SENIN, 5 OKTOBER 2015 | Nomor 707 Tahun III
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
MUSIBAH MINA
Jamaah Wafat Capai 100
Hikayat Pedagang Pikulan
»A5
»C25
A
» B17
Rodgers Tertekan Isu pemecatan semakin santer seiring hasil imbang yang didapat Liverpool di Everton.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Paket Ekonomi belum Direspon
Jakarta
26-33°C
Bandung
Pekerja menyelesaikan rencana pembangunan infrastruktur di wilayah Jakarta, Minggu (4/10) malam. Tiga paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian nasional dinilai belum tepat sasaran.
PERGERAKAN RUPIAH 2 JANUARI-2 OKTOBER 2015 15.000.00 14.500.00 14.000.00 NILAI
JAKARTA (HN) Paket kebijakan ekonomi yang baru dirilis pemerintah diklaim akan memerbaiki perekonomian yang sedang melemah. Namun sejak paket kebijakan pertama hingga ketiga, stimulus tersebut dianggap belum tepat sasaran. Pengamat ekonomi Fuad Bawazier menilai, kebijakan yang diambil bukan solusi dan penyelesaian dari permasalahan ekonomi saat ini. Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan. “Rencana yang dianggap solusi belum terlihat membuahkan hasil. Buktinya, masyarakat pun tidak terlalu merespon paket kebijakan ekonomi. Pemerintah cenderung mengandalkan kapitalis dalam memerbaiki perekonomian,” katanya di Jakarta, Minggu (4/10). Salah satu contoh kebijakan yang tidak tepat yaitu Kebijakan Perizinan Investasi Tiga Jam. Menurut Fuad, investor sama sekali tidak meributkan perihal proses kebijakan investasi tersebut. Pasalnya, jika proses delapan hari tersebut bisa berjalan dengan baik dan sesuai aturan, investor tidak merasa merugi. “Padahal jika delapan hari sudah benar, investor sudah sangat terima kasih kepada negara,” katanya. Fuad juga menyayangkan pemerintah yang dinilainya tidak sigap menghadapi fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di pasar global. Hingga saat ini, harga BBM Indonesia belum juga diturunkan padahal harga minyak mentah dunia sudah murah. Menurut dia, pemerintah seharusnya merilis paket kebijakan yang tepat sasaran dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Misalnya, menurunkan
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
Pemerintah mengklaim paket kebijakan ekonomi dirilis bertahap.
13.500.00 13.000.00 12.500.00 2 Jan 2015
16 Mar 2015
28 Mei 2015
13 Agt 2015
Sumber: Bank Indonesia
»BERITA TERKAIT DI HALAMAN A9 tarif BBM, Tarif Dasar Listrik (TDL) rumah tangga dan industri, hingga deregulasi perizinan. “Paket kebijakan yang dirilis tidak tepat sasaran karena tak
18-30°C
Semarang
25-34°C
Yogyakarta
menyentuh masyarakat. Padahal masalahnya hanya kepercayaan pasar dan daya beli menurun,” katanya. Staf Khusus Menteri Keuang22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
an Arif Budimanta mengatakan, paket kebijakan yang dikeluarkan memang memerlukan proses. Pemerintah juga merilis paket kebijakan secara bertahap untuk memungkinkan proses transfer ke daerah. Jika pada Orde Baru paket kebijakan bisa langsung diaplikasikan, saat ini tidak bisa demikian. Pemerintahan saat itu bersifat satu komando dan demokrasi. Setiap daerah memiliki otonomi yang bisa dijalankan dan antara pemerintah pusat serta daerah perlu ada kesepakatan. “Dulu Bank Sentral ada di bawah Presiden, saat ini kan berbeda. Saat ini pemerintah otoritasnya pada fiskal sehingga paket kebijakan satu dan dua fokus seputar relaksasi, insentif, dan stimulus,” kata Arif. Direktur Sabang Me22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
rauke Syahganda Naingggolan mengatakan, paket kebijakan yang dirilis pemerintah Presiden Jokowi harus diukur dengan Nawacita yang telah terlebih dahulu dikumandangkan. Jika kebijakan tersebut berbeda dan tidak sesuai Nawacita, berarti kebijakan tersebut perlu dikoreksi. Paket kebijakan yang baik merupakan program yang dikeluarkan untuk mendorong benefit, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengundang keuntungan. “Jadi saat ini butuh paket yang tidak biasa. Kalau deregulasi perizinan, saya rasa setiap pemerintahan memang wajib mengoreksi itu. Sejak jadi gubernur juga sudah memangkas birokrasi yang njlimet. Paket ini seharusnya lebih dari itu,” katanya. O ELVI ROBIATUL ADAWIYAH | TARI OKTAVIANI Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG