Harian Umum
I klan Berlangganan Pengaduan
MEDIA GROUP
MINGGU
0751 0751 0751
4488700 9559333 4488702
TERBIT 24 HALAMAN NOMOR 044 TAHUN KE 64
8 JULI 2012 M/ 18 SYA’BAN 1433 H
Harga Eceran Rp2.500/eks, Harga Langganan Rp57.000/bulan
Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat
Cantik Natural dengan Hijau Muda
NEW XEON STRIPPING BARU
Suara Kompak Gemilang Voice Menyanyi bersama memerlukan kekompakan. Gemilang Voice suara yang gemilang tak hanya sekedar menyanyi, tapi juga menyatukan kekompakan.
New Xeon Stripping baru hadir dengan warna colourfull dan menonjolkan grafis simple. Tampil dengan kelebihan konsep warna mobil F1 dengan grafis sporty
Menjadi pengantin adalah salah satu puncak kehidupan manusia. Dalam acara yang bagi sebagian orang menjadi acara yang paling dinanti dan terjadi sekali dalam kehidupan
SOBAT- 22
OTOMOTIF-10
ELOK - 13
BERDEBU-DEBU DAHULU, BERSAKIT-SAKIT KEMUDIAN
Bernapas dalam Semburan Debu Semen Padang Laporan:
Andika Destika Khagen
Harian Haluan melakukan penelusuran terhadap warga yang berdomisili di kawasan Lubuk Kilangan yang selama 24 jam disirami debu PT Semen Padang. Hasilnya, dijumpai sebagian besar warga menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang me-
nempati tertinggi yang diderita warga. Upaya meminimalisasikan debu oleh PT Semen Padang terus diupayakan. Ketika membuka warung kopi pagi, yang pertama dilihat Ida adalah debu, yang menempel di meja warungnya. “Kondisi ini tiap hari,” kata ibu dengan tiga orang anak ini saat berbincangbincang dengan Haluan awal akhir Mei lalu. Rumahnya hanya berjarak 100 meter dari Batu Karang Putih, tempat semen diproduksi oleh Semen Padang (sekarang Semen Indonesia—red). Sebelum pukul 05.00 Subuh itu, warga Kelurahan
>> BERNAPAS hal 11
Tumbuh Generasi Tak Sehat TIGA orang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) Padang melakukan percobaan kepada tikus untuk melihat efek debu. Salmiah Agus, R. Z Nizar, dan Gusti Revilla melakukan penelitian tersebut pada 2010. Penelitian dokter bagian Patologi Anatomi ini, menggunakan 24 ekor tikus percobaan yang ditempatkan di 3 lokasi, yaitu di Perumnas PT Semen Indarung, perumahan Unand Ulu Gadut serta kampus FK Unand Jati untuk kelompok kontrol. Pada masing-masing lokasi tikus dipelihara selama 1 bulan dengan memberikan makanan pelet dan minum. Setelah 1 bulan semua tikus diambil darah melewati ekor untuk membuat hapusan darah dan dilakukan laparatomi untuk mengambil paru-parunya dan dibuat sayatan histologis. Hasil penelitiannya diketahui bahwa semakin dekat daerah
>> TUMBUH hal 11
PERILAKU PENCABULAN DALAM KELUARGA DEBU —Tanaman yang disiram debu pabrik Semen Padang tampak memutih di Lubuk Kilangan. Daunnya tak lagi hijau, ditutupi debu-debu yang berasal dari aktivitas pabrik Semen Padang. Warga juga rentan menderita penyakit ISPA. HASWANDI Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (QS An Nisaa' Ayat 5) 05.01 WIB
12. 26 WIB
15.51 WIB
18. 28 WIB
19.43 WIB
LAPORAN UTAMA
SATU TEWAS
Rombongan Keluarga Ditabrak Kereka Api PADANG, HALUAN — Lagi, peristiwa kecelakaan kereta api menelan korban jiwa. Kali ini, kecelakaan terjadi di Nagari Tobo, Kabupaten Padang Pariaman,
Sabtu (7/7) sekitar pukul 09.00 WIB. Sebuah mobil Pick Up L 300 yang membawa rombongan keluarga
>> ROMBONGAN hal 11
Benteng Agama Telah Rapuh PADANG, HALUAN—Belakangan ini, Ranah Minang buncah karena maraknya orang terdekat yang memiliki hubungan darah, melampiaskan nafsu birahi setannya, baik itu kepada anak kandung, anak tiri, maun kemenakannya. Tepatnya masih dalam keluarga sendiri. Adat basyandi syarak, syarak basandi Kitabullah yang jadi pedoman masyarakat Minang seolah tak bermakna lagi. Datar saja negeri
ini. Minangkabau seperti tak lagi berpematang. Dalam catatan Haluan— dari berbagai daerah di Sumatera Barat—enam bulan terakhir ini saja, puluhan kali terjadi orang-orang dekat yang “memakan” korbannya dengan berbagai variasi: ada yang berulang-ulang hingga hamil, dan ada berlangsung cukup lama tanpa diketahui. Pelaku yang umumnya orang dekat korban, baik itu sebagai ayah, ayah tiri, pa-
man, kakak, dan lain sebagainya, tentu menarik dilihat dari aspek psikologi-sosial, dan budaya Minang. Menurut Yuni Ussy Johan, psikolog yang juga merupakan dosen Fakultas Kedokteran Unand, terjadi kasus pencabulan yang dilakukan orang-orang dekat korban, pertama karena kurangnya nilai-nilai agama yang dimiliki pelaku.
>> BENTENG hal 11
Advertorial
Menristek Resmikan Masjid Darul Ijtihad Robohnya Rumah Gadang Kami
san Kupa lam a Mend an 5 d 4 l a H
SAAT rumah gadang itu lapuk, sebagian kayunya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Minimnya perhatian kaum dan ninik mamak terhadap rumah gadang, mempercepat hancurnya simbol adat dan budaya Minang ini. Bukan saja surau yang telah roboh. Rumah gadang juga berangsur-angsur lenyap dari muka bumi. Rumah gadang adalah simbol pertahanan terakhir adat dan budaya Minang.
PAINAN, HALUAN—Sebuah masjid senilai Rp2 miliar berdiri megah di Kampung Tanjung Medan, Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Masjid tersebut bernama Masjid Raya Darul Ijtihad dengan masa pembangunan 380 hari. Warga Air Haji patut berbangga, soalnya masjid itu diresmikan Menristek RI Gusti Muhammad Hatta pada Sabtu (7/7). Masjid tersebut dibangun oleh tiga adik - kakak dan juga pe-
rantau Air Haji yang telah sukses di rantau orang. Ketiganya yakni Redna A Khairil, Riza A Khairil dan Riyad A Khairil anak dari Hj
>> MENRISTEK hal 11 AGUNG SUPRIYANTO berhasil mengganda kemenangan Indonesia atas Timor Leste pada laga kedua Penyisihan Piala Asia U22 di Stadion Utama Riau Sabtu malam. BOLA NET
Indonesia Buka Peluang
PEKANBARU, HALUAN — Indonesia membuka peluang untuk lolos ke babak Final Kejuaraan Piala Asia U-22 setelah meraih kemenangan penting menghadapi Timor Leste 2-0 di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Sabtu (7/7) malam. Berkat kemenangan itu, Indonesia bertengger di posisi Grup E dengan nilai 3, di bawah Jepang dan Australia yang sudah punya koleksi 6 poin. Singapura harus rela disalip Indonesia karena menderita kekalahan 3-1 atas
>> INDONESIA hal 11
2 OLAHRAGA
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
PB Djarum Jaring Pebulutangkis Berbakat KUDUS, HALUAN — PB Djarum kembali menggelar Audisi Beasiswa Bulutangkis untuk menjaring bakat-bakat muda di tanah air. Untuk penyelenggaraan tahun 2012 ini, tercatat ada lebih dari 1.000 peserta berpartisipasi. Bertempat di GOR PB Djarum di Kota Kudus, Audisi Beasiswa Bukutangkis mulai digelar mulai Kamis (6/7 hingga Minggu (8/7/2012) mendatang. Sebanyak lebih dari 1.000 peserta dengan usia mulai dari 1015 tahun berpartisipasi dalam penyelenggaraan tahun ini. "Audisi Umum PB Djarum tahun ini luar biasa. Sudah lebih dari 1.000 atlet mendaftarkan diri, berdasarkan data tanggal 3 Juli 2012. Setiap tahun peserta Audisi Umum selalu menunjukkan tren meningkat," ungkap Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, dalam rilis yang diterima detikSport. Ribuan anak-anak hingga remaja yang datang tersebut tak cuma berasal dari Pulau Jawa, beberapa di antaranya datang jauh dari Sumatera, Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Audisi akan dilakukan dalam empat tahapan. Nantinya mereka yang berhasil lolos masuk menjadi skuad PB Djarum akan menjadi penghuni asrama Atlet PB Djarum. "Kami mencari atlet dengan kualitas terbaik, bukan kuantitasnya. Atlet yang tangguh, pantang menyerah, memiliki daya juang tinggi dan bermental juara adalah kriteria atlet yang kami cari. Oleh karena itu, proses seleksi ini akan berlangsung dengan ketat," ujar Fung Permadi, Manager Tim PB Djarum. PB Djarum selama ini memang rutin mengirim atlet-atletnya ke berbagai kejuaraan, mulai dari tingkat regional, nasional hingga internasional. "Hal ini merupakan program yang kami persiapkan untuk tetap mengharumkan nama Indonesia di ajang Dunia," lanjut Yoppy Rosimin. (h/net)
Xabi Sapa Media Jakarta JAKARTA, HALUAN — Xabi Alonso akhirnya menyapa para awak media sehari setelah kedatangannya di Jakarta. Kata pertama yang terlontar dari mulutnya adalah "Selamat Siang Everyone". Begitulah yang dikatakan Alonso ketika ia memasuki Lotus Room di Hotel Shangrila, Sabtu (7/7) siang WIB dalam jumpa pers acara "Indonesia Mengoper Bola" yang diadakan oleh produsen camilan kacang Dua Kelinci. "Selamat siang everyone," ucap Alonso sambil tersenyum dan disambut tepuk tangan para hadirin di ruang tersebut. "Saya ucapkan terima kasih kepada semua orang di sini atas sambutan hangat ini. Ini pertama kali saya datang ke Indonesia," sambung pesepakbola 31 tahun yang datang mengenakan kaos sponsor dan celana jeans abu-abu itu. Soal kunjungan perdana gelandang yang bermain di Real Madrid itu, sambutan sudah diberikan saat Alonso tiba di Bandara Soekarno Hatta sore kemarin. Ia pun tak sabar segera ingin hadir di Monas, Minggu (8/7) pagi WIB besok untuk membuka acara Indonesia Mengoper Bola yang berencana memecahkan rekor dunia dengan 1.000 peserta pengoper bola yang akan masuk untuk kategori "Most Consecutive Football Passes." Kala ditanya bagaimana kesannya soal makanan khas Indonesia, Xabi pun jawaban." Saya semalam sudah menghadiri makan malam. Saya sudah mencoba nasi ayam goreng, rasanya enak sekali," tuntasnya. (h/net)
MENANGKIS — Dalam open turnament Taekwondo Se Sumatra yang diadakan di Gor UNP, Air Tawar, Padang Barat, Padang, Sabtu (7/7). Terlihat para atlet bertarung dalam memperjuangkan daerahnya, seperti Widodo atlet dari Sijunjung, sedang menangkis (Makki) tendangan dari Ramon Atlet PLTD SumBar. AMIR
Pusat Dukung Kejurnas Taekwondo di Padang PADANG, HALUAN – Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia (Pengprov TI) Sumatera Barat, berkeinginan untuk tahun depan menggelar kejuaraan Taekwondo tingkat nasional di Padang. Hal ini disebabkan tingginya animo masyarakat menyaksikan helatan perdana Kejuaraan Wilayah (Kejurwil) taekwondo se-Sumatera yang digelar mulai Jumat (6/7) di GOR FIK UNP Padang tersebut. Di samping itu, jumlah peserta yang mencapai 600-an peserta dari seluruh provinsi di Pulau Sumatera ini, menegaskan bahwa Kota Padang mampu menggelar kejuaraan dengan skala nasional. Ketua Umum Pengurus Provinsi
(Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Sumbar Handrianto menyebutkan, kejuaraan ini diharapkan bisa menembus tingkat nasional, tidak hanya untuk wilayah Sumatera saja. “Dengan tingginya animo masyarakat, kami yakin untuk tahun depan bisa menggelar kejuaraan tingkat nasional. Usai gelaran ini, seluruh atlet yang sedang dipersiapkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII-2012 tersebut akan langsung di evaluasi. Karena waktu penye-
lenggaraan PON sudah begitu dekat,” terangnya usai acara pembukaan Kejurwil Jumat lalu. Kejuaraan se-Sumatera tersebut, juga sebagai ajang try out bagi atletatlet taekwondo daerah yang telah dipersiapkan untuk PON. Sementara Ketua Harian Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) Noor Fajari mendukung hal tersebut. Dikatakannya, selain untuk persiapan PON, atlet-atlet junior juga bisa menambah pengalaman bertanding mereka. “Kami berterima kasih kepada Sumbar yang telah memberi kesempatan Provinsi lain untuk bisa melangsungkan ujicoba. Kami berharap kejuaraan ini bisa sukses dan dapat menghasilkan atlet-atlet muda profesional untuk dikembangkan,” tukasnya. (h/rio)
Muhammad Ali Buka Olimpiade LONDON, HALUAN — Pesta akbar bertaraf internasional sudah sewajarnya dibuka dengan seremoni yang meriah. Berbagai elemen yang memberi kesan megah pun bakal disajikan. Dalam gelaran Olimpiade 2012 yang akan digelar di London, mulai 27 Juli mendatang, berbagai rencana untuk memeriahkan pun sudah disiapkan. Salahsatunya adalah dengan menghadirkan tokoh-tokoh ternama di Olympic Stadium. Beberapa nama sudah masuk dalam daftar dan yang
paling menonjol adalah legenda tinju dunia asal Amerika Serikat, Muhammad Ali. Seperti diwartakan The Telegraph, ketua panitia upacara pembukaan Olimpiade 2012, Danny Boyle, tengah mempertimbangkan dua nama tokoh yang akan dihadirkan, yaitu Muhammad Ali dan pemimpin pergerakan demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. Ali dianggap pantas menjadi simbol kemegahan pesta olah raga, berkat prestasinya di atas ring tinju
dan popularitasnya. Sedangkan Suu Kyi masuk daftar karena berbagai pengharagaan yang telah diraihnya, termasuk Nobel Perdamaian tahun 1991. Saat ini, Ali yang pernah menjadi penyulut api Olimpiade tahun 1996 di Atlanta, diketahui akan berkunjung ke London untuk menghadiri sebuah acara amal di Royal Albert Hall, dua hari sebelum pembukaan Olimpiade. Sementara Suu Kyi lebih memilih menghabiskan musim panas di Myanmar. (h/net)
GP 2 INGGRIS 2012
Penalti, Rio Haryanto Start di Posisi 12 SILVERSTONE, HALUAN — Rio Haryanto mengakhiri sesi kualifikasi GP2 Inggris
RIO HARYANTO akhirnya start di posisi 12 pada GP 2 Inggris. Padahal, dalam kualifikasi, Rio finish di posisi tujuh. DOK RIO
Terbit Sejak 1948 Pendiri H. Kasoema
Penerbit: PT Haluan Sumbar Mandiri (Haluan Media Group). SIUPP No 014.SK.Menpen.SIUPP A.7 1985 tanggal 19 November 1985.
di posisi ketujuh. Namun penalti yang diterimanya di GP2 Valencia lalu membuat-
nya harus memulai feature race di Silverstone dari urutan ke-12.
Di sesi kualifikasi yang digelar Jumat (6/7/2012) waktu setempat, Rio mencetak waktu tercepat ke-7, dengan catatan waktu 2 menit 3,398 detik. Ia lebih unggul 0.029 detik dari rekan steimnya, Max Chilton. Sesi kualifikasi dan sesi latihan yang berlangsung dalam kondisi hujan deras mengharuskan seluruh peserta menggunakan ban tipe wet. Bagi Rio, kedua sesi di hari Jumat ini merupakan pengalaman pertamanya membalap mobil GP2 dalam kondisi hujan dan basah. “Hasil sesi kualifikasi yang sangat baik buat Rio, karena sesi tadi adalah pengalaman pertama buat Rio mengemudi mobil GP2 dalam kondisi basah," ujar Manajer Teknis,
Piers Hunnisett, dalam rilis yang diterima oleh detikSport. "Ia berhasil menjalankan sesi dengan tenang selama berlangsungnya sesi, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit." "Ia harus menjalankan penalti penurunan 5 posisi dalam start besok, yang mana seluruh orang di paddock merasa ia seharusnya tidak mendapatkan hukuman tersebut. Kami berharap ia bisa meraih finis dalam posisi 8 besar," harapnya. Sementara itu, posisi start terdepan diraih oleh Fabio Leimer dari tim Racing Engineering, dengan waktu 2 menit 1,889 detik. Posisi kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh Johnny Cecotto dan Jolyon Palmer. (h/net)
PADA hari kedua turnamen Bridge, Sabtu (7/7), masing masing atlet mengeluarkan kemampuanya di Gedung seba Guna Padang, Jumat (6/7). Turnamen tersebut, akan berakhir dan final pada 8 Juli. RIVO SEPTI
Kampar Unggul di Babak Penyisihan PADANG, HALUAN — Tujuh tim teratas, bertarung di babak lanjutan Open Tournamen Bridge Semen Padang IX di Gedung Serba Guna Komplek PT Semen Padang, Sabtu (7/7), ditambah satu tim yang mendapatkan jatah wildcard. Ketujuh tim tersebut tampil sebagai terbaik di babak penyisihan yang menyelesaikan enam sesi pertandingan sejak Jumat (6/7) sore hingga Sabtu (7/7) dinihari. Tujuh tim tersebut adalah Garuda Sakti, Kampar yang mengumpulkan nilai 122 victory poin (122 VP). Di tempat kedua, ditempati tim DKI, PT BBG Putra (117 VP), lalu Alunand Plus (117 VP), SMBC Surabaya (113 VP), Semen Padang I (111 VP), Telkom Indonesia-Jakarta (111 VP) dan AGBC 2 Padang (107 VP). “Melengkapi tim yang berhak turun di partai final, satu jatah wildcard diperoleh tim tuan rumah, Semen Padang,”kata Panitia Seksi Pertandingan, Mulyadi kepada Haluan. Hingga berita ini diturunkan, Sabtu (7/7) pertandingan penentuan masih berlangsung. Seperti yang diberitakan Haluan sebelumnya Babak lanjutan ini akan dilaksanakan pada Sabtu (7/7) dengan menggunakan sistem round robin, dimana setiap tim akan saling berhadapan. Sementara, tim yang tidak lolos, tetap akan saling berhadapan dengan menggunakan sistem swiss concolation dan diambil tiga pemun-cak. “Selain itu kami juga akan mengambil tim ladies terbaik, termausk tim terbaik dari tim Semen Padang yang akan ditu-runkan pada turnamen yang dipim-pin wasit nasional Amien Ramli dan wasit asal Sumbar, Metra Sefrinel,”kata Rinold, ketua panitia. Rinold berharap turnamen yang memakai sistem Victory point dapat meningkat animo masyarakat terhadap olahraga ini. Ia berharap wasit dapat melakukan pengawasan tersentral, termasuk “jatah waktu” setiap sesi dalam turnamen yang lama yang akan diikuti tim putra andalan Indonesia, Taufik Asbi-Robert Tobing, Jemmy Bojoh-Leslie Gontha dan tim putri, Lusje Bojoh-Joice T. Mandolang, Conny S-Riantini. (h/mat)
Pemimpin Umum: H. Basrizal Koto, Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan: Sofialdi, Wakil Pemimpin Umum: Zul Effendi, Pemimpin Redaksi: Yon Erizon, Wakil Pemimpin Perusahaan: Syafruddin. Dewan Redaksi : H. Basrizal Koto, H. Desfandri, H. Hasril Chaniago, Zul Effendi, Sofialdi, Yon Erizon, Ismet Fanany MD, Nasrul Azwar, Syamsu Rizal Redaktur Pelaksana: Ismet Fanany MD, Nasrul Azwar, Syamsu Rizal, Litbang dan Online Media: Eko Yanche Edrie, Sekretaris Redaksi: Silvia Oktarice, Redaktur: Rudi Antono, Aci Indrawadi, Afrianita, Atviarni, Dodi Nurja, Nova Anggraini, Rahmatul Akbar, Andika Destika Khagen, David Ramadian, Haswandi. Reporter Padang: Ade Budi Kurniati, Devi Diani, Nasrizal, Meidella Syahni Koresponden: Syamsuardi S, Jon Indra, Ridwan (Bukittinggi), Dedi Salim, Trisnaldi (Pariaman/Padang Pariaman), Zulkifli, Syafril Nita, Sri Mulyati, M Siebert (Payakumbuh/Limapuluh Kota), Atos Indria, Ahdi Susanto, Welina (Pasaman), Miazuddin, Kasra Scorpi (Agam), Iwan DN, Darwin Danin, Maison (Padang Panjang), Yuldaveri, Emrizal, Aldoys (Tanah Datar), M. Junir, Gusmizar (Pasaman Barat), Sabrul Bayang, M. Joni, Haridman (Pesisir Selatan), Syamsuardi Hasan, Riswan Jaya, Alfian, Almito, Marnus Chaniago (Kabupaten Solok/Kota Solok), Icol Dianto (Solok Selatan), Alamsyah Halim, Fadilla Jusman (Sawahlunto), Azneldi (Sijunjung), Maryadi, Ferry Maulana (Dharmasraya), Biro Jakarta: Syafril Amir, Jamalis Jamin, Surya, Biro Riau: M. Moralis Biro Kepri: M Sahdan Tim Kerja Usaha: Prisma Joni (Plt Manajer Sirkulasi), Jeffry Sony (Plt Kabag Sirkulasi), Nofriza Zainyar (Plt Koord Pemasaran), Junaidi (Plt Koord Eceran), Yan Syafri (Plt Koord Asongan), Yunasbi (Plt. Koord Iklan Kota padang), Tata Letak/Desain: David Fernanda, Nurfandri, Rahmi, Syamsul Hidayat, Jefli, HRD : Desmasari, Umum : Nurmi, Kasir : Desy, TI : Teguh. Plt Manajer Cetak: Irman S Rianto, Pra Cetak : Sawal Marjuni.HRP, Mai Hendri, Cetak : Mardianto (Koordinator), Afandi, Rudi Kurniawan, Jecky Jekcson. Haluan Media Group: CEO H.Basrizal Koto, Direktur: H Desfandri. Kantor Jakarta: Graha Basko, Jln. Kebun Kacang XXIX No.2A Jakarta Pusat 10240. Telp. (021) 3161472, 3161056 Fax. (021) 3915790, Alamat Redaksi/Bisnis: Komplek Bandara Tabing, Jl Hamka Padang. Telp. (0751)4488700, 4488701, 4488702, 4488703, Fax (0751) 4488704 Email: redaksi_haluan@yahoo.com, website: http/harianhaluan.com, Harga Langganan/iklan: Harga langganan bulanan dalam kota Padang Rp57.000, Harga eceran Rp2.500,- Tarif iklan: Tarif Iklan: Display FC halaman satu: Rp50.000/mm kolom, Display BW halaman satu: Rp35.000/mm kolom, Display halaman dalam FC: Rp35.000/mm kolom, Display halaman dalam BW: Rp17.500/mm kolom, Iklan SC :Rp25.000/ mm kolom, Sosial/Ucapan Selamat FC: Rp15.000/mm kolom, Sosial/Ucapan Selamat BW: Rp10.000/mm kolom, Dukacita: Rp10.000/mm kolom, Iklan kolom (maks 300 mmk) FC: Rp15.000, Iklan Kolom (maks 300 mmk) BW: Rp10.000, Advertorial FC: Rp40.000/mm kolom, Advertorial BW: Rp25.000/mm kolom Bank: BRI Cabang Padang Rek No: 0058-01-001430-30-8, Bank Nagari Cabang Utama Padang Rek No: 1008.0103.00009.1 PT Haluan Sumbar Mandiri Dicetak oleh Unit Percetakan PT Haluan Sumbar Mandiri Padang. Klik http://www.harianhaluan.com
OLAHRAGA 3
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Spanyol Bukan Barcelona MADRID, HALUAN — Spanyol telah menyihir dunia dengan kesuksesan luar biasa mereka menjuarai tiga turnamen besar berturutturut. Tapi menurut Luis Aragones, gaya permainan "Matador" bukan dari Barcelona. Memenangi Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010 dan EURO 2012, Spanyol mengundang decak kagum dunia. Gaya tiki taka Barcelona, yang begitu populer saat diusung Pep Guardiola bersama El Barca, dianggap mampu diadopsi dengan sangat baik oleh timnas Spanyol. Tetapi, benarkah gaya sepakbola Spanyol sekarang berasal dari Barcelona? Menurut Aragones, pelatih yang membawa Spanyol juara Piala Eropa 2008, jawabannya tidak. "Gaya Spanyol tidak datang dari Barcelona. Ini soal pemain. Empat tahun lalu hanya ada tiga pemain dari Barcelona. Sekarang ada lebih banyak dari Barca, dan kita tahu mereka semua," tutur Aragones kepada harian Meksiko Excelsior yang dilansir Marca. "Ini semata-mata soal kualitas para pemain. Kualitas pemainlah yang membuat Spanyol menjadi satu kesatuan yang kuat dan dapat bermain dengan penguasaan bola yang tinggi. Itu sulit untuk dipertahankan dalam waktu lama." Aragones juga tidak mau jemawa untuk menilai timnas negaranya saat ini adalah tim terbaik dunia sepanjang sejarah. "Sulit untuk mengatakan itu. Tapi ya, Spanyol salah satu yang terhebat dengan banyak alasan, terutama karena konsep sepakbola dan cara memainkan dan mengendalikan permainannya itu." Keunggulan Spanyol, tambahnya, adalah karena memiliki pemainpemain dengan "presisi umpan yang luar biasa, kecepatan sangat baik, dan piawai mencetak gol". Spanyol juga tidaklah sama seperti Brasil, misalnya, yang punya individu-individu ber-skill tinggi, tapi tidak sekompak mereka. "Itulah yang menjadikan kami sebagai salah satu yang terhebat di dunia," tegas Aragones.(h/net)
KONTROVERSI penggunaan teknologi garis gawang mencuat setelah gol Ukraina ke gawang Inggris tak diakui wasit. Presiden UEFA, Michel Platini menentang penggunaan teknologi ini
PLATINI TOLAK TEKNOLOGI GARIS GAWANG NYON, HALUAN — Disetujuinya teknologi garis gawang oleh FIFA mendapatkan tanggapan pro dan kontra. Salah satu yang kontra akan keputusan tersebut adalah Presiden UEFA Michel Platini. Platini sejak awal memang menentang penggunaan teknologi di dalam sepakbola. Oleh karenanya, ketimbang menggunakan teknologi garis gawang, ia lebih memilih me-
nambah jumlah asisten wasit; yakni dua asisten tambahan di sisi gawang masing-masing tim yang bertanding. Kendati demikian, solusi menambah asisten wasit tersebut kembali mendapatkan pertanyaan. Apalagi setelah ada kontroversi batalnya gol Ukraina ke gawang Inggris pada Piala Eropa lalu. Ketika itu, terlihat dari siaran ulang, bola sudah melewati garis. Namun, wasit memutuskan tidak ada gol. Bagaimana tanggapan Platini? Mantan bintang timnas Prancis itu tetap teguh pada pendiriannya. Platini beranggapan bahwa jika satu permasalahan sudah diselesaikan dengan teknologi, maka hanya tinggal tunggu waktu masalah lainnya juga diselesaikan dengan teknologi. "Saya tidak hanya menentang teknologi garis gawang,
tetapi saya juga menentang teknologi itu sendiri. Karena teknologi itu akan menginvasi seluruh area dari sepakbola," ujarnya seperti dilansir Reuters. "Kenapa Tak Sekalian Ada Teknologi untuk Offside? Lalu, bagaimana dengan gol 'Tangan Tuhan' Diego Maradona pada 1986?" "Mengapa tidak sekalian kita ciptakan teknologi untuk melihat apakah Maradona menyentuh bolanya atau tidak? Ini semua tidak akan ada habisnya. Saya menentang teknologi itu sendiri," tegasnya. Keputusan untuk memberikan lampu hijau pada teknologi garis gawang diambil oleh International Football Association Board (IFAB), dalam sidangnya Kamis (5/7) kema-
rin waktu setempat. Demikian dikutip dari AFP. Teknologi garis gawang tersebut akan melakukan debutnya di Piala Dunia Antarklub, Desember mendatang. FIFA juga telah merencanakan untuk memakai teknologi tersebut di Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014. Sementara itu, Liga Primer Inggris diperkirakan akan menjadi liga pertama di dunia yang akan menggunakan peragkat ini. Dari delapan teknologi yang sudah diuji coba, hanya dua sistem -- Hawk-Eye dan GoalRef -- yang berhasil lolos. Kini kedua teknologi tersebut tinggal menunggu FIFA untuk menetapkan lisensi peng gunaannya. (h/net)
4 L A P O R A N U TA M A
MINGGU, 8 JULII 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Robohnya Rumah Gadang Kami LAPORAN: DEVI DIANI
Saat rumah gadang itu lapuk, sebagian kayunya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Minimnya perhatian kaum dan ninik mamak terhadap rumah gadang, mempercepat hancurnya simbol adat dan budaya Minang ini. Bukan saja surau yang telah roboh. Rumah gadang juga berangsur-angsur lenyap dari muka bumi. Rumah gadang adalah simbol pertahanan terakhir adat dan budaya Minang. Rumah gadang tercatat sebagai salah satu cagar budaya, tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat. Namun keberadaannya kian hari kian memprihatinkan, kotor, tak terawat dan lapuk dimakan usia. Lalu satu persatu roboh, bersimpuh ke bumi. Karena tak ada yang menghuninya dan tidak pula ada yang merawatnya. Pemilik rumah gadang, anggota sebuah suku atau kaum di sebuah nagari sudah pergi merantau mencari kehidupan yang lebih baik di negeri orang. Di samping itu ada pula yang sudah membuat rumah sendiri yang lebih kecil. Kalau pun ada kerabat yang tinggal berdekatan dengan rumah
gadang, tapi tak sanggup pula mengeluarkan uang untuk merawatnya. Sebab hidupnya sendiri juga susah. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Burhasman, keberadaan rumah gadang erat kaitannya dengan rasa memiliki dan kebanggaan dari sebuah kaum atau suku. Bagi mereka yang rasa memilikinya masih kental dan kekerabatan yang kuat, tetap berupaya mempertahankan rumah gadangnya suku atau kaumnya. Apalagi bagi kaum kerabat yang mampu, ikut memberikan bantuan untuk perawatan dan kelestarian rumah gadangnya. Harus diakui, merawat rumah gadang membutuhkan biaya yang lumayan besar. Bahan bangunannya adalah bahan pilihan, tidak bisa sembarangan, ditambah dengan sejumlah ornamen khas yang tidak mudah diperoleh di pasar. “Kelestarian rumah gadang itu erat kaitannya dengan rasa memiliki dan kebanggaan suatu kaum atau suku. Di samping itu tak bisa dipungkiri biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya lumayan besar. Dan kita selalu mendorong masyarakat untuk selalu memiliki kebanggaan pada rumah gadangnya sehingga muncul rasa memiliki dan memperhatikan rumah gadangnya,” terang Burhasman yang didampingi Kabid Sejarah dan Kepurbakalaan Jhony Rizal kepada Haluan, pekan lalu. Namun sebaliknya, terjadi pergeseran pemikiran dari sebuah kemajuan zaman. Tipikal rumah gadang yang kompleks dan ditempati seluruh anggota keluarga, kurang
diminati sebuah keluarga dewasa ini. Rumah-rumah modern yang lebih kecil dan dihuni keluarga inti saja, rupanya lebih menarik. Apalagi untuk mendirikan sebuah rumah modern itu, lebih mudah dan gampang mendapatkan bahan bangunannya. Meski demikian, Pemprov Sumbar sangat peduli dengan kelestarian rumah gadang ini. Bahkan beberapa tahun belakangan, selalu dialokasikan anggaran untuk pemeliharaannya dalam APBD Sumbar, terutama rumah gadang yang sudah berusia lebih dari 50 tahun dan termasuk cagar budaya. “Jangan terjadi lagi rumah gadang yang rubuh dimakan usia, lalu masyarakat mengambil kayu dari bangunannya yang lapuk sebagai kayu api. Karena seharusnya muncul empati dalam diri kita melihat kenyataan ini,” katanya. Penolakan Bantuan Pemeliharaan Setiap rumah gadang yang usianya sudah lebih 50 tahun, akan didata oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) sebagai cagar budaya. Saat ini tercatat sekitar 557 unit cagar budaya di Sumbar tersebar di seluruh kabupaten/ kota kecuali di Padang Panjang. Jenisnya bermacam-macam, selain rumah gadang terdapat juga komplek pemakaman, situs, balairung, surau, masjid, rumah dinas dan lainnya. Pemprov Sumbar berupaya mengalokasikan bantuan untuk pelestariannya terutama rumah gadang yang kurang terawat. Namun tak semua niat baik itu mendapat tanggapan yang baik pula. Sebab di
antaranya menolak untuk diberi bantuan perawatan ini. Kekhawatiran muncul dari pemilik atau ahli warisnya, bahwa rumah gadangnya akan beralih kepemilikan karena masuknya modal pemerintah. “Salah satu kendala kita dalam perawatan rumah gadang ini adalah adanya pemahaman keliru dari pemilik atau ahli waris ketika kita menyalurkan bantuan untuk pemeliharaannya. Bagi yang memahaminya, maka rumah gadangnya kita bantu pemeliharaannya,” terang Bushasman. Salah satunya adalah rumah gadang Tuanku Lareh di Matua, Agam, mendapatkan bantuan pemeliharaan
tahun 2011 lalu. Bantuan diberikan tidak dalam bentuk uang, tetapi langsung dikerjakan berupa pagar dan jalan masuk ke rumah gadang itu. Begitu pula rumah gadang Rajo Siguntua di Dharmasraya, mendapat bantuan selama 2 tahun anggaran, APBD 2010 dan APBD 2011. Dengan kondisi bangunan yang terawat, lokasi cagar budaya ini akan menjadi salah satu tujuan wisata. Hal itu lah yang dirasakan pemilik atau kerabat rumah gadang Rajo Siguntua dan Tuanku Lareh. “Lokasi ini kini menjadi salah satu tujuan wisata pendidikan dan juga wisata sejarah. Banyak masyarakat
yang berkunjung terutama dari kalangan pelajar,” kata Jhony. Tetapi dengan keluarkan Permendagri No.32 tahun 2011 tentang Dana Hibah dan Bantuan Sosial, maka pada tahun 2012 ini tidak dapat lagi dianggarkan. Menurut ketentuannya, kewenangan itu ada di masing-masing kabupaten/kota. Untuk itu diharapkan, kabupaten/kota dapat menindaklanjutinya dengan mengalokasikannya pula. Pemprov Sumbar tetap berupaya memberikan perhatian bagi pelestarian rumah gadang, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Rasa memiliki dan kebanggaan terhadap rumah gadang harus
selalu ditumbuhkan dalam jiwa masyarakat Minang. Melalui kegiatan Lomba Film Dokumenter yang digelar untuk kedua kalinya tahun ini, diharapkan lahir dokumentasi deskripsi sebuah kearifan lokal terhadap seni budaya dan wisata Ranah Minang, termasuk rumah gadang. “Tahun ini kita menggelar Lomba Film Dokumenter untuk kedua kalinya. Kita harapkan dari lomba ini akan lahir dokumentasi deskripsi sebuah kearifan lokal Ranah Minang, seperti prosesi batagak rumah, turun ke sawah dan lainnya, termasuk kebanggaan terhadap rumah gadang,” ujar Burhasman.
DR EKO ALVAREZ MSAA
Matrilineal Bergeser PENELITI rumah gadang dan arsitektur Dr Eko Alvarez MSAA mengatakan, secara kultural dan arsitektur, rumah gadang berbeda di setiap nagarinya. Di Tanah Datar misalnya, pintu masuknya dari depan dan berbentuk simetris. Sementara di Payakumbuh, pintu masuknya dari samping. Jumlah ruang, juga berbeda di setiap nagari. “Namun yang pasti, ruang untuk perempuan jumlahnya jauh lebih banyak,” tuturnya. Perbedaan-perbedaan tersebut, menurut Eko, tergantung kebutuhan kaum. Rumah gadang itu untuk komunal, yang menampung kaumnya sejak lahir hingga meninggal. Menurut Eko, hal tersebutlah yang telah bergeser, yang tak mampu mengimbangi zaman. Lebih jauh Eko, dunia telah berkembang ke arah individualis, yang turut mempengaruhi masyarakat Minangkabau. Di rumah sendiri, yang berkuasa tidak lagi mamak, tapi diambil alih oleh sumando. “Karena itu, sebenarnya sekarang patrilinial lebih dominan dari matrilineal,” sebutnya. Ini terlihat dari tidak lagi berkuasanya mamak tadi. Rumah gadang pada dasarnya merupakan simbol matrilineal, dilihat dari banyaknya
ruang yang disediakan untuk perempuan, berganti menjadi patrilinial, yang dikuasai sumando. Sebenarnya, sebut Eko, jumlah rumah gadang masih banyak di setiap nagari. “Saya belum pernah meneliti berapa jumlahnya, tapi di setiap nagari masih ada setidaknya satu rumah gadang,” jelasnya. Namun, sebut Eko, pertumbuhan rumah gadang, andai ada yang dibangun baru, tidak lagi menampakkan semangat komunal. “Sifatnya individual, dibangun dengan uang sendiri,” tuturnya. Sementara, dalam konsep dasar rumah gadang, ia dibangun secara bersama sesuai kebutuhan kaum. Dari dua alasan tersebut, sambung Eko, telah memberikan sedikit gambaran tentang perkembangan masyarakat Minangkabau, dilihat dari perspektif rumah gadang. Akibatnya, banyak peran yang pudar bahkan hilang. Mengembalikan ke konsep dasar, juga tidak mungkin. “Sama artinya dengan melawan zaman itu sendiri,” tutur Eko. Minimal yang bisa dilakukan, dengan mempertahankan rumah gadang, sama artinya mempertahankan sifat kebersamaan. “Ini yang perlu didudukkan,” ujarnya. (adk)
AGAM
Ada Pula Rumah Gadang yang Dijual LAPORAN: KASRA SCORPI RUMAH gadang merupakan karya fisik masyarakat Minang paling agung. Rumah tersebut dibangun dengan ukuran dan bentuk tersendiri yang mengandung nilai filosofis dan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau. Sebagai misal, jumlah ruangnya selalu ganjil, mulai dari tiga ruang sampai belasan, ukurannya dikatakan dengan salanja kudo balari, saletak kuciang malompek, sapakiak budak maimbau, sajauh si kubin tabang. Bentuknya ada yang disebut dengan gajah maharam dan surambi aceh. Bagian rumah itu juga memiliki nama dan makna tersendiri, gojongnya disebut pucuak rabuang, singoknya labah mangirok. Lukisan pada rumah gadang memiliki tema dan motif alam yang melambangkan bahwa masyarakat minang berguru kepada alam, alam takambang jadi guru. Ada motif kaluak paku, saik kalamai, bada mudiak, itiak pulang patang, serak jalo dan motif lainnya. Material pembuat rumah gadang tediri dari kayu berkualitas yang diawetkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya dalam kolam ikan sampai bertahun-tahun, kemudian ijuk, bambu dan batu untuk
sandinya. Pada zaman saisuak, bangunan rumah gadang tidak menggunakan logam, seperti paku maupun seng, juga tidak menggunakan beton. Di halamannya dibangun rankiang sibayau-bayau, sitanggang lapa dan sitinjau lauik yang merupakan bagian dari komponen sistem ekonomi masyarakat Minang. Rumah gadang disebut juga dengan rumah adat karena di rumah itulah dilakukan berbagai prosesi adat semisal alek kawin dan batagak pangulu. Kondisi rumah gadang, seperti besar kecil, megah tidaknya, sesuai dengan kondisi ekonomi pemiliknya. Namun sebuah paruik dalam sebuah suku akan memiliki kebanggaan dan gengsi tersendiri jika memiliki rumah gadang, sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk membangunya. Hal itulah yang membuat perkampungan saisuak ramai dengan rumah gadang. Gambaran padatnya perkampungan tempo doeloe dengan rumah gadang dapat dibaca melalui pepatah mengenai rumah gadang, singok bagisia, halaman salalu. Namun sekarang rumah gadang asli seperti itu semakin banyak yang
roboh dan bertumbangan akibat dimakan usia, sebagai penggantinya anak kemanakan orang Minang cenderung membangunan rumah baru bergaya baru dengan material baru. Di Kecamatan Canduang Agam, salah seorang pemuda setempat yang juga budayawan dan pemerhati rumah gadang, Edi Muhardi mengatakan, selain roboh dimakan usia, jumlah rumah gadang semakin menciut karena banyak yang dijual kepada turis dari daerah lain dan mancanegara. Tergiurnya warga menjual rumah gadang aslinya karena harga yang ditawarkan pembeli cukup tinggi. “Bagi pembeli yang diambil dari rumah gadang adalah kayu-kayunya yang memiliki lukisan indah,” kata Edi Muhardi kepada Haluan. Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat di Jorong Bodi Nagari Situmbuak, Kecamatan Salimpauang Kabupaten Tanah Datar M. Nasir menyebutkan, bahwa di nagari tersebut masih tersisa puluhan rumah gadang asli berusia puluhan dan ratusan tahun. Para ninik mamak setempat berusaha mempertahankannya dengan aturan melarang anak kemenakan merobohkan rumah gadang dengan tujuan membangun rumah baru bergaya modern di tempat itu. Namun diakuinya yang membangun rumah gadang baru bertipe asli belum ada.
Enggannya masyarakat Minang membangun rumah gadang bukan hanya karena tidak mau atau bukan karena tidak mencintai produk budaya nenek moyangnya, tetapi juga karena membangun rumah gadang merlukan biaya tinggi, apalagi harga kayu dan material lain untuk membuatnya makin mahal dan langka. Oleh karena itu saat ini yang mampu membangun rumah bagonjong mirip rumah gadang kebanyakan hanyalah pemerintah untuk keperluan berbagai kantor, sehingga kantor wali nagari sampai ke kantor gubernur memiliki atap bagonjong. Selain itu orang kaya-kaya terutama orang kaya di perantauan juga banyak yang membangun rumah bagonjong di kampung halamannya. Namun rumah bagonjong modern tersebut menggunakan material modern pula seperti beton dan aneka jenis logam. Dari segi bentuk rumah gadang modern mayoritas melenceng dari bentuk aslinya, yang mirip dengan rumah gadang hanya atapnya yang melengkug seperti tanduk kerbau, sementara badan rumahnya berbagai bentuk dan jarang yang memilik kandang dan jenjang seperti rumah gadang asli, begitupun ruang dan lanjarnya didesain dengan gaya baru, banyak yang tidak memiliki ruang terbuka lebar tempat duduak barapak untuk menggelar prosesi adat.
PESISIR SELATAN
Rumah Gadang Pasisie di Pinggir “Jurang” LAPORAN: HARIDMAN KAMBANG BENTUK fisik rumah gadang di kawasan Pesisir Selatan berbeda dengan rumah gadang
di darek (darat-red). Rumah gadang di sini mirip rumah panggung dengan jumlah tiang
RUMAH gadang Pasisie di Kampung Tebing Tinggi Kambang, Kecamatan Lengayang, yang hampir runtuh. HARIDMAN
dan sendi yang banyak. Atapnya tinggi tapi tidak berupa gonjong. Sederhana tampaknya. Meskipun demikian fungsinya tetap sama dengan rumah gadang di darek. Rumah gadang asli di Pesisir Selatan kini jumlahnya terus menyusut, namun jumlah pasti tidak ada. Ia tergerus oleh zaman dan perkembangan rumah dengan arsitektur masa kini. Sementara, untuk kepentingan tertentu, model rumah gadang Pesisir Selatan tidak menjadi rujukan. Misalnya bangunan pemerintah, yang rata rata meniru rumah gadang di darek. Tidak adapula upaya konservasi rumah gadang yang dilakukan. Satu satunya yang masih dapat perlindungan dan penjagaan mungkin hanyalah rumah gadang Mandeh Rubiah di Silaut.
Rumah gadang, kini kondisinya sudah sangat terjepit. Ia hampir musnah dihimpit zaman dengan munculnya bangunan bangunan baru yang lebih mentereng. Bila ditelisik dari kampung ke kampung, mungkin hanya satu dua rumah gadang yang tersisa. Kondisinya bermacam macam pula: ada yang serius menjaganya, namun ada pula yang dibiarkan lapuk dimakan rayap. Pada sisi lain, rumah gadang yang tersisa satu atau dua itu, mulai pula ditinggalkan penghuninya. Ada yang pergi merantau, adapula yang telah membangun rumah baru. Alhasil rumah gadang tidak terurus, karena perhatian anak keponakan telah beralih ke yang lain. Rumah gadang itu telah berobah menjadi sarang anai anai, dindingnya lepas dari
paku, atap bolong bolong. Tentu akan memakan biaya besar untuk merenovasinya. Kaum atau suku, sulit memberikan perhatian pada rumah gadang. Bahkan perlahan tapi pasti, rumah gadang akan lenyap seiring pertambahan keponakan. Dari satu orang menjadi dua, dua menjadi tiga dan seterusnya. Bertahan tinggal di rumah gadang tentu sudah tidak mungkin, jalan keluarnya adalah merobohkan rumah gadang dan mendirikan bangunan baru di lokasi itu untuk beberapa keluaraga. Lebih dari itu, generasi sekarang, banyak pula yang tidak suka dengan model rumah kuno seperti itu. Rata-rata rumah gadang yang masih tersisa itu berada di kampung-kampung tua, penghuninya pun orang orang
tua yang ditinggal anakanaknya pergi merantau. Atau di pusat-pusat peradaban nagari tua dan di kampungkampung yang tidak banyak terpengaruh dunia luar. Di sanalah dapat dijumpai rumah gadang bertahan satu, dua, bentuk dan desainnya memang tidak serupa dengan rumah kebanyakan. “Untuk mempertahankan rumah gadang itu sangatlah sulit. Pertama perlu biaya besar karena bahan utamanya adalah kayu. Kedua, seiring pertambahan penduduk, mau tidak mau tata letak bangunan di lokasi tempat berdirinya rumah gadang harus di ubah pula, maka ada yang diruntuhkan,” kata Rajo Yaman, penghulu kaum Sikumbang di Tebing Tinggi Kambang kepada Haluan. Meski demikian kondisin-
ya, esensi dan peran rumah gadang tetap akan hidup di nagari nagari di Pesisir Selatan. “Barangkali hanya itu yang bisa bertahan dan dipertahankan. Biarlah rumah gadang roboh, dan berganti dengan rumah gadang masa kini, asalkan peran dari rumah rumah baru itu tidak lari dari fungsi rumah gadang,” katanya menjelaskan. Nagaripun, dengan keterbatasannya sulit pula mempertahankan kekayaan nagari itu. Nagari hanya bisa menyampaikan supaya rumah gadang dilestarikan, akan tetapi tidak bisa melarang anak nagari membangun bangunan baru dan meruntuhkan rumah gadang. Di Pesisir Selatan tidak satupun nagari yang mengeluarkan peraturan nagari untuk melestarikan rumah gadang khas pasisie.
L A P O R A N U TA M A 5
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Nagari Seribu Rumah Gadang, Tak Sehebat Namanya LAPORAN: ICOL DIANTO
Keberadaannya rumah gadang hari ini hanyalah sebagai simbol adat, sedangkan kompleksitas fungsi yang dimiliki rumah gadang sudah mulai memudar. Perhatian pemerintah terhadap rumah gadang ternyata tak sehebat julukannya. Pelestarian rumah gadang di Kabupaten Solok Selatan belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Solok Selatan. Ironisnya, kabupaten berjulukan “Nagari Seribu Rumah Gadang” itu tidak memasukkan anggaran pelestarian (renovasi-red) rumah gadang pada APBD 2012 ini. Solok Selatan dengan taglinenya “Bumi Sarantau Sasurambi” yang penamaan itu dibangun atas dasar filosofi bahwa di Kabupaten Solok Selatan ini terdapat dua kerajaan besar. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu berpusat di Kecamatan Sungai Pagu dan Kerajaan Rantau XII Koto berpusat di Kecamatan Sangir. Untuk menyatukan dua kerajaan besar itu, maka diusulkan dan ditetapkan Bumi Sarantau Sasurambi sebagai filosofi daerah. Selain itu, masih terdapat raja-raja adat yang memiliki ulayat. Selain itu, Kabupaten Solok Selatan juga berjulukan “Nagari Seribu Rumah Gadang”. Alasan penetapan Nagari Seribu Rumah Gadang dikarenakan banyaknya ditemukan rumah gadang di daerah ini. Kalau Anda berkunjung ke Kabupaten Solok Selatan, mulai dari Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh sampai Kecamatan Sangir Batang Hari,
akan ditemukan rumah gadang kaum. Saking banyaknya rumah gadang itu, sampai-sampai Dinas Kebudayaan setempat belum mendapatkan data pasti berapa jumlah rumah gadang di Solok Selatan, dan termasuk kondisi kelayakan rumah gadang saat ini. Jumlah yang banyak itu juga menjadikan Kabupaten Solok Selatan mendapat sebutan “Nagari Seribu Rumah Gadang”. Pemerintah Kabupaten Solok Selatan belum sempat menganggarkan renovasi rumah gadang. Kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Afrizon kepada Haluan, Jumat (6/7), pemerintah daerah bukannya tidak menganggarkan renovasi rumah gadang, tapi kabupaten dalam keterbatasan dana. “Pelestarian rumah gadang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Solok Selatan, dan perencanaan renovasi juga sudah selesai, namun belum bisa direalisasikan tahun ini,” jelas Afrizon. Selain dari keterbatasan dana, renovasi rumah gadang tidak begitu mudah. Setidaknya melibatkan banyak stakeholder, seperti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (PB3) untuk kajian kelayakan renovasi, Dinas Kebudayaan Provinsi, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Sumatera Barat, bahkan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia. Sementara itu, Sekretaris Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Solok Selatan Muhammad Zein Dt. Bandaro menjelaskan, rumah gadang sebagai tempat tinggal bersama kaum, mempunyai ketentuanketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Perempuan dalam kaum yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar, perempuan tua dan anak-anak di kamar dekat dapur, gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain. “Sebenarnya, rumah gadang boleh saja direnovasi, bahan dasar dari kayu bisa saja dijadikan permanen, asalkan renovasi itu tidak merubah ciri khas dan bentuknya,” ucap Muhammad Zein. Ia menjelaskan, rumah gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku atau kaum tersebut secara turun temurun. Di halaman depan, biasanya terdapat dua unit bangunan rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Tidak jauh dari komplek rumah gadang, juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah. Lebih jauh Muhammad Zein mengungkapkan, melemahnya eksistensi rumah gadang saat ini dikarenakan dua faktor. Pertama, kurangnya kebersamaan kaum dan ekonomi lemah menjadi kendala. Kurangnya kebersamaan kaum, maksudnya kemenakan indak saparentah (tidak patuh) mamak lagi. Banyak juga
Rumah Gadang, Baanjuang, Bagonjong RUMAH gadang atau rumah godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak dijumpai di Provinsi Sumatera Barat. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjung.. Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun demikian tidak semua kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki status sebagai nagari saja rumah gadang ini boleh didirikan. Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau. Rumah gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain. Seluruh bagian dalam rumah gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas. Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang
tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut. Di halaman depan rumah gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Rumah gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan Bodi-Chaniago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya, sedangkan pada kelarasan Koto-Piliang memakai tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, salah satu golongan menganut prinsip pemerintahan yang hirarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga, pada golongan lainnya anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut yang belum menikah. Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng. Rumah gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang. Dari bagian dari depan rumah gadang biasanya penuh dengan ukiran ornamen dan umumnya
bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang. Sedangkan bagian luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiangtiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, namun tidak mudah rebah oleh goncangan[1], dan setiap elemen dari rumah gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari oleh tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat. Pada umumnya rumah gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada bagian depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding. Ragam ukir khas Minangkabau pada dinding bagian luar dari rumah gadang. Pada bagian dinding rumah gadang dibuat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding rumah gadang. Pada dasarnya ukiran pada rumah gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah. Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai adalah motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.
SALAH satu rumah gadang di Solok Selatan yang ditinggal kaum pemiliknya. “Nagari Seribu Rumah Gadang” yang dilekatkan pada Solok Selatan, ternyata tak sedahsyat bunyinya. Banyak rumah gadang yang nyaris roboh tanpa ada perhatian pemerintah. ICOL DIANTO mamak yang tidak berwibawa (credible) di mata kaumnya. Kedua, ekonomi kaum lemah, sehingga tidak memiliki dana untuk melestarikan rumah gadang. Untuk mengatasi faktor pendorong lemahnya eksistensi rumah gadang itu, meningkatkan kesadaran bakaum mamak-kemenakan, dan pentingnya dukungan dan fasilitasi pemerintah daerah. “Kesadaran kaum akan
tumbuh bila mamak-kemenakan kembali meluangkan waktu untuk baiyo batido di Rumah Gadang, bukan maota (bercerita) di kadai (warung). Sementara, dukungan pemerintah daerah bisa dalam wujud pendanaan renovasi rumah gadang dan peningkatan kompetensi ninik mamak,” jelas Muhammad Zein. Kini fungsi rumah gadang sudah diluruhkan oleh perkembangan zaman. Dulu di rumah
gadang dilewakan semua upacara adat, termasuk upacara menikah. “Kini, baralek (upacara adat-red) di adakan di rumah masing-masing, bahkan ada yang merental gedung untuk pesta,” katanya. Begitu juga dengan fungsi surau di samping rumah gadang sebagai tempat menuntut ilmu agama dan adat. kini, kalau kemenakan yang ingin menuntut ilmu agama dan adat,
cukup hanya mendatangi rumah mamak atau datuknya. Muhammad Zein berharap, masyarakat Solok Selatan dengan filosofi “Bumi Sarantau Sasurambi dan “Nagari Seribu Rumah Gadang” hendaknya benar-benar mengaplikasikan pepatah, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. “Zaman boleh berubah, tetapi budaya Adat Minangkabau jangan ditinggalkan,” pungkasnya.
Terbitkan Aturan Penyelamatan Rumah Gadang LAPORAN: ALFIAN
Nyaris semua rumah gadang di Ranah Minang, lapuk dan kumal, dan tak lagi asli karena telah banyak bergani bentuk dan material. Dan ada juga rumah gadang menunggu roboh. Termasuk Kota Solok yang sebagian besar rumah gadang yang ada tak lagi dipelihara dengan baik, banyak perkayuan lapuk dimakan usia, atapnya yang sudah diganti denga seng. Galibnya rumah gadang di Minangkabau, atapnya terbuat dari ijuk dan tak menggunakan seng. Kadang, terjadinya perubahan demikian memang tak bisa dipungkiri karena untuk mencari ijuk itu tidak gampang zaman sekarang, maka yang paling mudah pergantian atap rumah gadang dengan seng. Risnawati, pemilik rumah gadang, Kelurahan VI Suku Kota Solok, mengaku rumah gadang milik keluarganya nsudah dibangun orangtuanya sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Kala itu rumah gadang tempat berkumpul para keluarga, ninik mamak dalam kaum.
“Namun sejalan dengan perkembangan zaman, rumah gadang yang ditempati sudah mulai ketirisan karena atapnya ijuk dan untuk mempertahankannya digantilah atapnya dengan seng,” terangnya kepada Haluan. Hari terus berganti, bulan datang dan tahun bertambah, kemudian juga diiringi dengan pertambahan keluarga, maka rumah gadang yang dia miliki tak lagi terawat dengan baik, sekarang rumah gadangnya hampir roboh. “Awalnya memang pihak keluarga berkeinginan untuk merehabnya, namun karena kekurangan biaya kemudian perkayuan yang sulit diperoleh, maka rehab rumah gadang terabaikan,” terangnya. Akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membangun rumah biasa yang bersebelahan dengan rumah gadang. Kalau membangun rumah biasa, memperoleh materialnya lebih gampang, banyak toko bangunan yang menyediakan. Sejalan dengan itu, untuk mencari motif yang baik dan
sesuai selera bisa dibuatkan oleh arsitek. Risnawati sendiri bersama ninik mamak dalam kaumnya memang belum punya niat untuk merehab rumah gadangnya dikarenakan biaya cukup bahal. Dalam hitungannya, setidaknya Rp500 juta untuk merahap rumah gadang tersebut. Keberadaan rumah gadang di Kota Solok memang hampir punah. Satu per satu mulai dirobohkan pemiliknya. Dalam tradisi kultural Minangkabau, rumah gadang itu merupakan sandi Minangkabau. Logikanya, jika sandi sudah ambruk, maka dikhawatirkan adat istiadat Minangkabau ambruk bersama deengan lanyapnya rumah gadang. Maka, walau bagaimanapun ninik mamak kepala kaum harus tetap mempertahankan rumah gadang yang dimiliki kaumnya. “Kalau alasan uang tidak ada, ninim mamak dalam kaum bisa saja menggadai harta warisan karena dibenarkan dalam hukum adat. Ada 4 perkara jika ingin manggadai yakni rumah gadang katirisan, gadiah gadang indak balaki, parik tarampa, maik tabuju di atas rumah. Kalau 4 perkara itu ditemui, ninik mamak boleh manggadai,” jelas Penghulu Suku Nan Balimo M Dt Ganjie kepada Haluan. Menurutnya, dari rumah gadang saja orang dapat menebak pangkat dari ninik mamak dalam kaumnya. Jika rumah gadang itu 4 ruang berarti pangkat mamaknya manti. Jika rumah gadang 5 ruang pangkat ninik mamaknya penghulu dan jika 9 ruang pangkat ninik mamaknya Rajo (raja). Untuk merehab dan membenahi rumah gadang di Kota Solok, sebenarnya juga perlu dukungan dari Kota Solok karena rumah gadang merupakan simbol kebudayaan Minangkabau. “Pemko Solok harus membuat regulasi tentang pembangunan rumah gadang. Harus ada aturan untuk menyelamatkan rumah gadang. Sekarang warga cenderung membangun rumah dengan simbol dan arsitek Barat. Sementara rumah gadang dibiarkan roboh berlahan,” kata M Dt Ganjie.
6 RENDO
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
KONSULTASI HUKUM Kirimkan pertanyaan anda melalui SMS ke 081363885510 atau lewat email ke aci_haluan@yahoo.com
Diasuh oleh: RUSDI ZEN
Pencabulan di Bawah Umur BAPAK konsultasi hukum yang terhormat. Akhir-akhir ini kita sering membaca di media banyak kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Pelakunya dijerat dengan undang-undang perlindungan anak, meski mereka melakukannya atas dasar suka sama suka. Yang ingin saya tanyakan, batas anak di bawah umur itu menurut hukum berapa?, dan bagaimana pertimbangannya jika pelakunya di bawah umur juga. Terima kasih pak. (Dodo-Solok) Jawab Seseorang telah dewasa me-
nurut hukum pidana bila sudah berumur 16 tahun. Jika yang dicabuli adalah anak (perempuan) berusia di bawah 16 tahun, tentu pelaku akan dijerat dengan undangundang perlindungan anak, lantaran hukum menganggap yang bersangkutan belum cakap (onbekwaam) bertindak sendiri. Hukum memandang yang bersangkutan sebagai orang yang belum boleh menentukan kemauannya sendiri, sedemikian rupa sehingga padanya belum dapat diperlakukan terminologi “suka sama suka”. Apabila keduanya sudah akhil balikh - namun secara hukum masih dibawah umur (minderjarig), maka mereka harus diproses menurut hukum acara peradilan anak.
Main Tilang KENAPA polisi lalu lintas cenderung main tilang saja. Apakah tidak bisa mereka yang melanggar aturan lalu lintas dinasehati dulu atau diberi peringatan dulu. Mohon penjelasan menurut hukumnya pak. Terima kasih (Deni-Bukittinggi) Jawab Pertanyaan seperti ini sudah pernah diajukan dalam ruang konsultasi hukum. Jika kesalahan pengendara adalah menerobos lampu lalu lintas (traffic light) yang sedang menyala merah atau menerobos tanda dilarang masuk (verboden), nasehat atau peringatan adalah dimungkinkan.
TTS BERHADIAH
Mendatar 3. Benalu, pasilan 9. Keturunan kedua 10. Lokasi penambangan gas di NAD 11. Sangat baik 12. Bendera, panji 14. Hal gaib yang tidak terjangkau akal pikiran manusia 16. Jasa di dunia music atau pertunjukan 19. Zona perdagangan bebas ASEAN 21. Pakaian wanita India 22. Modus, gaya 23. Pulau tempat pembuangan Napoleon 25. Angka yang diyakini banyak orang Sebagai kesialan 32. Rumah peranginan 34. Berperasaan sama dengan orang lain 35. Macam, jenis 36. Berkata-kata saat tidur 37. Kualitas 38. Penyalahgunaan uang Negara untuk kepentingan pribadi
KUPON
058
Kirim jawaban melalui kupon di atas dan dikirim melalui Pos ke Kantor Redaksi harian Haluan, Kompleks Bandara Tabing, Jalan Prof. Hamka, Padang. Tersedia hadiah menarik bagi pemenang.
Galak-galak Surang Nomor Tiket Kereta Urut DI depan loket stasiun kereta api commuter line, seorang calon penumpang membeli dua lembar tiket berdiri, ia menanya kepada penjual tiket: “Kedua tiket ini letaknya apa di satu tempat? Nomornya apa berurutan?” Sesudah berpikir sejenak, si penjual tiket menjawab: “Jika kalian
akan berdiri di satu tempat sudah tentu boleh, bila tak mau berdiri di satu tempat juga tak dilarang.”
Telepon Mencari Kepala Seksi PESAWAT telepon berdering, seorang bocah laki kepala seksi segera mengangkat gagang telepon dan berkata dengan suara kekanakkanakan: “Hallo, Anda akan mencari
vatoir beslag) atas harta anda guna menjamin pembayaran hutang anda kepadanya. Bilamana dalam praktek seharihari, masalah hutang-piutang sampai ke polisi, maka itu jelas tidak
sesuai dengan hukum dan itu semata-mata hanya pikiran praktis kreditur belaka menggunakan/ memperalat oknum polisi untuk menekan atau mengintimidasi anda dengan membayangkan tahahan,
sehingga anda ketakutan, lalu membayar hutang anda. Kalau praktek seperti ini terjadi terhadap diri anda, anda harus melawan dengan melaporkan oknum polisi tersebut kepada komisi kepolisian.
G A R A H S I M A N TA B A AWAL PUASA
Masalah Utang Piutang BAPAK konsulntasi hukum yang terhormat. Mohon penjelasannya. Saya berutang kepada seseorang sebesar Rp20 juta. Tetapi saya tidak bisa membayar pada waktu yang ditentukan karena usaha saya mandeg. Apakah saya bisa dipidana, karena yang member utang mengancam akan melaporkannya ke polisi, dan apa usaha yang dapat saya lakukan agar tidak diproses secara hukum. Terima kasih pak. (Andi-Padang) Jawab Bung Andi di Padang, hutang piutang merupakan ranah perdata. Keterlambatan membayar tidak berisiko pidana, melainkan hanya wanprestasi (cidera janji). Jika kreditur menggugat anda ke pengadilan, maka ybs dapat mengajukan permohonan sita jaminan (conser-
Salam Perikanan Pembuatan Tepung Ikan
4. Lupa 5. Salah satu kegiatan wanita 6. Berubah menjadi pucat 7. Berat kotor 8. Nomor 13. Penanganan kecil 15. Tinta (Ing) 16. Arah mata angin 17. Benda tahan api 18. Suku bangsa mayoritas di Timur Tengah 20. Rumah susun 24. Sifat yang menjadi cirri khas pada Suatu benda atau orang 26. Partikel listrik 27. Hewanberkaki panjang 28. Tujuan (Ing) 29. Giat 30. Kandang kuda 31. Lamanya 12 bulan 33. Burung pemakan biji-bijian 34. Logam mulia
Menurun 1. Ibukota Negara Uganda 2. Tunggu, kelak
Namun apabila pelanggaran itu adalah tidak memakai helm, tidak memiliki SIM atau tidak memiliki STNK, tentu tidak bisa dengan nasehat atau peringatan, melainkan harus ditilang langsung dan kendaraannya ditahan, sampai dia datang membawa helm, menunjukkan SIM atau STNK. Sedangkan pembayaran denda tilang tetap dilakukan pada hari dan pengadilan yang ditentukan pada kertas tilang.
siapa dan akan berbicara dengan siapa?” “Aku hendak berbicara dengan Bapak Kepala Seksi Rudi Hartono.” “Bapakku tak ada di rumah.” “Ah, hari Minggu Rudi kok juga nggak ada di rumah, entah ngelayap ke mana?” gerutu si penelepon. Bocah laki itu mengerdipngerdipkan matanya dan berkata: “Hallo, Anda mencari Bapak Kepala Seksi Rudi atau mencari Rudi?” “Lho, Bapak Kepala Seksi Rudi dengan Rudi itu tak sama?”
SEBAGAI negara dengan wilayah perairan yang luas, hasil perikanan tentunya sangat berlimpah. Jenis ikan yang tidak terolah, seperti ikan-ikan ukuran kecil atau jenis ikan yang kurang dikonsumsi masyarakat dapat dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi tepung ikan. Kandungan protein dan mineral yang tinggi menjadikan tepung ikan ini memiliki prospek yang cerah dan baik digunakan menjadi bahan baku pakan ikan/ternak. Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari penggilingan ikan. Pengolahan ikan menjadi tepung tidak sulit dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang tidak besar. Pembuatan tepung ikan dilakukan dengan beberapa cara yaitu cara basah, cara kering dan cara penyulingan. Dari ketiga cara di atas, cara kering paling cocok untuk industri kecil, karena sederhana dan lebih murah. Berikut ini kita bahas proses pembuatan tepung ikan dengan cara kering. Bahan Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan, namun yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang harganya relatif murah. Peralatan Alat-alat sederhana dan umum
“Nggak sama. Bapakku telah mengatakan, siapa yang mencari Kepala Seksi Rudi, aku harus mengatakan dia tak ada di rumah. Sebaliknya, siapa yang mencari Rudi, aku diminta membangunkannya.”
Perawat yang Mengundurkan Diri CATHERINE, seorang perawat, tidak senang dengan pekerjaannya, sehingga ia mengajukan pengunduran diri. Dia yakin dia tidak akan kesulitan menemukan posisi baru karena di daerahnya kekurangan banyak perawat.
digunakan industri kecil tepung ikan adalah : · Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling ikan basah dan bubur kering ikan. · Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan ikan sehingga kadar air mencapai 8 persen. · Alat press. Alat ini digunakan untuk mempres ikan kering sehinga sebagian lemaknya keluar. Cara Pembuatan Cara pengolahan ikan menjadi tepung mengikuti tahapan sebagai berikut : 1. Pengilingan Ikan Basah Pengilingan dilakukan terhadap ikan yang berukuran sedang dan besar. Ikanikan yang berukuran kecil tidak perlu digiling, jadi langsung ke proses nomor 2 . Sedangkan ikan berukuran sedang dan besar dibuang jeroannya, dicuci, lalu digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur mentah ikan. 2. Pengukusan. Bubur ikan hasil gilingan pada tahap pertama atau ikan kecil lalu dikukus dengan uap panas selama 1 jam sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang sempurna. Hasil pengukusan disebut dengan bubur matang ikan. 3. Pengeringan
Dia mengirim e-mail ke puluhan pemberi kerja potensial dan melampirkan attachment berisi resume pada masing-masing email. Dua minggu kemudian, Catherine cemas dan bingung karena dia tidak menerima bahkan satu permintaan pun untuk wawancara. Akhirnya dia menerima pesan dari seorang calon pemberi kerja yang menjelaskan alasan yang belum pernah dia dengar. Bunyinya: “Resume yang Anda maksud pada email tidak ada pada attachment, namun bagaimanapun juga, saya ingin berterima kasih untuk resep lasagna yang dikirim.”
Membungkus
B u b u r matang ikan lalu dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air sekitar 8 persen. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30 persen). Melakukan pengeringan dengan sinar matahari tidak dianjurkan sebab memerlukan waktu yang lama (kurang efisien). 4. Pemerasan Minyak Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak keluar. Proses ini berguna agar tepung yang dihasilkan menjadi lebih kering sehingga tahan lama. 5. Penggilingan Cake Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan berukuran 40-60 mesh). 6. Pengemasan Tahapan terakhir dari proses pembuatan tepung ikan yaitu tepung ikan dikemas di dalam plastik atau di dalam wadah yang kedap uap air. Sebelum pengemasan, pastikan kadar air tepung harus di bawah 8 persen sehingga tepung ikan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.Tepung ikan yang sudah dikemas lalu siap untuk dipasarkan.***
Bayi PERAWAT kesehatan masyarakat sedang mengajar orang tua baru cara merawat bayi mereka. Saat dia menunjukkan bagaimana untuk membungkus bayi yang baru lahir dalam selimut, ada pasangan muda berpaling padanya dan berkata, “Maksudmu kita harus membungkus bayi seperti dadar gulung?” “Ya,” jawabnya, “itu merupakan analogi yang baik.” “Saya tidak tahu bagaimana cara membuat dadar gulung,” kata ibu yang lain cemas, “dapatkah saya membungkus bayi saya seperti lumpia?”
Cara Melayani Pelanggan Dokter mata DOKTER mata telah menginstruksikan karyawan baru tentang bagaimana cara melayani pelanggan: “Ketika Anda mengepas kacamatanya, jika dia bertanya berapa biayanya, Anda harus mengatakan ‘tujuh ratus ribu’...” “Jika matanya tidak bergerak, katakan, ‘Untuk framenya saja. Lensa harganya lima ratus ribu’...” “Jika matanya masih tidak bergerak, Anda harus menambahkan ... ‘Tiap sisinya’”
MINGGU, 8 JULII 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Stres Tak Selalu Buruk Stres adalah respons tubuh untuk menanggapi tuntutan lingkungan yang menantang, entah itu di pekerjaan, sekolah, keluarga atau masyarakat. Stres tidak selalu buruk. Ketika stres, kinerja jantung dan sistem pembuluh darah Anda akan meningkat untuk menyesuaikan diri dengan beban yang lebih besar. Hal ini akan menguntungkan Anda, misalnya dalam situasi yang berbahaya bagi keselamatan jiwa. Tingkat stres yang optimal bahkan dibutuhkan agar Anda selalu bersemangat dan termotivasi untuk berprestasi. Positif dan Negatif Menurut ahli endokrinologi Hans Selye, stres dapat dibedakan menjadi stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Stres positif seperti pekerjaan yang menantang dan pertandingan olah raga yang menghibur dapat membuat Anda lebih bahagia dan sehat. Sebaliknya, stres negatif seperti pekerjaan yang membosankan dan konflik interpersonal dapat membuat Anda sedih dan sakit. Stres positif memiliki karakteristik sebagai berikut: · Memotivasi, memfokuskan energi · Berjangka pendek · Terasa menarik dan dalam batas kemampuan Anda · Meningkatkan kinerja Stres negatif memiliki karakteristik sebagai berikut: · Menyebabkan kecemasan atau kekhawatiran
Sakit atau cedera (diri sendiri atau anggota keluarga) · Dilecehkan atau diabaikan · Kepailitan/ masalah keuangan · Pengangguran · Masalah tidur · Masalah anak di sekolah · Permasalahan hukum · Tuntutan pekerjaan berlebihan · Ancaman PHK · Konflik dengan rekan kerja dan atasan · Beban tugas melebihi kewenangan atau pelatihan yang diberikan · Kemacetan lalu lintas Faktor Internal Stres negatif tidak hanya dipicu oleh masalah eksternal namun juga sumber internal seperti perasaan, pikiran, dan kebiasaan. Sumber internal yang sering menyebabkan stres negatif antara lain: · Kekhawatiran dengan situasi, misalnya takut terbang, ketinggian, berbicara di depan umum atau menemui orang asing di pertemuan. · Kekhawatiran dengan peristiwa masa depan, misalnya menunggu hasil ujian atau reorganisasi perusahaan · Ekspektasi terlalu tinggi atau selalu ingin sempurna (perfeksionis) · Terlalu memaksakan untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu · Tidak dapat bersikap tegas (plinplan) · Suka menunda-nunda · Tidak terorganisir (tanpa perencanaan) Tips Mengurangi Stres Negatif Lakukan tips berikut untuk mengurangi stres negatif: · Cukup tidur dan beristirahat · Jaga diet yang seimbang
·
·
·
· · · · ·
· ·
Berjangka pendek atau panjang Terasa tidak menyenangkan atau di luar batas kemampuan Anda · Mengurangi kinerja · Dapat menyebabkan masalah mental dan fisik Penyebab Stres Situasi yang sama dapat menjadi pemicu stres positif atau negatif, tergantung persepsi Anda. Orang yang berbeda juga dapat bereaksi berbeda terhadap situasi yang sama. Namun, secara umum peristiwa berikut memicu stres negatif atau stres positif pada sebagian besar orang di sebagian besar waktu: Contoh pemicu stres positif meliputi: · Memulai pekerjaan atau sekolah baru · Menerima promosi atau jabatan baru · Pernikahan · Membeli rumah · Memiliki anak · Pindah rumah · Mengambil liburan · Pensiun Contoh pemicu stres negatif meliputi: · Kematian pasangan · Proses perceraian · Kehilangan kontak dengan orang yang dicintai · Kematian anggota keluarga
K E S E H ATAN 7
·
Lakukan olahraga secara rutin tanpa menetapkan sasaran yang harus dikejar
Hargai kehidupan keluarga dan persahabatan. Silaturahmi dengan kerabat dan handai taulan adalah rekreasi yang penting Kejarlah sasaran profesional untuk posisi bahwa Anda yang menantang, tapi masih dalam batas kemampuan Anda Jangan menunda untuk menyelesaikan tugas hingga saat terakhir Buatlah jadwal yang jelas dengan ritual yang berulang Terimalah kegagalan sebagai pelajaran berharga Cobalah untuk tidak menjadi sempurna atau tak tergantikan Sadarilah bahwa Anda adalah manusia yang berharga dan layak di mata Tuhan, tidak peduli bagaimana pun prestasi Anda dinilai manusia. (dari berbagai sumber) Penyakit Dipicu Stres
Stress adalah ketegangan mental yang melebihi kondisi biasanya. Dalam kadar yang wajar, stress bermanfaat untuk membuat lebih awas dan konsentrasi. Namun, stress yang terus-menerus dapat berbahaya. Banyak penyakit yang timbul karena stress, seperti penyakit maag, reaksi alergi, sakit kepala, dan lain-lain. Bila Anda mengalami gejala berikut, gunakanlah teknikteknik manajemen stress untuk membebaskan pikiran Anda: 1. Sakit kepala akhir pekan Penurunan tingkat stress secara tiba-tiba dapat menyebabkan migren. Karena itu, disarankan agar pola tidur, pola makan Anda tidak banyak berubah di akhir pekan. 2. Kram menstruasi Wanita yang mengalami stress dua kali lebih mungkin terkena kram menstruasi yang menyakitkan. Berolah raga ringan dan
berekreasi dapat mengurangi serangannya. 3. Ngilu rahang Rasa sakit ini dapat terjadi bila Anda tanpa sadar mengadu rahangrahang Anda saat tertidur. Menggunakan pelindung gigi saat tidur dapat mengatasi masalah ini. 4. Mimpi aneh Mimpi biasanya adalah hal positif karena Anda akan merasa lebih baik setelah bangun. Namun, ketika Anda stress Anda sering terbangun dari tidur sehingga prosesnya terputus-putus. Mimpi buruk atau menyeramkan bisa terjadi di sela-selanya. Anda dapat mengurangi risiko ini dengan kebiasaan tidur yang baik dan tidak minum kopi menjelang tidur. 5. Gusi berdarah Orang yang stress lebih berisiko mengalami gusi berdarah. Pelepasan banyak hormon stress yang disebut cortisol melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga bakteri mudah menyerang gusi. Jagalah kebersihan gigi dengan tetap menggosok gigi secara teratur dan
benar, bahkan ketika Anda sedang stress. 6. Jerawat Stress membuat ketidakseimbangan hormon yang memicu timbulnya jerawat. Anda perlu menjaga kebersihan kulit untuk mencegah infeksi sekunder sehingga jerawat tidak meradang. 7. Keranjingan makan manis Stress dapat membuat orang menjadi suka makan yang manismanis. Hati-hati bila Anda memiliki penyakit diabetes. 8. Kulit gatal Orang yang stress dua kali lebih berisiko mengalami gatal-gatal di kulit dan terkena dermatitis, eksim atau psoriasis yang lebih parah. 9. Alergi yang parah Hormon stres memicu produksi IgE, protein yang menyebabkan reaksi alergi. 10. Sakit perut Kecemasan dan stress dapat menyebabkan nyeri lambung, sakit kepala dan punggung serta dapat menyebabkan insomnia. Kenaikan hormon stress dapat memicu penyakit maag.
8 RUMAH
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Indah dan Sehat dengan Taman Air MODEL rumah minimalis yang makin tren saat ini tak lengkap tanpa adanya taman dalam ruangan, terutama taman air. Apalagi, taman dibuat sedemikian rupa dengan mempertimbangakan segala aspek, sehingga rumah terlihat cantik dan sehat. Dengan membuat taman air misalnya, bisa dilakukan di beberapa bagian lantai ataupun sebagian dinding yang terbuka. Apalagi taman air dilengkapi pijakan kaki untuk melintasi kolam merupakan ide yang baik. Bagaikan berjalan di atas air, suasana yang terbangun pun semakin natural dan menyegarkan. Sosok tanaman yang menyegarkan pikiran, suara gemericik air yang berirama, oksigen yang mengalir lancar ke dalam rumah, serta cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah menjadi alasan kuat untuk membangun taman dalam rumah yang bisa menciptakan keindahan dan sehat. Untuk membuat taman dalam rumah, pilih dengan cermat material yang digunakan pada lantai dan dinding. Pastikan material yang digunakan mudah dibersihkan. Misalnya gunakan glazed ceramic . Berbeda dengan keramik biasa, material ini memiliki lapisan berupa campuran logam-logam oksida yang membuatnya lebih mengkilat, mudah dibersihkan, serta lebih tahan terhadap goresan. Jika menginginkan suasana yang lebih natural, gunakan saja batu alam. Material ini cocok untuk taman yang berkonsep alam. Beragam jenis batu alam seperti batu kali, andesit, hingga batu candi dapat dijadikan pilihan. Namun, jangan lupa untuk membersihkannya secara berkala agar tidak berlumut. Pastikan bahwa batuan yang digunakan telah dilapisi dengan stone coating, agar lebih tahan lama dan warnanya tidak kusam, terutama pada bagian yang banyak terkena air. (h/*)
Membuat Taman di dalam Ruang SEMUA tentu peduli dengan sebuah lingkungan perumahan yang indah dan asri. Lingkungan yang demikian itu bisa dibangun dari taman rumah. Sekecil apapun lahan halaman yang kita punya, kita bisa memanfaatkannya sebagai taman. Taman sendiri sebetulnya tidak hanya bisa dibuat pada lahan terbuka. Taman dapat dibuat di dalam ruangan. Orang mengenal model taman seperti ini sebagai taman dalam. Taman dalam dapat dibangun pada area terbuka pada ruang dalam. Misalnya pada innercourt atau ruang terbuka di bagian dalam bangunan. Ukuran
innercourt-nya sendiri sebetulnya tak harus dipermasalahkan. Yang penting, fungsi inncercourt sebagai pintu keluar masuk udara dari dan ke dalam bangunan dapat maksimal. Nah, untuk memaksimalkan fungsinya, pada innercourt bisa dibuat taman kering. Adanya taman pada innercourt dapat membantu terciptanya sirkulasi udara di dalam rumah. Taman pada innercourt berfungsi, antara lain menyediakan pasokan udara segar pada bagian dalam rumah. Innercourt juga dapat memberikan perbedaan temperatur udara, sehingga dapat mendorong udara
panas ke luar bangunan. Untuk membuat taman pada innercourt pun sebetulnya tak harus ribet. Jenis tanaman tak perlu banyak. Maksimal 2-3 jenis tanaman. Selain pertimbangan kemudahan akan perawatan, taman dalam dibuat minimal guna menyelaraskan konsep hunian modern. Sisanya, Anda bisa menambahkan elemen lain seperti batu alam jenis koral atau batu kali pecah. Sebagai penambah kecantikan, tambahkan elemen lain seperti gentong. Jika lahan cukup, buatlah kolam pancuran mini sebagai pemberi nuansa lewat bunyi gemericik air. Merawat Taman Air
Taman Air atau kolam dalam rumah tanpa atap diatasnya selain membuat sirkulasi udara pada hunian anda menjadi lebih sempurna, bukaan tersebut juga akan memberikan pencahayaan alami pada hunian anda. Namun biasanya dengan membuat kolam terbuka dalam rumah terkadang sangat menyulitkan sang penghuni rumah tersebut. Mulai dari masalah perawatan kebersihan kolam, serta estimasi biaya pembuatan kolam tersebut yang sering kali membuat orang berfikir dua kali untuk membuat kolam dalam rumah. Jika tidak pandai dalam perawatan serta peme-
liharaan dalam hal pemeliharaan kolam tersebut, tidak hanya akan memperburuk suasana ruangan akan tetapi juga akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit seperti munculnya jentik-jentik nyamuk yang selanjutya akan mengganggu kenyamanan anda. Berikut tips mudah merawat taman air agar nampat tetap terlihat cantik dan terawat sehingga tetap memberikan kenyamanan pada penghuninya. * Merawat kolam di ruang terbukayang sirklasi airnya sederhana tanpa filter cukup dengan memutar air kolam dengan bantuan pompa. Air kolam akan tetap
bergerak sehingga tidak muncul jentik-jentik nyamuk. Untuk mencegah jentik-jentik nyamuk, memelihara ikan juga merupakan salah satu alternatif. * Untuk perawatan rutin air kolam tanpa filter harus selalu dilakukan pergantian secara berkala setiap dua-tiga minggu sekali. * Jika memiliki dana lebih, sebaiknya kolam anda menggunakan filterbaik yang buatan sendiri maupun yang menggunakan mesin. Untuk membersihkan kolam buka saluran pembuangan agar air keluar. Sesudah kolam kering, semprotkan air bersih dengan bantuan selang. (h/*)
GO GREEN 9
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Terumbu Karang Sumbar Diambang Kepunahan Jika tidak serius sekarang, penyelamatan terumbu karang dipastika terlambat sudah, dan kelak anak-anak Minang haya akan mengenal biota laut ini cuma dalam dongeng pengantar tidur. Hasil penelitian Pemprov Sumatera Barat bersama peneliti Kelautan UBH di tahun 2001 mencatat, 94 persen terumbu karang di wilayah perairan Sumatera Barat dalam keadaan rusak dan mati. Perbaikan dan usaha rehabilitasi atas terumbu karang sampai akhir tahun 2011 hanya meningkat 4 persen. Lambannya rehabilitasi ini ditenggarai akibat aktivitas nelayan, pelaku bisnis dan sedimentasi. “Tahun 2001 pemprov bersama peneliti kelautan dari UBH menemukan terumbu karang di perairan sumbar sangat memprihatinkan. Sekitar 94 persen terumbu karang yang masih dalam kondisi baik. Selebihnya dalam keadaan rusak dan mati,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri kepada Haluan. Dari data penelitian tersebut, tercatat 78 persen terumbu karang telah mati dan 16 persen dalam
keadaan rusak sedang. Setelah orientasi perbaikan dan rehabilitasi yang dilakukan sejak tahun 2001 hingga akhir tahun 2011, peningkatan terumbu karang hanya meningkat sekitar empat persen dari 25.984 Ha luas perairan wilayah Sumbar. Sementara itu, dari data Dinas kelautan dan Perikanan Kota Padang, tercatat terumbu karang yang masih baik hanya 11,7 hektar. Dijelaskan Yosmeri, mayoritas kerusakan terumbu karang dikarenakan aktivitas nelayan, bisnis dan sedimentasi yang dibawa melalui muara sungai. “Sampai sekarang ada beragam cara aktivitas manusia yang merusak terumbu karang. Mulai dari pengeboman ikan, putas (racun), illegal logging ditepi pantai yang mengakibatkan sedimentasi dan ekploitasi terumbu karang sebagai cenderamata,” tutur Yosmeri. Sementara itu, Pakar Ilmu Kelautan dan Perikanan Yempita Efendi mengatakan setiap tahunnya tingkat kerusakan terumbu karang di sumbar dapat mencapai 69 persen pertahun. “Walaupun pemerintah berusaha untuk merehabilitasi terumbu karang, namun aktivitas manusia dan sedimentasi tetap terus berlanjut. Bahkan presentase kerusakan dengan rehabilitasi sangat tidak sebanding,” kata dekan Fakultas Ilmu kelautan dan Perikan universitas Bung Hatta ini. Dilihat dari perkembangan terumbu karang tersebut, hewan
laut ini hanya mampu tumbuh 1 cm per tahun. “Jika nelayan menangkap ikan menggunakan Bom, dapat dipastikan dalam radius 20 meter di sekitarnya akan mati dan untuk tumbuh menjadi normal kembali membutuhkan waktu 250 tahun,” tutur Yempita. Untuk menentukan kerusakan terumbu karang, dapat dilihat dari daerah tutupan terumbu karang tersebut. Jika lebih dari 45 persen daerah tutupannya, maka terumbu karang tersebut dalam kondisi masih baik. Akan tetapi jika daerah tutupannya kurang dari 45 persen, maka dapat dikatakan sebagai terumbu karang yang rusak. Yempita menjelaskan persoalan terumbu karang merupakan permasalahan yang sangat kompleks, dimana semakin tergerusnya rumah ikan ini. Maka semakin sedikit pula ekosistem ikan untuk berkembang biak. akan tetapi nelayan dan pihak swasta selalu berlombalomba untuk mendapatkan ikan sebanyak mungkin tanpa memperhatikan keseimbangan alam dan hayati. “Bayangkan saja pemerintah terus berlomba untuk melakukan eksploitasi ikan sebanyak mungkin demi meningkatkan kesejahteraan nelayan. Namun perhatian untuk menjaga rumah bagi ikan sangat kecil. Jika terumbu karang di sumatera barat ini 100 persen rusak, maka program pemerintah di bagian kelautan dan perikanan akan sulit mencapai target,” katanya. (h/ang)
PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN — Kemah Bhakti Mahasiswa Fakultas Pariwisata UMSB Bukittinggi di Jorong Gantiang, Nagari Singgalang, X Koto Tanahdatar, akhir Juni lalu, diresmikan Dekan Fakultas Pariwisata UMSB Mursyid,SKM,M.Kes (MMR). Dalam KBM ini juga dilaksanakan penyuluhan pengembangan kepariwisataan yang berwawasan pelestarian lingkungan. REL
TEATERIKAL SAVE TIGERS OLEH AKTIVIS GREENPEACE. -REPUBLIKA
Dua ‘Harimau’ Sambangi KFC Bandung SIANG Rabu itu dua harimau Sumatera menggeruduk masuk ruang makan Kentucky Fried Chicken (KFC) di Jalan Riau, Kota Bandung. Para pengunjung yang datang sempat panik, namun situasi mencair mengetahui rombongan harimau itu merupakan bagian dari simulasi organisasi pecinta lingkungan, Green Peace yang menyampaikan nota protes kepada perusahaan cepat saji itu untuk mengurangi konsumsi kertas pembungkus makanan. “Kami datang dengan sejumlah anggota yang mengenakan
kostum harimau. Sebagai wujud prihatin atas pembalakan hutan dan mengakibatkan harimau banyak kehilangan tempat tinggal,” ungka Rahma Shofiana, juru kampenye media Greenpeace di sela-sela unjuk rasa. Kehadiran Greenpeace ke outlet KFC, dalam rangka mendesak perusahaan makanan cepat saji itu berhenti menggunakan kemasan yang berasal dari perusakan hutan alam. Dengan turut serta membawa empat kemasan besar KFC diselingi dengan aksi teatrikal di halaman parkir, para aktivis
Greenpeace juga menyerahkan laporan terbaru berjudul ‘Bagaimana KFC terlibat Perusakan Hutan’ kepada pihak KFC. Aksi yang berlangsung kurang lebih satu jam tersebut sempat menjadi perhatian sejumlah pengunjung maupun pengguna jalan yang melintas di Jalan RE Martadinata, Kota Bandung. “Kami akan terus melakukan kampanye ini hingga KFC memutus kontrak dengan perusahaan kertas yang telah menghabiskan hutan alam di Sumatera,” ungkap Yuyun Indradi, Juru Kampanye hutan Greenpeace. (h/rol)
CALL CENTRE
0811663733|0819663733|08126733747
OTOMOTIF 10
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
NEW XEON STRIPPING BARU
Terinspirasi Konsep Mobil F1 “Dengan stripping baru ini, Yamaha Xeon terlihat lebih sporty dan tetap stylish. Stripping baru ini bisa dilihat di cover bodi samping, depan, dan panel bagian dalam, “ kata CSS Trainer Yamaha, Main Diler CV Tjahaja Baru, Eri Wahyu di Padang, Jumat (6/7). Menurutnya, dengan tipe motor yang lebih menonjolkan penampilan dan peforma, target konsumen dari New Xeon ini adalah ekonomi menegah keatas. Untuk harga, matic Xeon ini paling tertinggi di kelas matic Yamaha. New Xeon mulai di produksi sejak mei 2012. Proses pengiriman barang sedang dilakukan dan sampai di Padang minggu depan. Untuk pemesanan telah bisa dipesan di dealer-dealer terdekat Yamaha terdekat. Dibenderol dengan harga Rp16 juta untuk wilayah Sumatera Barat ditargetkan untuk pria muda rentang umur 18 hingga 30 tahun. Xeon hadir bagi mereka yang memiliki banyak hobi dan aktifitas.
Mereka yang dinamis dan menyukai teknologi serta menyukai tantangan dan hal baru bisa mencoba motor yang powerfull, sporty dan lebih stylish dengan tampilan warna-warna baru ini. Untuk warna, memiliki berbagai macam corak, untuk satu motor memiliki 2 corak. New Xeon ini juga punya pilihan yang lebih bervariasi yakni hitam, putih, biru, hijau, dan ungu yang menjadi warna dasar. Setiap warna dasar ini akan dikombinasikan dengan corak yang menarik. Warna ungu dikombinasikan dengan warna putih, biru dikawinkan dengan warna yang lebih terang yakni kuning, putih akan di
sandingkan dengan warna merah. Hijau bermain dengan warna putih hitam, sedangkan merah dikombinasikan dengan warna hitam. Perubahan lain pada Xeon baru ini ada pada logo barunya di cover samping yang lebih simple. (h/cw-dra)
TEKNOLOGI
XEON 125cc Sarat Teknologi Baru HADIR dengan teknologi Forged pixton (teknologi motor balap) dengan proses cetak temperature tinggi yang dipadatkan, Xeon sarat dengan teknologi baru. Berbagai teknologi terbaru melengkapi Yamaha XEON ini. DiASil Cylinder, tipe cylinder ini memiliki daya tahan yang kuat terhadap aus/gesekan serta sangat mudah dalam melepas panas sehingga umur pakainya menjadi lebih lama (awet). System Liquid Cooled untuk menjaga kondisi temperatur mesin agar tetap stabil terutama pada kondisi jalan yang macet ataupun untuk pengendaraan jarak jauh. New xeon juga menghasilkan tingkat ketahanan body cylinder yang tidak berubah untuk pemakaian 50.000 km dengan garansi mesin 5 tahun. Teknologi tersebut sudah diterapkan dan teruji pada Yamaha Jupiter MX dan Vixion. Sedangkan untuk spesifikasi mesinnya tidak
ada yang berubah. Memakai mesin 125 cc dan berpendingin cairan dilengkapi dengan diasil cylinder dan forged piston yang pertama dikelas motor automatic. Xeon
memiliki performa tinggi dengan tenaga besar, akselerasi responsive serta reliabilitas (daya tahan) dan durabilitas (umur pakai) yang tinggi. (h/cw-dra)
KEUNGGULAN teknologi Yamaha dengan sistim komputerisasi
11
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
HARI INI
Kabarita Luncurkan Buku Guru Penulis PADANG, HALUAN — Perkembangan dunia pendidikan saat ini mengharuskan para guru untuk bisa menulis. Artinya, selain memiliki keahlian mengajar dan mendidik di sekolah, guru-guru juga dituntut bisa menulis, baik fiksi maupun nonfiksi. Dengan demikian guru-guru memiliki karya yang bisa dibaca dan diperbincangkan secara bersama. Untuk menggiatkan dan memotivasi guru-guru menulis, Komunitas Padang Membaca bersama Penerbit KABARITA akan menggelar Lesehan Literasi Peluncuran dan Diskusi Buku Telaah Sastra Anak bersama Guru-guru Penulis. Lesehan Literasi ini dilaksanakan Minggu (8/7) pukul 14.00-16.30 WIB di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Sumbar. Buku Telaah Sastra Anak yang diterbitkan KABARITA ini memuat tulisan-tulisan para guru, yaitu, Ali Usman, Arina Yertis, Hidayati
Azkia, Jasril Redo Andi Marta, Wirda Linda Wulandari, Yossi Wulandari, Yulia Febriani, serta editor Hasanuddin WS. Para guru tersebut akan berbagi pengalaman menulis dan trik memotivasi diri dalam menyelesaikan sebuah karya tulis untuk menjadi guru bermakna dan bernilai. Peluncuran dan diskusi buku ini menghadirkan pembicara Prof Hasanuddin WS. Ketua Komunitas Padang Membaca, Yusrizal KW, mengungkapkan, acara ini setidaknya memotivasi para guru menulis. Sehingga, dengan munculnya guru-guru penulis ini sekaligus menjadi motivasi juga bagi guru-guru lain untuk menulis dan membukukan karya-karya. Selain itu juga bisa mengajarkan dan menularkannya kepada para siswa-siswanya di kelas. Dengan demikian setiap sekolah akan melahirkan atau memiliki penulis-
penulis handal dari kalangan guru dan siswa. Sementara itu, Prof Hasanuddin WS, sebagai guru besar bidang pendidikan dan penulis pun akan berbagi pengalaman serta tips khusus menjadi guru penulis yang kreatif dan inovatif. Panitia Pelaksana Peluncuran dan Diskusi Buku, Rahmi Yufithria, menjelaskan, khusus bagi guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang berminat mengikuti acara ini cukup membayar Rp45.000, dan akan mendapatkan buku Telaah Sastra Anak, snack, makalah dan sertifikat. Para peserta bisa mendaftar melalui nomor kontak Ami di 085365031766 dan Yon 0813741 54142. Saat ini sudah ada 75 peserta dari kalangan guru yang mendaftar. Panitia masih menerima pendaftaran menjelang diskusi dimulai pada hari Minggu tersebut. (h/naz)
Indonesia ...................... Dari Halaman. 1 Jepang. Australia sendiri harus bersusah payah mengalahkan Makau 3-2. Indonesia yang tampil lebih dominan di hampir sepanjang pertandingan membuka skor lewat tendangan bebas Nurmufid Fastabiqul Khoirot menit 42. Tendangannya dari depan kotak penalti lawan gagal diantisipasi kipper Timor Leste, Ramos Saozinho. Agung Supriyanto menggandakan kedudukan sekitar enam menit menjelang akhir babak kedua. Indonesia yang haus dengan kemenangan langsung berinisiatif menekan pertahanan Timor Leste. Hanya saja tekanan yang dilakukan malah mendapatkan tekanan yang sepadan dari anak asuh Norio Tsukitate itu. Bahkan pertahanan Indonesia yang dimotori Nurmufid terus diobrak-abrik oleh pemain depan Timor Leste. Hanya sesekali saja
serangan Timnas Garuda Muda mampu mengarah ke gawang salah satunya melalui Agung Supriyanto pada menit 18. Kedua tim tidak henti-hentinya melakukan jual beli serangan. Timor Leste bahkan terlihat lebih menguasai jalannya pertandingan meski belum satupun peluang didapat. Begitu juga dengan Timnas Garuda Muda, serangannya sering dipatahkan pertahanan lawan. Upaya menciptakan gol akhirnya tercipta. Melalui tendangan bola mati yang jauh diluar kotak penalti, Nurmufid mampu memperdayai kiper Timor Leste pada menit 42 dan membawa Indonesia unggul 10. Dan puluhan ribu suporter langsung bergemuruh. Kondisi ini terjadi hingga babak pertama usai. Memasuki babak kedua tempo permainan langsung tinggi. Kedua tim memperagakan pemain cepat dan cederung kasar. Kondisi ini
membuat wasit bekerja keras untuk menenangkan pemain. Belum terjadi gol membuat ribuan penonton terus memberikan dukungan pada Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Hasilnyapun semangat pemain kembali menyala. Terbukti serangan ke arah gawang lawan terus terjadi meski belum membuahkan gol. Susah menekan dari kaki ke kaki Timnas Garuda Muda berusaha mencari alternatif serangan yaitu melalui tendangan jarak jauh seperti yang dilakukan Rasyid. Selain itu memasukan striker baru yaitu Fandi Eko Utomo untuk menggantikan Kurniawan. Masuknya Fandi membawa berkah. Terbukti umpan terukurnya mampu diteruskan oleh Agung Supriyanto sehingga menggandakan kedudukan Indonesia atas Timor Leste pada menit 84. Stadionpun kembali bergemuruh kencang.(h/mat)
Rombongan .................... Dari Halaman. 1 dihantam kereta api hingga terseret sekitar 10 meter. Akibatnya, ayah dan satu orang anaknya meninggal, setelah dibawa ke rumah sakit. Dari keterangan beberapa saksi yang sempat melihat kejadian itu, menyebutkan, kereta api dan mobil datang dari arah yang sama. Sebab kondisi jalan bersampingan dengan rel kereta api. Diduga terburu-buru, mobil Pick Up BA 8794 SC yang dikendarai oleh Rahmat langsung tancap gas dan mendahului kereta api tersebut. Sesampai di Tobo, mobil tersebut membelok ke arah kiri (diperlintasan kereta api, red). Namun kereta api yang juga melaju kencang langsung menabrak kepala mobil yang baru saja sampai di rel. Mobil tersebut tidak berhasil melintas, diduga karena mengalami mesin mati. Salah seorang pemuka masyarakat di Tobo, Zaini mengatakan, ada sekitar enam orang diatas mobil tersebut. Empat orang duduk di depan dan dua orang lagi duduk di belakang, mereka juga masih ada hubungan keluarga. “Kabarnya mereka baru siap membeli gas dan hendak pulang ke rumah, sesampai di perlintasan itu mereka mencoba melintasi rel kereta api, belum sempat mobil mereka lewat kereta api langsung menabrak” kata Zaini. Empat orang yang duduk di depan, mengalami kondisi parah, sementara dua orang yang duduk
di belakang berhasil selamat, karena mereka berhasil melompat saat melihat kereta api mulai mendekat. Namun dua orang yang berhasil lolos ini belum diketahui identitasnya. Zulkifli (32), Rahmat (21), Rehan (3), Oji (11) mereka duduk di bagian depan. Rehan dan Oji ternyata adalah anak dari Zulkifli. Keempat korban sempat dibawa ke Puskesmas Tobo, Oji meninggal di Puskesmas, sementara Zulkifli, Rahmad dan Rehan langsung dirujuk ke RSU M Djamil Padang, karena kondisi luka yang mereka alami cukup berat. Ketiganya dirawat di ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) RS M Djamil, namun tidak berapa lama kemudian, Zulkifli menghembuskan nafas terakhir. Sementara Rahmat dan Rehan masih dalam kondisi kritis. Sambil menunggu pihak keluarga, jenazah Zulkifli dititipkan di tempat kamar mayat M Djamil. Pejabat Pemberi Informasi M Djamil Padang, Gustavianof menyebutkan, kondisi keempat korban pada saat dibawa ke RS M Djamil cukup parah. Tim medis sudah berupaya memberikan pertolongan kepada ketiganya. Meski demikian nyawa Zulkifli tetap tidak tertolong. Sementara itu, Asisten Manager Keselamatan Kerja PT KAI Sumbar, Hamdani saat mengunjungi korban kereta api ini di Rumah Sakit M Djamil mengata-
kan, pihaknya dengan bekerja sama dengan Jasaraharja akan berusaha membayar seluruh biaya perobatan dan menanggung prosesi pemakaman korban yang meninggal. Tabrak Tiang Telepon Sementara itu, sebuah Bus PO Bengkulu Citra Nauli jurusan Bengkulu-Medan menabrak tiang telepon dan jatuh ke pinggir laut di Kelurahan Gates Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sabtu (7/7) sekitar pukul 05.57 WIB. Beruntung minibus yang berkapasitas 15 penumpang selamat bersama sopir dan kneknya. Hanya saja mengalami luka ringan dan shock, sehingga dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Hingga siang kemarin, upaya pemindahan bus tersebut masih dilakukan oleh pihak kepolisian. Kemudian terlihat dibagian depan sisi kiri bus PO Bengkulu Citra Nauli ini tampak ringsek. Selain itu, kaca depan bus dengan nomor poisi BD 7043 AN terlihat hancur. Badan bus tertahan batu besar di kawasan pantai yang berjarak sekitar empat meter dari ketinggian permukaan jalan raya. Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Andiyatna melalui Kanit Laka Lantas AKP Eliswantri mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui peristiwa tersebut. (h/nas)
Bernapas....................... Dari Halaman. 1 Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan ini telah membuka warung kopi untuk pekerja. “Goreng pisang, bakwan, harus ditutup. Kalau tidak, dalam waktu beberapa menit saja tak bisa lagi dimakan, sudah dipenuhi debudebu,” tuturnya. Warga lainnya Syafri, mengaku kelahiran 1954, asal Solok yang tinggal di daerah Ngalau, Kelurahan Batu Gadang sejak 1975, jarang membuka pintu rumahnya. “Yang masuk ke dalam rumah bukannya cahaya Matahari. Kalau rumah dibuka, tv, bahkan makanan di dapur telah penuh dengan debu,” jelasnya sembari melap debu yang jatuh di kursi kami duduk. Ia yang bekerja memanjat pohon kelapa ditemani beruk (monyet—red), pernah mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa membeli songkok (penutup makanan). Ketika itu anaknya lupa menutup makanan, siangnya, ia tak bisa makan karena makanan itu telah dipenuhi debu-debu. Di Lubuk Kilangan, debu seperti baju yang melekat di badan, tidak bisa dipisahkan. Ida misalnya mengakui, selesai mencuci baju, air yang dijadikan tempat merendam kain, terlihat hitam. “Mungkin tidak hanya debu, tapi baju yang dipakai sekali saja, ketika direndam, warnanya juga sama,” ucap Ida. Debu-debu itu sebenarnya tidak
hanya berasal dari pabrik. Lalu lintas di jalan tersebut memang padat saban hari, terutama oleh truk-truk yang mengangkut semen, keluar-masuk setiap hari, nyaris 24 jam. “Daerah ini seperti tak pernah tidur,” kata Ida. Seorang pekerja di pabrik Semen Padang yang enggan ditulis namanya mengatakan, sepulang bekerja, ketika sampai di rumah, badannya terasa lesu. “Mungkin karena lelah kerja. Tapi saya sering batuk dan sering sesak napas, padahal saya tidak merokok,” katanya. Sekali seminggu, ia rutin datang meminta obat ke puskesmas keliling yang disediakan PT Semen Padang untuk warga. Ia mengambil obat batuk, tapi batuknya tak kunjung sembuh. Ia mengaku tak mempedulikan lagi sakitnya. Camat Lubuk Kilangan Andre Algamar mengatakan, efek dari debu semen disadari berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. “Ada satu puskesmas di sini, pengobatan gratis sekali seminggu untuk menjaga kesehatan masyarakat,” ujar Andre Algamar. Hal tersebut, menurutnya, bekerja sama dengan PT Semen Padang, melalui dana CSR. Besaran dana CSR untuk kesehatan masyarakat tidak diperoleh jumlah yang pasti. Fokus ke UKM Kepala Biro CSR Semen Padang Dafris Djanuir dalam rilisnya yang diterima Maret menyebutkan, dana
CSR lebih banyak untuk pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Totalnya, dimu¬lai tahun 1987 sampai 2010 adalah sebesar Rp37,61 miliar lebih dengan jumlah UKM yang aktif sampai dengan 2010 adalah 987 UKM. Program CSR itu diaplikasi dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan program CSR Non-PKBL. Danadana tersebut dialokasikan untuk program kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, hubungan baikdan kerjasama stakeholders dengan perusahaan. Direktur Utama PT Semen Padang Munadi Arifin mengatakan, Semen Padang terus menurunkan emisi debunya menjadi 40 mg/NM3, jauh di bawah baku mutu emisi maksimum yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup No 13 Tahun 1995 sebesar 80 mg/Nm3. Komitmen itu ditunjukkan PT Semen Padang dengan melakukan overhaul pabrik Indarung IV dengan alokasi dana total Rp64,6 miliar, dan Rp33 miliar lebih di antaranya untuk perbaikan Electo Static Presiptator (ESP). “Overhaul Pabrik Indarung IV ini selain bertujuan untuk peningkatan operasional pabrik juga mempunyai peran penting dalam meminimalkan emisi debu dan target pencapaian green proper (proper hijau),” kata Munadi Arifin.
Benteng ........................ Dari Halaman. 1 “Nilai-nilai agama ini seharusnya harus dipupuk semenjak di usia dini. Jika semenjak kecil kita telah memiliki dasar keagamaan yang bagus, Insya Allah ke depan, dalam waktu sekian tahun, walaupun ada rasa keinginan untuk mencoba hal terlarang tersebut akan tertahan. Hal ini dikarenakan ketakutan akan ganjaran dari Tuhan. Kalau nilai-nilai keagamaan tidak dipupuk secara baik, maka akan membuat jebolnya iman, sehingga hal tersebut bisa terjadi,” kata Yuni Ussy Johan kepada Haluan, di ruang kerjanya Rabu (4/7) lalu. Faktor yang kedua, terjadi karena si korban ada terkesan memancing. Misalnya saja, memakai pakaian yang minim, yang memperlihatkan lekuk tubuh dan seterusnya, sehingga menimbulkan kesempatan. Mungkin pada awalnya tidak ada niat dari si pelaku, tetapi karena ada kesempatan maka terjadilah hal tersebut. Faktor ketiga, ketika si korban telah memakai pakaian tertutup, tetapi memang si pelaku telah memiliki niat, dan hal tersebut juga bisa terjadi. “Mereka tidak memikirkan kalau hal ini terjadi pada adik saya, keluarga saya bagaimana. Sehingga si pelaku tidak takut untuk melakukan tindakan pencabulan,” jelas Yuni Ussy Johan. Menurutnya, dampak psikologis bagi si korban akibat kejadian pencabulan, ia akan mengingat kejadian ini seumur hidupnya. Ia akan mengalami traumatis sepanjang umurnya. “Kalau wanita yang menjadi korban memiliki tipikal wanita baikbaik, efek psikologisnya akan terbawa lama. Tetapi apabila ia bukalah wanita baik-baik, biasanya ia akan cuek saja mengenai permasalahan ini,” terang Yuni Ussy Johan yang juga merupakan Pimpinan Lembaga Psikologi Progressive Reflection Padang itu. Dijelaskannya, jika korbannya wanita baik-baik, ia cenderung
menjadi pribadi yang tertutup. Merasa tersisih dari kehidupannya, merasa selalu bersedih hati. Dia akan merasa hidupnya menjadi lebih suram dan merasa hidupnya tidak ada gunanya lagi. Dia akan merasa tidak akan bisa menikmati hidup dan hidupnya akan sia-sia. “Jadi akan muncul sikap putus asa dan penyesalan yang dalam. Akibatnya dengan hal ini, ia tidak akan memiliki semangat hidup, tidak ada keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Potensipotensi positif yang ada di dirinya tidak akan muncul keluar,” paparnya. Banyak cara untuk mengantisipasi. Misalnya, bagi yang memiliki anak perempuan di rumah, jangan ditinggal berdua saja dengan calon pelaku yang mungkin memiliki kesempatan melakukan perbuatan pencabulan tersebut. “Mungkin pada awalnya tidak ada niat, tapi jangan pernah membuka kesempatan untuk itu.” Selain itu, agar orang tua menjadi contoh sebagai pribadi yang menutup aurat dan perlu ditanamkan nilai agama yang kuat di tengah keluarga. “Usahakan minimal dalam satu hari itu ada kegiatan salat berjamaah di rumah, atau sekali sebulan mengundang ustad untuk mengaji bersama. Bisa saja dilakukan sendiri dengan pengajian bersama anggota keluarga dengan membahas tafsir dari Alquran,” terangnya. Hal senada juga dikatakan Ketua MUI Sumatera Barat Syamsul Bahri Khatib. “Maraknya kasus pencabulan yang dilakukan oleh pihak keluarga kepada anggota keluarganya yang lain, terjadi akibat lemahnya pemahaman agama. “Agama merupakan pondasi seorang manusia. Tanpa agama kita akan kacau. Agama yang mengajarkan manusia agar hidup tertata. Caranya dengan mengikuti aturan yang ada di dalam ajaran agama tersebut. Inti dari sebuah agama mengatur urusan kehidupan manusia. sehingga, manusia itu dapat hidup terhormat dan bermartabat.
Tunduk dan patuh kepada aturan Allah. Hal inilah yang membedakan manusia dengan binatang,” terang Buya ini. Selain itu, derasnya perkembangan teknologi juga menjadi salah satu faktor pendorong maraknya pencebulan di tengah-tengah keluarga. Kemajuan teknologi yang memberikan beragam informasi tidak dimbangi oleh pemehaman agama yang kuat. Sementara itu dokter spesialis kejiwaan RSUP M Djamil Padang dr Amel Yanis, SpKJ mengatakan, terdapat empat penyebab terjadinya pencabulan dan kekerasan seks di lingkungan rumah tangga. Pertama, adanya peluang. Terjadinya hubungan seks atau pencabulan. Kedua, terlalu sering menonton VCD porno, adegan seks di internet, media cetak dan elektronik. “Pengaruh ini sangat berbahaya apabila terjadi kepada orang yang belum memiliki penyalur hasrat seksual yang sah. Namun, namun hal ini juga tidak luput bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Kejenuhan kepada pasangan, bisa membuat seseorang melampiaskan hasrat seksualnya kepada orang lain, termasuk kepada anggota keluarganya,” kata Amel Yanis. Ketiga, tambahnya, pengaruh narkoba dan minuman keras, sehingga tidak bisa mengendalikan diri jika melihat lawan jenis. Orang mabuk tidak akan bisa membedakan mana pasangan yang patut digaulinya maupun yang tidak. “Terlalu banyak waktu luang juga bisa menjadi penyebabnya. Energi tidak tersalurkan kepada hal-hal yang bermanfaat. Hal ini bisa menyebabkan hasrat seksual menjadi sangat sulit dikendalikan, termasuk kepada pihak keluarga sendiri,” jelasnya. Maka, untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya pencabulan dan kekerasan seks di lingkungan keluarga diperlukan kesadaran pribadi anggota keluarga tersebut. (h/cw-dra/yat)
Menristek ...................... Dari Halaman. 1 Nisma Chairil. Nismaa Chairil adalah nenek Nasrul Abit. Artinya ketiganya merupakan famili dekat Bupati Pessel H Nasrul Abit (mamak dan etek Nasrul Abit-red). Menurut keterangan Nasrul Abit kepada Haluan, Sabtu, di Air Haji, pembangunan masjid yang dilakukan ketiga orang saudaranya itu bermula dari wasiat orang tua ketiga saudaranya itu. “Orang tua Mamanda Riza yakni Hj Nisma Chairil Bahri Binti Sopi, sebelum meninggal berwasiat kepada anak anaknya. Wasiat itu adalah, jika nanti ketiganya diberikan rezeki lebih oleh Allah SWT atau dengan kata lain diberi kemampuan untuk itu, maka bangunlah rumah ibadah untuk masyarakat di Tanjung Medan,” kata Nasrul Abit menjelaskan. Disebutkan Nasrul Abit, rupanya wasiat itu dipegangya erat erat dan
setelah mampu dilaksanakan oleh ketiga anak beliau. “Awalnya, mamak kami ini (paman - red) membangun sebuah mushalla di atas sebidang tanah milik mereka. Namun seiring perjalanan waktu, Allah memberikan rezeki yang lebih kepada ketiganya, dan uang dari ketiganya disatukan, sehingga sanggup mendirikan sebuah masjid,” katanya lagi. Masjid itu menurut Nasrul Abit bernilai Rp2 milyar dan daya tampung lebih dari 250 jemaah. Konstruksinya sangat kuat dan kokoh, sementara desainnya mengadopsi gaya masjid di Arab Saudi dan di padukan dengan gaya lokal. Sementara lama pengerjaannya 380 hari kalender. “Dan Pessel patut bersyukur, soalnya masjid ini di resmikan oleh Menristek RI H Gusti Muhammad Hatta yang saat ini juga telah menyandang gelar datuk. Ini meru-
pakan masjid pertama yang diresmikan Menristek di Pessel. Selain itu, kami dari pemerintah kabupaten, tentu sangat berterima kasih atas pembangunan ini karena sangat sejalan dengan program kembali ke surau,” katanya lagi. Sebelum diresmikan, Menristek disambut tari gelombang, kemudian pemotongan pita sebagai tanda diresmikannya Masjid Raya Darul Ijtihad. Dalam sambutannya, Menristek juga memuji keindahan arsitektur rumah ibadah tersebut. Menurut Menristek, upaya yang dilakukan oleh Riza bersaudara, patut didukung dan diteladani. Menurutnya, ini sebuah bukti bahwa yang bersangkutan sangat peduli pada si’ar agama islam. “Mudah mudahan ini menjadi contoh bagi perantau Pessel yang tersebar di berbagai tempat,” katanya. (h/har/adv)
Tumbuh ........................ Dari Halaman. 1 tersebut dengan lokasi pabrik semen, maka terjadi perubahan baik pada jaringan paru maupun pada hapusan darah dibandingkan lokasi yang jauh dari pabrik semen. Pada tikus yang dipelihara di kampus FK Unand dengan jarak 10 km dari pabrik Semen Padang yang dianggap sebagai kelompok kontrol, ternyata pada jaringan parunya tidak ditemukan kelainankelainan atau perubahan yang berarti pada alveoli, peradangan dan heart failure cell (gagal jantung). Pada kelompok yang berlokasi di Perumnas Semen Indarung ternyata dari 8 tikus yang dipelihara terlihat pada jaringan parunya alveoli melebar, sel radang banyak ditemukan dan heart failure cell juga banyak yaitu 5-6 sel per lapang pandang. Pada lokasi di perumahan Unand Ulu Gadut terjadi perubahan yang sama dengan PT Semen Padang tetapi heart failure cellnya lebih sedikit, yaitu antara 3-5 per lapang pandang. Menurut penelitiannya, perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan paru ini menunjukkan bahwa sebaran debu semen memberikan pengaruh terhadap tikus walalupun efeknya belum mencapai terhadap kelainan klinis yang serius, namun debu semen telah menunjukkan terjadinya perlawanan di dalam jaringan paru yang ditandai dengan adanya reaksi radang. Terhadap manusia, penelitian memang belum dilakukan. Tapi menurut dokter paru RSUP M. Djamil Padang Prof Taufik, untuk menentukan rusak atau tidaknya paru-paru seseorang, tidak bisa dilihat dari satu penyebab. “Yang utama disebebabkan virus dan bakteri. Debu hanya mempermudah,” jelas Taufik.
Menurutnya, zat yang dihasilkan debu adalah CO (karbon monoksida), yang menimbulkan sesak nafas ke tenggorokan. Pembakaran tidak sempurna ini akan mempermudah penyakit infeksi pada paruparu. Gejalanya dimulai dari demam, panas tinggi, tenggorokan sesak. “Sampai tahap akut, mesti dilakukan perawatan,” ujarnya. Disebutkan Taufik, di paru-paru, ia hampir mirip dengan rokok, menyerang paru-paru dalam masa yang lama. Menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar Khalid Saefullah, debu pada dasarnya berada di mana-mana. “Sulit mengukur dan menentukan daerah mana yang paling tinggi. Namun, ia bisa dihitung dari luas hutan yang tersisa,” tutur Khalid Saefullah. Di Lubuk Kilangan, sebutnya, tingkat pembalakan liar dan penebangan hutan termasuk tinggi. Di kawasan itu, dalam penelitiannya, telah berkurang fungsi hutan sebanyak 3 ribu m2. “Jika hutan di tebang, kawasan yang berfungsi menyerap debu akan berkurang.” Lebih lagi, dalam waktu dekat, PT Semen Padang, telah disetujui menambah Indarung VI seluas 412 ha. Menurut Khalid, 200 ha dari kawasan yang disetujui tersebut adalah hutan lindung. Lebih jauh Khalid, pemerintah daerah, ketika ‘merestui’ pembukaan lahan baru, jarang mempertimbangkan fungsi hutan. Tidak pernah dihitung bahwa, 1 ha pohon mampu menyerap debu yang keluar dari asap pabrik. Ia menyayangkan, penurunan emisi debu uyang dilakukan Semen Padang tak seimbang dengan kerusakan hutan yang ditimbulkan. “Artinya, tak ada pengurangan
apapun,” tuturnya.
20-30 Tahun Data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Padang pada 2011 mengindikasikan bahwa penyakit akibat debu, salah satunya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah yang tertinggi, diikuti penyakit kulit infeksi dan gastritis sebanyak 21.606 kasus. Angkanya, 115.361 orang atau 46,5 persen dari total 5 juta penduduk Kota Padang. Penyakit yang sama juga terbanyak pada bayi dengan angka 41.462 kasus yang terjadi atau 65,5 persen dari total jumlah kelahiran. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Frisdawati menyebutkan, data yang dihimpun dari puskesmas-puskesmas di seluruh Kota Padang tersebut tidak menyebutkan daerah tertinggi penyakit ISPA. Tapi ia mengatakan, daerah dengan debu yang paling banyak kemungkinan sebarannya lebih luas. “Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap penanganan yang sudah baku dan rasional,” katanya. Disebutkan, jumlah kunjungan kasus ISPA Bukan Pneumoni tahun 2011 sebanyak 39.961 kasus, turun dibanding tahun 2010 (43.160 kasus). Sedangkan kasus ISPA Pneumoni tahun 2011 sebanyak 587 kasus (6.6%), turun dibanding tahun 2010 sebanyak 803 kasus( 10%), tetapi masih jauh dari target (70%) pada tahun 2011. “Ke depan, penyakit ini masih akan tinggi,” tuturnya. Penyakit ini, kata Prof Taufik, ISPA pada tahap berat bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang rentan terjadi di daerah tropis ini lebih berbahaya ke anak-anak. “Anak-anak lebih mudah terinfeksi, daya tahannya rendah,” katanya. (Andika Destika Khagen)
12 ALISA PUTRI
Senang Berhitung SIAPA bilang matematika adalah pelajaran yang paling dibenci anakanak? Alisa Putri siswa Sekolah Dasar Negeri 05 Parupuk Tabing ini sangat suka belajar berhitung. “Paling senang belajar berhitung,” katanya. Meski baru berusia 6,5 tahun, Icha, begitu sapaan akrabnya sangat senang belajar dan mengulang pelajaran. Tak heran ia berhasil mendapat ranking empat pada semester yang lalu. Selain rajin belajar Icha, putrid Heldayati dan Nurperbial ini juga suka bermain boneka, terutama boneka Miki Mouse. “Lucu,” katanya. Ketika ditanya cita-cintanya, gadis manis berambut lurus ini dengan mealu-malu menjawab ingin menjadi dokter agar bisa mengobati orang sakit.
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Berprestasi Sesuai Bakat ANAK yang berprestasi dan juara pastinya jadi kebanggaan orang tua. Namun pada dasarnya setiap anak bisa menjadi juara dengan cara dan bakatnya masingmasing. “Untuk membuat anak menjadi juara bukan hanya berdasarkan kemampuan si anak itu sendiri, tapi juga butuh banyak hal dan juga dukungan dari orang tua-nya,” ungkap psikolog Mira D. Amir, Psi beberapa waktu lalu. Diungkapkan Mira, bahwa untuk membangun mentalitas dan menjadi seorang juara harus melalui apa yang disebut jalan juara. Salah satu cara untuk membuat anak menjadi juara adalah dengan membiarkan anak berkreasi sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dengan mengetahui bakat dan minat anak dalam suatu bidang akan membantu anak untuk bisa mempersiapkan mental juara mereka.
Anak sedang mendongeng. ANDIKA
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Dengan memberikan anakanak kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai hal sesuai bidang yang mereka inginkan, maka akan berpeluang membuat anak bisa berprestasi. Beri kesempatan yang luas
Upacara Bendera
Anak-anak yang Mendongeng BAGAIMANA jika anak-anak yang mendongeng? Itu terjadi dalam Lomba Mendongeng yang digelar Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. Anak-anak kesemuanya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dengan lincah membawakan pelbagai dongengan. Menurut Ketua Pelaksana Dra Zuriah, lomba diadakan untuk menggiatkan dan menumbuhkembangkan minat baca siswa terhadap buku. Salah satu cara menumbuhkan minat tersebut adalah dengan bercerita. Cerita yang menarik bagi anak, semisal dongeng, akan membantu ia mengenal buku-buku. “Bercerita merupakan teknik mengenal buku,” tutur Zuriah.Dalam lomba, anak-anak membacakan dongeng yang telah disediakan oleh panitia. Ia bisa mempergunakan teknik bercerita yang beragam untuk menarik peserta. Salah satu kriteria penilaian adalah bagaimana anak-anak tersebut mampu membawakan dongeng secara menarik. Salah satu peserta dari Pasaman membacakan dongeng yang berjudul Ibu Kandungku Seekor Kucing. Ia mempergunakan peraga gambar-gambar untuk melukiskan suasana. Peserta ini mendapat aplaus yang meriah dari peserta. Anak-anak diberikan hadiah bagi pembaca dongeng terbaik. Pembaca dongeng terbaik itu diperoleh Juara 1 Hayatul Annisa Basir (SDN 12 Lubuk Malintang Pasaman Barat), Juara 2 Nurmaita Rahmiati Putri (SDN 2 Kampung Baru Batusangkar), dan Juara 3 Nursakinah Sirait (SDS PT BPP Sei Aur Pasaman Barat. Harapan 1 Shalsabila Nazifa (SD MIUT Padang Panjang) dan Harapan 2 M. Farih Alghifari (SDN 13 Muaro Kabupaten Sijunjung. Peserta dinilai oleh dewan juri S. Metron Madison, Darman Moenir (sastrawan), Rizal Tanjung. (h/adk)
“Melakukan sesuatu dengan keterpaksaan akan membuat pekerjaan yang dilakukan jadi tidak maksimal. Jika mereka melakukan hal yang diinginkan dan disukai maka mereka akan berusaha untuk mempersiapkan segalanya dengan lebih baik,” ungkapnya.
AKHIR-akhir ini Syahdan kerap murung. Tak seperti biasanya ia menolak ajakan Ihsan dan teman-teman lainnya untuk bermain bola. “Kalian saja, aku ingin pulang,” kata Syahdan. Ihsan dan teman-teman pun heran. Ada apa gerangan dengan Syahdan? Sorenya sebelum bermain bola, Ihsan, Emon dan Ikrar mampir di rumah Syahdan. Setelah mengucapkan salam Syahdan pun keluar. Ia tampak sigap dengan pakaian sekolah lengkap. “Apa yang kau lakukan?” Tanya Ikrar. “Hmm aku sedang latihan memimpin upacara bendera,” kata Syahdan terbata-bata. “Oh, karena itu kamu tidak mau diajak bermain bola?” tukas Emon. Syahdan mengangguk. Ya, sebentar lagi tanggl 17 Agustus. Setiap kali perayaan hari kemerdekaan sekolah Syahdan selalu memperingatinya dengan mengadakan upacara bendera. Tahun ini giliran Syahdan menjadi pemimpin upacara bendera. Meski senang mendapat kesempatan langka ini namun Syahdan sangat gugup. “Kalau begitu kita tidak usaha saj bermain bola. Kita membantu Syahdan saja latihan menjadi pemimpin upacara,” usul Ihsan. “Tapi teman-teman yang lain sudah menunggu,” kata Aldo. “Kita ajak saja mereka,” kata Emon. “Baiklah, ayo kita pergi,” kata Ihsan. Sesampainya di lapangan Ihsan menjelaskan kepada temanteman yang lain tentang kegundahan Syahdan. Mereka pun sepakat membantu Syahdan.
“Ya, latihan akan membuatmu menghilangkan rasa cemas Syahdan,” tukas Aldo. Latihan pun dimulai. Sebagian bertugas membawa bendera, sebagian lagi bertugas menjadi danton dan sisanya menjadi peserta upacara dan tim paduan suara. Awalnya Syahdan masih gugup. Beberapa kali ia salah dan lupa urutan dan tata tertib upacara. Dengan sabar Ihsan dan teman-teman membantu Syahdan. Usai latihan hari itu mereka sepakat akan membantu Syahdan latihan setiap hari menjelang tanggal 17 Agustus. Hari peringatan kemerdekaan pun tiba. Pagi-pagi sekali Syahdan sudah siap dengan pakaian seragam lengkap. Di lapangan, teman-temannya telah menunggu. Seluruh peserta upacara juga telah siap. Setelah mengucapkan do’a Syahdan pun menuju lapangan. Ia ingat Ihsan berpesan, anggap saja ini latihan seperti biasanya. Ihsan benar Syahdan kini sama sekali tidak merasa gugup. Sedikitpun ia tak lupa tat tertib dan urutan upacara. Hingga upacara usai Syahdan masih terlihat tenang. Dan upacra itupun usai dengan sukses. Usai upacara Syahdan segera menemui Ihsan dan teman-teman lainnya. “Terima kasih teman-teman. Kalau tidak ada kalian aku tidak tahu seperti apa upacara tadi berlangsung,” ujar Syahdan tulus. “Itulah gunanya teman Syahdan. Lain kali kalau kau gundah katakana pada kami, agar kami bisa membantu,” pesan Ikrar. Syahdan mengangguk mantap.
pada anak, karena dengan adanya kesempatan ini mereka bisa mengembangkan kemampuan dan bakat mereka menjadi sebuah prestasi yang membanggakan Anda dan dirinya sendiri. Pembinaan akan membantu mengasah bakat dan kemampuan anak sesuai
Oleh Putri Utami
dengan bidang yang sukainya. “Pembinaan ini digolongkan jadi dua bagian yaitu, pembinaan instan dan pembinaan tahunan,” tukasnya. Pembinaan instan ini merupakan pembinaan yang dilakukan dalam jangka pendek, dan biasanya dilakukan dengan fasilitas seadanya. Selain itu, pembinaan instan ini biasanya memiliki target hanya untuk menjadi populer. Sedangkan untuk pembinaan tahunan biasanya tidak ditargetkan hanya untuk menjadi populer, namun menjadi pembinaan ini bertujuan untuk menjadi sebuah prestasi. Selain itu pembinaan tahunan ini merupakan pembinaan jangka panjang yang dilakukan dengan fasilitas yang lengkap. Dukungan orang tua merupakan hal yang paling penting untuk membuat anak berprestasi. Selain dukungan dalam hal materi, dukungan berupa support dan semangat juga diperlukan anak dari orang tuanya. “Berusahalah untuk mendukung bakat dan keinginan anak untuk bisa berprestasi. Dengan adanya dukungan orang tua akan membuat anak lebih percaya diri dan semangat untuk bisa berprestasi,” pungkasnya.
ELOK 13
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
TREN BUSANA PENGANTIN
Cantik Natural dengan Hijau Muda dio) Pd i S. Stu Fitr adi nity a 4 u n i b o.2 mm esr Pri nN : S oleksi lash Co hani uria adang D l d K F t e ( a a P d Mo ana : Wadi � Ram . Tamp ranjiu k : l Bus Ade man J ang, K gsu “ o : Fot e up Bun edia Gad : K rong Malin Mak si Ko d R. a k i v Lo : Da asi Nar
Menjadi pengantin adalah salah satu puncak kehidupan manusia. Dalam acara yang bagi sebagian orang menjadi acara yang paling dinanti dan terjadi sekali dalam kehidupan, seseorang akan menjadi raja atau ratu dalam sehari. Berbagai kreasi busana pengantin silih berganti dibuat oleh para perancang agar pengantin puteri kelihatan sangat cantik dan lain daripada yang lain. Agar tidak bosan dengan model busana pengantin yang sudah baku, maka diperlukan inovasi di dalam membuat kreasi rancangan busana pengantin, terutama busana pengantin muslim. Namun demikian, inovasi tetap mengutamakan nuansa natural klasik, sehingga tidak mengurangi kekhasan adat budaya, seperti halnya pakaian adat di Minangkabau. Model jahitan dan memilih warna menjadi hal penting agar nuansa natural klasik tetap terjaga dengan hasil pengantin terlihat cantik, natural dan tetap menonjolkan kekhasan budaya. Seperti yang dikenakan Sesrina Fitri, S.Pd bersama suaminya Bustami (Boy) yang baru menikah, Sabtu (30/6) dikediamannya Jalan Tampat Durian No.24 Korong Gadang, Kecamatan Kuranji Padang. Pilihan hijau muda pada kebaya saat menjalani prosesi nikah serta baju adat Minang saat pesta resepsi pernikahan ini membuat pasangan pengantin baru ini terlihat cantik natural dan khas dengan adat Minangkabau. (h/*)
14 PANGGUNG
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN1433 H
Misteri Seni atau Sejarah Seni?
LUKISAN WAKIDI
Oleh: Dr Helena Spanjaard Sejarawan Seni Rupa asal Belanda yang tinggal di Amsterdam
S
EJAK pembukaan Museum OHD di Magelang (5 April 2012) muncul beberapa reaksi yang beredar di dunia seni rupa Indonesia. Reaksi-reaksi ini kemudian menggiring pada diselenggarakannya Fine Art Round Table Discussion di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (24 Mei 2012). Sebagai seorang sejarawan seni yang telah lama meneliti seni rupa modern dan kontemporer Indonesia, saya ingin berkontribusi ke dalam diskusi ini dengan berbagi pendapat saya kepada kalian. Sebuah kesenangan luar biasa bagi saya karena dapat menghadiri pembukaan Museum OHD ke-3 di Magelang. Karena saya menginap selama beberapa hari di sana, saya mendapatkan kesempatan baik untuk mengunjungi museum dan mempelajari lukisan kelima maestro ini: Affandi, Sudjojono, Hendra, Widayat dan Soedibio. Pertama kalinya saya melihat karya yang secara tak terduga berkualitas begitu tinggi dengan konten yang begitu unik betul-betul membuat saya tercengang. Sungguh sebuah perjamuan untuk mata dan jiwa. Karya-karya ini memperkaya pengetahuan saya dengan informasi baru yang dibawanya. Pameran ini memberikan arti baru pada pentingnya peranan para pelukis tersebut dalam sejarah seni rupa Indonesia. Sehari sebelum pembukaan, dr. Oei memandu satu grup jurnalis mengelilingi koleksinya. Dengan ke-khas-an antuasias-
menya yang menginspirasi, ia menjelaskan latar belakang tiap pelukis dan karya-karya mereka. Hari pembukaan keesokan harinya sangat ramai dan menggembirakan. Akhirnya kita dapat melihat hasil dari persiapan bertahun-tahun. Di samping kekayaan isi dari pameran dalam museum, perhatian besar juga telah ditujukan untuk bagian eksterior gedung. Beberapa seniman telah diminta membuat karya seni untuk memperkuat citra yang ingin ditampilkan bangunan ini: sebuah museum yang mendukung seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Relief patung besar di bagian depan dan beberapa karya seni di pintu masuk berfungsi sebagai pengantar bagi para pengunjung. Lantai halaman di pintu masuk museum dibagi menjadi kotakkotak kecil, tiap kotak digarap oleh seniman yang berbeda. Karya seni ini menunjukkan kerjasama baik yang telah dibangun antara para seniman dan dr. Oei. Sehari setelah pembukaan, acara diskusi berlangsung di Magelang. Topiknya dibagi dalam dua sesi. Sesi 1: Mengusung seni rupa Indonesia sebagai koleksi museum internasional: isu, tantangan, strategi. (Panelis: Kwok Kian Chow, Pearl Lam, Oei Hong Djien dan Helena Spanjaard, moderator Patricia Chen). Sesi 2: Memetakan seni rupa Indonesia untuk perkembangannya di pasar internasional: isu, tantangan, dan strategi. (Panelis: Pearl Lam, Magnus Renfrew dan Lorenzo
BODY SLIM 100% HERBAL....SUDAH TERBUKTI HASILNYA & AMAN
Rudolf, moderator Patricia Chen). Selama sesi pertama, disebutkan oleh para panelis bahwa beberapa topik berikut telah menghambat pemasaran seni rupa Indonesia di luar negeri: kurangnya museum publik representatif di Indonesia, kurangnya pameran regular di luar negeri, kurangnya publikasi dan pelatihan tentang sejarah seni rupa, dan kurangnya seniman yang tinggal di luar negeri. Pada sesi kedua, infrastuktur galeri/ balai lelang/ pedagang seni dibahas. Panelis menekankan fakta bahwa harga suatu karya harus “nyata”, yang artinya seorang seniman harus mendapatkan tempatnya di pasar seni rupa dengan proses yang bertahap, dilindungi oleh pemasaran yang dilakukan oleh galeri yang sudah mapan. Untuk saya, diskusi ini sangatlah spesial, karena jarang terjadi di Indonesia bahwa ahli-ahli seni rupa asing dapat menyuarakan pendapat mereka. Kritik mereka sesungguhnya hanya dimaksudkan untuk membantu memasarkan seni rupa modern Indonesia ke luar negeri, seperti yang telah disampaikan oleh moderator acara ini pada kata pengantar yang disampaikannya. Gambaran singkat mengenai acara pembukaan Museum OHD di Magelang menjadi pengantar saya untuk menuju pada pembahasan surat ini (Misteri Seni atau Sejarah Seni?), dan saya akan kembali pada kesimpulan diskusi panel di Magelang pada akhir surat saya. Apa Akibat dari Situasi Ini? Di Indonesia ada ratusan seniman yang didukung oleh kolektor pribadi. Pembelian
lukisan seringkali berlangsung melalui perantara seperti balai lelang, walaupun saat senimannya masih hidup. Jumlah galeri seni rupa yang dikenal secara internasional sangat terbatas. Kurator pameran (yang biasanya juga adalah penulis dari katalog) pada umumnya terhubung kepada sponsor pribadi, karena tidak adanya dukungan dari pemerintah. Bagaimana mungkin kita mengharapkan penilaian obyektif dari sebuah karya seni pada situasi yang seperti ini? Untuk mengembangkan pendapat independen, diperlukan adanya pilar ketiga setelah dunia jual-beli. Di Eropa, pilar ini disediakan oleh sejarawan seni rupa yang pada dasarnya berperan untuk melakukan penelitian dan pengajaran. Dokumentasi dari karya seni di insititusiinstitusi dibuat berdasarkan pengetahuan mereka (keahlian, bukan kecaman!). Umumnya, pekerjaan penelitian sejarawan seni bukanlah sesuatu yang menyenangkan; ini adalah bagian dari penelitian sejarah yang mana sumber literatur memainkan peranan yang sangat penting. Dibutuhkan waktu dan kesabaran yang luar biasa untuk mengunjungi museum, perpustakaan, pusat arsip, keluarga pelukis, dll. Di Eropa, infrastuktur dunia seni rupa pada hakikatnya didasarkan pada penelitian mereka, sebuah penelitian yang diperuntukkan untuk masyarakat umum, untuk membuka sebuah dunia seni rupa bagi siapapun yang tertarik. Kesenian masih dipercaya memberikan sesuatu yang lebih pada kemanusiaan, sesuatu yang lebih dari sekadar nilai finansial sebuah karya seni. Kurangnya kriteria standar yang layak di Indonesia,
Isu Otentisitas dan Peran Sejarah Seni Rupa (museum pemerintah di mana kita bisa melihat contoh terbaik dari para pelukis penting, pusat dokumentasi di tingkat akademis) menciptakan ruang hampa berbahaya yang mana produksi lukisan palsu masuk dengan begitu pas-nya. Siapa yang dapat memutuskan mana yang palsu dan mana yang asli ketika tidak ada tolak ukur yang dapat diambil? Kesimpulan Selama diskusi di Magelang (6 April 2012), anggota panel menyuarakan hambatan jelas bagi pemasaran seni rupa Indonesia di luar negeri: kurangnya museum, kurangnya pameran di luar negeri, kurangnya publikasi profesional dan pelatihan di bidang sejarah seni. Pendapat mereka mencerminkan pengalaman pribadi saya sendiri sebagai peneliti yang sudah lama meneliti seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Barangkali ini adalah saat bagi dunia seni rupa Indonesia untuk berefleksi pada kekosongan infrastruktur ini. Dunia seni rupa Indonesia terlalu terobsesi pada transaksi jualbeli. Di mana letaknya aspek edukasi? Mengapa menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli sebuah lukisan dan tidak menginvestasikannya ke dalam dokumentasi, preservasi dan penelitian karya seni? Jika Indonesia hendak mempromosikan kekayaan seni rupa modern dan kontemporernya ke luar negeri, tentunya ini harus dilakukan sesuai dengan standar kriteria internasional. Salah satu dari standar ini adalah institusi penelitian dan dokumentasi yang layak, sebuah institusi yang juga dapat berfungsi sebagai jembatan bagi dunia seni internasional. Maka, marilah kita berlaku positif terhadap inisiatif yang mau memperlihatkan seni rupa Indonesia yang selama ini tak pernah terlihat, kepada khalayak umum (termasuk kepada turis). Dr. Oei telah memberikan teladan luar biasa yang patut dicontoh oleh mereka yang lain. Mengenai isu asli palsu: ini adalah masalah yang telah diciptakan oleh kekurangan dari dunia seni rupa Indonesia itu sendiri, dan perlu diselesaikan dengan cara yang profesional. Ini membutuhkan waktu dan kesediaan untuk mengakui bahwa beberapa unsur terpenting dari iklim seni rupa yang sehat masih belum terwujud. Tanpa penelitian yang tepat dan pengetahuan, alihalih menjadi sorotan dari Sejarah Seni Rupa Indonesia, seni rupa modern Indonesia akan tetap menjadi sebuah Misteri bagi kebanyakan orang. (Sumber: h t t p : / / indonesiaartnews.or.id)
Segera setelah pembukaan Museum OHD, berbagai pertanyaan muncul sehubungan dengan autentisitas beberapa karya seni dalam pameran. Awalnya pertanyaan-pertanyaan ini anonim, tapi kemudian si pemrakarsa menunjukkan identitasnya. Karena saya masih berada di Indonesia saat itu, saya berkesempatan mengikuti kejadian ini, yang menggiring pada diselenggarakannya acara “Fine Art Round Table Discussion: Indonesian Modern Paintings” oleh Sarasvati Art Management pada 24 Mei 2012. Pada tanggal tersebut, saya sudah kembali ke Belanda, tetapi resume diskusinya telah turut dikirimkan ke saya sehingga saya dapat membaca kesimpulannya sejauh ini. Satu hal yang mengesankan untuk saya adalah kenyataan bahwa pada seluruh diskusi ini (sebuah inisiatif berarti dari dr. Oei dan peserta panel), beberapa orang tampaknya sadar akan pentingnya sebuah mata rantai yang terputus di Indonesia: tidak adanya fakultas sejarah seni rupa di tingkat universitas. Sebagai seorang sejarawan professional, saya ingin berkomentar tentang keganjilan situasi ini. Pertama, saya hendak mengutip beberapa kalimat dari Goenawan Mohamad yang dapat dibaca di resume yang dikirim oleh Sarasvati: “Terlepas dari keributan soal isu lukisan palsu, dalam forum diskusi muncul sejumlah gagasan penting untuk membangun seni rupa Indonesia ke depan. Budayawan Goenawan Mohamad menyatakan, kisruh isu lukisan palsu ini muncul karena dunia seni rupa Indonesia tidak memiliki lembaga kritik yang sehat. “Juga tidak banyak jurnal yang menampung kritik,” ujarnya. “Kalau kedua hal ini ada, tentu kritik yang ada tidak akan menjadi liar, tapi lebih sistematis.” Sekarang izinkan saya untuk memberikan analisa singkat mengenai dunia seni rupa Indonesia dibandingkan dengan dunia seni rupa internasional (terutama Belanda). Siapapun (di Indonesia maupun negara luar) yang hendak membuktikan bahwa sebuah lukisan itu palsu memerlukan kriteria standar tertentu yang berdasar pada penelitian. Di Eropa, dasar ini pertama-tama disediakan oleh badan substansial berupa museum yang didukung oleh pemerintah. Di museum-museum, karya seni dari berbagai periode berbeda ditampilkan. Mereka ditampilkan sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah „kanon (karya seni paling berharga yang terpilih, dibuat oleh para spesialis, paling benilai dalam arti kultural, bukan karena nilai finansialnya!) untuk masyarakat umum. Karya seni di museum mempunyai beberapa fungsi: mereka memberikan pandangan tentang sejarah nasional dan lokal sebuah negara, mereka menjadi latar belakang bersama sebuah masyarakat, dan dalam hal karya seni dari budaya dan periode lain: karya seni ini memperluas cakrawala pengunjung untuk belajar tentang budaya dan periode dari asal yang berbeda. Fungsi terpenting dari museum adalah fungsi edukatif, tetapi karya seni yang ditampilkan juga menyediakan kriteria standar, yang mana dengan demikian sejarawan seni dapat memulai penelitian mereka. Dunia seni rupa di Eropa dibagi ke dalam beberapa bidang, pemerintah dan swasta. Di samping beberapa museum pemerintah mapan, terdapat juga museum swasta dan galeri seni yang menampilkan seni rupa untuk khalayak umum. Beberapa balai lelang yang dihormati menyediakan tempat di mana karya seni dijual. Kolektor pribadi ada, dan menjadi semakin penting dalam krisis ekonomi ini, tetapi mereka tidak memainkan peran domininan dalam dunia seni rupa. Dimulai dari abad ke-19, universitas mendirikan departemen sejarah seni rupa. Pada fakultas akademis ini, karya seni dipelajari dan dijelaskan dalam buku dan majalah khusus. Publikasi ini dapat ditemukan di universitas, museum, dan perpustakaan umum. Beberapa sejarawan seni mempersembahkan seluruh hidup mereka untuk penelitian akademis, di samping aktivitas dasar mereka: mengajar. Kurator museum, pameran atau art fair internasional pada umumnya memiliki gelar di bidang sejarah seni, dan ini juga berlaku sama bagi kritikus seni yang menulis di surat kabar dan majalah. Jika ada pertanyaan muncul mengenai autentisitas sebuah karya seni, sejarawan akan diminta untuk berpendapat, berdasarkan penelitian independen. Independen berarti bahwa keterlibatan sejarawan seni ini tidak berhubungan dengan individu atau institusi tertentu yang bertanya kepada mereka. Sejarawan seni mengimplementasikan metodologi sejarah seni rupa tepat yang telah mereka pelajari, dan jika ini tidak cukup, ahli-ahli lain akan dilibatkan, seperti penelitian laboratorium, atau pendapat kedua dari spesialis lain di bidang ini: misalnya restorator, dll, dll. Sekarang mari kita kembali pada dunia seni rupa Indonesia. Museum Seni Rupa Modern nasional yang secara permanen mempertunjukkan seleksi karya seni historis oleh seniman-seniman terbaik belumlah ada. Maka karena itu, tidak ada tolak ukur standar untuk memperbandingkan lukisan. Contoh terbaik dari seni rupa Indonesia tersembunyikan dari mata publik karena mereka telah menjadi milik kolektor pribadi. Maka inisitatif pribadi manapun yang bersedia membukakan pintu mereka untuk masyarakat umum sangatlah berharga. (Sumber: http://indonesiaartnews.or.id) (Helena Spanjaard)
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
LANCONG 15
Sunset di Antara Tujuh Pulau SEKITAR 15 kilometer menjelang Painan dari arah Kota Padang, terdapat lokasi objek wisata pantai Api-Api. Kawasan ini memiliki garis pantai yang dipenuhi pohon pinus yang tertata rapi yang membuat suasana sejuk oleh tiupan angin sepoisepoi. Deburan ombak pantai ini yang menggelegar dapat menemani anda bersantai sambil menikmati indahnya pemandangan alam, dan menunggu datangnya sunset untuk diabadikan. Pengunjung juga akan dapat mengabadikan okumentasi sebagai tanda telah menyempatkan diri melihat sebagian kawasan wisata di Pessel, apalagi ketika menjelang senja, anda akan memotret indahnya cakrawala dengan warna merah jingga. Kawasan objekwisata ini memberikan kesan yang sulit dilupakan. Pasalnya daerah pantai yang indah ini dikelilingi tujuh pulau, masing-masing Pulau Aur, Pulau Babi, Pulau Nibung, Pulau Kambing, Pulau Semangki , Pulau Nyamuk dan Pulau Penyu. Kondisi ini jelas akan dapat membuat anda terpesona dan terpukau akan keunikan keindahan alamnya. Keindahan alam pantai api-api akan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung yang menyempatkan diri menyaksikannya, karena daerah ini memiliki pantai tidak kalah dengan Pantai Kuta dan pantai Sanur di Pulau Bali, sehingga tidak heran daerah ini selalu ramai dikunjungi masyarakat maupun dari luar daerah. Pengunjung juga akan dapat memafaatkan waktu untuk memancing ikan di pantai. Tentunya dengan membawa perlengkapan memancing, meski alat pancing juga ada dijual di Pasar Api Api yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Selain alat pancing juga terdapat rumah makan dan berbagai kebutuhan lainnya. Namun bila ikan tidak berhasil dipancing anda tidak perlu kecewa, karena di daeah ini juga terdapat ikan segar hasil tangkapan nelayan dengan harga miring dengan berbagai jenis ikan untuk dibawa pulang Pantai Api Api merupakan pelabuhan bagi nelayan tradisional di Kecamatan Bayang. Para nelayan yang akan ke laut dan sebaliknya usai menangkap ikan memafaatkan daerah pantai ini , maka tidak heran pula ketika cuaca buruk banyak kapal nelayan yang bersandar di atas pasir berjejaran di sepanjang pantai untuk menghindari amukan ombak besar. Anda juga tidak perlu kwatir di Api Api juga terdapat sarana ibadah sebuah masjid besar untuk menunaikan ibadah. Kemudian bila masih ada waktu juga anda akan dapat menyempatkan diri berkunjung ke puncak Bukit Batu Ajung yang berjarak sekitar satu kilometer dari bibir Pantai Api Api. Di lokasi ini terdapat kuburan yang dianggap keramat Gadiah Basanai yang merupakan lagenda masyarakat Pessel. Dipuncak Bukit Batu Ajung akan terlihat pemandangan pantai yang indah, dan juga sungai yang berliku- liku melintasi beberapa nagari di Kecamatan Bayang. Anda juga akan menyaksikan alam pergunungan yang membatasi Pessel dengan Kabupaten Solok, dan juga keindahan pemukiman masyarakat dua kecamatan yakni Kecamatan Bayang, dan Kecamatan Koto XI Tarusan Daerah puncak Bukit Batu Ajung hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 30 meneit menelusuri bukit hilalang dengan ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Untuk itu anda disarankan untuk berhati-hati melewatinya. (m joni)
?
16
AUDITOR
ENGINEER
Tidak perlu bingung..
Dapatkan info
SUPERVISOR
LOW
MARKETING
ACCOUNTING
NGAN D
isini
MANAGER
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
AKSEN 17
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Anak Yuni Shara Disunat Tompi LAYAKNYA orantua pada umumnya, Yuni Shara telah menjalankan salah satu tugasnya merawat dan menjaga kedua buah hatinya, Kevin dan Cello. Kamis (05/07) kemarin, sesuai janjinya, Yuni mengkhitan Kevin dan Cello di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bersamaan dengan musim libur sekolah, Kevin dan Cello tampak antusias menjelang sunatan. Yuni pun punya alasan mengkhitan kedua anaknya sekaligus. Hal tersebut untuk menghindari keisengan kedua bocah lucu itu agar tidak saling menyakiti usai menjalani sunat. Pada kesempatan itu, Henry Siahaan, mantan suami Yuni, datang untuk memberikan support kepada kedua buah hatinya. Sementara Raffi Ahmad tidak hadir dan datang usai proses khitan usai. Yuni pun mempercayakan penyanyi Tompi sebagai dokter untuk mengkhitan anak-anaknya. Sayang, ada indisen kecil lantaran di bungsu Cello menangis ketakutan jelang disunat. Yuni pun berusaha membujuk hingga Cello lari ke pelukan sang ayah. Tapi, beberapa saat kemudian Cello mengikuti jejak Kevin yang terlebih dulu disunat. “Alhamdulillah tanggal lima kemarin sudah menjalankan kewajiban sebagai orangtua,” kata Yuni senang. “Sebelumnya juga sudah bilang kalau disunat itu nggak sakit, kayak diggit semut aja. Tapi Kevin dan Cello hebat,” timpal Raffi yang nggak bisa menemani calon anak tirinya sunat. (h/ccm)
PINKAN MAMBO
Launching Album di Malaysia
DIAM-diam penyanyi Pinkan Mambo telah menyiapkan sebuah kejutan untuk penggemarnya. Rupanya, Pinkan baru saja meluncurkan album baru bertajuk Tentang Cinta. Mungkin album baru Pinkan ini dinilai paling istimewa. Pasalnya, ia meluncurkan album tersebut di Malaysia. Acara pun berlangsung lancar dan Pinkan merasa mimpinya untuk go international perlahan mulai tercapai. “Aku rasa ini mimpi banget untuk bisa ke luar negeri.” “Aku di sana 8 hari, langsung show dan nyanyi disaksikan dari negara-negara seperti Tokyo, Singapura, Malaysia,” ujarnya saat ditemui dalam acara syukuran di kantor Sony Music, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (05/07) Pinkan juga bercerita, saat menampilkan beberapa lagu di sana, animo para penonton
cukup besar. Ia pun senang karena masyarakat Malaysia menerimanya dengan baik. “Animonya cukup banyak. Fansnya di sana waktu aku show banyak orang luar negeri. Itu pertama kali mereka kenal saya sebagai penyanyi Indonesia. Dan mereka welcome banget,” jelasnya. Bagi Pinkan, bisa melebarkan sayap kariernya di negeri orang merupakan mimpinya sejak masih berada di Ratu bersama Maia Estianty beberapa tahun lalu. Dan mimpi itu akhirnya terwujud berkat kerja kerasnya. “Ini mimpi dari aku di Ratu. Aku awalnya dikenal di Indonesia. Pada 2008 atau 2009, orang-orang mulai ngomong buat go international, baru aku sadar ternyata ada langkah lain. Akhirnya itu jadi mimpiku,” ujarnya. “Aku rasa ini mimpi banget untuk bisa ke luar negeri,” sambungnya. (h/ccm)
SAIPUL JAMIELL
Ajukan Gugatan ke MK
DESWITA MAHARANI
Bulan Madu Terus RUMAH tangga Deswita Maharani dan Ferry Maryadi terasa kurang lengkap tanpa kehadiran momongan. Dan Deswita sadar akan hal itu. Oleh karenanya, Deswita berharap segera dikaruniai momongan. Doa dan usaha pun kerap ia lakukan dan berharap berkah Ramadhan datang padanya. “Doain semoga berkah di bulan Ramadhan. Bukan hanya materi tapi berkah anak juga,” tutur Deswita di Xensasi Ramadhan, JW Mariott Hotel, Jalan Lingkar Mega Kuningan Kav. E1.1 No.1, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (05/07) sore. Deswita dan Ferry ngaku rajin berbulan madu. Keduanya mengaku selalu berusaha untuk segera mendapatkan momongan dan berlibur berdua serta menghabiskan waktu bersama.
“Usaha banget ya, namanya juga pengantin baru, usaha terus. Belum rezeki berarti ya. Kami sudah honeymoon kok, sudah sering banget kemana-mana,” candanya. Meski ingin segera mendapatkan momonga, Deswita mengaku enggan menjalani program hamil. Sejauh ini ia hanya pasrah pada Tuhan dan menunggu datangnya berkah terutama saat Ramadhan tiba. “Saya enggak mau program, takut hasilnya enggak sesuai harapan. Suami justru enggak menuntut, yang menuntut kakek dan neneknya. Agak sedikit miris karena kan usia mereka sudah lanjut, jadi ingin banget dapat cucu. Tapi belum waktunya kali ya, mungkin setelah Ramadhan berkahnya,” tukas Deswita. (ccm)
KASUS hukum Saipul Jamiell terkait kecelakaan maut yang menewaskan sang istri tercinta masih berlanjut. Dalam hal ini, Ipul ditetapkan sebagai tersangka dan sudah menjalani sidang di Pengadilan Negri Purwakarta, Jawa Barat. Nggak terima dijadikan tersangka, Ipul akhirnya mengajukan gugatannya ke Mahkamah Konstitusi (MK). Saipul mengajukan permohonan uji materiil pasal 310 UU RI No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas. “Ada dua persidangan yang dijalani, sidang di Purwakarta dan sidang di MK (Mahkaman Konstitusi). Di MK itu kita melawan undang-undang-nya, kita menambah tim untuk sidang di MK untuk mengkritisi undang-undang,”
kata kuasa hukum Saipul Jamil, Roland Hutabarat, di Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6, Jakarta Pusat, Jumat (06/07). Meski berat harus bolak-balik ke pengadilan, tapi Ipul berusaha menyelesaikan kasusnya dan menguak kebenaran jika kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu bukan atas faktor kesengajaan. Ipul pun berusaha kooperatif hingga persidangan segera berakhir. “Aku dari Lampung, kemarin enggak hadir karena ada tugas. Saya buru-buru menghadiri sidang, tiap Selasa kita di Purwakarta, tahun ini berat buat saya pulang pergi pengadilan. Saya enggak pernah bermimpi tahun 2012 ini diuji seperti ini,” tuturnya. Menikah enam bulan dan ditinggal sang istri untuk selamanya, Ipul tentu mengalami kesedihan mendalam. Ia hanya bisa pasrah dan berharap dukungan dari masyarakat. “Sedih pastinya sampai hampir setahun, kami mohon doa,” tutupnya. (h/ ccm)
BERYL COPY CENTRE Grosir & Retail Sales, Service, Spare Part & Rental Mesin dari USA Menyediakan Mesin Foto Copy Bermacam Tipe : BARU DATANG MESIN CANON IR 5000 & CANON IR 6000 DARI JEPANG DRUM BARU HARGA NEGO
AN PERSEDIA S A T A B R TE CANON IR 8500 = Rp.
28 juta
BERYL COPY CENTRE
Hubungi : Jl. Veteran No. 50 Padang Telp. (0751) 32666 Jl. Nangka No. 40 Pekanbaru Telp. (0761) 61360 Jl. Sutan Agung No.07 Jambi Telp. (0741) 32495
spanduk - baliho - billboard sticker - backdrope branding car - x banner roll up - dll
Menyewakan Bando & Billboard lokasi strategis di Padang, Payakumbuh & Pariaman
Kantor Pusat : Jl. Gajahmada No.40 Gn. Pangilun Padang Telp. (0751) 447825, 40269 Cabang Payakumbuh : Cabang Padang : Jl. Soekarno-Hatta 123 Jl. Andalas 83 Telp. 890 383 Koto Nan Ampek Jl. Belakang Olo 46A (dpn Hotel Jakarta) Telp. 33 222 Telp. 0752 - 796 123
18 PERSONALAL
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
DASMIR
Inovasi dan Kerja Keras Berbuah Bisnis
n si da Nara to : o F mat Rah yat d i H a
JEJERAN camera foto dan video, tersusun rapi di dalam lemari kaca di rumah milik H Dasmir. Beragam jenis kamera, dari tahun 70-an hingga 2000-an ada dalam lemari tua miliknya itu. Bagi pecinta kamera tidak salah datang sesekali kerumahya di jalan Raden Saleh Gang Sakato No 15. Untuk sekedar berdiskusi, ataupun ingin berguru dengannya. Puluhan tahun menggunakan kamera, Dasmir bisa dibilang orang yang tepat untuk bertanya bagaimana mengunakan kamera yang baik dan benar. Ia adalah sosok ramah dan dikenal banyak orang. Apalagi oleh wirausahawan yang bergelut dengan usaha dokumentasi. Orang mengenalnya sosok yang kreatif, senang dengan segala sesuatu yang baru. Dulu, bapak dari sepuluh cucu ini adalah Seorang guru olah raga. Namun, dia senang dengan dunia dokumentasi. Mulai dari foto hingga video. Sehingga, kesenangan itu yang menghantarkannya menjadi seorang wirausahawan dokumentasi yang sukses sampai sekarang. Ia berhasil melewati beberapa zaman dan usahanya terus bertahan hingga sekarang. Pak Das, begitulah dia dipanggil orang – orang yang mengenalnya. Ia adalah pemilik Wira Video yang berlokasi di Jl Damar No 55 A Padang. Dasmir mendapat inspirasi terhadap usahanya saat ini ketika ikut serta sebagai seorang atlet hangar pada PON tahun 1969. Menurutnya, ketika sebagai seorang guru olahraga gajinya sangat kecil, “ Gaji saya sebagai seorang guru oleh raga ketika itu hanya cukup untuk makan satu minggu. Sedangkan, saya berkeinginan sangat besar untuk membahagiakan keluarga. Dan sangat menginginkan anak-anak saya bisa hidup dengan layak,” ungkapnya. Berangkat dari hal itu, kesempatan menjadi seorang peserta PON Yogjakarta benar-benar dia manfaatkan mencari sesuatu yang bisa membuat perekonomiannya bisa membaik. “ Saya sangat percaya dengan falsafah Minang, alam takambang jadi guru,” katanya. Ketika dia berkesempatan berkunjung ke Yogjakarta itu, Dasmir melihat sesuatu yang berbeda. “Banyak sekali orang yang berminat berfoto, saya melihat di istana Yogjakarta, Dan di pasar klewer Yogjakarta. Saya tidak melihat hal yang seperti ini di Kota Padang,” katanya. Sekembalinya mengikuti PON, berangkat dari pengalamannya ketika berkunjung tersebut, Dasmir mengaku mulai berfikir bagaimana dia bisa mendapatkan sebuah kamera. Pada tahun 1970, akhirnya dia bisa membeli sebuah kamera, dengan sisa uang yang dia dapat dari PON dan ditambah
dengan dana yang lain. Kemauannya yang keras membuatnya terus mencari guru untuk belajar segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia fotografi. Hingga, suatu ketika dosen UNP (dahulu IKIP) Saidir (Alm) mengajarinya bagaimana menjadi seorang fotografer. “Hari pertama saya belajar teori kepadanya. Hari kedua, saya belajar bagaimana mencetak foto. Saya masih ingat ketika murid sekolah yang saya ajar meminjamkan kameranya kepada saya. Itulah film pertama yang saya cuci,” tambahnya. Perbincangan terasa renyah, ketika gelak tawa mewarna perbincangan Haluan dengan sosok Dasmir. Karakternya yang ramah membuatnya tak sungkan-sungkan menceritakan pengalamannya pada Haluan. “ Dari tahun 1970 itulah, saya mulai serius untuk menjadi seorang fotografer, di samping itu saya tetap menjadi seorang guru olah raga,” paparnya. Dari tahun 1970 hingga 1975, Dasmir menejadi seorang fotografer keliling. Dia berkeling dengan sepeda, mencari siapa saja yang mau
berfoto. “Bapak menikmati sekali masa – masa saat itu. Pagi hari bapak sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah untuk mengajar. Sepulang mengajar pukul 12:30 WIB, bapak mengantarkan h a s i l cucian foto, siapa saja yang berfoto kemarin siang. Sekaligus, mencari siapa yang mau berfoto pada hari ini, hasil ciannya akan diantar esok harinya. Aktifitas tersebut terus berulang beberapa tahun. Dasmir menjual Rp125 per-lembar dengan modal Rp5,” Jelasnya. Pada tahun 1982, dia mulai melirik video sebagai sebuah peluang baru. “ Beranjak dari pengalaman PON ke sepuluh pada tahun 1982. “Saya ikut mendampingi istri, yang ketika itu ikut menjadi peserta di cabang tenis. Di Jakarta saya melihat usaha ini cukup berkembang.
Sementara itu, di Kota Padang, saya tidak melihat usaha merekam dengan video seperti di Jakarta,” ungkapnya. Sepulang dari Jakarta, dia mulai mencoba usaha rekaman video, dari sinilah cikal bakal berkembang pesatnya usaha Dasmiar. Dalam satu bulan saja dia bisa mendapatkan uang sebesar Rp4 juta. Pada tahun itu juga dia dapat membeli mobil pertamanya seharga Rp3,9 juta. Dengan usaha dan kerja keras, pada tahun 1986 Dasmir dapat membeli sebuah toko yang cukup besar, terletak di Jl Damar No 55 A. Usaha kerasnya itu kini telah berbuah. Impiannyapun terkabul. Dari pernikahannya dengan Darlis Dasmir, ia dikarunia lima orang anak dan sepuluh cucu. Anak pertama,
Boy Eka Putra. kedua, Dedi Ponedi, ketiga, Vicce Dasmir, keempat Wira Vidia. kelima, Firman Dasmir. Kini, Dasmir sudah cukup lega, pasalnya sudah ada generasi yang melanjutkan usahanya itu. “ Saya semakin tua, tidak seaktif
dulu lagi. Alhamdulillah perusahaan saat ini sudah dikelola oleh dua orang anak saya, Boy Eka Putra dan Vicce Dasmir. Saat ini saya hanya meninjau jalannya perusahaan. Semua yang saya dapat atas karunia Allah dan tentu atas ketekunan,” tutupnya. (h/yat)
nggak sempat baca
The First FeMale Station in Padang
Lansek Manih FM (LANIS FM) Frequensi (FM) 93,6 MHz (FM) Power Suport 1000 Watt ( Blues 30 NV) Alamat Studio/Office : Jl.Sudirman No.191 Muaro Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. Telp. ( 0754) 20173-20553 Fax. 0754.20158 Email : lansekmanihfm@yahoo.co.id LANSEK MANIH FM “ Penyampai Informasi Pembangunan dan Penyejuk Hati Anak Nagari”
klik kami di www.harianhaluan.com
S E N I 19
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN1433 H
PUISI
Fajri Chaniago
Ranjang II pagi ini aku tak akan lagi memakan tiramisu buatanmu karna aku akan memakan kata-katanya yang dikatakannya tadi malam diatas ranjangmu Padang, Mei 2012
Ranjangmu Matahari mengeluarkan darah Dan kau berteriak hingga ke perut bumi Memecah ombak yang hendak menepi Padang, 2012
Yosarian ada jeritan di lekuk matamu seperti deru vespa tuaku yang termakan usia ada sunyi di ujung lidahmu ketika gema rock n roll menjadi lebih keras di panggung Sarangmusang, Juni 2012
Rumah Sakit putih ketika kesucian putih pada kematian Padang, Mei 2012
Dunia Dongeng Tarik telujuk jarimu Ketika kau menebar kefanaan Padang, April 2012
Dangkal Pikiran -Menjilat lalu membunuh-
Ssstt… Kebenaranmu bukanlah kebenaran Kebenaranmu hanyalah kefanaan Yang kau gerogoti disetiap hendusanmu Anjing liar yang tengah lapar Menjilat lalu membunuh Ssstt... Tarik kembali telunjuk tangan Yang kau letakan pada lobanganus mereka Menjilat lalu membunuh Ssstt… Kebenaran hanya tertulis pada darah, daging serta tulang Dan bayang-bayang adalah tempat lainnya Padang, April 2012
Untuk Kau yang mengkrangkeng hatiku matahari berakhir di pantai padang kepedihan kedalam rindu hanya menyapa diriku semata berisik dari suara gitar pengamen kelam dalam lirik lagunya Padang, 2012 Tarian Waktu datang gelap belum tentu malam aku masih terus berjalan tapi nanti sebelum matahari geram aku sudah terbaring sepi tanpa nyanyian srigala Payakumbuh, 2012 Tengah Malam Ada wanita di halte bis Di tangan kananya bergoyang suat kabar Tangan kirinya mengibaskan kenikmatan Di pinggi jalan ada taman dan penjual kacang goreng Padang, 2012
Stasiun Kelabu Disisi jendela kereta yang mulai melaju Meninggalkan panas, gersang kota mu Aku terpaku dalam hiruk besi kereta Diantara loket dan pedagang asongan Wajah campuran Jawa-Minang itu Mulai mengecil dalam pesona, Hilang dari pandangan mata Harum wewangianmu Masih melekat dalam otakku Seraya menemani langkahku Untuk pulang Padang, Maret 2012
Tentang Hari Satu hari untuk menangis Satu hari untuk tertawa Sampai mati untuk selamanya Payakumbuh, 2012 FAJRI CHANIAGO, Kelahiran Payakumbuh, 3 Februari. Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang. Bergiat di Teater Nan Tumpah Padang.
Cerpen
Aksara di Kaki Bukit Oleh: R. Yulia
T
ATAPAN Ayin terlempar jauh melampaui jendela yang membingkai kepalanya. Jauh menyeberangi pekarangan rumah yang berpagar bambu sekenanya, tanah berlumut yang basah, kerikil tanpa sudut yang berserakan dan kayu-kayu tua keropos yang mengalasi undakan menurun ke jalan setapak. Merambati semak perdu dan pohon-pohon jati, nun hingga mendaki perbukitan yang menjulang samar, berselimut kabut tipis yang berarak dalam kelompok kecil, seperti anak-anak ayam yang tak ingin kehilangan induknya. Ayin menatap semuanya dengan setengah putus asa. Hujan bukan lagi berupa anak-anak panah yang menghunjam satu-persatu apa yang terlihat di matanya, melainkan air dari ratusan sungai yang disesap dan dimuntahkan dengan sepenuh kekuatan. Langit seperti anak perawan yang menangis tiada henti karena kehilangan waktu untuk bercengkerama dengan kekasih. Semua di pagi ini adalah keindahan yang liris, namun bukan yang diharapkan Ayin. Bukan. Ini hujan pertama di sepanjang tahun. Tahun yang telah lelah menjalani empat bulan penuh dahaga, tanpa setetes air. Kering, semata kering. Kemarau meranggas pada tanah-tanah retak dan debu menyelimuti permukaan daun-daun yang resah. Hanya panas dan debu yang mengawal pagi menuju malam, beringsut lambat hingga pagi berikutnya dan menyisakan sedikit ruang menyesakkan untuk embun yang tertatih. Hujan pertama yang datang di awal Subuh, sempat menahan keinginan Ayin untuk terjaga seperti biasa. Namun, Ayin bukan pemalas. Geliat tubuhnya tak senada dengan rayuan hujan yang membekapkan gigil. Ia terbangun sesaat azan berlalu. Membawa tubuh ringannya mencukupi ritual pagi. Tapi hujan tak juga berhenti. Hujan menggila memenuhi rindu para petani, dedaunan dan tanah-tanah rengkah. Hujan menyusui sungai-sungai, danau dan parit-parit kecil. Ayin masih berdiri di depan jendela. Seragamnya yang tak cerlang lagi, rapat membungkus tubuh mungilnya. Ayin enggan menelisik asal-usul seragam sekolahnya. Entah darimana baju putih yang tak lagi putih dan rok merah yang tak sempurna merah itu didapatkan ibu, setelah menyerah atas rengekan Ayin yang bertahan berjamjam memeluk tungkai kakinya demi mendapatkan sebuah anggukan. Anggukan untuk sepasang seragam. Terlihat sedikit kekecilan memang. Namun, tindasan setrika arang pada seragamnya beberapa jam lalu, menyisakan garis lipatan yang begitu rapi. Ayin mendapati pantulan wajah yang asing saat ia menatap cermin pagi tadi. Wajah yang begitu sumringah. Ayin tak mengerti, mengapa hujan harus turun lebat dan tanpa henti, justru di hari ini? Hari yang telah lama dinantinya. Hari yang berbilang tak terhingga dalam kepalanya. Hari yang hanya pernah ada dalam mimpinya. Dan mimpi itu membuatnya tersenyum, sesaat terjaga Subuh tadi. Derai hujan mengawal ingatan Ayin berlari surut pada sebuah masa. Masa dimana seorang gadis kecil terbiasa memangku dagu di pagar kayu yang membatasi pelataran sebuah bangunan sederhana yang cukup besar. Bangunan semi permanen itu dihuni beratus-ratus bocah kecil berpakaian putih merah dan beberapa orang dewasa berwajah ramah penuh wibawa. Pagi-pagi sekali, para
bocah dan orang dewasa itu berkumpul di pelataran dengan tiga acara tetap. Berbaris rapi dan melakukan upacara penaikan bendera pada hari pertama. Berbaris dengan berbagai gerakan tambahan ditingkahi musik bersemangat di tiap hari kedua hingga hari kelima. Serta berbaris dan melakukan upacara penurunan bendera di hari keenam. Gadis kecil itu mengamati semuanya hingga tuntas dan merekamnya dalam bilik ingatan. Begitupun saat para bocah dan satu orang dewasa -perempuan cantik berkerudung dan berwajah sarat cahaya- memasuki ruangan, bocah kecil itu selalu menguntit. Meski langkahnya harus terhenti di ambang pintu. Cukup sampai di situ. Karena dia bukanlah salah seorang dari mereka. Dia tak punya hak untuk melantunkan do’a, membaca teks buku, menjawab pertanyaan, menyanyi dan bertepuk-tangan serta menggunakan pensil warna di atas kertas-kertas gambar. Tempatnya adalah ketepatan persisian bahu dengan pintu. Mulanya, beberapa pasang mata bocah acap meliriknya dengan tatapan penuh tanya. Mulanya, bahkan bu guru – demikian bocah-bocah itu menyapa perempuan .berkerudung- pun tersenyum manis padanya. Namun hari-hari selanjutnya, tatapan dan senyum itu tak pernah lagi dialamatkan padanya. Semua terbiasa dengan kehadirannya, gadis kecil di ambang pintu yang begitu setia menyimak prilaku mereka, mencerna kata-kata bu guru dan menelusuri huruf-huruf berikut angka yang terpampang di papan hitam yang melekat di dinding depan. Bocah itu hirau semua hal di dalam ruang. Semua kecuali rasa kesemutan yang acap menyerang. Ayin mengerjap, mengantar buliran bening yang tadi menggantung di kelopak matanya, bergulir merambati pipi. Nafasnya terhela berat, mencoba melumatkan gumpalan besar yang memenuhi rongga dada dan saluran tenggorokannya. Ia memejam, memaksa keluar sisa air mata yang masih bersemayam. Rasa kecewa ini setara dengan kepedihan ratusan malam yang dilaluinya tanpa ayah, lelaki terhebat yang dimilikinya, yang pergi meninggalkannya tanpa menitipkan sebuah kecupan di dahinya. Sebuah kealpaan di suatu pagi yang tak dapat dimaafkannya. Kata orang-orang, ayahnya meninggal tertimbun tebing longsor di kaki bukit. Nun, entah dimana. Pada suatu masa yang sarat gerimis. Hujan mulai reda. Hanya rinai yang tak begitu rapat lagi. Sebentuk senyum tersungging perlahan di bibir gadis kecil itu. Manis. Ayin melangkah berjingkat menjauhi jendela. Tangannya menjangkau tas plastik hitam berisi buku tulis dan pensil, dua benda yang juga entah didapatkan ibu darimana. Ayin tahu benar, mereka tak memiliki cukup banyak uang untuk membeli benda-benda seperti yang ia inginkan. Toh, ia tak mau ambil pusing. Bukankah ibu berhasil mendapatkannya? Itu yang terpenting. Ayin melangkah perlahan, membuka pintu dan memacu gegas menuju pintu depan. Sebisa mungkin ia menghalangi percikan gaduh. Pun saat membuka pintu yang engselnya acap berderit. Di beranda, sebelah tangannya menadah. Rintik hujan lamat membasuh telapaknya. Lagilagi Ayin tersenyum. Manis sekali. Ayin menoleh ke belakang sambil menarik nafas panjang, mengangguk kuat dan hap.., langkah pertamanya menancap gurat jejak. Ayunan selanjutnya kian lama kian cepat. Sepertinya hujan akan kem-
LUKISAN berjudul “Hegemok” karya Amrianis. (http:// senirupa.net) bali deras. Ayin tak mau kuyup sebelum mencapai tujuan. Ini hari yang tak mungkin dilaluinya dengan sempurna, namun ia harus memilih. Hari ini atau tidak sama sekali. Ayin berlari. Waktunya tak banyak lagi. Ia berlari bersama hujan yang berayun-ayun menguyupi. Kakinya berkecipak di genangan-genangan air yang terlewati. Seragamnya mulai lekat ke kulit. Di depannya, bangunan besar semi permanen berpagar kayu, ratusan bocah lelaki dan perempuan, perempuan berkerudung dan lelaki bersetelan safari yang berdiri di sepanjang selasar, melambaikan tangan dengan wajah cemas. Ayin terharu. Astaga, mereka menungguku? Siapakah yang memberitahu ihwal kedatangannya? Ibu? Gadis kecil itu memangkas ribuan tanda tanya di kepalanya. Ia harus bergegas. Pelajaran akan dimulai. Ia tak mau terlambat di hari pertamanya. Ia ingin berdo’a, membaca teks, bernyanyi, menggambar dan menari. Semua hal yang selama ini hanya mampu disaksikannya. Ayin mengayun langkah lebih cepat dan semakin cepat. Ia tiba di sebuah dataran sempit yang diapit jurang. Tanpa gentar, ia mulai menuruni tebing. Bukankah ini perjalanan yang acap dilaluinya di hari-hari sebelumnya? Tak ada yang istimewa, tak ada aroma bahaya. Hanya hujan yang membuatnya sedikit berbeda. Pintu terkuak. Seorang perempuan sederhana memasuki kamar dengan tanya memenuhi benaknya. Ia tak melihat siapa-siapa di sana. Tak seorangpun, kecuali ruangan yang berselimut dingin, daun jendela yang kerap terhempas angin dan tirai yang basah akan tempias. Dimana dia? Perempuan itu melayangkan pandang melampaui jendela. Hujan di luar demikian menggila, berjam-jam nyaris tanpa jeda. Bagaimana mungkin seseorang terlebih seorang anak berusia lima tahun dapat berpikir untuk pergi keluar? Perempuan itu menebarkan pandangan ke seluruh ruangan. Ia terkesiap saat sekelebat ingatan melintas. “Ibu, aku akan ke sekolah hari ini.” Bocah perempuan itu mengucapkannya sepenuh hati, saat ia mengancingkan buah baju seragam yang barusan dikenakan. “Oh ya? Bukankah hari ini hujan? Biasanya sekolah diliburkan.” Sahutnya. “Tidak, Bu. Sekolahku tidak libur.” Bocah itu membantah cepat. “Begitukah? Dimana sekolahmu itu? Mengapa ia mem-
berlakukan aturan yang tak biasa? Bukankah kau bisa basah, lalu sakit, kalau memaksakan diri ke sekolah dalam hujan deras seperti ini?” “Sekolahku di kaki bukit. Sekolah yang besar dengan seorang guru perempuan yang cantik.” “Sekolah yang besar?” “Ya. Meskipun atapnya sudah berkarat dan mulai berlubang di sana-sini, dindingnya papan yang mulai tua dan pagarnya dari kayu tak berserut, tapi sekolah itu indah di mataku. Dan hari ini, aku menjadi murid barunya, dengan baju ini dan juga buku serta pensil baruku.” Bocah itu mengacungkan tangannya yang menggenggam kantung plastik hitam lusuh. Perempuan itu menahan senyumnya. Lamat-lamat ia merasakan kepedihan. “Ibu, bolehkan aku pergi sekarang?” Perempuan itu menatap keluar dan menggeleng seketika. “Tidak, Nak. Hujan begitu deras. Kalau kau bermain di luar, maka kau akan sakit. Ibu tak ingin kau sakit.” Ia membelai rambut gadis kecil bermata bola di depannya dengan sepenuh perasaan. Ada ngilu yang menyusup. “Pergilah ke kamarmu dan bermain sekolah-sekolahan di sana. Setelah selesai memasak, ibu akan bermain bersamamu.” Bocah itu mematung, bibirnya mengatup rapat. “Aku ingin ke sekolah!” Serunya kemudian, memecah ruangan. “Tapi tak ada sekolah di saat hujan.” “Ada!” Gadis kecil itu mengentakkan kakinya. Perempuan di depannya mengembuskan nafas, memintal sabar. “Dengar, Nak. Tak ada sekolah di sini. Kelak kau akan bersekolah cukup jauh dari rumah, di balik bukit sana.” Perempuan itu menunjuk ke bukit yang menjulang di kejauhan. “Kau akan pergi bersama-sama anak Bu Ratna, Bu Asih dan Bu Dedeh. Kalian akan ditumpangkan di bendi Pak Husni dan kembali dengan berjalan kaki. Tapi itu nanti, mungkin sekitar dua tahun lagi. Masih lama, kan?” Perempuan itu menjelaskan dengan panjanglebar. Senyumnya tersungging tipis. Tapi bocah itu menggeleng kuat. “Tidak. Sekolahku di kaki bukit. Tak begitu jauh. Aku selalu ke sana setiap hari. Aku melihat mereka belajar, bernyanyi dan berdo’a. Aku tak harus diantar siapasiapa.” Bantahnya keras-kepala. Ibunya tertawa. Ia tak habis pikir, darimana anaknya mendapatkan ide cerita seperti itu? Sekolah di kaki bukit? Ah, bukankah itu
cerita masa lalu? Sekolah itu memang pernah ada, tapi belasan tahun silam. Saat ia masih kanak-kanak, enam tahun dihabiskannya di sana, menimba ilmu bersama para guru yang sangat penyabar. Perempuan itu terus tertawa sambil menggandeng anaknya menuju kamar. “Bermain dulu di sini. Ibu akan kembali dan menemanimu secepatnya.” Perempuan itu meninggalkan anaknya sendirian, seperti harihari yang lalu. Senyumnya masih terbetik saat menatap tubuh anaknya yang berbalut seragam. Ayin tiba di pekarangan sekolah. Senyumnya merekah. Tapi tak ada orang di selasar. Lengang. Senyap. Hujan pun enggan merambat. Entahlah, di luar pagar hujan begitu deras. Ayin melangkah perlahan. Lamat-lamat ia mendengar suara anak-anak yang melafalkan do’a sebelum memulai pelajaran. Ayin terkesiap. Astaga, ia terlambat! Ayin berlari menyusuri selasar, menuju kelasnya. Ia tiba di ambang pintu. Tak ada sesiapa di sana. Sepi. “Ayin..” Seseorang menyapa dari balik punggungnya. Ayin membalikkan tubuh. Ia tak memercayai penglihatannya. “Ayin..” Suara itu menyadarkannya. Juga sebuah uluran tangan. “Ayah...” Sahutnya sembari memeluk lelaki di depannya sepenuh rindu yang meluapluap. Lelaki itu memeluknya erat dan mengecup ubunubunnya dengan lembut. “Pulanglah, Nak. Ayah akan mengantarmu.” “Aku mau bersekolah, Ayah.” “Ya. Tapi bukan sekarang. Kelak pada masanya akan ada sekolah baru di desa kita. Kau akan belajar di sana, Nak. Bukan di sini.” Suara itu memarau, menyergapkan kemutlakan yang tak mungkin dibantah. Ayin mengangguk. “Baiklah, Ayah.” Beriringan keduanya menyusuri selasar, menyongsong hujan. Perempuan itu tersadar. Sekolah di kaki bukit? Bukankah sekolah itu telah terkubur oleh longsoran tebing? Pun suaminya, yang tengah bekerja menyisip atap sekolah? Perempuan itu mencelat dari keterpakuannya dan berlari menuju beranda. Sepasang matanya bergerak liar menyapu seluruh sudut. Tak separuh bayangan pun yang ditemuinya. Suaranya tercekat, seberapapun kuat usahanya untuk berteriak. Padam, suaranya rapuh diam-diam. Hujan masih deras, hunjamannya seperti mata pisau yang saling bergandengan. Tak ada celah, tak ada sela, tak ada jeda.
20 M A M A N G A N
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN1433 H
Surau: Dimana Ia Sekarang? Oleh: Anas Nafis
M
ARAKNYA semangat “Kembali ke Surau” belakangan ini, ada baiknya kita telaah lebih dahulu model pendidikan ala surau tersebut, teristimewa mengenai perkembangan karakter remaja “tempo doeloe” ketika menimba ilmu di surau itu. Karena itu ada baiknya kita kutipkan arti kata surau yang bersua dalam berbagai kamus dan buku seperti disebutkan di bawah ini. Arti Kata Surau “Indak surau bakeh nyo mangaji lai” (tiada surau tempat ia mengaji lagi). Maksud peribahasa ini ialah mengenai seseorang yang telah pandai atau mengenai suatu barang yang sangat bagus tiada bandingnya. “Bak ayam naiak ka surau”, “Bak batandang ka surau” (Bagai ayam naik ke surau. Bagai bertandang
ke surau). Maksudnya jamu tidak mendapat apaapa, baik berupa minuman apalagi makanan di rumah yang didatanginya. (Karena surau tidak mempunyai dapur untuk memasak atau tidak ada perempuan yang tinggal di sana. Jadi tidak ada remah yang akan di makan ayam atau makanan yang akan disungguhkan kepada tamu – AN). A.A. Navis dalam buku “Alam Terkembang Jadi Guru” – Pustaka Grafitipers 1984 halaman 189-190 mengatakan: “Surau fungsinya semula sebagai asrama laki-laki duda dan bujangan. Lambat laun fungsinya menjurus sebagai tempat pendidikan agama Islam. Akhirnya surau lebih terkenal sebagai tempat pendidikan agama Islam yang menyediakan asrama bagi siapa saja yang datang belajar, sehingga
PusaKo Diasuh oleh
Puti Reno Raudha Thaib Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
RANJI LIMBAGO ADAT ALAM MINANGKABAU
Adat diisi Limbago Dituang Uraian Dari Limbago (13) RANTAU ILIR Wilayah Rokan Pandalian Terdiri dari : a) Yang Dipatuan Rambah, b) Raja Rokan, c) Raja Tambusai di Dalu-Dalu, d) Rajo Kepenuhan, e) Rajo Tanah Putih, f) Rajo Bangko, g) Rajo Kubu, h) Rajo IV Koto di Lubuak Bandaro, i) Rajo Kuntu di Koto Intan. Wilayah Andiko Nan Ampek Puluah Ampek Kampar Kanan Terdiri dari : 1 .Inyiak Nan Barampek Jo Kambuik Banieh Tampang Pusako, Terdiri dari : a) Pucuak Bulek Andiko Nan Ampek Puluah Ampek Kampar Kanan / Pucuak Bulek Muaro Takus Talago Undang Inyiak Datuak Rajo Dibalai, b) Pucuak Bulek Mahek Aua Duri Inyiek Datuak Bandaro, c) Pucuak Bulek Koto Laweh Inyiak Datuak Majo Indo, d) Pucuak Bulek Mungka Inyiak Datuak Siri Marajo, e) Kambuik Baniah Tampang Pusako Datuak Sibijayo di Pangkalan Koto Baru. 2. Kampar Tungku Nan Tigo Terdiri dari : a) Andiko Nagari Limbanang, b) Andiko Nagari Koto Laweh, c) Andiko Nagari Koto Tangah, d) Andiko Nagari Sungai Dadok, e) Andiko Nagari Sungai Naniang. 3. Kampar Pangkalan Nan Ampek Terdiri dari : a) Andiko Nagari Pangkalan Koto Baru, b) Andiko Nagari Pangkalan Indaruang, c) Andiko Nagari Pangkalan Kapeh, d) Andiko Nagari Pangkalan Sarai. 4. Kampar Koto Nan Anam Terdiri dari : a) Andiko Nagari Koto Baru, b) Andiko Nagari Koto Alam, c) Andiko Nagari Tanjuang Pauah, d) Andiko Nagari Tanjuang Balik, e) Andiko Nagari Manggilang, f) Andiko Nagari Gunuang Malintang. 5. Kampar Limo Koto Terdiri dari : a) Andiko Nagari Bangkinang Datuak Bandaro Sati, b) Andiko Nagari Kuok Datuak Basa, c) Andiko Nagari Salo Datuak Parmato Said, d) Andiko Nagari Aie Tiri Datuak Bandaro Kayo, e) Andiko Nagari Rumbio Datuak Gadang.
ulama-ulama muda yang memperoleh pendidikan dari sana disebut “orang surau”. Surau demikian tak obahnya seperti pesantren di Jawa pada akhirnya. Surau yang masih tetap berfungsi seperti asalnya masih ada hingga kini”. Ada beberapa macam jenis atau nama surau, misalnya: 1. Surau Kaum yang didirikan oleh kaum. 2. Surau Dagang yang dimanfaatkan oleh para pedagang untuk bermalam, biasanya letaknya dekat pasar. 3. Surau Gadang adalah mesjid. 4. Surau Anjuang, karena surau itu bertingkat. 5. Surau Galapuang maksudnya surau yang terdapat di kampung Galapuang. 6. Surau Belenggek atau Surau Bertingkat. 7. Surau Tuanku Tak Makan di Ulakan Pariaman. Mungkin karena sang Tuanku yang mengajar di surau itu sering berpuasa, maka bernamalah surau tersebut seperti demikian. Dan sebagainya. Remaja Minangkabau dan Surau Bila seorang anak lakilaki telah berusia sepuluh tahun atau lebih, ia diserahkan oleh mamak dan orang tuanya kepada seorang guru agama yang mengajar di sebuah surau. Artinya, kalau selama ini sang anak di bawah asuhan orang tua dan mamaknya, kini berpindah kepada “buyanya” yang
Oleh: Syuhendri Datuak Siri Marajo PENTINGNYA rasa kebersamaan dalam menghadapi berbagai masalah sudah merupakan hal yang lazim dalam budaya Minangkabau. Semangat kegotong royongan tersebut dikampungkampung sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Tak ada pekerjaan yang berat jika dikerjakan bersama, barek sapikua ringan sajinjiang. Namun nilai kebersamaan yang sudah terpelihara sejak lama ini kadang tak selamanya berjalan dengan baik. Kerap pada satu kegiatan yang dirancang bersama bersama, secara tak terduga ada saja masalah yang terjadi. Tapi disinilah letaknya seni kebersamaan dan indah-
Kirimkan lamaran lengkap ke: MULTIDANA FINANCE Jln. Prof Dr. Hamka No. 123. Padang
nya sebuah konflik, apalagi jika terselesaikan dengan baik. Seperti kebiasaan masyarakat Minang pada umumnya yang suka menyingkat dan memenggal kalimat, Cirik Atau kotoran cecak mereka singkatkan dengan sebutan cik saja. Manisan cik cacak, adalah sebuah ungkapan yang sering kita dengar dari para niniak mamak maupun pangatuo lainnya dalam mengkritisi suatu kegiatan bersama. Ungkapan ini semacam peringatan untuk mrwaspadai dan berhatihati terhadap berbagai kemungkinan buruk yang dapat saja terjadi saat menyelenggarakan satu kegiatan bersama. Apalagi jika kegiatan tersebut berkaitan dengan kegiatan
NISSAN NISSAN EVALIA OPEN INDENT HARGA MULAI 152jt Jadilah orang pertama memiliki mobil keluarga yang mewahdengan harga terjangkau, Laounching tgl. 16-17 Juni. Road Show : tgl 12 Juni 2012 Untuk Test Drive & Pemesanan :
ANDRI
0853 7447 3366 081267005700 PIN BB 28206cbb
=
Luas Lantai 337 Meter persegi + penginapan lama. Lokasi Jln. Ahmad Yani. Sekitaran 500 Meter dari Jam Gadang. Yang berminat hubungi: ( 0818-18-5678 )
suatu ciri pendidikan yang erat hubungannya dengan kehidupan bersama di luar rumah orang tuanya yang telah menjadi longgar, sehingga sang remaja dengan bebas dapat mengikuti keinginan hatinya mengembangkan diri dalam mencari pengalaman, pengetahuan termasuk pula keinginan hendak mencari rezeki di tempat atau daerah lain. Sifat percaya kepada diri sendiri, kebebasan berinisiatif dsb inilah yang menjadi modal utama bagi mereka kelak dalam mencari penghidupan di negeri lain. Dalam hubungan inilah muncul istilah “merantau” yang ikut menentukan ciri atau watak orang Minangkabau, seolah-olah merupakan kelanjutan pendidikan dan pengembangan pribadi ke dalam dunia yang lebih luas. Malam hari seusai belajar mengaji, mereka berlatih silat di halaman surau tersebut yang dipimpin oleh seorang guru. Biasanya guru mengaji adalah juga guru silat di surau tersebut. Karena itu dapat dikatakan bahwa silat Minangkabau masa itu, di bawah bimbingan seorang pesilat yang juga agama. Banyak juga di dengar cerita negatif yang terjadi di surau, namun semua itu terpulang kepada guru yang memimpin surau tersebut, yaitu guru agama yang sekalian merangkap guru silat. Keterangan 1. Keturunan menurut
garis ibu dimaksud ialah yang berhak menurut aliran sako dan pusako dan bukan garis keturunan biologis. 2. Yang dimaksud mamak ialah “Mamak Kepala Waris” yang disebut pula “Tungganai”. 3. Sako, saka – pangkat adat suatu kaum yang menjadi hak turun temurun. 4. Pusako, pusaka (dalam pengertian Minangkabau) – harta turun temurun daro nenek moyang. Hanya boleh dipakai oleh kaum. Sekolah Agama Data-data berikut memberi gambaran betapa pesatnya perndidikan model surau di Minangkabau jaman lampau. Satu setengah abad yang lalu orang Belanda menamakan “surau” adalah “sekolah orang melayu”, Indische Scholen atau Godsdientscholen (sekolah agama). Di antara mereka itu ialah Tuan AWP Verkerk Pistorius dalam tulisannya yang dimuat dalam TNI – 3 jrg, 1868 (II) berjudul: “De Priester En Zijn Invloed Op De Samenleving In De Padangsche Bovenlanden”. (Pengaruh para ulama dalam masyarakat Minangkabau). Tuan ini mengatakan informasi yang diperoleh menyebutkan saat itu amat banyak “surau” di Minangkabau. Yang ia maksud dengan surau tersebut ialah “Sekolah Orang Melayu” yang mereka sebut Indische Scholen.
seremonial adat istiadat pada suatu kaum atau nagari. Laiknya manisan yang siap untuk disuguhkan untuk dinikmati bersama jangan sampai sia-sia hanya karena secara tidak sengaja ternoda oleh kotoran cecak celaka. Manisan cik cacak gambaran dari sebuah kesia-siaan yang terjadi secara tak sengaja pada sebuah kegiatan yang sudah dirancang secara matang. Pada kegiatan yang telah disiapkan secara rapi tersebut secara tidak diduga, dinodai oleh sesuatu diluar perkiraan akhirnya mengurangi nilai kegiatan itu dimata masyarakat. Ibarat suatu manisan yang digemari oleh banyak orang, yang telah kemasukan oleh kotoran cicak secara tak sengaja karena sang cicak bertengger tepat diatasnya. Akibatnya manisan yang
telah disiapkan sedemikian rupa jadi mubazir dan sia-sia akibat sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kondisi yang demikian sering ditemui pada saat ini. Satu fenomena yang menarik dalam masyarakat dapat diambil sebagai contoh. Pada saat penyelenggaraan satu kegiatan baralek atau nikah kawin anak kemenakan, atau upacara adat misalnya. Pada satu upacara adat pengangkatan seorang penghulu kaum, salah satu kegiatan yang telah dianggap sakral secara tak sengaja telah ternoda oleh hal-hal yang tidak terduga sebelumnya. Alih-alih nilai sakral yang diharapkan pada kegiatan yang dimaksud, sebaliknya justru menjadi rusak. Kita ambil contoh kasus pada satu kegiatan alek nagari. Dengan maksud agar
kegiatan tersebut semakin bertambah semarak dan meriah, atau agar terkesan lebih modern dan tidak ketinggalan zaman, maka panitia mengundang kelompok organ tunggal sekaligus para biduan seronok pada kegiatan tersebut. Lalu para artisnya yang berpakaian berlenggak lenggoklah dihadapan orang banyak, laiknya artis-artis tivi. Tetapi karena kesenian yang dipakai dengan maksud menghibur masyarakat itu tidak menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, maka kehadiran orgen tunggal pada moment tersebut tidaklah tepat. Ibarat manisan yang telah ternoda secara tidak sengaja dari seekor cicak. Maksud baik belum tentu mendatangkan kebaikan, karena tidak mengarifi situasi dan kondisi yang terjadi, akhirnya jadi sia-sia.
Manisan Cik Cacak
LEGAL PRIA , 1 ORANG
DIJUAL TANAH BUKITTINGGI
rumah keluarganya dulu. Juga dalam pergaulan sehari-hari bersama sebaya atau dengan yang lebih tua di bawah pengawasan guru yang mengajar dan memimpin di surau tersebut, semua itu menjadikan alam fikiran serta daya inisiatipnya lebih berkembang, ketimbang tatkala masih di rumah orang tuanya dahulu. Misalnya dalam bertukar fikiran, berdebat secara demokratis yang sesungguhnya merupakan ciri khas orang Minangkabau, disamping kepercayaan kepada diri sendiri yang semakin kuat. Demikian juga kemampuan memakaikan bahasa yang lebih baik lagi teratur dalam mengemukakan berbagai buah fikiran yang pada akhirnya nanti ia mampu berkomunikasi dengan kelompok yang lebih luas, seperti dalam berbagai organisasi dalam masyarakat baik agama maupun politik atau pun dalam dunia perdagangan. Jadi sistem matrilini dan kehidupan selama di surau seperti disebutkan di atas, menjadikan kaum laki-laki Minangkabau lebih merdeka ketimbang system manapun di negeri ini. Barangkali di sinilah muncul bibit ungkapan”adat bersendi syarak, syarak bersendiKitabullah”. Jadi pergaulan selama bemukim di surau-surau “tempo doeloe” itu, merupakan pendidikan khas dalam masa remaja menuju dewasa, yaitu
Tuangan Limbago
= LOWONGAN
1. Pria Usia 25-30 thn. Pendidikan S1- Hukum Pidana 2. Memiliki pengalaman magang di Biro Advocat/ LSM min 2 thn. 3. Memahami hukum-hukum Leasing 4. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. 5. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak.
mengajar di surau. Dengan kata lain, di jaman “doeloe” seorang bocah atau laki-laki muda Minangkabau bilamana telah menginjak umur sekitar 10 tahun, ia tidak tinggal di rumah gadang bersama ibunya lagi, akan tetapi pindah ke “surau kaum” ke tempat di mana laki-laki muda atau sebaya lainnya mondok. Tinggal di Rumah Gadang bersama saudara perempuan serta kerabat lain, ia sudah canggung. Lagi pula merupakan aib bagi anak laki-laki yang mulai beranjak remaja masih tinggal bersama anak perawan yang mulai beranjak dewasa pula. Jadi semenjak tinggal di surau bersama temantemannya, berarti ia terlepas sudah dari kungkungan dan pengawasan ibu dan keluarganya. Pulang ke rumah orang tuanya, barangkali untuk makan atau untuk bersalin saja. Bergaul dengan temanteman sebaya dan juga yang lebih dewasa dengan segala macam suka-duka selama belajar dan tinggal di surau, menjadikannya lebih matang, teristimewa kepercayaan kepada diri sendiri yang kian menjadi besar. Demikian juga dalam pergaulan sehari-hari, menjadikannya lebih bebas, lebih jujur dan lebih bersikap demokratif. Konon pula hubungan dengan guru agama di surau itu lebih terbuka, lebih rasional dari yang diperoleh semasa hidup sepuluh tahun pertama di
STNK MOTOR REVO BA 4198 BT, A.n KARTINA, KTP, SIM C dan Kartu Mahasiswa A.n. SUCI PRIMASARI. Hilang dalam perjalanan pulang Kuliah.Bagi yang menemukan harap melaporkan ke Pos Polisi terdekat.
BPKP Daihatsu Feroza dengan Plat BA. 3047. SL. Tercecer dari perjalanan dari Padang Menuju Lunuk Alung, Pariaman.Bagiyang menemukanharapmelaporkan kePosPolisiterdekat.
K U LTUR 21
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
SKENARIO Oleh: Zukri Saad
Beternak Bebek Peking BERKETERUSAN Uwan dan kawan-kawan praktisi pertambangan memikirkan apa dan apalagi yang bisa dikembangkan di bekas tambang, dalam rangka reklamasi lahan sekaligus meraih keuntungan ekonomi untuk masyarakat. Melanjutkan skenario paska tambang batubara yang telah ditampilkan melalui kolom ini minggu lalu, ada lagi pilihan aktifitas ekonomi menantang, yakni dengan memelihara bebek peking di lahan sekitar telaga reklamasi. Sebenarnya usaha peternakan bebek sudah memasyarakat di tanah air, baik yang pola dikandangkan maupun yang mengambil pola mengembara di lahan-lahan bekas sawah-sawah masyarakat, seperti terlihat diwilayah pantai utara Jawa Barat. Mulai dari Karawang-Bekasi sampai Cirebon dan bahkan hingga Tegal dan Pemalang di Jawa Tengah. Peternak menggembalakan itiknya secara berpindah (nomaden) disaat petani sawah panen dan meninggalkan lahannya yang masih menyisakan padi. Demikian pula, terkenal itik Amuntai di Kalimantan Selatan yang konon produktifitas telurnya sangat tinggi. Entah benar entah tidak, katanya bisa bertelur dua kali sehari selama 180 hari. Wujud kerjanya mulai dari penetasan telur bebek, budidaya bebek, pengolahan telur, daging dan lain sebagainya. Rupanya budidaya itik atau bebek telah dilakukan dari cara tradisional hingga cara modern. Bebek Peking (Peking Duck) merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen hasil ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Mengusahakan bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, mengingat : (a) ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking bisa mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg; (b) Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian. ; (c) Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alatalat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka, (d) Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat meanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan), (e) Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin, (f) Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi). (g) Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle cock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik, (h) Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg), (i) Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam. Atas pertimbangan itu, di pinggir telaga reklamasi, layak dijadikan peternakan bebek peking. Hal ini telah dibuktikan peternak bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka yang menjadikan bekas tambang timah dalam mengembangkan peternakan bebek peking. Pengalaman, bebek peking yang dipelihara disana biasanya mencapai berat badan sekitar 3,25 kilogram pada umur 53 hari. Permintaan pasar nasional dan internasional untuk hasil budidaya bebek peking dinyatakan meningkat. Khusus untuk pasar Singapura, Cina, Jepang, Taiwan pada tahun 2009 ekspor daging peking ke manca negara itu berkisar 150 ton dan permintaan pasar nasional berkisar 20 ton pertahun, sementara produksi daging bebek peking Babel masih terbatas seiring masih kurang minat masyarakat. Disisi lain, permasalahan yang dihadapi peternak adalah ketersediaan bibit yang terbatas dan tingginya harga pakan bebek peking. Sebenarnya secara hitungan bisnis beternak bebek peking di lahan bekas tambang timah ini cukup menggiurkan, namun perlu modal cukup besar dan berlapis. Bibit selama ini diperoleh dari Malaysia, negara kita sendiri belum memiliki sarana pembibitan sendiri. Demikian pula, pakan ternak ini sangat mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumatera sehingga membebani biaya produksi. Menyangkut rencana berternak bebek peking ini di lahan reklamasi, tentu pembiayaan dan permodalan bisa diperhitungkan dari dana reklamasi ditambah dengan pendanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang secara internasional dsiebut CSR atau Corporate Social Responsibility. Untuk itu, nampaknya pola pemeliharaan semi intensif layak dipilih. Pendekatan ini diawali dengan membuat kandang dipinggir telaga reklamasi dan sewaktu-waktu secara rutin bebeknya diberi pakan tetapi sekaligus diberi kesempatan untuk mulai mencari makan sendiri. Untuk itu, lahan reklamasi ditabur dengan berbagai bahan organik yang akan menghasilkan bahan pakan alami untuk bebek, seperti cacing dll. Tentu berbagai teknologi pendukung dibutuhkan untuk menciptakan suasana bertumbuh-kembang, antara lain sistem perkandangan. Untuk lahan reklamasi dengan sistem telaganya, pilihannya dikenal sebagai sistem ranch atau juga dikenal dengan kandang umbaran. Pada sistem perkandangan ini kawanan bebek ditempatkan dalam satu ruangan besar dalam jumlah tertentu, di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di area yang bisa diaksesnya kapanpun. Bebek akan sangat senang bermain di telaga reklamasi, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya. Fungsi lain telaga adalah untuk mendinginkan tubuh bebek di waktu siang hari, mengingat bebek peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Perjumpaan pemikiran kami tentang bagaimana reklamasi lahan sekaligus berdampak ekonomi bagi masyarakat nampaknya akan berlanjut. Komunikasi akan diperluas dengan melibatkan beberapa rekan dari perusahaan tambang batubara dari Kalimantan Timur. Siapa tahu kelak berkenan membiayai pilot model pengembangan di lokasi bekas tambang yang mereka kelola. Itu artinya Uwan akan rutin melakukan perjalanan ke Kalimantan Timur sekaligus berimbal nafkah. Bandara Sepinggan – Balikpapan, 29 Juni 2012
NOVEL ANDIKA CAHAYA
Biografi Museum Kekuasaan Oleh: FADLILLAH MALIN SUTAN Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas ANDIKA CAHAYA, novel Darman Moenir itu, sepertinya tidak berbicara tentang cahaya, pada hakekat ia berkisah tentang kegelapan. Perangai manusia yang diibarat bagai metabolisme yang sakit manahun. Pada akhirnya, yang jadi korban, peradaban sebuah bangsa, sia-sia (Moenir, 2012:146,147), sampai tiga generasi. Pembusukan itu, mencapai klimaks dieksekusi perubahan zaman. Dari kegelapan perangai manusia itu, tentu, ada memungkinkan terawang pembaca untuk berpikir tentang perlunya cahaya, tentang Nur, kebenaran. Novel, yang terbit tahun 2012 itu, memang suatu fiksi, tetapi tidak dapat dibantah bahwa dia berbicara tentang fakta-fakta. Karena, tidak akan ada suatu fiksi yang murni fiksi, begitu juga tidak akan ada suatu fakta yang murni fakta, ketika dia berada di tangan manusia. Sebagai suatu fiksi, itu benar, tetapi bagaimana dia mengandung fakta-fakta di dalamnya, dan bagaimana dia membungkus fakta, pada sebuah cerita, itulah novel. Adalah fakta, Harun Zain Gubernur Provinsi Sumatera Barat, pada waktu itu, dan Hasan Basri Durin adalah Walikota Padang. Tersebutlah beberapa nama, yang mereka bukan fiktif, Ali Akbar Navis, Taufik Abdullah, Anhar Gongong, Mochtar Lubis, Taufiq Ismail, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Sutardji Calzoum Bachri, Boestanoel Arifin, Hoerijah Adam dan Prof. Dr. Mestika Zed, M.A., Nama-nama organisasi Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Bundo Kanduang, orsospol Golongan Karya, sampai kepada penjual obat di lantai dasar Pasar Bertingkat, Pasar Raya di kota Padang. Nama wilayah; ranah Minang, Luhak Tanah Data, Luhak
Limopuluah Koto dan Luhak Agam. Nama kota-kota, Padang, Batu Sangkar Padang Pariaman, Bukit Tinggi, Paya Kumbuh, Sawah Lunto, Lubuak Basuang, nama nagari; Pariangan, Simabua, Batu Basa, Tabek, Sawah Tangah dan Sungai Jambu, sampai kepada pergolakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Nama-nama jalan; Diponegoro, Chairil Anwar, Bundo Kanduang dan tempat bernama Taman Melati, rute Pasar Raya dan Aie Tawa, sampai Simpang Tabiang, Lubuak Aluang, nama tempat Simpang Enam, Parak Karambia, Bandar Puruih, Lubuak Minturun. Dari sekian banyak nama itu, adalah fakta diantara jalinan fiksi, ada satu nama yang menonjol daripada nama tempat, kota, dan gedung. Satu nama dari banyak nama, yakni nama museum itu, tidak fakta. Dia seperti menggantikan fakta, akan tetapi pada pihak lain, dia mempersiapkan diri untuk melahirkan pertanyaan, mengapa tidak ada nama Adityawarman. Padahal nama itu mengandung sejarah, kekuasaan, agama, budaya dan ekonomi politik. Mengapa Adityawarman tidak pernah disebut sedikitpun. Itulah, sebagai fakta, nama sesungguhnya museum Sumatera Barat. Mengapa yang dihadirkan nama Andika Cahaya. Pada sisi lain, ini seperti penolakkan terhadap kehadiran Adityawarman, jika tidak dikatakan mengganti, indeksikal atau menunda kehadirannya. Agaknya, di sini kata kunci, ia sebagai novel. Siang Hari Museum dan Malam Mesum Dari biografi kebusukan kekuasaan tiga penguasa di sebuah Museum (Jotambi, Drs. Ikrar Gantiang dan Dra. Lulu Permata Sari) yang diki-
sahkan dalam novel itu, apakah akan takut tercoreng nama baik Adityawarman, sehingga cukup dipakai nama fiktif Andika Cahaya. Atau sebagaimana C.C. Berg menganggap nama Adityawarman identik dan dapat dihubungkan dengan Arya Damar, dan pengertian lain dari Andika Cahaya. Tetapi siapa yang dapat mengatakan Adityawarman tidak terlepas dari kebusukan kekuasaan, sebagaimana dikatakan J.L. Moens (1986: 37,56,57), dalam tahun 1297, Adityawarman menerima pentahbisanBhairawa tertinggi di sebuah lapangan mayat yang menyebarkan bau busuk yang tak tertahankan, duduk di atas tumpukan mayatmayat sambil tertawa-tawa bagai setan dan minum-minum darah. Mid. Jamal (1985:18) pun juga mengatakan bahwa Adityawarman bagi orang Minang memang bergelar Sri Paduka Berhala (Tuangku Rajo Bahalo). Semua itu juga mengarah kepada patung Adityawarman yang mengerikan (patung raja yang terbesar di Indonesia, yang pernah ditemukan), patung seorang raja yang yang berdiri di atas tengkorak-tengkorak kepala manusia. Fenomena yang luar biasa. Ngingatkan orang pada lambang bendera para lanun, bajak laut. Diantara kisah Adityawarman yang baik-baik, ini sisi kritik yang kritis. Begitu berkuasanya Adityawarman, sehingga Majapahit pun tak berkutik semasa hidupnya, namun mengapa tidak ada cerita mitos, dongeng dan mistik tentang tokoh itu. Ada beberapa tokoh menghubungkan dan mengatakan Dang Tuanku dan Cidua Mato sebagai Adityawarman, atau Datuk Perpatih dengan Ketemanggungan. Namun rakyat Minangkabau tidak mengatakannya begitu. Bahkan M. Nasroen (1971:33) dengan tegas mengatakan Adityawarman adalah orang asing, walau termasuk raja yang paling berkuasa di Minangkabau. Dia berada
di luar masyarakat Minangkabau. Adityawarman tidak mempunyai suku menurut adat Minangkabau dan dia tidak mempunyai hak atas tanah sedikitpun. Adityawarman tidak berurat berakar di bumi dan masyarakat Minangkabau. Menurut adat Minangkabau, Adityawarman hanya orang sumando dan anaknya adalah orang Minangkabau. Ini menarik, sebagaimana juga dikatakan Wisran Hadi (2000:156-157) bahwa kedatangan Adityawarman dicatat sebagai permulaan kerajaan di Minangkabau, padahal jauh sebelum Swarnabhumi, Sriwijaya dan Singosari, Minangkabau sudah ada di bumi. Uli Kozok (dalam cermahnya di Unimed pada tanggal 09 Maret 2010) meragukan kalau Adityawarman putra Dara Jingga. Dengan demikian, novel ini berbicara tentang bangsa, peradaban yang membelakangi masa depan, dan bergegas ke masa lampau yang penuh misteri. Padahal sebuah museum selayaknya hadir dari alam pemikiran bangsa yang menghadap dan mengejar masa depan. Sebagaimana dikatakan Boestanoel Arifin Adam (Moenir, 2012:30), bahwa negara-negara maju memaknai dan menghargai peradaban adalah dengan jalan memaknai dan menghargai kebudayaan. Akan tetapi semua menjadi terbalik, bagaimana sebuah kemuliaan kemudian jatuh ke tangan manusia-manusia birokratikus ABS, AIS, KKN, dan mereka bagian kecil dari suatu mesin KKN yang sangat besar yang berpusat di ibu kota negara. Demi kianlah, pada siang hari, dia bernama Museum dan malam hari dia bernama mesum (Moenir, 2012:33, 183,208). Pada penampakan dia bernama Museum, dan pada ketidakpenampakannya dia kebudayaan yang mesum. Lantas,... apakah sejarah pun juga mesum? Kuranji, Simpang Tui, 2012.
MENYERAP INTI TESIS MASTER DEDDY ARSYA PADA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH UNAND 2012
[Ter]Penjara di Padang Oleh: ZELFENI WIMRA DEDDY melatari penelitiannya dengan beberapa hal. Pertama, persoalan penjara masih menjadi persoalan yang hangat diperbincangkan pada satu dasawarsa awal abad ke-21 ini. Sejak tahun 1995, penjara memang telah berganti nama menjadi Lembaga Pemasyarakatan. Dalam konsep pemasyarakatan, penjara bertujuan menyiapkan para terhukum untuk dapat kembali ke jalan orang ramai. Penjara dalam hal ini diidealkan mampu memulihkan akhlak narapidana untuk dapat diterima kembali di tengah masyarakatnya. Namun, setelah itu penjara justru masih memunculkan berbagai permasalahan seputar dirinya sendiri. Tidak jarang penjara dipinalti: “gagal menjalankan fungsinya”. Kesangsian itu lahir karena penjara yang diidamidamkan sebagai penyelamat sosial itu malah mencetak penjahatpenjahat baru. Narapidana kasus copet setelah keluar dari penjara mendapat ilmu merampok. Narapidana kasus teror setelah dipenjara menjadi lebih mahir merakit bom. Narapidana kasus pemakai sabu ketika masuk penjara bertambah kepandaian menjadi pengedar dan bandar. Penjara dengan ini seolah bertransformasis menjadi ‘sekolah tinggi’ bagi para kriminalis. Pada intinya, karena ini kajian sejarah, Deddy menitikberatkan fokus penulisannya pada dunia penjara milik kolonial Belanda di Padang. Bagaimana penjara tersebut difungsionalkan dan bagaimana kaum Bumiputra yang pernah dipenjarakan di dalamnya merefleksikan penjara dalam alam-pikir mereka. Berangkat dari permasalahan itu, penelitian ini selanjutnya menjawab beberapa pertanyaan yang diharapkan mengarahkan dan membatasi penelitian. Untuk ini, Deddy membatasi pertanyaan-pertanyaan penelitiannya: 1) Bagaimana perkembangan konstruksi fisik Penjara Padang secara prosesual; siapa yang mendirikan, bagaimana proses pembangunan, dan mengapa dibangun? 2) Bagaimana menejerial Penjara Padang; bagaimana sistem administrasi atau jenjang birokrasi; sistem kerja tahanan; hukuman disipliner; makanan; kesehatan; dan pengaturan tahanan perempuan? 3) Bagaimana fungsionalisasi dan aktualisasi Penjara Padang ke tengah masya-
rakat Minangkabau; kelompokkelompok mana yang dipenjara, kenapa dan bagaimana mereka dipenjarakan? 4) Bagaimana orangorang Minangkabau merefleksikan tentang penjara dan pemenjaraan? Penjara dalam Lingkup Budaya Minangkabau Ada beberapa praktik hukuman yang dicatat dalam beberapa kaba klasik Minangkabau yang berkaitan dengan hukuman badan, yang sedikitbanyak memiliki karakteristik yang sama dengan hukuman penjara, bahkan lebih berat dari itu. Di Minangkabau juga dikenal hukum pasuang, kedua tangan dan kaki dirantai, dan ditempatkan pada pasungan. Beberapa tokoh kaba merasakan hukuman model ini. Dalam kaba Anggun nan Tongga, ada sebuah tempat pasungan yang lebih mirip penjara yang di dalamnya: “... indak tabado banyaknyo urang, baun nan bukan alang-alang, baun sarupo dangan babi, sarupo narako hiduik-hiduik, urang barantai jo bapalanggu, lihie bakabek rantai pulo, sarupo baruak sadang takabek [...] tubuah kuruih kurang makan, nampak tabayang tulang rusuak, makan basamo babi, kok hiduik tak bulieh mati, kok mati lah mati anjiang [...] tulang rusuak dapek dibilang, kaki sagadang tangkai sanduak, bantuak lah indak sarupo urang lai [...] kurang saketek dari binatang ... makan siso di tampuruang [...] rantai lah basatu dangan dagiang Namun, pasungan yang dibicarakan dalam kaba-kaba itu tidak berlokasi di daerah Minangkabau. Daerah panglima Bajau berada jauh berhari-hari pelayaran dari Minangkabau, barangkali berada sekitar selat Malaka. Dalam kaba lain, kaba Rambun Pamenan, terdapat narasi tentang pemasungan dalam sebuah bilik penjara. Puti Linduang Bulan dimasukkan ke dalam penjara dalam keadaan leher diikat dengan rantai karena tidak mau kawin dengan Rajo Aniayo. Penjara itu merupakan penjara Rajo Aniayo di negeri Camin Taruih, dari istilah ‘Rajo’ yang dipakai untuk gelar pemimpin, dapat dikatakan bahwa daerah itu berada di wilayah rantau Minangkabau. Penjara itu dijaga oleh tujuh orang hulubalang, salah seorang di antaranya bernama Palimo Taduang. Adapun dalam Bonsu Pinang Sibaribuik, juga disebut-sebut penjara, tetapi penjara yang tanpa dipasung. Sibaribuik, tokoh utama dalam kaba ini, dipenjarakan karena
difitnah “tunangan babadan duo, awak tatuduah babuek calo”. Sibaribuik satu sel dengan Songsong Lawik, anak Datuak Rajo Aniayo yang terkenal sebagai ‘urang pambajak urang pambajau’, dan beberapa orang lain yang tidak diterangkan dalam kaba, tetapi disebutkan “tipak kapado nan lain, dibiakan sajo di pinjaro”. Penjara dalam kaba itu bernama Penjara Piranggi, penjara Portugis. Dari kaba-kaba tersebut dapat diterangkan bahwa penjara telah dikenal dalam masyarakat Minangkabau, namun bukan menjadi bagian dari model hukuman yang berlaku di Minangkabau, karena terletak di luar daerah kultural Minangkabau. Konsepsi penjara dalam episteme Minangkabau dari penjelasan di atas itu adalah penjara merupakan alat kekuasaan penguasa asing atau penguasa di daerah rantau yang bertujuan hegemonik, menguasai secara paksa di luar jalur konsensus. Penjara dalam keterangan di atas adalah milik raja atau penguasapenguasa zalim (Rajo Angek Garang, Panglimo Bajau, Datuak Banda, dan penguasa Peranggi) untuk menghegemoni lawan politiknya. Penjara dalam artian seperti itu adalah milik penguasa untuk membatasi kemerdekaan orang lain yang membahayakan kekuasaannya, bukan sebuah praktik hukum yang diterima secara bersama oleh sebuah masyarakat yang akan memakainya. Corak hukuman yang telah didedahkan di atas bercorak asli. Asli dalam kalimat ini memang bisa mengandung suatu tendensi politis. Dalam wacana poskolonial, kata ‘asli’ adalah kata yang dilesatkan kaum penjajah terhadap orang-orang Bumiputra, di mana ‘yang asli’ itu kemudian dikategorikan dalam kerangka pikir yang hegemonik. ‘Kalian’ dikategorikan sebagai ‘yang asli’ untuk membedakannyanya dengan ‘kami’; kalian yang barbar dan tidak terdidik harus diberi garis pembeda yang tegas dengan ‘kami’ yang maju dan beradab. Namun, maksud pemakaian kata ‘asli’ menurut Deddy semata-mata hanya merujuk kepada hukum yang belum mendapat pengaruh hukum Eropa. Hukum asli Minangkabau sesungguhnya juga mendapat pengaruh Islam yang kuat dan memiliki perkembangan sejarah yang juga tidak statik, tetapi dinamik sepanjang usia Minangkabau itu sendiri. Apalagi, hukum-hukum itu diwariskan secara lisan, tingkat kedinamisannya lebih tinggi dari hukum yang telah dikodifikiasi secara
tertulis. Pada bagian pembahasan mengenai konsep pemenjaraan Miangkabau, Deddy mengemukakan informasi bahwa hukum dalam masyarakat Minangkabau itu perlahan-lahan digantikan oleh hukum kolonial Belanda. Dalam bagian itu akan diperlihatkan bahwa penjara semakin mendapat tempatnya yang luas sebagai bentuk hukuman, karena redaksional pasal-pasal KUHP pidana Belanda yang diberlakukan pengganti hukum lama menyebutkan bahwa penerapan hukum kolonial itu sendiri diikuti dengan hukuman penjara. Tersirat dari paparan Deddy ini, bahwa orientasi pemenjaraan itu tiada lain adalah untuk memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Salah satu konsep peenjaraan atau pemberian sanksi atau efekjera yang terus terdengar ialah sanksi “pembuangan”.dikenal sebuah istilah, dibuang sapanjang adat. Praktik ini diyakini memberikan efek sosial yang bukan main: terbuang secara adat; tersingkir; disisihkan, dan sebagainya. Masa Depan Penjara di Padang Layaknya sebuah kajian sejarah, selalu menyertakan tiga dimensi utama waktu, yakni masa lalu, masa kini dan masa depan. Penjara masa lalu adalah objek materil yang menjadi objek formil pada masa kini dan kemudian untuk pedoman di masa depan. Kira-kira demikian formulasinya. Akan tetapi, terkait penjara, baik konsep maupun lembaganya, telah mengalami moderninasi. Semakin berkembang motif kejahatan, semakin berkembang pula pola pemenjaraan. Konsep nilai ini hidup dengan sehat di tengah masyarakat. Sekedar menyebutkan, pelembagaan penjara sudah terprogram secara baik. Dari penjara untuk anak sampai penjara tindak pidana korupsi. Sedangkan persoalan seputar telah dikendalikannya lembaga penjara oleh trik-trik mafia hukum menjadi pembahasan yang lain lagi. Sebagai karya tulis, idealnya, Penjara di Padang (1824-1942) Deddy Arsya dan ribuan bahkan jutaan karya tulis lainnya mestilah sampai pada sasaran pembacanya. Kenyataan, di mana karya tulis ilmiah terkurung dalam timbunan arsip perpustakaan sudah saatnya diretas. Sebagai media sosialisasi ilmu, karya tulis ilmiah mutlak menyentuh masalalu, masa kini, dan masa depan masyarakat. Semoga. Padang, Juni 2012
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
22
SOBATHALUAN
@SOBATHALUAN
Suara Kompak
Gemilang Voice
MENYANYI bersama memerlukan kekompakan. Gemilang Voice suara yang gemilang tak hanya sekedar menyanyi, tapi juga menyatukan kekompakan. Kelimanya dari pelbagai latar belakang: Odi Yuvendri, Iki Guntala, Havizh Musaqi, Iqbal Rafsanjani, dan Berry Tamara. Havizh misalnya, pelajar SMA 4 Padang, sementara Iki Guntala sedang menyelesaikan studinya di Jurusan Teknik Pertanian Universitas Andalas. “Kami sama-sama bertemu di Bina Vokalia, tempat les vokal,” kata Havizh.
Berbekal kesamaan tempat les, mereka membentuk Gumilang Voice pada 16 Juli 2009. Menurut Havizh, awalnya anggotanya berenam. Berry menambahkan, grup vokal berbeda dengan boy band. “Seperti namanya, grup vokal lebih menonjolkan suara, boy band memadukan gerak dan suara,” tuturnya. Artinya, keberhasilan sebuah grup vokal adalah kemampuannya mengoptimalkan vokal, karena yang dilihat penonton hanya suara. Itu kenapa, karena Barry, kekompakan menjadi kunci. Tidak hanya di atas panggung, tapi juga di luar. Yang memudahkan, kata Barry, adalah tempat latihan mereka yang sama. Dan terbukti, mereka telah menjalaninya selama 3 tahun. Kekompakan itu menghadirkan banyak prestasi. Gemilang Voice meraih juara 1 vokal grup se-Kota Padang dalam
FILM
rangka Hari Kartini pada 2011. Di tahun 2011 juga, grup ini berhasil meraih juara I Festival lagu Nasyd. Beberapa judul lagu berhasil diciptakan, misalnya Jas Seorang Tua, Bunda, dan Bekal Akhirat, yang dominan ke arah lagu Nasyd. “Kita juga sedang menyiapkan album sendiri. Tahun ini rencana diluncurkan. Sepuluh lagu sudah dipersiapkan,” tutur Iqbal, personil yang lain. Bagaimana menyatukan kekompakan? Kelimanya sepakat, menurunkan keegoan masing-masing adalah kunci untuk keharmonisan. Andai itu tidak bisa dilakukan, grup yang mereka cita-citakan bisa berantakan. Untung, ditambahkan Odi, temantemannya mampu saling mengerti dan saling memahami, dengan menurunkan keegoan. Hingga, pada 7 Juli, mereka bisa tampil di ajang Sumbar Talenta 8. (adk)
Jenderal Kancil Jenis Film : Comedy Produser : Harry Dagoe Suharyadi Produksi : DAGOE FILM WORKSHOP Sutradara : Harry Dagoe Suharyadi SD Lentera Hati di hebohkan dengan gerakan yang di pimpin Guntur (Adam Xavier), melakukan misi penyerbuan ke sarang preman-preman tengik (Peppy, Jimmy upstairs, Malauw). Dari sanalah Guntur diberi Gelar Sang Jendral Kancil, pemimpin yang cerdik sekaligus pahlawan oleh anak-anak SD Lentera Hati. Namun tidak halnya dengan Guru-Guru. Bu Sinaga, Pak Purwanto dan gerombolan mereka malah memvonis Guntur adalah biang keonaran dan penyulut tawuran. Belum lagi masalah selesai, Kelompok Rogus yang tak senang dengan keberhasilan sang Jendral, membuat gerakan yang menjebak sang Jendral. Kekisruhan lokal semakin membengkak setelah kehadiran Ratu Pelangi, si bintang Cantik dan pintar serta baik hati di sekolah, membuat kubu anak-anak perempuan menentang kubu Jendral Kancil sebagai pemimpin. Cobaan tidak itu saja, SD Lentera hati tambah lagi mengalami kekisruhan dengan teror-teror dari gerombolan mafia Italia, yang mengincar sesuatu yang terpendam di balik SD Lentera hati. Guntur bahu membahu menghadapi dengan segala akal-akal cerdik dan sifat bijaknya. Namun mampukah Sang Jendral Kancil mengatasi semua itu? (*)
23
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SY SYAA’BAN 1433 H SOBATHALUAN @SOBATHALUAN
CAPRICORNUS (21 DESEMBER – 20 JANUARI) Rezeki: Pemasukan meningkat cukup signifikan. Asmara: Butuh pencerahan. Hari Baik: Minggu, ada waktu untuk leha-leha. Fisik: Kurang makanan berserat. Warna: Putih.
AQUARIUS (21 JANUARI – 18 FEBRUARI) Rezeki:Kecil tapi terus-menerus. Asmara: Kalau bertemu terus, gampang jenuhnya. Hari Baik: Senin, aktivitas mulai normal. Fisik: Berat badan naik lagi. Warna: Hijau.
TAURUS (21 APRIL – 20 MEI)Rezeki: Selalu ada pintu yang terbuka. Asmara: Makin sayang. Hari Baik: Minggu, jalan-jalan ke luar kota. Fisik:Kurang tidur. Warna: Merah.
CANCER (21 JUNI – 20 JULI)Rezeki: Mulai dari nol lagi. Asmara: Senyum akan membuat Anda lebih menarik. Hari Baik: Senin, terjadi perubahan menarik. Fisik: Kelelahan. Warna: Putih.
PISCES (19 FEBRUARI – 20 MARET): R e z e k i : Akhirnya, terselesaikan semua. Asmara: Saling mendukung untuk kebaikan. Hari Baik: Selasa, kesadaran baru muncul. Fisik: Tidur lebih awal, badan jadi lebih sehat.Warna: Biru.
ARIES (21 MARET – 20 APRIL)Rezeki: Masih suka merepotkan orang tua. Asmara: Bimbang dengan sikapnya. Hari Baik: Senin. Fisik: Napas sesak. Warna:Cokelat.
GEMINI (21 MEI – 20 JUNI) Rezeki: Setiap nilai yang Anda dapat, pasti ada hak orang lain di sana. Asmara: Mulai timbul masalah. Hari Baik: Senin, ada keputusan menyenangkan. Fisik: Perlu banyak gerak. Warna: Kuning.
LEO (21 JULI – 20 AGUSTUS)Rezeki: Bersyukur dan bersyukur. Asmara:Ribut kecil jangan dibiarkan. Segera cari solusinya. Hari Baik: Kamis, ada titik terang. Fisik: Sakit perut. Warna:Abu- abu.
VIRGO (21 AGUSTUS – 20 SEPTEMBER)Rezeki: Anda sudah hemat, tapi yang lain malah menghambur-hamburkan Asmara: Saling pengertian. Hari Baik: Jumat, ada pemasukan tambahan. F i s i k : Jaga pola makan. Warna:Merah.
LIBRA (21 SEPTEMBER – 20 OKTOBER)Rezeki: Kepercayaan itu modal paling besar untuk berusaha. Asmara: Sedang manis-manisnya. Hari Baik: Minggu. Fisik: Olahraga di akhir pekan agar bugar. Warna: Merah.
SCORPIO (21 OKTOBER – 20 NOVEMBER)Rezeki: Ada perjalanan keluar kota. Asmara: Daur ulang perasaan. Hari Baik: Minggu. F i s i k : Segar karena cukup istirahat. Warna:Putih.
SAGITARIUS (21 NOVEMBER – 20 DESEMBER)Rezeki:Sabar, akan ada pemasukan yang lebih besar. Asmara:Harus lebih baik dari kemarin. Hari Baik: Sabtu, mendapat pujian atas prestasi Anda. F i s i k : Atur pola makan. Warna: Hijau.
Tidak Satu Jalan Menuju Roma HASIL kelulusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) baru saja diumumkan. Ada yang sedih, ada yang gembira. “Namun, ini bukan soal kegembiraan,” kata Abdul, yang lulus SNMPTN di Universitas Andalas (Unand). Baginya, kelulusan hanya sebuah cara, ada cara lain y a n g
masih bisa dilakukan. Misalnya, melalui jalur masuk Bidik Misi atau mahasiswa undangan. Ia tidak terlalu larut dalam kegembiraan ketika namanya diumumkan lulus SNMPTN. Menurutnya, perjuangan yang lebih berat justru setelah lulus tersebut. “Ini baru awal,” katanya. Hal yang sama disebutkan Putri Fernancia, yang lulus di Universitas Negeri P a d a n g (UNP). “Sebelum tes. Saya lebih giat belajar. Ikut Bimbel, dan alhamdulilah lulus,” katanya. Bagi Putri, kelulusan ini adalah hasil kerja keras yang ia lakukan. Meski begitu, seperti Abdul, ia juga tidak mau terlalu larut dalam kegembiraan. Pertama, ada t e m a n akrabnya
yang tidak lulus. Ia tidak mau menyinggung perasaannya. Kedua, lulus atau tidak hanya jalan untuk kuliah, masih banyak pilihan-pilihan lain yang bisa dipilih. “Terlebih di zaman sekarang. Kampus-kampus tumbuh begitu banyak. Banyak juga yang berkualitas,” tuturnya. Kelebihan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), sebutnya, hanyalah karena lebih murah biayanya. Namun, soal kualitas, kadang kembali ke diri masing-masing. Memilih yang Tepat Wanda, yang sekarang sudah kuliah mengatakan, yang paling penting sebenarnya adalah memilih jurusan yang tepat, tidak mutlak hanya faktor kampus saja. “Ada sih pengaruh dari kampus, tapi keinginan dan bakat individu itu yang menentukan,” tuturnya. Ia punya pengalaman, temannya yang kuliah tidak memilih jurusan yang sesuai dengan
kemampuannya. Ketika SNMPTN, temannya tersebut hanya asal pilih jurusan. Dampaknya, ketika sudah kuliah ia menjadi malas dan tidak bersemangat. “Dia akhirnya memilih tidak melanjutkan studi,” tuturnya. Menurut Wanda, dampak terbesar dari salah memilih jurusan adalah tidak mampu mengembangkan bakat, dan itu sangat merugikan. Bandingkan misalnya, sebutnya, temannya yang kuliah di swasta, tapi sesuai dengan keinginannya, mampu mengembangkan bakatnya. Dampaknya, saat kuliah, ia sudah bisa bekerja. Hal yang sama juga dikatakan Desta, mahasiswa di salah satu universitas swasta. Menurutnya, awalnya ia juga mendaftar SNMPTN dan t i d a k
lulus. Ia sempat panik dan tidak bersemangat. Orang tuanya memotivasi bahwa kuliah tidak harus di negeri. Ia merantau ke Jawa dan memilih jurusan keahlian. Kegagalannya dijadikan motivasi untuk bangkit. Belum dua tahun kuliah, ia sudah mulai membuka usaha dan bekerja. Nasehat Desta, yang paling penting dari semua itu adalah mampu menemukan bakat sendiri kemudian mengembangkannya. S o a l tempat kuliah, hanya salah satu jalan, bukan pilihan
akhir. Menurutnya, yang penting pula dipertimbangkan, memilih kampus yang mampu mengembangkan bakat mahasiswa. Misalnya, ada tersedia Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), jaringan perguruan tinggi tersebut luas. Ini, kata Desta, akan berdampak baik terhadap perkembangan bakat mahasiswa. “Selektif, harus. Soalnya, ini untuk masa depan. Sekali salah memilih, dampaknya sangat panjang,” tuturnya. Ia berharap calon mahasiswa yang akan kuliah atau sedang memilih kampus, meminta pertimbangan seniornya, juga nasehat orang tuanya. Pepetahnya, tidak satu jalan menuju Roma! (adk)
LEMBAGA PERSEKUTUAN PECINTA PENDIDIKAN KESEHATAN (LPPPK) (POLTEKES SITEBA)
STATUS TERAKREDITASI BAN - PT
SK.MENDIKNAS NO.212/D/0/2006- SK.BPPSDM DEPKES RI NO.HK.0.2.4.1.03834-6 SATU- SATUNYA POLITEKNIK KESEHATAN SWASTA DI SUMATERA
Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2012/2013
PROGRAM STUDI
Proses Pendaftaran :
1. KEBIDANAN (D III)
* Mengisi Fomulir Pendaftaran * Photo Copy Ijazah diLegalisir 2 Lembar * Photo Copy Nilai UAN di Legalisir 2 Lembar * Pas Photo terbaru Hitam Putih 4x6 6 Lembar * Surat Keterangan Tanda Lulus
TERAKREDITASI BAN-PT NOMOR: 035/BAN-PT/Ak-X/Dipl-III/2011
2. TEKNIK ELEKTROMEDIK (D III)
TERAKREDITASI BAN-PT NOMOR:032/BAN-PT/Ak-X/Dipl-III/2011
3. FISIOTERAPI (D III)
TERAKREDITASI BAN-PT NOMOR:032/BAN-PT/AkX/Dipl-III/2011
4. FISIOTERAPI (D IV) (Sedang Proses) 5. TEKNIK ELEKTROMEDIK (D IV) (Sedang Proses) 6. ANESTESI (D III) (Sedang Proses) 7. TEKNIK GIGI (D III) (Sedang Proses) 8. TEKNIK RADIODIAGNOSTIK&RADIOTERAPI (D III) (Sedang Proses) 9. TERAPI WICARA (Sedang Proses) 10. TRANSFUSI DARAH (D III) (Sedang Proses) 11. KARDIOVASKULER (D III) (Sedang Proses) 12. AKUPUNTUR (D III) (Sedang Proses) 13. FARMASI DAN MAKANAN (D III) (Sedang Proses) 14. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (D III) (Sedang Proses)
PENDAFTARAN Gelombang I : 02 April s/d 15 Juni 2012 Gelombang II : 25 Juni s/d 24 Juli 2012 Gelombang III: 30 Juli s/d 25 Agustus 2012 Syarat Pendaftaran : * Lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah * Lulusan Paket C * Untuk Lulusan SMK dengan Jur. Teknik Elektro dan Mesin * Berbadan Sehat dan Tidak Buta Warna * Tinggi Badan Minimal : untuk kebidanan 150 cm
Hubungi Sekretariat:
No. Telp. 0751- 445880 Fax : (0751) 445881 1. Drs. H. Lamizar Yoena, SH. MH : 08126622430 2. Drs. H. Amrin Tanjung, M.Pd : 081374338679 KETUA LP3K PADANG Ttd Drs. H. Lamizar Yoena,SH.,MH
Fasilitas Pendidikan * Gedung Milik Sendiri * Ruang Kuliah Yang Cukup * Ruang Labor Kebidanan * Ruang Labor Teknik Elektromedik * Ruang Labor Fisioterapi * Klinik Kebidanan * Klinik Fisioterapi * Perpustakaan Terpadu * Lahan Praktek Lapangan: Rumah Sakit, Puskesmas, Praktek Bidan Swasta. * Sarana Penunjang Kuliah, Phantom, LCD, Infokus,Laptop, Wireless.
100% Lulusan Fisioterapi & Teknik Elektromedik diterima pada Instansi Pemerintah & Swasta (Tahun 2011)
Alamat: 1. Jl. Jhoni Anwar No. 8 Lapai Padang 2. Jl. Jhoni Anwar No. 17 A Lapai Padang TELP. 0751 - 445880 / 0811669722 website: www.poltekes-siteba.ac.id email : poltekessiteba@yahoo.co.id
PENGURUS LP3K PADANG BID. OPERASIONAL PENDIDIKAN Ttd ERDI NUR,SKM.,M.KES
DIREKTUR Ttd DRS. AMRIN TANJUNG,M.Pd
24 RANA
MINGGU, 8 JULI 2012 M 18 SYA’BAN 1433 H
Ironi Kemiskinan di Negeri Berulayat J
umlah penduduk miskin, hampir miskin, dan rawan miskin di Provinsi Sumatera Barat, berjumlah 416.102 kepala keluarga (KK). Rinciannya Kabupaten Kepulauan Mentawai 16.520 KK, Pesisir Selatan 39. 515 KK, Solok 33.078 KK, Sijunjung 16.450 KK, Tanah Datar 28.910 KK, Padang Pariaman 34.014 KK, Agam 37.894 KK, Limapuluhkota 34.037 KK, Pasaman 30.179 KK, Solok Selatan 14.497 KK, Dharmasraya 14.497 KK, Pasaman Barat 36. 432 KK, Kota Padang 50.568 KK, Solok 3. 431 KK, Sawahlunto 2.343 KK, Padangpanjang 3. 333
KK, Bukittinggi 5. 040 KK, Payakumbuh 9.011 KK dan Pariaman 5. 392 KK. Kota Padang paling banyak jumlah penduduk miskinnya, disusul Pesisir selatan dan Agam. Saat ini, masih ada 241 nagari tertinggal di 8 kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang berada dalam garis kemiskinan. Rinciannya Kabupaten Kepulauan Mentawai 43 desa, Pesisir Selatan 38 nagari, Solok 24 nagari, Padang Pariaman 35 nagari, Pasaman Barat 11 nagari, Solok Selatan 24 nagari, Dharmasraya 32 nagari , Sijunjung 34 nagari.
Narasi dan Foto Amir dan Parwis