Haluan 27 Maret 2011

Page 1

EDISI : 423 TAHUN LXII

MINGGU 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

HARGA ECERAN

Rp2500

HARI INI TERBIT 24 HALAMAN

SEJARAH MENCATAT, HALUAN TERBIT SEJAK 1948 DAN MENJADI TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS Alfat-h Ayat 9)

SUBUH ZUHUR ASHAR MAGHRIB ISYA

05.08 12.28 15.35 18.31 19.39

WIB WIB WIB WIB WIB

Giliran Muncak Dapek Gala Dotor OLEH: WISRAN HADI TAANGGUAK-angguak balam Muncak mandanga uraian Mas Sam, bahaso inyo sebagai satu-satunyo kusie bendi nan ka diagiah pulo gala dotor. “O, jadi kini giliran waden pulo lai ka diagiah gala mah yo?” tanyo Muncak sasudah Mas Sam manarangkan ka ilie ka mudiak tantang baa paralunyo Muncak diagiah gala penghormatan roman tu. “Sebagai representasi hasil dari industri otak yang dicanangkan tempo hari,” kata Mas Sam meyakinkan. Sudah tu Muncak galak takekehkekeh. “Dek karano kudo den labiah sehat daripado kudo-kudo bendi nan lain, lalu diagiah waden gala dotor? Dotor hewan mukasuik Mas Sam? Nan alah jadi dotor hewan tu namonyo Asrul Sani atau Taufiq Ismail,” kato Muncak.

Bersambung ke Halaman 11

Dewan Kesenian: Dikelola dengan Benar Atau Bubar! DEWAN KESENIAN Sumatera Barat (DKSB) akan melakukan pemilihan pengurus baru, namun terganjal tak punya dana. Melihat kiprah DKSB selama ini, banyak pihak meminta untuk dibubarkan saja, tapi ada juga yang berharap agar dikelola dengan benar. Posisi Dewan Kesenian (DK), baik di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten di Sumatera Barat, tampak menderita. Tak bisa bergerak sedikit pun. Dewan Kesenian hanya sebatas merek. Dalam catatan Haluan, dewan kesenian di tingkat kabupaten dan kota telah hadir, selain Dewan Kesenian Sumatera Barat. Ada Dewan Kesenian Luhak 50 Koto, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Solok, Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman dan lainnya.Secara umum, posisi DK itu memang sangat memprihatinkan. Semua DK yang ada di Sumatera Barat, menghadapi persoalan minimnya dana yang dialokasikan pemerintah daerah dalam APBDnya. Selain itu, pihak pengelola DK sendiri pun tak jelas arah pengembangan keseniannya.

AKIBAT TERJADI kericuhan, kongres PSSI akhirnya batal. Tapi kemudian 78 dari 100 pemilik suara sah, mengambil alih jalannya kongres tanpa dihadiri wakil FIFA dan AFC. bolaan Nasional (KPPN) yang tak memiliki akreditasi mencoba masuk ke arena kongres sekitar pukul 20.00 WIB. Namun mereka dihalang-halangi oleh pasukan keamanan yang diturunkan panitia. Akibatnya sempat terjadi aksi dorong, sehingga pintu ruang lokasi kongres terbuka. Selanjutnya seluruh pemilik suara yang mengklaim dirinya sah untuk mengikuti kongres langsung menduduki kursi yang telah disiapkan. Meski peserta sudah masuk ke lokasi kongres, belum ada satupun pihak pengurus PSSI selaku pelaksana kongres

PEKANBARU, HALUAN—Gejala kongres PSSI di Pekanbaru tak akan berjalan mulus sudah diduga jauh hari. Ternyata memang benar, kericuhan terjadi di Hotel Premiere tempat dilaksanakannya kongres, Sabtu (26/3) malam. Akibatnya pun fatal. Perundingan antara Komite Eksekutif PSSI dengan perwakilan FIFA dan AFC menghasilkan keputusan dibatalkannya kongres PSSI. Kericuhan diawali oleh aksi sekitar 20 orang peserta kongres yang merupakan anggota Komite Penyelamat Persepak-

duduk di depan peserta kongres yang ada. Padahal sesuai rencana kongres dibuka pukul 19.30 WIB tapi sudah lewat waktu yang ditentukan kongres tak juga dibuka. “Kita adalah pemilik suara sah PSSI. Untuk klub yang punya hak adalah Ketua dan Sekretaris,” kata salah satu pemilik suara yang juga Ketua Umum Persiba Balikpapan, Syahrir Taher, dihadapan peserta kongres. Peserta yang datang dari pengurus provinsi PSSI, klub Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama, Divisi I hingga Divisi III, tetap bertahan di lokasi kongres, meski belum satupun petinggi PSSI tiba di lokasi kongres.

Pendapat Asli Daerah (PAD) di tahun 2012. “Jika memakai sistem anggaran full finance sharing, kekurangan anggaran di tahun ini, dapat dialokasikan di tahun 2012. Namun pembangunannya, harus selesai di tahun ini (2011red),” kata ketua Gapensi Sumbar itu. Dalam APBD 2011, anggaran untuk melanjutkan pembangunan kantor yang terletak di Jalan Matraman itu, sudah tersedia sebesar Rp30 miliar lebih. Anggaran sebesar itu dinilai masih kurang, jika pembangunannya dilaksanakan sampai tuntas. Agar kantor yang nantinya berfungsi sebagai hotel itu siap, maka perlu dilakukan penambahan anggaran.

PADANG, HALUAN — Dua pasang yang bukan suami-istri terjaring razia Tim Gabungan Pemko Padang, Jumat (25/3) malam. Mereka digerebek pada dua hotel masing-masing ION dan SS sekitar pukul 22.00 WIB. Penggerebekan dua hotel ini kata Kakan Pol PP Padang Yadrison, adanya laporan warga yang mengatakan bahwa di dua hotel tersebut, kurang dilakukan pengawasan, sehingga banyak pasangan belum menikah yang masuk dan menginap di dalamnya. “Ternyata memang benar, dua pasang kekasih kita dapati sedang berada dalam kamar dan tidak bisa menunjukkan surat nikah,” katanya. Pria berinisial “S” (40) dan teman wanitanya “D” (25) ditangkap di hotel Ion. Sedangkan “M” (29) dan kekasihnya “E” (35) yang ditangkap di hotel SS. Yadrison menjelaskan, selain hotel, para pasangan pacaran juga memanfaatkan fasilitas kafe dan tempat hiburan lainnya sebagai tempat mesum. Karena itu, dia berkomitmen untuk membersihkan hotel dan kafe yang biasa tidak menyeleksi pengunjung yang masuk ke dalamnya, apakah sudah menikah atau tidak. “Selain dua hotel ini, dalam waktu dekat ini beberapa hotel dan penginapan lainnya juga akan kita razia,” jelas tambahnya. Setelah tertangkap di dalam kamar, kedua pasangan ini akhirnya digiring ke Mako Pol PP Padang. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata kedua pasangan itu masih warga Padang. Sebelum mereka dibebaskan, petugas meminta agar mereka menghubungi keluarga masing-masing.

Bersambung ke Halaman 11

Bersambung ke Halaman 11

Bersambung ke Halaman 11

Pembangunan Kantor Penghubung Harus Segera Dituntaskan

PADANG, HALUAN — Dana untuk melanjutkan pembangunan kantor Penghubung Pemprov Sumbar di Jalan Matraman Jakarta sudah tersedia Rp30 miliar lebih pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar 2011. Namun dana sebanyak itu belum cukup untuk menyelesaikan kantor tersebut. Karena itu, Wakil Ketua DPRD Sumbar Leonardy Harmainy mendesak Pemprov Sumbar, untuk melanjutkan pembangunan kantor penghubung dengan sistem anggaran penuh atau full finance sharing. Dengan demikian, kantor tersebut dapat selesai pembangunannya di tahun ini, dan dapat memberikan kontribusi LEONARDY HARMAINY

Dua Pasang Terjaring Razia

DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH

Romeo dan Juliet Minangkabau

S

Laporan DELVI YANDRA DAN FATRIZ M FAIZ

ELEPAS MAGRIB, hujan turun perlahan. Di bawah lindungan atap mes Taman Budaya Sumatera Barat, tampak Hanny R Saputra, sutradara film Di Bawah Lindungan Ka’bah sedang berdiskusi dengan Irman Syah, seniman Sumatera Barat yang merantau dan mendirikan Komunitas Planet Senen di Jakarta. Saat ditemui Haluan pada Jumat (25/ 3) itu, Hanny, lelaki yang lahir di Salatiga 45 tahun silam itu, mengenakan jaket dengan bawahan celana pendek serta jam tangan G-Shock hitam yang melingkar di tangan kanannya. Novel sastra klasik yang ditulis Buya Hamka pada era 1920 itu akan segera

diangkat ke layar lebar dengan judul serupa novelnya. Sebelumnya, pada tahun 1981 novel tersebut sudah pernah difilmkan oleh Asrul Sani dengan bintangnya Cok Sumbara, Camelia Malik dan Mutiara Sani. Kali ini Hanny, memilih Laudya Cynthia Bella karena ekspresinya cukup baik dan cepat beradaptasi. Dia mempunyai penggemar tersendiri di perfilman Indonesia. Juga Herjunot Ali yang jarang sekali muncul di film. “Sering kali orang yang jarang muncul di film dan tiba-tiba dimunculkan kembali, biasanya menjadi incaran,” ungkap Hanny. Selain itu ada juga aktor-aktor senior di antaranya Yenni Rachman, Didi Petet, Leroy Osmani dan Widyawati serta seribu

ekstras untuk adegan di Ka’bah dan Mina. Tentu saja suasana tersebut dibangun dengan memanfaatkan teknologi animasi CGI guna memperbanyak jumlah manusia. “Membaca” Novel Hamka Mengangkat suasana dengan latar era 1920 memberi tantangan tersendiri bagi Hanny. Tantangan bagaimana menelusuri adat istiadat dan mempelajari pikiranpikiran Hamka dan menggambarkannya ke dalam film. Oleh karena itu, Hanny turun langsung ke Sumatera Barat untuk meninjau dan mendapatkan rasa dalam penggarapan filmnya. Bersambung ke Halaman 11

HANNY R SAPUTRA


2

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

DK Harus Punya Komitmen yang Jelas MENURUT Edy Utama, mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat, pendirian Dewan Kesenian berawal dari keinginan pemerintah pusat pada awal 90-an. Namun, dari evaluasi nasional, tidak banyak dewan kesenian (DK) yang berkembang, salah satunya di Sumatera Barat. Dijelaskan Edy Utama, ada beberapa pokok persoalan yang melilit DK itu. Pertama, komitmen daerah yang tidak kuat mengembangkan kesenian, ini termasuk soal dana, inovasi, dan sebagainya. Kedua, secara internal, banyak DK yang tidak memiliki kemampuan mengelola secara profesional. DK kadang sulit menetapkan dan memosisikan diri dalam EDY UTAMA pembangunan kebudayaan. Karenanya, ia juga kesulitan dalam memberikan pertimbangan kepada Gubernur, padahal DK adalah mitra gubenur dalam bidang kesenian. DK nyaris tidak memberikan andil pemikiran kepada kebijakan Gubernur soal kesenian. Ketiga, secara umum, kesenian di Indonesia memang sedang memprihatinkan. Walau secara individu banyak yang menonjol, namun dalam pengelolaan sehingga bisa menghasilkan individu-individu yang menonjol, belum terlihat. Keempat, tidak jelas blue print posisi DK dengan lembaga kesenian lainnya. Ada Taman Budaya yang juga bergerak dalam bidang kesenian, misalnya. Akibat ketidakjelasan, pembagian program menjadi tidak jelas. Ini membingungkan bagi pengelola DK sendiri. “Kesimpulan saya secara umum, pemerintah daerah belum melihat DK sebagai institusi yang bisa dimanfaatkan secara maksimal. Yang terjadi adalah, DK didirikan, dan hanya sampai pada tahap itu,” kata Edy Utama kepada Haluan Sabtu, (26/3). Ketika ditanyakan apakah seniman butuh organisasi yang bernama DK itu, ia berpandangan, memang ada beberapa seniman yang beranggapan tidak butuh organisasi. Ini ternyata memang terbukti, beberapa orang seniman berhasil menciptakan karya dan menjadi monumental tanpa organisasi. Namun, itu tidak berlaku untuk semua bidang kesenian. Beberapa kesenian perlu wadah untuk berkembang. Kesenian rakyat misalnya, tanpa didukung organisasi, sulit untuk memajukannya. “Saya kira, dalam konsep, institusi itu penting kehadirannya.” Organisasi kesenian sebenarnya berfungsi sebagai gerakan memperkuat posisi seniman. Ia bisa menciptakan alternatif-alternatif kesenian sehingga menjadi terhormat. Organisasi yang matang akan membuat iven-iven yang tersangkut langsung dengan masyarakat, yang akhirnya seniman memiliki posisi tawar. Selanjutnya, kesenian menjadi dekat dengan masyarakat. Dalam banyak organisasi seniman, visi ini belum tumbuh. “DK adalah sebuah organisasi. Dalam konteks ini, yang diharapkan tentu mendekatkan kesenian dengan masyarakat. Bila ada upaya yang serius untuk mengelolanya, DK sangat dibutuhkan kehadirannya. Sebaliknya, kalau dalam kondisi yang tidak menghasilkan apa-apa, jika hanya formalitas saja, lebih baik dibubarkan saja. Ini hanya akan merusak citra seniman itu sendiri. “Tapi saya tidak dalam posisi mendukung untuk itu. DK di Jakarta dan Pekanbaru bisa dikelola lebih serius, kenapa di sini tidak? Pilihannya saya kira, DK akan tumbuh bila memainkan peran dengan komitmen yang jelas, untuk pemerintah, juga senimannya,” katanya. Segera Cairkan Harris Effendi Thahar, Ketua Umum DKSB 20072010 yang demisioner, mengatakan, sampai saat ini belum ada kejelasan dan jadwal yang pasti tentang kapan diadakannya musyawarah seniman dengan agenda pergantian pengurus. Menurutnya, sejauh ini pihak DKSB sedang mengajukan surat perpanjangan kepengurusan pada Gubernur Sumatera Barat. Perpanjangan tersebut untuk legalitas dalam urusan administrasi dan pengajuan anggaran untuk musyawarah seniman nanti. Karena menurut SK, kepengurusan ini telah habis masa tugasnya akhir 2010 lalu. “Kami sudah mengadakan rapat pleno akhir dari seluruh angggota DKSB. Dengan menghasilkan rumusan tata-tertib musyawarah seniman, pembentukan panitia yang sesuai dengan pedoman dasar. Musyawarah itu merupakan kewajiban dari pengurus lama. Akan tetapi, sampai Maret ini, belum ada kejelasan kapan dana turun dari pemerintah untuk biaya penyelenggaraan musyawarah itu,” kata Harris Effendi Thahar ketika ditemui di ruang Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Sabtu (26/3) siang. Berdasarkan hasil rapat pleno tersebut, telah disepakati akan ada perubahan tata-cara pemilihan ketua umum DKSB. Jika biasanya diprioritaskan terlebih dahulu memilih ketua, rencana musyawarah mendatang hanya untuuk memilih 3 orang perwakilan di enam komite yang ada di DKSB. Lantas orang-orang tersebut yang akan memilih ketua beserta anggotanya. Armeyn Syuhafsril yang dipilih sebagai ketua pelaksana musyawarah seniman mengaku bahwa dirinya secara defacto diangkat sebagai panitia, tapi belum mempunyai kewenangan bertindak karena SK-nya belum dikeluarkan oleh ketua DKSB sendiri, secara de jure. “Ini paling dilematis. Saya sebenarnya diangkat pada masa pengurus DKSB belum habis sekitar September 2010, dalam rapat pengurus harian. Dan kepengurusannya disahkan dalam rapat pleno di bulan Januari 2011, sedangkan pada masa ini kepengurusan DKSB sudah habis, dan SK panitia tidak bisa dikeluarkan dikarenakan ketua DKSB melayangkan surat pada Gubernur untuk memperpanjang masa jabatannya untuk legalitas SK panitia, dan persoalan menyangkut dana,” jelas Armeyn Syuhafsril. (h/adk/esha tegar putra)

Terbit Sejak 1948 Pendiri H. Kasoema

Penerbit: PT Haluan Sumbar Mandiri (Haluan Media Group). SIUPP No 014.SK.Menpen.SIUPP A.7 1985 tanggal 19 November 1985.

Laporan Utama QUO VADIS DEWAN KESENIAN

Dikelola Atau Bubar! Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB) akan melakukan pemilihan pengurus baru, namun terganjal tak punya dana. Melihat kiprah DKSB selama ini, banyak pihak meminta untuk dibubarkan saja, tapi ada juga yang berharap agar dikelola dengan benar.

POSISI Dewan Kesenian (DK), baik di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten di Sumatera Barat, tampak menderita. Tak bisa bergerak sedikit pun. Dewan Kesenian hanya sebatas merek. Dalam catatan Haluan, dewan kesenian di tingkat kabupaten dan kota telah hadir, selain Dewan Kesenian Sumatera Barat. Ada Dewan Kesenian Luhak 50 Koto, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Solok, Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman dan lainnya.Secara umum, posisi DK itu memang sangat memprihatinkan. Semua DK yang ada di Sumatera Barat, menghadapi persoalan minimnya dana yang dialokasikan pemerintah daerah dalam APBDnya. Selain itu, pihak pengelola DK sendiri pun tak jelas arah pengembangan keseniannya. Dewan Kesenian dibentuk dengan dasar Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 5A/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang pembentukan dewan kesenian di seluruh provinsi se-Indonesia. Disebutkan bahwa setiap pemerintah provinsi yang telah membentuk dewan kesenian agar membangun gedung kesenian dengan APBD yang pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah masing-masing. Namun demikian, pada tingkat provinsi, kota, dan kabupaten inmendagri ini tak diikuti dengan payung hukum lainnya, seperti perda dan peraturan gubernur, bupati, dan walikota. Tanpa adanya payung hukum, posisi DK menjadi tak jelas dalam pembiayaannya. Ketidakjelasan payung hukum itulah menjadikan banyak dewan kesenian di pelbagai daerah mengalami lesu darah dan terpinggirkan. Di Indonesia hanya memiliki dua perda yang berhu-

bungan dengan persoalan dewan kesenian atau kesenian itu sendiri: Aceh dan Lampung. Untuk Sumatera Barat sendiri belum satupun perda dilahirkan untuk menguatkan posisi hukum DK dalam alokasi anggaran di APBD. DKSB nyaris tak ada kegiatan sejak pengurusnya dipilih sejak Musyawarah Seniman Sumatera Barat 30 April 2007. Masa kepengurusannya juga sudah habis pada tahun 2010. Maka kini, pengurus DKSB periode 2007-2010 telah demisioner. Pengurus sendiri telah beberapa kali merencanakan musyawarah untuk memilih pengurus baru, namun kandas karena tak tersedianya dana. Hingga kini tak jelas kapan musyawarah akan digelar. Bubarkan Saja! Syuhendri, dedengkot Teater Noktah Padang mengatakan, jika pengurus yang akan mengelola DK tak serius dan hanya sebatas memburu “cari tambahan pendapatan”, lebih baik DK, termasuk DKSB dibubarkan saja. Tetapi, jika dikelola dengan manajeman yang benar-benar mementingkan kesenian, tak masalah. “Tapi kalau malah memecah-belah seniman, dan mementingkan diri sendiri, lebih bagus dibubarkan saja DK itu,” kata Syuhendri dengan nada tinggi. “DKSB misalnya, institusi ini diurus setengah hati, sehingga ‘mati segan, hidup tak mau’. Juga proses kerja di dalam yang tidak profesional, yang seolaholah mendahulukan kepentingan kelompok, pribadi, atau perkawanan. Tidak menyentuh secara keseluruhan,” terangnya. Selain itu, evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan masing-masing komite tidak pernah ada. Misalkan menyangkut kelengkapan anggota komite yang seharusnya bertugas mengemban tanggungjawabnya. Ia menilai, pengurus DKSB seharusnya berdomisili di

Padang, karena ini menyangkut komitmen yang harus mereka pegang. Sehingga apapun kegiatannya, para anggota komite akan bisa hadir untuk merumuskan, juga DKSB tidak akan memerlukan anggaran yang besar dalam hal transportasi dan persoalan waktu. Tak Bermanfaat, Tapi Penting Sementara itu, Zelfeni Wimra, sastrawan, mengatakan, sebenarnya keberadaan DKSB itu tidak Bermanfaat banyak bagi seniman, tapi pisisinya penting. “Tolong-menolong kita memperbaikinya. Kalau sudah sangat parah, tidak mungkin lagi diperbaiki, pengurus berjiwa besar saja untuk mundur, minta digantikan. Kalau DK yang dibubarkan, apa sudah ada lembaga baru untuk menggantikan tugas pokok dan fungsinya. Kalau sudah ada, berarti hanya ganti nama saja,” papar Zelfeni Wimra. “Saya kira, kearifan budaya Minang sangat kaya dengan konsep duduak basamo balapanglapang, duduak surang basampik-sampik. DK tempat duduak basamo, tempat balapanglapang. Jangan duduak surang, kalau tidak ingin sampik,” ujar pria yang baru melepas masa lajangnya ini. Jangan Hanya Mengeluh Senada dengan yang lainnya, Ery Mefri juga merisaukan tentang keberadaan DKSB yang seperti tak terurus lagi. Ia menilai, DKSB sekarang ini sangat suka mengeluh. “DKSB yang seyogyanya berfungsi sebagai perantara atau perpanjangan tangan antara pemerintah dan seniman. Tak hanya mengeluhkan dana. “Saya meminta kepada pengurus DKSB untuk tidak mengeluh lagi kepada pemerintah, kita sudah sama-sama tahu lah bagaimana pemerintah,” ujarnya Ery Mefri di selasela latihan di Taruko III. Kurniasih Zaitun, pengajar teater ISI Padang Panjang mengatakan, tiga tahun terakhir, keberadaan DKSB nyaris tak terdengar. Untuk itu pula, menurut sutradara Menunggu Dogot ini, bagusnya tak perlu ada DK itu. “Kalau DKSB dan DK lainnya hanya berharap dari uluran tangan pemerintah baru bisa bergerak, maka kesenian

tak akan maju. Selama ini toh, lebih banyak uang dihabiskan untuk operasional dan honor pengurus, sementara program tak ada yang sentuh seniman,” terang cewek manis yang akrab disapa TT ini. Abdullah Khusairi, salah

seorang cerpenis, menilai, tak banyak yang bisa diharapkan dari keberadaan DK itu. Idealnya, DKSB itu harus mampu mengayomi setiap lini seni yang ada. “Jika tak mampu, lebih baik dibubarkan saja,” katanya. (h/naz/esha/cw11)

DALAM APBD 2011

Dana DKSB Dialokasikan Rp100 Juta SEMENTARA itu, dalam APBD Sumatera Barat tahun 2011, DKSB mendapat dana dari pos bantuan sebesar Rp100 juta. Alokasi anggaran sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. Anggaran yang terbatas menyebabkan alokasi dana untuk setiap pemakai anggaran juga terbatas. Apalagi pada 2010 adalah masa pemulihan pascagempa 2009, semua anggaran tersedot untuk kegiatan tersebut. Namun pada 2011, situasi keuangan Sumbar mulai stabil sehingga alokasi anggaran dapat ditingkatkan jumlahnya dari tahun sebelumnya. Demikian dikemukan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Prita Wardhani dan Kepala Bidang Kuasa Bendahara Umum Daerah Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah (DPKD) Sumbar Refdiamond saat bincang-bincang dengan Haluan, Jumat (25/3) secara terpisah. “Bantuan keuangan untuk DKSB Sumbar disediakan dalam rekening khusus sama seperti bantuan keuangan bagi organisasi lainnya seperti MUI Sumbar, KONI Sumbar dan lainnya. Bila memang anggaran yang disediakan itu masih kurang, barangkali dapat dilakukan usulan penambahan anggaran pada APBD Perubahan mendatang,” kata Refdiamond. Dana tersebut dapat direalisasikan sesuai program kerja yang sudah dibuat. Dan hendaknya kegiatan yang digelar itu mestinya yang dapat dipertanggungjawabkan pemakaian keuangannya. Bila bantuan yang dianggarkan itu masih kurang, maka DKSB dapat mengajukan usulan tambahan anggaran pada perubahan APBD 2011. Meski demikian, persetujuannya sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. “Jenis kegiatan yang bakal didanai itu hendaknya yang dapat di pertanggungjawabkan pemakaian anggarannya. Program kegiatan yang diajukan itu harus jelas,” terang Defriamond. Hal senada juga diungkapkan Prita Wardhani. Pemprov Sumbar mengharapkan DKSB dapat menjadi mitra pemerintah dalam memajukan seni dan budaya daerah. Namun dalam prakteknya, program kerja yang diajukan itu belum jelas. Apalagi saat ini kepengurusan DKSB sudah berakhir masa bhaktinya. “Kita akan menggelar diskusi dengan DKSB pekan depan membahas perkembangan DKSB ke depan dan rencana kegiatan mereka,” ujar Prita. (h/vie)

ASRAFERI SABRI, MANTAN PENGURUS DKSB

Harus Dikelola Pengurus yang Representatif

ASRAFERI SABRI

DARI informasi yang diperoleh, benarkah sistem pemilihan pengurus DKSB dilakukan dengan sistem perwakilan cabang seni, bukan lagi pemilihan secara langsung, bagaimana komentar Anda? Ya, saya dapat informasi begitu. Sistem pemilihan Pengurus DKSB diubah. Empat periode sebelumnya sistem formatur. Siapa saja bisa mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai Ketua DKSB. Lalu seniman peserta musyawaran memilih dengan sistem terbuka. Periode kelima ini, seniman dibagi berdasarkan cabang seni. Lalu mereka akan memilih lima orang, langsung sebagai anggota DKSB. Jika ada enam

cabang seni, ada enam komite. Jadinya, anggota DKSB berjumlah 30 orang. Tahap selanjutnya, 30 orang anggota DKSB tersebut akan memilih ketua umum, 3 wakil ketua bidang, sekretaris dan bendahara. Jika sistem perwakilan diterapkan. Artinya akan merombak AD/ ART DKSB toh? Sejauh mana sosialisasi dilakukan? Jelas, dengan perubahan sistem pemilihan, yakni sistem perwakilan, harus diubah AD/ ART DKSB. Jika tidak diubah, sistem baru tersebut tidak sah. Adalah tanggung jawab pengurus DKSB sekarang untuk menyosialisasikan perubahan tersebut. Bahkan, jauh-jauh hari harus jelas data-datanya. Berapa seniman dari cabang sastra, senirupa, tari, teater, seni tradisi, dan film. Bisa bermasalah jika datanya tidak akurat. Masalah lain adalah jika satu cabang seni dengan seni lainnya terlalu jauh perbedaannya. Minimnya alokasi anggaran DKSB dari Gubernur Sumbar, sudah sejak awal DKSB berdiri. 20 tahun lalu (1991). Masalahnya, dari sisi seniman, tepatnya pengurus DKSB, tidak mampu mempresentasikan

program DKSB untuk meyakinkan Gubernur. Lalu, pengurus DKSB yang semuanya seniman, tidak pandai melobi, tidak mau mengemis-ngemis. Apa ini pihak legislatif (DPRD) Sumatera Barat yang juga tak apresiatif? DPRD Sumbar, juga tidak beda dengan Gubernur memandang seniman dan kesenian. Jika gubernur tidak menganggarkan dana DKSB atau hanya menganggarkan sedikit, mereka diam saja. Mereka pura-pura tidak tahu. Jika diberitahu, mereka akan beralasan bahwa Gubernur hanya menganggarkan segitu. Mereka tidak bisa mengubahnya. Tetapi jika anggaran reses mereka dikurangi Gubernur, mereka akan ngamuk dan manggertak tidak akan mengesahkan RPABD. Apakah Anda merasa penting Dewan Kesenian ini? Dewan Kesenian sebagai organisasi para kreator seni, seniman, jelas sangat penting. Jika orang mengatakan seni dan seniman tidak penting, itu karena hati mereka sudah membatu. Ketika semua hati, baik orang-orang partai, pengu-

saha, pegawai negeri, pejabat, perampok, sudah membatu, hanya bisa dilunakkan dengan agama dan seni. Celakalah negeri ini jika orang-orang mengabaikan agama, juga seni. Tentunya seni yang baik. Anda akan dinilai stress jika anda memasang dasi sembarangan. Anda akan dinilai murtad, jika agama anda abaikan. Kalua memang penting, siapa yang layak memimpin selanjutnya? Setelah 20 tahun DKSB hadir, saya melihat organisasi ini tidak kunjung bisa memfasilitasi kreasi dan potensi para seniman. Ke depan, DKSB perlu dipimpin oleh orang, tentunya dari kalagan seniman yang intelektual, punya visi yang baik tentang kesenian dan seniman. Punya kecakapan berkomunikasi dengan semua kalangan, khususnya dengan Gubernur dan para wakil rakyat di DPRD Sumbar. Punya waktu yang cukup untuk mengurus organisasi. Punya hati yang tidak cepat patah ketika para pejabat dan wakil rakyat masih memandang seni, kesenian dan seniman dengan

sebelah mata. Idealnya bagaimana menurut Anda Dewan Kesenian itu? Tidak usah kita menuntut Dewan Kesenian yang ideal. Itu terlalu utopis. Cukup, kita cukup punya Dewan Kesenian yang representatif. Pengurusnya, dananya, programnya, semuanya representatif. Pada akhirnya, sebagaimana yang kita inginkan, kesenian yang dihasilkan para kreator seni di Sumbar ini bisa memperbaiki kepribadian masyarakat yang sudah begitu hedonis, konsumtif, autis-sosial bahkan anarkis Apakah Anda setuju DK dibubarkan saja? Dewan Kesenian dibubarkan? Saya setuju, jika kita, masyarakat juga setuju pemerintah ini dibubarkan. Pemerintah ada, bukan untuk mengurus pegawai atau kalangan tertentu saja, tapi mengurus dan memperhatikan semua aspek kehidupan rakyat, termasuk masyarakat seniman dan menjamin hidupnya kesenian di tengah-tengah masyarakat. Pewawancara Nasrul Azwar

Pemimpin Umum: H. Basrizal Koto. Konsultan Pengembangan Media: H. Hasril Chaniago, Pemimpin Redaksi: Zul Effendi, Pemimpin Perusahaan: Irfan Jasri, Tim Kerja Redaksi: Eko Yanche Edrie (Koordinator), Ismet Fanany MD, Nasrul Azwar, Atviarni, Dodi Nurja, Syamsu Rizal, Afrianita, Gusni Yenti Putri, David Ramadian, Nova Anggraini, Aci Indrawadi, Perdana Putra, Rahmatul Akbar, Gustedria, Reporter: Andika Destika Khagen, Ade Budi Kurniati, Suswinda Ningsih, Mice Angelasari, Rudi Antono, Haswandi, Koresponden: Syamsuardi S, Jon Indra, Ridwan (Bukittinggi), Dedi Salim (Pariaman), Zulkifli, Syafril Nita (Payakumbuh), Atos Indria (Lubuk Sikaping), Miazuddin, Kasra Scorpi (Lubuk Basung), Iwan DN, Darwin Danin (Padang Panjang), Yuldaveri, Emrizal (Batusangkar), M.Junir, Gusmizar (Pasaman Barat), Sabrul Bayang, M.Joni, Haridman (Painan), Syamsuardi Hasan, Riswan Jaya, Alfian, Almito (Solok), Marnus Chaniago (Solok Selatan), Alamsyah Halim, Fadilla Jusman (Sawahlunto), Azneldi (Sijunjung), Maryadi (Dharmasraya), Biro Jakarta: Syafruddin Al (Koordinator), Syafril Amir, Jamalis Jamin, Surya, Biro Riau: Hasan Basril Biro Kepri: Yon Erizon Tim Kerja Usaha: Isbadri Bakri (Koordinator Sirkulasi), Alfarino Ikhsan (Koordinator Promosi), Koordinator Pracetak: Andri Idra. Alamat Redaksi/Bisnis: Komplek Bandara Tabing, Jl Hamka Padang. Telp. (0751)4488700, 4488701, 4488702, 4488703, Fax (0751) 4488704 Email: redaksi_haluan@yahoo.com, website: http/harianhaluan.com, Kantor Jakarta: Basko Group, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. H1-2 Kuningan, Jakarta 12920, telp.: 021-5250868, faks: 021-5273310, Harga Langganan/iklan: Harga langganan bulanan dalam kota Padang Rp57.000, Harga eceran Rp2.500,- Tarif iklan: FC: Rp25.000/ mm kolom, Produk BW: Rp 10.000/mmkolom, Spot Colour: Rp20.000/mmkolom, Display: Rp 10.000/mmkolom, Sosial BW: Rp 8.000/mmkolom, Sosial FC: Rp 15.000/mmkolom, Iklan Mini(Max 1kolom X50mm) Rp 100.000/1 kali muat, Iklan Baris: Rp 10.000/baris Bank: BRI Cabang Padang Rek No: 0058-01-001430-30-8, PT Haluan Sumbar Mandiri Dicetak oleh Unit Percetakan PT Haluan Sumbar Mandiri Padang. Klik http://www.harianhaluan.com


Nasional

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

3

ISU KUDETA

Al Jazeera , Ada-ada Saja

SIARAN televisi Al Jazeera bikin geger. Laporan investigasi berjudul “Plot to Topple Indonesian President Uncovered” atau “Plot untuk Menggulingkan Presiden Indonesia Terbongkar” ramai-ramai dibantah. Media yang berbasis di Qatar ini mengungkapkan gerakan sejumlah jenderal purnawirawan senior mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menjatuhkan sang Presiden. “Jenderal-jenderal ini menggunakan grup Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis,” demikian dilaporkan koresponden Al Jazeera, Step Vassen, dalam rekaman yang ditayangkan Selasa malam, 22 Maret 2011. Dalam laporannya itu, Al Jazeera mewawancarai beberapa narasumber. Salah satunya adalah Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS), Chep Hernawan. “Para pensiunan jenderal sudah muak dengan berbagai kebohongan Presiden. Semula

mereka berupaya menggunakan isu-isu lokal seperti korupsi, tapi gagal. Kini mereka menggunakan isu Ahmadiyah, dan berhasil,” kata dia. “Para jenderal itu mengatakan Ahmadiyah harus dilarang, atau bakal ada revolusi.” Kepada Al Jazeera, Chep mengaku bahwa pada Januari lalu dia didekati oleh seorang pensiunan jenderal berbintang tiga. “Dia kasih semangat, pokoknya jalan terus. Ini namanya jihad. Jangan mundur, sehingga si pembohong itu bisa ditumbangkan,” Chep menirukan. Al Jazeera juga mewawancarai mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (purn) Tyasno Sudarto, yang selama ini memang dikenal sangat kritis terhadap pemerintahan SBY. Al Jazeera bahkan menyiarkan bahwa

Tyasno menyatakan mendukung gerakan-gerakan Islam radikal untuk menggulingkan SBY melalui “revolusi”. “Kami bekerja sama. Anglenya atau jalan masuknya berbeda. Mereka berjuang atas nama Islam, kami menggunakan politik. Tapi kami punya tujuan yang sama, yaitu perubahan. Kami ingin menyelamatkan negara ini, bukan meruntuhkannya. Revolusi harus berjalan damai, bukan dengan pertumpahan darah,” demikian dinyatakan Tyasno di liputan itu. Tyasno adalah mantan Pangdam Diponegoro dan pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat tahun 1999-2000. Video Al Jazeera juga menayangkan daftar “Dewan Revolusi Islam” yang beredar di Internet. Tertera di situ, dewan ini dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir, sedangkan Tyasno menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Muhammad Al Khaththath, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) yang kerap

FPI tak mau distir

Televisi Al Jazerra berpusat di Doha Qatar memimpin berbagai aksi unjuk rasa menentang Ahmadiyah, mengakui dia memang salah satu yang telah menyusun daftar itu.“Saya memang pernah bertemu dengan jenderal yang ingin menggulingkan Presiden,” katanya kepada Al Jazeera. “Saya tidak akan mengatakan apa-apa lagi.” Ditanya soal ini oleh wartawan, Al Khaththath tetap menolak menyebutkan siapa jenderal musuh SBY itu yang pernah bertemu dengannya. “Nggak tahu saya. Saya kan nggak sebut,” kata dia di selasela konperensi pers Tim Pengacara Muslim di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2011. Al Khatthath mengakui, dia memang pernah menyatakan di tvOne agar Presiden SBY tidak menambah musuh. “Kan mau bubarin ormas Islam. Jangan menambah musuh, karena yang memusuhi SBY kan sudah banyak, termasuk jenderal-jenderal itu,” kata dia. “Saya nggak menyebut jenderal itu siapa. Kan hak saya untuk tidak menyebut.” Aya-aya wae Menanggapi soal ini, pemerintah tampaknya tak begitu ambil pusing. “Aya-aya wae (ada-ada saja), kita kan sudah mengembangkan demokrasi di negara ini,” kata Menko Polhukam Djoko Suyanto. Menurut mantan Panglima TNI itu, isu kudeta itu isu lama. “Saya sudah tahu sejak seminggu-sepuluh hari yang lalu.” Namun, apapun isu itu, Djoko menambahkan pemberitaan tersebut tidak terlampau me-

nganggu kinerja pemerintahan. Tidak ada langkah tertentu yang diambil pemerintah menghadapi rumor itu. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan sejauh ini tak pernah laporan yang masuk soal gerakan penggulingan itu. “Tidak ada itu, dan tidak pernah boleh ada di Indonesia,” katanya. Ditanya soal langkah apa yang akan diambil, Purnomo mengatakan pemerintah selama ini terus memantau di lapangan. “Kami juga tahu persis seberapa besar gerakan itu,” kata dia. “Kalaupun ada (upaya penggulingan), akan kami hadapi. Kami punya informasinya, kami punya mata dan telinga.” FPI Membantah Salah satu kelompok Islam garis keras yang disebut secara eksplisit oleh Al Jazeera telah ditunggangi para jenderal adalah Front Pembela Islam (FPI). Menanggapi itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah FPI Jakarta, Habib Salim Umar Alatas membantah keras. “Tidak benar. FPI tak pernah disetir jenderal. FPI nggak gampang disetir. Kami bicara akidah, tak minta duit, tak minta jabatan,” kata dia kepada VIVAnews. “Yang ngomong bukan FPI. Jenderal siapa? Jangan mudah dipancing berita dari luar negeri.” Dijelaskan Salim, FPI masih menunggu keputusan presiden tentang pembubaran Ahmadiyah. “Tak ada maksud menggulingkan Presiden. Kalau Presiden mengeluarkan Kep-

pres itu, bahkan kami akan dukung,” katanya. Senada, Ketua Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menyatakan tidak tahu menahu soal Kabinet Dewan Revolusi Islam seperti yang diberitakan Al Jazeera itu. “Saya pikir itu sesuatu yang tidak benar. Jadi, saya tidak tahu,” kata Rizieq di Kementerian Agama, Rabu, 23 Maret 2011. “FPI sama sekali tidak pernah membuat daftar kabinet revolusi.” Rizieq mengaku khawatir jika FPI terus dituding sebagai kelompok yang berencana melakukan makar. “Ini jadi kontraproduktif, dikira akan membuat makar. Saya tidak menolak apresiasinya tapi kami harus main di koridor konstitusional,” ucapnya. Rizieq menyatakan tidak akan mempermasalahkan berita Al Jazeera itu melalui jalur hukum. “Kalau sudah menyangkut permasalahan hukum, akan kami pelajari dulu. Kita selesaikan secara elegan,” katanya. Tak diajarkan Kudeta Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letnan Jenderal (purn) Soerjadi juga membantah keras kabar itu. “Di tubuh TNI, darat, laut, udara, tidak pernah diajarkan untuk berontak dan kudeta,” kata dia saat kepada VIVAnews. “Kalau ada jenderal yang kudeta, itu bukan TNI. Amerika mungkin iya.” Menurut dia, “Meski banyak orang bilang bahwa

kepemimpinan SBY ragu-ragu dan sama sekali tidak memperbaiki keadaan, para purnawirawan tidak mungkin merencanakan kudeta.” “PPAD mendukung perubahan, tapi jangan seperti 1998 dulu. Kami ingin perubahan yang terkelola dan terkawal dengan baik, dengan agenda dan konsep yang jelas,” dia menegaskan. Soerjadi mendesak agar masyarakat jangan menyudutkan para purnawirawan dengan menyebarkan rumor seperti itu. Dia justru menduga isu ini semata upaya pengalihan isu. “Isu apa saja sekarang ini bisa dibuat untuk menggiring publik, menggiring pemerintah untuk lupa pada tugas pokoknya mensejahterakan rakyat.” Dia melihat isu ini diembuskan untuk kembali mendiskreditkan TNI. “Kok TNI disorot lagi? Yang mulai baik-baik dirusak,” kata dia. Soerjadi melihat ada benang merah antara isu ini dengan bertiupnya kabar tentang ‘Operasi Sajadah’—gerakan meng-Islam-kan kembali warga Ahmadiyah yang disebut-sebut melibatkan TNI. “Katanya melibatkan Pangdam Siliwangi. Tidak ada itu. Pangdam hanya melakukan silaturahmi dan berkomunikasi dengan pesantren, tahu-tahu diisukan ‘Operasi Sajadah’,” kata dia. Di mata Soerjadi, isu tersebut diciptakan untuk menimbulkan kesan bahwa TNI digunakan oleh satu golongan saja, dan tidak lagi setia pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. (d/vvn)

KARYA LAGU

“Udin Sedunia” Masalah Serius Sualudin SALAH satu watak kreativitas adalah “menarik perhatian”. Semakin banyak orang tertarik, kian berhasillah pekerjaan seorang kreator. Tentu saja, salah satu kelebihan para kreator adalah caranya memandang sebuah hal yang berbeda dengan cara pandang awam. Jika ia memandang sama dengan cara pandang orang kebanyakan, tentu karyanya tak akan dipandang, jika dilihat pun pastilah hanya akan dipandang sebelah mata. Lantaran pandangannya yang “lain” itulah, kerap karya seorang kreator dianggap nyeleneh, tidak lazim. Tetapi, begitulah, kalau lazim tentu tak dilirik orang. Sudah jamak, karya yang dilirik tentu memiliki sifat unik, lain dari yang lain. Konsekuensinya, tentu saja ada yang suka dan ada yang membencinya. Ya seperti lagu “Udin Sedunia” karya Sualudin yang orang Lombok itu. Udin tentu telah memeras otak agar dirinya dikenal supaya lagunya lain dari yang lain, dan sudah pasti menarik perhatian yang mendengarkannya. Tetapi, siapa sangka, lagu yang sudah diunggah di YouTube dan mulai dikenal secara luas itu mengundang kontroversi. Lagu “Udin Sedunia” dianggap menyinggung

orang lain. Bahkan, KPID NTB meminta lembaga penyiaran radio dan televisi untuk melakukan sensor internal ketat dan tidak menyiarkan lagu atau videoklip “Udin Sedunia” sebelum menghilangkan tiga kata tersebut, yakni “Sarafudin”, “Sapiudin”, dan “Tahirudin”. “Lirik tersebut bertentangan dengan Pasal 7 dan 9 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran tentang Penghormatan terhadap Nilai-nilai Kesukuan, Agama, Ras, dan

Antargolongan serta Penghormatan terhadap Norma Kesopanan,” katanya. “Pasal tersebut juga menegaskan agar isi siaran dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan, atau mengabaikan nilainilai agama serta martabat manusia Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia

Daerah Nusa Tenggara Barat (Wakil Ketua KPID NTB) Sukri Aruman di Mataram, Selasa (22/3). Menurut dia, kesimpulan tersebut diambil dalam rapat pleno yang melibatkan Ketua MUI Prof H Saiful Muslim MM; budayawan atau seniman Mustakim Biawan. ***

Liriknya tak Sederhana INI lagu tentang sebuah nama Kata orang Udin nama kampungan Jadi lagu enak juga didengar Kalau gak percaya simak dengan seksama Udin yang pertama namanya Awaludin Udin yang suka di kamar namanya Kamarudin Udin yang hidup di jalanan namanya Jalaludin Udin penggembala namanya Sapiudin Udin Udin namamu norak tapi terkenal Udin Udin walaupun norak banyak yang suka hahahaha... Udin yang sering ke masjid namanya Alimudin Udin yang rajin berdoa namanya Aminudin Udin yang agak stres namanya Sarapudin Udin yang tidak stres namanya Sadarudin Udin Udin namamu norak tapi terkenal… SEPERTI lirik di atas, Sualudin akhirnya memang terkenal oleh lagu “Udin Sedunia”. Tapi karena lirik itu pula Sualudin panen kecaman. Padahal, sejak awal lagu itu cuma ingin mengajak pendengarnya ber-haha-hihi saja, tanpa pretensi menyinggung siapa pun. Toh lagu tentang nama ini juga sudah kerap dipakai oleh para pencipta lagu sebelum Sehabudin.

Terlebih nama si pencipta dan penyanyinya juga Udin. Boleh jadi, dia memang hendak mengolok-olok dirinya sendiri, seperti halnya Tukul Arwana. Tetapi, begitulah, ternyata karya Sualudin harus berhadapan dengan institusi bernama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah yang mengawasi ihwal karya yang berhubungan dengan masyar-

akat. Seperti kita tahu, vonis buat “Udin Sedunia” sudah dijatuhkan, lagu ini melanggar aturan! Kita tunggu saja kisah apa yang akan terjadi setelah ini. KPID NTB punya kebijakan, masyarakat juga punya caranya sendiri untuk menilai, apakah “Udin Sedunia” menyakiti perasaan orang bernama Udin atau bahkan malah bisa menghiburnya. (d/kcm)


4

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Luar Negeri

Belajar dari Ketabahan Bangsa Jepang Negara dan bangsa Jepang dihajar tiga bencana beruntun, gempabumi dahsyat, terjangan tsunami, dan reaktor nuklir yang bocor mengeluarkan radiasi.Ketabahan mereka pantas diteladani.

RIBUAN orang mati, dan harapan meredup untuk menemukan 12.000 orang yang dinyatakan hilang. Selama berhari-hari dunia menyaksikan para korban selamat yang kebanyakan orang tua dan tinggal di desa-desa seperti Minami Sanriku dan Rikuzentakata, menderita, kehilangan orang-orang tercintanya, dan diserang udara dingin. Seorang wanita berumur 85 tahun yang kehilangan saudaranya akibat tsunami bernaung di sebuah pusat pengungsian di Rikuzentakata di Prefektur Iwate. Sakiko Kono, nama nenek itu, mengatakan, dia lari dari desanya di dekat pantai, di mana sebelum ini tinggal menyendiri. “Semua orang mengalami masa yang sulit, maka itu saya hanya ingin bertahan,” kata Kono. Bahkan, bagi orang Jepang yang terbiasa dianggap sebagai contoh manusia yang bertanggung jawab, berani, dan berdaya tahan, bencana ini memaksa mereka untuk merenungkan kembali siapa mereka sebenarnya. Tapi ini bukanlah kehormatan Samurai dan reputasi perilaku matang serta kesangatsopanan yang memenuhi jiwa mereka. Ini jauh lebih sederhana dari itu. Ini adalah soal bencana yang kembali mendekatkan lagi Jepang ke akar agrarisnya, bertahun-tahun dari masa modern Japan Inc. Ketabahan yang terlihat di Tohoku, istilah geografis untuk negara ini, adalah milik kaum petani dan nelayan Jepang, bukan pejuang atau pengusaha. “Di pusat masyarakat petani adalah wujud bahwa sekeras apa pun Anda bekerja, cuaca yang berubah dapat membuatmu kehilangan,” kata penyair Kundo Koyama. “Itu adalah kultur ketidakberdayaan.” Menolak bantuan luar Koyama, penulis skenario untuk film peraih Oscar 2008 Departures,

dan tinggal di Yamagata, salah satu prefektur di timur laut yang terkenda gempa dahsyat, yakin bahwa akar masyarakat petani inilah yang menjadi jalan bagaimana orang bisa bersama-sama.“Instingnya adalah menyimpan persediaan, menolong sesama, dan menjadi masyarakat yang mandiri bertahan,” katanya. Sekalipun jauh dari tanah airnya, orang-orang Jepang selalu melihat ke dalam ketika menyangkut kekuatan dirinya dan bahkan akan malu ditawari bantuan oleh orang luar. “Dengan penuh hormat, kami menolak menerima bantuan dari luar,” kata Tomoko Hirai, yang tinggal di London, sementara anak-anaknya belajar di sebuah sekolah Inggris. “Ini yang menjadi pertimbangan pemerintah kami, baik di masa ini maupun selama gempa bumi Kobe (1995) yang menewaskan lebih dari 6.000 orang,” sambung Hirai. Manakala relawan pemadam kebakaran bernama Takao Sato (53) mengetahui bosnya di pemadam kebakaran dan saudara iparnya hilang ditelan bencana, dia tidak berhenti bekerja demi mencari kedua kerabatnya itu. Sebagai deputi di divisinya, Sato mengisi pos yang dulu diisi bosnya dan melanjutkan operasi mencari jenazah. “Saya bertugas untuk masyarakat,” katanya. Perilaku yang tidak egois itu kerap digugahkan di Jepang oleh pujangga kelahiran Iwate, Kenji Miyazawa, yang belakangan ini terus dikutipkan untuk menggambarkan kemahaberanian masyarakat timur laut Jepang. Satu koran Amerika menjuluki para insinyur berpakaian seragam antiradiasi yang dengan gagah berani menantang bahaya radiasi untuk terus bekerja di reaktor-reaktor nuklir, dengan sebutan “The Fukushima Fifty”. Surat kabar Asahi Shimbun menyamakan para insinyur pem-

berani ini dengan cerita kepahlawan karya Miyazawa tentang seorang anak yang mengorbankan diri untuk menyalakan gunung berapi demi menyelamatkan penduduk desa dari kebekuan yang mematikan selama musim dingin yang menusuk kulit. Sebuah bait puisi Miyazawa berbunyi “Ame ni mo makezu” yang melukiskan daya tahan manusia dalam menghadapi alam, dikutip oleh aktor Ken Watanabe yang kemudian disiarkan oleh radio internet ke seluruh negeri. Di jantung semangat tabah masyarakat Jepang timur laut adalah pentingnya untuk senantiasa bertalian satu sama lain dengan masyarakat mereka. “Pada situasi seperti ini, saya tak ingin mengatakan hal-hal buruk mengenai orang lain atau menyalahkan mereka. Itu semua membuat saya sedih,” kata Sakari Minato, dealer mobil berusia 47 tahun di Yamadamachi yang juga di Prefektur Iwate. Rumahnya dihancurkan gelombang tsunami. Dia dan keluarganya kini tinggal di rumah kerabatnya. “Pada waktu seperti ini, yang paling penting adalah berhungan dengan orang-orang,” katanya. Bahkan di masa krisis, penduduk timur laut Jepang yang kota mereka gelap guli, kembali ke akar komunitasnya. “Saya tak pernah mengira kota kelahiranku akan seperti ini,” kata penyanyi Masao Sen ketika mengunjungi pusat pengungsian Sakiko Kono. Sen yang asli orang Rikuzentakata adalah artis terkenal di Jepang.Penyanyi balada lagu-lagu “enka” yang telah berusia 63 tahun dan kerap menggambarkan kehidupan yang keras di wilayah timur laut itu, berbagi semangat dengan para korban ketika anak-anak dan orang tua menge rumuninya untuk berjabat tangan dan berfoto. “Jepang tidak jatuh panik dan tidak kehilangan ketertibannya. Di negeri-negeri lain mungkin ada penjarahan. Inilah standar hidup tinggi rakyat di sini,” kata Masao Sen. Sungguh, luar biasa. (d/kcm/

Nenek Sakiko Kono, menyelamatkan cucu.

Mereka Melawan Bahaya PLTN Fukushima Ada tiga mesin diesel yang bekerja memompa air. Sayangnya, tiga mesin itu gagal beroperasi. Skenario terakhir adalah menggunakan baterai cadangan yang dapat bekerja selama 8 jam. Namun, ini tidak cukup berarti dalam mendinginkan teras. Berdasarkan kasus ini, menurut Ferhat, diperlukan perbaikan sistem cadangan pendinginan. “Meski dilakukan pendinginan, suhu di dalam reaktor masih di atas 1.000 derajat celsius,” kata Iwan Kurniawan, mantan karyawan Batan, yang juga menyelesaikan program doktornya di Jepang. Kondisi ini menyebabkan terjadinya reaksi antara zirkonium dan air menghasilkan gas hidrogen hingga tekanan dalam ruang reaktor naik. Hal ini mendorong dibukanya saluran keluar. “Ledakan terjadi karena gas hidrogen

dari dalam reaktor bertemu dengan oksigen di luar,” katanya. Pembukaan saluran itu, kata Ferhat, yang juga Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Batan, telah mempertimbangkan arah angin yang mengarah ke laut. Hasil pengukuran radiasi di sekitar PLTN yang dilakukan Badan Pengawas Nuklir Jepang (NISA) menunjukkan, tidak terpantau emisi radiasi nuklir ke udara. Meski demikian, Pemerintah Jepang mengambil langkah antisipasi dini terhadap ancaman radiasi, yaitu mengevakuasi 170.000 penduduk yang berdiam di dalam radius 20 kilometer dari PLTN. Kecelakaan di PLTN Fukushima masuk skala 4 karena tidak menimbulkan pelelehan teras. Peringkat ini masih di bawah Threemile Island, AS, dan Chernobyl, Rusia, yang masuk skala 5 dan 7.(d/kcm/ant)

MASSAL— Ribuan korban gempa dan tsunami Jepang dimakamkan secara massal. Semutakhir apapun, teknologi dan pengetahuan “wajib menyerah” pada kehendak Allah SWT. GEMPA berkekuatan 8,9 Skala Richter diikuti tsunami di pantai timur Pulau Honshu, Jepang, Jumat (11/3), tak hanya menerjang permukiman di kawasan itu, tetapi juga mengakibatkan ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Bencana ini memberi pelajaran tentang peningkatan sistem pengaman reaktor. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi merupakan salah satu dari sekitar 40 PLTN yang berada di Honshu, pulau utama di Jepang. Jumlah total PLTN di Jepang ada 56, yang memasok 33 persen listrik untuk negeri itu.”PLTN yang meledak pada Jumat tergolong pembangkit generasi awal dari tipe boiling water reactor (BWR), yaitu reaktor yang menggunakan uap air untuk menggerakkan turbin. Pembangunannya selesai tahun 1970-an dengan masa pakai 40 tahun. Jadi, PLTN ini sudah di tahun akhir

penggunaannya,” kata Ferhat Aziz, pakar teknik nuklir dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Meski tergolong tua, PLTN Fukushima memiliki tingkat dan sistem pengamanan yang modern. Dilihat dari ketahanan terhadap akselerasi pergerakan tanah akibat gempa, pembangkit ini memiliki skala 500 gal. Sebagai perbandingan, PLTN di kawasan rawan gempa di negara lain umumnya berkisar 150 gal. Dengan kekuatan setinggi itu, PLTN Fukushima telah dirancang untuk menahan gempa berskala hingga 9 SR.Berdasarkan sejarah kegempaan di kawasan itu, gempa tektonik di atas 8 SR berpotensi terjadi di sana dalam periode 140 tahun. Menurut Ferhat, yang menyelesaikan doktor bidang teknik nuklir dari Tokyo Institute of Technology, PLTN Fukushima menggunakan sistem BWR. Reaktor ini dikembangkan di Amerika Serikat pada

pertengahan 1950-an. Selain BWR, dunia juga mengenal dua tipe lain, yaitu pressurized water reactor (PWR) yang menggunakan air tekanan tinggi untuk menggerakkan turbin serta pressurized heavy water reactor (PHWR).Di Jepang, penggunaan tipe reaktor umumnya PWR dan BWR dengan jumlah berimbang. Sementara di dunia, jika dilihat dari jumlah PLTN yang beroperasi, PWR tergolong yang terbesar, mencapai 70 persen dari total PLTN. Tiga tipe reaktor itu kini dikembangkan hingga generasi kedua dan ketiga. Bahkan, PWR memiliki generasi III plus. “Pengembangan mengarah ke sistem pasif. Artinya, tak tergantung penanganan eksternal. Sistem yang terbangun secara otomatis melakukan pengamanan secara komprehensif dan terpadu,” kata Ferhat.

Desain BWR terbaru adalah advanced boiling water reactor (ABWR), yang dikembangkan akhir 1980. Pembangkit ini memiliki sistem kontrol komputer, sistem proses otomatis dan probabilitas kerusakan inti reaktor sangat rendah. Sistem pengaman Ketika gempa besar mengguncang Prefektur Fukushima, reaksi nuklir dalam inti reaktor di PLTN yang berada di dekat pantai itu otomatis berhenti. Ini sesuai dengan prosedur operasi standar yang dirancang. Namun, dengan terhentinya reaksi fisi itu, teras tempat berlangsungnya proses tidak langsung mendingin. Bangunan teras yang terendam air masih bersuhu tinggi. Karena itu, ada prosedur lain yang harus dilaksanakan, yaitu pendinginan harus terus dilakukan dengan mengalirkan air ke teras. Dengan berhentinya aliran listrik akibat gempa, ada mesin genset yang akan bekerja menggantikannya.

PARAH — Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi


Lancong

Ngalau Loguang dan Segala Keindahannya SIJUNJUNG, HALUAN-Sijunjung memiliki sejumlah objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu diantaranya Ngalau Loguang dan Pemandian Air Panas. Kedua objek wisata ini terletak di kawasan Nagari Aia Angek Kecamatan Sijunjung. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata itu tidak terlalu sulit. Sebab, kedua

objek wisata tersebut berada sekitar 13 kilometer dari pusat ibu kabupaten. Dari Muaro Sijunjung, pengunjung bisa menaiki kendaraan roda dua dan roda empat. Sepanjang perjalanan menuju lokasi dipenuhi pemandangan alam yang tak kalah elok Jajaran bukit dan hutan yang masih asri, serta sawah yang terbentang luas me-

nyambut kedatangan wisatawan. Ngalau Loguang sendiri berada di bawah Bukit Batu. Sebelum masuk ke pintu ngalau, anda akan melewati pos retrebusi dan hamparan lokasi parkir cukup luas. Di sini wisatawan bisa beristirahat sejenak sembari menikmati pemandangan alam sebelum masuk ke ngalau. Di dekat lokasi ini juga tersedia toilet dan tempat pemandian atau anak sungai yang berasal dari dalam ngalau Jadi tak heran, hamparan parkir ngalau ini sering dijadikan sebagai tempat berkemah. Bahkan, ibu-ibu PKK kabupaten dan kelompok pencinta alam sering menjadikan lokasi ini sebagai tempat acara bermalam, karena di lokasi ini juga tersedia pentas pertunjukan yang permanen. Sebelum ke dalam ngalau, anda mendapat suguhan beraneka ragam bentuk batu dan melewati batuan besar dan be-

berapa anak tangga. Setelah melewati anak tangga, anda sudah berada di pintu masuk ngalau. Ngalau yang konon kabarnya memiliki panjang sekitar 7 kilometer itu, sudah dilengkapi dengan sarana penerangan Hanya saja sarana listrik yang dipasang kedalam ngalau itu tidak berfungsi lagi karena karatan.Bagi yang belum pernah masuk ngalau loguang, anda bisa meminta warga sekitar jadi pemandu dan menyediakan sarana penerangan. Keindahan dalam ngalau cukup menarik, karena didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit yang beraneka ragam bentuknya. Sepanjang perjalanan menelusuri ngalau perlu kehati-hatian.Apalagi dalam ngalau juga terdapat anak sungai yang berair jernih. Dalam ngalau juga terdapat hamparan yang luas dan bisa dijadikan tempat beristirahat. Bila masih kuat anda bisa

keluar pada pintu terakhir.Namun bisa sudah capek bisa keluar pada pintu pertama, karena pintu keluar ngalau ini ada tiga. Setelah puas menelusuri ngalau, tak jauh dari lokasi ngalau terdapat pemadian air panas. Di sana ada dua tempat pemandian air panas. Jaraknya hanya 500 meter dari Ngalau Loguang.Di pemandian ini anda bisa berendam sembari menikmati keindahan alam yang sungguh mengasyikan.Suhu air-nya berkisar 35 derejad celsius. Objek wisata pemandian air panas ini, memang tidak sebagus objek wisata pemandian air panas pada kota-kota besar di Indonesia, karena belum dikelola secara optimal. Jika, dikelola secara optimal dan professional tentu bisa mendatangkan dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Sijunjung. (azneldi)

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

5

Goreng Jariang nan Kamek BELUM lengkap rasanya jika menu satu ini tidak hadir sebagai menu pendamping pada waktu makan. Bahkan tak sedikit rumah makan yang menyediakan masakan ini sebagai menu andalan. Selain rasanya yang “kamek” dan baunya yang khas, menu goreang jariang (Jengkol) mampu membuat penyukanya menjadi ketagihan. “Bisa membangkitkan selera, dan bisa dibuat ketagihan olehnya,” kata Anggraini, saat ditemui di sebuah rumah makan di Jalan By Pass Padang.Kesukaanya pada makanan ini sudah sejak kecilm dan telah turun menurun. Tidak hanya digoreng, dia jug apenyuka olahan makanan dari jengkol seperti kalio jariang atau kerupuknya. Meski dapat menimbulkan efek negatif seperti bau mulut tak sedap dan dan efek pada ginjal, namun tetap saja dirinya selalu meminta menu tersebut dihidangkan saat tengah makan di rumah makan atau restoran padang. Hal senada juga diakui Itam. Pria paruh baya ini ini bahkan memiliki trik tersendiri agar dapat terhindar dari bau mulut usai mengkonsumsi menu goreang jariang yakni dengan memakan menu berserat sebagai manakan penutup. Seperti mengkonsumsi buah-buahan. Selain itu, jelasnya untuk mengurangi efek negatif pada kesehatan jika mengkonsumsi menu ini berlebihan. Sebelum dimasak, jengkol terlebih dahulu direbus dengan banyak air sampai kulit mengelupas. Setelah ditiriskan, bahan ini kemudian di rebus lagi dengan dibubuhi sedikit garam dan sedikit kapur. Jengkol kemudian dikeprek sampai agak pecah-pecah, lalu goreng dengan minyak yang sedang panasnya.(aci*)

Pesona Pulau Sumba SUMBA, HALUAN-Pulau Sumba dapat dicapai melalui udara lewat dua bandaranya. Bandar udara Tambolaka di Sumba Barat dan Bandar Udara Umbu Mehang Kunda di Sumba Timur. Penerbangan dilayani setiap hari oleh Batavia dan Transnusa serta lainnya. Dari Jakarta pesawat akan transit di Denpasar, Bali sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau ini. Pulau ini juga bisa dicapai melalui laut dari pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.Jangan lupa membawa peta pulau maupun peta kota untuk memperkirakan jarak dan lokasi. Peta dapat diunduh dari beberapa situs panduan perjalanan.Kondisi jalan utama yang menghubungkan kota-kota utama di Sumba sudah relatif baik. Jalan-jalan yang lebih kecil masih banyak mengalami kerusakan, berlubang dan berlumpur saat hujan. Ada beberapa jembatan yang masih dalam perbaikan sehingga pengendara kendaraan bermotor harus menyeberangi sungai. Transportasi umum tersedia pada jalur-jalur utama. Angkutan antar kota menggunakan mobil elf, biasanya sangat penuh sampai penumpang bergelantungan di pintu dan atap mobil. Jalur menuju daerah yang lebih terpencil dilayani oleh beberapa truk dengan jadwal tak menentu. Dua kota besarnya, Waingapu dan Waikabubak dapat dicapai dengan travel seharga Rp50 ribu dengan waktu tempuh 5 jam. Travel akan menjemput dan mengantar penumpang ke tempat tujuan. Pengelola hotel biasanya bisa membantu mencari motor maupun mobil yang disewakan. Tarif penyewaan motor lengkap dengan pemandu Rp 200 ribu. Adapun tarif sewa mobil mulai Rp400 ribu.Hampir tidak ada makanan khas yang dijual di

Sumba. Ditambah lagi, jarang sekali ada warung yang menjual makanan. Tempat makan hanya ada di pusat kota. Meski sebagian besar penduduk beragama Nasrani, namun makanan halal dapat diperoleh dengan sangat mudah. Jika ingin pergi jauh seharian ke daerah terpencil, sangat disarankan untuk membawa bekal dari kota. Oleh-oleh khas Sumba adalah ikat tenun. Beberapa kampung adat juga merupakan penghasil ikat tenun terbaik. Sempatkan melihat proses tenun dan pewarnaan dengan menggunakan bahan alami yang didapat dari alam. Motif tenunan berbeda di masingmasing daerah. Sumba barat punya tenunan bermotif lebih sederhana dari Sumba Timur. Ada beberapa pilihan menginap murah seharga Rp100 ribu sampai Rp500 ribu, terutama di ibukota kabupaten. Biasanya hotel juga menyediakan transportasi dari dan menuju bandara. Ada pula pilihan untuk menginap di resort

berbintang seperti Nihiwatu di Sumba Barat. Pejalan yang berkunjung pada musim hujan akan bertemu Sumba yang hijau, basah dan bersyukur atas hujan. Padang sabana terbentang seperti karpet hijau sejauh mata memandang. Mengunjungi Sumba pada musim hujan artinya harus siap menembus jalan yang berubah menjadi kolam berlumpur. Pada umumnya kondisi jalan utama Sumba sudah cukup bagus. Namun untuk menuju pantai maupun kampung adat di pedalaman, perjalanan harus melewati jalan tanah yang akan becek ketika hujan turun. Tak demikian keadaannya pada musim kemarau. Saat itu padang hijau akan diganti warna cokelat karena rumput kekeringan. Sumba memang masyhur dengan cuacanya yang panas dan kering. Taufik Ismail dalam puisinya yang berjudul Beri Aku Sumba menceritakan Sumba sebagai “cuaca tropika, kering tanpa hujan ratusan hari.”

Saat musim panas, transportasi menuju tempat terpencil lebih mudah. Langit nampak biru dengan malam penuh bintang sehingga memungkinkan petualangan di alam bebas seperti hiking atau berkemah. Selain memperhitungkan cuaca, waktu terbaik untuk melakukan perjalanan di pulau ini adalah saat digelarnya upacara adat. Upacara yang sayang untuk dilewatkan adalah Pasola, “perang” dua pasukan berkuda dengan cara melempar lembing dari atas kuda.Upacara adat Pasola digelar empat kali setahun di empat tempat berbeda, biasanya pada Februari dan Maret. Hanya pemuka adat yang bisa menentukan kapan tanggal pasti Pasola digelar, karena upacara ini harus dilakukan bertepatan dengan munculnya cacing Nyale dari laut.Upacara dimulai sejak dini hari dengan kegiatan mencari nyale di pantai. Sesudahnya barulah para rato bersiap di atas kuda, tanpa pelana. Pasola merupakan kegiatan

yang berisiko tinggi karena melibatkan . Peserta Pasola tak takut darah yang tumpah. Luka dianggap biasa dan kematian tak menyisakan dendam. Adapun pada bulan Oktober atau November terdapat upacara penutupan Wula Podu di Waikabubak, Sumba Barat. Wula podu adalah bulan larangan yang berlaku di Kampung Tarung, Prai Klembung dan Waitabar. Pada bulan larangan para penghuni kampung banyak dilarang melakukan berbagai kegiatan – bahkan tak boleh menangisi keluarga yang meninggal. Pada akhir Wula Podu penduduk mengadakan pesta adat yang sangat meriah dengan korban binatang dan tari-tarian. Upacara pemakaman juga menjadi atraksi menarik bagi para turis. Pemeluk kepercayaan Marapu percaya bahwa orang mati membutuhkan bekal untuk pergi ke alamnya. Jenazah akan dibungkus dengan berlapis-lapis kain tenun, diiringi dengan

penyembelihan korban hewan dalam jumlah banyak. Puluhan kerbau, puluhan babi dan ratusan ayam dipercaya bisa menjadi bekal almarhum menjadi roh penghuni Marapu. Semua upacara ini tidak

diadakan secara teratur menurut kalender masehi. Untuk mengetahui kapan upacara-upacara ini diadakan, sebaiknya hubungi biro perjalanan maupun hotel sebelum merencanakan perjalanan.(perempuan.com)


6

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Ekonomi Bisnis

Rum ke Italia Berkat Kulit Kiloan Laporan : DELVI YANDRA

BERKAT KULIT perca kiloan yang dia beli di Medan dan Surabaya, Muhammad Rum Tanjung adalah satu-satunya pengrajin sepatu utusan dari Sumatera Utara yang diundang ke Italia untuk mengikuti pelatihan pembuatan sepatu bersama pengrajin sepatu se-Indonesia di sana. “Mereka terkejut kok tamatan SMP bisa ikut pelatihan ke Italia,” kata Rum saat ditemui Haluan. Dia mengatakan kulit perca kiloan itu dia kerjakan sendiri agar dapat menjadi sepatu utuh. Sementara tapaknya, dia beli kepada pengusaha tapak sepatu di kawasan Pondok, Padang. Pengusaha Italia yang juga

bekerja sebagai dosen tidak percaya Rum yang hanya tamatan SMP dapat ikut dalam program pelatihan tersebut. Begitulah Rum, ayah 13 anak ini tidak menyerah dalam soal sepatu. Sejak kecil Rum telah terbiasa mengerjakan sepatu. Lelaki yang lahir di Medan tepat pada hari peringatan

SEPATU-sepatu buatan Rum

Susu Kolostrum Terbaik

Product of New Zealand dengan kandungan IgG 337,5 Mg & Kalsium alami “Trucal” 2.250gr yang di Ekstrak dari susu sapi murni dengan komposisi 99,9% mirip komposisi tulang manusia. BPOM RI - ML 806701001777

Kulit itu sering dipakai sebagai kursi dan alas kaki pada mobil dan pesawat terbang. Awalnya kulit perca itu dibelinya per kilo seharga 50 ribu rupiah. Dengan bahan itu, Rum membuat pola sepatu, digambar dan menjahitnya sendiri dengan benang nilon. Kemudian diberi tapak dan dicat dengan cat warna khusus untuk sepatu. “Bahan baku di Padang ini mahal dan perindustrian kurang maju,” kata Rum yang mengaku memesan bahan baku dari Jakarta. Kalau untuk ukuran tapak Rum mematok sesuai dengan ukuran kaki misalnya, ukuran kaki 28 maka akan dia ukur 28 x 28 bujur sangkar untuk ukuran tapak sesuai permintaan

C2Joy

Kolestrol Keputihan, melancarkan Haid Leukimia, Anemia Lupus Maag Malaria Mencerdaskan Otak Migran Osteoporosis Parkinson Gangguan Jantung Herpes HIV/AIDS Jerawat

Parkinson Radiasi Rheumatik Seksualitas Sinusitis Stress, Depresi SARS TBC Thypus, Lever Virus Toxo Wasir/Ambein Kista, Miom, Tumor, Kanker Gagal Ginjal Flu/Influenza

Layanan Informasi Hubungi : 08126647590 - 081267779972 Dapatkan di Apotek, Toko Obat & Swalayan di Kota Anda Padang : Apotek Dion, Jl. Kesatria Tarandam - Apotek Al asri, Jl. Imam Bonjol - Apotek Dhea Sari, Jl. Imam Bonjol. Bk. Tinggi : DA Mulia Swalayan, Jl. ST. Syahrir Tarok - Apotek Kharisma, Simp Tembok - Apotek Al-Kautsar, Simp. Tembok - Apotek Landbouw, Simp. Landbouw - RB Riri, Jl. Sudirman.

kunjungi website kami di http://mygoldenduck.com/

BERYL COPY CENTRE Grosir & Retail Sales, Service, Spare Part & Rental Mesin dari USA Menyediakan Mesin Foto Copy Bermacam Tipe : CANON NP 6050 CANON IR 5000 CANON IR 6000 CANON IR 5020 CANON IR 6020 CANON IR 8500 CANON IR 6570 CANON IR 2200 CANON IR 3300 CANON IR 8500 = Rp.

RUM di tempat usahanya

ruicao

Terbukti Dapat Mencegah Dan Membantu Proses Penyembuhan Penyakit Alergi Alzhaimer Asam Urat Asthma Awet Muda Batuk, Bronchitis Bisul Cacar Air Campak Darah Rendah/Tinggi Demam Berdarah/DBD Demam Tulang Diabetes(Kencing Manis) Diare

kemerdekaan Indonesia 56 tahun silam ini, mengaku bahwa orang tuanya tidak perlu membiayai kelahirannya karena pada saat itu Presiden Soekarno membebaskan biaya rumah sakit bagi kelahiran bayi di Indonesia. Ketika berumur 18 tahun, Rum mendaftar menjadi tentara tetapi dia urungkan karena saat itu dia akan dikirim ke Timortimur. Rum tidak memiliki alasan untuk membuka usaha sepatu ini. Sejak SMP dia memang sudah membuat sepatu. Sepulang sekolah, Rum mengerjakan sepatu hingga pukul enam sore. Sehari dia sanggup mengerjakan enam pasang sepatu untuk dijual. Mulai dari bekerja dengan orang lain sampai menjadi mandor pada usaha sepatu merek “Carfield” di Jakarta pada tahun 1974. Kesuksesan itu juga berkat pelatihan di Italia yang pernah dia ikuti selama tiga minggu. Dan kini, Rum bersama istrinya Zaheni membangun sendiri usahanya dengan nama “Rumsel” di jalan Moh. Hatta, Kec. Pauh, Padang. Rumsel (akronim dari Rum Selamat) telah berdiri sejak enam tahun lalu. “Nama ini sudah kita patenkan supaya selalu selamat. Sel itu artinya selamat ha-ha-ha,” Rum berseloroh. Untuk memajukan usaha tersebut, Zaheni turut ambil bagian dengan mengikuti pelatihan manajemen untuk mitra binaan PT Semen Padang pada tahun 2009. Setahun kemudian, Rum pula yang mengikuti pelatihan teknologi produksi sepatu kulit yang diselenggarakan di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan modal 3,7 juta dan berkat pinjaman gadai surat SK pekerjaan mertuanya yang sudah lanjut usia, Rum memulai usahanya enam tahun silam. Dia membelanjakan uang tersebut untuk membeli kulit Korea kiloan sebagai bahan dasar pembuatan sepatu.

28 juta BERYL COPY CENTRE

Hubungi : Jl. Veteran No. 50 Padang Telp. (0751) 32666 Jl. Nangka No. 40 Pekanbaru Telp. (0761) 61360 Jl. Sutan Agung No.07 Jambi Telp. (0741) 32495

pembeli atau pun pelanggan yang memesan kepadanya. Dosen, sopir dan pegawai

menambahkan ukuran tumit pada sebelah sepatu pemakainya agar didapat tinggi

kantoran menjadi pelanggan Rum. Tidak sampai di situ saja, Rum juga menangani pelanggan yang kakinya tinggi sebelah, kaki pincang, kaki buntung sampai waria (wanita pria). Rum tidak kesulitan memenuhi permintaan pelanggannya karena dia tahu apa yang harus dilakukan agar si pemakai sepatu tetap nyaman memakai sepatu buatan Rum. Pelanggan yang kakinya bunting dan pincang misalnya, Rum memasang tali sebagai penahan antara sepatu dan kaki pemakainya sesuai dengan desain dan model yang dimintakan. Lain halnya dengan pelanggan yang kakinya tinggi sebelah, Rum akan

yang sempurna. “Ada pegawai. Dia pendek dan dia pegawai tapi dia malu lalu dia pesan sepatu pada saya,” kata Rum. Kalau untuk urusan waria, Rum juga tidak kesulitan. Biasanya mereka akan sering datang untuk memastikan sepatu pesanannya kepada Rum. Mereka juga telah memberikan Rum pola gambar atau contoh gambar yang akan dibuat sesuai permintaan. Rum mematok harga yang bervariasi pada sepatu yang dibuatnya. Mulai dari harga seratusan sampai 350 ribu

RUM BERSAMA istrinya Zaheni membangun sendiri usahanya dengan nama “Rumsel” di jalan Moh. Hatta, Kec. Pauh, Padang.

Terapi AL-QUR'AN Jl. Sutan Syahrir No. 155 Kel. Mata Air Jembatan Babuai (Dekat Masjid Mujahidin) Padang

HP. 0813 7483 0389 MENGOBATI BERMACAM JENIS PENYAKIT KRONIS MAUPUN BARU Lumpuh, Stroke, Kencing Manis/Diabetes, Darah Rendah/Tinggi, Jantung Koroner, Sakit Kepala Menahun/Migran, Sakit Gigi, Belum Punya Keturunan, Maag Kronis, Pembengkakan Perut/Kista, Kena Guna-Guna, Impontensi, Ketergantungan Narkoba, asam Urat, Batu Ginjal, Diabetes, Ketenangan Batin, Ambeyen, Polip, Buka Aura, Mempererat hubungan suami istri, Belum punya jodoh, Mata katarak,dll

Tidak ada penyakit yang tidak sembuh, asal mau berobat dan izin Allah SWT. Buka jam 10.00 - 19.00 WIBMinggu Buka Jam 08.00 - 15.00 Jumat tutup

TEMPAT USAHA Rum di Pauh Padang

Foto-foto :

rupiah. Untuk sepatu dengan bahan kulit asal magetan, dia menjual dengan harga di atas harga normal karena katanya, kulit dari magetan halus dan tidak mudah patah Omset yang diperolehnya per hari biasanya 200 hingga 250 ribu. Tetapi kalau sedang mujur, Rum akan mendapat hampir 1 juta rupiah. Kadang-kadang sepatu-sepatunya dibawa ke Mentawai untuk dijual. “Kita memakai garansi tiga bulan, kalau tanggal uang kembali,” ungkap Rum. “Kalau ada modal besar saya berani buka grosiran,” katanya lagi. Dia berharap besar terhadap pemerintah untuk dapat memajukan pengusaha-pengusaha kecil sepertinya di Padang. Pada tahun 1800, pertama kali sepatu diperkenalkan di dunia. Sepatu bersol karet pertama kali dibuat dinamakan “plimsolls. Kemudian disusul tahun 1892 Goodyear dan perusahaan sepatu karet divisi dari US Rubber Company, memulai memproduksi sepatu karet dan kanvas dalam nama yang berbeda dan pada akhirnya ditentukan bahwa Keds adalah nama yang terbaik. Hingga sekarang kita mengenal sepatu kets. ***

Delvi Yandra


Rantau

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

7

PKDP Banten Terbentuk BANTEN, HALUAN – Setelah lama ditunggu, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) akhirnya berhasil dibentuk, Jumat (25/3) lalu di Restoran Dadu, Ciledug, Tengerang, Banten.

syafruddin ujang

MENJULANG TINGGI — Balairung Minangkabau di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timurtampak berdiri kokoh menjulang tinggi dan megah dengan atap bagonjongnya. Bila dilihat dari Salemba, gedung baru yang merupakan gagasan Gubernur Hasan Basri Durin yang kemudian diwujudkan oleh Gubernur Gamawan Fauzi itu, nampak mencolok ketimbang gedung lainnya.

Pertemuan yang dimulai setelah Magrib tersebut berlangsung cukup hangat dan dihadiri oleh sejumlah DPD yang ada di Provinsi Banten, seperti dari Tengerang, Serang, Pandeglang dan beberapa orang pengurus DPD PKDP lainnya. Pertemuan itu dipimpin leh Sekjen DPP PKDP Ruslan Abdul Gani dengan dihadiri juga oleh Bendahar Umum DPP PKDP M. Sa’bban, serta wakil bendahara H. Suharto. Terpilih sebagai Ketua Umum DPW PKDP Banten adalah H. Rasyid Zen Datuk

Tan Malin, Sekretaris Andreas, SE dan Bendaha Kompol Yulhendri. Tiga orang pengurus inti DPW ini diberi waktu sebulan ke depan untuk melengkapi susunan pengurus sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Menurut Ruslan, pembentukan DPW-DPW di setiap provinsi adalah target kerja dari kepengurusan DPP PKDP yang kini dipimpin oleh Ketua Umumnya, Suhatmansyah Is. Belum lama ini, kata dia, DPW PKDP Sumbar yang sempat vacum sudah berhasil dibentuk

lagi dengan ketua umumnya Wakil Gubernur Sumatra Barat Muslim Kasim, dan DPR Riau. Banten dan DKI adalah target yang perlu diselesaikan sesegera mungkin. “Alhamdulillah, hari ini kita sudah behasil membentuk DPW PKDP Banten sehingga koordinasi DPD-DPD di wilayah provinsi ini bisa berjalan dengan baik,” timpal Bendum M. Sa’bban pula. Sa’bban yang belum lama ini bergabung ke DPP sebagai bendahara umum itu, menyebutkan bahwa PKDP di wilayah Banten cukup aktif menggelar berbagai kegiatan. Malah, pada Sabtu (26/3) kemarin, juga menggelar Maulud Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Universitas Budi Luhur, Ciledug. (h/sal)

MAPPAS BENTUK PENGURUS BARU

Siap ‘Cikaraui’ Kemajuan Pariwisata Ranah Minang

JAKARTA, HALUAN – Masyarakat Peduli Pariwisata Sumbar (MAPPAS) yang digerakkan oleh perantau Minang di seluruh dunia, berhasil membentuk kepengurusan baru periode 2011-2014. Kepengurusan baru yang dipimpin oleh Ketua Umumnya ET. Hadi Saputra itu, siap ‘mencikaraui’ kemajuan pariwisata Sumbar dari rantau.

Kepengurusan yang dibentuk sekarang ini, merupakan periode kedua sejak organisasi masyarakat rantau yang mengkhususkan diri untuk bidang kepariwisataan ranah itu terbentuk tiga tahun lalu dan dipimpin oleh Ketua Umumnya DR. Saafroedin Bahar. Untuk periode kedua ini, Saaf, panggilan akrab Saafroedin Bahar merasa sudah tak kuat lagi karena sudah lebih dari 70 tahun dan menyerahkan estafet itu kepada generasi yang lebih muda. “Saya ini sudah cukup tua untuk organisasi seperti ini. Jadi, pantasnya memang kalian para anak muda yang harus terjun membantu dan mencikaraui pariwisata Ranah Minang itu,” pesannya melalui milis MAPPAS dan dalam pertemuan pembentukan formatur pada 11 Maret 2011 lalu di Restoran Kubang, Kalimalang, Jakarta Timur. Pada pembentukan formatur itu, juga hadir salah seorang utusan perantau Minang dari luar negeri, yaitu Dutamardin Umar, dari Virginia, Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, berhasil dipilih lima tim formatur, yaitu: ET Hadi Saputra, Anthony Hilman, Dady Yusmen, Herman Rajo

Malano dan Nuraini B. Prapdanu yang sebelumnya adalah Sekjen MAPPAS. Tim formatur yang diberi mandat selama sebulan untuk membentuk kepengurusan baru itu, pada Kamis (24/3) langsung mengadakan rapat formatur untuk membentuk kepengurusan lengkap, terdiri dari Dewan Kehormatan Menbudpar RI, Gubernur Sumatra Barat, Bupati dan Walikota se Sumatra Barat. Dewan Penasehat Fasli Jalal, Sapta Nirwandar, Emirsyah Satar, Mazni Harun, Saafroedin Bahar, Yulnofrin Napilus, Basrizal Koto dan Rainal Rais. Dewan Pakar: Rektor Unand, Joop Ave, I. Gede Ardhika, Fadli Zon, Andrinof Chaniago, Indra J. Piliang, dan Firdaus HB. Kemudian Dewan Eksekutif terdiri dari: ET. Hadi Saputra (Ketua Umum), Nuraini B. Prapdanu (Wakil Ketua Umum), Mirna D. Naamin (Sekretaris Jenderal), Emil Rusli (sekretariat), Syafruddin AL dan Rini Angraini (Humas), Reni Sisriyanti (Bendahara) dan Reska Oktaberia (Wakil Bendahara), serta Denny Azani B. Latief danFabiola H (Hukum/Advokasi). Selanjutnya Litbang Pariwisata diketuai Dedi Yusmen

dengan rekan kerjanya Bot S. Piliang dan Nanda (Inventarisasi-Pengelolaan Data), Yoss Fitrayadi dan Nasdi Heri (Riset dan Pengembangan), Arief Budiman S Rangkayo Mulie (Publikasi/Training). Untuk Kelembagaan diketuai oleh Anthony Hilman dengan kerabat kerja Teddy Irwana Mannas dan Illalahdi Chaniago (Hubungan Antar Lembaga), Ricky Avenzora dan Noviandry (Pengembangan Komunitas Pariwisata/Community Tourism Development), Johannas M. Backir, Apriosn dan Raymond Rais (Tourism Wath). Selain itu, MAPPAS juga sejumlah perwakilan, baik di Sumbar, di nusantara dan bahkan luar negeri, seperti Armen Zulkarnain dan Luhur Budi Anda (Sumbar), Zainul Achir Tanjung dan Adrianto (Riau), Jupardi Jepe (Kalimantan), Desi Lidesma (Jawa Barat), Heri Tanjung (Paris, Perancis), Nani Sariati, Zeynita Gibbons (London), Elisha Witshijer (Belanda), Junaidi (Singapura), Idris Talu (Malaysia), Dutamardin Umar dan Emmy Rosche (Washington). Rencana Umum Mappas Masyarakat Peduli Pariwisata Sumatra Barat/MAPPAS sebagai Lembaga Swadaya

Kadar Gula Menurun, Stamina Meningkat Pemilik Apotek Maisunnah di Jalan Urip Sumoharjo, Pasar Legi, Ponorogo, Jawa Timur, ini sudah sepuluh tahun menderita diabetes mellitus dan gula darahnya pernah mencapai angka 430 mg/dl. Akibatnya, sarafsaraf lelaki 53 tahun ini banyak yang lemah dan ia tidak tahan lagi duduk berlama-lama. Selain itu lutut dosen fakultas pertanian di sebuah universitas swasta di Ponorogo ini juga sering pegal-pegal dan badannya lemas. Walaupun demikian, dengan alasan tersendiri, alumnus Universitas Sebelas Maret, Solo, ini tak pernah berobat ke rumah sakit atau dokter. Yang ia lakukan hanya minum obat-obatan saja. Mungkin diakibatkan oleh itu, ayah dua anak ini juga kena serangan batu ginjal untuk yang kedua kalinya. Padahal dulu, ia pernah menjalani operasi batu ginjal. Sejak dua tahun sebelum wawancara ini berlangsung, sarjana strata dua dari UPN Surabaya ini tak mau lagi meminum obat. Untuk me-maintain kesehatannya, ia hanya mengonsumsi kedelai bubuk New Mandala 525 dua kali dalam sehari. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. “Selain kadar gula darah saya turun, stamina pun meningkat dan keluhan-keluhan tadi banyak berkurang,” ungkap lelaki yang juga punya apotek di Muh.Hermanto Jalan Soekarno-Hatta, Ponorogo, ini.Diabetes sering memancing penyakit lain untuk ikut “bermukim” dalam tubuh. Gula yang kita konsumsi mulanya diserap oleh darah. Untuk bisa digunakan sebagai tenaga, gula harus masuk ke jaringan sel. Untuk masuk, dibutuhkan insulin. Jika insulin cukup, gula dalam darah diubah jadi gula sederhana dan digunakan untuk metabolisme. Tapi bila insulin kurang, gula menumpuk. Darah yang dipenuhi gula menjadi kental. Untuk membuangnya dibutuhkan air. Itu sebabnya penderita sering haus. Gejala lainnya adalah penglihatan berkurang dan terjadi impotensi pada lelaki. Terkadang gula yang menumpuk tak bisa dibuang seluruhnya. Akibatnya, sirkulasi darah terganggu. Ini menyebabkan munculnya penyakit lain. Penyebab diabetes beragam, tapi umumnya merupakan bawaan. Mereka yang punya riwayat keturunan menderita penyakit ini (disebut

Masyarakat (Non Governmental Organization) memegang peranan penting dalam pengembangan dan manajemen pariwisata. Ini juga terjadi di negara-negara lain, baik yang sudah maju ataupun masih berkembang. Selama ini ada beberapa komunitas dan LSM yang bergerak didaerah-daerah lain di Indonesia, seperti Masyarakat Peduli Pariwisata Sumatra Utara, Jawa Barat, Jakarta, Bali Tourism Watch, Masyarakat Indonesia Peduli Pariwisata, Masyarakat Pariwisata Indonesia, dan seterusnya. Kesimpulan yang didapat mengenai peran serta LSM-LSM dan Komunitas tersebut, antara lain; mengurangi dampak negatif dan intensitas yang berlebihan terhadap lingkungan dan habitat yang masih alami atau belum terjamah. Mereduksi alterasi budaya, dan semacamnya termasuk mengurangi ancaman kehilangan peninggalan bersejarah/ heritage: Sadar Wisata untuk meningkatkan kesadaran wisatawan dan pelaku pariwisata terhadap sumber daya alam dan budaya. Yang keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Sustainable Tourism Development, menghasilkan atau mendatangkan dana dari para donator yang peduli terhadap konservasi sumber daya alam dan budaya sehingga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan. Kemudian juga promosi: melakukan kegiatan promosi yang terpadu dan tidak hanya melulu pada pola promosi konvensional seperti iklan (promotion-advertising), tapi bisa mengarah pada branding dan image building. Dalam hal ini, MAPPAS tidak akan ikut berbisnis praktis, akan tetapi akan tetap berusaha mengambil bagian di setiap kegiatan pariwisata Sumatra Barat sebagai institusi nir-laba. Menurut Hadi Saputra, ada beberapa peran yang bisa dimainkan oleh MAPPAS ke depan dalam pengembangan pariwisata, seperti: sebagai fasilitator atau penghubung di antara para stakeholders pariwisata misalnya: antara industri pariwisata dengan masyarakat lokal, antara pengelola kawasan yang dilindungi dengan masyarakat lokal, dan antara pemerintah dengan masyarakat lokal. (h/sal)

ADVERTORIAL

diabetisi) berpotensi besar mewarisinya. Umumnya gejala itu baru terdeteksi di atas usia 40. Tetapi, bukan berarti yang tidak memiliki riwayat keturunan takkan terkena penyakit ini. Dan bukan berarti pula orang muda tak akan terkena penyakit ini. Penelitian menunjukkan, anak kecil pun ada yang menjadi diabetisi. Penelitian juga menunjukkan, dengan proses yang sulit dijelaskan isoflavon kedelai dan sejumlah kandungan lain kedelai mampu membantu mengatasi gejala ini. Meski demikian, menjaga pola hidup sehat tetap dianjurkan untuk dijadikan prioritas utama, seperti berolahraga dengan teratur, beristirahat dengan cukup, menjaga pola makan dengan baik, berpikir positif, dan meminum air putih dengan cukup. New Mandala 525 sangat laku di seluruh wilayah pemasaran karena manfaatnya yang nyata dan produknya yang diolah secara higienis. Ini amat ditunjang oleh mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat masa kini untuk beralih ke bahan-bahan nabati dalam memelihara kesehatan. Produk ini bukan obat melainkan minuman kesehatan untuk keluarga. New Mandala 525 sekarang sudah tersedia di Apotik/T.O terkemuka di kota anda atau ingin tahu lebih jauh, hubungi perwakilan kami untuk wilayah Sumbar : (0751) 7854443 atau Distributor wilayah : Padang Panjang 081266713023, Bukittinggi (0752) 34189, Payakumbuh (0752) 92813, Batusangkar (0752) 73498, 081374366690, Pariaman (0751) 9009875, Padang Pariaman 081363143179, Lb Basung 081374505630, Pasaman Barat 0813 14285681, Lb Sikaping 081363978162, Painan (0756) 21314, Solok (0755) 20327, Sawahlunto 081374643868, Muaro Sijunjung (0754) 21363, 0812170305226, Dharmasraya 085274678529, Muaro Labuah (0755) 70342

DINKES: PIRT No. 15320503590


8

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

HONGARIA 0 VS 4 BELANDA

8 BUDAPEST, HALUAN-Belanda mempertahankan rekor sempurnanya di kualifikasi Euro 2012 dengan melibas Hongaria 4-0. Pelatih Oranje Bert van Marwijk menganggap penampilan anak asuhnya sudah seperti Barcelona. Empat gol, masing-masing satu dari Rafael van der Vaart, Ibrahim Afellay, Dirk Kuyt dan Robin van Persie, membuat Belanda membawa pulang tiga angka dari Stadion Ferenc Puskas, Sabtu (26/3) dinihari WIB. Dominasi Belanda terlihat dari statistik lansiran Soccernet di mana Van Persie dkk menguasai 57 persen ball possesion dan lebih banyak melepaskan tembakan ke gawang (9 berbanding 6). Van Marwijk sangat puas dengan penampilan itu dan bahkan menilai timnya tampil seperti Barcelona.

ORANGE SEMPURNA Del Piero Ingin Lanjut TURIN, HALUAN-Alessandro Del Piero tahun ini sudah memasuki umur 37 tahun. Namun Del Piero menegaskan ia belum mau untuk gantung sepatu dan masih ingin bermain untuk Juventus. Kontrak Del Piero akan habis musim panas ini dan ia kini tengah dalam pembicaraan dengan manajemen klub mengenai perpanjangan kontraknya. Sejak bergabung dari Padova pada musim 1993 Del Piero berstatus sebagai legenda serta maskot klub asal kota Turin itu. Sudah 671 kali Il Pinturicchio tampil dan 281 gol dicetaknya. Pencapaian itu menunjukkan betapa pentingnya Del Piero bagi Juve.Musim ini Del Piero memang tak lagi jadi pilihan utama Luigi Del Neri karena banyak memainkan laga dari bangku cadangan. Dengan umurnya yang kian menua, maka opsi penisun bisa jadi pilihan terbaik baginya. Namun pesepakbola asal Italia itu menepis segala kemungkinan dirinya bakal pensiun dalam waktu dekat. Ia masih berkeinginan tampil bagi Juve selama ia mampu menggerakkan kakinya.“Saya berharapa bisa main untuk waktu yang lama dan memberikan semaksimal mungkin dalam berbagai hal. lalu saya akan tahu kapan momen untuk pensiun itu tiba,” ujar Del Piero di Football Italia.“Saya melihat saat ini dan musim depan. Saya melihat hari ini dan musim depan akan kita pikirkan kemudian. Saya tidak pernah berpikir mengambil karir sebagai direktur atau pelatih,” sambungnya,. “Saat ini saya dedikasikan diri saya sebagai pemain bola di mana saya lahir memang untuk itu. Hari ini saya hanya berpikir soal bermain dan besok siapa yang tahu,” tuntasnya.(dtc)

VILLA PALING TERTAJAM GRANADA, HALUAN-Usai sudah penantian David Villa untuk jadi pencetak gol terbanyak di timnas Spanyol. Dua golnya saat melawan Republik Ceko membuat El Guaje resmi menggeser Raul Gonzalez dari singgasana. Villa harus menunggu hampir setengah tahun untuk meraihnya kala mencetak gol ke-44 nya di laga kontra Skotlandia 12 Oktober 2010. Waktunya pun tiba dan Villa melakukannya dengan gemilang. Pada laga kontra Ceko dalam lanjutan Kualifikasi Piala Eropa 2012 Grup I, Sabtu (26/3) dinihari WIB tadi, Spanyol sempat tertinggal 0-1 di babak pertama akibat gol Jaroslav Plasil.Namun di babak kedua Villa membuktikan jika cap striker terbaik Spanyol yang melekat pada dirinya tak salah. Aksi individunya di menit ke-69 dan penalti empat menit setelahnya membawa La Furia Roja menang 2-1. Maka resmilah Villa jadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah timnas itu dengan 46 gol mengalahkan rekor Raul yang hampir bertahan selama lima tahun. Hebatnya pemain Barcelona itu melakukannya “hanya” dalam 72 laga dengan rataan 0,64 gol per laga. Sementara Raul meraihnya lewat 102 laga.Dengan umurnya yang baru 29 tahun kans Villa untuk melebarkan jarak dari pesaing terdekatnya yakni Fernando Torres terbuka lebar. Apalagi rekening gol Torres baru mencapai 26 dan sepertinya butuh waktu lama bagi El Nino bahkan untuk mendekati Raul.“Gol ini kupersembahkan untuk pelatih, rekanrekanku terkhususnya Pepe Reina yang telah mengingatkanku sebelumnya jika aku sangat menginginkan (rekor) ini,” sahut Villa yang usai mencetak gol pertama menghampiri Reina di bangku cadangan. “Kami mempunyai banyak peluang namun Cech dan nasib buruk menghalanginya. Namun mereka pun akhirnya bisa membobol kami,” lugas pemain yang mengawali debutnya di timnas pada tahun 2005 seperti dilansir Marca.(dtc)

“Saya sangat menikmati permainan sepakbola kami hari ini,” girang Van Marwijk seperti dikutip YahooSports. “Gaya kami adalah dengan terus menguasai bola sebanyak mungkin dan banyak-banyak mengoper. Hari ini, kami melakukan pekerjaan itu dengan cara yang hebat,” tukas Van Marwijk lagi.“Saya pikir cuma sedikit tim yang mampu bermain seperti ini. Kami sangat unggul dari Hongaria walau ini adalah laga kandang yang krusial buat mereka,” kata pelatih yang mengantar Belanda jadi runnerup Piala Dunia 2010 itu. Setelah gol cepat Van Der Vaart di menit kedelapan, Belanda sempat macet dan Hongaria perlahan mulai mengancam balik. Tetapi gol Afellay yang tercipta di penghujung babak pertama praktis mengunci tiga angka buat ‘Singa Oranye’. “Hongaria tidak punya kepercayaan diri untuk menekan kami. Kami kadang ceroboh, tetapi sebelum mereka menemukan ritmenya, kami bisa mencetak gol kedua,” demikian Van Marwijk.Pada pertandingan itu, Belanda menekan sejak menit awal. Di menit ke-7 Hungaria punya

peluang pertama mencetak gol setelah tembakan Rudolf yang mengarah ke gawang berhasil digapai Michel Vorm. Tak sampai semenit berselang Belanda bikin serangan dan berbuah gol. Akselerasi Wesley Sneijder melewati hadangan pemain belakangan diteruskan dengan umpan terobosan ke Van der Vaart dan dengan sepakan terukur gawang Gabor Kiraly pun dijebolnya.Satu menit menjelang turun minum Afellay menggandakan keunggulan Belanda. Diawali umpan Greg van Der Wiel ke sisi kiri, Afellay menerima bola dan dengan tendangan kaki kirinya jebollah jala Hungaria. Belanda menambah pundipundi golnya pada menit ke-54. Diawali bola daerah Sneijder dan Van Persie yang lolos dari jebakan offside menerima bola. Tak egois ia pun menyodorkan bola ke Kuyt yang dengan mudah menceploskan bola ke jala Kiraly.Van Persie mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-63 sekaligus bikin Belanda unggul 4-0 lewat sepakan jarak dekat yang menaklukkan Gabor Kiraly. Hingga laga berakhir skor 4-0 tetap bertahan untuk kemenangan Belanda. (dtc)

Italia Jawab Kritikan LJUBLJANA, HALUANItalia sukses membawa kemenangan dari lawatannya ke Slovenia. Hasil ini juga jadi jawaban atas kritik kencang yang menerpa juara dunia empat kali itu belakangan. Gol tunggal Thiago Motta jadi penentu hasil laga di Petrol Arena, Sabtu (26/3) dinihari WIB itu. Gol yang diciptakan di menit ke-73 itu membawa Gli Azzurri menang 1-0. Hasil yang melegakan bagi Cesare Prandelli yang dalam tiga laga terakhirnya tak mampu membawa Italia menang. Sebelum ini Italia cuma mampu bermain imbang melawan Irlandia Utara, Rumania dan Jerman. Alhasil Italia pun mendapat

kritikan keras yang menilai kualitas tim asuhan Prandelli ini layaknya tim Seri B. Sebuah penampilan apik di kandang Slovenia itu pun jadi jawabannya."Orang-orang bilang jika kami seperti tim Seri B. Namun itu justru membantu memotivasi kami untuk tampil lebih baik lagi," sahut Prandelli di Football Italia. "Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Jelas kemenangan ini meningkatkan kepercayaan diri kami. Ini adalah laga yang penting dan anajk-anak merasa mereka bisa menang di babak pertama," lanjut Prandelli."Pastinya kami harus mengoreksi beberapa hal seperti umpanumpan silang namun gelandang kami lebih baik dalam laga itu," tukasnya. (dtc/pp)


Olahraga

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

9

LIGA SUPER INDONESIA Klasemen Sementara 01.Persipura 02.Persija 03.Semen Padang 04.Persisam 05.Arema 06.Sriwijaya 07.Persiwa 08.Deltras 09.PSPS 10.Persib 11.Persiba 12.Persijap 13.Persela 14.Pelita Jaya 15.Bontang

17 17 18 18 17 18 18 16 16 18 17 18 16 18 18

12 10 8 9 7 8 8 7 6 6 5 6 5 5 3

3 2 8 2 6 3 3 1 3 4 5 2 4 1 3

2 5 2 7 4 7 7 8 7 8 7 10 7 12 12

(46-12) (29-17) (26-19) (21-23) (26-16) (27-22) (26-30) (25-25) (21-22) (27-33) (20-27) (20-35) (16-21) (18-25) (21-43)

39 32 32 29 27 27 27 22 21 21 20 20 19 16 12

MENANG — Pesepakbola Persema Malang, Seme Patrick (kiri) berusaha mengecoh pesepakbola Bintang Medan, Gaston Salasiwa (kanan) dalam pertandingan Liga Primer Indonesia di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Sabtu (26/3)

Hasil Pertandingan Sabtu (26/3) Persijap vs PSPS: 1-0 Bontang FC vs Pelita Jaya: 1-2 Jadwal Pertandingan Minggu (27/3) Persib vs Persipura Arema vs Sriwijaya FC

Top Scorer BOAZ SALOSSA ( PERSIPURA ) MARCIO SOUZA DASILVA(DELTRAS) EDWARD J WILSON ( SEMEN PADANG) KENJI ADACHIHARA ( BONTANG FC )

19 10 10 10

LIGA PRIMER INDONESIA Klasemen Sementara 01.Persema 02.Semarang Utd 03.Persebaya 1927 04.Bali Devata 05.Batavia Union 06.Medan Chiefs 07.Jakarta 1928 08.Persibo 09.PSM 10.Bintang Medan 11.Solo FC 12.Minangkabau FC 13.Bogor Raya 14.Real Mataram 15.Aceh United 16.Manado United 17.Tangerang Wolv 18.Bandung FC 19.Cendrawasih

10 9 9 11 10 9 9 8 10 10 9 11 9 10 9 9 10 9 9

8 7 6 6 5 5 4 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 0

2 0 2 2 4 2 4 4 4 2 2 5 3 3 2 3 3 1 4

0 2 1 3 1 2 1 1 3 5 4 4 4 5 5 5 6 7 5

(24-8) (13-8) (25-6) (10-6) (18-13) (12-7) (18-10) (8-6) (12-12) (13-16) (8-11) (9-15) (8-10) (14-20) (8-16) (8-15) (8-19) (7-14) (8-20)

26 21 20 20 19 17 16 13 13 11 11 11 9 9 8 6 6 4 4

Hasil Pertandingan Sabtu (26/3) Bogor Raya vs Minangkabau FC: 0-0 Bandung FC vs Bali Devata: 0-1 Persema vs Bintang Medan: 4-1 PSM vs Jakarta FC: 1-4 Batavia Union vs Cendrawasih Papua: 3-2 Minggu (27/3) Semarang United vs Medan Chiefs Persibo vs Real Mataram Solo FC vs Aceh United Persebaya 1927 vs Manado United

Bali Devata Tekuk Bandung FC BANDUNG, HALUAN-Tim Bali Devata mengalahkan tuan rumah Bandung FC 1-0 (0-0) pada pertandingan lanjutan Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) 2011 di Stadion Siliwangi Kota Bandung, Sabtu. Gol kemenangan tim Bali Devata dicetak oleh pemain pengganti Nyoman Armawan pada menit ke-69. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta pada pertandingan itu.Duel Bandung FC melawan Bali Devata ternoda oleh dua kartu kartu merah yang diberikan kepada Perry N Somah (Bandung FC) dan I Wayan Sukadana (Bali Devata) pada menit ke-75 karena dianggap memprovokasi sehingga terjadi keributan di lapangan. Pertandingan yang dipimpin wasir Muslihin dari Semarang itu berlangsung dalam tempo sedang. Tuan rumah yang berambisi untuk meraih kemenangan pada pertandingan itu terpaksa kehilangan kapten tim sekaligus motor serangan Lee Hendrie pada menit ke-40. Mantan pemain Aston Vila dan Bradford City itu ditarik keluar oleh pelatih Bandung FC, Budiman karena mengalami cedera engkel. Posisinya digantikan oleh gelandang asal Korea, Kim Sang Duk. Tuan rumah Bandung FC gagal mengulang sukses kemenangan dua minggu sebelumnya lawan Minangkabau FC 1-0. Dengan kekalahan itu, Bandung FC tertahan di di papan bawah dengan nilai 4 hasil sekali menang, sekali seri dan sembilan kali kalah. Sebaliknya, Bali Devata yang dilatih Willy Schepers berhasil mencuri kemenangan dari Bandung FC yang hingga kini masih belum menetapkan pelatih kepala setelah Nandar Iskandar mengundurkan diri. “Kami kurang beruntung, padahal sejumlah peluang kami peroleh. Pertandingan kami makin berat setelah Lee Hendrie harus ditarik keluar karena cedera,” kata karteker Pelatih Bandung FC Budiman. Ia menyebutkan, kondisi tim sebenarnya sangat siap untuk pertandingan tersebut. Namun ia mengakui pertahanan tim Bali itu cukup rapi dan disiplin. “Pertahanan Bali Devata cukup padu dan disipilin sehingga sulit ditembus penyerang kami sehingga frustrasi,” kata Budiman.Sementara itu Pelatih Bali Devata Willy Schepers menyebutkan, cukup puas dengan kemenangan di Bandung. Namun menurut dia seharusnya timnya bisa unggul lebih dari satu gol. “Masih seperti pertandingan sebelumnya, penyerang kami masih banyak membuang peluang,” katanya.Susunan pemain Bandung FC, Ripi Nugraha (kiper), Michael NBuisi, Nuralim, Aji Nurpijal, M Taufan, Javad Moradi, Asep Mulyana, Yaris Riyadi, Lee Hendrie, Perry N Somah. Bali Devata: Komang A (kiper), Nengah Sulendra, Ketut Mahendra, Guilermo, Jun Hee Bok, Pascal, Wayan Sukadana, Mulki A, Ali Fahriji, Rafael, Ilia Spasosevic.(ant)

ANTARA

MINANGKABAU FC PENUHI

Persema Kokoh di Puncak

Target Curi Poin

BOGOR, HALUAN-Target Minangkabau FC untuk mencuri poin di kandang Bogor Raya akhirnya tercapai. Dalam lanjutan Liga Primer Indonesia di Stadion Cibinong, Sabtu (26/3), Rivelino dan kawan-kawan sukses menahan imbang tuan rumah dengan skor 0-0. Dengan tambahan satu angka itu, Minangkabau FC masih tetap tertahan di posisi ke-12 dengan nilai 11. Sementara, Bogor Raya yang diasuh pelatih asal Padang, Jhon Arwandi itu naik satu peringkat ke posisi 13 dengan nilai sembilan. “Alhamdulillah, target untuk mencuri angka terealisasi. Satu angka sudah cukup bagus mengingat pertandingan dilangsungkan di kandang lawan. Peluang Minangkabau untuk menang sebenarnya cukup besar karena banyak peluang yang dihasilkan. Sayang, tidak satupun yang menjadi gol,” ujar CEO Minangkabau FC, Lamdelif yang dihubungi Haluan melalui telepon selulernya. Pada pertandingan itu, Minangkabau FC yang dipimpin Rivelino berhasil membungkam pergerakan tuan

rumah Bogor Raya FC. Tidak satupun gol berhasil diciptakan kedua pemain mulai dari babak pertama hingga pertandingan usai. Kedua tim bermain saling serang namun terlena dengan permainan sehingga tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang. Jhon Arwandi pelatih Bogor Raya FC mengakui, permainan anak asuhnya kali ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Karakter pemain masih lemah, sehingga mudah terbawa arus permainan, sehingga tidak berjalan sesuai strategi yang sudah disiapkan,” kata Jhon kepada wartawan usai pertandingan. Jhon mengatakan hal ini akan menjadi evaluasi bagi tim dan para pemain untuk pertandingan selanjutnya. Sementara itu, menurut pelatih

Minangkabau FC Divaldo Alves, pihaknya telah membaca permainan dari lawannya sehingga memudahkan tim untuk menghalau pergerakan lawannya. “Dari awal pertandingan, kita sudah mengetahui karakter pemain Bogor Raya FC, peluang ini yang kita manfaatkan dalam pertandingan, sehingga kita bisa mempertahankan tuan rumah,” katanya. Kapten Bogor Raya FC Masperi pun meminta maaf kepada suporter karena belum bisa memberikan pertandingan yang terbaik. “Kami akan evaluasi, kedepan kami akan tampilkan permainan yang lebih baik,” katanya. Pertandingan cukup seru, dua kartu kuning menghiasi pertandinga, satu kartu kuning diberikan kepada Kuagika David dari Minangkabau FC dan Diego Ivan Bogado dari Bogor Raya FC. Pertandingan juga sempat diwanai pergantian wasit yang pertama dipimpin Kole, wasit dari Masedonia digantikan Agus Winandi. Pada menit ke 77 pertandingan sempat terhenti sejak, karena pemain Minangkabau FC memprotes wasit. (pp)

Persijap Menang Tipis

JEPARA, HALUAN-Tuan rumah Persijap berhasil memenuhi ambisinya untuk meraih angka penuh setelah mengalahkan PSPS Pekanbaru, 1-0 (10), pada laga lanjutan Kompetisi Sepak Bola Liga Super di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, Sabtu malam. Pertandingan kedua tim yang disaksikan sekitar 9.300 penonton tersebut berlangsung dalam tempo yang lamban meskipun keduanya memainkan bola-bola pendek. Pada babak pertama, praktis tidak ada peluang yang diciptakan pemain kedua tim karena bola yang sudah dibawa ke depan gawang selalu kandas di kaki pemain belakang kedua kesebelasan. Pemain-pemain tuan rumah memang berusaha memecahkan kebuntuan untuk membuka pertahanan lawan dengan beberapa kali melancarkan tendangan langsung ke gawang lawan tetapi tidak membuahkan hasil.

Pemain gelandang Persijap, Jose Sebastian berusaha menendang bola langsung ke gawang PSPS tetapi masih melenceng beberapa meter dari arah kanan gawang yang dijaga Fance Haryanto. Bahkan gol Persijap yang dicetak Johan Juhansyah pada menit ke-42 tersebut terjadi karena bola mental kemudian langsung disambar mantan pesepak bola timnas dan gagal diantisipasi kiper Fance Haryanto. Gol tersebut bermula dari umpan silang yang dilancarkan bek sayap kanan Persijap, Nurul Huda ke depan gawang PSPS tetapi sempat dihalau pemain belakang PSPS tetapi tidak maksimal dan langsung disambar Johan Juahansyah. PSPS sendiri juga memperagakan permainan yang lamban karena dan mereka juga mengandalkan serangan balik tetapi serangan yang dibangun tim asuhan pelatih Abdul Rahman Gurning tersebut selalu kandas di lini belakang tuan rumah yang dikoordinasi

oleh kapten tim Persijap, Evaldo Silva. Memasuki babak kedua, tuan rumah mengubah pola permainan dari lamban menjadi cepat dengan umpan-umpan menuruk ke jantung pertahanan PSPS. Mereka mendapat peluang untuk mencetak gol melalui penyerangnya, Rizky Novriansah setelah menerima umpan dari Nurul Huda tetapi tendanganya berhasil diantisipasi kiper PSPS, Fance Haryanto. Pada menit ke-58, Persijap hanya bermain dengan 10 pemain setelah pemain belakang, Anam Sahrul mendapat kartu merah dari wasit Suharto. Sebenarnya pemain ini hanya mendapat kartu kuning tetapi pada babak pertama juga sudah mendapat kartu kuning sehingga langsung kartu merah. Tampil dengan 10 pemain tidak menyurutkan pemain tuan rumah untuk menekan pertahanan lawan dengan serangan bervariasi dari Nurul Huda (sayap), Jose Sebastian (gelandang), dan Johan Juhansyah. (ant)

Safee Menangkan Pelita

BONTANG, HALUAN-Kesebelasan Pelita Jaya menekuk Bontang FC dengan skor 2-1 pada laga lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia di Stadion Mulawarman Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu. Gol Pelita Jaya tercipa pada menit ke-14 babak kedua melalui tendangan Safee Salli setelah memanfaatkan umpan Ruben Sanadi dari sektor kanan pertahanan Bontang FC. Safee yang striker berasal dari Malaysia itu memperbesar keunggulan timnya menjadi 2-0 pada menit ke-27 babak kedua dengan melesakkan bola ke gawang Bontang FC lewat tendangan kerasnya dari luar kotak pinalti. Gol balasan Bontang FC tercipta pada menit ke-44 babak kedua melalui tendangan penalti Kenji Adachihara. Pelatih Pelita Jaya, Misha

Radovic, mengaku senang atas hasil pertandingan itu. “Kami puas dengan pertandingan tandang ini sebab hasilnya sangat penting bagi kami, karena saat ini posisi Pelita Jaya berada di peringkat bawah,” katanya. Pelatih Bontang FC, Fachri Husaeni, mengaku kecewa atas penampilan anak asuhnya. “Hampir semua pemain melakukan kesalahan. Bahkan walaupun tanpa tekanan, anak-anak kerap melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi,” katanya. Pada kesempatan itu ia juga mengaku heran atas gol kedua Safee Salli yang gagal diantisipasi kiper Bontang FC, Edi Kurnia. “Mungkin Edi Kurnia gugup dan gemetaran melihat Safee Salli sebagai pencetak gol terbanyak Piala AFF sehingga tidak bisa menangkap bola,” katanya.(ant)

MALANG, HALUAN-Persema Malang kian mengukuhkan diri di puncak klasemen sementara Liga Primer Indonesia edisi perdana dengan mengalahkan Bintang Medan 4-1 di Stadion Gajayana Malang, Sabtu (26/3) petang. Pada pertandingan ini bintang Persema Irfan Bachdim tidak bisa diturunkan karena masih berkutat dengan cedera. Bintang Medan memulai pertandingan dengan tempo cepat dan beberapa kali barisan penyerang mereka mampu merepotkan Persema. Cukup disayangkan umpan-umpan silang yang dilepaskan maupun penyelesaian akhir Bintang jauh dari memuaskan. Sebaliknya Persema perlahan tapi masti mulai menguasai pertandingan. Kepiawaian Bima Sakti cukup mumpuni untuk meredam kecepatan para pemain Bintang Medan. Bahkan pada menit 17 Persema membuka kemenangan melalui eksekusi penalti Sammy Pierre Patrick. Unggul satu gol Persema mulai menurunkan tempo permainan namun Bintang Medan gagal memanfaatkan situasi tersebut. Jelang babak pertama berakhir, tim tamu sempat mengoyak gawang melalui Joseph Ostanika memanfaatkan bola muntah hasil tendangan Gaston Salasiwa. Akan tetapi wasit menganulir gol karena hakim garis mengangkat bendera pertanda off-side. Baru paruh kedua bergulir, Dedi Cahyadi dipaksa memungut bola dari gawangnya sendiri. Han Sang Min mencatatkan namanya di papan skor setelah berhasil mengejar umpan terobosan Mamoun dan memanfaatkan kelengahan barisan pertahanan Bintang Medan. Tertinggal dua gol Bintang berusaha bangkit dan sempat mendapat peluang gol dari Kasmin, tetapi penjagaan ketat membuatnya gagal tampil maksimal. Di sisi lain Laskar Ken Arok meningkatkan tekanan dan strategi ini berhasil ketika Mamoun mencetak gol ketiga bagi Persema pada menit 56 melalui sebuah tendangan di luar kotak penalti. Cosmin sempat mempersembahkan gol hiburan bagi Bintang di menit 73. Titik putih ditunjuk wasit karena Mamoun tertangkap handsball di kotak terlarang. Unggul dua gol tidak membuat pesta gol Persema berhenti mereka bahkan mencetak gol keempat melalui pemain pengganti Jaya Teguh Angga. Gol Angga tercipta cukup cantik karena dia bisa menempatkan posisi ke tiang jauh meski dalam pengawalan bek Bintang Medan. Tim tamu nyaris memperkecil kedudulan sebelum bubaran pertandingan, namun tendangan keras Joseph dari luar kotak penalti hanya membentur tiang gawang Persema.(goal)

Keluarga Besar

Mengucapkan Selamat Atas Kelahiran

Wayashila Rahima Habib Fadilla Putri Pertama dari Pasangan

Fadilla Jusman

Wartawan Haluan Sawahlunto Dengan

Desy Fardila

Lahir Padang Sabtu, 26 Maret 2011 Pukul 03.30 WIB " Semoga Menjadi Anak yang Sholeh dan Berbakti Pada Orang Tua " Tertanda,

ZUL EFFENDI

IRFAN JASRI

Pemimpin Redaksi

Pemimpin Perusahaan


10

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

KONSULTASI HUKUM Diasuh: Oleh Rusdi Zen

Perkarakan PLN Pak Konsultasi hukum yang terhormat, apakah PLN bisa diperkarakan jika mematikan lampu secara mendadak tanpa pemberitahuan dan penjelasan di media??. Mohon jawabannya pak, karena rumah saya di Air Tawar sering mati lampu mendadak tiap harinya. Kadang-kadang matinya 2 hingga 3 kali sehari. Tapi saya tidak melihat pengumumuan maupun penjelasan dari PLN di koran atau di tempat lain. (wandi-padang) Jawab: Bisa, yaitu dengan mengajukan gugatan ganti rugi, asalkan Bung Wandi bisa membuktikan kerugian yang diderita akibat listrik dimatikan secara mendadak. *** Yth bapak pengasuh hukum Haluan. Kalau prang adu ayam di tempat tertentu polisi mesti menangkap dan masuk sel. Tetapi kalau orang adu dengan orang (tinju, silat, karate dan sejenisnya) kok tidak ditangkap atau dibolehkan. Apakah derajat ayam lebih tinggi dari pada orang? Kami mohon jawaban bapak jangan karena dia tidak punya izin tetapi mohon dari segi deraajat kemanusiaannya antara binatang dengan manusia. Kesannya ayam lebih dihargai dari pada manusia karena binatang dilarang, tetapi manusia dibiarin. Kecuali itu juga jangan alasan untuk olahraga atau pemasukan pajak/retribusi daln lain-lain. Terima kasih atas jawabannya. (S. Hart-padang) Jawab: Persoalannya bukan terletak pada adu ayam dan adu manusia, namun pada kegiatan yang mengekori adu ayam tersebut, yaitu judi. Menurut hukum Indonesia judi adalah kejahatan. Jadi pertandingan tinju, karate dan sebagainya juga akan dilarang dan ada yang ditangkap jika kegiatan itu dilakukan dengan tujuan judi. ***

Bapak konsultasi hukum yang terhormat. Ayah saya melaporkan pencemaran nama baik ke polisi. Tetapi hingga saat ini tidak ada tindak lanajutnya. Sebagai pelapor ayah saya sudah diperiksa, dan laporan itu sudah hamper setahun. Setiap saya Tanya ke polisi, katanya tengah diselidiki. Saksi akan diperiksa. Tetapi tetap tak ada lanjutannya sampai sekarang. Kemana saya harus mengadu pak?, terima kasih. (aloy-padang) Jawab: Jika memang persis demikian faktanya, maka ayah Bung Aloy sudah punya alasan hukum untuk mengajukan gugatan praperadilan melalui Pengadilan Negeri Padang. *** Singkat saja pertanyaan saya pak. Apakah ada biaya permohonan penangguhan penahanan. Kalau ada berapa besarnya. Terima kasih. (yaya-payakumbuh) Jawab: Permohonan penangguhan penahanan tidak pakai biaya. *** Untuk mengajukan PK ke Mahkamah Agung tentunya harus disertai dengan bukti baru. Seperti apa bukti baru itu dalam suatu perkara pidana pak? Apakah yang belum terungkap di pengadilan sebelumnya bisa disebut novum itu. terima kasih. (Ade-bukittinggi) Jawab: Bukti baru itu sama dengan baju baru, yaitu baju yang memang belum pernah dipakai. Setelah perkara diputus pada tingkat kasasi, ternyata kemudian ditemukan bukti yang belum pernah diajukan untuk perkara tersebut (novum). Maka dengan alasan adanya bukti baru itulah dapat diajukan permohonan Peninjauan Kembali (herzienning). Selain dengan alasan novum, maka putusan kasasi yang nyata-nyata keliru atau putusan kasasi yang kurang pertimbangan (onvoldoende gemotiverd) dapat pula dijadikan sebagai dasar atau alasan untuk mengajukan PK.

Rendo SALAM PERIKANAN

Diasuh oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

Bahan Dasar Pembuatan Dendeng Ikan

awet ikan. Dendeng dapat juga dikelompokkan ke dalam kelompok makanan ringan atau snack. Dendeng memiliki nilai ekonomi tinggi dan merupakan produk diversifikasi yang belum banyak dimanfaatkan, sementara hasil perikanan baik perikanan air tawar maupun laut berlimpah ruah. Pengembangan pengolahan dendeng ikan diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi olahan perikanan sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan serta menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat luas. Adapun jenis ikan yang biasa diolah menjadi dendeng adalah ikan air tawar (Mujair, Nila, , Lele dan Belut) dan ikan air laut (Japuh, Tenggiri, Kembung, Kakap, Tongkol dan Udang). Demikian semoga bermanfaat, Salam Perikanan!

PARA pembaca setia rubrik Salam Perikanan, daging ikan adalah sumber gizi yang sangat baik bagi kesehatan, dan dalam upaya mengembangkan kegemaran makan ikan di masyarakat, diversifikasi atau penganekaragaman produk olahan merupakan usaha untuk meningkatkan permintaan akan ikan serta merupakan suatu bentuk upaya agar nilai jual produk perikanan dapat meningkat. Adapun dasar pengawetan dan pengolahan ikan adalah mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin, dan salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah pembuatan dendeng. Dendeng merupakan hasil industri rumah tangga yang telah diterima luas oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada prinsipnya dendeng adalah hasil dari suatu proses kombinasi antara penggaraman dan pengeringan. Bahan dasar dari pembuatan dendeng adalah daging ikan yang sudah dipisahkan dari tulang, dihancurkan (dibuat menjadi surimi) dengan penambahan bumbu-bumbu tertentu. Garam berfungsi sebagai pengawet karena selain berfungsi untuk memberikan rasa, garam juga bertujuan untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam daging ikan. Begitu juga dengan pengeringan yang bertujuan untuk mengurangi air yang terdapat dalam daging ikan. Ditambah lagi dengan pemberian bumbu yang berfungsi sebagai pemberi rasa, warna, memperbaiki penampakan dan memperpanjang daya

PEMBUATAN DENDENG IKAN Bahan · Daging ikan yang sudah dihaluskan (surimi) · Air jeruk · Tepung Maizena · Garam dapur · Bawang putih · Bawang merah · Asam jawa · Merica · Ketumbar · Laos · Jahe · Gula merah Prosedur kerja 1. Ikan disiangi dengan cara membuang sisik, sirip dan isi perutnya. 2. Daging ikan dipisahkan dari tulang dan kulitnya, lalu diblender 3. Bumbu-bumbu yaitu bawang merah, bawang putih, laos, jahe, ketumbar dan garam dihaluskan dan disisihkan, gula merah direbus dan didinginkan, kemudian tambahkan bumbu halus, selanjutnya sisihkan. 4 . Tambahkan bumbu dan tepung maizena ke dalam adonan 5 . Tambahkan garam, sambil terus diaduk 6. Diamkan selama + 2 jam 7. Bentuk menjadi lempengan tipis 8. Jemur selama kurang lebih 6 jam (sampai kering) 9. Bolak-balikan dendeng saat dijemur setiap 2 jam supaya keringnya merata 10. Dinginkan, digoreng dalam minyak panas , kemudian dikemas. Siap dipasarkan.

Jika anda memiliki pertanyaan tentang perikanan, silahkan ajukan pertanyaan anda kepada pengasuh melalui email laborperikanan@bunghatta.ac.id atau sms pertanyaan ke nomor +6281374610315. Pertanyaan anda akan dijawab oleh para pakar dunia perikanan dan mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang.

Galak-galak Surang sumber: ketawa.com

Bebas Parkir

Tidak Boleh Main Hakim Sendiri

JONO pergi ke sebuah supermarket untuk membeli perlengkapan rumah tangga dengan menaiki sepeda motor. Pada saat tiba di halaman supermarket tersebut, terlihat olehnya tulisan besar “BEBAS PARKIR”. “Wah enak nih” pikirnya. Selesai membeli berbagai keperluan yang dibutuhkan dan membayarnya, dia kemudian pulang. Di halaman parkir minimarket itu, dia langsung menaiki motornya dan menyalakannya. Pada saat dia akan menjalankan sepeda motornya, tiba-tiba si tukang parkir berteriak, “Mas, uang parkirnya mana?”. Merasa heran Jono tersebut balik bertanya, “Lho pak, khan di sini bebas parkir, berarti tidak perlu bayar dong?”. Si tukang parkir balik menjawab, “Lho memang betul mas di sini bebas parkir, sampeyan bisa parkir di sana, di sini, di depan sana, di sebelah kanan, kiri, terserah bebas kok. Cuma kalau pulang tetap harus bayar”.

KETIKA sedang asyik-asyiknya main catur di warung Cak Ruman, Pak RT mendengar panggilan Mas Nono, “Pak RT, ayo ikut saya!! Pak Tukiyo sedang memukuli seorang maling sampai babak belur”. Kemudian Mas Nono mengiringi Pak RT berlari menuju lokasi kejadian. “Stop, stop, ada apa ini,” teriak Pak RT. Sambil terengahterengah, Pak Tukiyo yang masih terlihat memukuli maling itu berkata, “Pak RT, dia ini nyolong HP saya. Saya menangkap basah Pak, jadi dia harus dihajar, biar kapok.” Pak RT menyahut,”Eh, Pak Yo, sampeyan nggak boleh main hakim sendiri. Itu melanggar hukum”. Kemudian Pak RT menyuruh Mas Nono memanggil temantemannya yang tadi main catur di warung cak Ruman. Mereka yang dipanggil Mas Nono rame-rame datang ke TKP. Lantas Pak RT berkata, “Eh saudara-saudara, barusan Pak Yo main hakim sendiri, itu khan melanggar hukum, daripada main hakim sendiri, ayo kita main hakim rame-rame!!!.”

Saya Takut Gagal PERTANYAAN Mendatar 2. Rubrik di Harian Haluan 5. Halia 6. Yang terkandung dalam hati 7. Daging tusuk yang dibakar 8. Sejenis batu cincin 9. Nama danau di Sumatera Barat 14. Ukuran Perbandingan gambar 16. Media milik pemerintah 17. Manjur, mujarab 20. Nama Perguruan Tinggi di Medan 22. Utara (Jawa) 24. Tembuni 26. Ukuran banyaknya kertas 27. Klub Kebanggaan warga Sumbar 30. Nama Perguruan Tinggi di Padang 32. Institut Nasional Syafe’i 34. Kulit tipis 35. Bayonet 36. Wilayah kekuasaan lembaga keagamaan 37. Uang pesangon 38. Banyak ditempai oleh warga yang kena musibah, singkat 39. Dewi padi Menurun 1. Jenis penyakit mata

TTS BERHADIAH KUPON 006 2. Masa istrahat bersidang 3. Jenis penyakit tulang 4. Nama binatang buas 10. Berkata-kata saat tanpa disadari waktu tidur 11. Pahlawan tanpa tanda jasa 12. Orang yang mengumpulkan zakat 13. Peneguh tanaman 14. Bangunan di puncak candi 15. Penambahan secara terus menerus 18. Berangkat 19. Bahan organik yang berasal dari daundauanan yang lapuk 21. Ukuran kekentalan oli 23. Berusia lanjut 25. Memindahkan 28. Kota suci umat Islam 29. Baris baru pada kalimat 31. Tukang katu 33. Akal budi 34. Lokasi penambangan LNG di NAD 34a. Dikte

Kirim jawaban dengan meyertakan kupon di atas dan dikirim melalui Pos ke Kantor Redaksi harian Haluan, Kompleks Bandara Tabing, Jalan Prof. Hamka, Padang. Tersedia hadiah menarik bagi pemenang.

Pemenang edisi 003 : Liliana Widjaja, Jalan Sei Bong Petak II No. 8B, Padang (Pemenang silahkan mengambil hadiah di Sekretariat Redaksi Haluan)

ADA seorang murid yang terkenal karena selalu merasa cemas. Menjelang ujian, murid tersebut tampak semakin cemas dan gelisah. Ia takut tidak lulus, takut mengecewakan orang tuanya, takut dipermalukan, takut tidak berhasil hidupnya. Ia berkeluh kepada seorang kawannya. “Kawan, saya mungkin tidak akan ikut ujian akhir.” “Ada masalah apa denganmu?” “Saya takut tidak lulus.” “Kawanku yang baik, lulus atau tidak lulus adalah sesuatu yang biasa. Tetapi, kalau kamu tidak menempuh ujian tetapi lulus, itu luar biasa!”

Ibu Guru Tidak Konsisten SEORANG anak SD yang baru kelas 1 pulang dengan wajah yang murung. Ibunyapun merasa heran,dan mendekati anaknya. Sang Ibu pun bertanya, “Nak , kenapa hari ini kamu nampak murung ??” Jawab si anak “Minggu lalu, Bu Guru bilang 2+6=8, semalam Bu Guru juga bilang , 3+5=8 , dan tadi pagi Bu Guru bilang lagi , 4+4=8. Buguru payah..tidak konsisten..., aku nggak mau sekolah lagi!!”

Si Mangkutak Baru.... Paket Dicurigai BOM


MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

11

Kongres PSSI .................................................. dari Hal.1 Setelah masuk ke arena kongres, mereka kemudian melakukan orasi. Sementara para peserta kongres lain terlihat belum banyak yang masuk ke arena kongres. Peserta tak berakreditasi ini menilai kongres bisa tetap digelar meski tanpa panitia dari PSSI. Namun PSSI berpandangan lain. PSSI langsung menggelar perundingan dengan perwakilan FIFA dan AFC. Hasilnya, kongres dibatalkan. “Keputusan batal ini diambil oleh Exco PSSI, perwakilan FIFA dan AFC, ketua umum, dan wakil ketua umum,” kata Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, dalam konferensi pers di Hotel Arya Duta. Menurut Nugraha, keputusan tersebut diambil di Bandara Sultan Syarif Qasim II pada pukul 20.15 WIB. “This is impossible to continue congress,” ujar Nugraha menirukan ucapan perwakilan FIFA, Frank Van Hattum. “Ini bukan masalah keamanan, tapi keselamatan. Mereka (FIFA dan AFC) melihat hiruk pikuk di Premiere dan memutuskan tak bisa dilanjutkan,” imbuh pria yang akrab disapa Kang Nug ini. Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengatakan bahwa kejadian di Pekanbaru itu menyedihkan dan memilukan, karena masalah yang terjadi sebenarnya persoalan administratif. “Ini menyedihkan dan memilukan,” ujarnya menanggapi keributan yang terjadi. Nugraha menilai bahwa kejadian ini sebenarnya cuma masalah administratif saja. “Itu cuma masalah kekeliruan, salah nama, dan sebagainya. Kesalahan nama dan foto bisa dinegosiasikan secara administratif, bisa diselesaikan dengan baik,” jelas dia. Setelah batalnya kongres tersebut,

Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dikabarkan langsung meninggalkan Riau. Turut meninggalkan Riau bersamanya adalah para perwakilan FIFA dan AFC serta Wakil Ketua Umum PSSI Nirwan Bakrie. “Tadi, Ketua Umum beserta perwakilan FIFA dan AFC, serta Wakil Ketua Umum PSSI langsung meninggalkan Riau,” demikian pernyataan yang diungkapkan Direktur Media PSSI Barry Sihotang. Belum diketahui secara resmi ke mana Nurdin Halid pergi setelah meninggalkan Riau. Ambil Alih Sedikitnya 78 dari 100 pemilik suara sah PSSI mengambil alih jalannya kongres dengan agenda pemilihan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan pengurus PSSI periode 2011-2015. Pengambilalihan pelaksanaan kongres dilakukan setelah pihak PSSI membatalkan pelaksanaan kongres karena dinilai tidak kondusif dan telah ditumpangi pihak ketiga. Pengambilalihan kongres dilakukan setelah anggota Exco PSSI Bernard Limbong menyerahkan secara sah kepada pemilik suara yang dinilai telah quorum atau lebih dari dua pertiga dari pemilik suara. Dengan adanya pengambilalihan ini kongres di Hotel Premiere tetap berjalan sesuai dengan agenda yang ditetapkan sebalumnya yaitu pemilihan Komite Pemilihan dan Komite Banding. “Pemilik suara mempunyai hak penuh atas PSSI. Pemilik suara yang sah telah memutuskan kongres tetap berjalan sesuai agenda yang ada,” kata Sekretaris Umum Pengprov PSSI Papua, Usman Pakaubun. Sebelum terjadi pengambilalihan

pelaksanaan kongres sempat terjadi kericuhan karena banyak pemilik suara yang tidak bisa masuk ke lokasi kongres. Setelah terjadi aksi dorong akhirnya semuanya bisa masuk ke lokasi kongres. Kericuan tidak berlangsung lama setelah semua pemilik suara masuk ke lokasi kongres dan melaksanakan agenda yang telah ditetapkan. Bahkan aparat keamanan yang sebelumnya mengamankan jalannya kongres meninggalkan lokasi karena kondisinya mulai kondusif. Tapi belum jelas, apakah hasil kongres ini nantinya akan diakui oleh FIFA atau tidak. Sementara itu, anggota Komisi X DPR Dedi Gumelar mendesak pemerintah untuk membekukan PSSI. “Saya sudah bayangkan sejak awal. Sudah ada indikasi tidak beres seperti di Bali. Semangat status quo tidak mengindahkan realitas publik,” ujar Dedi Gumelar tadi malam. Pria yang akrab disapa Miing tersebut mengatakan bahwa bola kini di tangan pemerintah. Dia mendesak agar pemerintah membekukan PSSI. “Sudah tidak ada diskusi. Bukan saatnya diskusi dan debat. Sebelum dibekukan FIFA, malam ini juga pemerintah bekukan. Pemerintah mau membekukan atau tidak, toh juga FIFA kemungkinan juga membekukan,” tegas Dedi. Dedi kemudian mengatakan bahwa pemerintah seharusnya mengambilalih kongres. “Untuk kasus ini tak ada diskusi, tinggal gunakan palu. Ketok, bekukan. Pemerintah gelar pemilihan. Undang FIFA.” Dedi menegaskan bahwa pihak DPR sudah tidak akan lagi memberikan rekomendasi politik kepada pemerintah soal pembekuan PSSI. (met/ds/ant)

Romeo dan ..................................................... dari Hal.1 Dalam karyanya, Hanny menginterpretasikan bahwa keimanan bisa menyelesaikan masalah cinta. Kata dia, di novel tersebut persoalannya adalah sepasang kekasih (Hamid dan Zaenab) mencoba mempertahankan cinta kasih dan keimanan mereka yang berkaitan dengan agama. Di mana diperlihatkan bahwa adanya larangan hubungan cinta antara orang yang berlatar belakang sosial berbeda. Sehingga ketika mereka bertahan dalam keimanan tersebut, jiwa mereka akan bertemu kembali. Memang jauh sekali apabila dibandingkan dengan yang tergambar di novel Hamka. Jangankan pudar, keadaan semacam itu nyaris hilang apabila dibandingkan dengan kondisi saat ini. Kata Hanny, karyanya diangkat dengan mempertimbangkan persoalan-persoalan waktu dan membaca kecerdasan Hamka. “Apabila dilihat secara kekinian, bicara cinta selalu sama. Namun masalahnya saja yang berbeda. Demikian pula kritik Hamka mengenai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang masih terjaga hingga kini di Sumatera Barat,” kata Hanny. Nilai-nilai yang berusaha dipertahankan dalam film ini adalah bagaimana persoalan cinta agar sukar dibatasi dan tetap menjadi persoalan pribadi. Dalam konteks Hamka, cinta adalah jiwa dan jiwa tak bisa dibatasi. Hamka berusaha mempertahankan persoalan cinta tersebut. Di dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah digambarkan rumahrumah gadang yang merupakan rumah Hamid guna memunculkan nuansa Minang. Tokoh Hamid tidak lahir dari tradisi juga tidak bangsawan yang moderat, tetapi dia lahir dari usaha keras sehingga menjadi orang yang berprestasi dalam bidang niaga. Juga munculnya haji Jafar yang ikut mendorong Hamid dalam usahanya itu. Meminta Hamid menjadi anak angkat dan dididik menjadi seorang intelektual yang dapat sejajar dengan “kasta” itu. Kemudian lingkungan menjadi persoalan baginya Tema film tersebut dikerjakannya atas permintaan produser Manoj Punjabi. Hanny tertarik mengangkat

novel ini ke layar lebar karena ini novelnya Hamka. Juga temanya luar biasa, yakni cinta dan keimanan. “Jarang ada film-film dengan latar sejarah,” ungkap dia. Hanny mengakui baru beberapa kali ke Sumatera Barat. Awalnya dia tidak tahu dengan tradisi Minang. Maka dalam filmnya, Hanny memberikan sentuhan tradisi. “Saya berdiskusi dengan Irman Syah sebagai jendela untuk memasuki budaya dan tradisi Minang,” ungkap dia. Di Padang, Hanny melihat seni tradisi randai. Dia mencoba berdialog dengan kesenian randai. Memahami apa maksud, bentuk dan cerita yang dapat disampaikannya. “Film ini hampir seperti Romeo dan Juliet,” kata dia. Dengan demikian dia membuat randai bercerita tentang cinta. Pukulan galembong dijelmakan sebagai bentuk visual detak jantung Zaenab. Dia juga memasukan Berjanji pada saat Jafar akan naik haji guna memperkuat faktor keagamaan dan kesakralan dalam filmnya. Di mana petugas stasiun terharu melihat orangorang naik haji pada tahun itu. Juga rebana yang hampir sama dengan Berzanji, menggambarkan orangorang berkeliling kampung untuk khatam Alquran. Dia juga memberikan sentuhan nilai-nilai dengan hadirnya petatah petitih Minang. Syuting di Nagari Seribu Rumah Gadang Untuk mewakili tempat pada era 1920, Hanny memilih latar adegan di Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan. Suatu kawasan yang terkenal dengan julukan “Nagari Seribu Rumah Gadang”. Di sana juga dibangun surau dan rumah emak Hamid untuk mendukung suasana pada masa itu. Dia juga meminta Perguruan Singo Barantai Kota Padang untuk tampil dalam beberapa adegan. Untuk itu, Hanny membutuhkan waktu 48 hari dengan intensitas syuting 60% dilaksanakan di Sumatera Barat dan 16 hari di antaranya bertempat di Sungai Pagu. Selain itu, film Di Bawah Lindungan Ka’bah ini juga akan syuting di Bayah, Subang, Yogyakarta, Semarang dan stasiun kereta api

Ambarawa. Pelaksanaan syuting akan dimulai pada 27 Maret 2011 dengan menghabiskan keseluruhan hari syuting sekitar 3 bulan. Dikabarkannya bahwa penggarapan film Di Bawah Lindungan Ka’bah menghabiskan anggaran lebih dari 2 miliar rupiah. “Tata busananya saja bisa bikin satu film, artistiknya bisa bikin dua film,” kata Hanny. Dia tidak mau menyebutkan angka. “Itu Rahasia,” katanya sambil menolehkan pandang ke kelompok break dance yang sedang latihan di ruang terbuka Chairil Anwar Taman Budaya Sumatera Barat, malam itu. Persiapan pembuatan film ini sempat berhenti selama 2 tahun. Lebih gila lagi, proses edit draf skenario dilakukan sampai 22 kali. Maka, dipercaya Titien Wattimena dan Amantono untuk memindahkan novel tersebut ke dalam cerita skenario. Dia juga menyebutkan, pemilihan aktor didasarkan pada orisinalitas dan melihat pertimbangan pasar. Pasar sangat potensial untuk mewujudkan hasil yang baik. Kata dia, film yang sukses tentu ada percintaannya. Dengan demikian, film seperti ini mampu mencakup pasar yang lebih luas lagi. “Pertimbangan pasar menjadi hal yang dominan di film ini. “Kita bisa menjadi turis di negeri kita sendiri,” lanjutnya. Sesuatu yang biasa apabila ditonton, itu akan tetap menjadi biasa. Tetapi apabila sesuatu yang sudah lama tidak muncul ditonton, itu akan menjadi luar biasa. “Ini Romeo dan Juliet ala Padang,” sambung Irman Syah. Hanny yang mengawali debut sutradaranya pada film Virgin (2004) ini, berharap dengan ditariknya film-film Holliwood dari bioskop Indonesia, akan memberikan kesempatan kepada perfilman Indonesia untuk memberikan yang terbaik. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang baik juga sehingga bioskop tidak bangkrut dan produksi perfilman Indonesia maju. Selain sedang menyutradarai film Di Bawah Lindungan Ka’bah, sekarang Hanny juga sibuk menggarap film Milli & Nathan yang tentunya masih bertemakan cinta.

Pembangunan Kantor .................................... dari Hal.1 Sementara penambahan anggaran dalam APBD, tahun ini tidak mungkin dilaksanakan. Makanya salah satu solusi untuk menyelesaikan pembangunan kantor tersebut, dengan full finance sharing. “Makanya kami mendesak, agar pembangunan kantor itu cepat dilakukan. Penambahan anggaran di tahun berikutnya,” ujarnya. Ia juga minta Pemprov Sumbar, dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk segera melaksanakan pembangunan. Mengingat sampai saat ini, kelanjutan pembangunan belum juga dilakukan. Sementara bulan Maret sudah mau berakhir, dan mau masuk bulan April. “Saat ini bulan Maret sudah mau berakhir, namun kelanjutan pembangunan belum juga dilakukan. Sementara anggarannya sudah tersedia,” katanya via telepon,

Sabtu (26/3). Mengenai rencana perubahan Perda PT Balairung Citrajaya, katanya dapat dilakukan seiring dengan penyelesaian pembangunan. “Jadi biar sama-sama siap, perdanya siap, bangunannya juga siap. Lebih penting lagi, kantor itu nantinya dapat menjadi sumber pendapatan daerah,” sebutnya. Sementara Sekdaprov Sumbar Mahmuda Rivai mengatakan, berdasarkan rapat hari Jumat (25/3), telah disepakati kalau kantor penghubung penyerahannya dilakukan setelah kantor itu selesai dibangun. Kesepakatan kedua, jajaran komisaris dan direksi atau manajemen, kerjanya ditangguhkan sampai kantor selesai, dan penyerahan telah dilakukan. Ketiga, untuk komisaris utama diberi

kewenangan menunjuk salah seorang sekretaris untuk melaksanakan kegiatan harian. “Kemudian untuk anggaran, komut dapat mengusulkan anggaran pada gubernur, dalam untuk operasional kerjanya,” kata sekdaprov, via telepon. Kerja dari komut juga terbatas, hanya kegiatan yang sifatnya mendukung percepatan pembangunan kantor penghubung. “Anggarannya saja harus mendapat persetujuan gubernur, jadi memang terbatas kerjanya,” ucapnya. Jika pembangunan kantor penghubung selesai tahun ini, katanya bukan tidak mungkin diserahkan pengelolaan kantor penghubung pada manajemen dan komisaris. “Yang jelas, kantor itu diserahkan setelah pembangunannya selesai,” ujarnya. (h/rud)

SOLSEL.MULTYFLY.COM

RUMAH Gadang Minangkabau yang terletak di daerah Solok Selatan

Gaya Hidup Modern Hilangkan Pola Ruang Rumah Gadang

PADANG, HALUAN — Pergeseran pola kehidupan masyarakat Minang di Sumatera Barat (Sumbar) menjadi salah satu penyebab mulai hilangnya pola dan fungsi-fungsi ruang di “Rumah Gadang” (rumah adat Minangkabau). Pergeseran itu tidak lepas dari meningkatnya aktivitas masyarakat Minang khususnya yang masih menggunakan rumah gadang sebagai fasilitas hunian, kata kata peneliti arsitektur Minang dari Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Bung Hatta, Dr Eko Alvares di Padang, Sabtu (26/3). Menurut dia, meningkatnya aktivitas masyarakat telah menyebabkan bertambahnya fungsi-fungsi baru pada rumah gadang sekaligus pola tradisional dan fungsi-fungsi ruang di rumah gadang juga mulai hilang. Secara arsitektural, diketahui bahwa setiap aktivitas membutuhkan ruang-ruang baru untuk mengakomodasikan peningkatan aktivitas,

katanya. Begitu juga pada rumah gadang, ruang-ruang baru yang muncul pada rumah adat budaya Minangkabau sebagai bentuk transformasi ruang, merupakan jawaban atas semakin meningkatnya aktivitas serta beragamnya kebutuhan dari penghuninya, tambahnya. Secara tidak langsung, transformasi ruang yang terjadi telah menyebabkan semakin hilangnya pola ruang pada rumah gadang, serta mulai bergesernya pola kehidupan masyarakat Minangkabau yang komunal, maka berangsur-angsur berubah menjadi individu, katanya. Sebelumnya secara turun temurun, rumah gadang berfungsi sebagai wadah yang menampung kegiatan sehari-hari dari penghuninya. Rumah gadang dihuni sebuah keluarga besar dengan segala aktivitas mereka setiap harinya. Pengertian keluarga sebuah yang terdiri dari ayah, ibu serta anak wanita, baik itu yang telah berkeluarga ataupun

yang belum berkeluarga, sedangkan anak laki-laki tidak memiliki tempat di dalam rumah gadang. Fungsi ini yang lebih dominan berlangsung pada suatu rumah gadang, sebagaimana lazimnya rumah tinggal bagi masyarakat. Di rumah gadang interaksi antaranggota keluarga berlangsung. Aktivitas sehari-hari seperti makan, tidur, berkumpul bersama anggota keluarga serta lain sebagainya lebih dominan berlangsung di rumah gadang, disamping kegiatankegiatan adat budaya. Namun, pergeseran pola kehidupan masyarakat Minang telah menjadi salah satu penyebab mulai hilangnya pola dan fungsi-fungsi ruang di rumah adat Minangkabau yang telah berlangsung turun temurun. Pergeseran itu tidak lepas dari meningkatnya aktivitas masyarakat khususnya yang menggunakan rumah gadang sebagai fasilitas hunian, tambahnya. (ant)

GUBERNUR IRWAN PRAYITNO

Peningkatan Kualitas Guru Harus Selektif

PADANG, HALUAN — Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengemukakan dalam meningkatkan kualitas guru melalui berbagai pelatihan harus dilakukan dengan selektif sesuai potensi dan bakat yang dimiliki guru bersangkutan. “Tidak semua guru bisa ditingkatkan kapasitasnya disebabkan rendahnya kemampuan dan potensi dasar yang dimiliki sehingga perlu selektif dalam melakukan progran peningkatan kualitas guru,” katanya di Padang, Sabtu, (26/3). Hal tersebut disampaikannya pada acara Talk Show dengan tema “Pendidikan di Sumatera Barat Hari Ini dan ke Depan” yang digagas oleh Forum By Pass Sumbar disiarkan langsung oleh TVRI Sumatera Barat.

Menurut dia, sebelum adanya sertifikasi guru seperti saat ini, profesi guru hanyalah menjadi pekerjaan alternatif sehingga sumber daya manusia yang ada tidak begitu baik. “Ini dibuktikan dengan jika ada siswa SLTA yang mendapatkan rangking 10 besar dikelasnya, saat ditanyakan cita-citanya tidak ada yang memilih untuk menjadi guru,” lanjut dia. Dikatakan, begitu juga pada perguruan tinggi, orang yang memilih untuk kuliah menjadi guru kebanyakan adalah mereka yang tidak diterima pada jurusan lain. Akibatnya, karena banyak yang menjadi guru sebagai profesi alternatif karena tidak ada pilihan lain menyebabkan tidak optimal dalam

mengajar karena rendahnya kemampuan yang dimiliki,” kata dia. Karena itu, katanya, guru yang bisa diberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya adalah yang secara bakat dan kemampuan memiliki nilai baik. Namun sejak adanya program sertifikasi, profesi guru baru mulai dilirik banyak orang karena penghasilannya cukup menjanjikan. “Bahkan penghasilan seorang guru bersertifikasi tiga kali lebih tinggi daripada PNS di pemerintah daerah dengan golongan yang sama,” kata dia. Secara tidak langsung, hal ini akan meningkatkan kualitas pengajar karena untuk bisa menjadi guru harus bersaing dengan banyak orang. (ant)

Dua Pasang .................................................... dari Hal.1 Pengakuan kedua pasangan ini kepada petugas, mereka tidak melakukan apa-apa, mereka menginap di hotel itu hanya sekedar untuk istirahat saja. “Kami tidak berbuat senonoh di dalam kamar hotel tersebut, kami hanya istirahat,” kata “S”. Selain merazia hotel, malam itu petugas juga melakukan razia di tempat perjudian yang ada di

Kompleks Melati, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Namun sayang, pada saat petugas tiba di lokasi, ternyata sudah kosong, diduga razia tempat perjudian ini bocor. Meski tidak ada orang yang main, namun petugas menemukan barang bukti berupa satu kardus kertas koa dan kartu remi yang sudah dipakai. “Ini merupakan bukti bahwa lokasi ini sering di jadikan tempat sebagai

perjudian,” lanjut Yadrison. Meski tidak ada kegiatan perjudian, namun ada sebanyak sembilan orang laki-laki yang sedang duduk di lokasi itu. Karena curiga bahwa mereka diduga usai bermain judi, kesembilan lelaki itu hanya dilakukan pemeriksaan dan pendataan di tempat. “Apa saja kejahatan dalam bentuk Pekat akan kita tindak tegas,” tegasnya (h/nas)

Giliran Muncak .............................................. dari Hal.1 Sasudah haniang anam minik, Muncak manaruihan keceknyo. “E, Mas Sam urang nan ka diagiah gala dotor tu musti urang nan sehat. Badannyo sehat, jiwanyo sehat. Gapuak stek. Banyak karajo daripado maota. Urang roman waden ko kalau diagiah gala dotor, dikecek an urang beko waden dotor sakik atau dotor rangkik. Badan kuruih, sunguik taba, pancaliak an tarang-tarang kain, tali jantuang acok basaua jo tali les kudo den ko ha.” “Apapun komentar Muncak, yang jelas Muncak akan diberi penghormatan tertinggi,” kata Mas Sam. “Pidato lo waden stek kan?” tanyo Muncak. “Itu yang penting. Pidatonya. Soal apa yang sudah dikerjakan semua orang tahu, bahwa Muncak itu adalah kusir. Kini pidatonya itu yang ditunggu orang,” kata Mas Sam. “Susah mah mas Sam. Antaro ota jo pidato lah roman kantuik jo

ale liue se dek den sajak sari, lai indak baa tu?” tanyo Muncak. “Pidato Muncak nanti akan berjudul Pengendalian Arus Penumpang Pada Transportrasi Tanpa Mesin Di Tengah Spekulasi Para Tengkulak Terhadap Kenaikan Harga Minyak Akibat Demo Timur Tengah Yang Tidak Berkeruncingan Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Nasional di Pulau Jawa dan Kesatuan Kebangsaan Dalam Era Otonomi Daerah Yang Berbasis Pada Kearifan Lokal Dengan Latar Belakang Adat dan Budaya Alam Minangkabau Yang Bertumpu pada Adat Basandi Syara’, Syara Basandi Kitabullah Jilid Dua Yang Telah Diperbaharui Dalam Kongres Kebudayaan Yang Berubah Bentuk Menjadi Seminar Minangkabau…” Alun abih kecek Mas Sam lai manyampaian apo nan kadipidatokan Muncak tu, Muncak langsuang se manyolo. “Nan Mas Sam baco

sabanta ko judul pidato nan kaden sampaian atau alah jo isi-isinyo sakali?” tanyo Muncak. “Muncak, maafkan saya. Pemberian gelar itu adalah pemberian gelar kehormatan tertinggi akademik, Doctor Honorus Causa. Muncak jangan main-main. Hanya itulah balas jasa yang dapat saya berikan kepada Muncak yang selama ini Muncak telah menggratiskan sewa bendi kepada saya. Hutang emas boleh diganti, hutang budi di bawa mati. Kan begitu pepatah Minang kita kan?” umbuak Mas Sam. “Aratino bana, gala tu banamo honorus kausa. Disingkek jadi dotor haka. Kapanjangannyo manjadi Dotor Hasil Kolaborasi. Baitu?” tanyo Muncak. “Sudahlah Muncak. Talampua banyak mangecek, tabukak sagalo rahasio awak baduo beko,” bisiak Mas Sam jo logat Minang nan lucu tadanganyo.***


12

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Pengembangan Nilai Moral dan Agama untuk Anak Usia Dini KENAL TOKOH

Soeratin Sosrosoegondo PENDIRI PSSI

KENDATI PEMILIHAN pengurus PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia) gonjang-ganjing, kita perlu juga mengetahui sejarah lahirnya PSSI ini. PSSI yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di zaman penjajahan Belanda, kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisis saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Di sana ia merupakan satusatunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda. Untuk melaksanakan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh-tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain-lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda). Kemudian pada 19 April 1930, berkumpullah wakil-wakil dari VIJ (Sjamsoedin– mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten

Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dan kawan-kawan segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI, kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan-jalan atau tempattempat dan di alun-alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar. Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936. Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen’s Agreement” yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan. Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/ 11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka. n (http://www.pssi-football.com)

A

liran Filsafat Pendidikan Perenialisme mengatakan bahwa pendidikan harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan tersebut sebagai acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik dalam konteks institusi pendidikan sekolah maupun luar sekolah.

Landasan yang jelas dan terarah yang dimaksud adalah pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai moral dan agama, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kedewasaan berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlak al-karimah). Upaya tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) sejak usia dini, yakni ketika masa kanak-kanak. Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan pada program PAUD merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam pancasila (Hidayat, 2007 : 7.9). Namun dalam realitasnya dewasa ini terdapat sesuatu yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan nasional di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah masih banyak anak didik dan output pendidikan nasional di Indonesia yang belum mencerminkan kepribadian yang bermoral, seperti sering tawuran antar pelajar bahkan dengan guru, penyalagunaan obat-obat terlarang, pelecehan seksual, pergaulan bebas, dan lain. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, sebenarnya keadaan yang demikian itu tidak lepas dari basic pendidikannya pada masa lampau, yang boleh jadi pada masa itu pengokohan mental-spritualnya masih belum tersentuh secara maksimal, selain faktor lingkungan yang mempengaruhi. Lalu bagaimana tanggung jawab dan solusi institusi pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) atas persoalan tersebut ? Ide perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada anak usia dini pada dasarnya diilhami oleh sebuah keprihatinan atas realitas anak didik

bahkan output pendidikan di Indonesia dewasa ini yang belum sepenuhnya mencerminkan kepribadian yang bermoral (akhlak al-karimah), yakni santun dalam bersikap dan berperilaku sebagaimana contoh yang telah dikemukakan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan kita, khususnya pada jenjang pendidikan yang paling dasar (pra sekolah). Oleh karenanya, sebagai upaya awal perbaikan terhadap sistem pendidikan di Indonesia maka sangat diperlukan adanya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak dini sebagai upaya pengokohan mental-spiritual anak. Setiap masyarakat mempunyai ukuran-ukuran yang digunakan untuk menentukan baik-buruk tingkah laku. Ukuran-ukuran itu dapat berupa tata cara, kebiasaan atau adat-istiadat yang telah diterima oleh suatu masyarakat. Ukuran yang digunakan untuk menentukan baik-buruk inilah yang biasanya disebut dengan istilah moral. Istilah moral ini berkenaan dengan bagaimana seseorang seharusnya berperilaku dengan dunia sosialnya. Berkaitan dengan aturan-aturan berperilaku tersebut, anak dituntut untuk mengetahui, memahami, dan mengikutinya. Perubahanperubahan dalam dalam hal pengetahuan, pemahaman, dan penerapan aturan-aturan ini dipandang se-

apa ikan mas itu?” Ikan mas ini aku DI SEBUAH desa kecil, hiduplah setemukan ditepi sungai tadi, Kek. Aku orang anak perempuan yang bernama melihat ikan mas itu tergelepar kesakDinda. Ia tinggal di rumah dengan ibu itan. Makanya aku membawanya ke rumah dan kakak tirinya. Sejak ayah mereka untuk dirawat, Kek,” jawab Dinda. meninggal, hidup mereka sangat mem“Kamu memang anak yang berprihatinkan. Dinda selalu dimusuhi dan hati mulia, disiksa oleh ibu dan kakak tirinya. Pada suatu hari, ibu menyuruh Dinda pergi ke hutan untuk mencari sesuatu yang bisa untuk dijual. Uang hasil penjualan itu nantinya akan digunakan untuk membeli beras dan lauk. Keesokan harinya, Dinda pergi ke hutan sendirian. Di tengah perjalanan menuju ke hutan, Dinda beristirahat sejenak ditepi sungai yang sudah tak jauh lagi dari hutan. Dinda terkejut melihat seekor ikan mas yang tergelepar kesakitan ditepi sungai. Dinda mengambil ikan mas itu untuk dirawatnya dirumah. Selesai beristirahat, Dinda melanjutkan perjalanannya ke hutan. Nak. Dia berharap bisa Sekarang mendapatkan sesuatu kamu pulang yang bisa untuk dijuadan rawatlah lnya. Karena dia takut ikan mas itu, dengan Ibu dan kakak maka dia akan tirinya yang tidak pernah ada rasa kasihan membatu seOleh : YARSIH FITRI HARNI mua kesulitanpadanya. Setelah berkemu”. Kata sang kakek. “Terima kasih, liling dihutan, Dinda tidak menemukan Kek,” kata Dinda bingung. apa-apa yang bisa dibawanya pulang. Lalu Dinda melanjutkan perjalanan Didalam perjalanan, Dinda bertemu pulangnya, setiba di rumah Dinda didengan seorang Kakek, lalu Kakek tersebut marahi dan disiksa karena tidak memmenyapa Dinda : “Hai nak, kamu mau bawa apa-apa dari hutan. Dinda merakemana?” Lalu Dinda menjawab,”Aku mau kehutan mencari sesuatu yang bisa wat ikan mas itu dengan sangat hati-hati. untuk dijual, Kek. Karena kami sudah Tiba-tiba Dinda terkejut karena mendentidak punya bekal lagi untuk makan, Kek.” gar ikan mas itu berbicara. Ikan mas Kakek itu bertanya lagi : “Lalu untuk itu berkata : “Kamu jangan takut Din-

bagai perkembangan moral seseorang. Sedangkan menurut Kohlberg perkembangan moral anak usia prasekolah (PAUD) berada pada tingkatan yang paling dasar yang dinamakan dengan penalaran moral prakonvensional. Pada tingkatan ini anak belum menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral (secara kokoh). Namun sebagian anak usia PAUD ada yang sudah memiliki kepekaan atau sensitivitas yang tinggi dalam merespon lingkungannya (positif dan negatif). Misalkan ketika guru/orang tua mentradisikan atau membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orang tua ketika berjabat tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang sekolah, dan contoh-contoh positif lainnya maka dengan sendirinya perilaku seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu kebiasaan mereka sehari-hari. Demikian pula sebaliknya kalau kebiasaan negatif itu dibiasakan kepada anak maka perilaku negatif itu akan terinternalisasi pula dalam dirinya. Dalam mengkaji perkembangan moral anak usia pra sekolah, Kohlberg memposisikan mereka pada level yang paling dasar, yaitu level 1 (moral prakonvensional). Pada tahap ini, anak melihat suatu kegiatan dianggap salah atau benar berdasarkan hukuman dan kepatuhan (punishment dan obedience orientation) serta individualisme dan orientasi tujuan instrumental (individualism and instrumental purpose). Pada tahap orientasi hukuman dan kepatuhan, suatu tindakan dinilai benar atau salah tergantung pada akibat dari kegiatan tersebut. Suatu kegiatan yang membuat ibu marah dianggap salah dan suatu kegiatan yang membuat ibu senang dianggap baik atau benar. (Prof Rusijono, http://blog. pgpaud. ac.id)

da, sekarang aku adalah temanmu karena kamu telah merawatku, aku akan membantumu jika kamu butuhkan,” kata ikan mas. Ikan mas itu membantu meringankan semua pekerjaan Dinda yang bertumpuk, Dinda sangat senang sekali karena mempunyai teman yang baik. Namun Ibu dan Kakak tirinya curiga dan mencari tahu siapa yang membantu pekerjaan Dinda selama ini. Setelah mengetahuinya, akhirnya tanpa sepengetahuan Dinda merekapun membunuh dan menggoreng ikan mas itu untuk mereka makan. Setelah tahu apa yang terjadi dengan nasib temannya, Dinda sangat marah dan menangis karena telah kehilangan teman yang baik. Dindapun mengubur sisa ikan mas yang mereka makan disamping rumahnya. Malam harinya, Dinda bermimpi didatangi oleh Kakek yang ditemuinya di hutan. “Jangan bersedih anakku, lihatlah disamping rumahmu akan ditumbuhi pohon emas yang diberikan oleh temanmu, ikan mas,” ucap sang kakek. Esok harinya Dinda terbangun dari tidurnya dan alangkah terkejutnya Dinda melihat pohon emas yang ada disamping rumahnya. “Mimpiku jadi kenyataan,” pikir Dinda. Kini Dinda hidup berkecukupan, sementara Ibu dan Kakak tirinya sudah tidak lagi jahat dan menyiksa dirinya. Mereka menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya kepada Dinda. Dinda yang berhati mulia tidak pernah dendam dan mau memaafkan Ibu dan kakak tirinya yang telah menyiksanya itu. Sekarang Dinda, Ibu dan kakak tirinya hidup berbahagia.


Elok

E

mas adalah abadi. Hal inilah yang menginspirasi Ade Irma Marthayeni , designer anggota APPMI Sumbar ini, untuk membuat desain busana bernuansa emas. Menurut Ade, warna emas sangat elegan dan mampu menampilkan citra yang anggun bagi para pemakai busananya. Dengan bahan busana brokat dan sutra berwarna

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

keemasan, ditambah detil pernak-pernik payet-payet di busananya, membuat hasil karya Ade terlihat sangat anggun. Begitu pula dengan adanya bunga-bunga yang terbuat dari bahan dasar busana berwarna sama. Semakin menonjolkan keindahan rancangan designer ini. Hiasan di penutup kepala, merupakan pelengkap yang sa-

ngat menentukan bagi sempurnanya busana ini. Banyaknya wanita yang menutup aurat dengan menggunakan jilbab, juga menjadi inspirasi bagi Ade untuk mempercantik penutup kepalanya dengan berbagai detail yang menarik. Hasil karya Ade ini, sangat cocok dikenakan pada kesempatan-kesempatan resmi di malam hari. Dengan kilau emas

Designer Lokasi Fotografer

13

yang memukau, tentunya orang-orang di sekeling Anda bisa dibuat terpesona. Ade yang tampil dengan busana hitam di ujung penampilan hasil karyanya, juga terlihat sangat memukau. Sebab, itu menjadi perpaduan yang kontras dengan para modelnya yang memakai busana gemerlap emas. ***

: Ade Irma Marthayeni : Basko Hotel, Padang : Rahmad Doni


14

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Kultur

KRITIK ATAS RALAT STORY TERHADAP CERPEN KASIH IBU

Melawan Arogansi Media dan Aksi Plagiasi Oleh: Desi Sommalia Gustina Pengarang Menetap di Padang

PEMBERITAHUAN: Setelah melakukan penelusuran berdasarkan informasi yang masuk, cerpen Kasih Ibu yang ditulis Prisa Adinda dan dimuat dalam rubrik Cerpen Seleb Story edisi 17, 25 Desember 2010, ternyata memiliki banyak kesamaan dengan cerpen Hati Ibu milik sdri Desi Sommalia. Agar polemik ini tidak berkepanjangan, maka dengan ini Story menyatakan pencabutan cerpen Kasih Ibu yang ditulis Prisa Adinda dan menyatakan bahwa cerpen tersebut tidak pernah dimuat Story. Demikian pemberitahuan ini, agar tidak ada pihak yang dirugikan. Redaksi. Pemberitahuan redaksi majalah Story edisi 19/Th.II/25 Februari 201124 Maret 2011 tersebut praktis menimbulkan pertanyaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, defenisi dicabut yakni menarik supaya lepas (keluar) dari tempat tertanamnya (tumbuhnya); menarik ke luar dari sarungnya; menghunus; mengambil salah satu dari kelompok yang besar (seperti undian); menarik kembali apa yang sudah dikatakan (dikeluarkan, diberikan, dan sebagainya); menyatakan tidak berlaku; membatalkan (peraturan, izin, dan sebagainya). Jika benar pengertian ‘dicabut’ adalah menarik kembali sesuatu yang sudah dikatakan, dalam pengertian ini diterbitkan, bagaimana cara menariknya? Apakah serta merta dengan pernyataan ‘dicabut’ terhadap dimuatnya cerpen Kasih Ibu di majalah Story edisi 17, 25 Desember 2010 tersebut akan begitu saja menghilangkan ingatan pembaca, sementara mereka telah ‘terlanjur’ membacanya pada saat cerpen tersebut diterbitkan? Pertanyaan selanjutnya, mengapa cerpen Kasih Ibu yang dimuat majalah Story tersebut dicabut? Jawabannya, karena cerpen tersebut adalah cerpen plagiat. Saya bisa memastikan dan membuktikan bahwa cerpen yang berjudul “Kasih Ibu” yang diakui Prisa sebagai miliknya dan kemudian dimuat oleh majalah Story edisi 17/Th.II/ 25 Desember 2010-24 Januari 2011, adalah karya saya

(Desi Sommalia). Judul aslinya adalah “Hati Ibu”, yang telah dimuat di koran harian Riau Pos pada Ahad 11 Januari 2009. Sebelum dimuat di Riau Pos, cerpen “Hati Ibu” tersebut telah pula mendapatkan penghargaan dengan keluar sebagai pemenang (juara 1) pada lomba menulis cerpen tingkat mahasiswa se-UIR yang digelar oleh UKMI Al Kahfi UIR pada tahun 2008. Majalah Story baru melakukan ralat setelah saya gencar menghubungi dan menuntut redaksi majalah Story untuk segera melakukan klarifikasi mengenai aksi plagiat yang dilakukan oleh Prisa terhadap cerpen karya saya tersebut. Tak hanya itu, ralat yang dilakukan oleh majalah Story terkesan setengah hati. Jika hanya mengandalkan pemberitahuan sangat ringkas tersebut, tidak akan bisa membuang ingatan pembaca yang kebetulan tidak membaca ralat majalah Story tersebut (setelah cerpen itu diterbitkan). Karena tidak ada yang bisa menjamin seorang yang membaca sebuah media massa pada hari ini akan membaca media yang sama keesokan harinya, atau beberapa hari kemudian. Terlebih lagi majalah Story adalah majalah yang terbit sekali dalam satu bulan. Tidak ada yang bisa menjamin pembaca yang membaca majalah Story bulan ini akan membacanya kembali pada bulan berikutnya. Tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah. Maka, jika hal tersebut tidak mungkin dilakukan, Story seharusnya melakukan ralat dengan lebih bijaksana. Tidak cukup hanya dengan menulis pemberitahuan dalam kolom kecil yang ketika membaca kalimat ralat tersebut hanya menimbulkan tanda tanya. Mengapa cerpen tersebut dicabut dan dianggap tidak pernah ‘dimuat’? Karena jika tidak ada penjelasan lebih detail—apalagi dalam pemberitahuan itu tidak disebutkan bahwa karya saya itu diplagiat—hanya akan menimbulkan tanya baru. Story seolah ingin kesalahan tersebut dimaafkan dengan hanya

mencantumkan pemberitahuan yang sama sekali tidak tegas, tidak menyatakan bahwa karya Prisa itu adalah karya plagiat. Dikatakan tidak tegas karena pemberitahuan yang dimuat majalah Story tersebut hanya mengatakan dua cerpen tersebut memiliki banyak kesamaan, dan sama sekali tidak mengatakan bahwa Prisa Adinda Arini Rianzi memplagiat karya Desi Sommalia Gustina. Lihatlah pula sepotong kalimat dalam pemberitahuan tersebut yang mengatakan “…Agar polemik ini tidak berkepanjangan…”, potongan kalimat tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa majalah Story ingin cuci tangan. Jika majalah Story menganggap saya ingin memperpanjang polemik dengan mempersoalkan aksi plagiasi yang dilakukan oleh Prisa, tampaknya majalah Story hendaklah berpikir ulang, dan saya sarankan agar membaca dengan seksama Undang-Undang Hak Cipta (UUHC). Terlepas dari itu, jika kita tilik kembali kalimat “…tidak pernah dimuat Story…” dalam pemberitahuan yang dilakukan oleh majalah Story terhadap cerpen “Kasih Ibu”, lagi-lagi sebuah tanya tercipta, jika pun kemudian majalah Story berdalih pemuatan cerpen “Kasih Ibu” tersebut karena kelalaian dan ketidaksengajaan, apa yang menyebabkan ketidaksengajaan itu? Tentu saja salah satu faktornya karena redakturnya malas, malas membaca. Seperti yang disinyalir oleh Romi Zarman (Haluan, Minggu 27/02), yang mengatakan bahwa rata-rata redaktur kita pemalas. Malas membaca, malas studi atas karya-karya pendahulu, sehingga tidak mengherankan kenapa kemudian dari karya-karya yang dipublikasikan cenderung tak memiliki corak, alias seragam. Dan setidaknya, melalui kasus plagiasi yang dilakukan oleh Prisa ini, pernyataan Romi Zarman tersebut terbukti. Karena banyak karya-karya yang dipublikasikan bukan saja cendrung tak memiliki corak atau seragam, tapi juga benar-benar serupa. Redaktur tak bisa membedakan mana karya yang benar-benar asli dan mana karya hasil plagiat. Mengenai kasus

plagiat-yang tidak hanya kita temukan kali ini saja, seperti yang dikatakan Romi Zarman itu tak lain disebabkan sifat malas yang terus dipelihara oleh rata-rata redaktur kita. Hal ini semakin diperparah dengan tidak adanya sensitivitas terhadap sebuah karya. Tanpa bermaksud membela siapa pun, sering kita dapati ketidakadilan ketika pengarang melakukan kesalahan. Misalnya seorang penulis yang melakukan plagiat (tentu saja hal ini tidak dapat dibenarkan), sang plagiator akan disingkirkan secara otomatis oleh media. Maksud kata ‘disingkirkan’, karya-karya selanjutnya milik si pengarang/si penulis, tidak akan pernah lagi diterbitkan. Nama si pengarang akan dicoret, tak peduli apakah karya-karya selanjutnya adalah benar karyanya atau hasil mencontek karya orang lain. Dengan ‘hukuman’ serupa itu, riwayat kepenulisan di pengarang akan mati dengan sendirinya. Namun, ketika media melakukan kesalahan, katakanlah kesalahan dalam mencantumkan nama penulis cerpen, puisi, esai, atau kesalahan-kesalahan lain, umpanyanya; ketidakhati-hatian media dalam memuat sebuah karya (misalnya karya yang dimuat adalah karya plagiat), maka media seolah tidak bisa diberi ganjaran. Hal ini tidaklah mengada. Karena faktanya, media kerap tampak merasa cukup

dengan hanya melakukan ralat dalam kolom kecil lalu mencantumkan kalimat permohonan maaf pada edisi berikutnya. Kemudian kesalahan dianggap tidak pernah ada, dan kekhilafan yang dilakukan media (suka tidak suka) harus dianggap telah ‘termaafkan’ secara otomatis. Tentu saja, hal ini merupakan ‘hukuman’ yang tidak seimbang terhadap apa yang diterima penulis dan yang diperoleh media. Ralat yang tidak bijaksana yang dilakukan oleh media, yang membingungkan, dan yang menimbulkan pertanyaan, sejatinya tidak menutup kemungkinan akan berakibat buruk terhadap kalangan penulis. Karena mungkin saja seseorang yang menulis esai, cerpen, atau sajak hari ini, dan diterbitkan, lalu beberapa hari kemudian tanpa alasan yang jelas karya tersebut diralat oleh media yang memuatnya. Hal ini dapatlah dikatakan sebuah cara pembunuhan karakter terhadap penulis. Jika hal ini terus dibiarkan, berarti kita juga membiarkan arogansi media. Arogansi media yang tumbuh dan berkembang tak ubahnya menciptakan rezim orde baru di era reformasi. Dengan demikian, ke depan, kita berharap ketika sebuah media-apapun medianya, jika ingin melakukan ralat terhadap sesuatu haruslah detail. Hal ini perlu, jika tidak ingin disebut sebagai media yang arogan.

Puisi-puisi yang Berselimut Tebal Oleh: Ragdi F Daye Pengarang tinggal di Padang

SEBAGAI karya sastra, puisi mengekspresikan pengalaman hidup manusia dan pemahamannya tentang kehidupan melalui bahasa yang estetis. Berbeda dengan prosa yang mempunyai peluang menyampaikan maksud dengan kapasitas ruang ekspresi yang cukup luas, puisi memadatkan gagasan dalam tubuh yang ramping. Konsekuensinya, puisi perlu menyaring dan memilah kata-kata secara lebih ekstrem untuk menghantarkan maksud pengarangnya. Bahasa dalam puisi merupakan kristalisasi atas bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian. Inilah yang menimbulkan aspek estetika di dalam tubuh unik puisi. Aspek estetika tersebut memungkinkan terjadinya komunikasi antara penyair sebagai pencipta puisi dan pembaca yang kelak merefleksikan dirinya pada teks. Apabila bahasa yang digunakan oleh penyair dapat dipahami secara seimbang oleh pembaca, komunikasi makna pun tercapai. Apa yang dimaksudkan penyair ikut dirasakan oleh pembaca. Kegelisahan dan keperihan penyair juga menimbulkan pembaca gelisah dan menderita perih. Namun, komunikasi tersebut tidak mudah karena dunia pengalaman sang penyair berbeda dengan pembaca. Di sanalah kekuatan refleksi bahasa memegang peranan penting, ketika dunia yang dialami oleh penyair dapat terhadirkan dan secara sejajar dapat diterima oleh pembacanya. Kalaupun sang pembaca tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksudkan penyair, namun bahasa yang membangun teks puisi memungkinkan pembaca mendapatkan bias atau pantulan kehidupan dan pengalamannya pada teks tersebut, sehingga dia pun secara sadar atau tidak, secara memuaskan atau tidak, telah mencerap makna dari teks tersebut. Rumit dan Sederhana Memasuki puisi seperti berendam di kolam, tak akan terasa hangat atau sejuk airnya bila kita tidak masuk ke dalamnya. Dimulai dengan menyentuh air, mencelupkan tangan atau kaki, dan mencebur ke dalamnya. Setelah berada di dalamnya, kita pun

dapat membuka diri untuk membiarkan tubuh merasakan aliran sensasi yang meresap melalui pori-pori. Memang, menikmati kolam bisa juga dengan sekadar duduk-duduk di pinggirnya sambil membasuh muka dan tangan serta membasahkan kaki, namun rasa yang direguk tentu berbeda dibanding bila telah berendam dan berkecimpung di dalamnya. Puisi-puisi Nirwan Dewanto dalam Buli-Buli Lima Kaki (GPU, 2010) ini bagi saya seperti kolam eksotis yang misterius. Saya begitu tergoda untuk mencebur ke dalamnya, namun remang kabut dan aneka makhluk-tak-dikenal yang menyesak di sekelilingnya membuat hati saya gugup untuk melompat masuk, mengukur kedalaman dan menikmati keindahannya. Hanya setelah mengumpulkan segenap keberanian dan sedikit bekal, saya dapat memasukinya. Tapi entahlah, apa sudah sampai ke dasar paling dasar atau hanya permukaan dangkal. Sebagian besar puisi dalam buku ini berbicara tentang halhal yang sebenarnya sederhana; tentang hewan, makanan, tumbuhan, tempat, orang-orang, peristiwa, atau pun benda-benda yang ada atau dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Peoni, misalnya. Bagi orang Indonesia mungkin nama itu tidak akrab, namun ia merupakan bunga belaka. Ia adalah sejenis bunga rempah yang berasal dari Tiongkok dan biasa dipakai sebagai hiasan ornamen keramik. Bentuknya seperti mawar, namun mempunyai mahkota yang agak luas. Perilaku bunga ini adalah setelah mekar di awal musim semi, ia perlahan-lahan melayu ke tanah dan mati. Puisi ini berbicara tentang lahir-hidup-mati melalui bunga yang tak sepopuler mawar. Puisi-puisi Nirwan cenderung diselimuti oleh kata-kata dan frase yang terasa asing sehingga memancing saya untuk membuka kamus atau pun browsing di internet. Sering saya berhenti sebentar untuk mencari makna suatu kata atau mencari informasi tentang nama dan istilah tertentu. Memang melelahkan, namun membawa saya pada dunia baru yang belum saya kenal, lama-lama mengasyik-

kan. Bila sedang tak serajin itu, saya akan mengacuhkan saja katakata referensial yang bertaburan dan memandang si puisi dengan sesederhana mungkin. Misalnya puisi “Asal Usul Kebahagiaan”, saya paham bahwa kebahagiaan itu akan dapat dirasakan ketika kita bisa menerima sesuatu dengan apa adanya, seiklas-iklasnya, dan merasakan pesonanya. Sebagian besar puisi Nirwan ini dirangkai dengan nama-nama dan istilah dari berbagai bidang dan dari berbagai belahan bumi. Di antaranya bertuliskan nama tokoh di bawah judul yakni tokohtokoh dari bidang seni rupa dan puisi. Untuk lebih leluasa memasuki puisinya, memang dibutuhkan penjelajahan mencari referensi. Terutama agar dapat memaknai secara pas. Walau tidak ada jaminan bahwa referensi tersebut memang menguatkan makna puisi atau nonsens. Esha Tegar Putra telah melakukan penelusuran atas nama-nama tokoh di bawah judul sejumlah puisi. Hasilnya mengejutkan, ada beberapa puisi yang mempunyai hubungan erat dengan karya seni rupa yang dikerjakan oleh tokoh yang namanya tertulis itu, seperti Max Ernst pada puisi “Gajah Sulawesi” dan Anish Kapoor pada puisi “Telur Chicago”. Apakah Nirwan Dewanto menulis puisi dari karya rupa? Entahlah, yang jelas dia memang seseorang yang punya perhatian besar terhadap karya rupa dan sering menjadi kurator di bidang itu. Apabila benar bahwa ada puisi Nirwan yang diciptakan dengan sumber ide dunia dalam karya rupa, itu adalah suatu hal yang menarik. Pengarang atau penyair dapat memaknai alam semesta untuk menulis, termasuk alam di dalam lukisan, lebih-lebih bila menafsirkannya melalui karya sastra. Karya rupa dapat menjadi sumber ide untuk menulis karya sastra, itu sebuah jalan yang unik. Hanya saja, apabila puisi memindahkan realitas dalam karya rupa secara ‘utuh’ begitu saja, puisi menjadi transformasi belaka. Nilainya bisa tak kalah menyedihkan dibanding novel-novel adaptasi dari film. Perihal Erotika dan Parodi Buli-buli merupakan sejenis guci atau botol kecil. Benda ini dapat digunakan untuk menyimpan barang-barang kecil atau minyak wangi. Buli-buli juga

dikaitkan dengan organ reproduksi/ sekresi laki-laki yakni kantung kemih sehingga dapat dihubungkan dengan alat kelamin. Di dalam ilmu kedokteran, salah satu jenis kanker prostat adalah kanker buli-buli atau kanker kantung kemih. Pada judul buku ini, bulibuli sepertinya mengacu pada guci kecil karena memiliki kaki. Namun, kandungan makna yang kedua sepertinya ikut mewakili isi buku ini. Tidak satu-dua saya temukan puisi yang mengandung unsur erotika. Sebagian hanya berupa kilasan, namun ada juga yang cukup intens seperti dalam “Sapi Lada Hitam”, “Bulan Madu”, dan “Virgo”. Secara teori, istilah erotika berbeda dengan pronografi. Menurut KBBI edisi ketiga, erotika adalah karya sastra yang tema atau sifatnya berkenaan dengan nafsu kelamin atau keberahian. Di dalam puisi “Sapi Lada Hitam” (hal. 31-32) berulang kali muncul kata buli-buli yang mengacu pada pengertian kedua. Puisi bersubjudul Francis Bacon itu menceritakan dua orang yang menyembelih seekor sapi untuk hidangan mereka diselingi adegan persetubuhan. Mungkin puisi ini ada hubungannya dengan peristiwa pemancungan Pangeran Essex, sahabat Francis Bacon yang hendak mengkudeta Ratu Elizabeth di abad ke-16, atau tentang cinta terlarang pelukis bernama sama di abad 20, atau bisa saja tak berhubungan sama sekali. Tapi beberapa bagian dalam puisi ini terdapat unsur erotisisme. Selain erotika, saya juga menemukan kenakalan Nirwan dengan memarodikan sesuatu yang telah ada dan mapan. Seperti ‘mempermainkan’ peribahasa, doa, dan puisi terkenal. Puisi “Belaka” (hal. 131-132) adalah ‘olok-olok’ atas puisi “Aku Ingin (Mencintaimu dengan Sederhana)” karya Sapardi Djoko Damano yang telah terkenal. Puisi lain yang berisi parodi adalah “Doa Musim Gugur” (hal. 158-162) yang merupakan puisi terakhir dalam kumpulan ini. Puisi ini diawali dengan gaya pembuka surat (dalam Al Quran): “Demi waktu yang memisahkan nyanyi dari pahala, lemak dari susu, kau dari kulit, aku dari akar”, disertai ungkapan “Mahabenar majas dengan segala muslihatnya”, dan ditutup dengan “Aku berlindung

kepada lidahmu dari godaan nahu yang terkutuk.” Apa maksud Nirwan dengan berparodi begitu? Saya pikir, itu tak jauh berbeda dengan motifmotif puisinya: bereksperimen dengan bahasa yang membuat pembaca sesak napas untuk menunjukkan jalan puisinya, sekaligus bersenang-senang. Bukankah puisi juga media ekspresi menghibur diri? Kampung dan Kosmopolitan “Pengarang Telah Mati” demikian ungkapan yang biasa dimahfumi ketika membaca karya sastra. Bicara karya sastra berarti murni membicarakan teks. Namun, karena di dalam teks banyak jejakjejak ‘lekat tangan’ si pengarang yang memengaruhi karya ciptaannya, seolah ada sebagian jiwanya menyisip di dalam teks, maka saya merasa perlu mengenal penyairnya. Membaca puisi-puisi dalam buku Buli-Buli Lima Kaki ini, saya tidak bisa untuk tidak mengaitkan dengan sosok Nirwan Dewanto yang seorang kritikus sastra, kurator seni rupa, dan pernah hidup di negeri asing (luar Indonesia, terutama Amerika Serikat dan Eropa). Bila puisi-puisi Nirwan tampak ‘melenceng’ dari kecenderungan puisi-puisi penyair Indonesia, ini disebabkan oleh dunia pengalaman yang mempengaruhi sudut pandangnya dalam memaknai kehidupan, termasuk atas minat, pikiran, dan gaya bertuturnya. Semua itu malah memperkaya warna dalam puisinya. Saya menemukan nuansa kampung dalam alam kosmopolitan. Aneka bau bumbu dan rempah-rempah di dapur kampung berbaur dengan suasana negeri empat musim yang bersalju, musim semi, tumbuhantumbuhan berdaun jingga, dan lanskap kota yang asing. Meskipun bermain-main dengan halhal yang asing atau ganjil, Nirwan masih penyair Indonesia yang rajin dan ambisius dalam menggali khazanah bahasa Indonesia. Puisipuisinya banyak memakai katakata yang terasa janggal bagi orang yang tak mengenalnya, seperti ‘semenjana’, ‘hujah’, ‘jirih’, ‘cerpelai’, ‘tarikh’, atau ‘padma’, serta menggunakan rangkaian kata (frase dan klausa) yang ganjil, namun itu memperkaya puisi. Buli-Buli Lima Kaki ini seperti menunjukkan bahwa Nirwan Dewanto masih ‘mengerjakan’ puisi.

Rima

Tarung Penyair Panggung se-Asia Tenggara di Tanjungpinang

SETELAH sukses menyelenggarakan Tarung Penyair Panggung pertama kalinya tahun 2008, Pemerintah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, bekerja sama dengan Yayasan Panggung Melayu kembali melaksanakan Tarung Penyair Panggung. Kali kedua ini terbuka se-Asia Tenggara. Perhelatan bergengsi ini dilaksanakan 14-17 April 2011 di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman dan Anjung Cahaya, Kota Tanjungpinang. Konseptor dan Pengarah Tarung Penyair Panggung yang juga Pimpinan Yayangan Panggung Melayu, Asrizal Nur, mengatakan, Tarung Penyair Panggung dilaksanakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Suryatati A Manan, Walikota Tanjungpinang. “Tujuannya untuk memberikan penghargaan atas dedikasinya terhadap kesusastraan, khususnya puisi, agar dapat memberikan inspirasi kepada kepala daerah lainnya di Indonesia agar peduli sastra Indonesia sebagai usaha mengangkat martabat bangsa melalui kegiatan budaya yang bernilai. Juga untuk menggairahkan tradisi pemanggungan puisi yang unggul, inovatif dan kreatif serta wahana silaturrahim penyair se-Asia Tenggara,” katanya. Tarung Penyair Panggung se-Asia Tenggara, memperebutkan Piala Suryatati A.Manan (Walikota Tanjungpinang), uang total Rp40 juta, Gelar Johan Penyair Panggung, Piagam Penghargaan dan cenderamata. Semua peserta mendapatkan kesempatan dibawa ziarah budaya ke makam Raja Ali Haji, Sastrawan terkemuka pencipta Gurindam 12 (dua belas), di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang. Asrizal Nur menjelaskan, pendaftaran dibuka sejak 15 Maret dan ditutup 5 April 2011. Peserta adalah penyair yang berada di kawasan Asia Tenggara dengan mendaftarkan diri melalui email panggungmelayu@gmail.com dengan mengirimkan 3 (tiga ) puisi yang dibacakan, biodata singkat, foto diri dan bukti penyair dan persyaratan lainnya yang dapat ditanyakan langsung ke panitia: Tusiran Suseno (Ketua) HP +6285264738000, Ahmadun Y Herfanda (Koordinator Lomba) HP+6281315382096. Sebanyak 50 peserta pertama mendaftarkan diri akan ditanggung penginapannya. Tarung Penyair Panggung diharapakan dapat memberikan apresiasi kepada kalangan muda guna mendorong kemampuan menulis puisi sekaligus kemampuan mengekpresikannya melalui pemanggungan puisi. Dan semoga puisi ke depan akan disenangi dan menjadi kreatifitas yang digemari. (h/naz)

“Aku Juga Bisa Nulis Novel” Bersama Gola Gong dan Arafat Nur Dua novelis nasional, Gola Gong (Banten) dan Arafat Nur (Aceh) bakal tampil sebagai pembicara dalam seminar nasional “Aku Juga Bisa Nulis Novel” yang digelar Komunitas Sastra Rumah Permata, Minggu, 3 April 2011 di Graha 165 Serambi Mekah Padang Panjang. Gola Gong dan Arafat Nur akan berbagi resep menulis novel hebat, kiat menembus penerbit, hingga berbagi tips menulis novel yang bisa memenangkan sayembara. Bersamaan dengan seminar itu, juga digelar bedah novel “Rinai Kabut Singgalang” karya Muhammad Subhan (Padang Panjang), yang sebelumnya novel yang sama dibedah dibeberapa kota. Adapun peserta yang mengikuti acara yang dipastikan berlangsung “heboh” ini, terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan kalangan umum lainnya. Menurut Ketua EO Rumah Permata, Meiriza Paramita, seminar dan bedah novel ini dimaksudkan sebagai upaya membangkitkan kembali gairah menulis di kalangan generasi muda Ranah Minang. Kegiatan tulis menulis khususnya sastra di Minang, kata Meiriza, pernah menjadi bagian penting dari peradaban dunia. Tak heran di Minangkabau banyak lahir sastrawan-sastrawan hebat dan mewarnai khasanah kesastraan Indonesia modern. Di samping menghadirkan Gola Gong dan Arafat Nur, peserta nantinya akan dihibur dengan tembang-tembang merdu dari suara emas Muhammad Jujur, seniman musik Padang Panjang yang baru-baru ini merampungkan videoklip terbarunya, “Ode Rinai Kabut Singgalang” yang dalam waktu dekat akan beredar luas ke tengah masyarakat. Gola Gong merupakan nama pena dari Heri Hendrayana Harris. Ia telah menulis lebih dari 25 novel dan ratusan skenario film. Selain itu cerita-cerita pendeknya juga terdapat di berbagai antologi. Beberapa dari novelnya adalah Balada Si Roy, Kupu-Kupu Pelangi, Kepada-Mu Aku Bersimpuh, Biarkan Aku Jadi Milik-Mu, Lewat Tengah Malam (adaptasi dari film 2007 berjudul sama bersama Ibnu Adam Aviciena) dan lain-lain. Gola Gong menuai penghargaan tingkat nasional XL Indonesia Berprestasi Award 2008 untuk Kategori Pendidikan atas kerja kerasnya membangun Rumah Dunia sebuah komunitas menulis, dan banyak penghargaan lainnya. Sedangkan Arafat Nur merupakan sastrawan muda asal Aceh. Novel berjudul Lampuki karyanya baru-baru ini terpilih sebagai pemenang unggulan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Selain itu, Arafat Nur banyak menulis puisi, cerpen dan opini di berbagai media massa. Tulisan-tulisannya sempat tampil di Nova, Media Indonesia, Waspada, Analisa, Serambi Indonesia, Aceh Ekspres, Kiprah, al-Khabar, Rajapost dan Gema Eksekutif . Dia telah menerbitkan sekitar tujuh novel semenjak 2005. Ditambahkan Meiriza, insert peserta acara ini, untuk pelajar/mahasiswa Rp80.000, dan guru/umum Rp90.000. Fasilitas yang didapatkan peserta, berupa: seritifikat, 1 novel RKS, makan siang, snack, seminar kit dan doorprize. Pendaftaran dapat dilakukan di Kursus BACAANKU Jl. Hamka arah Terminal Busur Padang Panjang, atau via sms ke nomor 081266223032 (Mita) atau Amy 081977555568. Informasi kegiatan juga dapat diakses di website http://rumahpermata.wordpress.com atau http://www.korandigital.com. (h/naz)


Limpapeh Perbedaan Kelarasan Koto Piliang dan Bodi Caniago Diasuh oleh: Puti Reno Raudha Thaib

Oleh: Nelson Alwi

Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat

Budayawan tinggal di Padang

DI DALAM tatanan peradatan yang masih tetap diamalkan masyarakat Minangkabau sampai sekarang, kedua sistem kelarasan Koto Piliang dan Bodi Caniago berjalan beriringan dan saling melengkapi. Di samping ada persamaan dalam pelaksanaan peradatan antar kedua kelarasan tersebut, juga banyak perbedaan satu sama lainnya. Namun bagaimanapun persamaan dan perbedaannya, prinsip utama tetap tidak bisa diubah; garis keturunan dan pewarisan menurut sistem matrilineal (saparuik) dan dpatrikan dalam mamangannya tanah sabingkah lah bapunyo, rumpuik sahalai lah bauntuak, malu nan alun ka babagi. Malu urang Koto Piliang malu urang Bodi Caniago. Pada tulisan terdahulu, secara sepintas telah disampaikan beberapa persamaan antara kedua kelarasan. Pada kesempatan kali ini, dijejer pula beberapa perbedaan, di antaranya; 1. Dalam struktur adat, kelarasan Koto Piliang memakai struktur sbb.; barajo (mempunya raja) duo selo, babasa (mempunyai basa) Ampek Balai, bapangulu andiko, balanggam nan tujuah. 2. Dalam Perundang-undangan, kelarasan Koto Piliang disebutkan; bacupak sapanjang batuang, putusan indak buliah dibandiang. Cucua nan datang dari langik. Nan titik dari ateh. Bajanjang naiak batanggo turun 3. Dalam pewarisan gelar, kelarasan Koto Piliang memakai sistem; Patah tumbuah dan iduik bakarilaan. 4. Pimpinan kelarasan Koto Piliang adalah Datuk Bandaro Putiah dengan gelar kebesarannya Pamuncak Koto Piliang, atau gelar dalam struktur kerajaan berfungsi sebagai Panitahan yang berkedudukan di Sungai Tarab. 5. Sarana untuk majlis peradatannya pada dua tempat; Balairung dan Medan Nan Bapaneh. Sedangkan kelarasan Bodi Caniago berstruktur sebagai berikut; 1. Barajo ka mupakaik, bapangulu na batigo, bapangulu pucuak bulek, batanjuang nan tigo balubuak nan ampek. 2. Dalam perundang-undangan, disebutkan; nan bungkuak buliah dikadang, nan luruih buliah ditenok, nan tabusek dari bumi, mambasuik dari bawah. Tagak samo tinggi duduak samo randah. 3. Dalam Pewarisan gelar, kelarasan Bodi Caniago memakai sistem; hilang baganti dan mati batungkek budi 4. Pimpinan kelarasan Bodi Caniago adalah Datuk bandaro Kuniang, dengan gelar Kebesarananya, pucuak Bulek Bodi Caniago, Gajah Gadang Patah Gadiang. 5. Sarana untuk majelis peradatan disebutkan; Babalai babalerong dan Bamedan nan Balinduang. Selain perbedaan-perbedaan yang disebutkan tadi, perbedaan lainnya itu juga tampak pada beberapa hal lain, diantaranya; susunan duduak dalam sidang karapatan dan tatacara persidangan, sistem pengangkatan pangulu, bentuk rumah gadang dan balai adatnya, serta susunan bararak (prosesi adat), serta pakaian pangulu di dua kelarasan. ***

MO

O

MASALAH yang dibeberkan Haluan (Minggu, 20/3) melalui Laporan Utama bertajuk Perpustakaan yang Ditimbun Buku merupakan keprihatinan menahun yang tak terbantahkan. Di mana-mana perpustakaan terlihat sepi pengunjung, dengan kata lain dewasa ini kita sudah tak akrab lagi dengan (buku) bacaan. Ironis memang. Sumatera Barat yang pada setiap kesempatan didengungkan —dan bahkan akan terus dikembangkan— sebagai daerah “industri otak” tak lebih dari sebuah ungkapan permainan (di) bibir orang-orang yang doyan beretorika. Urang awak yang dulunya terkenal dengan kemampuan intelektualnya ternyata semakin men(jauh) dari tradisi membaca. Jika di tahun-tahun awal pendiriannya Rumah Baca “Kuranji” bisa menjaring pengunjung antara 25-30 per

hari (Haluan, 9/10/2008), sekarang turun drastis menjadi 2 hingga 5 orang per hari. Sementara melalui headline berjudul 70 Persen Pelajar SLTP Membaca Kurang Satu Jam Sehari Harian Padang Ekspres (Minggu, 24/2/2008) juga menginformasikan hanya 7 persen pelajar SLTP (baca: responden) yang lama membacanya lebih 2 jam per hari, sedang 23 persen lainnya mengaku membaca 1-2 jam per hari. Dari angket serta wawancara yang digelar Sumatera Barat Intelectual Society (S.I.S) kepada 100 responden yang dipilih secara acak itu juga terungkap, mayoritas responden, 85 persen, menyatakan manfaat membaca yang mereka rasakan: menambah ilmu pengetahuan. Tapi hanya 39 persen responden saja yang rutin membaca tiap hari sedang 61 persen lagi tidak. Tentang apa yang paling sering mereka baca,

31 persen responden menjawab buku sekolah, 21 persen punya kecenderungan membaca koran dan sebanyak 48 persen lebih suka membaca majalah/komik dibanding bahan bacaan lain. Menyedihkan! Demikian orang-orang menyimpulkan analisis survei lapangan lembaga kajian intelektual muda S.I.S. kala itu. Namun hemat kita, ungkapan keprihatinan tersebut bukan semata tertuju kepada tradisi membaca para pelajar SLTP di kota Padang. Lebih dari itu masalahnya boleh jadi bersangkut paut dengan keteladanan kita, generasi tua, yang pada dasarnya tidak mencintai bacaan serta abai menghadapi kenyataan yang berlangsung di depan mata. Selama ini kita toh seolah sudah terbiasa ketika menemukan seseorang —yang berstatus sarjana sekalipun— lebih mengakrabi ‘kasus’ rumahtangga para selebritis ketimbang ikut mengerutkan kening merenungkan buah pikiran Asrul Sani, Ahmad Syafii Maarif dan

KEHIDUPAN bergulir, pergantian musim menjadi sebuah keniscayaan yang mesti diterima. Bagi budaya Minangkabau yang dinamis berbagai perubahan semestinya dipahami sebagai hal yang jamak terjadi. Sakali aie gadang sakali tapian barubah. Demikian pepatah adat Minangkabau memperkuat pernyataan tersebut, dengan kesadaran pada adat dan agama sebagai kunci utama dalam meneguhkan ajaran tentang nilai dan norma di masyarakat Akan tetapi pada kenyataannya masyarakat Minangkabau belum siap menerima

berbagai perubahan dalam bidang sosial maupun kebudayaan. Aroma ketaksiapan itu tercermin dalam corak kehidupan sehari-hari. Aturan adat dan agama yang ada tidak lagi dijalankan sebagaimana mestinya. Para karib kerabat, ninik mamak, alim ulama dan dan cadiak pandai kehilangan kendali dalam peran sosialnya. Sehari-hari di lingkungan terdekat kita saksikan para remaja Minangkabau bertingkah ala remaja urban, metropolis, yang seakan tak punya akar budaya yang jelas. Dan bukan hanya remaja, tingkah polah orang tua mereka pun sama yang tampil ala artis sinetron. Melihat anak kemenakan pakai rok mini, para lelaki bercelana jengki berasesoris anting di telinga dan di bibir. Para ibu tak lagi risih

FREE HEADSET + BLUETOOTH MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD LCD CLEANER

MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD LCD CLEANER

PICO PJM 715

Rp. 4.599.000,-

mengenakan tangtop dan leging seksi. Dunia makin terbalik, perempuan senang dipanggil dengan sebutan waang, sebaliknya lelaki dipanggil dengan akau. Kalau diperturutkan rasa emosi ini, bisa makan orang tiap hari kita jadinya. Pada bangun sosial yang lain ditengah masyarakat kita, di berbagai lembaga dan organisasi masyarakat misalnya, dengan sesama tetangga, sampai pada relasi terkecil yakni hubungan dalam keluarga, kenyataan yang sama juga terlihat. Ketidaksiapan masyarakat dalam menerima berbagai perubahan mengikis rasa saling segan dalam pergaulan. aturan dan norma telah dilanggar. Dalam menanggapi yang demikian, kaum tua Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang pun

ZETTA MLM 2015

Intel Core 2 Duo Processor P7370 1GB DDR2 RAM, 250GB HDD

Lite Atom Processor N455 (1,6 GHz, 512K cache)

MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD, LCD CLEANER

NEON CNC 3422

Rp 4.599.000,Intel Core i3-370M Processor (2,4 Ghz,3M Cache), 2GB DDR3 RAM,320GB HDD,14.0"Wide (16,9) LCD,eSATA Port,HDMI Output,WI-Fi, DVDDual,Card Reader,WebCam

NEON CNC 3422 Rp 3.999.000,Intel Pentium Processor P6000 (3M Cache 1,86 GHz), 1GB DDR3 RAM,250GB HDD

FREE MODEM GSM 7,2 MBps MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD LCD CLEANER

NEON CLW 5620

NEON CLW 5520

Intel Core i5-480M Processor (2.80 GHz, 3M Cache) with Turbo Boost up to 2.93 GHz, 2GB DDR3 RAM, 500GB HDD

Intel Core i5-460M Processor (2.53 GHz, 3M Cache) with Turbo Boost up to 2.8 GHz, 2GB DDR3 RAM, 500GB HDD

Rp 6.099.000,-

ZETTA MLM 2422

Rp. 4.899.000,-

Avanza Innova Rush Fortuner Yaris Camry

Bunga Murah Vios % Dyna Rino Hilux Hilux Double Dapatkan Grand Prize Cabin 1kg Emas & Cash Back Altis

4,56

081267506899,08153512689 / 0751 - 7827234

TOYOTA INTERCOM Ready Stock !!! Avanza Innova Rush Fortuner Yaris Camry

Bunga Murah Vios % Dyna Rino Hilux Hilux Double Dapatkan Grand Prize Cabin 1kg Emas & Cash Back Altis

4,56

Tukar Tambah Juga Bisa (DP 15%)

HADI ISMANTO,ST 081266003358 / 0751-8229888

Intel Core i3-380M Processor (2.53 GHz, 3M Cache), 2GB DDR3 RAM, 320GB HDD

Intel Pentium Dual Core Processor P6100 (3M Cache 2.00 GHz), 2GB DDR3 RAM, 320GB HDD

Rp 4.099.000,-

Rp 3.699.000,-

Intel Core 2Duo Processor P7370 (2.00 GHz,3M Cache), 14.1" Wide WXGA,TFT,1GB DDR2 RAM,250GB HDD,WI-Fi,DVD Dual,Web Cam

TOYOTA INTERCOM Ready Stock !!! Avanza Innova Rush Fortuner Yaris Camry

Bunga Murah Vios % Dyna Rino Hilux Hilux Double Dapatkan Grand Prize Cabin 1kg Emas & Cash Back Altis

4,56

Tukar Tambah Juga Bisa (DP 15%)

KOBE

08126738957, 0751 - 7859913

DAIHATSU Xenia 1.0 Xenia 1.3 Luxio GM Minibus GM Pick Up Terios Hub :

DP15.585.000 Angs 3.025.000 DP 18.176.000 Angs 3.556.000 DP 15.288.000 Angs 3.708.000 DP 16.829.000 Angs 3.059.000 DP 9.125.000 Angs 2.480.000 DP 19.204.000 Angs 4.074.000 081266115060 (0751) 8200228

MUKHLIS

MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD, LCD CLEANER

Rp.4.100.000,-

- Core i3 380 - DDR 3 1GB - HDD 500GB - 14" - DVD RW - Web Camp - Card Reader

cashdit &cre

Rp.4.900.000,-

Rp 3.399.000,-

Juga Tersedia : hub-printer-meja lesehan-meja standart-kursi-meja operatorkabel Lan-rg 45-MODEM GSMLAPTOP-cardreader-tinta-headsetkeyboard mouse-kabel listrik-UPSSpeaker-jasa pemasangan warnetservis paket bulanan-layanan konsultasi gratis-layanan antar alamat (dalam kota gratis)

Bunga Murah Vios % Dyna Rino Hilux Hilux Double Dapatkan Grand Prize Cabin 1kg Emas & Cash Back Altis

4,56

Tukar Tambah Juga Bisa (DP 15%)

08126617893, 0751-7800306

PAKET AWAL TAHUN AVANZA G INNOVA RUSH FORTUNER YARIS

%

081363009186 / 0751-7847106

25jtan 30jtan 31jtan 87jtan 36jtan

ANGS ANGS ANGS ANGS ANGS

4,2jtan 5,5jtan 5,4jtan 8,8jtan 4,9jtan

ASTRA DAIHATSU XENIA TERIOS GM PICK UP GM MINIBUS LUXIO

Bunga

0-4,65

DP DP DP DP DP

UNIT TERSEDIA / TANPA INDEN HUBUNGI : FAULY BUDIMAN (PAUL) HP. 081266131200 / (0751) 7708751

TOYOTA INTERCOM Ready Stock !!! Avanza Vios Innova Dyna Fortuner Hilux Rush New Dapatkan !!! Yaris DISCOUNT Altis & Hadiah Menarik

CV.

PERSADA

PADANG BUKITTINGGI

TOYOTA INTERCOM

AGUS FERDI,SE

COMPUTER

Intel Celeron Processor I3100 (1.90GHz), 1GB,DDR2 RAM 250 GB HDD

Ready Stock !!!

(Counter Sales)

- AMD Dual Core - DDR 3 1GB - TEDD 320GB - 14" - DVD RW - Web Camp - WI-Fi

NEON MNV C915

Intel Pentium Dual Core 14500 (2.30 GHz 1M Cache), 14.1" Wide WXGA TFT,1GB DDR2 RAM,250GHz HDD,WI-Fi,DVD Dual Card Reader,Web Cam

SISKA R

ACER 4253

- Intel atom Dual Core 550 - DDR 3 1GB - HDD 320 GB - 10.1" LED - WebCam

FREE MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + LCD CLEANER

Rp 4.599.000,-

NEON MNV P315

Avanza Innova Rush Fortuner Yaris Camry

ACER D255

ACER 4738 381650Mnk

NEON CLW P022

MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD, LCD CLEANER

NEON MNW 2015

FREE MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + LCD CLEANER

Rp 5.099.000,-

NEON CLW 3522

sehingga auih takacak litak tarabo. Mengendalikan diri dengan meningkatkan kemampuan menahan rasa amarah umpama menahan rasa haus dan rasa lapar dalam diri. Di tengah pesatnya arus perubahan yang melingkupi negeri ini selalu ada saja yang tidak berkenan di hati. Pepatah adat Minangkabau telah menjadi pagaran kokoh dalam mengatur tindakan yang bijaksana bagi mereka yang mampu mengarifi. Ia mengajari bagaimana mengelola persoalan dengan jernih dan pikiran tenang. Dalam memahami pepatah adat, terkadang mesti dinegasikan membacanya untuk mengerti pesan yang dimaksud, kita diingatkan agar “dek auih jan takacak, dek litak jan tarabo”.

FREE MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + LCD CLEANER

Rp.2.975.000,-

MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD, LCD CLEANER

Tukar Tambah Juga Bisa (DP 15%)

ARIEF BUDIMAN,ST

Rp 5.999.000,-

bisa kehilangan kearifan dan terkadang cenderung mengedepankan emosi sebagaimana dinyatakan adagium, “Auih takacak litak tarabo”, amarah sesaat yang muncul sebagai reaksi spontan. Apalagi bila tindakan anak kemenakan menjadi aib yang sulit dimaafkan dan menjadi gunjingan orang banyak. Sudah barang tentu bagi siapa saja yang menghadapi masalah ini bisa kehilangan kendali. Karena mengikuti rasa amarah, tanpa pertimbangan yang matang akhirnya membuat suatu putusan yang dapat merugikan diri sendiri. Hal yang jamak bila disaat auih indak mandapek aia, katiko litak indak mandapek makan, segala yang ideal, yang tercitakan berbeda dengan kenyataan, muncul amarah

FREE MODEM CDMA FREE MOUSE LOGITECH MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR MOUSE + KEYBOARD PROTECTOR + COOLING PAD, LCD CLEANER + COOLING PAD, LCD CLEANER

Axioo NEON CLW Includes 12"Wide(16,9) LCD,HDMI,Out Put,Bluetooth,WI-Fi,DVD Dual,Card Reader, Web Cam, Multi Gesture, Touch Pad 4 cell battery (up to 278 minute battery life)

TOYOTA INTERCOM Ready Stock !!!

gejala ‘rabun aksara’ suatu penyakit sosial yang sudah sedemikian meluasnya di masyarakat maka siswa mesti dituntun membangun budaya baca dan mencintai buku…” (PERSI, hal.3). Sedangkan “… para sastrawan serantau Melayu Nusantara bersepakat mendesak semua pihak terutama pemerintah masing-masing negara agar melakukan pengaturankembali sehingga tercipta kemudahan-kemudahan yang semaksimal mungkin meniadakan hambatan/sekatan terhadap arus penyebaran buku sastra-budaya dan ilmu pengetahuan di kawasan serantau Nusantara ini…” (PSN IX, hal.1). Singkat kata, Laporan Utama Haluan Minggu (20/3) otomatis mengingatkan kita pada menurunnya pengunjung Rumah Baca “Kuranji”, minimnya minat baca pelajar SLTP Kota Padang, keteladanan generasi tua dan juga uraian, kesimpulan, imbauan atau fenomena yang dilukiskan Asrul Sani, PERSI maupun PSN IX.

Oleh : Syuhendri Dt Siri Marajo

Intel Core 2 Duo Processor T8300 (2.40 GH), 2GB DDR2 RAM, 320GB HDD

hari libur tetap buka dari pukul 09.00 s/d 21.00 WIB

atau yang lainnya. Sebagaimana dilansir beberapa harian terbitan Padang pada 16 Desember 1991 silam, dalam ceramahnya di Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Asrul Sani mengungkapkan kerisauannya menghadapi tidak berkembangnya sisi kerohanian insan intelektual kita sementara itu, puluhan mahasiswa/i perguruan tinggi itu tampak lebih gandrung dan tergoda untuk berfoto atau minta tanda tangan aktor/aktris pendukung sinetron Sitti Nurbaya maupun Sengsara Membawa Nikmat dibanding menyimak ceramah Asrul Sani yang dipandu Prof Dr Mursal Esten. Persoalan yang sama dengan segala aspeknya, ternyata menjadi perhatian serius dan dicantumkan pula dalam “Renungan dan Himbauan Pertemuan Sastrawan Indonesia (PERSI) 1997” dan “HasilHasil Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) 1997” yang secara bersamaan dilangsungkan di Sumatera Barat. “… untuk menghindarkan

Auih Takacak Litak Tarabo

Tuangan Limbago

Rp 2.499.000,- (Black) Rp 2.575.000,- (Red & Blue) R

15

Perpustakaan, Minat Baca, dan Sebuah Ironi

PUSAKO

PR

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Hub :

TDP TDP TDP TDP TDP

15 Jtan Cash Back 19 Jtan 15 Jt* 8 Jtan 10 Jtan Bunga mulai 0% 14 Jtan Free miniatur GRATIS 2x angsuran

A R I 0812 67 43216

LOWONGAN

DIJUAL CEPAT

UNTUK TUKANG SLIP KRUG AS, LEMER BLOCK, PANGKUAN METAL DUDUK, INJEKTION PUMP, OPERATOR EXAVATOR, DOZER. HUB : HP. 082170544929

EXAVATOR HITACHI GX 200-5 DAN GX 200-3 HUB : 082170544929, (0751) 21948

DIGITAL ANDALAS

Telp. 0751-7050563, 081266648000 Jl. M. Hatta No. 41 Simp. Tigo Pasar Baru Telp. 0751-778691, 081363741339 : Jl. Hamka No. 42 Simp. Lanbow Gurun Panjang Telp. 0752-35838

: Jl. Hamka No. 5D Samping SPBU Air Tawar

Astra - Daihatsu Main Dealer DAIHATSU Indonesia GEB PR YAR DA OMO HS YAT

Xenia, Terios Gran Max, Luxio, Sirion TDP MULAI

Diskon Besar s/d Rp 15 jt* Proses Mudah & Cepat Garansi Mesin 3 Tahun BUNGA MULAI Mobil READY STOCK* Bonus Aksesories* Gratis 2X Angsuran*, Asuransi ALL RISK

Rp 8 jt-an

0%

Hub Langsung !!! Hp : 0852 6363 0821 iib ( ibsi ) 081947999627 / 0751-9773334 Mau DP Kecil/Besar, Dalam/Luar Kota Kami Siap Layani!

HARGA PROMO SARUNG JOK SEMI KULIT SINTETIS + KARPET DASAR (PEREDAM) UNTUK AVANZA/INNOVA Rp. 1.100.000,-

ALFA ACCESORIES Jl. KAMPUNG NIAS II No.45 BELAKANG PONDOK TELP : 0751-35576-37056 FAX : 0751-23299

HONDA GAJAH MOTOR Jazz LG Jazz RS City Civic CR-V Honda Freed

TDP 23 Jt TDP 25 Jt TDP 55 Jt TDP 69 Jt TDP 57 Jt TDP 30 Jt

Angs/bln 6,2 Jt an Angs/bln 6,6 Jt an Angs/bln 7,5 Jt an Angs/bln 9,5 Jt an Angs/bln 11 Jt an Angs/bln 7,8 Jt an

Unit Tersedia, Tanpa Inden, Proses Mudah / Mobil Langsung Keluar Hub : Flexi : 7861997 081374359920, 081947429930

IKRAR

NUSANTARA AC Jl. Gajah Mada (Simp Tinju) Padang Telp. (0751) 7711802 Mengerjakan / Menjual : - Isi Freon AC Mobil - Spare Part - Service Perbaikan - Pemasangan Bekas / Baru

ADEK : 08126752801

mak Ngah Khas Bukittinggi

TERSEDIA DI : CHRISTINE HAKIM, MAHKOTA TABING, MAHKOTA KHATIB, SHIRLEY ROHANA KUDUS DAN Uwan Simp. GIA BIM (BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU)


16

Seni

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Puisi-puisi Muhammad Iqbal

CERPEN

Adakah Hati Ini Berlabuh

Kota yang Runtuh Cerpen Ragdi F. Daye

Dalam nestapa hatimu, ada pagar tinggi yang kau bangun, sehingga ada benteng yang kokoh yang tak dapat ku rubuhkan Namun, dalam hati ini terbesit tanya akan rahasia pagar yang tertancap jauh berurat berakar dalam hatimu. Adakah semacam rahasia untuk membukanya? Duhai kasih, bagaimanakah telaga hatiku dapat mengalir dalam telaga hatimu? 2011

Bidukku di Hantam Karang I Awan bergumpal bergegas menepi Meninggalkan rembulan di tengah samudra Jutaan lampu pijar bergeming untuk bersahabat Meredupkan sinar Membiarkan malam gulita Tinggallah rembulan termangu Di hibur orkestra binatang malam II Lelahku bertanya pada malam Berselimut kabut, terbungkus pada misteri Gigil Mengunci lidah untuk bersilat III Lolongan malam Menukik tajam menusuk gendang telinga Hatiku ingin berkata Akan sebungkus asa, kucoreng dengan lara Sebab Bumi telah membenamku Memaku Jauh ke dalam pusat bumi IV Malam ini Bukanlah malam lebaran Seperti pada malam lebaran terdahulu Sembilu telah mengaramkan biduk Namun, Pada dayung berharap kokoh. 2011

Keteguhan Hati Seperti sebuah tikar, indah nian rajutannya. Dalam cinta yang kita rajut, ada kala sebuah rajutan goyah. Apatah daku salah merajut, sehingga ada tangan lain yang mencoba merajut. Namun, kutahu dikau adalah labuhan cintaku, tak segeming kau membiarkannya merajut kasih bersamanya. kasih, dikau tenangkan badai dalam hatiku untuk sebuah keteguhan hati dengan sebilah senyum yang terhunus berbinar seindah rona bulan sabit. 2011

Langit, Bermandikan Abu-abu Lembayung Di luar sana, kulihat awan bergulung, hitam pekat menelungkup kota Medan. Yakinku, ini pertanda hujan akan deras. Benar saja, rintik hujan lebat menghantam atapatap gedung, angin tanpa ampun menampar keras kacakaca bangunan. Perlahan berlarian menuju tanah yang telah kering kerontang, menyibakkan aroma wangi yang begitu khas, mungkin sebanding dengan wangi melati. Aku tergoda akan hujan yang berlarian, kutinggalkan sejenak pekerjaan. Lamat-lamat kuperhatikan di luar sana hujan seperti tirani menyembunyikan jiwa kerdil dalam gigil, namun, hujan adalah tarian dewa dewi, tangis haru para dewi. Teman setia bagi malaikat-malaikat kecil yang berlarian sembari menengadahkan wajah pada langit sembari membuka kerongkongan mereka lebar-lebar. Ia terus bercumbu dengan hujan yang nakal menggoda, bercipratan air, lalu mereguk seteguk demi seteguk air. Perlahan, kulihat ia begitu asyik dengan hujan, mengepakkan sayap putih nan licin, lalu memandang ke udara. Kulihat ia ingin terbang, mengejar pusat di mana air ini dicurahkan. Namun ia tak mampu terbang, sayapnya terlalu kecil untuk melayang. Akhirnya ia mafhum, ia putuskan untuk tidak terbang, sebab di sinilah ditawarkan keindahan meski akan hilang dalam satu kedipan, ia takkan terbang kawan, sebab betapapun diatas sana nirwana tersenyum girang. Ia hanya membalas seperti cengiran kuda dengan kilau emas giginya. 2011

Mematri Rindu Ia sedang termenung pada ujung lancip bulan sabit, sembari dengan nakal menjuntaikan kaki kaki mungil Termangu, berharap ada jumpa menghadiahi malam nan sepi. Namun, ada belengu menikam erat, entah sanggub dengan syair rindu menjadi mantera penghancur belengu nan meraja. Menggantang asa dalam rindu meraja kulihat ada cermin pada matamu, berbinar terang serupa telaga bening airnya. Namun, telaga tersebut akan tumpah, setumpah hujan di malam berselimut kabut Benar saja, air matamu tumpah ruah, mengalir pilu kedalam lubuk telaga hatiku, menyiangi asa nan tertanam menyuburkan lara tak kesudahan 2011

K

ETIKA dia datang dan tersenyum di ambang pintu dengan tubuh yang menggetarkan itu, kau merasa lututmu goyah. Rasanya tak sabar lagi kau untuk menghambur dan melabuhkan kepala di dadanya. Kepada ibumu dia berkata hendak membawamu jalan-jalan ke luar: Untuk mengenal lebih dalam. “Pergilah,” izin ibumu. “Tapi jangan pulang terlalu malam. Ingat, kalian baru tunangan.” Dengan tersipu-sipu kau bergegas masuk ke dalam kamar. Mencari baju paling indah yang kau punya. Kau patut-patut diri di depan kaca. Merapikan kerudung hijau muda di kepala. Di cermin, kembali kau melihat wajah persegi itu tersenyum hangat. Akhirnya doa panjangmu terjawab. Tidak tanggung-tanggung. Kau dikirimkan sesosok malaikat. Saat keluar kamar, kaulihat dia sedang duduk di kursi tamu. Ibumu mempersilakan dia minum. Laki-laki itu mengangguk kecil ke arahmu. Matanya berpijar lembut. “Tuhan, aku meminta pelita kecil dan Kauberi aku bulan purnama,” bisikmu dalam hati. Kalian lalu pamit pada ibumu. Kau mati-matian berusaha untuk tidak canggung. Tidak memikirkan para tetangga yang akan mempergunjingkanmu: Si anak janda dengan mata buta sebelah pergi bersama laki-laki sial yang akan menyuntingnya! “Mau ke mana kita?” tanyamu ketika telah duduk di belakang punggungnya. “Ke surga.” katanya dengan sedikit memiringkan kepala. “Aku belum mau mati.” katamu agak manja. “Kita baru akan menikah tahun depan.” “Tenanglah. Aku akan membawamu ke sebuah tempat yang indah. Pantai Nirwana. Pernah ke sana?” “Ini yang pertama.” Sepeda motor yang dikendarainya melaju terangguk-angguk di jalan Karang Gantiang yang berlubang-lubang dan banyak tanggul. Pelan-pelan melewati ruas-ruas jalan yang membelah kota. Deretan toko dan rukoruko serta aneka bangunan yang berdiri berdesak-desak menyesakkan. Sesekali sepeda motor itu menyelip di antara mobil-mobil, sepeda motor-sepeda

motor, angkot-angkot, dan bus-bus kota yang selalu terburu-buru. Melewati kantor-kantor, sekolahsekolah, masjid-masjid, warnet-warnet- pusat-pusat games online,pasar-pasar, dan rumah-rumah warga yang taat beribadah menuju selatan. Hidungmu mencium bau kayu-kayu hutan tropis menguar dari kemejanya. Kau merasa mabuk dalam gelinjang rasa yang tak terkata. Tangannya memindahkan tanganmu ke sisi perutnya. Dengan jengah kau membiarkan sambil menengadahkan muka menatap langit kota yang berwarna kopi susu. Ah. Akhirnya kau mendapat kesempatan diperlakukan benar-benar sebagai seorang perempuan. * “Inilah surga!” ucapnya begitu kalian menjejakkan kaki di pasir pantai. Pasangan-pasangan lain telah dulu sampai di tempat itu. Sebagian dari mereka duduk di bangkubangku kafe, sedangkan sebagian lain merapat bersempit-sempit dalam pondok-pondok kecil beratap daun kelapa yang berjejer memenuhi sepanjang tebing semak di tepi pantai. Tak ada suami-istri muda dengan anak-anak kecil ceria yang berwisata di tempat itu. “Ya, indah…” katamu pura-pura memungut kulit kerang sambil menenangkan perasaan. Matamu tadi tanpa sengaja menangkap dua sosok tubuh bergelut di dalam pondok buruk di dekat pohon entah apa namanya. Napasmu masih tercekat. “Tentu saja. Ini pantai nirwana, pantai surga. Dan kita nanti akan merasakan keindahan yang lebih dari ini.” Laki-laki itu meremas tanganmu sambil mengerlingkan mata. Dia pergi ke kafe memesan minuman. Kau mulai merasa tidak enak. Matahari makin dekat ke laut. Di bawah gunung kecil itu, pelabuhan tua tampak lengang. “Tuhan, aku memang rindu kehangatan,” bisikmu. “Tapi…” “Yuk.” Dia menggandeng tanganmu, menuntunmu menapaki jalan kecil berbatu-batu di lereng tebing. Di dalam pondok-pondok kecil serupa kandang ayam, bertengger pasanganpasangan kasmaran. Kakimu terasa lemah untuk diayun sehingga dia

merangkulmu. “Aku main di pantai saja.” “Ah, kau seperti anak kecil saja. Ayolah! Aku sudah haus!” * Dua bulan lalu dia bersama keluarganya datang ke rumahmu meminang setelah seorang kerabat memperkenalkan kalian. Kerjanya menambang emas, itu yang kau tahu. Tubuh liatnya sungguh menawanmu. Juga mata berbinarnya yang tajam tapi lembut. Setelah rentetan prosesi adat yang pelik, kau mendapatkan selingkar cincin perak dipasangkan di jari manismu. Kalian akan menikah tanggal 10 bulan Safar tahun depan. Tiap malam menjelang tidur kau membayangkan wajahnya. Hingga laki-laki itu masuk ke dalam mimpi indahmu. Namun, beberapa kali malam kau bermimpi ganjil. Dia datang menemuimu dengan badan tanpa baju yang penuh lumpur. Mungkin dia baru keluar dari tambang. Tangannya mengembang menghampirimu. Dalam mimpi itu kau merasa enggan. Bukan karena luluk tanah di tubuh nya, tapi entah kenapa. Dia lalu mendekapmu dengan erat. Samarsamar kau melihat ada cahaya keemasan berkilau di sekelilingmu. Kau terpesona. Tapi cahaya itu tiba-tiba hilang saat dia menyentak tubuhnya dari tubuhmu. Bumi gemeretak. Kau pun terbangun dengan perasaan tak menentu. * “Aku sering memimpikanmu,” laki-laki itu memberikanmu botol minuman bersoda yang baru dia buka tutupnya. “Aku juga,” sahutmu. “Dalam mimpi itu kau punya tanda lahir di bahu kiri. Boleh kulihat?” tangan laki-laki itu menyentuh tanganmu. “Jangan sekarang! Nanti setelah kita menikah kau dapat melihatnya, bahkan lebih dari itu!” “Aku ini calon suaminu, kenapa malu? Coba lihat ini!” Dia menarik kemejanya memperlihatkan perutnya yang coklat. “Ini. Aku juga punya tanda lahir.” Dia menunjuk bulatan hitam sebesar koin di dekat pinggangnya. “Aku tidak punya!” Senja mulai buram. Sepertinya akan turun hujan. Atau badai? Ah, mungkin lebih dari itu. Kau meneguk minumanmu. Mengapa jadi

setegang ini? Tidak. Tidak. Ini hanya karena belum terbiasa. Kau mencoba bersikap santai. Bagaimanapun, laki-laki itu adalah calon suamimu. Esok, pada saatnya, kalian akan tinggal bersama. Saling memiliki. Kau menjadi pakaiannya. Dia menjadi pakaianmu. Saling membuka dan menutupi. “Aku ingin kita bulan madu ke Mentawai. Menjadi manusia primitif!” Kalian berbicara. Putusputus. Kaku. Tapi matanya terus menyergap matamu. Menyeretmu dalam keterpukauan yang membuat jiwamu melayang, mengambang, mengapung. Seolah dia adalah bagian dari dirimu yang tak perlu disangkal. Angin dan suasana redup membuatmu makin jauh dari tempat berpijak. Kau mulai lupa pada ketakutanmu, pada angan-angan sebagai perempuan rumahan yang tak terjamah sebelum waktunya, pada ibumu, pada seprai ranjang pengantin yang ingin kaulukis dengan tinta merah suci dari tubuhmu… “Aku-mencintaimu…” dengusnya sambil merenggut kerudung hijau mudamu. Di bibir pantai ombak terus melenguh. Menyamarkan suara-suara napas dan geletar hasrat. Hingga matahari tak kuasa lagi menatap. Dibenamkannya tubuh ke perut laut disambut azan magrib yang sahut menyahut bersama gemuruh riuh. Gemuruh? Apakah itu suara yang disebabkan guncangan-guncangan liar di pondok-pondok sepanjang tebing semak? Ah, tidak! Gemuruh itu begitu gaduh. Riuhnya memiuh jantung. Batu-batu tebing jatuh. Menggeleparkan diri dari tanah dan cepat-cepat mengejar laut. Tebing rubuh menghamburkan kandang-kandang tempat ayam-ayam bersetubuh. “Aaa…! Ge-gempa! Gempa!” Sebuah batu besar yang menggelinding telah memisahkan kau dari lakilaki itu. Pondok itu terbusai seperti pakaianmu yang kusut masai. Kaucaricari kerudung hijau mudamu dalam cakaran rasa panik dan takut dan sedih dan pedih dan sakit dan pilu dan ngilu dan malu. Tapi kain itu tak bertemu. Kau lari merangkakrangkak bersama orangorang lain. Bumi terus berderak-derak. Laut bergolak. Hujan turun

merentak-rentak. Kafe-kafe, rumah-rumah, dan pohon-pohon tersugkur ke tanah. Tubuh-tubuh tergeletak. Kaupanggilpanggil namanya. Tapi dia tidak ada. Percuma. Mungkin dia sudah mati di nirwana. Kepalamu berdenyutdenyut. Pusing. Kakimu rasa terbakar. Mungkin ada tulang yang patah. Ketika gelap tambah pekat, tubuhmu terjerembab ke tanah. * Lamat-lamat, kau mendengar namamu dipanggil. Kaubuka mata. Dia. Kau meradang. “Jika kau masih menginginkanku menjadi istrimu, antarkan aku pulang ke Karang Gantiang!” Matanya menyorot tajam menghunjam matamu. Mata itu kini merah. Pendar lembut itu telah lenyap. Kau tak sempat berpikir ataupun bertanya. Dia telah menyeringai memamerkan taring-taring tajam. Seperti kilat dia menyambar tubuhmu, membopong sambil berlari dengan kecepatan angin, dan tahutahu kau sudah tergeletak di tengah hamparan pasir penuh sutra. Dia kemudian mencabik-cabik dirimu. * “Aaaakkh…!!!” “Tenanglah. Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja.” Kaubuka mata. Matahari sudah kembali. Cahayanya terang sekali. Seseorang mengusap pipimu. Kau terbaring di atas sebuah tandu. Ada slang kecil berujung jarum menempel di pergelangan tanganmu. Kau tengah digotong di sebuah kapal besar. Langit begitu biru. Seperti baru dilap. Kau mendengar dengung suara orang. Keramaian. Hilir mudik sibuk. Di kejauhan kaulihat bukit-bukit. Di kakinya tampak sesuatu serupa puing-puing yang kehujanan. “Apa itu?” tanyamu pada perempuan berambut pendek yang tadi mengusap pipimu. Dia tersenyum pahit. “Itu kota kita. Bencana kemarin telah membuatnya runtuh, sebagian tenggelam.” Air hangat menyembur dari kelopak matamu. “Tutu-Tttu-tuhan… A-aa…” Lidahmu kelu. Padang, 2010


Panggung

FOTO: FATRIS M. FAIZ

Anak Lanun saat dipertunjukkan di Teater Tertutup Taman Budaya Sumatera Barat 2009.

Primordial dan Anak Lanun

Teater Kampus Menuju ‘Ekspedisi Kincah Jambi’ OLEH: ESHA TEGAR PUTRA Tumbuh dan berkembangnya perteateran di Sumatera Barat, tidak akan bisa kita lepaskan dari grupgrup teater kampus yang sebagian koloni-koloni mahasiswa di dalamnya merupakan bauran dari akdemisi dengan disiplin ilmu yang berbeda. Ini khusus bercerita soal grup teater kampus di luar sekolah seni—karya teater merupakan sebuah cabang disiplin ilmu, tentu di sekolah seni mereka punya kefasihan sendiri membicarakan teater. Dan mereka, mahasiswa yang bergerak di dalam teater di kampus ini jugalah yang ikut andil, jika tidak melakukan pementasan secara utuh, akan tetapi mereka bergabung dengan grup-grup independen di luar kampus. Ada beberapa penyebab, selain persoalan struktural di dalam, teater kampus terpaksa harus mengalah untuk kepentingan di luar proses kreatif (penggarapan pementasan). Saya memisalkan, teater kampus memilih jalan paderi, atau dibahasakan dengan ‘syahid’ di teater, di karenakan ruang gerak yang sedikit sempit di banding teater independen di luar. Contoh kasus, mereka dari teater kampus yang mempunyai sebuah garapan naskah dan ingin serta dalam program founding, ini pengecualian bagi teater kampus. Atau memisalkan festival teater yang diadakan pihak Taman Budaya Sumatera Barat beberapa tahun silam yang membuat beberapa pemikir di teater kampus menyiasati bagaimana supaya aktor-aktor mereka yang berkompeten, dengan garapan yang ‘oke’ bisa ikut serta. Siasat ini berujung pada jalan membuat grup independen, yang secara struktur sebenarnya masih memakai orang-orang di dalam teater kempus. Tapi ini tidak jadi

Judul Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Tahun 1981 Sutradara Asrul Sani Penulis Hamka Asrul Sani Pemeran Cok Simbara Usman Effendi Soultan Saladin Mansyursyah Rendra Karno Mutiara Sani Camelia Malik Marlia Hardi Ade Irawan Rita Zahara Asrul Sani Musik Idris Sardi Sinematografi Lukman Hakim Nain Penyunting Cassin Abbas Durasi 120 menit

soal yang begitu rumit kiranya bagi teater kampus. Mereka memilih jalan lain dalam berteater. Untuk urusan keinginan proses dapat mereka bedakan dengan kepentingan ‘komersial.’ Mereka juga mempunyai ruang-ruang gerak yang lain di luar ruang gerak teater independen yang begitu luas. Misalkan untuk urusan pertunjukan bersama, selain pentaspentas kecil di kampus dan happening art, mereka punya Festamasio (Festival Teater Mahasiswa Nasional), Temu Teater Kampus, Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa nasional), dll. Dan saya ingin merunut lagi, teater kampus, di beberapa universitas di Padang yang masih aktif berproses sampai sekarang: Teater Langkah (Fakultas Sastra Unand), Teater Rumah Teduh (Unand), Teater Imam Bonjol (IAIN Imam Bonjol), Teater Oase (dulu Kampus Selatan, Universitas Negeri padang). Tentunya dari dahulu, mereka yang ada di dalam teaterteater kampus inilah juga yang sebagian ikut serta menggairahkan teater independen di Padang. Sedikit catatan di atas merupakan hantaran bagi salah satu teater kampus yang pada tanggal 1 -2 April mendatang akan membawakan dua lakon garapannya ke Taman Budaya Jambi, yakni Teater Langkah dari Fakultas Sastra Universitas Andalas, dan mereka membahasakan dua garapan yang mereka bawa dengan ‘Ekspedisi Kincah Jambi’. Dua garapan yang dibawa adalah Anak Lanun, karya/sutradara Pinto Anugrah dan Primordial karya/ sutradara S Metron M. Dua lakon yang dipertunjukkan ini sebenarnya bukan pertunjukan baru, pertunjukan Primordial dengan sutradara yang sama telah pernah dipentaskan di Medan (2001) dan Jakarta (2004). Sedangkan untuk Anak Lanun yang naskahnya pernah memenangkan sayembara di Dewan Kesenian Riau (2007) telah pernah juga dipentaskan di Ruang Seminar Fakultas Sastra Unand (2009) dalam acara Temu

Teater Kampus dan di Teater Tertutup Taman Budaya Sumatera Barat dalam acara Temu Karya Lima Teater Sumatera Barat (2009). Akan tetapi apa yang pernah dipentaskan sebelumnya tentu ada sedikit perbedaan, di samping persoalan aktor yang telah berganti, situasi dan kondisi (waktu) perubahan isu barangkali akan membawa pertunjukan ke arah yang perbeda pula. Melalui catatan ini, saya ingin membawa pembaca ke dalam teksteks naskah yang barangkali akan menjadi referensi, bagaimana para teaterawan di kampus—atau eks. kampus yang masih ingin bergelut memajukan teater kampus— berproses dari pencarian referensi untuk teks naskah, sampai penghadiran pertunjukan ke atas panggung dengan kebersahajaan mereka menerima jalan paderi dan ‘syahid.’ Primordial, lakonan S Metron M Merujuk pada referensi buku Kaca terbitan Teater Langkah dan PSH (Pusat Studi Humaniora (2006), dan barangkali pada buku ini naskah Primordial utuh secara teks. Dalam bahasa Hariyanto Prasetyo, yang penjadi pembuka dalam buku menyebtukan bahwa rupa-rupa

kekerasan, persekongkolan, intrik akan tertemukan di dalamnya. Primordial terdiri dari sekuen-sekuen fragmen, secara umum menyoal (atau mungkin menggugat) tentang keberadaan HAM. Sebuah term, nilai yang digagas dan disyiarkan oleh Eropa, terutama Amerika Utara. Dalam pada itu dihadirkan negasi, sebuah proposisi tentang KAM (Kewajiba Asasi Manusia). Lakon ini, secara teks, dibangun oleh delapan orang aktor yang oleh penulis (S Metron M) sendiri tidak diberi strata sosial di dalam nama, akan tetapi ‘satu’ sampai ‘delapan’ pelakon, dan ‘seseorang’ yang bisa jadi dua sampai empat pelakon. Sekuel-sekuel pun menghadirkan perjalanan absurditas, dengan siasat pause di dalam naskah, maka dua ruang bisa dihadirkan secara langsung. Trik penghadiran pause, atau teknik bagunan dua dimensi dalam satu ruang ini dimulai pada adegan dua dan tiga—terakhir. Yang mana dimensi kedua, dihadirkan utuh untuk memberi pemaknaan lain, atau mungkin menjelaskan dimensi pertama. Memisalkan pada adegan pertama, pelakon satu sampai lima keluar dari dalam kain putuh yang berkelumun di panggung yang

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

memusat pada titik tengah panggung. mereka keluar bergelinding dari dalam sebuah karung. Hal ini mirip sebuah proses kelahiran jabang bayi. Lantas merka masing-masing memberi pernyataan, yang masingmasing pelakon menyabutkan: aku adalah hak, aku adalah asasi, manusia, dewi keadilan, dan yang paling konyol lakon kelima menyebutkan; aku adalah Tuhan. Masing masing pelakon ini memberi petunjuk, bahwasanya dari mulai proses kelahiran manusia sampai mereka mengenal ‘diri’ mereka sendiri, akan ada pernyataan mengenai keingin untuk memiliki (hak). Akan tetapi pelakon tidak berlima, ada tiga pelakon lain yang mengelinding, mereka semua berlapan yang akan memainkan peran sampai akhir naskah. Saya tidak ingin memberanikan diri mengerucutkan arah naskah Primordial, akan tetapi dalam teks, naskah merujuk pada sebuah kasus hukum yang tidak menemukan titik temu. Ini terdapat pada dialog lakon ke satu, di adegan pertama: “Uang kadang bikin senang. Kadang bikin pusing. Karena uang ada yang meradang, menerjang. Tidak tahu lawan. Buta dengan kawan. Sikut kanan. Hantam kiri. O, o, oh uang. Hati-hati jangan bermasalah. Karena di situ aku akan meringkusmu. Karena uang adalah kasusku.” Bagaimana tidak, dari mula sampai akhir teks yang dibahasakan menyangkut persoalan HAM dan KAM: ketidak-adilan, kasus, korbandikorbankan-pengorbanan, salahdisalahkan-menyalahkan, batas kepemilikan, dll. Di dimensi pertama delapan pelakon berlaku seolah-orang tim pengusut sebuah kasus. Dan di dimensi kedua, dalam teks, diceritakan bahwa inilah kasus-kasu yang berbeda dengan penanganan yang tentu berbeda pula. seakan-akan pada dua dimensi ini ada penerimaan dan ada juga penolakn, bermacammacam kasus terus menuntut untuk diselesaikan, sedangkan si pengusut seperti tertekan dan seakan-akan dilecehkan. S Metron M bermain di wilayah lazim, akan tetapi, ia melucuti kelaziman tersebut dengan teks-teks yang tidak mendatangkan kemutlakan makna. Barangkali pada ‘Ekspedisi Kincah Jambi’ yang salahsatunya akan dipentaskan Primordial, pelucutan kelaziman itu dihadirkan secara utuh di atas panggung. Anak Lanun, lakonan Pinto Anugrah Teks anak lanun karya Pinto Anugrah bermain di wilayah hikayathikayat, tambo-tambo, dan dibasuh data fakta kesejarahan yang bergerak di luarnya. Saya ingin merujuk sebait dialog dari ‘sesosok’ orang yang barangkali bergumam di dalam naskah: “Kau tidak jauh beda dengan ibumu, anakku, karena itulah aku melepaskannya, meninggalkan segalanya. Puti Jamilan, anak Raja Sakti dari Pagaruyuang, yang bersuamikan seorang raja lanun,

17

Anggang dari Laut. Diwarisinya kekuasaan ayahnya sebagai raja dengan gelar Tuan Gadih, namun dia juga ingin menguasai diriku. Keinginannya yang tidak terbendung. Namun, aku juga tidak bisa menghentikannya karena perasaanku sebagai seorang lelaki.” Dan mari kita tinggalkan dialog tersebut, karena bagi mereka yang mempunyai referensi tentang tambotambo Minangkabau akan bisa merujuk ke mana arah teks dalam naskah. Dalam Anak Lanun, penulis berusaha menghadirkan properti kapal dengan beberapa layar menggantung. Termasuk beberapa pelakon yang jika dirujuk mengarah pada kekaburan antara sejarah dan tambo. Misalkan ‘Awak’ kapal (dilakonkan oleh banyak orang), Kapitan (melakonkan Tun Bujang yang sebelumnya adalah Buyuang yang kemudian menjadi Yamtuan Raja Kecik Siak), ‘Laksamana’ (melakonkan Laksmana Encik Jaga dari Kerajaan Johor), ‘Sesuara’ (dari lakon Anggang dari Laut), ‘Sesosok’ (dari lakon Tun Bujang), ‘Pembesar I, II, dan III’ (merupakan Opu Dahing Parani; raja Bugis yang menguasai Riau Lingga, Laksmana Encik, dan Sultan Sulaiman; raja Melayu yang bekerjasama dengan raja-raja Bugis), Puan I dan II (Tengku Kamariah; putri Sultan Johor; istri dari Tun Bujang, dan Tengku Tengah; putri Sultan Johor, istri dari Opu Dahing Parani). Secara teks, naskah Anak Lanun berbicara menyoal kekuasaan yang barangkali Cuma sombol, dengan penghadiran ‘Pedang Sijanawi’. Dalam teks tertulis salah satu dialog Kapiten: “Segalanya terpenuhi. Segala keinginanku dapat kuwujudkan. Dengan adanya pusaka Pedang Sijanawi di tanganku dengan sendirinya aku telah jadi Raja Lanun, menguasai seluruh kapal dan pelayaran di sepanjang selat-selat Melayu ini. Itulah cita-citaku. Citacita keberangkatanku dari tanah kelahiran.” Di atas kapal yang menjadi latar tempat tersurat di teks, terjadi beragam permainan, affair, ketakutan, pengkhianatan, kisah cinta, atau kepatuhan, dll. Kisah-kisah menyoal perebutan kekuasaan di Riau Lingga, Kutukan lanun, soal bandar-bandar dagang yang kepemilikannya berpindah tangan pada orang-orang Cina dan Keling, segalnya menjadi bumbu yang tak terpisahkan dalam teks anak lanun.Akan tetapi penghadiran di panggung adalah bukan sesuatu yang mudah. Seperti pentas ‘Anak Lanun’ sebelumnya di Taman Budaya (2009), minimalisasi properti dilakukan sutradara dengan segala keterbatasan teknisnya. Pangung yang sebermula adalah kapal dihadirkan berbentuk layar-layar dengan tiangtemali yang menggerakkanya turun naik. Dan ini tidak menjadi soal, barangkali di ‘Ekspedisi Kincah Jambi,’ semua kru akan mengoptimalisasikan perunjukan mereka dari yang sebelumnya. Ekspedisi Kincah Jambi Ini sebuah keberanian dari teater kampus untuk melakukan ekspedisi dengan membawa dua pementasan sekaligus ke luar daerah. Ada banyak pertimbangan, terutama penghadiran pementasan yang maksimal secara keseluruhan. ‘Ekspedisi Kincah Jambi,’ adalah eskpedisi kesekian dari teater-teater kampus non seni, yang bersedia menggarap lakonan dalam jadwal perkualiahan yang ketat dengan keinginan layaknya seorang ‘paderi’ teater. Semoga dari tulisan yang sedikit ini, ada gambaran lain yang tampak bagi para kru Teater Langkah yang akan melakukan ekspedisi. Juga buat teater-teater kampus lain, semoga akan ada ekspedisi-ekspedisi ‘kincah’ selanjutnya.***

Film Di Bawah Lindungan Ka’bah di Tangan Asrul Sani DI Bawah Lindungan Ka’bah adalah sebuah film drama perjuangan Indonesia yang diproduksi pada tahun 1981. Film yang disutradarai oleh Asrul Sani ini dibintangi antara lain oleh Cok Simbara, Camelia Malik dan Mutiara Sani. Film ini menceritakan tentang pemberontakan orang Minangkabau (Sumatera Barat) terhadap penjajahan Belanda pada sekitar tahun 1940-an. Ini disebabkan ketidakadilan Belanda terhadap rakyat Indonesia untuk memberikan hak berbicara dan menegakkan kebenaran dalam kutbahkutbah yang sering dikumandangkan di masjidmasjid oleh para ahli ulama.

Pada awalnyadi film ini menceritakan tentang seorang ahli ulama yang berceramah untuk menegakkan kebenaran agar semua orang bersatu dan salin menolong agar menjadi kaum yang lebih maju dan beriman kepada Allah tanpa ada tujuan berpolitik. Akan tetapi, pihak Belanda mengganggap lain anggap dan menangkap seorang ahli ulama tersebut, membawanya ke pengadilan dan kemudian memasukannya ke dalam penjara. Hal ini akhirnya membuat orang Minangkabau membenci pihak Belanda yang tidak berperikemanusiaan. Film ini juga menceritakan tentang sepasang suami isteri Minangkabau Muslim di

Padang. Dalam Islam, seorang suami yang soleh berhak untuk menjaga isterinya. Akan tetapi, si suami dalam film ini sangat ketat dalam mengawasi gerakgeri istrinya, dan kalau

ditemukannya ada sebuah kesalahan meskipun sedikit, sang suami akan mendera istrinya habis-habisan untuk melepaskan marah dengan alasan bahwa ini adalah cara

yang benar dalam Islam. Akan tetapi jelas istrinya merasa tidak berbuat dosa dengan suaminya dan juga menurut agama Islam tidak diperkenankan cara seperti itu. Pada intinya, sang istri juga ingin menjadi seorang wanita yang mempunyai hidup sendiri. Akhirnya sang istri meminta cerai kerana merasa ditindas dan berharap akan menyelesaikan masalah ini. Akan tetapi nampaknya ulama di kampungnya tidak setuju dengan keputusannya dan tidak peduli terhadap keadaannya dan membiarkan sang istri hidup sengsara dengan mendukung pendapat suaminya. Pada saat itu, sang istri merasa bahwa ajaran Islam

seperti menindas kaum wanita, lalu sang istri berkeinginan untuk meninggalkan amal ibadah dan keluar dari ajaran agama Islam. Tetapi hal ini diurungkannya selepas permintaan cerainya diterima oleh pengadilan Syariah di Padang. Sang istri yang telah bercerai ini akhirnya menjadi bersemangat kuat kembali, berkarisma dan berkeinginan untuk menegakkan ajaran agama Islam dan mebela hak bangsa Indonesia - walaupun ditindas oleh pihak penjajah Belanda. Sementara itu, banyak di antara masyarakat Minangkabau yang juga turut berjuang dalam hal yang sama.


18

Wawas

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Budidaya Sayuran Dataran Rendah SAYURAN dataran rendah yang memerlukan budidaya khusus adalah kangkung air dan genjer. Budidaya kangkung air dan genjer dilakukan di sawah yang berpengairan teknis. Biasanya kangkung air merupakan varietas ungu (berbatang dan http://alayhak.perso.neuf.fr berbunga ungu). Sementara kangkung cabut varietas putih (berbatang hijau dan berbunga putih). Meskipun sebenarnya, kangkung putih juga bisa dibudidayakan di lahan basah, dan sebaliknya kangkung ungu bisa dibudidayakan di lahan kering. Karena sifat budidayanya, maka kangkung air relatif lebih rendah harganya dibanding kangkung cabut. Kacang panjang, terung hijau panjang/ungu, oyong, mentimun dan pare, merupakan sayuran dataran rendah yang dibudidayakan secara massal di lahan sawah pada musim kemarau dan di lahan kering pada musim penghujan. Kacang panjang dan terung ungu/hijau panjang, paling banyak dibudidayakan karena pasarnya juga paling besar. Sementara oyong dan pare relatif lebih sedikit volumenya. Budidaya kacang panjang, oyong, mentimun dan pare memerlukan ajir. Sementara terung tidak memerlukan ajir. Komoditas sayuran dataran rendah yang tidak dihasilkan oleh tanaman sayuran adalah nangka muda, pepaya muda, daun melinjo berikut bunga dan buah mudanya. Jenis sayuran ini diperlukan dalam volume besar terutama untuk sayur asem. Meskipun sangat populer dan massal, namun hampir tidak ada petani yang bersedia membudidayakan pepaya, nangka dan melinjo untuk bahan sayuran. Beda dengan daun singkong. Di sekitar Jakarta sudah banyak petani yang membudidayakan singkong hanya untuk dipetik daunnya. Selada, caisim, kangkung, bayam cabut, terung dan pare bisa dengan mudah dibenihkan. Caranya, selada, caisim dan bayam dibiarkan tua dan keluar bunga serta menghasilkan biji. Kangkung pun demikian, namun untuk menghasilkan biji sebanyak mungkin, kangkung cabut ini harus diberi ajir agar merambat. Buah terung dan pare juga dibiarkan menjadi tua dan masak untuk diambil bijinya. Para petani sudah tahu, tanaman yang akan dibenihkan ini dipilih yang paling subur dan tumbuh sehat. Dengan cara ini, petani bisa mengatur agar kebutuhan benih untuk periode tanam berikutnya tercukupi. Lahan yang akan ditanami sayuran haruslah terkena panas matahari penuh sepanjang hari. Kualitas tanah justru tidak menjadi masalah, sebab dengan adanya bahan organik cukup, maka tanah pasir, tanah liat atau cadas sekali pun tidak menjadi masalah untuk budidaya sayuran. Tanah ini dicangkul sampai gembur dan dibentuk menjadi bedengan memanjang. Pada penanaman musim hujan, perlu dibuat saluran pembuang air (drainase) yang cukup, hingga lahan tanaman tidak tergenangi air. Pada penanaman musim kemarau, saluran drainase tidak diperlukan. Sambil menggemburkan tanah, dilakukan pencampuran pupuk organik. Sebenarnya, budidaya sayuran dataran rendah di sekitar kota besar, juga bisa memanfaatkan pupuk kotoran kelinci. Kualitas pupuk kotoran kelinci paling baik jika dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Pakan kelinci bisa berupa limbah sayuran hasil budidaya sendiri, bisa pula dengan mengambil limbah pasar berupa daun kembang kol, kelobit jagung dll. yang biasanya menumpuk di pasar-pasar tradisional. Pemeliharaan kelinci, selain menghasilkan pupuk organik kualitas tinggi, juga bisa memberikan tambahan penghasilan bagi petaninya. Namun, jenis kelinci yang dipelihara haruslah kelinci lokal yang cocok hidup di dataran rendah. Bukan kelinci ras unggul yang hanya cocok dipelihara di dataran tinggi. Meskipun panen diharapkan rutin tiap hari, penanaman dalam skala kecil tidak perlu dilakukan tiap hari. Dengan pola penanaman seminggu sekali, panen tiap hari masih dimungkinkan. sebab dalam kenyataannya, tanaman dalam satu petak ukuran 5 m2 tersebut, pertumbuhannya tidak akan seragam. Pemenenan yang dilakukan satu hari sekali, hanya akan mengambil individu tanaman yang benar-benar sudah siap panen. Kalau tanaman yang tumbuh bongsor itu dicabut, maka tanaman disebelahnya yang sebelumnya tidak mendapat suplai hara serta sinar matahari cukup, akan segera ikut tumbuh bongsor. http://foragri.blogsome.com)

MANFAATKANLAH LAHAN TIDUR

Mari Berkebun Buah-buahan

APAKAH perbedaan kios buah di Bangkok dan di Jakarta? Di Bangkok, buah yang dijajakan adalah produk nasional.

Sama sekali tak ada buah impor. Di Jakarta kios-kios buah kakilima pun didominasi oleh buah impor. Mulai dari apel, anggur, jeruk sankist maupun mandarin serta buah pir. Kalau bulan Ramadhan tiba maka yang mendominasi kios buah tadi ganti kurma. Rata-rata impor buah segar kita berkisar antara 150.000 sampai 200.000 ton per tahun. Ini semua terjadi bukan karena rakyat Indonesia sok luar negeri, melainkan karena produksi nasional kita memang masih sangat kurang. Tingkat konsumsi buah nasional kita baru sekitar 40 kg per kapita per tahun. Sementara standar minimal yang dianjurkan oleh FAO adalah 60 kg per kapita per tahun. Kalau selisih angka ini dianggap sebagai peluang usaha, maka tiap tahunnya Indonesia masih memerlukan tambahan sekitar 4.000.000 ton buah segar. Produksi buah tanaman keras seperti mangga, jeruk, belimbing dan lain-lain sekitar 20 ton per hektare per tahun. Jadi sampai saat ini masih ada peluang untuk membuka sekitar 200.000 hektare kebun buah. Kalau kita juga menginginkan perolehan devisa dari ekspor buah, maka peluang untuk membuka kebun buah itu lebih besar lagi. Yang harus kita incar bukannya Eropa, Jepang, AS atau Timur Tengah. Eropa, Jepang dan AS sangat rewel. Timur tengah yang kaya, penduduknya sedikit. Yang harus kita incar adalah RRC. Dengan pertumbuhan ekonomi yang luarbiasa, dengan jumlah penduduk yang 1,2 milyar jiwa, dengan orientasi ke depan lebih tertuju pada sektor industri, RRC adalah pasar buahbuahan tropis yang luarbiasa. Ini sudah dibuktikan oleh PT Golbal Agronusa Indonesia (GAI) di awal tahun 90an. Kebun pisang cavendish anak perusahaan Sinar Mas Group di Halmahera ini mulamula bekerjasama dengan

http://alayhak.perso.neuf.fr

Arthal Internasional untuk memasok pasar Jepang. Tetapi jepang menuntut persyaratan yang sangat ketat. Ada satu bintik cokelat kecil pun ditolak. Bentuk pisangnya agak bengkok sedikit juga dianggap mengganggu mata hingga mereka tak mau. Maka pasar pun dibelokkan ke RRC yang meskipun membayar dengan harga rendah, namun persyaratannya ringan dan berapa pun volumenya akan diterima. Seorang eksportir yang biasa main produk pertanian ke Singapura, Hongkong dan Taiwan selalu ditagih untuk mencarikan pisang apa saja guna mamasok RRC. Soalnya setelah ada kerusuhan berkepanjangan di Maluku, PT GAI tutup. Hingga pasar RRC mengalami kekurangan pasokan. Ini baru soal pisang. Belum pepaya, nanas, mangga, jeruk, manggis, rambutan, durian dan masih ada belasan buah lain yang pasar ekspornya relatif bagus. Tetapi bagaimana dengan Thailand yang selama ini dikenal sebagai penghasil dan pemasok buah tropis paling handal di dunia? Selama ini Thailand justru sangat kesal dengan Indonesia. Bukan karena takut Indonesia bakal menjadi pesaingnya, tetapi justru karena negeri kita ini tak kunjung

bersedia untuk mengembangkan buah-buahan. Petani durian Thailand selalu menganjurkan agar Indonesia mau mengembangkan durian dan mereka ingin sekali membantu. Sebab panen durian Indonesia terjadi sekitar bulan-bulan Desember dan Januari. Pas saat itu durian Thailand kosong. Hingga Indonesia bisa mengisinya. Pihak perbankan pun menganggap komoditas buahbuahan sebagai sesuatu yang aneh. Kalau ada investor mengajukan proposal kebun buah ke bank, jawaban yang diperolehnya selalu berupa pertanyaan: “Mengapa tidak sawit?” Padahal investasi sawit hanyalah Rp 20.000.000,- per hektare namun harus dengan skala puluhan ribu hektare. Investasi kebun buan tanaman keras, memerlukan dana paling sedikit Rp 50.000.000,- per hektare. Namun dengan skala minimal 10 hektare sudah cukup. Di Australia, skala kebun buah Tropis ini malahan bisa hanya 5 hektare per KK. Dengan modal Rp50 juta per hektare, untuk pengembangan skala minimal 10 hektare diperlukan dana Rp500 juta. Dari angka tersebut dana untuk pengadaan air akan mencapai Rp250 juta. Rinciannya Rp80 juta untuk pengadaan deep well, Rp50 juta

Sebutir Jeruk Seribu Manfaat

http://alayhak.perso.neuf.fr

JERUK, buah yang sangat populer, mudah diperoleh, dan relatif murah itu, ternyata mengandung banyak zat gizi yang baik bagi kesehatan dan pencegahan penyakit. Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik. Selain sangat kaya vitamin dan mineral, ia juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat diperlukan tetapi tidak dapat diproduksi dalam tubuh) bagi

pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Senyawa non-gizi yang dikandungnya ternyata juga membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis penyakit kronis, seperti kardiovaskuler, kanker, dan katarak. Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber vitamin C. Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang meliputi

karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Keunggulan lainnya, jeruk tidak mengandung sodium, lemak, dan kolesterol. Kandungan kalorinya pun rendah, sehingga tidak akan membangkitkan kekhawatiran bagi mereka yang berupaya menurunkan bobot badan. Sebuah jeruk segar berukuran sedang cuma mengandung 60 – 80 Kkal. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Karbohidrat kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal sebagai serat makanan) yang baik untuk kesehatan. Serat makanan ini di dalam tubuh akan mengikat zat gizi larut dalam air pada suatu gel-matriks, sehingga dapat memperlambat proses pengosongan lambung serta proses pencernaan dan penyerapan. Keadaan itu akan memperpanjang rasa kenyang, dan menurunkan laju penyerapan glukosa sehingga dapat membantu mencegah lonjakan kadar gula darah. Serat makanan juga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma dengan cara mengganggu proses reabsorpsi asam empedu. Dengan mengkonsumsi sebuah jeruk ukuran sedang dalam satu hari, serat makanannya kira-kira 3,0 g, dapat memberikan kontribusi cukup berarti bagi pemenuhan kebutuhan zat itu bagi tubuh yang disarankan sekitar 25 g per hari. Sebagai Antioksidan Vitamin paling dikenal yang terkandung dalam jeruk adalah vitamin C. Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan kunci dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar pembentukan jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen

optimal sangat diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi nonorganik (zat besi dari makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia. Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran kemampuannya sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak. Secara signifikan, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi dari makanan, termasuk jeruk segar, dapat mencegah kenaikan LDL teroksidasi. Kadar LDL teroksidasi tinggi merupakan faktor utama berkembangnya penyakit jantung. Beberapa penelitian epidemiologi memang telah memperlihatkan hubungan signifikan antara asupan vitamin C dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Tingkat konsumsi makanan dengan kandungan folat tinggi, seperti jeruk segar atau dalam bentuk jus, akan meningkatkan kadar folat. Peningkatan kadar folat akan menurunkan kadar homocystein, yang merupakan racun bagi dinding pembuluh darah. Dengan menurunnya kadar homocystein, risiko penyakit kardiovaskuler juga berkurang. Vitamin C dalam bebuahan, termasuk jeruk, secara ilmiah juga bisa dijelaskan peranan positifnya dalam memberikan perlindungan tubuh terhadap kanker. Hasil penelitian epidemiologi menun-

untuk reservoar, Rp25 juta, untuk pipa, Rp25 juta untuk jalan makadam dan yang Rp50 juta untuk bangunan dan isinya. Dari Rp250 juta sisanya Rp150 juta akan diserap untuk operasional sampai tanaman menghasilkan. Jangka waktunya antara 1,5 tahun (jeruk siam) 3 tahun (mangga) sampai 5 tahun (durian). Hingga hanya Rp100 juta yang benar-benar diserap untuk land kliring, membeli bibit dan ongkos tanam. Angkaangka tersebut bisa membengkak lebih besar di suatu kawasan yang sarana/prasarananya belum memadai. Sebaliknya bisa menyusut drastis apabila di lokasi tersebut tersedia sarana pengairan yang cukup baik. Misalnya ada waduk, rawa atau sungai yang debitnya cukup besar sepanjang tahun. Sebab air adalah syarat mutlak untuk agribisnis apapun termasuk buah-buahan. Kalau kita ingin modal yang ditanam cepat berputar, maka pilihan sebaiknya dijatuhkan ke tanaman pisang, nanas, pepaya, salak, jeruk siam, belimbing, jambu air, jambu biji dan anggur. Kalau kita ingin yang agak lebih lama, komoditasnya mangga, jeruk keprok/manis, rambutan, sawo dan nangka. Yang jangka waktunya lebih lama lagi adalah durian, duku dan manggis.

jukkan, tingkat konsumsi bebuahan, salah satunya jeruk, dan sesayuran yang tinggi memiliki efek perlindungan terhadap kanker lebih baik dibandingkan dengan tingkat konsumsi vitamin C (dari makanan suplemen) yang tinggi. Karena oksidasi lensa mata memainkan peranan penting pada pembentukan penyakit katarak, peranan antioksidan, termasuk vitamin C, menjadi penting. Dari hasil penelitian diperlihatkan bahwa individu dengan konsentrasi vitamin C dan karotenoid dalam darah yang tinggi memiliki risiko terkena katarak lebih rendah. Namun, tidak ada bukti yang memperlihatkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi dalam jangka waktu lama menurunkan risiko terkena katarak. Jeruk sebagai sumber vitamin C juga diduga memberikan efek pencegahan dan penyembuhan terhadap penyakit seperti pengeroposan tulang (osteoporosis), batu ginjal, gangguan fungsi kognitif, dan asma. Tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dugaan tersebut. Untuk memelihara kesehatan dan menjaga kecukupan cadangan vitamin C dalam tubuh, disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C sebanyak 30 – 100 mg per hari. Kebutuhan ini sudah cukup terpenuhi dengan sebuah jeruk berukuran sedang. Jeruk seukuran itu mengandung sekitar 70 mg vitamin C. Atau, dengan mengkonsumsi satu gelas, sekitar 225 ml, jus jeruk per hari. Walaupun beberapa penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi di atas 200 mg per hari dapat secara optimal mencegah timbulnya beberapa penyakit kronis, mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen secara berlebihan (di atas 500 mg per hari) dapat me-nimbulkan efek negatif, terutama bagi mereka yang berisiko menderita kelebihan zat besi. Menjaga Tekanan Darah Normal

Kelemahan agribisnis buahbuahan adalah, diperlukan masa grace period yang lebih lama. Kalau kita mananam pisang ambon kuning misalnya, grace period 1 tahun bisa diterima meskipun agak berat. Tetapi kalau kita menanam durian, diperlukan grace period sampai 5 tahun. Kebanyakan kalangan perbankan akan keberatan. Cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan tumpangsari antara tanaman buah-buahan dengan palawija. Misalnya, setelah land kliring dan sarana air tersedia, segera lahan ditanami kacang tanah atau ubi jalar. Baru kemudian mangga atau durian ditanam. Singkong, jagung dan padi gogo tidak dianjurkan sebagai tanaman tumpangsari karena potensial menghambat bahkan merusak tanaman pokok. Komoditas buah-buahan tanaman keras, selain memiliki beberapa kelemahan seperti masalah grace period tadi, juga rawan penjarahan. Hingga faktor keamanan menjadi hal yang utama. Pendekatan keamanan ini tidak cukup dilakukan dengan membayar tentara atau polisi untuk menjadi centeng kebun. Pendekatan sosial tetap diperlukan. Masyarakat sekitar kebun perlu diberi pekerjaan hingga pendapatan mereka bisa meningkat. (http://foragri.blogsome.com)

Vitamin esensial larut air lainnya yang terkandung dalam jeruk adalah folat. Vitamin ini membantu produksi DNA dan RNA serta pematangan sel-sel darah merah, yang pada akhirnya dapat mencegah anemia. Konsumsi folat per hari disarankan 180 mcg untuk wanita dan 200 mcg untuk pria. Sebagian kebutuhan itu bisa dipasok dari jeruk. Dalam satu gelas, 225 ml, jus jeruk terkandung 75 mcg asam folat bagi tubuh. Selain itu jeruk juga mengandung beberapa jenis mineral. Salah satunya potasium. Mineral esensial ini berperan memelihara keseimbangan asam dan air dalam tubuh. Sebagai komponen penting elektrolit, potasium memainkan peranan pada transmisi impuls syaraf ke otot, proses kontraksi otot, dan menjaga tekanan darah normal. Konsumsi potasium disarankan sebanyak 2000 mg per hari. Sebagian jumlah itu bisa dipenuhi oleh jeruk. Segelas, 225 ml, jus jeruk memberikan 500 mg potasium. Memang, kasus kekurangan potasium sangat jarang ditemukan. Perhatian lebih banyak tertuju pada rasio konsumsi sodium terhadap potasium. Rasio tinggi merupakan faktor risiko terhadap penyakit kronis. Dalam jeruk juga terkandung senyawa fitokimia. Senyawa khas tanaman ini memiliki efek fisiologis luas dan membantu mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Mekanisme pencegahannya meliputi kemampuannya sebagai antioksidan, efeknya pada proses pembelahan sel, meningkatkan aktivitas enzim dalam menghilangkan karsinogen (zat penyebab kanker), dan pemblokiran senyawa nitrosamin. Asupan senyawa ini hanya dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan asal tanaman, salah satunya jeruk, sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari. (http://ogieurvil.multiply.com)


Rumah

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

19

Membuat Ruang Kecil di Loteng Rumah K

einginan untuk selalu mengubah suasana rumah pasti dirasakan setiap orang, tanpa kecuali. Tapi kadang kala kita bingung harus melakukan apa dan memilih bagian rumah mana yang tepat untuk direnovasi. Bagi Anda yang telah memiliki lantai atas dan mau memberikan sentuhan berbeda dari keseluruhan ruang yang ada, bisa mencoba membuat ruangan kecil di loteng. Selain memanfaatkan lokasi tertinggi di atas rumah, juga mampu memberikan sentuhan berbeda dari arsitektur sebelumnya. Namun sebelum Anda memastikan akan membangun sebuah ruangan di bawah loteng, pastikan ketinggiannya dengan atap rumah tidak terlalu sempit. Minimal orang dewasa bisa berdiri nyaman di lokasi tersebut dan dibuat seaman mungkin bagi anak-anak, serta anggota keluarga lainnya. Sebuah loteng, apakah fungsinya itu untuk sebuah kamar tidur ekstra atau ruang penyimpanan, adalah solusi yang sangat baik bagi Anda yang menginginkan penambahan kamar baru. Konversi Loteng Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika mengkonversi loteng menjadi ruang yang berguna, yakni mengkonsultasikan kepada si arsitek atau tukang yang akan mengerjakan untuk memastikan apakah loteng yang akan direnovasi memenuhi kelayakan struktural atau tidak. Jangan sampai Anda membuang uang sia-sia, tapi hasil yang diperoleh tidak maksimal atau tidak sesuai dengan harapan. Banyak rumah-rumah moderen yang tidak sesuai untuk konversi sisa ruang atap yang sangat beragam. Anda juga perlu memastikan bahwa semua jendela baru atau skylights telah ditempatkan dengan benar benar untuk ventilasi, jika memang mau dijadikan sebuah kamar huni. Sama seperti fungsi lainnya, loteng bisa dimaksimalkan untuk aneka ruang, seperti kamar tidur, ruang belajar, ruang keluarga, ruang bermain anak atau mudahnya sebagai ruang penyimpanan. Karena lokasinya paling atas, memudahkan tidak adanya aktivitas keluar-masuknya barang, sehingga pemanfaatannya pun dapat lebih mudah. Bagi Anda yang sudah berpikiran untuk memanfaatkan loteng yang ada, sebaiknya memang memikirkan tujuan ganda ruang untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sehingga tepat adanya jika didukung luas yang tersedia dan memaksimalkan menjadi ruang yang akan digunakan. Masalah yang perlu diatasi pada ruang loteng adalah pengudaraan dan pencahayaan, karena letaknya paling atas.

INSERT

Percantik Lantai Dengan Karpet

UNTUK mempercantik interior, Anda harus seksama memperhatikan apa yang dibutuhkan agar rumah terlihat cantik. Misalnya saja lantai, akan terkesan lebih indah dengan hamparan karpet (permadani). Dan karpet ternyata punya banyak keunggulan. Anda dapat dengan mudah memasangnya di tiap ruangan. Karpet juga dapat mengubah suasana ruangan menjadi “hangat” dalam sekejap. Dan karpet dapat menutupi ubin/lantai yang sudah retak tanpa harus bersusah payah membongkar lantai Anda. Dengan berbagai pilihan jenis, warna, model, dan harga, Anda tentu harus tahu hal-hal apa yang harus diperhatikan sebelum membeli karpet untuk rumah Anda. Budget untuk Membeli Karpet Seberapa mahalkah Anda sanggup membayar? Variasi harga karpet di pasaran tergantung dari bahan dan cara pembuatannya. Harga karpet handmade misalnya, lebih mahal daripada yang dibuat dengan mesin. Apalagi yang tingkat kerapatan anyamannya tinggi dengan bulu-bulu yang tebal. Sampai saat ini, karpet berkualitas masih diimpor dari Turki, Mesir, Belgia, dan yang paling terkenal berasal dari Iran karena motifnya yang kaya dan mewah. Di ruangan mana karpet akan diletakkan. Hal ini akan menentukan jenis karpet yang Anda beli. Semakin sering ruangan tersebut dilewati, maka Anda harus semakin sering menjaga kebersihannya. Karena ada jenis karpet yang sangat cocok diletakkan di kamar tidur, tapi akan cepat kotor dan rusak jika ditaruh di ruang keluarga. Tekstur bulu karpet tersedia dalam berbagai tipe. Misalnya cut pile (permukaan bulu-bulu terpotong atau lurus berdiri), loop pile (bulu-bulu bergulung atau ikal), dan gabungan keduanya (cut and loop). Yang sering dipakai di ruangan rumah adalah tipe cut pile, sedangkan di ruangan komersial/kantor adalah tipe loop pile. Bahan karpet dibagi menjadi dua, yaitu yang terbuat dari serat alami dan sintesis. Meski daya tahannya relatif sama, tapi penggunaan dan harganya bisa jauh berbeda. Bagaimana Anda dapat membedakannya? Berikut adalah perbandingan antara karpet berserat alami dan berserat sintesis. Karpet dari serat alami biasanya terbuat dari wol, sutera, atau bambu. Pembuatannya dianyam dengan tangan, hasilnya lebih halus, dan warna-warnanya cenderung matt. Pada karpet berserat alami biasanya ada kode spesifikasi seperti 1/10, yang berarti setiap satu incinya dianyam dengan 10 jarum. Semakin banyak jarum, maka semakin tinggi tingkat kerapatannya dan harganya juga akan semakin mahal. Anda ingin kemewahan interior yang natural? Karpet jenis ini adalah pilihan yang paling tepat. Tapi karpet ini tidak disarankan untuk ruangan yang banyak dilalui orang, karena bahannya yang cepat rontok. Jadi cukup Anda pasang di kamar tidur. Sedang untuk karpet berserat sintetis, bahannya bisa terbuat dari nilon, polypropelene, atau polyester. Dan karena dibuat dengan mesin, maka teksturnya agak kasar dan hasilnya lebih glossy. Untuk ruangan di rumah, orang banyak memakai karpet berserat polypropelene dan akrilik. Meski harga keduanya relatif terjangkau, tapi kualitas berbeda. Ketahanan bulu-bulu karpet berserat sintetis polypropelene cukup baik dan tidak mudah rontok. Jadi aman bagi kesehatan. Tingkat kehalusannya juga baik sehingga lebih terasa kelembutannya. Sebaliknya, bahan akrilik bulunya terkesan tebal dan lembut tapi mudah rontok. Umurnya pun tidak lama, paling lama hanya empat tahun. Ukuran Ruangan Ukurlah ruangan yang akan dipasang karpet. Ukuran ini tidak harus tepat jika Anda akan membeli karpet jadi/siap pakai. Tapi jika Anda ingin karpet yang dibuat sesuai dengan ukuran ruangan Anda, pastikan Anda mengukurnya seakurat mungkin. Petugas toko biasanya akan membantu Anda mencari ukuran karpet yang sesuai dengan ruangan Anda. (http://www.propertykita.com)

Terlebih kondisi ruang di bawah atap cenderung panas di siang hari, dan sangat perlu aliran udara yang maksimal. Berikut adalah beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam membuat atau memanfaatkan sisa ruang bawah atap atau loteng Akses Keluar Masuk Loteng Dalam perencanaan proyek renovasi sebuah loteng penting untuk mempertimbangkan bagaimana Anda akan mendapatkan akses memasukinya. Jika tangga atau ketinggian normal pintu sudah ada, maka tinggal membuat jalan keluarmasuknya saja. Dengan begitu, Anda bisa menentukan posisi sebelah mana yang nantinya akan dijadikan tangga untuk naik-turunnya. Kekuatan Bangunan Meski terlihat sudah kokoh, tapi bangunan bawah atap tetap harus memiliki kekuatan dari segi penyangga atau pondasinya, mengingat masih ada ruang di bawahnya. Namun jika sudah mempunyai lantai atas dari bangunan rumah, Anda akan lebih mudah menempatkan posisi lantai dasarnya. Apabila ingin dijadikan ruang penyimpanan atau kamar tinggal, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memastikan agar ruangan tersebut dapat menampung beban berat dari setiap benda yang ingin disimpan. Tentukan juga maksimum tinggi plafon dari ruang loteng, karena bisa berpengaruh kepada fungsi yang akan digunakan. Ingatlah, tinggi plafon yang sempit membuat jarak injak lantai menjadi pendek. Atur Sirkulasi Udara Sebelum membuat pembuangan udara dan sirkulasinya seperti apa, tentukan dulu akan dijadikan sebagai ruang apa yang mau Anda gunakan di loteng. Sebagai pilihan terbaik, bisa menggunakan lubang angin, exhaust fan atau jendela, dan dapat pula memasangkan air conditioning (AC). Jika AC menjadi sumber pendingin ruangan Anda, sebaiknya atap ditutup rapat atau diberi lapisan khusus, agar hawa panas yang masuk tidak terserap banyak. Sehingga udara yang dihasilkan dalam ruangan menjadi maksimal dan tidak ada masuk hawa panas, terlebih untuk kamar tidur yang nyaman. Penerangan Maksimal Mengingat posisi ruang loteng di atas, maka pengaturan penerangan atau pencahayaan jauh lebih mudah. Apalagi jika ingin menghemat biaya, mudahnya adalah Anda bisa mengganti beberapa genteng atau penutup atap dengan bahan kaca yang kuat. Atau dengan jendela yang menghadap ke atas untuk memungkinkan cahaya masuk saat siang hari dan Anda hanya memakai lampu saat menjelang malam saja. (http://www.propertykita.com)

Keramik untuk Lantai Rumah KERAMIK, siapa yang tak kenal bahan penutup lantai ini. Bahkan masyarakat di pedesaan sekarang telah beralih ke penutup lantai jenis ini dan meninggalkan penutup lantai yang hanya terbuat dari semen. Meluasnya pemakaian keramik di lapisan masyarakat karena keramik memiliki keragaman warna, corak, bentuk, dan yang terpenting adalah keragaman harga. Tentu keramik yang murah, kualitasnya akan lebih rendah. Tapi bukan berarti keramik jenis ini tidak tahan lama. Karena perbedaan harga hanya tercermin dalam corak dan warna, sedangkan ketahanannya tak jauh berbeda. Berikut hal-hal yang harus Anda ketahui tentang keramik dan penempatannya di dalam ruangan. Jenis Keramik Penggolongan keramik dapat dibedakan dalam tiga penggolongan yakni polos, embossed (permukaan tidak rata), dan dekoratif. Perbedaan polos dan embossed lebih ditekankan pada posisi di mana keramik ditempatkan. Keramik embossed yang kasar dan tidak licin permukaanya, serta tahan

terhadap gesekan sangat cocok untuk eksterior seperti di teras, atau di ruang terbuka seperti kolam renang dan taman. Warna Keramik Memilih warna, motif dan pemasangan keramik harus memperhatikan pemilihan warna keramik. Anda harus menyesuaikan dengan warna dinding di rumah, mengingat dinding dan furnitur adalah dua elemen yang harus dipertimbangkan dalam memilih warna penutup lantai. Bila tidak

ingin bermain terlalu banyak warna di dalam ruang, maka pilih warna netral untuk lantai seperti abu-abu, krem, atau putih. Motif sedikit polos akan lebih aman jika sewaktu-waktu ingin mengubah furnitur yang telah Anda punya sekarang ini. Cahaya Ruangan Pencahayaan dalam ruang juga mempengaruhi pemilihan lantai. Lantai putih dan bertekstur lembut akan sesuai dengan ruang dengan cahaya yang terang, sehingga menimbulkan kesan

bersih dan lapang. Sementara keramik yang bertekstur, lebih cocok dipadankan dengan pencahayaan ruang yang lebih redup sehingga berkesan hangat. Ukuran ruangan Ukuran ruangan juga mempengaruhi pemilihan keramik. Jika luas ruang yang akan Anda tutup keramik tidak begitu luas, maka disarankan memakai keramik dengan ukuran sekitar 40 cm x 40 cm atau 60 cm x 60 cm. Pemasangannya pun harus mem-

perhatikan nat (semen antarkeramik). Nat yang jarang akan menambah kesan luas pada ruang. Variasi nat pun bisa dimainkan untuk menambah luas ruang, yakni perbedaan tebal tipis nat dapat membingkai pandangan dan kesan seseorang terhadap ruang. Ruang yang memanjang dan sempit akan terkesan lebih pendek dan lebar jika nat-nat horizontalnya lebih dipertebal dibandingkan dengan nat vertikalnya. Demikian pula sebaliknya.


20

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

SHERINA MUNAF

Takut Bosan P

ENYANYI muda berbakat, Sherina Munaf yang ingin melanjutkan pendidikannya di luar negeri mengatakan jika ia tak akan mengambil jurusan musik lagi saat melanjutkan kuliahnya. Dia mengaku tidak ingin bosan dengan pendidikan yang akan diambilnya kelak.”Aku cuma nggak mau monoton saja sih dengan apa yang aku ambil nanti,” katanya saat dijumpai di Gedung Sampoerna Stategic, Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2011). Dirinya mengaku sudah sangat cukup tentang pengetahuannya mengenai dunia musik selama tujuh tahun berkecimpung di dunia tarik suara. Meski begitu, ia mengatakan jika tidak mengambil jurusan musik dalam pendidikannya, dirinya tetap akan berkecimpung di dunia yang telah membesarkan namanya tersebut. Tak hanya itu, dirinya juga mengatakan jika tak akan meninggaklkan dunia musik sampai kapan pun. “Aku memang nggak tertarik sih mengambil teori tentang musik. Aku lebih tertarik pada prakteknya saja. Makanya aku nggak mau ngambil musik dalam kuliahku nanti,” jelasnya. Lalu apakah yang akan diambilnya saat perkuliahannya kelak? Sayang sekali ia enggan mengatakan apa yang akan ditekuninya di Negeri Adi Kuasa tersebut. “Takutnya nanti aku nggak fokus dan takut nggak diterima lagi makanya aku nggak mau ngomong dulu sekarang. Nanti saja deh,” ujarnya berahasia. (h/omg)

INDRA HERLAMBANG

Suka Lagu Korea KECINTAAN Indra Herlambang terhadap grup musik asal Korea, ternyata sangat serius. Ini terlihat dari cerita presenter tersebut yang mengaku lumayan lengkap dalam mengoleksi CD lagu-lagu dari boyband maupun girlband asal Korea. Namun ternyata hal itu mendatangkan efek yang cukup menyedihkan baginya. Ini lantaran Indra tak bisa menahan diri untuk selalu membeli koleksi album terbaru dari grup favoritnya tersebut. Saat ditemui di Pacific Place beberapa waktu lalu, presenter INSERT ini sedikit menceritakan koleksinya tersebut. “Gue punya koleksi lengkap dari Super Junior, 2NE1 juga lengkap, Brown Eyed Girl sama SHINee itu lengkap semua. Cuma masalahnya adalah CD-CD itu tuh ngga gampang nyarinya, susah banget,” ujar Indra sedikit kesal. Kesulitan Indra dalam mendapatkan koleksi CD lagu Korea tersebut sangat beralasan, karena memang label rekaman di Indonesia tidak semuanya mau merilis album artis asal Korea. “Kalo sekarang udah agak lumayan ya, karena contohnya

4Minutes sekarang di rilis sama Warner Music Indonesia, terus ada beberapa lagi kaya SHINee sama JYJ itu dikeluarin sama label Indonesia,” tambahnya. Yang menjadi kesedihan baginya adalah ketika harus membeli CD yang diinginkan dengan cara import. Mau tak mau, Indra pun harus mengeluarkan uang ekstra demi mendapatkannya. “Kaya band 2NE1 tuh gue harus belinya impor, karena ngga ada di sini, dan harganya lumayan banget ya, minimal tuh 200 ribu untuk satu CD, dan nyebelinnya lagi band Korea ini bisa nge-repackage albumnya bisa 5 sampe 6 kali, kebayang kan kalo gue ngefans banget sama band itu, habislah uang gue semua, hahaha,” ujar Indra tertawa. Selain itu, presenter yang kini sedang mempersiapkan peluncuran bukunya ini juga mengaku sering memborong CD Korea di Singapura, ketika sedang melakukan perjalanan ke sana.(h/kpl)

CHERYL COLE

Dipuji Pangeran Charles CHERYL COLE boleh berbangga hati. Pasalnya, kerja kerasnya dalam acara amal mendapat pujian dari salah satu anggota kerajaan yaitu Pangeran Charles. Pangeran Charles memuji Cheryl Cole atas kerja di acara amal saat ia menjadi pembawa cara Celebrate Success Awards di London. Upacara penghargaan itu bertujuan untuk mengetahui pencapaian orang-orang yang berjuang melawan tantangan misalnya saja melawan ketergantungan obat. “Aku penuh dengan kekaguman pada semua remaja yang ku temui hari ini,” ungkap bintang Girls Aloud dan juri X-FACTOR itu ketika memberikan sebuah hadiah di acara tersebut. Penyanyi berumur 27 tahun telah mendirikan badan amalnya sendiri, yaitu The Cheryl Cole Foundation. Badan ini bekerja sama dengan Prince’s Trust bertujuan untuk membantu remaja bermasalah di kota kelahirannya pada area North East England. “Ia menggunakan Prince’s Trust untuk membantu dirinya dalam hal membantu kehidupan orang-orang di sekitarnya,” tambah Pangeran Charles. (h/kpl)

SETIAWAN DJODI

Hidup dengan Lever Cangkokan SIAPA sangka kalau saat ini Setiawan Djodi menggunakan lever cangkokan yang diambil dari separuh lever anaknya Jehan, anak keempat dari Setiwan Djodi. Kini bersemangat lagi dalam menjalani hari-harinya. “Untungnya saya punya anak yang pemberani, Jehan (anak ke 4 Djodi dari 8 bersaudara) menyumbangkan separuh livernya untuk saya. Jadi liver saya dibuang semua dan diganti pakai liver Jehan,” terang pengusaha kelahiran Solo, 13 Maret 1949 itu, di kediamannya, Jl. Kemanggisan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (24/3/2011).

Bukan tanpa alasan sang puterinya melakukan hal tersebut. Pasalnya, beberapa tahun terakhir, Setiawan Djodi menderita penyakit liver. Bahkan, Djodi pernah menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Singapura karena penyakit yang dideritanya masuk kategori akut. Kini kesehatan pria berusia 61 tahun itu berangsur-angsur membaik. Bahkan dalam waktu dekat, Djodi berencana untuk kembali menggelar konser bersama bandnya, Kantata Takwa. “Kemarin itu kan kerusakan liver karena lifestyle. Saya suka

PERMADI

Satu Adegan yang Berarti PERMADI, politisi yang juga paranormal itu, akhirnya bisa mencicipi akting untuk pertamakalinya di film layar lebar. Meski hanya kebagian satu adegan dalam film Misteri Hantu Selular, namun Permadi merasa adegan tersebut cukup berarti baginya. “Selama ini saya dikenal sebagai paranormal dan politisi, tapi saya ingin mendudukan posisi saya di posisi sentral. Walaupun hanya tiga menit saya berposisi yang sentral,” ucap Permadi seperti dilansir kompas.com. Mendapat jatah sebagai bintang tamu di film garapan sutradara Indra Tirtana itu, Permadi sama sekali tak keberatan. “Ini bukan film pertama saya, saya ingin membantu perfilman Indonesia,” ujar Permadi. Lagi pula, sejak awal tujuan Permadi murni ingin membantu produser Dianti Lalang Aurosa yang melakukan debutnya di industri perfilman Indonesia. “Apalagi ini tidak menjual keseksian. Kan kalau Miyabi main di film Indonesia itu terlalu dicari-cari. Nah sekarang ada sekumpulan anak muda yang berbakat seperti Cha Cha (Dianti), mereka patut dibantu,” tutup Permadi. (h/kcm)

main surf, panjat tebing, dan minum. Dulu kalau mau main ke laut minum vodka dulu, Iwan (Iwan Fals) dan Jabo (Sawung Jabo) juga kuat. Pokoknya keras semuanya,” tukasnya. Saat diperiksa dokter di Singapura, dokter memprediksi Djodi tak akan berumur lama mengingat livernya yang sudah rusak dan dalam kondisi parah akibat terlalu sering mengonsumsi minuman keras. “Tapi sekarang aku harus semangat deh,” tutupnya. (h/omg)


Inspirasi

21

SYAHIRMAN

SKENARIO

Semua Daerah Endemis Flu Burung

Sinergi di Pantai OLEH: ZUKRI SAAD

MEMOTIVASI siapapun yang ketemu sudah menjadi tradisi dalam hidup Uwan. Kalau itu dikategorikan amal, kenapa tidak? Itulah, siang yang terik tapi sejuk di bawah kerindangan pohon kapuraca atau bingkaleng (lidah lokal : bingkareng, (l dibaca r), kami diskusi lepas tentang bagaimana mensiasati hidup sejahtera tanpa harus korupsi. Kota kecil Dagho, Kecamatan Tamako -Kabupaten Sangihe yang kelak diarahkan menjadi pusat aktivitas kenelayanan rakyat siang Sabtu itu diterpa terik dan mendung bergantian. Katanya, belum ada hujan sejak bulan lalu. Teluk Dhago panas terik, namun berangin musim utara di akhir Agustus 2005. Kunjungan Uwan ke kabupaten perbatasan Indonesia paling utara ini adalah untuk memberi masukan kepada Pemda Kabupaten kepulauan Sangihe tentang upaya mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang masih melilit kehidupan sebagian besar masyarakat nelayan/pesisir di seantero kabupaten. AN Limbong (39) memelas mengatakan bahwa kalau tak melakukan korupsi, tak mungkin pegawai negeri di dinas perikanan dan kelautan Sangihe sukses menjalani hidup. Gaji kecil, terjebak pekerjaan klerikal dan karena rutinitas membuat kehilangan kreativitas sehingga mayoritas nyaris tak lagi mampu menangkap peluang nafkah selain gaji plus tunjangan resmi. Uwan usul bagaimana kalau berkebun bingkareng saja, tanam jarak 2 m, bibit mudah didapat, hampir tak ada pemeliharaan, tanam, lihat sesekali dan tinggal tunggu. Harga kayu bingkareng waktu itu perkubik mendekati 2 juta pedr kubik. Owner estimated proyek perikanan dari pemerintah selalu mensyaratkan pemakaian kayu ini karena cocok untuk gading kapal (tidak meretak karena selalu lembab. Kalau kering kayunya keras sekali, tapi suka retak memanjang). Bagaimana kalau buat lembaga, minta HGU pesisir kepada pemdakab, dan hijaukan kawasan teluk dengan kebun kayu ini. Umur 20 tahun diperkirakan bisa menghasilkan sekurangnya 2 kubik per pohon. Selain bingkareng, kayu lain untuk gading: belase, ketapang, bahembang. Untuk bahan bodi kapal: kayu pilapihe, panirang, kamaluhang, kaluwatu (kayu batu) dan untuk bahan lunas: kakubi, kamaluhang, kaluwatu, bunaro, mangustang (kayu manggis). Pembicaraan menjadi menarik dan hadirin mulai berimajinasi. Chandra Landeng (kini 35 tahun) yang waktu itu berpangkat kepala bidang menanyakan apa syarat memulai usaha itu? Uwan katakan: Sederhana saja. Mau tidak jongkok-jongkok memungut buah untuk bakal bibit di bawah pohon atau menjaring biji yang hanyut dibawa arus kepinggir teluk. Tidak malu di depan publik merunduk-runduk memilih biji yang sehat untuk dibuat bibit. Mau pula bersama mengisi polybag dan menyusun rapi di lokasi pembibitan. Pada saatnya barulah menanamnya di pinggir pantai yang sangat luas memanjang. Langkah lanjut, kami membuat pertemuan partisipatif dengan kawan-kawan yang juga berminat untuk mempersiapkan masa pensiun. Sepakati penyusunan lembaga (pilihannya bisa berwujud yayasan atau koperasi) yang diakui negara, susun pengurus dan tetapkan skenario kerja. Di bawah naungan lembaga resmi berwujud koperasi yang diakui ini, bisa mengajukan HGU kawasan pesisir kepada pemda. Bila diperoleh konsesi 100 hektare (di beberapa lahan teluk) untuk 30 tahun, itu artinya 100 x 2.500 batang = 250.000 batang. Dengan 2 x penjarangan (tahun ke 5 dan ke tahun ke 10) dan sudah ada nilainya, bisa diperoleh 62.500 batang yang akan memasok setidaknya kebutuhan kayu lokal kabupaten tahun ke-20. Entah bisa pula untuk provinsi dan bahkan ekspor mengingat posisi geografis Sangihe langsung berbatasan dengan Provinsi Mindanao/ Filipina. Zaman reformasi menghadirkan berbagai kebablasan, di antaranya susah sekali dibedakan antara hak kepemilikan dan punya orang lain. Bisa-bisa kita menanam pohon, orang lain kelak bisa memanen. Tanpa rasa salah, dengan berbagai pembenaran. Untuk itu, gerakan menanam pohonpohon produktif di daerah teluk dan kawasan mangrove perlu pula bersinergi dengan rakyat setempat. Koperasi bisa bekerja sama dengan pemilik lahan dengan pola saling menguntungkan (idealnya pola bagi hasil). Katakanlah kerja sama dilahan sekitar 100 hektare, ditanami belase, bingkareng atau bahembang. Itu sebagai tahap awal yang artinya tertanam 250 ribu batang. Kelak, panen masingmasing pihak memperoleh 50 persen. Nilainya jelas sangat signifikan sebagai penukuk uang pensiun. Limbong dan Landeng kelihatan termangu, mengangguk-angguk dan mata mereka kelihatan bercahaya. Secara bertahap, lembaga dapat membangun kerja sama sinergis dengan masyarakat sepanjang pesisir pantai. Demikian pula, kerja sama sinergis ini dapat ditularkan ke dinas-dinas yang lain untuk mengikuti jejaknya. Berharap seluruh dinas akan punya hutan pantai binaan dengan masyarakat setempat dan pantai akan lestari, hijau kemanamana dan siapapun yang berada di kawasan ini akan terkantuk-kantuk di siang bolong yang sejuk. Bila pola ini dikembangkan, pemdakab perlu menyusun skenario penghijauan berbasis masyarakat pesisir. Katakanlah proses penanaman pohon-pohon produktf di 3000 hektare kawasan pantai dan teluk, berpola polikutur dengan jenis tanaman mangrove yang ada. Jadi, di samping pala, cengkeh dan kopra, Kabupaten Kepulauan Sangihe akan punya ciri khas lain, penghasil kayu bahan pembuat kapal yang kelak akan dikenal dunia. Pegawai negerinya sejahtera lahir batin, bebas KKN dan punya tabungan pensiun. Diskusi hangat siang itu diakhiri dengan makan siang sagu salempeng, tudeh bakar, cakalang goreng cabe merah dan ditimpali dengan woku kerapu macan berbumbu aneka warna dan rasa. Makan siang yang akan selalu dikenang karena menghadirkan janji, kalau kelak kayukayu sudah tumbuh dan menghijau, mereka akan mengundang Uwan untuk berkunjung. Hadirin terkesan dengan pengembangan imanjinasi kolektif itu. Memang, bercerita di bawah kerindangan bingkareng yang sejuk tentulah mengasyikkan dan niscaya mendatangkan inspirasi. Seterusnya, tentu ada pula tercermin rezeki di situ, yakni hak Uwan sebagai pemberi ide. Pesan singkat mereka sesekali memberikan gambaran menggembirakan, hutan pantai bertumbuh dengan subur dan kini mereka sudah punya 3 lodge untuk bisa menerima tamu menginap. Bila dulu sekadar menanam bingkareng, kini bertumbuh hasil ikutan berupa pariwisata pantai. Entah apa kreasi berikutnya. Sabrina Pakanbaru, 30 Desember 2010

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

KEMATIAN mendadak sejumlah unggas jenis ayam milik masyarakat di Kota Padang, membuat semua pihak kalang kabut. Sebab, kematian ayam secara mendadak selalu diindikasikan disebabkan oleh virus ganas bernama flu burung atau dalam rumus ilmiahnya H1N1. Meski hal itu membuat semua pihak bagai kebakaran jenggot, namun syukurlah kejadian yang menimpa Kota Padang itu belum dianggap sebagai kejadian luar biasa (KLB). Kadis Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan Kota Padang, Syahirman yang ditemui Gustedria dari Haluan pekan lalu, berharap apa yang terjadi tak membuat masyarakat panik. Karena hal itu telah ditangani pemerintah daerah secara serius, fokus dan terstruktur. Pria ramah bertubuh semampai ini juga mengatakan, bicara menyangkut flu burung, sebenarnya semua daerah tak hanya di Kota Padang tapi juga Sumatera Barat endemis dengan virus mematikan tersebut. Namun masyarakat kata dia perlu bersyukur kalau virus tersebut masih berada dalam tataran bisa dikendalikan. Buktinya, kalaupun ada masyarakat yang awalnya diduga terserang virus tersebut, setelah dirawat secara intensif akhirnya dinyatakan negatif flu burung. Kunci penanganan kasus tersebut kata Syahirman adalah secara bersama-sama memeranginya. Sekecil apapun informasi yang diketahui masyarakat, harusnya diinformasikan secepatnya kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan Kota Padang. Berikut petikan wawancara dengannya. Sebenarnya bagaimana kondisi Kota Padang pasca munculnya kembali kasus kematian ayam secara mendadak? Ini pertanyaan bagus dan memang harus diketahui masyarakat secara luas. Kondisi Kota Padang terkait kasus tersebut masih kondusif dan percayalah, pemerintah daerah telah menanganinya secara serius, terfokus dan tentunya profesional. Selain cepat turun ke lapangan, kami juga menyiapkan anggaran yang tidak sedikit untuk penanganannya. Kenapa kematian unggas terutama ayam sering terjadi di tengah masyarakat? Banyak pertanyaan seputra hal ini yang kami terima. Dan selalu saja masyarakat dan juga wartawan mengaitkannya dengan flu burung. Di sini, kita semua harus cerdas menyikapinya, bahwasanya tak semua kasus kematian pada ayam disebabkan karena flu burung. Ada juga yang disebabkan ayan dan makanan yang diberikan pada ayam tersebut. Namun secara umum, kematian mendadak ini lebih disebabkan karena pengaruh iklim. Melihat kasus demi kasus yang terjadi selama ini dan berlangsung bagaikan sebuah siklus, apakah bisa dikatakan Padang memang endemis flu burung? Yang namanya musibah, tentu kita tak bisa menghindarinya. Kita semua hanya bisa mengantisipasinya agar tidak terus terjadi dan meluas di tengah masyarakat. Terkait endemis tidaknya Kota Padang dengan flu burung, harus saya katakan Padang dan juga banyak daerah lainnya di Sumatera Barat memang endemis dengan virus tersebut. Apakah kematian mendadak pada ayam, murni karena flu burung atau ada sebab lainnya? Sebagaimana saya sebutkan di atas, kematian pada ayam tak selalu murni karena flu burung. Tapi tak sedikit terjadi karena pengaruh lainnya.

Daerah mana saja yang rawan terserang flu burung di Kota Padang? Hampir semua daerah rawan, terutama yang padat penduduknya dan banyak warga memelihara unggas baik itu burung, ayam, bebek dan sebagainya. Dari kondisi di atas, rasanya hampir semua titik di Kota Padang rawan, terutama Kuranji, Koto Tangah, Pauh, Lubuk Begalung dan lain sebagainya. Sejauh mana pola hidup masyarakat mempengaruhi muncul dan meluasnya virus tersebut? Pola hidup masyarakat jelas sangat mempengaruhi muncul dan berkembangnya virus tersebut. Sebagai contoh, jika masyarakat beternak unggas, kandang dan lingkungannya tak dibersihkan, ini menyebabkan kemunculan virus tersebut. Sejauh manakah kontrol dan pengawasan lalu lintas unggas dilakukan? Menyangkut pengawasan dan kontrol lalu lintas unggas, itu adalah kewenangan provinsi. Dan jelas ini dilakukan secara terus menerus. Tugas kami adalah memastikan unggas yang masuk benar-benar sehat dan tak terindikasi berpenyakit. Bicara penanganan kasus flu burung di Kota Padang, awalnya Dispertanakhut mengusulkan anggaran sebesar Rp237 juta. Namun belakangan yang disetujui hanya Rp149 juta. Apakah ini mengindikasikan kalau pemerintah daerah tidak serius dalam penanganan kasus flu burung? Masalah anggaran mohon tidak dikaitkan dengan keseriusan penanganan. Meskipun tidak ada anggarannya, kami tetap berupaya maksimal menanganinya. Kalaupun usulan yang kami ajukan tidak dipenuhi sepenuhnya, namun anggaran yang turun juga cukup besar. Anggaran sebesar itu dari evaluasi telah maksimal dalam penanggulangan penyebaran virus flu burung secara khusus dan terfokus. Apalagi anggaran tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan dan dikaitkan dengan anggaran kinerja. Anggaran itu kami gunakan

untuk penggantian ayam atau unggas yang dimusnahkan, pembelian pakaian dan aksesoris untuk pemusnahan, pembelian disinvektan dan sosialisasi pada masyarakat. Setiap kali kasus kematian ayam mendadak terjadi, setiap itu pula masyarakat dan pemerintah menampakkan kepanikan. Apakah tidak ada pengawasan yang optimal terkait munculnya kasus tersebut dari waktu ke waktu? Meskipun personil yang bertugas dalam melakukan pengawasan jumlahnya belum optimal, namun kami terus melakukannya secara terus menerus. Dalam hal ini, informasi dan laporan dari masyarakat sangat kami harapkan. Sekecil apapun laporan yang kami terima, tentu berdampak pada penanganannya secara langsung. Hal yang menjadi

kendala saat sosialisasi dilakukan adalah rendahnya perhatian masyarakat. Namun ketika ada ayam milik mereka atau tetangga mereka yang mati secara mendadak, mereka panik luar biasa dan meminta dilakukan sosialisasi ulang. Agar kasus ini tak terus muncul, kami imbau masyarakat mematuhi 10 anjuran terkait pengantisipasian virus flu burung. Diantaranya tidak beternak dalam radius 100 m dari pemukiman, menjaga kebersihan kandang dan terus menerus memeriksakan kesehatan ternak mereka. Kepada media massa, kami juga imbau untuk melakukan sosialisasi. Media jangan hanya mencari kesalahan, namun saatnya pula media dituntut membantu tugas pemerintah khususnya masalah sosialisasi dan penanganan kasus flu burung.

Ayam Mendadak Mati di Kota Padang Januari-Maret 2011 · Kematian yang terpantau · pemusnahan oleh tim terkait · Konsentrasi wilayah · Titik lokasi · Titik terbanyak · Pergantian

: 4.394 ekor : 2.949 ekor : 10 kecamatan minus Lubuk Kilangan : 30 titik : Kuranji dengan sembilan (9) titik lokasi : 30 % dari jumlah ayam yang dimusnahkan.

Bawuak Ajo Malak, Mamalak Elok…

Dikarang: Ajo Badawi Simpang Apa

D

ULU, sabalun manarimo Ajo Malak jadi laki, Elok Muna Basaw indak panah maliek si Kasmaboti ko baentong-entong jo Ajo doh. “Si Kasma busuak. Bawuak gata. Kalegha tu. Owwaiiik, matilah lai…Malakok pipi e ka pungguang Ajo awak…Mesgha be e daghi awak ka Ajo…? Kan basalahan namo e tuuuu?” Upek Elok Muna ko lah disabuik an e ka ughang sa Piaman e. Mangka bana hati kalang Elok Muna. Amuah kadicamuak e Bawuak bala tu jo sakin, bia nak jangkang… Hagham talak, Muna Basawh indak tau senek alah juo, bahaso Ajo Malak ko tukang Bawuak. Baa ka indak? Bwe e bakacomato gheben itam…sa alang haghi… Gigi e ameh…Sadoh alah e ameh. Cincin e gadanggadang…Sisunguik e saghupo ijuak, daghi ujuang sampai ka pangka maghantiang…. Pangka ampu kaki e… botok … sadang boto kicap. Sabana bapangka….saghupo tangkai ladiang…. Bwe e pulo nan pangka balah e mangecek an katuju jo Elok …”Bwe e nandak…ka awak… Eh. Awak iyo baghu kamatian laki….Tantu amuah je awaak.. Sabana e… kok kadisabuik…Ampulai awak. Sidi Bugau tu… gagah daghi Ajo Malak… Gagah…Tapi, dek we e pugaik. Mati mudo…baa lai… Awak mudo juo baghu… Maghando tagang…payahlah awak nyeh… Adoh Jo Malak ko mangijok...Badabok dado awak.. Dibaenyo galak…Owwaik…Tampak jalaih dek awak… gigi e…ameeehhh… kuniang sadoh alahee… Sambuah alah pitih e mah…,kecek ati awak. Bak itu pangakuan Elok Muna. Cuma kini, baa kamanyabuik. Ajo Malak ko… Antah baa ko lah…Bawuak tunangan e… Amuah

lo awak cimbughu di e…Baa kaindak? Labiah dek we e bawuak…mah? Awak nak nandak sasakali, si Kasmaboti tu nan diagih e maunjun badan e…Dipalun e.., didukuang e… Lakok muncuang bawuak tu ka pawuik e. Nan bwek e… Ajo awak ko…Tapiciang piciang pulo incek mato e kasanangan. Suai dek wek e salegho Bawuak… Lamak dek bwek e…sampalah kambia daghi Sala…. Jangkang lah bwe e lai…Nak diantak lah we e dek waba…Punah ghaghah lah lai…. Antah kok diagiahan kabaji si Kasmaboti tu lai...? Bia nak jajok Ajo ka bwe e. Co mancaliak madu nak e...mancaliak si Kasmaboti tu. Naiak galang galang awak maliek. Muntah Ajo mamandang ee. Baghu

sanang ati awak. Malam Kamih kapatangko, Elok Muna Basawh sabana taujuang… Taagak bwe e nak maimbau Ajo Malak e kateh kasua gak samalam panuah. Bia nak babasuah salegho e tu senek… Singajo bana Elok sakali tu, mandi basabun patang haghi. Katiak e ko digisa e kasapasangannyo jo sadah. Lihia jo kuduak baagiah minyak kalonyoh. Panau… baubek jo Cap Kaki Tigo... Muncuang, buliah gak aghun, bakunyah gulo-gulo paghimin anam… Sahaghiko bapantangan bana jaghiang jo patai…Pokok ee, sabana mancimpua kok jadih…. Sabana badagham…. Haghi patang Kamih malam Jamaik. Hujan taban pulo. Dingin…

Alahughabi… Patuih badantangdantang di langik. Elok Basawh singajo manambah serepish untuak laki ee. Ka galaih minun Ajo Malak, jak sanjo babuek an Teh Talua Itiak. Itiak saghati bana. Pakek... Duo talua e. Baagiah sipadeh, cangkeh, langkueh, ayia bagheh, Anggur Malaga duo sendok teh …Iyo…Basalahan ghaso e… Baghu je dighaguak e dek Jo Malak… Owwaiiik…tabaliak incek mato e kalamak an... Lassaaauwk… Sandawo we e. Bhuik….! Tapanca lo kantuik e senek…Biasooo tuuunyo, masuak angin mah…?! Antah talampau aghok. Antah sabana taujuang… Lampu singajo bamatian habih. Baputuih Sikegheang, Basughuak an api api. Basughuak an lilin. Batambah paku dipan tampek tidua… Bapasak pintu aghek aghek. Duo pasak e sakali. Daghi basi beton bana. Yooo. Buliah nak aman. Bawuak kalegha tu bapauik an di pintu kakuih... Iko indak satau Ajo Malak doh. Kok tau , beghang wee. Singajo Bawuak Bala tu dilatak Elok jauah jauah ka ingkin…. Bia we e kalam kutingak… Pado maghangak je di siko? Jangkanglah bwek e disinan. Bia nak habih daghah e tu dek ghangik. Bisuak…kok bwe e mati takalapuak… mujualah awak. Dibakaan dek awak kumayan sagadang ampu kaki. Basidakah awak ka ghang siak… Jangkanglah bwe eee… “Huuuk Huuuk…Kherrr Kherrrhh…” Suagho Kasmaboti daghi nan kalam. Bwe e mambana kadinginan. “Pugaiklah kau nek e… Ba a kok lambek kau mati? Aaaa…? Tolooong kecek kau? Hehh. Paghalu bana tu , manolong kauu mah…? Sia anduang kauu? Bingkaghuang…? sumpah Elok dalam hati…(Tabuik dihoyak minggu muko)


22

Kampus

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

SURVEI TENTANG APA YANG DILAKUKAN SAAT GEMPA

Insting dan Pengalaman Jadi Andalan

KITA tahu Sumatera Barat rawan bencana. Kita juga tahu, Padang sebagai daerah yang berada di tubir Samudera Hindia, termasuk daerah rawan tsunami. Tapi, apakah pengetahuan ini telah membawa kesadaran akan pentingnya pendidikan bencana pada kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, Tim Haluan Kampus mengadakan survei di empat perguruan tinggi Kota Padang. Survei itu melibatkan 300 responden mahasiswa. Hasil yang didapat cukup mengejutkan. Ternyata, 71 persen dari responden

tak pernah sekali pun menerima pelatihan gempa dari perguruan tinggi tempat mereka bernaung dan menuntut ilmu. Memang ironis. Simak apa yang diungkapkan Alkah, mahasiwa semester 6 Jurusan Perbandingan Mahzab IAIN Imam

Bonjol Padang. “Pelatihan gempa dan tsunami memang belum pernah saya ikuti, padahal bagi saya ini sangat penting mengingat di daerah kita sering terjadi gempa. Saya juga berharap ke depannya di daerah kita sudah ada pelatihan ini agar tidak panik dan cemas menghadapinya. Saat gempa kita kadang lari-lari nggak tahu arah. Ini bisa menyebabkan celaka.” Jusrianti dan Novita Sari dari Universitas Andalas juga mengungkapkan hal yang kurang lebih sama. Menurut mereka, tak sekalipun

Sinta, Teknologi Pendidikan, UNP Jika terjadi gempa berlindung disudut bangunan yang ada tiangnya, serta tenangkan diri dan berfikir jernih untuk mencari jalan keluar. Setelah tenang, keluar dari bangunan dengan hati-hati dan hindari keluar secara berebutan. Untuk antisipasi, jangan meletakan kunci jauh dari pintu agar kita bisa segera membuka pintu jika gempa terjadi. Ifran Halimi, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Bung Hatta Padang SEGERA keluar dari gedung atau menjauh dari sesuatu yang bisa menimpa kita. Jangan panik karna. Kalau tak bisa keluar dari gedung segera bersembunyi di bawah meja yang kuat. Setelah gempa berhenti segera cari informasi apakah berpotensi tsunami . Segera mencari tempat tinggi. Adri Putra, Manajemen, STIE Dharma Andalas KALAU terjadi gempa kuat segera merayap jika berada di lapangan terbuka, setelah dipastikan tidak ada yang akan menimpa kita. Jika berada dalam ruangan segera keluar dengan memperhatikan keadaan sekitar kita aman dari timpaan reruntuhan. Bila tidak bisa keluar segera berlindung pada bagian bangunan yang dianggap aman dan kokoh. Jauhi diri dari desak-desakan yang bisa membuat kita cedera, dan jangan pernah lupa dengan Allah. (Peliput Andika Adi Saputra dan Evi Candra)

TIM Haluan Kampus mengadakan survei mengenai kesiapan kampus menghadapi gempa dan tsunami. Survei diadakan pada 21-22 Maret 2011 lalu di empat perguruan tinggi di Kota Padang. Perguruan tinggi itu adalah IAIN Imam Bonjol, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang dan Universitas Bung Hatta. Ada 75 responden di setiap kampus, jadi total responden adalah 300 orang. Pemilihan responden dilakukan secara acak tanpa mempertimbangkan jenis kelamin maupun jurusan yang diambilnya. Pertanyaan pada survei adalah: Berapa kali anda pernah mendapat pelatihan menghadapi gempa dan tsunami dari kampus atau lembagalembaga kampus? Pilihan jawaban adalah: Pernah sebanyak 1 kali, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali dan tidak pernah sama sekali. Dari hasil survei didapat hasil sebagai berikut. Yang pernah menerima pelatihan berjumlah 29 persen atau 86 orang. Dari jumlah ini, 11 persen di antaranya pernah menerima pelatihan sebanyak satu kali, 11 persen menerima dua kali pelatihan, 4 persen menerima 3 kali pelatihan, 2 persen menerima 4 kali pelatihan dan 1 persen menerima lima kali pelatihan. Sementara sisanya, yakni 71 persen atau 214 orang sama sekali tidak pernah menerima pelatihan. Dari survei diketahui pula, mereka yang tidak pernah menerima pelatihan ini, hanya mengandalkan insting dan

DALAM rangka menyambut wisuda IAIN IB Padang, Ikatan Mahasiswa Dharmasraya (IMDHA) mengadakan acara sukuran untuk anggota IMDHA yang akan di wisuda pada 9 April mendatang. sesuai hasil rapat pengurus pada hari Sabtu (19/03) yang dipimpin oleh ketua umum, Khairul Anam, acara akan diadakan seminggu setelah rapat, yaitu Sabtu (26/03). Dalam rapat, terdapat perbedaan pendapat di antara peserta tentang disain acara. “untuk menghemat dana dan lebih praktis, bagaimana kalau kita rihla (jalanjalan) saja,” usul salah seorang peserta. “Kalau menurut saya lebih baik kita kemping saja,” tanggap peserta lainnya sembari tunjuk tangan. Setelah dimusyawarahkan, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dipilih kemping. Di bawah komando Muslim, panitia yang ditunjuk oleh peserta rapat menyepakati bersama forum, kemping dilaksanakan di Taman Raya Bung Hatta hutan lindung Sitinjau Lauik. Seluruh peserta berangkat dari padang sekitar jam 01.00 WIB pada Sabtu (26/03). Acara akan berakhir pada esok siangnya, Minggu (27/03). “Selama di sana, kita akan mengadakan diskusi panel antara pengurus dengan anggota, calon sarjana dan Pembina yang sempat hadir,” terang Ketum IMDHA, Khairul Anam. Peserta pada acara kemping ini adalah seluruh mahasiswa IAIN asal Dharmasraya yang ingin berpartisipasi beserta calon sarjana asal Dharmasraya yang akan di wisuda 9 April mendatang. pengurus menyediakan loket pendaftaran di Blok M depan pustaka Institut. Dengan membayar Rp 15.000, peserta bisa ikut dengan fasilitas makan pokok plus ayam bakar pada malamnya. Di samping syukuran, acara ini juga bertujuan untuk menjalin silaturahim di antara anggota dengan pengurus dan pembina. “Dalam acara ini kita juga akan membicarakan bagaimana persiapan Mubes IMDHA sehubung masa kepengurusan sudah berakhir.” Khairul Anam menutup musyawarah. (Laporan arjuna nusantara)

Judul

Penulis Alih Bahasa Penerbit Cetakan Tebal Peresensi

: Pembaruan Islam: Dari Mana dan Hendak ke Mana? : Abdou FilaliAnsary : Machasin : PT Mizan Pustaka : I, Desember 2009 : 335 Halaman : Delvi Yandra

Berapa kali kampus mengadakan pelatihan menghadapi gempa dan tsunami? Perguruan Tidak Pernah TOTAL Tinggi Pernah PT 1x 2x 3x 4x 5x IAIN IB 7 6 0 0 0 62 Unand 3 6 9 1 1 55 UNP 19 13 3 5 1 34 UBH 4 6 1 0 1 63 Jumlah 33 31 13 6 3 214 300

pengalaman saja untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa. Survei ini dilaksanakan dengan metode yang sangat sederhana dan bukan merupakan gambaran umum kondisi empat perguruan tinggi tersebut terkait

kesiapan mereka menghadapi gempa. Namun, tentu saja hasil survei ini bisa menjadi salah satu acuan perguruan tinggi untuk mengadakan pelatihan menghadapi gempa dan tsunami bagi warga kampus mereka. (Laporan maya lestari gf)

satu kali. “Pelatihan memang penting sekali. Dari pelatihan yang saya ikuti saya dapat sedikit pengetahuan tentang bagaimana cara menghadapi gempa dan tsunami. Jadi kita tidak hanya tahu dari tips-tips saja. Tips tanpa praktek sama dengan nol,” ujarnya. Arjuna, mahasiswa IAIN Imam Bonjol juga mengaku pernah mendapat pelatihan, tapi bukan pelatihan menghadapi gempa, tapi pelatihan pengelolaan informasi di daerah bencana. Akan halnya pelatihan menghadapi gempa ia belum pernah mengikuti. Persiapan menghadapi gempa ia dapat melalui pengalaman dan pengetahuan dari media saja. Menurutnya, seharusnya mahasiswa mendapat pelatihan menghadapi gempa, minimal dua kali dalam satu semester. Pelatihan yang berulang akan membuat mahasiswa terbiasa, hingga bila terjadi gempa akan langsung bertindak sesuai yang pernah dilatihkan. Menurut dosen psikologi IAIN IB, DR Meilliyarti Syarif, pelatihan menghadapi gempa dan tsunami sangat penting diadakan kepada mahasiwa agar mereka mempunyai pengetahuan tentang penyelamatan diri. Namun kadang kampus jarang mengadakan pelatihan karena ketiadaan atau terbatasnya biaya. Bisa juga karena faktor lain, seperti tiadanya kepedulian pihak kampus. Sebagai warga yang hidup di daerah cincin api gempa, kita mestinya belajar pada masyarakat Jepang mengenai kesiapan mereka dalam menghadapi bencana. Masyarakat jepang memang rajin mengikuti pelatihan menghadapi bencana ( gempa). Di dekat pintu mereka menyiapkan ransel yang berisi botol air, makanan keringatau kaleng, obat-obatan, pakaian kering dan beberapa kebutuhan lain yang mereka anggap penting. Selain itu mereka juga sangat memahami bagaimana mengambil langkahlangkah apabila bencana datang. Seperti kita lihat pada hasil survei, sedikit sekali mahasiswa yang mendapat pelatihan gempa. Tentunya ini menjadi PR bagi pemerintah, pihak kampus dan lembaga-lembaga mahasiswa yang ada di kampus.

(Laporan rizki diana rangkuti)

DEBAT

Menyikapi Ramalan Gempa

AGENDA Silaturahim Mahasiswa Dharmasraya

“Kalau itu terjadi saya pasrah saja. Kalau terjebak di lantai tiga begitu, saya juga nggak tahu mau lari kemana. Berdoa saja lagi,” ujarnya. Melda dari Universitas Bung Hatta juga tak pernah menerima pelatihan menghadapi gempa dan tsunami. Begitu pula rekan-rekannya Hera, Rere dan Endah. Padahal, universitas ini berada tak jauh dari pinggir laut. Lain Melda, lain pula Rahman. Mahasiwa Universitas Bung Hatta ini mengaku telah mengikuti pelatihan gempa dan tsunami sebanyak

Kesiapan Kampus Hadapi Bencana Gempa dan Tsunami

Yang Dilakukan Jika Terjadi Gempa… Hanifah, Tadris B. Inggris IAIN IB Padang YANG penting jangan panik. Istigfar sambil berfikir mencari tempat berlindung yang aman. Jauhi benda-benda berat yang mungkin menimpa kita, atau cari lapangan terbuka. Bawa barang yang penting saja. Setelah gempa reda segera cari tempat yang lebih aman guna mengantisipasi jika terjadi ssunami ataupun gempa susulan.

mereka pernah menerima pelatihan menghadapi gempa. Rekan mereka,Rani, juga dari universitas yang sama menyebutkan. “Bila terjadi gempa saya bertindak mengikuti insting dan pengalaman saja. Dari pengalaman saya, bila gempa, larilah keluar gedung, berdiri di lapangan terbuka. Maka itu yang selalu saya lakukan bila terjadi gempa,” kata Jusrianti. Ketika ditanya, apa yang akan dilakukan jika saat gempa ia terjebak di lantai tiga sebuah gedung yang memiliki empat lantai. Ia bingung.

Suci Nurhaeni, Mahasiswa UNP

Rori Hasan, Mahasiswa Teknik Informatika UPI YPTK

SOAL ramalan gempa? Ah, meski datangnya dari pakar di bidang meteorologi dan geofiska, dan hasil yang diperolehnya telah berdasarkan penelitian, yang pasti prediksi atau ramalan mereka bisa dikatakan salah. Peninjauan kesalahan tersbut bukan dari hasil penelitiannya. Melainkan efek yang timbul akibat prediksi itu. Dewasa ini prediksi tersebut telah memebuat resah masyarakat. Bagi nelayan contohnya, mereka akan enggan melaut karena prediksi tersebut. Ini membuat pasokan ikan di pasar berkurang, harga pun melonjak. Tidak hanya bagi para nelayan. Efek ramalan itu juga berdampak kengganan masyarakat untuk tinggal di pinggiran pantai. Masyarakat cenderung memilih tinggal di dataran tinggi. Sehingga harga satu unit rumah bisa melambung di tempat tersebut. Masih banyak lagi efek negatif dari prediksi gempa. Mungkin maksud dari publikasi prediksi itu untuk membuat masyarakat waspada. Tapi, bila tidak disampaikan dengan cara yang benar akan merusak kejiwaan masyarakat. Bisa membuat panik. Apalagi bila ditambah isu-isu yang dihembuskan pihak tak bertanggungjawab. Misalnya tanggal sekian jam sekian akan terjadi gempa besar. Ini hanya akan membuat kekacauan. Seharusnya para pakar lebih selektif lagi dalam menyampaikan prediksi. Yang dilakukan itu semestinya pemetaan daerah rawan bencana, berikut pemberian saran pada pemerintah dan masyarakat untuk bersikap bila musibah itu memang tiba. Mari kita mencontoh Jepang. Para pakar tidak mengeluarkan prediksi yang membuat panik. Sebaliknya, mereka bersama pemerintah justru mengedukasi masyarakat untuk bertindak benar bila gempa terjadi. Mereka rutin mengadakan berbagai pelatihan menghadapi gempa. Inilah yang seharusnya dilakukan pakar dan pemerintah.

REHAL PEMBARUAN Islam yang telah dimulai pada akhir abad ke19 dengan tokohnya yang sangat penting pada saat itu Afghani dan Abduh, kini sayup-sayup terdengar. Pelbagai persoalan yang sangat penting melilit umat Islam dan belum semuanya terpecahkan. Kendati demikian, dunia digemparkan pula dengan pelbagai kejadian yang menjadi sasaran pemberitaan media massa, termasuk penggunaan kekerasan oleh “para pembela Islam” yang diberitakan oleh media tersebut dengan sangat masif. Buku Abdou Filali-Ansary ini menjawab dengan tegas bahwa pembaruan Islam belum berhenti. Pembaruan tetap

BANYAK orang berkata ramalan bisa dipercaya dan tidak dipercaya. Menurut saya ramalan gempa harus jelas dari mana sumbernya dan datanya valid. Percaya pada ramalan gempa tidak ada salahnya, karena ramalan gempa bisa memprediksi tentang suatu bencana. Bayangkan saja bila tak ada ramalan gempa, tentunya kita tak akan punya persiapan sama sekali bila musibah itu betul-betul terjadi. Contohnya saja gempa dan tsunami di Jepang. Seandainya mereka tidak memprediksi bencana, tentunya mereka takkan punya persiapan menghadapi bencana besar yang melanda. Walau korban banyak berjatuhan, minimal telah ada peringatan dari awal, jadi masyarakatpun menghadapinya lebih tenang. Tapi tentunya informasi tentang gempa atau ramalan gempa ini harus dipastikan dulu sumbernya. Jangan sampai infonya nggak jelas, tapi kita sudah takut dan kepanikan. Sebenarnya justru karena ada ramalan gempa ini kita jadi waspada. Tapi waspada di sini dengan tanda kutip, yakni waspada tapi tertib dan tidak panik menghadapinya. Kita bisa flashback dari gempa 30 September 2009 silam. Saat gempa banyak warga Sumbar yang panik menghadapinya. Untuk itu kedepannya ramalan gempa harus lebih bagus lagi agar masyarakat dapat waspada dan berjaga-jaga sehingga tidak menimbulkan kepanikan. Nantinya malah merugikan diri kita sendiri. Ramalan (gempa) tak mesti dihindari. Ada sisi positifnya. Yang paling penting, jika terjadi gempa, kita tidak usah panik. Jangan lupa berserah diri kepada Allah atas apa yang akan terjadi kedepannya. Mudah-mudahan kita semua dalam lindungan Allah SWT. Amin ya Robbal alamin.

Pemikiran Modern yang Melayani Iman

terjadi dengan pelaku yang tidak hanya terbatas pada kaum Muslim. Persoalan-persoalan yang pada masa lalu menjadi garapan pemikir Islam semata, kini—sebenarnya sejak pertengahan abad ke-20—menjadi persoalan kemanusiaan yang diperbincangkan oleh banyak peneliti, komentator politik, dan pemikir dengan latar belakang keyakinan yang berbeda. Maka dalam buku ini, dikumpulkan Ahmad Khalafallah, ali Abd al-Razid, Jacques Berkue, Maxime Rodinson, Marshall Hodgson, Fazlur Rahman, termasuk juga Burhan Ghalioun, Roy Muttahedeh, A. Majid Syarfi, M. Syarfi dan A. Talbi yang masih sedikit dikenal di Indonesia.

Maxime Rodinson yang sepanjang hidupnya memusatkan perhatian pada kenyataankenyataan masyarakat Islam, memperbincangkan persoalan sosiolog, filsuf, dan wartawan. Kemudian, lelaki yang menulis buku Islam et kapitalisme (Paris; Seuil, 1966) ini juga mengatakan bahwa keimanan yang mendalam kepada Tuhan secara luas telah digantikan oleh kepercayaan kepada Islam (dalam fakta-fakta, meskipun tidak pada kata-kata). Lain halnya dengan Fazlur Rahman, yang menduduki tempat tersendiri dalam pemikiran Islam kontemporer. Dia adalah satu dari banyak pemikir Muslim kontemporer yang mengakui secara padu pen-

dekatan ilmiah modern dan mempertahankan iman secara intensif dan mendalam. Buku yang penuh semangat dan berapi-api ini, seperti dilansir Majalah Les Cahiers d’historie, menawarkan pemikiran yang melawan arus mayoritas buku yang membicarakan Islam. Buku ini menyoroti bagaimana intelektual Muslim membahas permasalahan-permasalahan yang menghadang agama Islam dan Dunia Islam. Buku ini juga berhasil mendobrak pencitraan simplistis yang tersebar luas, yang menggambarkan Islam sebagai sebuah kesatuan seragam, atau yang menganggap Islam dapat dipilah dengan gampang menjadi aliran liberal, moderat dan

Halaman terselenggara atas kerja sama Harian Haluan dengan Komunitas Jurnalistik IAIN Imam Bonjol Padang. Penanggung Jawab: Maya Lestari Gf. Grup facebook: Haluan Kampus

integrisme/fundamentalisme. Selanjutnya, dalam buku ini pembaca akan dibawa ke bengkel kerja pemikiran modern yang menawarkan deskripsi dan analisis yang berbeda mengenai pelbagai persoalan yang berkaitan dengan pembaruan Islam, seperti cara memahami Quran, hubungan antar wilayah politik dan wilayah agama dalam Islam, dan bagaimana menjadi modern tanpa meninggalkan keimanan. Dengan memandang cara seperti itu, barangkali ada bekal yang memadai untuk melanjutkan perjalanan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti; Apakah pembaruan Islam memang sudah berhenti? Selamat membaca buku yang menarik ini!


Pokok & Tokoh

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

23

BARIANA BAIN

Berusaha Pahami Keinginan Warga

Sesibuk apapun jabatan seorang Walinagari , ternyata bisa saja disandang oleh sosok seorang wanita, seperti yang diperankan Bariana Bain, 62. Wanita paruh baya ini, sekarang dipercaya sebagai Walinagari Kotobaru Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanahdatar.

B

ARIANA merupakan tokoh wanita yang telah mengasah pengalaman, terutama dalam urusan kepamongan jauh di ujung timur Indonesia. Sejak mudanya, ia rela menelusuri lika-liku hidupnya jauh di rantau orang. Kota Merauke yang dikenal sebagai wilayah paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ternyata menjadi pilihan pengabdiannya sebagai tenaga sukarena TKS Butsi. Dari kampung asalnya Jorong Sialahan Nagari Kotobaru Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanahdatar, Bariana memilih menuntut ilmu di Perguruan Thawalib Tanjunglimau, melanjutkan studinya di bangku perkuliahan IAIN Iman Bonjol Cabang Batusangkar (kini STAIN Batusangkar). Dengan bekal titel sarjana agama yang telah disandangnya, Bariana Bain memilih bergabung dengan rombongan Tenaga Kerja Sukarela Butsi Sumatera Barat, untuk dikirim mengabdi di luar daerah pada tahun 1983, bersama 14 orang teman yang seluruhnya me-

ngantongi ijazah sarjana, diterbangkan ke wilayah paling timur nusantara, tepatnya di kota Merauke. Untuk mengabdi menjadi seorang pegawai negeri pada waktu itu belum lagi segampang sekarang, tanpa pengabdian yang cukup lama dan harus meninggalkan keluarga selama puluhan tahun, jangan diharap bisa menjadi seorang pegawai negeri. Maka Bariana,S.Ag rela bergabung dengan sejumlah teman yang sama-sama menyandang titel sarjana penuh (S1), lewat Departemen Tenaga Kerja Sumatera Barat, berangkat ke wilayah paling timur nusantara ini. Pada saat itu menurut Bariana, Kota Merauke belumlah lagi seramai yang kita kenal sekarang, kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, kota Merauke tidak memerlukan deretan toko yang menyediakan berbagai jenis makanan, pakaian dan lokasi hiburan. Untuk kebutuhan pakaian warga penduduk asli Merauke cukup hanya memakai sehelai celana dalam saja, tidak perlu alas kaki seperti sandal , apalagi sepatu. Tak heran bila pedagang urang awak mena-

ruhnya di pasar tradisional, sudah dipastikan saja tidak akan laku terjual. Sehingga untuk kebutuhan warga yang berasal dari luar daerah , anggoata rombongan Bariana, terpaksa membelinya secara borongan pada saat pulang ke kampung selama dua tahun sekali. Selama tujuh tahun lebih dari 1983 hingga tahun 1990, Bariana ditempatkan pada ibu Kecamatan Abepura Kabupaten Jayapura Irian Jaya, selama itu pulalah seorang gadis asal Minangkabau ini ditempatkan, menjalani beban tugas kepamongan, melayani warga di bidang pemerintahan. Dari segudang pengalaman yang didapat dari pengabdiannya selama 14 tahun di wilayah suku yang sering berpindah-pindah dalam penggarapan lahan pertanian itu, ternyata kini terbilang berhasil mengabdikan dirinya sebagai orang nomor satu dalam wilayah Nagari Batubasa ,Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanahdatar. Sejak 21 Maret 2009, lewat usungan Ninikmamak dan Bundokanduang, Bariana berhasil mengantongi 90 persen total suara pada pemilihan Walinagari Batubasa Kecamatan Pariangan. Dan terbukti, wanita keras hati dan menerapkan disiplin kuat ini, terbilang cukup berhasil memajukan wilayah nagari yang dipimpinnya, untuk bergerak maju, sejalan dengan tuntutan kemajuan yang hingga kini dirasakan.

Bariana tidak perlu mengarahkan warga, agar tidak melakukan penggarapan lahan secara berpindah-pindah seperti yang dilakukan oleh penduduk asli Irian Jaya, hanya cukup dengan penerapkan pola tanam efisiensi. Dimana pada lahan yang cukup terbatas, hasil yang didapat diupayakan mampu digaet secara maksimal, dilakukan dengan menerapkan pemberian pupuk seimbang dan memilih bibit unggul. Untuk seluruh wilayah nagari Kotobaru, Bariana tidak mau melihat sejengkalpun tanah yang terlihat kosong melompong, namun harus diisi dengan berbagai jenis tanaman yang bisa mendatangkan hasil bagi peningkatan ekonomi keluarga. Sebagai sosok seorang wanita, yang telah terbiasa turun kesawah bergelimang lumpur sedari kecil, kini Bariana tidak segan-segan turun langsung ke lahan sawah, untuk bercocok tanam bersama warga lainnya. Kini dalam wilayah Nagari Batubasa yang terdiri dari Tiga Jorong, Sialahan, Kotobaru dan Batubasa, lewat sentuhan tangan dingin tokoh wanita ini, telah berhasil dibentuknya sejumlah Kelompok Wanita Tani ( KWT ), yang dalam kesehariannya turun kesawah secara berkelompok. “Dulu kita mengenal ada kelompok julo-julo, seluas apapun lahan yang harus digarap, tetap saja mampu diselesaikan dengan cepat penuh semangat”, tuturnya pada Haluan di kediamannya suku

Sikumbang Sialahan Kecamatan Pariangan Kamis 24/3. Menurut Bariana, berbagai pengalaman yang telah didapatkannya selama berada jauh di ujung Indonesia itu, tentunya dijadikan pengalaman yang cukup berharga untuk menghadapi warga yang ternyata memiliki corak ragam keinginan, kemampuan dan tingkat prilaku ini. “Pada dasarnya untuk menyatukan warga masyarakat yang memiliki aneka ragam keinginan ini, tidaklah begitu sulit, yang lebih penting kita memahami betul, mereka selalu ingin maju. Namun yang lebih penting bagaimana kita memenejnya,” tutur Bariana mengakhiri keterangannya. ( h/emz ).

IN MEMORIAM ELIZABETH TAYLOR

Sosok Penuh Cinta yang Kerap Sakit

KABAR artis Elizabeth Taylor wafat pada usia 79, pada Rabu (23/3) cepat tersebar. Para penggemar meratapi artis yang kerap mengisi masa tuanya sebagai pekerja kemanusiaan ini. Juru bicara Elizabeth, Sally Morrison, mengatakan, Taylor meninggal dunia karena gagal jantung kongestif setelah dirawat selama enam pekan di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles. Saat mengembuskan napas terakhir, ia dikelilingi oleh keluarga dan anak-anaknya, yakni Michael Wilding, Christopher Wilding, Liza Todd, dan Maria Burton. “Dia sudah berjuang bertahun-tahun terhadap penyakit jantungnya. Liz Taylor belum lama ini mengalami sejumlah komplikasi. Kondisinya sempat stabil, dan berharap dia bisa pulang segera. Sayangnya, hal itu tidak terjadi,” kata juru bicara mendiang. Selama dirawat di CedarsSinai Medical Center, kondisinya terus memburuk. Ini diungkapkan anak laki-lakinya, Michael, dalam sebuah pernyataan. Bintang film terbesar di abad ke-20 ini, pada November 2004 memang pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang sama sehingga memaksanya untuk menggunakan kursi roda. Namun ia menampik berita tersebut, dan mengatakan bahwa penggunaan kursi roda hanya karena masalah punggung kronis yang dimulai pada usia 12 tahun, saat dia jatuh dari kuda. “Apakah aku terlihat seperti

mati?” kata Taylor pada Mei 2006 dalam sebuah wawancara televisi di CNN. Peraih dua Piala Oscar ini juga pernah menjalani operasi jantung dua tahun lalu. Ia memang memiliki riwayat penyakit yang cukup serius. Ia pernah menderita tumor otak jinak, kanker kulit, pneumonia, dan telah mengalami penggantian pinggul. Selama lima tahun terakhir, Elizabeth menggunakan kursi roda. Ia terakhir muncul di depan publik saat menghadiri pemakaman Michael Jackson. Pemilik nama lengkap Elizabeth Taylor Rosemond, lahir 27 Februari 1932 di Hampstead, London. Orang tua Liz, Francis dan Sara Taylor dikenal sebagai pedagang karya seni. Mereka pindah ke Los Angeles, Amerika Serikat pada saat pecah Perang Dunia II. Saat masih anak-anak, ia tumbuh dan dikenal karena bakat aktingnya. Pada usia 12 tahun ia sudah membintangi sejumlah film seperti National Velvet. Liz mulai dilirik dunia film Hollywood karena kecantikannya. Saat dia menerima peran

utama dalam film Gone With the Wind, ayahnya tewas tertembak. Liz pun memilih mengundurkan diri sebagai pemeran utama film laris tersebut. Sepanjang karier di dunia layar lebar, Liz meraih dua Oscar untuk kategori Aktris Terbaik dalam film Butterfield 8 (1960), dan Who’s Afraid of Virginia Woolf (1966). Namun filmnya yang paling populer adalah Cleopatra. Dalam film itu berpasangan dengan Richard Burton, yang kelak dua kali menjadi suaminya. Liz pernah menikah delapan kali dan bercerai tujuh kali. Satu kali berstatus janda karena ditinggal mati suami, Michael Todd. Dari daftar pernikahan dan perceraiannya itu, Liz sempat menikah dan cerai sebanyak dua kali dengan aktor Richard Burton. “Saya sebenarnya punya komitmen dalam membangun pernikahan. Sangat tinggi komitmennya,” ungkap Liz yang sangat dekat dengan mendiang Michael Jackson itu. Dalam perjalanan hidupnya, Liz didera kesehatannya yang

buruk, kisah cinta yang gagal, dan tragedi pribadi. Ini akibat gaya hidupnya yang buruk saat berada di puncak ketenaran. Namun dengan tenang dan sabar Taylor yang pernah menjalani rehabilitasi karena kecanduan alkohol ini menerima berbagai masalah kesehatan yang dideritanya. Aktris yang mengawali karier pada 1942 itu memilih pensiun dari dunia gemerlap Hollywood pada 2001. Ia terakhir kali berakting di film Old Broads (2001). Setelah memasuki usia lanjut ia menjadi juru bicara untuk kasus-kasus kemanusiaan, terutama penelitian AIDS. Upaya ini membuatnya meraih penghargaan Oscar khusus pada 1993. Elizabeth Taylor kemudian dikenal luas karena tugas amalnya saat masa tua. Atas kiprahnya ini, pemerintah Prancis menghadiahkan penghargaan bergengsi Legion of Honor 1987. Sementara Ratu Inggris Elizabeth memberinya gelar dame yang setara dengan ksatria perempuan, pada tahun 2000. (h/inl)


24

MINGGU, 27 MARET 2011 M / 22 RABIUL AKHIR 1432 H

Lompong sagu lompong sagu bagulo lawang... Lagu itu dinyanyikan Elly Kasim beberapa puluh tahun lalu, barangkali untuk mengingat betapa manisnya gula Lawang. Lawang, sebuah perbukitan di antara barisan bukit yang mengelilingi danau Maninjau. Satu hari, sebelum embun kering dari daun-daun tebu, Tamrin telah keluar rumah bersama istri dan anaknya. Seteah menghirup kopi dan istrinya berangkat ke ladang. Menebang tebu, menyulingnya, menyaring, memanaskan di tungku, hingga menuang ke cetakan. Semua itu dikerjakan di Baruang (nama untuk tempat penggilingan tebu). Petani tebu di Lawang sangat banyak jumlahnya. Namun, seiring jalannya zaman, proses penggilingan telah berganti dari kerbau ke tenaga mesin. Di antara sekian bayak, masih tersisa dari petani itu yang mengolah tebu dengan memakai tenaga kerbau. Tanah Lawang, barangkali tanah yang telah dikutuk. Setidaknya begitu kata Tamrin. “Entah kenapa, setelah ditanam dengan bermacam-macam tanaman lain, akhirnya yang cocok ditanam di tanah ini tetap tebu. Sejak dulu kala. Tanah ini memang telah dikutuk,� ucap Tamrin sembari tertawa. Dalam seminggu, Tamrin mengilang sebanyak tiga kali. Dalam sekali pengilangan, ia dan istrinya, akan menghasilkan dua puluh kilo lebih gula yang telah jadi. Ia, mungkin juga beberapa petani tebu yang lain yang tersisisa, masih memakai tenaga kerbau untuk menjalankan gigi roda penggiling tebu, roda kehidupan.

FOTO DAN TEKS FATRIS MF

MEMASUKKAN tebu ke gilingan

WAJAH petani tebu Lawang

MENUTUP mata kerbau dengan batok kelapa

GULA selesai dicetak

KERBAU yang menggerakkan sumbu penggiling

MENUNGGU air tebu mengental

GULA lawang

PENGANTAR Peristiwa unik dan lucu memang momen penting dalam perjalanan hidup manusia. Dan tentu sering juga luput dari perhatian kita. Foto-foto ini merupakan koleksi foto-foto lucu, unik, langka dan menarik yang terjadi di sekeliling kita tanpa rekayasa digital. Kami menerima foto-foto kiriman dari pembaca dan menyuka fotografi. Foto yang dikirim tentu harus karya asli, karya sendiri dan waktu pemotretan tidak lebih dari 3 tahun. Foto dikirim dengan format jpg dilengkapi nama, alamat, nomor telepon/hp, waktu dan lokasi pemotretan serta keterangan foto. Foto yang memenuhi kriteria akan dimuat di Resolusi yang hadir setiap Minggu. Tiga foto terbaik akan dipilih dan diberi hadiah menarik tiap bulannya. KIRIMKAN HASIL BIDIKAN LENSA ANDA EMAIL HALUAN_UNIK@YAHOO.COM ATAU DIKIRIM MELALUI PESAN DI FACEBOOK HALUAN UNIK.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.