MINGGU, 1 FEBRUARI 2015 | Nomor 497 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Jepang-Yordania Berpacu dengan Waktu
MAGNET SHANGHAI
»A5
»C21
A
B13 BARCELONA vs VILLARREAL
PERINTIS JUARA DINAMIS DAN MENCERAHKAN HARLAH KE-89 NAHDLATUL ULAMA
JAKARTA (HN) Organisasi Kemasyarakatan Nadhlatul Ulama (NU) diharapkan tak hanya menjadi organisasi Islam terbesar di dunia. NU, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, harus mampu menjawab tantangan bangsa. “Tantangan bangsa Indonesia adalah tantangan NU. Sebaliknya, tantangan NU adalah tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,” ujarnya saat menghadiri Perayaan Hari Lahir (Harlah) Ke-89 NU di Kantor Pengurus Besar NU, Jakarta, Sabtu (31/1). Pada saat yang sama Wapres juga meresmikan peluncuran Muktamar Ke-33 NU. Kalla mengatakan, NU yang kini hampir menginjak usia satu abad, selalu menghadapi tantangan zaman. Ia menyarankan NU untuk tetap bersiap dalam menghadapi perubahan. “Kita semua berada dalam situasi yang kurang makmur. Karena itu, pendidikan dan teknologi merupakan tantangan ke depan yang harus dihadapi bersama,” kata Kalla. Selain persoalan pendidikan dan teknologi, Wapres juga berharap NU mampu menjadi penghalau penyebaran virus Islam radikal. “Akibat ulah segelintir orang ini membuat Islam menjadi tercoreng. Ini juga merupakan tantangan yang harus dihadapi NU,” tuturnya. Tantangan lain yang dinilai Kalla penting, yakni peran NU meningkatkan kemakmuran dan menghilangkan kemiskinan. Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf mengatakan, di usia yang hampir memasuki satu abad, banyak tantangan harus dihadapi NU, salah satunya yakni menjadi penyeimbang dalam kegaduhan politik. NU, kata dia, akan memberikan solusi guna menyejukkan keadaan. “Sekarang masyarakat sangat mudah terbelah dalam dua kubu politik. Karena itu, NU harus menjadi kekuatan ketiga yang berada di tengah-tengah dan memberikan solusi serta menjadi bagian dari civil society yang meraksasa,” kata dia. Ihwal kondisi yang masih memperlihatkan kesenjangan sosial dan belum meratanya ekonomi di masyarakat, NU akan tetap memosisikan diri sebagai nilai tawar yang solutif. Selain itu, NU juga dapat menjadi rekan dalam upaya memperbaiki bangsa. Sektor pendidikan, kata dia, juga akan menjadi fokus NU. Kini, dengan 32 univerJakarta
23-32° C
Bandung
21-31° C
HARIAN NASIONAL | TEGUH INDRA
NU Menjawab Tantangan Bangsa
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menerima cenderamata lukisan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) saat menghadiri Harlah Ke-89 NU di Jakarta, Sabtu (31/1).
Tantangan bangsa Indonesia adalah tantangan NU. Sebaliknya, tantangan NU adalah tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Berkat pemahaman keagamaan yang moderat, kita mampu menyandingkan Islam dan politik demokrasi. Ini tidak ditemukan di negara lain.
JUSUF KALLA WAKIL PRESIDEN
SAID AQIL SIRADJ KETUA UMUM PBNU ANATARA | FILES
sitas yang tersebar di Indonesia, NU akan mendorong kemajuan pendidikan yang diiringi dengan nilai-nilai kerohanian. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, sejak terbentuk, pemikiran NU yang dirumuskan dengan nilai tawasuth (di tengah-tengah), tawazun (berimbang), serta itidal (adil), telah menjadi bagian dalam upaya memertahankan keutuhan NKRI. Bahkan, pemikiran tersebut dinilai telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Indonesia. “Berkat pemahaman keagamaan yang moderat, kita mampu menyandingkan Islam dan politik demokrasi. Sintesis ini tidak ditemukan di
Semarang
25-31° C
Yogyakarta
24-31° C
Surabaya
Sekarang mas masyarakat yarak sangat lah dalam ala dua kubu mudah terbelah politik. Karena itu, NU harus menjadi kekuatan ketiga yang berada di tengah-tengah. SLAMET EFFENDI YUSUF KETUA PBNU
negara lain,” tuturnya. Meski begitu, Said menilai masih banyak kelemahan dalam sistem politik demokrasi, salah satunya adalah lemahnya kemandirian umat. “Demokrasi masih 24-34° C
Denpasar
25-32° C
Hujan Lebat
berjalan dengan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Jurang antara si kaya dan si miskin semakin melebar,” ujarnya. Karena itu, pemerintah disarankan memperbanyak kebijakan untuk menciptakan pengusaha dan wirausahawan tangguh. “Indonesia baru memiliki 1,6 persen wirausahawan. Ini masih kalah jauh dengan negara lain,” kata Said. Dalam menjawab persoalan, NU siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi kesenjangan. “Kebijakan apa pun yang bertujuan mengatasi kesenjangan ekonomi akan kita dukung,” tuturnya. O RIZAVAN S THORIQI | TEGAR ALFIAN Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG