2 minute read

Pertamina

Luncurkan Program Konservasi Penyu Eco Tourism Village

Trenggalek, Bhirawa Mendukung pelestarian dan perlindungan penyu agar jumlah populasi penyu setiap tahunnya meningkat sehingga ekosistemnya selalu terjaga, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Fuel Terminal Madiun resmikan program Eco Tourism Village di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek (19/01).

Advertisement

Program Eco Tourism Village ini merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina. Program ini termasuk dalam kategori lingkungan yang bertujuan untuk penyelamatan lingkungan terutama kegiatan konservasi penyu.

Sebagai dukungan program Eco Tourism Village dalam konservasi penyu, Pertamina Fuel Terminal Madiun melaksanakan aktivasi antara lain pelatihan kebencanaan, pelatihan pengolahan batok dan serabut kelapa, pembangunan warung edukasi dan mobil rescue. Sementara itu peresmian Program Eco Toursim Village ini turut dihadiri oleh Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Kabupaten Trenggalek, Camat Panggul, Kepala Desa Wonocoyo serta stakeholder lainnya. Spv. RSD Pertamina Fuel Terminal Madiun, Irpan Friyadi mewakili Fuel Terminal Manager Madiun menyampaikan peresmian Program Eco Toursim Village ini tidak hanya meresmikan kegiatan yang telah berjalan dari tahun 2021 hingga sekarang, tetapi kegiatan ini juga meresmikan aplikasi games edukasi yang berisi tentang penyu.

“Aplikasi games ini bernama Fantastic Turtle yang dapat diunduh di Play Store. Games ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak serta orang dewasa agar mengetahui tentang penyu sehingga menumbuhkan kesadaran diri untuk melindungi populasi penyu dari predator baik itu manusia maupun hewan,” terangnya, Rabu (25/1).

Dalam kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga memberikan penghargaan kepada Pertamina Fuel Terminal Madiun sebagai Perusahaan Tertib Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) Tahun 2022 karena telah ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial selama ini di Kabupaten Trenggalek.

“Rasa terimakasih kami sampaikan kepada Pertamina Fuel Terminal Madiun karena telah ikut membantu dalam pelesterian lingkungan di Kabupaten Trenggalek terutama dalam hal pelestarian penyu. Dimana, kita ketahui jumlah penyu saat ini sudah mulai berkurang sehingga adanya kolaborasi dengan berbagai pihak ini dapat membantu Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pelaksanaan pelestarian lingkungan lebih mudah”, ujar Kabag Perekonomian Kabupaten Trenggalek, Rubiyanto.

Hal yang sama juga diungkapkan Camat Panggul, Agus Dwi Karyanto, terima kasih kepada Pertamina Fuel Terminal Madiun karena telah membantu dan mendukung setiap aktivitas yang dijalankan PokMasWas (Kelompok Pengawas Masyarakat) di Pantai Kili-kili dalam melindungi penyu dan adanya aplikasi ini juga membantu kegiatan edukasi lingkungan terutama penyu yang lebih massif.[rig.bb]

PHRI Berharap Kebijakan Pj Wali Kota Mampu Angkat Kunjungan Wisata

Kota Batu,Bhirawa

Harapan baru seolah diperoleh warga Kota Batu setelah mereka memiliki Penjabat (Pj) Wali Kota untuk setahun ke depan. Hal ini dirasakan warga setelah mengetahui semangat kepedulian dan responsif dari Pj Aries Agung Paewai terhadap keluhan warga. Harapan salah satunya digantungkan PHRI Kota Batu yang berharap Pj wali kota mampu mengangkat kunjungan wisata di kota ini. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan pihaknya memiliki harapan besar kepada Penjabat Wali Kota Batu yang baru dilantik. “Kami berharap Pj wali kota bisa membuat kebijakan yang bisa mengangkat iklim pariwisata di Kota Batu,” ujar Sujud, Rabu (25/1).

Ia menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan yang nantinya dikeluarkan Pj Wali Kota Batu harus mampu menghadirkan iklim usaha yang baik di Kota Wisata ini. Salah satunya mempertahankan kebijakan moratorium hotel yang sudah berjalan hingga saat ini.

“Moratorium hotel belum dicabut. Harapan kami tetap ada moratorium itu. Karena jumlah hotel bintang 1, 2, ataupun 3 sudah sangat banyak di Kota Batu,” jelas Sujud.

Namun demikian pihaknya belum memiliki rencana khusus untuk melakukan audiensi dengan Pj wali kota untuk membahasa masalah moratorium hotel ini. Menurut Sujud, pembangunan hotel setaraf Bintang 5 masih tidak menjadi masalah di Kota Batu. Karena hal ini tetap dibutuhkan untuk meningkatkan citra Kota Batu. Kota ini membutuhkan luxury hotel dengan bintang 5 yang bisa menampung wisatawan high end atau kelas atas.

Namun untuk hotel setara bintang 3 atau di bawahnya junlahnya sudah cukup banyak di Kota Batu. “Belum lagi jumlah home stay dan villa yang sudah menjamur di Kota Batu,” tambah Sujud.

Tidak dipungkiri situasi kondisi seperti itu cukup menyulitkan bagi pengusaha perhotelan. Untuk itulah PHRI Kota Batu berharap moratorium ini tetap dipertahankan oleh pemkot.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Batu telah membuat moratorium pada tahun 2018 yang melarang investor mendirikan hotel baru di Kota Batu. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pengembangan hotel yang sudah ada di Kota Batu.

Pemkot Batu memperketat pembangunan hotel karena selain mempertimbangkan segi tata letak bangunan di Kota Batu, juga untuk mempertahankan Kota Batu sebagai kota kecil yang memiliki keindahan alam.[nas.bb]

This article is from: