SENIN, 8 AGUSTUS 2016 | Nomor 949 Tahun III
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
REAL MADRID CUMA SATU MATA TOMBAK
APLIKASI AGAR TAK BOSAN BEROLAHRAGA
»B17
»C25
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Perompak Masih Leluasa JAKARTA (HN) Untuk kesekian kalinya, warga negara Indonesia disandera di laut lepas. Kali ini, Herman bin Manggak, seorang kapten kapal penangkap udang berbendera Malaysia, diculik di perairan wilayah Kinabatangan, Sabah, Malaysia, berdekatan dengan perbatasan laut Filipina pada Rabu (3/8). “Kejadiannya pada 3 Agustus 2016 pukul 16.00,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Minggu (7/8). Menurut Iqbal, Kemenlu RI sudah mendapatkan kabar itu sejak 4 Agustus 2016. Sedangkan, pemilik kapal melaporkan ke polisi pada 5 Agustus 2016. “Sejak 5 Agustus 2016, tim kita dari KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Kota Kinabalu sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Namun, sejumlah info terkait proses dan pelaku penyanderaan masih berbeda satu sama lain sehingga kami masih melakukan verifikasi lebih lanjut,” ujar dia.
PENCULIKAN WNI Ë Empat lelaki bersenjata menculik pelaut Indonesia di Laut Sulu, Rabu (3/8). Ë TKP tepat di belahan timur laut lepas pantai Negara Bagian Sabah, Malaysia. Ë Korban merupakan kapten kapal. Dua anak buahnya (ABK), seorang WNI dan warga Malaysia, dibebaskan. Ë Pelaku meminta tebusan 10 ribu ringgit (Rp 32,8 juta). Ë Kemenlu belum memastikan pelaku, masih mencari tahu siapa kelompok yang bertanggung jawab atas kasus ini. Ë Kepala Polisi Perairan Malaysia Abdul Rahim Abdullah mengatakan, aparat meminta keterangan dari dua ABK. Sumber: AFP
Selain Herman, dua anak buahnya yakni seorang WNI dan seorang warga Malaysia diculik. Namun, kedua ABK itu sudah dilepas dan kini berada di Sandakan, Sulu. Tim KJRI dikabarkan sudah berkomunikasi dengan kepolisian setempat. Menurut rencana, tim tersebut akan bertemu dua ABK yang sudah dibebaskan untuk mendapatkan informasi lebih jauh. Dengan bertambahnya satu orang WNI yang diculik, saat ini total WNI yang disandera menjadi 11 orang. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Djundan Eko Bintoro mengatakan, pihaknya akan mendalami informasi tersebut. “Terima masih infonya, akan didalami dulu dan
akan dikoordinasikan,” katanya kepada HARIAN NASIONAL. Pekan lalu, tiga Menteri Pertahanan dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina bertemu di Bali terkait kerja sama pengamanan tiga negara, termasuk patroli bersama untuk meminimalisasi kasus perompakan dan penyanderaan. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini para perompak masih leluasa beroperasi di sekitar perbatasan ketiga negara tersebut. Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menilai, kesepakatan ketiga negara mengamankan titik-titik rawan dari perompakan dan pembajakan belum ada langkah riilnya dan baru sekadar retorika. Dia menegaskan, alasan pemerintah terhambat hal-hal teknis, tak bisa diterima. Menurut dia, bagaimana pun cara dan kondisinya, negara harus menjamin keamanan warganya dari ancaman terorisme, perompakan, dan perampokan bersenjata. “Saya mendapatkan informasi seorang WNI kembali menjadi korban penculikan. Ini sudah tidak bisa ditoleransi. Kesepakatan Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk melakukan patroli bersama, harus segera direalisasikan,” tuturnya. Menurut Charles, sudah 48 hari keluarga dari 10 WNI yang lebih dulu disandera menunggu kepulangan para anggota keluarga mereka dengan penuh kecemasan. “Belum lagi teror melalui pesan singkat dan telepon ke pihak keluarga dari para penyandera. Ini ada kasus lagi,” ujarnya. Charles meminta, Indonesia dan komunitas internasional menekan Filipina sebagai negara yang sudah 20 tahun lebih meratifikasi International Convention Against The Taking of Hostages. Menurut politikus PDI-P itu, Filipina harus berbuat lebih dalam mencegah serta menangani kasus-kasus penculikan dan penyanderaan di wilayah teritorialnya. Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat ratusan kasus penculikan dan penyanderaan oleh kelompok kriminal berbasis di Filipina Selatan, terjadi. “Publik tentu berharap tidak ada lagi keluarga-keluarga lain yang harus mengalami musibah seperti keluarga 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf. Kasus-kasus penyanderaan WNI harus segera dihentikan,” katanya. O ARIF KUSUMA | TARI OKTAVIANI
KESAKSIAN FREDDY BUDIMAN DISELIDIKI » Jakarta
23-34°C
Bandung
20-30°C
A4
Semarang
AFP | GOH CHAI HIN
WNI KEMBALI DICULIK DI PERAIRAN MALAYSIA-FILIPINA.
MEDALI PERTAMA INDONESIA Ekspresi kebahagiaan lifter putri Indonesia Sri Wahyuni Agustiani dengan medali perak kelas 48 kg dari kompetisi cabang olahraga angkat berat Olimpiade 2016 Rio di Riocentro Pavilion, Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (6/8) waktu setempat atau Minggu (7/8) WIB. Perak persembahan Sri Wahyuni merupakan medali pertama bagi Kontingen Merah Putih pada pesta olahraga sejagat tersebut. » Berita di Halaman B24
HARGA DAGING BELUM TURUN » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
A7
26-35°C
RATUSAN PEJABAT FILIPINA TERJERAT NARKOBA » Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A15 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG