SELASA, 4 MARET 2014 | Nomor 180 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Kreasi Berbagai Barang Bekas
Data Inflasi BPS Diragukan
»B17
EL PICHICHI ISTIMEWA
»A7
»C25
A
NASIONAL H A R I A N
HARIAN NASIONAL | TEGUH INDRA
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Calon hakim konstitusi yang juga politisi PPP Dimyati Natakusumah mengikuti fit and proper test yang dilakukan tim pakar di Komisi III DPR RI Jakarta, Senin (3/3). Selain Dimyati, calon hakim konstitusi yang hadir di Komisi Hukum itu adalah Atma Suganda dan Ni’matul Huda. Delapan calon hakim konstitusi akan menjalani fit and proper test pada sesi berikutnya.
SELEKSI HAKIM KONSTITUSI
Sejumlah Calon Kewalahan JAKARTA (HN) Tepat pukul 13.00 WIB Senin (3/3), Komisi III DPR bersama tim pakar mu lai menggelar fit and proper test sebanyak 11 calon hakim konsti tusi. Mereka bakal memperebut kan dua kursi yang sebelumnya ditempati mantan Ketua MK Akil Mochtar dan Hardjono yang me masuki masa pensiun pada 14 April 2014. Giliran pertama fit and proper test adalah Atma Suganda. Na mun, salah seorang anggota tim pakar Lauddin Marsuni langsung meminta dia mengundurkan diri. Pria kelahiran Sumedang 16 April 1963 yang juga dosen pegawai negeri sipil (PNS) yang dipeker jakan di perguruan tinggi swasta (PTS) itu belum mendapatkan izin atasannya ke Kopertis Wilayah IV untuk mengikuti seleksi. “Cu kup, Anda tidak bisa melanjut kan karena belum mendapatkan Jakarta
24-32° C
Bandung
izin,” kata Lauddin. Usai seleksi, Atma me ngatakan sebenarnya tak me merlukan izin atasan untuk mengikuti seleksi karena waktu pendaftaran terbatas. “Waktu menjadi Ketua KPU, saya juga tak memerlukan izin,” ujarnya. Menjelang sore, suasana seleksi semakin seru saat calon kedua yakni Dimyati Nataku sumah yang juga anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR mendapatkan giliran. Mantan Bupati Pandeglang itu mati kutu saat ditanya mantan Hakim Konstitusi Prof Natabaya. “Mengapa pada 1950, saat UUD Sementara 1950 belum ada judicial review?” tanya Natabaya. Dengan enteng Dimyati men jawab, “Memang, tahun 1950 itu tak dikenal MK.” Jawaban itu mengundang gelak tawa anggota Komisi III dan audience yang ha
21-30° C
Semarang
24-32° C
Yogyakarta
dir. “Bukan karena itu. Saya ingin tahu penguasaan Anda lebih jauh,” kata Natabaya. Natabaya pun melontarkan pertanyaan kedua, lebih luas mana kenegaraan atau konstitu si? Dimyati pun menjawab, ”Ke negaraan karena itu merupakan Tanah Air.” Natabaya yang kema rin merayakan ulang tahun ke-72 itu bereaksi, “Tidak. Kenegaraan itu dari tiga hal rakyat, pemerintah, dan undang-undang. Nah, konstitusi itu ada di dalam undang-undang. Begitu seharusnya p enjelasannya.” Pertanyaan pun dilanjutkan oleh Lauddin. “Anda kan nyaleg. Surat suara sudah dicetak. Bagaimana nanti kalau terpilih? Itu kan menyusahkan KPU. Se dangkan Anda negarawan, tak boleh menyusahkan,” katanya. Caleg Dapil III DKI Jakarta itu pun hanya bisa mengatakan, 22-31° C
Surabaya
24-33° C
apa yang dilontarkan sangat luar biasa. Dia tak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Saat pakar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia Saldi Isra menanyakan teori Hu kum Tata Negara apa yang dipakai dalam amandemen UUD 1945 Role of Role atau Restak, lagi-lagi Dimyati salah menjawab. “Role of Role yang di gunakan aman demen UUD 45,” kata Dimyati. “Dalam buku Prof Jimly, teori amandemen UUD 45 yang digu nakan Role of Role dan Restak,” ujar Saldi. Setelah beristirahat sekitar dua jam atau sekitar pukul 19.40 WIB, seleksi dilanjutkan untuk calon satu-satunya perem puan Ni’matul Huda. Doktor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini pun mendapat kan pertanyaan menggelitik me ngenai tujuan menjadi pejabat,
Denpasar
24-33° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
apakah hanya ikut-ikutan lulus an UII yang banyak menjadi pe jabat seperti Busyro Muqoddas? “Saya ingin mempunyai andil bagi bangsa ini, bukan ikut-ikutan,” kata Ni’matul. Calon terakhir pada seleksi tahap awal yang juga Rektor Uni versitas Pancasila Edie Toet Hen dratno juga kewalahan menang gapi pertanyaan tim p akar. “Pan casila itu dasar negara atau nama dasar negara,” tanya Lauddin. “Dasar negara,” jawab Edie. “Kalau dasar negara itu, si lanya ada enam,” sergah Lauddin. Menanggapi para calon hakim konstitusi, Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edie mengatakan saat ini hanya ada beberapa yang memenuhi kriteria. Komisi Hukum mengaku belum puas de ngan sosok negarawan yang sudah mendaftarkan diri. l CATUR NUGROHO Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah