari silam me nyebutkan pertukaran budaya, menja di salah satu pilar kerjasama selanjut nya antara Jepang dan ASEAN. Untuk mewujudkan kerjasama ini, April silam, Abe membentuk tim khusus yang anggotanya terdiri dari 11 orang ahli dan praktisi dunia film, musik, fe syen, hingga seni lukis dan foto, yang berkunjung ke negara ASEAN guna mendiskusikan pertukaran budaya se perti apa yang dapat dilakukan ma sing-masing negara, termasuk Indonesia. Tim khusus yang juga menyer takan perancang busana terkenal Koshino Junko sebagai salah seorang anggotanya ini, pada 15 Juli bertemu dan berdiskusi dengan Wakil Presiden Boediono.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit, Wapres menyampaikan keinginannya agar promosi budaya Indo nesia juga dilakukan di Jepang dengan memperkenalkan Bahasa Indonesia. “Wapres Boediono juga mengung kapkan peningkatan program home stay untuk pelajar Indonesia di Jepang dan pelajar Jepang di Indonesia akan menjadi salah satu cara efektif untuk mempelajari budaya dan bahasa. Kami sangat setuju dengan cara ini dan akan mendiskusikannya lebih lanjut,” ujar Ke tua Delegasi Yamauchi Masayuki usai pertemuan. Sementara itu, Koshino mengung kapkan rencana untuk merancang baju dengan bahan dasar batik yang dituju kan khusus bagi kaum pria. “Karena fesyen tidak terbatas pada suatu negara, maka akan menjadi hal yang penting untuk bisa menyebar kannya ke seluruh dunia. Meski fesyen umumnya identik dengan wanita, na mun saya ingin kaum pria juga dapat menikmatinya,” ujar Koshino. Selain bertemu Wapres, delegasi ke mudian juga melakukan diskusi dengan para anggota Perhimpunan Persahabat an Indonesia Jepang (PPIJ).=
‘La Tahzan’, Romantisme dan Imaji di Negeri Impian
B
agai gula untuk para semut, begitulah ibarat Jepang di mata orang Indonesia, negeri impian yang menawarkan kehidupan lebih baik. Namun ternyata kenyataan kadang tak seindah bayangan. ‘La Tahzan’, film debut sutradara Danial Rifki sedikit mengupas realita ini dalam balutan kisah cinta segi tiga. Film ini berkisah tentang Viona (Atiqah Hasiholan), yang pergi ke Jepang untuk belajar bahasa sembari arubaito (bekerja paruh waktu). Viona tak sengaja bertemu Yamada (Joe Taslim), fotografer lepas yang ternyata keturunan wanita Indonesia dan pria Jepang. Dalam perantauan kehadirannya menjadi sahabat baru. Tak sekedar belajar, Viona ternyata membawa misi sendiri untuk mencari teman dekatnya, Hasan (Ario Bayu) yang menghilang ke Jepang. Dalam kesendiriannya, Viona semakin dekat dengan Yamada. Dibantu Yamada, Viona terus mencari Hasan, hingga akhirnya berhasil menemukan nomor teleponnya. Tak disangka ternyata Hasan menjadi pekerja kasar di Osaka. Yamada pun berpura-pura membutuhkan jasa Hasan agar bisa bertemu. Di tempat pertemuan, Hasan yang melihat Viona bersama Yamada malah menghindar. Sementara itu, hubungan yang semakin dekat membuat Yamada berminat me-
Dokumentasi Falcon Pictures
Salah satu adegan La Tahzan yang lokasi pengambilan gambarnya dilakukan di Jepang.
minang Viona. Konflik batin melanda Viona karena adanya perbedaan keyakinan. Syarat masuk Islam pun diajukan ke Yamada. Ter nyata Yamada menyanggupi permintaannya. Kegalauan melanda Viona, mana pria yang harus dipilihnya. Kelanjutan kisah film ini bisa disaksikan di bioskop mulai 2 Agustus. Film ini diadaptasi dari cerita berjudul ‘Pelajar Setengah TKI’ karya Ellnovianty Nine dalam buku laris berjudul ‘La Tahzan for Students.’ Pada gala premier 29 Juli, Danial menyebutkan film perdananya ini mewujudkan impian membuat film di Jepang. “Awalnya pada 2010, saya menang festival film di Kyoto sejak itu sering berhubungan dengan KJRI Osaka dan persatuan orang Indonesia di Jepang, dan saya memang menyukai budaya Jepang sejak kecil.”=
9
Agustus 2013
PERISTIWA
LDP Kukuhkan Dominasi di Parlemen
P
artai Liberal Demokrat (Jiminto/LDP) dan mi tra koalisinya semakin mengukuhkan dominasinya di parlemen, setelah berhasil meraih mayoritas kursi yang diperebutkan dalam pemi lihan Majelis Tinggi pada 22 Juli, berdampak pada terjaminnya kestabilan poli tik dan memuluskan upaya Perdana Menteri Abe Shinzo memulihkan perekonomian domestik. Dalam pemilihan yang diikuti sekitar 52,61% dari keseluruhan pemilih terdaf tar yang sah, LDP dan mitra koalisinya Komeito, berhasil mengakhiri dominasi Partai Demokrat (Minshuto/DPJ) di Majelis Tinggi yang ber langsung sejak tahun 2007, dengan perolehan 76 kursi dari 121 kursi yang dipe rebutkan, sehingga jumlah kursi yang dimiliki partai pe merintah sebanyak 135 dari keseluruhan kursi yang ber jumlah 242. “Ekonomi yang kokoh sa ngat penting bagi kekuatan nasional. Tanpa itu, Jepang
KYODO
Abe Shinzo
tidak akan bisa memiliki kekuasaan diplomatik yang besar, dan bisa memperbaiki program jaminan sosial,” ujar Perdana Menteri Abe Shinzo, yang juga Ketua Umum LDP, usai partainya dipastikan me nang. Setelah mendapatkan kembali kontrol LDP di Majelis Tinggi, yang sempat hilang pada masa pemerin
tahan Abe pertama pada 2007, tampaknya akan me ningkatkan stabilitas politik di Jepang, yang sejak 2006 setiap tahun harus memilih Perdana Menteri baru. Tidak akan ada lagi pemilihan ang gota parlemen sampai tahun 2016, kecuali Majelis Ren dah dibubarkan. Dengan kemenangan LDP dalam pemilihan Majelis
Tinggi, PM Abe kemungkin an akan menggunakannya untuk mendorong agenda utamanya melakukan aman demen konstitusi, yang di rancang oleh Amerika Seri kat pasca perang dunia II. Namun masih membutuh kan waktu untuk mereali sasikannya, mengingat ma sih belum adanya kepastian dukungan dari sejumlah partai kecil dengan ide yang sama, sementara Komeito yang merupakan mitra ko alisinya, terlihat berhati-hati terkait isu perubahan kons titusi. Abe menargetkan peng amandemenan Pasal 9, yang mengutuk perang, dan peng gunaan kekuatan militer untuk menyelesaikan perse lisihan internasional, yang akan memungkinkan Jepang menjalankan hak pertahanan kolektif dan memiliki angka tan bersenjata sendiri, dan bukannya pasukan bela diri dalam menghadapi militer Cina di Laut Cina Timur, dan program pengembangan ru dal dan nuklir Korea Utara.=
Majelis Rendah
57 Majelis Rendah 57 Majelis Rendah 31 57
Partai Demokrat Partai Demokrat Partai Liberal Demokrat Partai Demokrat Partai Liberal Demokrat Komeito
1831 1831 54 Minnanoto Nihon PartaiIshinnokai Komunis 818 54 Nihon 54 PartaiIshinnokai Komunis 28 Partai Sosial Demokrat PartaiDemokrat Komunis 0 8 50 Partai Sosial 2 50 Partai Sosial Demokrat 0 2
294 294 294
Partai Liberal Demokrat Komeito Minnanoto Komeito NihonMinnanoto Ishinnokai
0
50
Partai Demokrat
Partai Liberal Demokrat Komeito Minnanoto Komeito NihonMinnanoto Ishinnokai Minnanoto Nihon PartaiIshinnokai Komunis Nihon PartaiIshinnokai Komunis Partai Sosial Demokrat PartaiDemokrat Komunis 0 Partai Sosial Partai Sosial Demokrat 0 0
Partai Demokrat Partai Demokrat Partai Liberal Demokrat Partai Demokrat Demokrat Partai Liberal Komeito Partai Liberal Demokrat Komeito Minnanoto Komeito NihonMinnanoto Ishinnokai Minnanoto Nihon PartaiIshinnokai Komunis Nihon PartaiIshinnokai Komunis Partai Sosial Demokrat PartaiDemokrat Komunis 0 Partai Sosial Partai Sosial Demokrat 0 0
Total : 480 kursi
100
150
200
250
300
100
150
200
250
300
100
150
200
250
300
Total : 480 kursi
Majelis Tinggi Majelis59 Tinggi Majelis59 Tinggi
Partai Demokrat Demokrat Partai Liberal Partai Demokrat Partai Liberal Demokrat Komeito
Total : 480 kursi
20 20 18 20 9 18 91118 3 911 3 1120 3 20 20
115 115 115
59
Total : 242 kursi 40
60
40
60
40
60
Total : 242 kursi 80
100
80
100
120
80
100
120
Total : 242 kursi
Perolehan Kursi Dalam Pemilihan Majelis Tinggi (21 Pemilihan Juli) Perolehan Kursi Dalam Majelis Tinggi (21 Pemilihan Juli) Perolehan Dalam 17 Kursi Majelis 17 Tinggi (21 Juli) 65
11 17 8 11 8 11 88 1 88 1 108 20 1 10 20 10
20
120
65 65
Total : 121 kursi Total : 121 kursi
30
40
50
60
70
80
30
40
50
60
70
80
30
40
50
60
70
80
Total : 121 kursi
10
Agustus 2013
OPINI
Editorial
D
Merdeka
alam beberapa hari mendatang, 17 Agustus 2013, Indonesia akan merayakan kemerdekaanya yang ke-68 dan suatu tema besar sudah disiapkan se bagai bagian dari kegiatan untuk memperingat inya. Tema itu berbunyi “Mari Kita Jaga Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi Guna Meningkatkan Kesejah teraan Rakyat.” Tentu tidak ada yang salah dengan tema tersebut, na mun entah kebetulan atau bukan, karena segala sesuatu nya berlangsungnya hanya sekitar sepekan setelah Idul Fitri—peristiwa sosial dan keagamaan tahunan terbesar di negara ini—maka tema tersebut cenderung kurang memi liki gaung sehingga tak banyak warga yang benar-benar mengetahui, apalagi berupaya menerapkannya. Selain tema yang sangat “biasa-biasa saja”, logo resmi yang disiapkan untuk kegiatan peringatan juga tak banyak berubah dari tahun ke tahun, mendorong sejumlah pe ngamat untuk mempertanyakan apakah pemerintah serius mempersiapkan segala sesuatunya. Baiklah, pemerintah mungkin memang tengah luar biasa sibuk. Namun, atmosfir Idul Fitri yang masih kuat menggelayut agaknya juga menjadikan Pesta Rakyat da lam kerangka 17 Agustusan yang kondang dengan berba gai lomba dan festival yang benar-benar diselenggarakan oleh, dan untuk, berbagai komunitas setempat, kali ini tak bakal gencar digelar. Mudah-mudahan itu semua memang penyebab pe ringatan Hari Kemerdekaan tahun ini terasa lackluster alias kurang semarak dan bukan karena hal-hal yang le bih mendasar seperti apati baik di sisi para petinggi negeri (yang tengah sibuk mempertahankan kekuasaan) maupun rakyat kebanyakan (yang harus kerepotan menjaga tingkat kesejahteraannya agar tak terus merosot). Bagaimanapun, Indonesia memang bukan negeri yang gampang diurus. Penduduknya sangat heterogen, ben tang geografisnya luar biasa luas dan latar belakang sos ial budayanya amat beragam. Lebih dari itu, saat ini juga mengalami kekacauan level akut menyangkut korupsi, pe negakkan hukum, keadilan, tantangan ekonomi, tantangan kebangsaan, sektor pendidikan dan kesehatan, partai po litik yang kehilangan fungsi idealnya serta, di atas semua itu, kepemimpinan yang kurang efektif. Akibatnya, sebagai bangsa merdeka, Indonesia kini cenderung tertatih-tatih, terus disalip, bahkan oleh para tetangga dekat dengan riwayat pembebasan dari kekuatan kolonial yang jauh lebih pendek. Karenanya, kalaupun masih ada yang patut diingat— dan tentunya diperjuangkan—dalam kerangka perayaan hari ulang tahun kemerdekaan kali ini, maka itu tak lain adalah proses menghadirkan sosok para pemimpin yang mampu menata negeri ini dengan baik sesuai potensinya yang sesungguhnya sangat luar biasa. Para pemimpin tersebut haruslah mereka dengan pe mahaman masalah terkini hingga tingkat akar rumput, dengan kehendak untuk sungguh-sungguh terlibat secara langsung dalam denyut nadi kehidupan masyarakat, de ngan komitmen tak putus untuk menyajikan perbaikan di berbagai bidang, serta tentunya dengan kesediaan untuk tetap merawat keberagaman. Apakah kerinduan akan cita-cita kemerdekaan, khu susnya akan pemimpin dan kepemimpinan efektif ini sub yektif sifatnya? Rasanya tidak, karena lembaga internasio nal seprestisius Standard & Poor’s, juga menyebut bahwa Pemerintah Indonesia tengah menyia-nyiakan momentum reformasi ekonomi dan karenanya merevisi outlook-nya tentang negara ini menjadi stabil dari sebelumnya positif. Benar bahwa ada institusi pemeringkat lain yang mem beri gambaran lebih indah tentang Indonesia dibanding S&P dan bahwa negara ini tentu juga tak mungkin dikelola berdasarkan amatan pihak luar semata. Yang pasti, semua rasanya sepakat bahwa kinilah saat nya untuk benar-benar bangkit, berdiri, dan berlari ber sama dalam melakukan perubahan, mengatasi berbagai persoalan, dan mengejar kemajuan – sikap yang sejatinya harus selalu dimiliki setiap negara-bangsa yang benarbenar merdeka, bukan yang sekadar pernah memprokla mirkan kemerdekaannya. Dirgahayu Indonesia! •
Teknologi Instrumentasi untuk Daya Saing Industri Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, daya saing suatu negara sangat ditentukan oleh kekuatan industrinya yaitu kemampuan menghasilkan produk berkualitas dengan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan. Industri-industri tersebut tentunya harus pula dikelola secara profesional oleh sumber daya manusia yang handal dan dengan rancangan proses produksi yang tepat serta pengoperasian yang efisien. Oleh Deddy Kurniadi
D
tapi penggunaannya masih belum optimal. Di Negara ini, tenaga kerja handal dalam tek nologi ini baik teknisi, insinyur maupun ahli rela tif tidak banyak. Kegiatan riset dan pengembang an teknologi ini di Indonesia masih tergolong minim. Lembaga riset yang menekuni pengem bangan teknologi kini antara lain Puslit KIM-LIPI (Pusat penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indone sia) dan beberapa universitas atau institut tekno logi. Demikian juga masyarakat atau komunitas dalam teknologi ini belum terbentuk dalam suatu organisasi yang terstruktur.
alam berproduksi, industri juga harus dapat menjamin atau memberikan pro teksi keselamatan bagi manusia mau pun peralatan, kesehatan dan kegiatan pelestarian lingkungan atau safety, health & en vironment (SHE). Selain untuk daya saing, kriteria SHE juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi suatu industri dan telah dituangkan dalam ber bagai regulasi, standar teknis dan non-teknis baik yang dikeluarkan secara nasional seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) di Indonesia, JIS (Japan Industrial Standard) di Jepang mau Komunitas pun standar yang dikeluarkan organisasi profesi Sebagai ilustrasi, Jepang adalah salah satu seperti ISA (International Society of Automation) negara yang unggul dalam teknologi instrumen dan sebagainya. tasi di mana terdapat industri pembuat instru Teknologi instrumentasi merupakan salah mentasi kelas dunia dan riset terdepan baik di satu teknologi kunci dalam setiap lembaga riset, industri maupun bagian suatu industri dan meme universitas. Komunitas dalam bentuk organisasi profesi sudah gang peranan penting bagi ber terbentuk mapan yang berang operasinya suatu industri. Tentu tingkat kecanggihan teknologi gotakan para insinyur, peneliti yang digunakan sangat tergan dan ahli dalam instrumentasi se Teknologi tung dari kompleksitas industri perti SICE (Society of Instrument instrumentasi tersebut. Penggunaan teknologi and Control Engineers – Japan) ini dengan tepat dapat mening merupakan salah di mana secara intens dilakukan berbagai kegiatan saintifik dan katkan efisiensi dan memperkecil satu teknologi praktis sehingga terjadi interak potensi kerugian dalam proses produksi serta menjaga agar si yang kondusif antara industri, kunci dalam proses produksi tetap aman. universitas dan pemerintah. setiap bagian Jika ditinjau dari pengertian Indonesia, dengan demikian, perlu segera untuk berkembang nya, instrumentasi adalah su suatu industri teknologi instrumentasi. atu sistem yang berfungsi mulai dan memegang dalam Berbagai kebijakan dan rencana untuk mendeteksi, mengukur, strategis dalam pengembangan mengolah besaran atau param peranan baik sumber daya manusia mau eter fisis suatu objek atau proses penting bagi hingga untuk memantau, me pun teknologi perlu direncana beroperasinya ngendalikan dan mengoptimal kan lebih baik. Saat ini hampir seluruh teknologi instrumentasi kan kerja sistem. Teknologi in suatu industri. yang diterapkan di industri di In strumentasi merupakan integrasi teknologi sensor dan aktuator, donesia adalah teknologi impor, teknologi pemroses sinyal dan teknologi informasi. karena Negara ini memiliki sangat sedikit indus tri pembuat instrumentasi, itupun instrumentasi dengan teknologi sederhana. Limbah Perlu dipikirkan kemungkinan bagi industri Dapat dikatakan keseluruhan mekanisme atau proses dalam suatu industri tidak terlepas instrumentasi seperti yang ada di Jepang untuk dari peran teknologi instrumentasi. Sebagai con bekerja sama membuka kegiatan di Indonesia toh, kesalahan kecil atau ketidaktepatan dalam serta tidak hanya membuka kantor representa penggunaan instrumentasi dalam mengukur, si atau agen penjualan saja. Hal ini diharapkan memantau dan mengendalikan proses di industri bakal mendorong penguasaan teknologi dan ber dapat berdampak kerugian akibat kualitas pro kembangnya sumber daya manusia yang handal. Demikian juga, kerja sama riset antara uni duk yang menurun atau bahkan terlepasnya lim bah berbahaya ke lingkungan. versitas di Indonesia dengan negara lain seperti Di Indonesia, masih cukup banyak persoalan Jepang, patut terus ditingkatkan, tentunya selalu yang terkait dengan daya saing industri khusus dengan prinsip saling menguntungkan,• nya di pasar internasional. Hal-hal seperti kualitas produk, masalah limbah industri, efisiensi peng Penulis adalah Guru Besar Kelompok Keilmuan operasian industri dan sebagainya sering kali ma Instrumentasi dan Kontrol, Fakultas Teknologi sih harus dihadapi. Meskipun industri-industri di Industri, ITB, dan alumnus Kyushu Institute of Indonesia telah menerapkan teknologi instrumen Technology - Japan tasi untuk pemantauan dan otomasi prosesnya, te
Agustus 2013
RISALAH
Politik Oleh Riris I Silam
A
Sang Utusan gangan, terutama terkait Trans-Pacific Strategic Economic Partnership Agree ment yang dimaksudkan untuk meli beralisasi kegiatan jual-beli di wilayah Asia-Pasifik juga masih mengandung kerikil. Dengan kata lain, situasi bisa tibatiba menjadi sangat sensitif setiap saat dan langkah diplomasi jitu mesti selalu siap dimainkan.
pril lalu, desas-desus mu lai marak bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bakal menunjuk Caroline Kennedy sebagai calon duta besar (dubes) AS untuk Jepang. Sayangnya semua kemudian seolah berhenti sebatas gunjingan karena me mang tak ada tindak lanjut lebih nyata. Namun, pada pertengahan Juli, apa Dinasti Politik yang sebelumnya digambarkan sebagai Namun, di antara para pengkri kabar burung menjadi lebih jelas saat tik, tentu saja selalu ada sekelompok Obama membenarkan bahwa Caroline orang yang cukup optimistis terhadap telah dinominasikan sebagai dubes AS kemampuan Caroline mengingat diri untuk negara yang kini dipimpin Per nya berasal dari dinasti politik paling kondang di AS. dana Menteri Abe Shinzo itu. New Yorker yang bakal berusia 56 Caroline sendiri—masih belum je las apakah ia bakal resmi dirujuk se tahun ini adalah putri Presiden AS kebagai Caroline Kennedy atau Caroline 35 John F Kennedy, keponakan man Schlossberg sesuai nama suaminya, tan Jaksa Agung Robert F Kennedy Edwin Schlossberg—praktis masih se dan cucu bekas dubes AS untuk Ing lalu menutup mulut tentang hal itu. gris (1938-1940) Joseph P Kennedy. Bahkan, kalaupun ia melayani Kalaupun keterampilan dan peng permintaan wawancara, ia selalu me alaman diplomasinya minim—untuk wanti-wanti agar “pembahasan sepu tidak menyebut tidak ada—ia selalu tar pencalonannya sebagai dubes” tak mempunyai akses langsung pada sang diangkat. Sikap ini mendorong sejum bos besar. Tambah lah pengamat di AS untuk berpikir jika an pula, tidak pernah untuk urusan yang sederhana seperti ada jaminan bahwa itu saja ia menolak berbicara, bagai hanya para diplomat mana ia akan bersikap ketika mesti karir yang berhasil. Bagi Obama sen terlibat dalam negosiasi-negosiasi politik di Asia diri, keluarga Timur, salah satu Kennedy dan kawasan “paling tr a d i s i Pa rt a i rumit pertarung Demokrat me an politiknya” di reka, tentu saja dunia. penting secara Pencalonan Caroline se politis. Caroline Caroline kali memang ada da lama ini tidak (at au b e l u m ? ) lam tim sukses ini sebagai mem iliki jejak pencalonannya “sang utusan” sebagai presi politik berarti. Bahkan da den dan bahkan memang pernah menulis lam persaing sulit untuk kolom di surat an untuk men kabar The New gisi kursi Senat dilepaskan AS mewakili York Times de dari apa yang ngan judul A Negara Bagian New York yang dikenal sebagai President Like ditinggalkan My Father un “politik balas tuk Hillary Clinton mendukung budi”. karena ditunjuk nya. Obama sebagai Dengan kata menteri luar ne lain, pencalon geri pada 2009, ia praktis gagal total an Caroline kali ini karena tak mampu menjawab perta sebagai “sang utusan” nyaan-pertanyaan mendasar dalam memang sulit untuk suatu jumpa pers dengan tegas dan dilepaskan dari apa masuk akal. yang dikenal sebagai “politik balas budi”. Lagi pula, statistik Wilayah Pelik menunjukkan Sekadar gambaran tentang bagai juga mana peliknya situasi di Asia Timur bahwa Obama sejauh saat ini—wilayah di mana Jepang se ini memang m e n g jatinya merupakan mitra luar biasa u n g g u l i p a r a pen penting bagi AS—antara lain adalah dahulunya dalam kegencaran pemimpin Korea Utara urusan melakukan Kim Jong Un mengeluarkan ancaman penunjukkan poli terhadap tetangganya di selatan ser tis untuk pos dubes. ta ketegangan antara Jepang dan Cina Tak kurang dari 35% atas Kepulauan Senkaku yang tak ber dari pos dubes yang ada di masa kepe penghuni di Laut Cina Timur. Di sisi lain, ada kekuatan militer mimpinannya meru yang saling bersaing sekaligus ber pakan penunjukkan eskalasi sementara urusan perda politis, sementara di
masa George W Bush cuma 30% dan di masa Bill Clinton 28%. Dalam dunia diplomasi, para utusan yang berhasil memang biasanya bersen jatakan setidaknya dua hal: akses pada, dan kedekatan, dengan presiden serta visibil ity (kemampuan melihat dan mencerna persoalan). Untuk yang pertama, akti vis kegiatan sosial kelahiran 27 November 1957 ini, ten tu tak perlu dipertanyakan lagi. Untuk yang kedua, agaknya hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, pada akhirnya, mampu tidaknya seorang dubes menjawab tantang an senantiasa menjadi sesu atu yang mesti dipertang gungjawabkan sosok yang menominasikannya. Dalam hal Caroline Kennedy—atau Caroline Schlossberg —maka sosok itu adalah Obama.•
Caroline Kennedy
11 KYODO
12
13
WISATA Agustus 2013
Gunung Fuji
Pemandangan Danau Kawaguchi (Kawaguchi-ko) dengan latar belakang Gunung Fuji
Nama Gunung Fuji kini semakin tersohor setelah badan PBB untuk pendidikan, sains dan kebudayaan, UNESCO, menetapkannya sebagai salah satu World Cultural Heritage (Situs Warisan Dunia) akhir Juni. Hal ini turut mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung, tidak hanya dari dalam negeri namun juga mancanegara.
K
Oleh Nova Auliatun Nisa
abar gembira dari UNESCO yang nyaris bertepatan dengan dibukanya jalur pendakian Gunung Fuji Juli lalu, tentu saja menciptakan suka
cita tersendiri. Tidak hanya jumlah wisatawan yang mengalami peningkatan namun juga industri kecil di sekitarnya, mulai dari toko suvenir hingga makanan. “Peningkatan jumlah wisatawan memang mencapai
200% setelah Gunung Fuji ditetapkan sebagai World Cultural Heritage. Sebagian besarnya berasal dari dalam Jepang sendiri,” ujar Overseas Sales Department Tokyo Head Office Fujikyu Sales Co, Ltd Yuan Hua. “Tidak hanya di sektor
pariwisata tapi juga ekonomi di sekitarnya.” Hal ini, menurut Yuan sangat wajar, karena sejak dahulu gunung yang berlokasi di perbatasan Prefektur Yamanashi dan Shizuoka ini telah dianggap sebagai tempat keramat dan diagungkan warga Jepang, bahkan seringkali ditampilkan sebagai simbol negara, pada lukisan atau puisi kuno. Kabar gembira UNESCO, tak pelak lagi membuat warga Jepang terdorong datang untuk menepis rasa penasaran akibat keinginan mencoba mendaki Gunung Fuji. Gunung Fuji memang menjadi salah satu destinasi pendakian utama di Jepang. Dengan ketinggian mencapai 3.776 meter di atas permukaan laut, gunung yang terakhir kali meletus pada 1707 ini memiliki medan yang tak terlalu berat dan aman bagi pemula asalkan mengenakan perlengkapan mendaki yang lengkap. Jalur pendakian biasanya tersedia mulai awal Juli hingga akhir Agustus, bertepatan
dengan muRatusan pengunjung mendaki Gunung sim panas Fuji saat musim pendakian dimulai di Jepang. Terdapat empat jalur yang dapat dipilih sesuai tingkat kesulitan untuk mendaki Gunung Fuji, yakni Fujinomiya (Prefektur Shizuoka), Yoshida (Prefektur Yamanashi), Subashiri (Prefektur Shizuoka), dan Gotenba (Prefektur Shizuoka). Setiap tahunnya sebanyak 350.000-400.000 pengunjung mendaki Gunung Fuji. Biasanya mereka dapat menghabiskan waktu pendakian mulai dari 5-7 jam untuk naik, sedangkan turun membutuhkan waktu 3-5 jam. “Kami berharap setiap orang dari berbagai negara dapat menikmati pemandangan indah Gunung Fuji dan merasakan semangat Jepang,” ujar Representative Director President Fujikyu Sales Co, Ltd, Iwata Daisuke.
dewasa, lain halnya dengan anak-anak yang menyukai taman hiburan. Fuji-Q Highland dapat menjadi alternatif bagi pengunjung keluarga yang menginginkan lebih dari sekadar pelesir alam. “Selama ini wisatawan asing hanya mengetahui kawasan Gunung Fuji untuk pendakian atau wisata alam. Namun sebenarnya banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi, seperti taman bermain di Fuji-
Tantang Adrenalin di Fuji-Q Highland
Jika mendaki gunung terasa menyenangkan bagi orang
Replika robot kepala Eva Unit 001 dalam ukuran sebenarnya di Evangelion World, Fuji-Q Highland
Q Highland,” ujar Yuan. Fuji-Q Highland sudah menarik perhatian banyak wisatawan dari berbagai negara sejak membuka roller coaster Fujiyama pada 1996 yang selama beberapa tahun dinobatkan sebagai roller coaster tertinggi di dunia. Selain Fujiyama, terdapat juga roller coaster Dodonpa, Eejanaika, dan Takabisha, yang tidak kalah seram dan menantang adrenalin, dengan ketinggian minimal 79 meter. Selain itu, terdapat pula labirin raksasa Senritsu Meikyu, yang akan menantang daya ingat, kekuatan fisik, serta imajinasi para pengunjung. Wahana ini diklaim sebagai labirin tersulit di dunia dengan perbandingan 1:100.000 orang yang dapat benar-benar keluar dari labirin ini dalam waktu 20 menit. Selesai dengan wahana dan atraksi yang menantang adrenalin, pengunjung dapat berkunjung ke Evangelion World, yang dibuka pada 2010 ini dan menjadi surga bagi para pecinta anime maupun manga Neon Genesis Evangelion karya Sadamoto Yoshiyuki. Masih di dalam komplek Fuji-Q Highland, pengunjung
dapat berfoto bersama patung para tokoh Evangelion yang sengaja dibentuk dalam ukuran asli, bahkan sejumlah robot juga dibuat dalam ukuran raksasa dan sejumlah ruangan juga dibuat persis seperti yang ada pada anime atau manga agar para penggemar dapat merasakan dunia Evangelion sesungguhnya. “Fuji-Q Highland memang lebih dikenal sebagai taman hiburan penguji nyali, namun bukan berarti pengunjung yang tidak menyukai ketinggian atau hiburan dengan adrenalin tinggi tidak dapat berkunjung kesini, karena kami masih memiliki wahana dan atraksi lain yang dapat dinikmati setiap orang khususnya anak-anak, seperti Thomas Land dan Lisa and Gasper,” ujar Yuan.
Rute Menuju Kawasan Gunung Fuji
Bagi para wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Jepang, selain Tokyo dan Osaka, Kawasan Gunung Fuji disebut-sebut sebagai destinasi yang wajib didatangi. Beruntung, kawasan ini tidak terlalu jauh dari Tokyo, namun sayang tidak banyak informasi yang
Para pendaki yang telah sampai di puncak Gunung Fuji sedang menunggu matahari terbit
dapat diperoleh para pengunjung, khususnya mereka yang tidak dapat berbahasa Jepang. Untuk menuju ke Kawasan Gunung Fuji yang berlokasi di perbatasan Prefektur Yamanashi dan Shizuoka, dari Tokyo para pelancong dapat naik bus atau kereta dari Stasiun Shinjuku. Jika naik bus, pengunjung dapat naik Fujikyu atau Keio Bus dari Stasiun Shinjuku atau Tokyo Stasiun menuju ke Stasiun Kawaguchiko. Bus akan berhenti di Stasiun Fujisan dan Fuji-Q Highland sebelum tiba di Stasiun Kawaguchi. Perjalanan biasanya memakan waktu se-
kitar 2 jam. Sementara, jika menggunakan kereta, pelancong dapat naik JR Chuo Line dari Stasiun Shinjuku dan turun di Stasiun Otsuki, kemudian ganti kereta Fujikyu Railway Line menuju Stasiun Kawaguchiko yang menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam. Setelah sampai di Stasiun Kawaguchiko, akan ada bus khusus yang mengantar para pelancong sampai ke kaki Gunung Fuji atau yang dikenal dengan sebutan Gogome. Gogome menjadi posko berkumpulnya para pengunjung sebelum mendaki naik Gunung Fuji. •
Fakta Unik Di negara asalnya, Gunung Fuji tidak disebut dengan ‘Fujiyama’ (yama=gunung), namun ‘Fuji-san’, seperti memanggil nama seseorang karena dianggap keramat dan dihormati warga Jepang. Setelah ditetapkan sebagai World Cultural Heritage, selama beberapa hari para pengunjung yang mendaki Gunung Fuji dikenai biaya masuk sebesar 1.000 yen. Sejak dibuka sejak 2011, baru dua pengunjung yang berhasil keluar dari Labirin Senritsu Meikyu di Fuji-Q Highland dalam waktu 20 menit. Setiap bus dari dan menuju Kawasan Gunung Fuji hanya beroperasi sampai pukul 7 malam. Banyak wisatawan asing yang tidak mengetahui hal ini karena kurangnya informasi, sehingga terpaksa harus bermalam. © Fuji-Q Highland
Pemandangan indah Gunung Fuji saat musim semi
Fuji-Q Highland di Prefektur Yamanashi
14
Agustus 2013
INSPIRASI
Mempromosikan Makanan Halal di Hokkaido Hidangan halal amat mudah ditemui di Indonesia, namun tidak di Jepang. Diperlukan upaya ekstra keras untuk mencarinya. Baru sejak beberapa tahun belakangan di Sapporo, Hokkaido, satu restoran halal yang menyandang nama ‘Warung Jawa’ siap menggoyang lidah sekaligus memastikan bahwa segala sesuatunya diproses dan disajikan dengan cara halal. Oleh Beny Halfina
R
estoran tersebut dikelola Widya Sumi (39), perempuan asal Malang yang merintis usahanya sejak 2001 dan selalu menyediakan menu yang mampu membuat mereka yang rindu tanah air terpuaskan dengan sajiansajian khas seperti nasi goreng dan rendang. HaloJepang! : Bagaimana awalnya Anda bisa tinggal di Hokkaido? Widya Sumi : Saya menikah dengan Muhamad Sumi Tawfeeq, seorang Muslim Jepang dan tinggal di Sapporo sejak Februari 2001. HJ : Lantas apa yang mendasari pembukaan Warung Jawa? WS : Saat itu tak ada satupun rumah makan halal di Hokkaido khususnya di Sapporo. Apalagi tak ada kawan seiman atau rekan sebangsa. Selain itu tak ada tempat nongkrong untuk curhat, pokoknya saya merasa betul-betul kesepian lahir dan batin. Untuk makan di luar juga susah. Niat awal sebenarnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan mengisi waktu luang. Namun, saat itupun saya sudah yakin suatu saat akan bermanfaat bagi orang banyak. Bermodal nekat
Interior bernuansa Indonesia terasa kental di dalam Warung Jawa.
Widya Sumi
dan niat Lillahitaalla, saya membuka restoran dengan nama Warung Jawa restoran halal pertama di Hokkaido. Dulu orang Jepang masih awam dan belum paham apa itu halal food. Sekarang kebanyakan sudah mulai mengerti. HJ : Tentu sulit memulai usaha di negeri orang, bagaimana suka duka saat merintisnya? WS : Sukanya karena menjalankan bisnis ini bukan semata karena uang tapi karena saya memang gemar memasak dan bergaul. Efeknya saya menikmati dan bersemangat ketika mulai membuka Warung Jawa. Saya kemudian juga banyak belajar. Saat baru dibuka, dukanya beragam dan nyaris membuat saya putus asa. Kemampuan berbahasa Jepang dan pengalaman masih minim. Teman orang Jepang juga belum banyak sehingga saya harus mempekerjakan beberapa staf warga setempat. Tapi ternyata setiap bulan pemasukan selalu habis, bahkan kurang, dan terpaksa merogoh kantong pribadi untuk menggaji mereka. Akhirnya setahun kemudian saya memutuskan untuk mengerjakan hampir semua hal sendiri. Sekarang dukanya berbeda dengan 10 tahun lalu. Kini karena kegiatan lain juga padat, saya sering tidak hadir di Warung Jawa. Kerap kali saya keteteran atau mengalami depresi luar biasa dalam mengatur jadwal warung dan kegiatan lain. Tapi saya selalu mengambil sisi positifnya, di setiap duka dan rintangan pasti ada hikmah. HJ : Apa saja tantangan dalam mengelola restoran atau
toko halal di Jepang? WS : Izin restoran untuk makanan basah non-kemasan di Jepang sangat sulit. Selain itu kondisi higienisnya selalu harus diperiksa bukan hanya menyangkut makanan tapi hingga kebersihan lantai restoran. Dulu stok makanan dari importir hanya boleh dibayar di muka, akhirnya saya banyak menombok karena harga jual ternyata lebih murah dari harga beli. Tagihan pun melonjak dan saya merugi besar. Setelah banyak belajar dan mulai berpengalaman saya sadar, ternyata selama ini saya hanya ‘sukarela’ menjual barang orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk menghentikan pasokan. Ketika itu saya sangat sibuk kesana kemari mengantar barang pesanan pelanggan, mengangkat-angkat barang yang beratnya hampir ratusan kilo, menyetir mobil menerobos badai salju untuk menghantar pesanan sampai ke tujuan. Semua saya lakukan sendiri, sementara saya juga harus menghadapi beragam karakter pelanggan dari berbagai negara. HJ : Memilih menu masakan Indonesia tentu ada kendala dalam bumbu atau bahan dasar, bagaimana Anda menyiasatinya? WS : Tentu ada, tak mudah mencari bumbu dan bahan masakan Indonesia, tapi karena Wa-
Warga Indonesia memanfaatkan Warung Jawa untuk berkumpul.
Warung Jawa
http://www.halal-shop.net
rung Jawa selain restoran juga toko pemasok bumbu, bahan masakan Indonesia dan produk halal lainnya juga bisa tersedia tanpa banyak kendala. Namun, saya harus pandai-pandai dan rajin bereksperimen menyiasati atau memadukan bumbu dan bahan. Hal ini akan membantu dalam keadaan darurat di mana tak ada bahan dan bumbu Indonesia sehingga bahan dasar dari Jepang harus digunakan namun rasa Indonesia bisa dipertahankan. Untuk daging halal bisa didatangkan dari Brazil dan Australia, karena penyembelihan di Jepang sulit dan harus lapor sana-sini. Sedangkan bumbu kebanyakan diimpor dari Thailand. Entah mengapa kalau dari Indonesia malah lebih mahal. HJ : Bagaimana perkembangan sekarang? Konsumennya siapa saja selain warga Indonesia? WS : Sekarang selain sebagai tempat makan, Warung Jawa juga menjadi sarana berkumpul berbagai bangsa, apalagi saat Idul Fitri. Alhamdulillah sampai saat ini konsumen saya 50% penduduk asli Jepang, sisanya Singapura, Brunei, Malaysia, Mesir, Pakistan, sejumlah negara Afrika dan pelajar asing di Hokkaido khususnya
Orang Jepang pun turut menikmati masakan khas Indonesia .
Sapporo. Orang Jepang suka Nasi Padang dan lamb rice. Akhir-akhir ini, saya juga sibuk melayani pemesanan lunch box untuk Muslim Tour, dari beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura. Saya juga pernah melayani katering tim Arab Saudi saat Piala Dunia 2002. Hingga kini warung ini bisa menampung 24 orang duduk serta delapan orang lesehan dan dalam sehari bisa menyajikan 40-50 porsi. HJ : Selain mengurusi warung, kegiatan apa yang Anda lakukan di waktu luang? WS : Saya bermain ‘koto’, alat musik tradisional Jepang sejenis kecapi. Ini sarana mendekati dan masuk ke masyarakat Jepang. Selain itu dua minggu sekali saya mengisi variety show di TV lokal Hokkaido. Kegiatan lain termasuk memandu wisata serta menjadi penasihat makanan halal di hotel. HJ : Bagaimana sampai bisa mengajar Islam di Sapporo? WS : Setelah menunaikan ibadah haji pada 2004, atas inisiatif sendiri saya sering mengadakan seminar tentang Islam di beberapa tempat seperti di Warung Jawa dan Plaza Center. Dari acara ini saya mengenal banyak profesor, dan kemudian sering diminta mengisi materi. Kebanyakan peserta ter tarik dengan penyampaian saya yang katanya mudah dipahami. Alhamdulillah sampai sekarang masih dipercaya mengajar di berbagai tempat. Materinya sederhana saja tentang dasar-dasar Islam, halal food dan budaya Indonesia. Peserta umumnya amat antusias. Rasa ingin tahu mereka juga besar terbukti dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan. Mereka pun jadi lebih memahami umat Muslim, mengerti apa itu halal food, bahkan ada yang kemudian memeluk agama Islam. HJ : Kini banyak orang Indonesia yang berusaha di Jepang, bagaimana kiat agar berhasil? WS : Menurut saya pantang menyerah dan mengurangi kebiasaan mengeluh adalah kuncinya. Ada satu kalimat Jepang yang saya suka, ‘Mae o Muite Arukou’ artinya berjalan selalu melihat ke depan dan yang sudah terjadi lupakan saja. Untuk masakan, saya selalu mengembalikannya ke diri sendiri, yang baik untuk kami itulah yang kami hidangkan.•
Widya Sumi bersosialisasi melalui permainan alat musik ‘Koto’.
16
Agustus 2013
FIGUR
Marco Kusumawijaya
Menggagas Kebijakan Perkotaan dan Penanganan Kebencanaan lewat Jepang Sering pergi ke Jepang untuk menjadi pembicara di berbagai forum, baik terkait kajian lingkungan, kesenian maupun pertukaran aktivitas intelektual, mendorong Marco Kusumawijaya, Direktur Rujak Center for Urban Studies, lembaga nirlaba di bidang pengembangan perkotaan, untuk menekuni beragam aspek kebijakan perkotaan dan penanganan kebencanaan. Oleh Arry Raymonds
B
anyak di antara te muannya, menurut Marco, sebenarnya bisa dijadikan model untuk perencanaan kota di Indonesia. Pada awal 2005, Marco pergi ke Jepang guna meme nuhi undangan penyelenggara Nagoya Expo. Dua tahun kemu dian, ia kembali menjejakkan kaki di negara tersebut kare na diundang para penggerak GreenMap dari kota Nagoya dan Universitas Tokyo. Selan jutnya, hampir setiap tahun ia berkunjung ke Jepang dua sam pai tiga kali untuk menghadiri beragam kegiatan. Terakhir, ia menghadiri simposium Asia Leadership Fellow Program bertajuk ‘Masyarakat Asia Kini dan Nanti’ di Tokyo awal Feb ruari tahun ini, bersama Goe nawan Mohammad (pendiri majalah Tempo), yang diseleng garakan The Japan Foundation bekerjasama dengan The Inter national House of Japan. Marco menilai kota-kota di Jepang sangat menekankan keterpaduan antara mobilitas atau infrastruktur angkutan umum dengan tata guna la han. “Dalam sistem transportasi kota di Jepang, setiap stasiun kepadatannya di atur sehingga selain transportasinya menjadi
PROFIL
efisien, karena sekali jalan bisa mengangkut banyak penum pang, orang yang tinggal di de kat stasiun juga diuntungkan karena artinya tinggal di simpul kota. Kota modern pada dasar nya harus menjamin mobilitas penduduk, salah satu fondasi produktivitas ekonomi.”
1961
Lahir di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1986
Lulus Program S-1 Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
1990
Lulus Program Master of Architectural Engineering (MAE), Post Graduate Centre Human Settlements Catholic University of Leuven, Belgium
2006-2010 Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2009
Fellow at “Asian Leaders Fellowship Programme (ALFP)” The International House of Japan, and The Japan Foundation.
2010 Founding-Director, Rujak Center for Urban Studies (RCUS)
Berbagi pengetahuan dan pengalaman, memungkinkan terselenggarakan penanganan bencana yang lebih efektif, efisien dan mudah di masa mendatang. Selain soal tata kota, Marco juga menekankan perlunya sa ling belajar antar Indonesia dan Jepang dalam pengelolaan ma salah kebencanaan. Menurut
nya, berbagi pengetahuan dan pengalaman, memungkinkan terselenggarakan penangan an bencana yang lebih efektif, efisien dan mudah di masa mendatang. Sebagai contoh, ia menya takan, dirinya pernah diun dang Universitas Tokyo pada 2011 karena dinilai berhasil mengembangkan proyek pem bangunan berbasis komunitas di Aceh pasca bencana gempa dan tsunami akhir 2004. “Pani tia meminta saya menceritakan proses yang dilakukan untuk
melaksanakan program rekons truksi. Dalam proyek itu, saya bekerja sebagai arsitek dalam kapasitas pribadi untuk UpLink (Urban Poor Linkage) salah satu divisi Urban Poor Consor tium mulai April 2005 yang mencakup Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, dan membangun 3.350 rumah yang berada di 23 kampung, merehabilitasi infrastruktur di dalamnya mulai dari sumur, lahan pertanian, jalan, saluran air, meunasah, masjid hingga sekolah,” ujar Marco.
Lebih lanjut Marco men jelaskan, sesudah proyek sele sai, UN Habitat, lembaga PBB yang menangani permukiman, melaksanakan survei menge nai dua hal pokok, satu menge nai kepuasan masyarakat dan kualitas teknis. Proyek UpLink di Aceh mendapat skor paling tinggi karena prosesnya sangat partisipatif, para warga diajak membangun rumah sendiri sementara kualitas teknisnya menjadi baik karena diawasi langsung oleh pemilik rumah. Di luar kajian mengenai pe rencanaan kota, Marco juga aktif membantu program pe ngembangan masyarakat, sa lah satunya terkait dengan Je pang, yakni penyelenggaraan lokakarya pada akhir Agustus untuk pengembangan kuali tas perajin bambu di kawasan Yogyakarta Selatan, dekat Imo giri, yang melibatkan desainer bambu Shimizu Takayuki. “Ide awal penyelenggara an lokakarya bambu adalah karena di Yogyakarta ada Pu sat Pembelajaran Kelestarian, yang salah satu kegiatannya yakni pengembangan kerajinan bambu, namun masih di tahap sangat sederhana sekali. Selan jutnya saya berupaya mencari instruktur, dan ketika pergi ke Jepang awal tahun ini, bertemu orang yang mengenal desainer bambu Shimizu. Kontak awal untuk menjajaki kemungkinan kerjasama kemudian dijalin. Selain itu, kami kemudian juga pergi ke Beppu, Oita, yang merupakan pusat kerajinan bambu, di sana ada Beppu City Traditional Bamboo Crafts Cen tre, di mana tersedia koleksi yang sangat mengesankan dan inovatif serta juga dapat dija dikan model bagi para perajin bambu di Indonesia,” ungkap Marco. •
Berburu ‘Djawa Baroe’ Tidak sekadar memfokuskan pada kajian perkotaan, Marco juga bergiat di bidang kebudayaan. Salah satu proyek yang ditanganinya saat ini ialah mencoba mendapatkan koleksi majalah ‘Djawa Baroe’ yang diterbitkan pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda pada periode 1942-1945. “Pemerintah Militer pada saat itu mendirikan Keimin Bunka Shidosho (pusat kebudayaan) yang menyelenggarakan banyak sekali kegiatan kesenian, dan juga
menerbitkan Djawa Baroe dua kali dalam sebulan sebanyak 48 edisi. Majalah ini penting sekali, karena selama dua tahun kegiatan kesenian dalam masa perang jumlahnya melebihi selama 300 tahun di masa penjajahan Belanda. Ini karena memang Jepang mempunyai kebijakan untuk melakukan propaganda, dan setiap komandannya, memiliki kebebasan untuk memilih dan merancang bentuk propaganda, termasuk melalui jalur kesenian.”
Menurut Marco, Djawa Baroe memuat karya para seniman modernist Indonesia, misalnya Asrul Sani sastrawan dan sutradara film, Affandi dan Hendra Gunawan pelukis. Mereka belajar tentang modernist arts, kesenian yang berkembang di awal abad 20, melalui interaksi langsung dengan seniman Jepang yang belajar dari Barat. “Jadi itu sangat penting bagi seni budaya Indonesia dan hampir semua seniman itu kemudian menjadi orang besar.” •
Agustus 2013
KOMUNITAS
17
Himawari no Kai: Keakraban tanpa Putus HaloJepang!/Ueno Taro
Matahari yang terus bersinar, seperti itulah gambaran tentang Himawari no Kai, komunitas yang anggotanya terdiri atas para perempuan Jepang yang bersuamikan warga Indonesia. Berdiri sejak 1997, komunitas ini tampaknya mampu bertahan melawan waktu karena terus hadir dan berkiprah hingga saat ini. Oleh Meiskhe Fratel
“S
aya ingin Himawari tetap ada,” ujar Hidee Sutalaksana, salah satu perintis komunitas ini ketika menya takan harapannya tentang Himawari dan kegiatannya di masa depan. Sejauh ini, harapan ter sebut memang tak sia-sia mes ki, sebagaimana diakui Hidee, Himawari tidak sangat aktif dalam kegiatan sosial—bah kan nyaris “bukan apa-apa”— dibanding beberapa komunitas lain. Namun, jangan salah, “bukan apa-apa” sebenarnya bukan gambaran yang sepe nuhnya tepat karena sesung guhnya komunitas ini cukup penting. Himawari berasal dari gagasan Hidee dan 11 rekannya seperti Hiroko Max mui, Namie Reksoprojo dan Tomoko Tajudin yang meni kah dengan warga Indonesia yang belajar di Jepang pada 1960-an. Ketika itu salah seorang sahabatnya akan kembali ke Jepang, karena suaminya yang warga Indonesia telah mening gal dunia. “Waktu itu kami sangat sedih melepas teman kami. Namun, ia sudah tidak mempunyai keluarga di sini. Akhirnya, kami semua bertekad mewujudkan keinginan agar se
mua perempuan Jepang yang menikah dengan warga Indone sia, terus dapat saling berkum pul dan saling membantu,” kata Hidee mengenang. Bersama rekannya, ia ke mudian mencari data ten tang perempuan Jepang yang menikah dengan war ga Indonesia dan mengiri mi mereka undangan untuk menghadiri suatu pertemuan. Pencarian data ini memakan waktu lumayan panjang. Da lam setahun hanya terkum pul 104 orang yang kemu dian berjumpa untuk pertama kalinya di sebuah restoran di Jakarta Pusat. Dalam pertemuan itu nama Himawari disepakati. “Waktu itu banyak nama di usulkan. Namun kami memilih Himawari, yang artinya ma tahari. Kami ingin nama ini mewakili terang matahari yang memberikan harapan,” ungkap Hidee yang saat ini berusia 72 tahun. “Kami juga ingin kuat seperti sinar matahari meski di negeri orang,” tambahnya. Para perintis kini usianya kian bertambah, dan mulai menyerahkan sejumlah tang gung jawab pada generasi yang lebih muda. Mereka ini lah yang diharapkan terus me rawat kekerabatan di antara para anggota komunitas yang sekarang jumlahnya sudah mencapai 200 orang.
Tinggal di negara lain, membuat interaksi langsung dengan kehidupan dan budaya Jepang terbilang jarang. Namun, para ibu yang menjadi anggota komunitas Himawari—karena tak ingin anak-anak mereka terputus hubungannya dengan Jepang— mendirikan Himawari Junior Kai pada 2010. Anggotanya bukan hanya anak-anak dari para ibu anggota Himawari, namun juga anak-anak dari lelaki Jepang yang menikah dengan perempuan Indonesia. Kelompok junior ini menggelar pertemuan hampir setiap bulan dan memiliki kepengurusan sendiri. “Mereka diberi kebebasan untuk mengatur acara sendiri agar bisa mandiri dan mendapatkan kesempatan untuk bersentuh an langsung dengan kehidupan dan tradisi Jepang,” ujar Megumi. Kegiatan mereka pada Februari dan Juli termasuk menyelenggarakan Festival Tanabata, sementara pada September Festival Otsukimi serta pada Oktober Festival Musim Gugur selain sejumlah aktivitas lain. •
Pertemuan Himawari ke-25 di Jakarta, Mei 2013.
Silaturahmi di antara para anggota rutin digelar meski be berapa di antara mereka harus datang dari berbagai kota. Menurut Megumi S Febian, salah satu pengurus komunitas, meski pertemuan besar hanya berlangsung sekali setahun, namun orang-orang yang ter
gabung di dalamnya cukup intensif bertemu di kelom pok yang ada di wilayah ma sing-masing. Dalam setiap per temuan ada berbagai hal yang dibagi seperti pengalaman dari generasi terdahulu seba gai menantu warga Indonesia, informasi tentang visa, peker
jaan, cara-cara membesarkan anak dan lain-lain. Selain itu, aktivitas berbagi informasi juga dilakukan melalui penerbitan (newsletter) bulanan. Megumi yang datang di Indonesia pada 1999, me ngatakan Himawari sangat membantunya dalam men dapatkan informasi mengenai Indonesia. “Bagi yang pertama kali datang ke negara ini, meski suami berkewarganegaraan In donesia, informasi lebih banyak tentang Indonesia tetap dibu tuhkan.,” katanya. Ia juga menyatakan, dengan pertemuan regular diantara anggota Himawari kebutuh an untuk berbagi selalu bisa terpenuhi. • Contact Person:
Namie Reksoprojo (0215357867/08128014762) Megumi S Febian (0811199605)
18
Agustus 2013
PENDIDIKAN University of the Ryukyus
Menawarkan Gelar Ganda Ilmu Kelautan
Meneliti Terumbu Karang
Lely Fika Anggraini Mahasiswa Master Double Degree OIMAP University of the Ryukyus
Indonesia, negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia, butuh lebih banyak pakar kelautan agar potensinya tergarap maksimal. Di sisi lain ada University of the Ryukyus, Okinawa, yang siap menjadi salah satu tujuan untuk memperdalam ilmu bahari.
www.u-ryukyu.ac.jp
Oleh Beny Halfina
P
rogram pasca sar jana berjuluk Okina wa International Ma rine Science Program (OIMAP) yang dirancang un tuk mengajarkan ilmu kelaut an subtropis menjadi andalan universitas di ujung selatan ke pulauan Jepang. “Kami menawarkan akses ke peralatan dan fasilitas cang gih dan kesempatan bekerja dengan akademisi terkemuka. OIMAP bertujuan membangun jejaring riset unggul dan pen didikan di wilayah Asia-Pa
sifik,” ungkap Dekan Yamazato Makoto. Mahasiswa OIMAP berasal dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, termasuk sekitar 17 orang mahasiswa asal Indo nesia saat ini. Total seluruh mahasiswa Indonesia di uni versitas ini ada 25 orang ter sebar di fakultas hukum, sains, teknik dan pertanian. Bentang alam Okinawa yang terdiri dari pulau-pulau kecil memiliki keunikan khas subtropis dengan keaneka ragaman flora dan fauna. Wi layah ini berbagi kesamaan karakteristik kebudayaan dan tradisi dengan sejumlah nega ra Asia-Pasifik sehingga mem berikan keuntungan tersendiri bagi mahasiswa dari negara tropis atau subtropis. Pasca studi mereka bisa berlanjut dengan riset serupa di negara asal mengingat kondisi alam
nya yang mirip. OIMAP membuka pro gram master dan doktoral bagi mahasiswa asing dengan tahun ajaran baru dimulai bulan Oktober. Istimewanya semua perkuliahan meng gunakan Bahasa Inggris. Mahasiswa juga didorong menerbitkan publikasi ilmi ah dan mengikuti lokakarya atau konferensi ilmiah terkait risetnya.
Program Double Degree
Hal menarik dari OIMAP berupa kerjasama double de gree dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Dr Ir Ita Widowati, DEA, Ketua Program Double Degree Magis ter Ilmu Kelautan Undip me ngatakan, ”Berawal dari kerjasa ma penelitian antar alumni dan profesor yang intensif, maka sejak 2011 dimulai program gelar ganda, menyusul dimung kinkannya perkuliahan di dua universitas.” Tersedia dua beasiswa berupa biaya pendidikan di Ryukyu dan biaya hidup dari Beasiswa Unggulan Biro Pe rencanaan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI sebesar ¥100.000 per bu lan. Purna studi, alumni ber hak mendapat dua gelar dari masing-masing universitas.
Fasilitas
Mahasiswa dapat meng akses fasilitas dan perlengka pan canggih, misalnya yang ada di Tropical Biosphere Research. Ada juga Nishihara Station, Sesoko Station dan Iriomote Station, yakni pusat riset dan pendidikan bidang biosains tropis dan subtropis. Sesoko Station berlokasi di pulau kecil yang terhubung melalui jem batan dengan pulau utama. Karakteristik yang mirip an tara Okinawa dan Asia-Pasifik telah berujung pada kerjasa ma lokakarya Laut Cina Timur, East China Sea (ECS) yang meli batkan beberapa universitas di Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Cina. Ada juga kuliah mu sim panas dengan Taiwan ser ta workshop alga Jepang dan Afrika Selatan. Keterangan lengkap me ngenai program ini bisa di peroleh di laman http:// www.sci.u-ryukyu.ac.jp, atau melalui surat elektronik ke Bagian Akademik Fakultas Sains di rggakmu@to.jim. uryukyu.ac.jp. •
Lely Fika A.
Intan Herwindra, mahasiswi Indonesia yang meneliti karang.
“Saya menempuh pendidikan S1 Jurusan Ilmu Kelautan di Undip dan kini terdaftar sebagai mahasiswa Double Degree Program di Magister Ilmu Kelautan Undip dan University of the Ryukyus,” kata Lely Fika Anggraini. Sebagai mahasiswa double degree, satu tahun pertama perkuliahan ditempuh di Indonesia (Undip), dan 1,5 tahun berikutnya di University of the Ryukyus dan kurang lebih 6 bulan lagi di Indonesia untuk menamatkan jenjang S2. Kesempatan menempuh pendidikan di Ryudai merupakan daya tarik tersendiri, karena universitas ini terkenal dengan berbagai penelitian terumbu karangnya, didukung laboratorium dan peralatan canggih serta para profesor mumpuni di bidang kelautan. Mata kuliah program ini sudah disesuaikan dengan mata kuliah di Ryudai, dan para mahasiswanya juga dibekali mata kuliah Bahasa Jepang untuk membantu mempersiapkan mereka jika nantinya terpilih melanjutkan setengah kuliahnya di Jepang. Secara umum, para mahasiswa mempelajari segala sesuatu tentang laut. “Namun, karena minat saya lebih ke masalah terumbu karang, maka saya mengambil mata kuliah terkait terumbu karang saja. Saya mempelajari ekosistem terumbu karang, khususnya dari sudut pandang biologi,” katanya. Ia juga menyatakan sedang melakukan penelitian mengenai stress response karang jamur Ctenactis echinata terhadap kenaikan suhu berdasarkan kelas ukurannya. Mahasiswa asing tak perlu risau di awal masuk Ryudai karena ada tutor mahasiswa Jepang membantu mereka beradaptasi. Ada juga fasilitas asrama dan konsultasi mahasiswa internasional, beasiswa dan layanan prosedur visa. •
Lely Fika A.
Sesoko Station, pusat penelitian yang berlokasi di Pulau Sesoko.
University of the Ryukyus
Lokakarya melibatkan peneliti berbagai negara.
Agustus 2013
PENDIDIKAN
19
Bahasa Guna Menunjang Wisata Oleh Meiskhe Fratel
S
ejak lama Bali telah men jadi salah satu tujuan tamasya utama warga Jepang. Setiap tahun, tak kurang dari 150.000 turis asal Jepang bertandang ke pulau wisata paling kondang di Indone sia itu sehingga membuka pelu ang bisnis dan kerja bagi mereka yang lancar berbahasa Jepang. Menyadari potensi ter sebut, program studi (prodi) Sastra Jepang Universitas Uda yana (Unud) kemudian men desain kurikulum untuk mence tak lulusan dengan kemampuan berbahasa Jepang terutama guna memenuhi kebutuhan in dustri wisata. Prodi ini tak lupa untuk menggalang interaksi in tensif dengan para penutur asli sehingga mahasiswa bisa memi liki kemampuan berbahasa Je pang yang mumpuni. Dibuka sejak 2006, prodi ini mewajibkan mahasiswa me ngikuti mata kuliah Kanko Ni hongo (Japanese for Tourism), yang menjadi ciri khasnya. “Kanko Nihongo diajarkan pada tingkat tiga, setelah mahasiswa
mempelajari Bahasa Je pang tingkat dasar dan me nengah. Di sini mahasiswa di www.unud.ac.id ajari penggu naan Bahasa Jepang untuk, antara lain, in dustri perhotelan dan pemandu wisata,” ungkap Ketua Prodi Sas tra Jepang Unud Ketut Widya Purnawati. Agar kemampuan maha siswa lebih terasah, porsi prak tik melalui percakapan lebih banyak daripada sekadar teori, tambahnya. Namun industri wisata me mang bukan satu-satunya pusat perhatian karena prodi Sastra Jepang Unud juga membekali mahasiswanya dengan ke terampilan berbahasa Jepang untuk bisnis melalui mata kuliah Bijinesu Kaiwa (Business Con versation) dan Bijinesu Sakubun (Business Composition). Dalam mata kuliah ini diajarkan menge nai Bahasa Jepang formal dan hal-hal terkait administrasi da lam perusahaan Jepang. “Mata kuliah ini dimaksudkan agar
Dokumentasi Unud
Interaksi mahasiswa Jepang dengan mahasiswa Sastra Jepang Unud.
mahasiswa dapat mengetahui cara yang tepat untuk, misalnya, menelepon, menulis surat atau imel dan sejumlah aktivitas lain di kantor Jepang ,” ujarnya. Intensitas interaksi maha siswa dengan penutur asli juga sangat diutamakan. Prodi Sastra Jepang Unud kini memiliki 200 mahasiswa dan terus memasti kan bahwa mereka tidak hanya berlatih bahasa Jepang di dalam kelas bersama teman atau dosen, namun juga dengan mahasiswa dari sejumlah universitas di Je pang. Unud memiliki sejumlah
program kerjasama dengan uni versitas di Jepang, namun yang bersentuhan langsung dengan prodi Sastra Jepang saat ini antara lain adalah Universitas Toyama, Universitas Hijiyama (Hiroshima), Universitas Ibaraki dan Universitas Osaka. Setiap tahunnya seorang mahasiswa Unud diundang mengikuti Short Stay Program di Universitas Toyama selama dua minggu. Kerjasama dengan Universitas Ibaraki dan Univer sitas Osaka baru dimulai tahun depan, dengan mengirimkan be
berapa mahasiswa untuk belajar di kedua perguruan tinggi ter sebut selama setahun. Sementara itu, dengan Uni versitas Hijiyama dilaksana kan pertukaran budaya setiap tahun. Sejumlah mahasiswa Hijiyama berkunjung ke prodi Sastra Jepang Unud selama dua atau tiga minggu. “Mereka mela kukan role play untuk memper kenalkan budaya masing-ma sing negara, yang dilakukan dalam Bahasa Jepang. “Hal ini tentunya semakin meningkat kan kualitas berbahasa Jepang mahasiswa kami,” tutur Widya. Selama tiga minggu, interaksi ini terjadi secara intensif baik mela lui kesempatan belajar bersama di ruang kuliah maupun di luar. Meski program ini terbilang baru, namun kurikulum dan metode yang diterapkan mulai memberikan hasil. Mahasiswa kerap mengukir prestasi dengan menjadi juara dua lomba pidato (benrontaikai) tingkat provinsi Bali secara berturut-turut pada 2012 dan 2013. Selain itu, ada pula yang memenangkan kon tes menulis Konnichiwa Jepang Award tahun lalu. •
20
Agustus 2013
BUDAYA
Tiga Keahlian dalam Satu Panggung
Jakarta Shimbun/Miyahira Mariko
Bunraku, meski tergolong seni tradisional asal Osaka, masih terus menggeliat dan bisa dinikmati hingga kini. Teater boneka ini tidak sekadar menyuguhkan alur cerita yang menarik, namun juga menonjolkan keahlian sang dalang, narator dan pemusik yang membuat keseluruhan pergelaran lebih hidup. Oleh Meiskhe Fratel
A
lunan alat petik sha misen baru-baru ini menggema di Gedung Kesenian Jakar t a (GKJ) serta membawa atmosfir Negeri Sakura tempo dulu ketika Bunraku dipentaskan. Diikuti de ngan lantunan joruri, tiga sosok berpakaian serba hitam kemudian memasuki panggung yang telah disulap dengan latar rumah tradisio nal Jepang. Mereka membawa boneka perempuan berkimono, seseorang yang menampak kan wajah, adalah penggerak boneka (dalang) utama, semen tara dua lainnya menggunakan penutup wajah dan mereka adalah asisten sang dalang. Sementara, di sebelah ka nan panggung, seorang pe lantun joruri sekaligus nara tor mengantar cerita dengan berbagai ekspresi, termasuk teriakan, bisikan, suara ter sedu-sedu sesuai dialog karak ter yang muncul. Di sebelahnya duduk pemetik shamisen, yang berperan memberi efek suara selama pergelaran. Penonton tidak hanya men dapatkan hiburan mengenai kisah yang dilakoni beberapa karakter boneka dalam teater yang mirip kesenian wayang golek dari Jawa Barat ini, na mun juga bisa menikmati ke piawaian sang dalang bersama para koleganya saat meng gerakkan boneka dengan lincah namun cermat. Gerakan boneka akan se irama dengan setiap cerita yang dikisahkan sang nara tor, sehingga mengundang decak kagum tersendiri. Sementara sang narator pun Kiritake Kanjuro, dalang utama memainkan karakter Kitsune Tadanobu.
Ninin Sambaso (Tarian Sambaso) dibawakan sepasang karakter Sambaso yang kisahnya dibumbui humor.
e-
fre
m
.co
tor
vec
an jap
memba wakan dialog, kadang seba gai perempuan, kadang sebagai lelaki, secara bergan tian sesuai tuntutan kisah. Hal ini pula yang ditam pilkan para seniman Bunraku Kyokai di GKJ awal Juli. Dalam rangka mempe ringati 55 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, Bunraku hadir pertama kali nya di Jakarta dan mendapat kan apresiasi yang cukup luas. Pergelaran yang berlangsung selama dua hari itu, ditonton warga Indonesia yang hampir memenuhi semua kursi GKJ. Rizky Haris Ilyas (21), ma hasiswa Universitas Katolik Atma Jaya setelah menonton teater boneka ini menyatakan “Kerjasama antara dalang dan rekannya, narator serta pemain musik, sangat apik, KYODO
HaloJepang!/Meiskhe Fratel
dapat perhatian. “Kami meng gelar acara di berbagai tempat ramai, seperti stasiun maupun pusat perbelanjaan, agar men dapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Meski sebe narnya kami tidak hanya men dapat subsidi dari Pemerintah Osaka namun juga dari lembaga kebudayaan Jepang,” tuturnya. Selain itu, Bunraku Kyokai juga melakukan pertunjukan beberapa kali di berbagai ne gara dan menggunakan kesem patan tersebut sebagai ajang promosi agar kesenian ini dike nal lebih luas dan bisa lestari.
sehingga membuat kese luruhan pertunjuk an tampak hidup. Mereka yang ter libat benar-benar ahli, dan pasti me Pergelaran ‘Mukjizat di Kuil Tsubosaka’ reka harus men di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Juni. jalani masa latihan yang tidak singkat,” ungkapnya. namun juga komedi. Keragaman Memang dibutuhkan latih ini menjadi daya tarik bagi kha an bertahun-tahun agar piawai layak umum untuk terus datang menggerakkan semua boneka. dan menonton,” ujar Nishihara. Setidaknya itulah yang dialami para profesional di Bunraku Penurunan Minat Warisan Budaya Kyokai. Berlatih menjadi dalang Dalam setahun, Bunraku Bunraku telah diakui seba profesional dimulai dengan Kyokai menyelenggarakan per gai salah satu warisan budaya menggerakkan bagian kaki tunjukan di dua teater nasional dunia oleh badan pendidikan, boneka, kemudian tangan. Jika di Tokyo dan Osaka, secara ber sains dan kebudayaan PBB, telah mulai ahli, barulah menja gantian setiap bulan. Dalam se UNESCO, pada 2003. Dengan di dalang utama, yang mengen hari diadakan dua pertunjukan. demikian, kesenian ini akan dalikan kepala dan memainkan “Hampir 500-800 penonton se tetap dipertunjukkan dengan ekspresi si boneka. Boneka lalu hadir dalam setiap show,” menjaga kekhasannya sebagai sesuatu yang tradisional, meski ini tidak ringan dan hal inilah kata Nishihara. yang membuat perempuan ti Meski masih tergolong zaman semakin modern. Bahkan budaya pop, yang dak ikut serta dalam kesenian popular, minat menonton per ini. “Pertunjukan ini dimainkan tunjukan ini di negara asalnya tumbuh pesat di Jepang, kata hanya oleh para lelaki karena mulai luntur. Nishihara dengan Nishihara sejatinya dapat ber bonekanya memang sangat ber terus terang mengungkapkan jalan beriringan dengan buda bobot,” ujar Nishihara Fumiko keprihatinannya jika keseni ya tradisional seperti Bunraku. dari Departemen Production an tradisional ini menjadi tak “Keragaman budaya menjadi Performance Bunraku Kyokai. lagi begitu dinikmati, teruta kan negara menarik bagi warga Ketika tampil di Jakar ma di kalangan anak muda asing. Sangat baik jika yang tra ta lakon yang disuguh Jepang. “Banyak di antara mere disional maupun yang modern kan adalah ‘Mukjizat di ka tak lagi memahami Bunraku.” terus dimiliki oleh suatu nega Kuil Tsubosaka’, yang Tambahnya. ra,” ungkapnya.• menceritakan ten Di lain pihak Jakarta Shimbun/Miyahira Mariko tang suami istri yang juga ada polemik mengalami keajaiban terkait subsidi Pe karena dihidupkan merintah Jepang kembali oleh Dewi untuk kesenian Kannon. Cerita ter jenis ini. Namun, sebut adalah tragedi Bunraku Kyokai namun kemudian tidak ingin ting berakhir bahagia. gal diam. Berba “Jenis cerita Bun gai upaya telah raku bermacam-ma mereka lakukan, cam, tidak hanya agar teater bone Karakter dalam Bunraku tanpa jubah dan tentang tragedi ka ini tetap men memperlihatkan anggota tubuh yang terhubung tali.
Agustus 2013
PERGELARAN
Anime Festival Asia Indonesia www.animefestival.asia/afaid
Setelah sukses menyedot lebih dari 40 ribu pengunjung pada 2012 lalu, festival budaya pop Anime Festival Asia Indonesia (AFAID) kembali digelar kedua kalinya tahun ini. Pergelaran ini akan berlangsung di Plenary Hall, Balai Sidang Jakarta Convention Center selama tiga hari, mulai tanggal 6 hingga 8 September mendatang Penggemar J-Pop dapat menikmati penampilan dari penyanyi dan grup musik pengisi lagu tema anime bertajuk ‘I Love Anisong,’ misalnya Hirano Aya, Kalafina dan banyak lagi. Pengunjung juga bisa berbelanja barang khas Akihabara di Akiba Town. Hadir pula cosplayer terkemuka seperti Kaname dan Richfield. Saksikan juga penampilan pertama film animasi ‘Puella Magi Madoka Magica The Movie’ di Indonesia.
www.animefestival.asia/afaid
21
Jak-Japan Matsuri Kembali Semarakkan Jakarta Jak-Japan Matsuri 2013 yang bertema ‘Indonesia-Jepang Selalu Bersama’ menandai peringatan 55 tahun pembukaan hubu ngan diplomatik Indonesia-Jepang. Acara yang diprakarsai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Komite Pelaksana JJM ini akan diselenggarakan 1 sampai 8 September 2013 di sejumlah lokasi dengan menampilkan berbagai kegiatan. Acara pembukaan pada 1 September akan dilaksanakan di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Japan Week pada 2-7 September di Plaza Senayan, dan acara penutupan pada 8 September di Lapangan Monas. Penyelenggaraan Jak-Japan Matsuri tahun ini diharapkan bisa mendapat tempat di hati warga Jakarta dan menggambarkan hu-
bungan yang kian erat dan pertukaran di level masyarakat yang makin luas antara IndonesiaJepang, serta bisa menjadi awal cahaya api persahabatan abadi di antara kedua negara.
Turnamen Sumo 2013
Turnamen Sumo, peristiwa yang belum pernah dinikmati warga Indonesia, akan diselenggarakan 24-25 Agustus di Istora Senayan, Jakarta Pusat, yang merupakan turnamen pertama sejak 2008 yang berlangsung di luar Jepang dengan Indonesia dan Asia Tenggara sebagai tujuan. Gotanda Denshi Co Ltd bekerja sama dengan Nihon Sumo Kyokai, dan didukung Toyota Motor Asia Pacific Pte Ltd, mengadakan tur olahraga tradisional ini untuk memperingati jalinan kerjasama Indonesia-Jepang ke-55 tahun dan JepangASEAN ke-40. Sekitar 40-an pesumo (rikishi) papan atas (makuuchi) akan bertandang ke Jakarta. Mereka menduduki posisi teratas dalam Turnamen Sumo di Nagoya pada Juli lalu. Turnamen Sumo ini akan berlangsung malam hari, dimulai dengan pengenalan tentang sumo, lagu sumo (Sumo Jinku), serta Dohyo-
KYODO
iri yang merupakan ritual para rikishi saat memasuki arena. Hal menarik dalam kegiatan ini para rikishi juga akan menggunakan yukata batik. Informasi mengenai kegiatan ini dapat di akses melalui http://id.sumojakarta2013.com
The World Police Band Concert 2013 Guna meningkatkan hubungan persahabatan di antara sesama polisi mancanegara, kelompok marching band polisi akan tampil dalam The World Police Band Concert 2013 di Jakarta 1 dan 2 September 2013. Pergelaran di Jakarta nanti akan menjadi yang ke-18 kali sejak pertama diselenggarakan pada 1996. Kelompok yang akan tampil dalam pergelaran ini adalah Tokyo Metropoli tan Police Band (Jepang), Seoul Metro politan Police Band (Korea Selatan), Vietnam Ministry of Public Security Police Band (Vietnam), New York Police Department Band (AS), serta tim Akademi Kepolisian (AKPOL) Republik Indonesia sebagai tuan rumah yang tahun lalu untuk pertama kalinya ikut dalam The World Police Band Concert 2012 di Tokyo.
Rencananya, pada 1 September, kelima kelompok marching band ini akan berparade sepanjang 1,5 km di Jakarta dari Jalan Merdeka Barat hingga Jalan Thamrin, sebagai salah satu acara utama saat pembukaan Jakarta Japan Matsuri (JJM). Selain lima kelompok marching band polisi, rencananya kelompok serupa dari beberapa sekolah Indonesia juga akan tampil memeriahkan acara ini. Parade akan dilaksanakan di jalan utama Jakarta saat hari bebas kendaraan bermotor (car free day), mu-
The World Police Band Concert Committee
lai pukul 08:00 hingga pukul 09:30, namun jika turun hujan kegiatan ini akan dibatalkan. Sedangkan pada 2 September, masing-masing kelompok akan me-
nampilkan ciri khas setiap negara dengan menyelenggarakan resital musik di Gedung Teater Jakarta di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini mulai pukul 19:30. Gedung Teater Jakarta dipilih karena memiliki konsep eksterior yang lebih modern dan dilengkapi fasilitas tata suara (sound system) berkelas internasional, sehingga pertunjukan dapat ditampilkan secara maksimal dan menghibur penonton. The World Police Band Concert 2013 diselenggarakan World Police Band Concert Committee, serta disupervisi oleh Mainichi Newspapers Co, Ltd, dan mendapatkan dukungan dari Kedutaan Besar Indonesia di Jepang, Mission of Japan to ASEAN, Tokyo Metropolitan Government, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
22
Agustus 2013
RESTO
Iseya
Memperkenalkan Keistimewaan Robatayaki
Foto-foto: HaloJepang!/Nova Auliatun Nisa
Apa yang terlintas di kepala saat membayangkan makanan Jepang? Sebagian besar mungkin akan menjawab sushi atau ramen, yang memang telah memiliki cukup banyak penggemar di tanah air. Namun pernahkah Anda mencoba hidangan Robatayaki? Kali ini Iseya hadir untuk memperkenalkan keistimewaan hidangan yang juga dikenal sebagai Japanese Grill ini. Oleh Nova Auliatun Nisa
R
obatayaki memang tidak sekondang hidangan Jepang lain di Indonesia, bahkan jumlah restoran di Jakarta yang menyediakan menu ini dapat dihitung dengan jari. Meski begitu, Iseya yang ber lokasi di daerah Karet Jakarta Pusat, merasa optimistis dapat membuat penyuka kuliner Je pang di Indonesia jatuh cinta dengan Robatayaki. “Robatayaki merupakan sa lah satu jenis hidangan Jepang yang dimasak dengan cara di panggang dan dimasak lang sung di hadapan para tamu,” jelas Executive Chef Iseya Asa no Hiroaki. Keistimewaan Ro batayaki adalah para tamu da pat memilih sendiri hidangan apa yang ingin mereka makan Asano Hiroaki
di depan mata yang kemudian bakal dimasak langsung oleh sang chef, jelasnya. Berbeda dengan Tep panyaki yang dimasak dengan menggunakan wajan datar, Robatayaki dimasak dengan panggangan khusus. “Karena itu Robatayaki sering disebut sebagai Japanese Grill,” tam bah pria berusia 40 tahun ini. Mulai beroperasi sejak Oktober 2012, Iseya memang tertantang untuk menawar kan Robatayaki sebagai menu utama dan belum terkenal di Indonesia. Berbeda dengan Teppanyaki yang umumnya menggunakan daging sapi, Robatayaki justru mengan dalkan hidangan laut seperti ikan, kepiting atau kerang. “Memang menjadi tanta ngan tersendiri menghidang kan Robatayaki untuk warga Indonesia. Awalnya saya me rasa kesulitan karena standar cita rasa warga Indonesia de ngan Jepang jauh berbeda. Contohnya saja, ikan yang dibakar dengan Robatayaki memang tidak matang betul, namun banyak konsumen dari Indonesia yang minta dibakar hingga benar-benar matang, yang justru akan menghilang kan rasa asli ikan,” ujar Asano. Menurut pria yang telah menekuni dunia kuliner sejak usia 18 tahun ini, perbedaan cita rasa ini dipengaruhi juga oleh budaya. Sebagian be sar warga Indonesia terbiasa mengkonsumsi hidangan yang benar-benar dimasak dengan matang dan banyak meng gunakan bumbu tambahan, sementara di Jepang, warga nya terbiasa menyantap hidangan mentah se hingga rasa asli dari bahan tersebut dapat terasa di lidah. “Saya rasa pelan-pelan, warga Indo nesia juga nantinya dapat menikmati kelez atan cita rasa asli Robatayaki,” ujar Asano.
Saat ditanya mengenai hidangan di Iseya, pria kela hiran Akasaka Tokyo ini me nyebutkan ikan Kinki, Ayu, dan Nodoguro menjadi menu yang paling direkomendasikan, kare na terkenal enak dan nyaman di lidah. Kinki merupakan ikan de ngan harga yang cukup mahal, bahkan warga Jepang sendiri jarang menyantapnya. Ikan yang ditawarkan Iseya memang terasa segar dan ber kualitas tinggi, karena diimpor dari pasar ikan Tsukiji, Tokyo. Sedangkan buah dan sayur diimpor dari Singapura, se mentara bahan-bahan yang diperoleh dari Indonesia tidak sampai 10% dari total selu ruh bahan yang digunakan. Tidak heran harga hidangan yang disajikan relatif tinggi, mulai dari Rp550.000++ un tuk menu makan siang dan Rp1.000.000++ untuk menu makan malam. Tidak hanya dimanjakan dengan kelezatan Robatayaki, para pengunjung juga akan dibuat kagum dengan interior eksklusif dan mewah yang dido minasi warna coklat kayu khas Eropa, di setiap ruangannya. Terdapat tiga ruang VIP yang dapat digabung dan satu ruang semi VIP, yang secara keselu
ruhan sanggup menampung pengunjung hingga 50 orang. Terdapat pula bar counter di lantai 2, yang bisa digunakan pengunjung untuk bersenda gurau sambil menikmati wine, sake, beer dan shochu. Asano berharap, nantinya Iseya dapat dikenal sebagai pelopor hidangan Robatayaki di Indonesia, dan dapat mem perkenalkan lebih banyak hidangan Jepang lain yang be lum terkenal di tanah air. “Robatayaki saat ini belum begitu populer di Jakarta, tapi saya rasa, seiring perjalanan waktu akan banyak warga In donesia yang menyukainya. Sebagai warga Jepang, melalui
Iseya saya ingin sekali mem perkenalkan keunikan Roba tayaki kepada warga Indo nesia. Semua tentunya mesti dilakukan secara pelan-pelan seiring dengan pembentukan citra merek (brand image) Is eya yang kini masih terbilang baru,” ujar Asano. •
Iseya Robatayaki
Sampoerna Strategic Square North Tower, Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta Telp: 021-5795 2342 Jam buka: 11.30 – 14.30 dan 17.30 – 22.00
Agustus 2013
TREN
23
Kekerabatan Saat Ramadhan & Idul Fitri di Rantau KYODO
Ramadhan adalah bulan istimewa bagi warga Muslim di seluruh penjuru dunia. Bulan ini menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan melalui ibadah puasa dan ibadah lainnya. Oleh Meiskhe Fratel
Warga Indonesia dan mahasiwa Jepang berbuka puasa di Masjid Jamii, Shibuya, Tokyo.
i Indonesia, nuansa religi nampak kental, menjadikan kegiatan ibadah selalu terasa menggairahkan untuk dijalani. Namun, bagaimana di negara dengan warga Muslim sebagai minoritas seperti Jepang? Giri Kuncoro (25), warga In donesia di Tokyo bercerita pua sa kali ini jatuh di musim panas, dengan kisaran suhu sekitar 35 derajat Celcius. Fajar lebih cepat merekah, namun waktu terbenamnya lebih lama. “Di sini pukul 3 pagi sudah memasuki waktu subuh, fajar menyings ing pukul 04:30 dan baru ter benam pukul 7 malam. Suhunya lebih panas dibanding di Jakar ta,” ungkap Giri. Namun waktu berpuasa yang lebih panjang hingga 16 jam dan suhu udara lebih panas dari biasanya, bu kan menjadi alasan untuk tidak menjalani puasa tahun ini. Aktivitas di ibukota Jepang juga berjalan seperti biasanya, sama sekali tidak terasa nuansa Ramadhan, seperti yang dira sakannya di Indonesia. Namun karena kesibukan, waktu pun berlalu dengan cepat dan tiba-ti ba sudah memasuki waktu ber buka. “Adzan hanya terdengar dari aplikasi handphone, tanda waktu imsak dan berbuka,” tu tur Giri yang telah menjalani Ramadhan selama tiga tahun di Jepang. Namun di sisi lain, suasana Ramadhan akan terasa sema rak di sekitar masjid di Tokyo. Komunitas Muslim dan masjid kerap mengadakan acara buka bersama. Selain itu berkumpul dengan sesama Warga Nega ra Indonesia (WNI) lewat buka puasa dan tarawih juga rutin di gelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) melalui Kelu arga Masyarakat Muslim Indo nesia (KMMI). Semua ini men jadikan suasana kekeluargaan sangat terasa. Ditambah, sholat tarawih berjamaah di masjid fa vorit dan bertemu dengan umat Muslim dari berbagai negara lain seperti Turki dan Pakistan yang praktis menjadi pengalam an tersendiri.
Masjid Otsuka dan Masjid Jamii di Tokyo biasanya men jadi tempat karyawan Toshiba ini melakukan sholat tarawih. “Suara ustadz Pakistan di Mas jid Otsuka menggetarkan hati, sementara di Masjid Jamii bebe rapa wanita warga Jepang biasa menjalankan ibadah,” tuturnya. Lain di Tokyo lain pula di Shi zuoka. Meski tantangan relatif sama yaitu suhu udara, namun Dedy Saprudin (30) dan keluar ganya menjalani puasa dengan tetap hikmat. Istimewanya, war ga Muslim di Shizuoka yang ter gabung dalam Shizuoka Muslim Association (SMA) kini telah me miliki mushola sebagai pusat ak tivitas kegiatan ibadah. Di mushola ini pada akhir pe kan dilaksanakan sholat tarawih berjamaah. SMA menaungi se kitar 300 jamaah Muslim, yang berasal dari berbagai negara, di antaranya Maroko, Indonesia, Pakistan dan Palestina. “Ada be berapa warga Jepang yang men jadi mualaf, mereka dibimbing secara perlahan-lahan untuk me ngenal Islam dan melaksanakan ibadah puasa,” ungkap Dedy. Miwa Essaadi (38) adalah warga Jepang yang telah meme luk Islam selama 14 tahun. Ia mengakui memang cukup berat menjalankan ibadah puasa di Jepang, karena banyak hal yang ditemui entah di tempat kerja, sekolah atau orang-orang sekitar melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian mu sim panas, dan lain-lain. Setiap hari, di tempat kerja, semua juga berjalan sesuai jadwal biasa. “Jika bos atau kolega tahu Anda se dang berpuasa mereka mengerti dan membantu, meski dalam banyak kasus Anda diharapkan tetap bekerja penuh, dan jika ti dak mereka bisa saja merasakan sebaiknya tidak berpuasa, kare na memberikan efek kurang baik pada produktivitas,” ujar Miwa. Ketika Idul Fitri tiba, berun tung jika berlangsung bersama an dengan hari libur, sehingga bisa melaksanakan sholat Ied. Namun, banyak yang akhirnya harus meminta izin atau cuti dari kantor untuk merayakan
D
Lebaran. Di Shizuoka, sholat Ied dilakukan di sebuah balai umum, sementara di Tokyo war ga Indonesia berkumpul di Se kolah Republik Indonesia Tok yo (SRIT). Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, WNI di sana juga saling bersilaturahmi dan kemudian menyantap makanan Indonesia bersama-sama. Begitupun yang dirasakan
Dokumentasi: SMA
Shizuoka Muslim Associaton (SMA) merayakan Idul Fitri tahun lalu.
Cininta Aprina (25) mahasiswa di Yamaguchi, yang telah men jalani Ramadhan keduanya di Jepang. “Di sini paling terasa hubung an kekeluargaan satu sama lain. Jadi meski jauh dari kampung halaman, namun tidak begitu te rasa karena ada keluarga baru.” Pemerintah Jepang menga dakan acara berbuka bersama
dengan perwakilan negara Mus lim setiap tahunnya. Belum lama ini Perdana Menteri Shinzo Abe mengundang wakil-wakil dari 35 negara, termasuk Indonesia untuk berbuka bersama. Kegiatan ini telah dilakukan sejak 2005 untuk meningkat kan rasa saling pengertian an tara Jepang dan negara-negara Muslim.•