RABU, 2 APRIL 2014 | Nomor 208 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Merawat Gigi Anak Sejak Dini
Ekonomi Membaik, Rupiah Menguat
»C25
A
LEAGUE
REAL MADRID vs DORTMUND
Rindu Dendam La Decima
»A7
»B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Hingga tadi malam hasil kerja tim negosiator yang berangkat ke Arab Saudi sejak Jumat pekan lalu belum dibuka. JAKARTA (HN) Pemerintah pusat diminta segera membuka hasil kerja tim negosiator pimpinan Maftuh Basyuni yang berangkat ke Arab Saudi menemui Raja Saudi dan keluarga Nura Al Gharib. Namun, hingga tadi malam tak seorang pejabat pemerintah pusat bersedia memberikan keterangan. “Belum ada kabar. Tim negosiator juga belum merespon ketika saya hubungi,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dihubungi HARIAN NASIONAL, Selasa (1/4). Pada Jumat (28/3), tim negosiator yang diketuai mantan Menteri Agama yang ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berangkat ke Arab Saudi. Tim fokus bernegosiasi dengan keluarga Nura Al Gharib dan membawa surat Presiden SBY untuk Raja Arab Saudi. Surat itu berisi permohonan pengampunan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Satinah yang terancam hukuman pancung. Pemerintah sempat menyatakan, keluarga korban bersedia menerima penyelesaian secara kekeluargaan melalui diyat 5 juta dibayar langsung dan 2 juta riyal dicicil. Namun hingga semalam, tim negosiator belum memberikan keterangan apakah keluarga korban menerima atau tetap menuntut 7 juta riyal dibayar kontan. Rencana semula, jika keluarga korban tetap menuntut pembayaran secara kontan, tim negosiator menghadap Gubernur Gaseem Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdul Aziz Saud. Dihubungi HARIAN NASIONAL baik melalui telepon langsung maupun pesan pendek, Maftuh Basyuni belum merespon Jakarta
24-34° C
Bandung
21-31° C
seperti sehari sebelumnya. Begitu pula Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Meskipun telepon genggam aktif, mereka tak merespon saat dikonfirmasi. Pekan lalu, diyat atau uang tebusan terkumpul sekitar 4 juta riyal atau sekitar Rp 12 miliar dari Rp 21 miliar yang dituntut keluarga korban. Kemenlu menyediakan anggaran 3 juta riyal, 500 ribu riyal dari asosiasi penyalur tenaga jasa TKI, serta 500 ribu riyal dari dermawan di Saudi. Pemerintah mengaku optimistis mampu membebaskan warga Dusun Mrunten Wetan, Desa Kalisidi, Ungaran, Jawa Tengah itu. Simpati masyarakat kepada nasib Satinah terus berlanjut. Setelah penggalangan dana dilakukan di sejumlah daerah, tadi malam aktivis proburuh migran serta sejumlah artis seperti Melanie Subono dan Julia Perez menggelar doa bersama di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Direktur Eksekutif Migrant CARE Anis Hidayah mengatakan, buruh migran asal Ungaran Jawa Tengah itu seakan menyelip di sela-sela riuh rendah kampanye politik menjelang Pemilu 2014. “Pemerintah seakan tergopoh-gopoh mengusahakan jalan keluar agar Satinah tidak jadi dipancung di Arab Saudi. Sampai malam ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang eksekusi mati terhadap Satinah itu. Selamat atau diundur lagi?” Menurut catatan Migrant CARE, sebanyak 39 buruh migran Indonesia di Saudi menunggu eksekusi mati dan 246 lainnya di seluruh dunia menunggu nasib serupa. “Sejauh mana pendampingan hukum (legal assistance) yang diberikan pemerintah kepada para WNI ini dalam proses hukum? Apakah sedari awal pendampingan hukum diberikan? Atau tidak sama sekali?” kata Anis. O DION B ARINTO
Semarang
25-33° C
Yogyakarta
23-33° C
Surabaya
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
Pernyataan Pemerintah Ditunggu
Para aktivis pro-buruh migran serta sejumlah artis menggelar aksi solidaritas demi pembebasan Satinah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terancam dipancung di Arab Saudi, di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Selasa (1/4) petang. Mereka mendesak pemerintah membuka informasi secara jujur dan terbuka kepada masyarakat mengenai perkembangan diplomasi serta penanganan kasus yang menimpa TKI asal Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, itu. 25-33° C
Denpasar
25-33° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah