SENIN, 3 NOVEMBER 2014 | Nomor 411 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
REAL RAJA
Cloud Social Media
A
Need to revitalise your internal IT systems?
Cloud Solutions from IndonesianCloud can help
Mobility Big Data Analytics
» B17
www.indonesiancloud.com
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
KARTU KOMPENSASI SIAP DIBAGIKAN » A7
TARIAN LUMBA-LUMBA DI TELUK KILUAN » C25
GULAT TRADISIONAL OKOL
ANTARA | ERIC IRENG
Dua warga mengikuti pertandingan gulat tradisonal (okol) di Desa Setro, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu (2/11). Okol merupakan olahraga tradisonal yang sudah berumur ratusan tahun dan menjadi bagian dari Ritual Sedekah Bumi di Desa Setro.
Kecerdikan Jokowi Diuji Presiden perlu menyadari ruang politik yang dihadapi bukan sekadar ruang hampa. JAKARTA (HN) Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan mampu mengambil langkah cerdik karena tantangan ke depan semakin berat. Sedikitnya terdapat lima arena yang harus dia kelola agar pemerintahan berjalan lancar. “Ada lima arena kekuasaan yang jadi tantangan sekaligus peluang bagi Jokowi merealisasikan agenda sembilan Nawa Cita,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha dalam Diskusi Kelompok Kemang di Batik Lounge and Terrace Grand Hotel Kemang, Jakarta, Minggu (2/11). Menurut Hanta, arena pertama Jokowi sebagai kepala pemerintahan. Harapan masyarakat yang luar biasa tinggi harus diimbangi bagaimana Jokowi menjaga legitimasi vertikal maJakarta
24-34° C
Bandung
syarakat itu. Arena kedua antarpartai khususnya dengan KMP. “Dengan kecerdikannya Jokowi harus mampu melobi parlemen yang kini terbelah,” ujarnya. Arena ketiga, kata Hanta, internal PDI-P. Jokowi merupakan fenomena baru karena presiden-presiden sebelumnya sebagai veto player. “Jokowi bukan siapa-siapa di PDI-P, bukan pula keturunan darah biru, dan belum pernah menjadi pejabat publik di tingkat nasional. Kini dia menjadi panglima tertinggi, ini ujian berat. Ujiannya, apakah Jokowi benar-benar boneka atau tidak?” tuturnya. Arena keempat, interpartai dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Dalam hal ini, Jokowi harus mampu mengelola pemerin-
22-32° C
Semarang
24-34° C
Yogyakarta
tahan sekaligus mengelola KIH diumumkan pada 27 Oktober dengan baik. “Saya tidak setuju 2014, sebagian masyarakat dan ada DPR tandingan. Harus ada pendukungnya melihat pemekompromi dan yang mengalah. rintahan ini berbahaya dan Tokoh-tokoh partai harus ber- rapuh. Sekitar 46-47 persen matemu, itu kuncinya,” kata Hanta. syarakat meragukan,” katanya. Bagi Direktur Institute for Hanta mengatakan, kekuatEcosoc Rights Sri Palupi, an Jokowi adalah dukungsebagai simbol harapan publik. Jika maman baru, Jokowi pu memelihara dan KMP SIAP perlu menyadari memenuhi harapan publik, Jokowi pasti MEMBUKA DIRI ruang politik yang dihadapi bukan rudibela kala diserang ang hampa. “Memparlemen. “Saya optibangun tradisi baru mistis, pemerintahan dalam politik itu tidak ini mampu memenuhi mudah,” ujarnya. harapan publik,” ujarnya. Menurut dia, di satu sisi maDirektur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya me- syarakat tidak begitu puas dengatakan, jelang hingga Pemilu ngan Kabinet Kerja, di sisi lain Presiden 2014, Jokowi hadir masih menaruh harapan pada sebagai simbol harapan baru. Jokowi. “Oleh karena itu, Jokowi Euforia masyarakat memuncak harus memunculkan inovasi pada 20 Oktober 2014 ketika dia dalam politik dan benar-benar dilantik sebagai Presiden Ke-7 bisa menunjukkan diri sebagai RI. “Tetapi ketika Kabinet Kerja petarung. Tentu kita juga mem-
A3
24-33° C
Surabaya
24-35° C
Denpasar
24-34° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
berikan kesempatan pada kabinet baru untuk bekerja,” katanya. Sri memberikan sejumlah catatan tentang Kabinet Kerja. Upaya Jokowi menyerahkan nama calon menteri ke KPK dan PPATK atas nama integritas tidak cukup. Bagi dia, persoalan moral seharusnya dipertimbangkan. Sri menilai, kapasitas sejumlah menteri ternyata tidak sesuai pos. “Ada pula konflik terkait kepentingan partai dan bisnis. Yang terakhir, susunan kabinet ternyata tak menggambarkan visi-misi Jokowi kerakyatan,” ujarnya. Namun, Sri berharap, Jokowi bisa melakukan hal berbeda dengan hasil berbeda pula. “Yang mengkhawatirkan bagi masyarakat, persoalkan perspektif. Apakah para menteri dalam kabinet Jokowi ini mempunyai perspektif kerakyatan?” katanya memertanyakan. O ARIF KUSUMA | RIZAVAN S THORIQI | CIPTANING TYASLARASATI Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah