RABU, 4 MEI 2016 | Nomor 879 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
NELAYAN BUTUH KEPASTIAN REKLAMASI
MENZIARAHI GEREJA SION
»A7
»C25
TRAVEL
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Sistem Verifikasi Harus Siap JAKARTA (HN) P e m e r i n t a h disarankan memastikan kondisi jaringan sebelum mengaplikasikan Sistem Verifikasi Ijazah Online (SIVIL). Sistem tidak boleh down saat banyak orang mengakses untuk memastikan keabsahan ijazah. “Sistem juga harus siap menampung banyak data yang masuk dalam satu waktu,” kata pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid di Jakarta, Selasa (3/5). Pernyataan itu dikemukakan menanggapi rencana Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menerapkan SIVIL untuk mencegah ijazah palsu. Menurut dia, bila SIVIL jadi diaplikasikan, ada satu juta data ijazah baru yang masuk tiap tahun. Akan ada tiga ribu data lulusan baru per hari atau 90 ribu info ijazah baru per bulan. Jika sistem tidak cukup siap, lulusan dan universitas akan mengalami kerugian paling besar karena telat memasukkan data. “Biasanya data lulusan terbaru dimasukkan sebelum wisuda,” kata mantan Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, ini. Namun ia menyambut positif inovasi pemerintah lewat SIVIL. Menurut Edy, SIVIL sangat cocok diaplikasikan di Indonesia yang masih mendewakan gelar dan ijazah. Budaya yang masih mendewakan capaian akademis mengakibatkan individu tak ragu membeli atau mendapat ijazah palsu jika bisa meningkatkan gengsi. SIVIL memastikan keabsahan ijazah menjadi lebih efektif. Edy mengatakan bisa memverifikasi puluhan hingga ratusan ijazah saat masih menjadi rektor. Verifikasi, kata dia, tak boleh telat sampai ke tangan lulusan yang memerlukannya. Keabsahan ijazah dan keberadaan uniJakarta
24-33°C
Bandung
versitas bisa diragukan bila verifikasi terlambat sampai ke tangan lulusan. “Saya percaya sistem ini sangat baik karena menyediakan perlindungan bagi warga dan universitas. Karena itu, jangan sampai SIVIL tak bisa diaplikasikan karena sistemnya tidak siap,” tuturnya. Dia mengatakan, “Kita bisa belajar pada aturan masa lalu saat ijazah dari perguruan tinggi swasta harus dikeluarkan Kopertis. Sistem tersebut bagus namun karena sering telat, akhirnya penerbitan ijazah kembali pada universitas.” Rektor Universitas Hamka Jakarta Suyatno juga menyambut positif rencana penerapan SIVIL. Dia mengatakan, selain mencegah ijazah palsu, juga memungkinkan perguruan tinggi rutin memperbarui status akreditasinya sehingga kompetensi lulusan dan perguruan tinggi tak perlu diragukan. Suyatno berharap pemerintah memastikan seluruh wilayah bisa mengaplikasikan SIVIL. Masalahnya, tidak semua wilayah di Indonesia bisa mengakses internet, terutama daerah terpencil, terluar, dan tertinggal. Keterbatasan akses internet mengakibatkan SIVIL tak bisa diaplikasikan dengan baik. “Perguruan tinggi tidak hanya di Jawa tapi rata di seluruh Indonesia,” ucapnya. Menurut dia, pemerintah sebaiknya terus memperbaiki Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) sehingga SIVIL menjadi back up system. Dengan cara ini tak ada keraguan ijazah dari perguruan tinggi yang letaknya jauh di pelosok. Selain memperkuat sistem PDPT dan SIVIL, Suyatno menyarankan perguruan tinggi terus memperbaiki iklim kerjanya.
21-29°C
Semarang
25-32°C
Yogyakarta
ANTARA | OKY LUKMANSYAH
Keabsahan ijazah bisa diragukan jika verifikasi terlambat sampai ke tangan lulusan.
BELAJAR GAMELAN Sejumlah siswa belajar memainkan gamelan di SDN Babakan, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (3/5). Belajar gamelan sejak dini tersebut untuk menarik minat siswa pada kesenian tradisional serta bermanfaat melatih kreativitas, konsentrasi, dan daya tangkap mereka.
Menurut dia, ijazah palsu tak bisa hadir tanpa kerja sama dengan pihak di dalam universitas. Iklim kerja yang baik memungkinkan lahirnya karakter positif dari civitas akademika universitas. Hasilnya perbuatan tak terpuji bisa dicegah sedini mungkin, salah satunya tak ikut membantu penerbitan ijazah palsu. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), Budi Djatmiko mendukung rencana aplikasi itu. Namun dia mengingatkan, “Pemerintah harus pemerintah harus memastikan bandwith-nya tersedia bagi seluruh pengguna.” “Bila ada masalah dalam bandwith atau operasional sistem, kami siap bekerja sama menyelesaikan. 24-33°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
Kami siap berkolaborasi memastikan SIVIL bisa diaplikasikan di seluruh Indonesia,” kata Budi. Dia berharap SIVIL bisa menjadi sumber kepercayaan masyarakat. Masyarakat bisa memeriksa langsung status dan akreditasi perguruan tinggi swasta beserta keabsahan ijazahnya. Menurut Budi, saat ini hanya dua hingga lima persen dari 4.300 jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia yang bermasalah. Tapi jumlah tersebut sudah cukup memberi penilaian kurang baik bagi PTS secara umum. Ihwal pemalsuan palsu, pengamat hukum pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar, menyatakan itu bukan suatu masalah. Namun ia menggarisbawa26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
hi, pengguna ijazah palsu dalam konteks pilkada, pencalonannya dapat digugurkan. Menurut dia, selama perguruan tinggi tidak menuntut mereka yang menggunakan ijazah palsu, selama itu penggunaannya tidak bermasalah dan tidak dikenakan sanksi apa pun. “ Ijazah palsu baru merugikan orang lain kalau digunakan dan ada yang dirugikan.” Pakar hukum Muzakir melihat, banyaknya pejabat yang menggunakan ijasah palsu karena sebelumnya tidak memiliki atensi ijazah formal. Pejabat yang saat ini duduk di kursi pemerintahan dipilih bukan karena gelar ijazah, tetapi karena memiliki wibawa dan pengaruh yang tinggi. O CHUSNUL CHOTIMAH | ROSMHA WIDIYANI Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
Berkaitan Peringatan Kenaikan Yesus Kristus & Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, harian ini TIDAK TERBIT pada Kamis dan Jumat, 5-6 Mei 2016 . HARIAN NASIONAL terbit lagi Sabtu, 7 Mei 2016. Kepada pembaca dan relasi harap maklum.