RABU, 8 APRIL 2015 | Nomor 560 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
UANG MUKA MOBIL PEJABAT
FAMILY AND KID
Pemerintah Siapkan Perpres Baru
Memandikan Anak Menyenangkan
»A7
»C25
A
B17
BARCELONA VS ALMERIA
MISTERI XAVI-INIESTA
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
ANTREAN DANA PSKS
HARIAN NASIONAL | YOSEP ARKIAN
Dua anak tertidur saat ikut orangtuanya antre mengambil dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos Pusat, Jakarta, Selasa (7/4). Menurut Mensos Sosial Khofifah Indarparawansa, dana Rp 600 ribu per kepala keluarga itu diberikan kepada 15,5 juta pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS), 340 ribu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), serta cadangan bagi 500 ribu penerima yang belum terdaftar.
Jaksa Agung Prasetyo memastikan eksekusi gelombang kedua setelah Peringatan 60 Tahun KAA di Bandung. JAKARTA (HN) Kuasa hukum terpidana mati warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran memastikan untuk mengajukan judicial review UU No 5 Tahun 2010 tentang Perubahan UU No 22 Tahun 2002 tentang Grasi ke Mahkamah Konstitusi, pekan ini. Langkah itu diambil setelah untuk kedua kalinya PTUN tidak menerima gugatan duo Bali Nine itu. “Constitutional review akan kami ajukan per minggu ini. Untuk pasalnya, segera kami beritahukan setelah didaftarkan ke MK,” kata Staf Hubungan Media Pengacara Andrew dan Myuran, Ogi Wicaksana kepada HARIAN Jakarta
24-33° C
Bandung
NASIONAL, Selasa (7/4). Judicial review terhadap UU Grasi baru pertama kali diajukan. Ini bisa jadi preseden jika diterima MK mengingat grasi adalah hak istimewa Presiden. Selain itu, pemohon bukan warga negara Indonesia. Namun, Ketua MK Arief Hidayat tak bersedia menanggapi soal rencana Andrew dan Myuran itu apakah bisa diajukan dan menjadi perkara di institusinya. “Secara etik saya tidak boleh komentar karena nanti bisa dianggap melanggar,” ujarnya. Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana berpendapat, pengacara Andrew dan Myuran sedang memainkan strategi menunda eksekusi mati melalui sarana hukum. “Meski gugatan tidak diterima, mereka berhasil (menunda eksekusi) lewat PTUN dan kini ke MK. Kalau ini terus dilayani Kejaksaan Agung, mereka bisa berhasil tak
22-31° C
Semarang
24-32° C
Yogyakarta
REUTERS | ROMEO RANOCO
Kepercayaan Publik Bisa Tergerus
Celia Veloso, ibu terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso, menangis saat bersama suami dan dua anaknya memohon Presiden Benigno Aquino membantu kasus putrinya di depan Departemen Luar Negeri, Manila, Selasa (7/4).
dieksekusi,” katanya. Menurut Hikmah, saat ini bergantung ketegasan Kejaksaan Agung sebagai eksekutor untuk melakukan langkah terobosan. “Jangan sampai kepercayaan publik kepada Presiden tergerus gara-gara Kejaksaan Agung tidak bisa tegas,” ujarnya. Jaksa Agung HM Prasetyo 24-32° C
Surabaya
25-34° C
Denpasar
mengaku belum bisa memastikan kapan eksekusi mati gelombang kedua bakal digelar. Namun dia mengungkapkan, kemungkinan eksekusi dilakukan setelah Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat. “Kita tunggu saat yang baik. Salah satu pertimbangannya tunggu KAA selesai. Rasan24-33° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
ya tidak elok banyak tamu, kita malah menembak meskipun itu legal,” katanya. Soal rencana kuasa hukum Andrew dan Myuran mengajukan judicial review ke MK, Prasetyo memastikan tak berpengaruh pada pelaksanaan eksekusi mati. “Upaya hukum yang ditempuh itu hak terpidana. Uji materi itu tak serta-merta menghalangi eksekusi.” Kapuspenkum Kejagung Tony Tribagus Spontana mengatakan, soal tekanan asing memanfaatkan Peringatan 60 Tahun KAA di Bandung, tak menyurutkan rencana. “Tak ada keraguan. Setahu saya, agenda KAA tak membahas khusus soal eksekusi,” katanya. Terkait pemindahan Mary Jane Fiesta Veloso ke Nusakambangan pekan ini, Kejaksaan Agung menyerahkan ke Kejaksaan Tinggi Yogyakarta. O DION B ARINTO | RIDWAN MAULANA Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG