SENIN, 9 MARET 2015 | Nomor 532 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Harga Bawang Mulai Terkerek Naik
Bertanggung Jawab Menikmati Surga Bawah Laut
»A7
»C25
A
B17
MANCHESTER UNITED VS ARSENAL
SATU INI SAJA
DINAMIS DAN MENCERAHKAN HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
Kolektivitas Gagasan Besar Penting JAKARTA (HN) Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, 2015 merupakan tahun penentuan bagi perempuan Indonesia. Oleh karena itu, perempuan harus berjuang dan persepsi budaya perlu diubah. “Dasar-dasar perjuangan perempuan sudah saya letakkan. Saya melahirkan UU Perlindungan Anak dan Perlindungan terhadap Kekerasan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Perjuangan itu perlu revolusi mental,” kata Ketua Umum PDI-P itu saat menyampaikan pidato budaya memeringati Hari Perempuan Internasional di Jakarta, Minggu (8/3). Enam menteri perempuan hadir di antara ratusan bidan berseragam putihputih dan peserta lainnya. Enam menteri itu Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menurut Mega, tugas perempuan bersama-sama menjaga kelangsungan generasi bangsa yang POLITIK baik. “Satukan seMIGRASI mangat jiwa raga, MASIH jangan biarkan obor semangat mati. SeTERJADI moga Allah meridhoi »A5 perjuangan ini. Ketidakpedulian akan menyeret menuju ketidakadilan,” ujarnya. Mega menegaskan, peringatan Hari Perempuan Internasional sangatlah penting. “Begitu banyak peristiwa ketika perempuan meminta haknya. Founding Fathers kita seperti yang tertera dalam UUD 45, konstitusi kita yang fenomenal, menegaskan setiap warga negara sama di mata hukum. Meminta hak yang sama itu seharusnya sudah selesai. Tetapi masih ada kendala-kendala di dalam lingkugan perempuan itu sendiri,” tuturnya. Dia sempat bercerita sekelumit sejarah perempuan-perempuan yang harum namanya di Indonesia dari zaman Majapahit seperti Gayatri Rajapatni hingga pahlawan revolusioner seperti Cut Nyak Jakarta
24-31° C
Bandung
23-31° C
Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato kebudayaan memeringati Hari Perempuan Internasional di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (8/3). HARIAN NASIONAL | TEGUH INDRA
Semarang
25-32° C
Yogyakarta
23-31° C
Surabaya
24-33° C
Denpasar
23-32° C
Hujan Lebat
Dien dan RA Kartini. “Perempuan Indonesia belum bisa melepaskan diri dari penjajahan yang begitu lama. Sangat dahsyat serta harus didalami gen perbudakan dan mentalitas kita,” katanya seraya menegaskan, perjuangan perempuan meliputi kesetaraan politik, sosial, dan budaya. Menurut Mega, emansipasi bukan hanya bagi perempuan. “Bung Karno pernah membuat buku berjudul Sarinah yang mengutip perempuan itu tiang negeri. Kalau perempuan baik, baiklah negeri ini. Seharusnya emansipasi bukan hanya perempuan, tetapi laki-laki juga harus.” Mega mengatakan, nasib perempuan berada di dalam dirinya sendiri. Namun, kolektivitas dalam gagasan besar, tetap penting. “Perempuan harus sebagai sumber kebudayaan Indonesia,” ujarnya. Bagi dia, semangat kepeloporan perempuan harus pula menghasilkan keadilan serta kemakmuran. “Politik kaum perempuan harus diperjuangkan. Karena untuk berpolitik saja, ngajak para perempuan setengah mati. Masa presiden perempuan di Indonesia baru satu? Mungkin ya, wapres ya.” Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi pidato Mega. “Saya pikir ini bagus untuk melanjutkan dan semangat atau spirit perempuan. Sadar bahwa hak perempuan bila tidak diperjuangkan tidak mungkin bisa dapat, siapa yang bisa mengubah, ya perempuan itu sendiri,” katanya. Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia Dian Kartikasari mengatakan, perjuangan perempuan memang tak pernah berhenti. Namun, pemerintah dan wakil rakyat juga harus benar-benar hadir. “Salah satu contoh, mereka belum memihak PRT. Sudah 10 tahun diajukan, tetapi tak pernah digubris. Bahkan DPR tak memasukkan dalam prolegnas tahun ini,” ujarnya. Upaya terus-menerus mendorong pengesahan UU Perlindungan PRT, menurut Dian, salah satu langkah politik yang diperjuangkan perempuan. “Kalau pemerintah dan wakil rakyat sadar, salah satu faktor peningkatan kekerasan terhadap PRT karena tidak ada regulasi yang melindungi. Kalau di dalam negeri saja tak terlindungi, bagaimana mungkin PRT di luar negeri terproteksi? Saya sepakat, ini problem besar cara berpikir pemerintah” katanya. O ARIF KUSUMA Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG