7 minute read
JATIM MEMBANGUN Tiga Pekan Dilanda Badai, Stok Sembako di Pulau Masalembu Menipis
from binder28feb23
Sumenep, Bhirawa
Warga Kecamatan pulau Masalembu Kabupaten Sumenep kekurangan pasokan sembako setelah dilanda badai selama tiga pekan terakhir. Krisis kebutuhan pokok dipicu tertundanya perjalanan kapal ke pulau tersebut akibat cuaca buruk.
Advertisement
Salah seorang warga Pulau Masalembu, Iba mengatakan kebutuhan pokok, seperti beras dan elpiji dan sejumlah komoditi lain sulit dibeli karena stoknya menipis. Bahkan, stok elpiji di toko dan agen telah kosong sejak dua hari lalu.
Begitu juga beras, hanya tersisa satu atau dua toko yang masih menjual, namun hanya dengan sistem ecer dan harganya pun melonjak dari Rp 12 ribu menjadi Rp 16 ribu perkilogram.
“Di Pulau Masalembu ini sudah tiga pekan terjadi cuaca ekstrim. Ini berdampak pada ketersedian kebutuhan pokok masyarakat. Harga semua kebutuhan telah mengalami kenaikan,” kata Iba, Senin (27/2).
Menurut Iba, warga yang kehabisan beras biasanya mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok. Namun, ternyata stok singkong juga sedang tidak banyak. “Pokoknya, kondisi masyarakat saat ini memprihatinkan. Semoga kondisi ini tidak berlarut-larut,”
Harga harapnya. Sementara itu, anggota DPRD Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath membenarkan keluhan Iba tersebut. Menurut Darul, aktivitas perdagangan dari dan ke Masalembu terhenti sejak 20 hari yang lalu akibat badai atau cuaca ekstrim yang melanda Pulau Masalembu.
“Aktifitas perdagangan di Masalembu tersendat sejak tiga pekan terakhir. Kebutuhan masyarakat sudah menipis, seperti elpiji dan beras,” jelas Darul. Lebih lanjut ia menerangkan, warga Masalembu sebenarnya sudah paham bahwa badai akan datang menerjang pulau itu selama empat bulan antara Desember hingga Maret setiap tahun. Terjangan badai biasanya akan berlangsung selama satu pekan dan mereda selama sepekan berikutnya. “Namun kali ini, siklus badai tak terprediksi. Bukan hanya sepekan, badai justru datang tanpa henti se-
Kelana Jatim
Garam Tinggi Namun
Barangnya Langka
Sampang, Bhirawa
Harga Garam di wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa
Timur melambung namun barangnya langka.
Menurut, Mahbub salah satu petani garam Polagan, Sampang, harga garam saat ini satu tonnya berkisar Rp 4 juta.
“ Dalam 1 tonnya, kalau pakai sak sebanyak 20 sak, isi persaknya kalau ditimbang beratnya ada 70 kg ada juga berat 75 kg, “ kata Mahbub saat ditemui Senin (27/2).
Seandainya kata Mahbub harga garam bertahan sampai musim panen. “ Insyaallah peningkatan ekonomi para petani garam akan meningkat sehingga berdampak pada nilai beli masyarakat,” ungkapnya.
Dia berharap kepada pemerintah untuk mempertahankan harga garam sampai musim panen.” Supaya para petani garam bisa menikmati hasilnya. Disamping itu juga agar bisa membayar biaya sekolah yang sedang kuliah,” pintanya. (Lis.gat)
BPRS PMKS Dinsos Jatim Lepas 8
Mahasiswa Praktikan UINSA
Pemprov, Bhirawa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (PRS) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Sidoarjo Dinas Sosial (Dinsos) Jatim melepas delapan orang mahasiswa Univesitas Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang menjalani praktik pengalaman lapangan (PPL), Senin (27/2).
Bertempat di Ruang Bimbingan, perpisahan ini melibatkan seluruh penerima manfaat (PM) yang mempunyai kognitif baik. Turut hadir dalam kegiatan ini, dari pihak UINSA Surabaya yaitu dosen pembimbing lapangan Herliyana Isnaeni MPsi yang juga merupakan dosen Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi. Hadir untuk menutup PPL hari ini, Kepala Balai PRS PMKS Sidoarjo, Muhammad Tabrani SH MH.
Dalam kesempatan ini, PM dikutsertakan dalam pengisian acara yang meliputi grup kesenian albanjari, gerak dan lagu, pembacaan puisi, serta stand up comedy. PM diberi peran dan juga diberi pakaian sehingga memerankan apa yang sudah dilatih sebelum acara ini digelar. Kegiatan ini ditutup dengan pemutaran video singkat dari mahasiswa UINSA serta penyampaian kesan dan pesan setelah melakukan PPL selama tiga minggu.
Herliyana Isnaeni MPsi sebagai perwakilan dari UINSA dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dikarenakan mahasiswanya sudah diizinkan untuk melakukan PPL di Balai PRS PMKS Sidoarjo.
“Kami berharap dari segi kelembagaan para mahasiswa ini tidak merepotkan dan jika terdapat kekurangan kami meminta maaf, baik tingkah laku maupun tutur kata. Menurut kami, Balai PRS PMKS Sidoarjo menjadi tempat PPL terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kadinsos Prov Jatim Dr Alwi MHum melalui
Kepala Balai PRS PMKS Sidoarjo, Muhammad Tabrani SH MH menyampaikan permohonan maaf apabila dalam memberikan bimbingan dirasa belum maksimal. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para mahasiswa UINSA.
“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa UINSA yang telah membimbing para PM kami dengan banyak kegiatan yang bermanfaat. Selain itu ada beberapa PM yang dilakukan psikoterapi dan juga diberikan motivasi.
Adanya para mahasiswa PPL dari UINSA ini memberikan suasana semakin hidup dan berwarna. Dengan mengucap alhamdulillah, saya nyatakan PPL mahasiswa Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi UINSA saya nyatakan ditutup,”tuturnya.[rac.gat] lama tiga pekan beruntun tanpa jeda. Kondisi inilah yang membuat stok pangan menipis,” tegasnya. Politisi PDIP ini berharap Pemk- ab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur secepatnya mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah. Menu- rut dia, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai.
“Polres Sumenep sebenarnya te- lah berencana mengirim sembako, tapi tak terlaksana karena badai,” kata Ketua Komisi I DPRD Sumenep tersebut. [Sul.gat]
Pemkab Tulungagung Anggarkan Rp 1,5 Miliar untuk Warga Rentan Miskin Ekstrem
Tulungagung, Bhirawa Meski warga miskin ekstrem di Kabupaten Tulungagung sudah tidak ada lagi, namun Pemkab Tulungagung kembali menganggarkan dana bantuan untuk mengantisipasi kemiskinan ekstrem tersebut.
Saat ini Pemkab Tulungagung menganggarkan dana sekitar Rp 1,5 miliar untuk warga yang terkategori rentan miskin ekstrem.
“Sejak Januari kemarin sudah kami lakukan validasi data dan kemungkinan sebentar lagi sudah bisa dicairkan bantuan sosial (bansos) bagi warga rentan miskin ekstrem,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, Wahid Masrur, Senin (27/2).
Ia mengakui dana bansos untuk warga rentan miskin ekstrem sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Tulungagung Tahun 2023. “Be- saran dananya sekitar Rp 1,5 miliar,” imbuhnya. Menurut Wahid Masrur, setiap warga yang terkategori rentan miskin ekstrem akan mendapat bansos mas- ing-masing sebesar Rp 200 ribu selama sembilan bulan.
Sedang yang tiga bulan berikutnya di tahun 2023 akan diusahakan pencairannya melalui dana di Perubahan APBD Kabupaten Tulungagung tahun 2023.
“Untuk warga rentan miskin ekstrem dapatnya per orang Rp 200 ribu selama kurang lebih sembilan bulan. Semoga ini nanti berjalan dengan baik dan sambal melihat keadaan mereka, ini mungkin kami ajukan lagi untuk penambahan tiga bulan di PAK (APBD Tulungagung Tahun 2023).
Upaya-upaya ini tentu sesuai visi misi Bapak Bupati Tulungagung,” paparnya.
Selanjutnya mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Tulungagung ini menyatakan warga yang terkategori rentan miskin ekstrem dipastikan tidak mendapat bansos lainnya. Termasuk bansos yang berasal dari pemerintah pusat. “Jadi tidak sampai mendapat bansos double,” ucapnya. Sementara itu, terkait pencairan bansos lain seperti PKH dan BPNT untuk warga miskin di Tulungagung yang sampai saat ini belum juga terealisasi, Wahid Masrur, membeberkan jika sebelumnya ada kendala di surat keputusan (SK) Kementerian Sosial. “Tetapi sekarang sudah ada SK untuk pendamping sekitar pertengahan bulan Februari kemarin,” terangnya. Dengan sudah adanya SK dari Kementerian Sosial tersebut diharapkan pencaiaran dana untuk bansos lainnya seperti PKH dan BPNT dapat juga segera terealisasi seperti bansos untuk warga rentan miskin ekstrem. (wed.gat)
Muslimat NU, Pertuni Dan Tim Leader GESIT Teken Kesepakatan Hibah
Probolinggo, Bhirawa Organisasi Muslimat NU Kabupaten Probolinggo, Tim leader GESIT dan Pertuni melakukan penandatanganan (teken) kesepakatan hibah kesetaraan gender dan Inklusi Sosial dalam Infrastruktur (Gesit) di Kabupaten Probolinggo, di Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto dan Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo Santiyono.
Prosesi penandatanganan kesepakatan hibah kesetaraan gender dan Inklusi Sosial dalam Infrastruktur (Gesit) dilakukan oleh Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj.
Nurayati, Tim Leader GESIT Smita Notosusanto dan Ketua Pertuni Kabupaten Probolinggo Muhammad Ansori disaksikan langsung oleh Kedutaan Besar Australia melalui Konsul Jenderal Australia di Surabaya Fiona Hoggart dan Sekda Ugas Irwanto. Kedutaan Besar Australia melalui Konsul Jenderal Australia di Surabaya Fiona Hogga, Senin (27/2) mengaku dengan senang hati mendukung terlibatnya masyarakat sipil di sektor infrastruktur melalui kebijakan hibah baru GESIT yang dilaksanakan Kemitraan Indonesia Australia untuk infrastruktur (KIAT).
“Australia menempatkan prioritas penting kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial yang menjadi prioritas lintas sektor untuk kemitraan infrastruktur Australia dengan Indonesia. Sejak tahun 2017 melalui
KIAT, bahwa Pemerintah Australia telah berupaya memastikan. Proyek infrastruktur sering kali berfokus pada masalah teknis yang mengadakan pentingnya dampak sosial dalam pembangunan,” ujarnya.
Disektor jalan jelasnya, KIAT telah berhasil menguji cobakan pemberian hibah kecil kepada organisasi masyarakat sipil dan organisasi penyandang disabilitas. Untuk membantu meningkatkan partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawalan pekerjaan pemeliharaan jalan. Perpadu hasil yang dilakukan bersama oleh Muslimat NU, Pertuni dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo berupa sosialisasi standart keselamatan jalan dan undang-undang disabilitas.
“Selain itu, loket karya pembelajaran dilaksanakan dengan baik, bahkan telah melibatkan mitra nasional.
Semua pengalaman itu telah memberikan informasi dan masukan untuk implementasi penuh GESIT hari ini. Hibah untuk ormas sipil dan organisasi penyandang disabilitas melalui kegiatan GESIT akan membantu memperkuat jaringan organisasi tersebut,” tegasnya.
Sementara Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim dari Kabupaten Probolinggo bahwasannya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Pemerintah Pusat dan Kedutaan Besar Australia telah berjalan dengan baik.
“Dalam hal ini Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu kabupaten yang mendapatkan hibah pembangunan infrastruktur jalan melalui program PRIM yang bekerjasama dengan Pemerintah Australia. Dengan program ini kita bersama belajar bagaimana nantinya dapat mengoptimalkan peran serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendukung perlibatan perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya,” katanya.
Selain itu terang Sekda Ugas, juga mendorong perempuan dan penyandang disabilitas terlibat dalam pekerjaan konstruksi serta melibatkan masyarakat untuk memastikan infrastruktur dapat memenuhi kebutuhan. Selama ini, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan pembangunan inklusi yang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh kelompok masyarakat yang ada di Kabupaten Probolinggo.[wap.gat]
Replika Tempat Ibadah Lima Agama di Kota Madiun Jadi Simbol Toleransi
Kota Madiun, Bhirawa
Toleransi antar umat beragama di Kota Madiun sudah terjaga sejak dahulu. Itu dibuktikan dengan adanya sejumlah tempat ibadah dari berbagai agama di Kota Pendekar yang masih terawat dengan baik hingga kini. Nah, toleransi antar umat beragama yang sudah baik itu terus ditingkatkan di Kota Madiun.
Pemerintah Kota Madiun menghadirkan replika tempat ibadah lima agama di kawasan Pahlawan Religi Center (PRC). Replika tempat ibadah lima agama itu sekaligus menjadi simbol toleransi yang terjaga dengan baik sampai saat ini.
‘’Replika tempat ibadah lima agama itu memang berada di kawasan tempat wisata. Selain untuk fasilitas wisatawan seperti untuk foto juga sebagai simbol toleransi yang baik di kota kita,’’ kata Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Ruang Terbuka Hijau, Penerangan Jalan Umum dan Pemakaman Dinas Perkim Kota Madiun Andi Anto, Senin (27/2).
Pihaknya memang bertanggungjawab atas kawasan tersebut. Namun, sejak hadirnya replika tempat ibadah lima agama tersebut, pihaknya tidak banyak melakukan perawatan. Perawatan hanya sekedar dibersihkan. Sebab, masyarakat juga turut menjaga. Bahkan, coretanpun tidak ada. Andi menyebut toleransi bisa jadi sudah mendarah daging di masyarakat. Masyarakat Kota Madiun mengedepankan toleransi sejak dulu.
‘’Ada masjid, gereja, dan klenteng yang usianya sudah ratusan tahun. Tetapi masih terjaga sampai saat ini. Kalau masyarakatnya tidak toleran, mungkin beberapa di antaranya sudah tidak ada lagi,’’ ungkapnya.
Andi menyebut replika tempat ibadah lima agama tersebut tidak menutup kemungkinan bakal dihadirkan di lapak umkm. Di Kota Madiun memang terdapat lapak UMKM di tiap kelurahan.
Simbol tempat ibadah lima agama itu bisa semakin menambah nilai tersendiri di lapak-lapak tersebut. Bisa menjadi pengingat akan pentingnya toleransi antar umat beragama di manapun berada.
‘’Itu bisa menjadi ide yang menarik. Tidak perlu semua, mungkin lapak-lapak yang besar dulu. Biar jadi simbol keberagaman dan toleransi umat beragama di kota kita,’’ katanya.[dar.gat]