SABTU-MINGGU, 5-6 DESEMBER 2015 | Nomor 759 Tahun III
A
Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-
ARTS
ADB PANGKAS EKONOMI RI
EKSOTISME BATU-BATU
»A11
»C29
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN SKANDAL PAPA MINTA SAHAM
Pemufakatan Jahat Terjadi
GUNUNG BROMO SIAGA III
Kaldera Disterilkan dari Wisatawan
» A14
Cerita Toleransi dari SABANGMERAUKE
SOSOK & PEMIKIRAN
DONG JIN KOH Kepala Divisi Mobile Samsung Electronics Co
» A8 A9
H
IKAYAT dimulai dari inisiatif tiga pemuda, Aichiro Suryo Prabowo, Ayu Kartika Dewi, dan Dyah Widiastuti. Berbekal pengalaman menjalani pertukaran pelajar di luar negeri, ketiganya sepakat membuat gerakan bernama SabangMerauke: Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali. Saat merantau di negara orang, cerita salah satu perwakilan SabangMerauke Levin Nicholas, mereka mendapat perlakuan baik oleh masyarakat setempat, meski beda agama dan kebangsaan. Ketika itu, penduduk setempat dengan senang hati menyediakan tempat shalat, termasuk memberikan makanan halal. “Mereka merasakan arti toleransi sebenarnya,” kata Levin.
Dalamnya arti toleransi juga khusus dirasakan Ayu. Menjadi bagian dari Pengajar Muda, ia percaya memberikan ilmu di sebuah kawasan di Pulau Halmahera, Maluku. Di sana, dengan segala keterbatasan, interaksi sosial anak-anak pun tersekat. Hidup dalam bayang-bayang stigma tentang agama juga kawasan, para anak-anak di sana menilai perbedaan sebagai musuh. Berusaha menghilangkan pandangan itu, ia bersama Suryo dan Dyah syahdan menggagas sebuah gerakan yang dapat merobohkan sekat. Sebab, Ayu meyakini bahwa toleransi tak bisa sekadar dibaca. “Toleransi itu harus dialami, harus dirasakan,” tuturnya. Berbekal harapan itu, SabangMerauke terbentuk. Di SabangMerauke, para siswa
kelas 2 dan 3 SMP akan mengikuti pertukaran antardaerah. Dalam program ini, anak-anak di tempatkan di keluarga baru. Biasanya, pelajar yang beragama Muslim akan tinggal satu rumah dengan keluarga Kristen, atau agama lainnya. Menurut Levin, kegiatan ini guna membuka cakrawala anak-anak Indonesia untuk memahami pentingnya pendidikan, termasuk menanamkan nilai kebinekaan. Pada tujuan akhir, anak-anak yang telah mengikuti kegiatan diharapkan menjadi pioner perubahan di daerah asalnya. Namun, usaha ini tidaklah mulus. Sebab, SabangMerauke harus mengalami kendala dalam lingkaran keluarga. Tak sedikit orangtua yang menolak melibatkan anak-anaknya melakukan
pertukaran pelajar, termasuk kesulitan akses dan jangkauan. Tapi SabangMerauke percaya, di tengah kesulitan, jalan menuju keindahan akan menyambut. “Saya ingin sebanyak mungkin anak Indonesia berkesempatan untuk mengenal, memahami, mencintai, dan berbangga menjadi Indonesia. Anak-anak inilah yang nanti akan berbakti kepada rakyat dan bangsa,” tutur Dyah Widiastuti. O DENISA TRISTIANTY
A2
BELAJAR TOLERAN SAAT LIBURAN – SEJUMPUT ASA TENTANG KEBERAGAMAN Jakarta
23-34°C
Bandung
20-32°C
Semarang
24-37°C
Yogyakarta
23-34°C
Surabaya
25-36°C
Denpasar
25-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
SEJUMLAH PERWAKILAN AGAMA MENGGELAR DOA BERSAMA DI JAKARTA | PENGUNJUNG MENYAMBANGI TAMAN BUDAYA TIONGHOA DI KAWASAN TMII, JAKARTA– FOTO-FOTO: HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
» A3