Harian Nasional

Page 1

KAMIS, 10 AGUSTUS 2017 | Nomor 1242 Tahun IV

A

Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-

TAK ADA GODAAN UNTUK SANCHEZ

LADANG DI ANTARA HUTAN BETON

»B9

»C17

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

26 PERSEN

ORANG KAYA MENDERITA

STUNTING

JAKARTA (HN) K e k u r a n g a n gizi kronis atau stunting ternyata tidak hanya menimpa kalangan masyarakat bawah. Bahkan, 26 persen orang kaya di Indonesia mengalami kondisi seperti itu. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Pembangunan dan Perencanaan Nasional (Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali mengatakan stunting tidak melulu dipengaruhi tingkat sosial seseorang. Namun, kesadaran tentang gizi menjadi salah satu hal penting yang memengaruhi keadaan seseorang. “Bukan soal makanan saja tapi soal perilaku. Kalau orang kaya bisa makan baik tapi konsumsi tidak benar, ya kena juga. Permasalahan stunting itu merata,” katanya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Rabu (9/8). Menurut dia, perilaku keluarga dan masyarakat sangat memengaruhi pola asupan gizi. Intervensi pemerintah melalui pemberian suplemen vitamin tidak akan berpengaruh, jika tidak ada kesadaran masyarakat. “Kalau cuma pasokan gizi dan tablet penambah darah, misalnya, tidak akan berpengaruh banyak. Terpenting, harus mengubah pola pikir,” ujar dia. Pungkas mengatakan, pemerintah sedang menjalankan TP4 DINILAI RAWAN SUAP » Jakarta

26-33°C

Bandung

program perbaikan gizi terintegrasi. Langkah ini akan menyentuh semua lini yang berpengaruh terhadap stunting. Beberapa di antaranya pendidikan, kesehatan, sanitasi, kebersihan, dan gaya hidup. “Semua sudah ada programnya, tinggal diintegrasikan saja. Dari segi kualitas, dicek bagaimana program itu berjalan,” katanya. Untuk program integrasi, Bappenas sedang membuat daerah rintisan program perbaikan gizi terintegrasi. Bappenas melaksanakan program bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan pihak terkait lain. “Lokasi ter tentu kami pilih dengan program intervensi yang bersamaan dari sisi kesehatan, gaya hidup, pendidikan dan faktor lain,” ujar dia. Manager of Research dan Consultancy Seameo Refcon Helda Khusun mengatakan, di tingkat ASEAN Indonesia terkategori sebagai negara dengan tingkat stunting cukup besar. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas) 2013 mencatat, angka stunting nasional mencapai 37,2 persen atau 8,8 juta anak. Di negara lain seperti Singapura angka stunting kurang dari 10 persen, Malaysia 10-15 persen, Filipina 20-30 persen,

A2

19-30°C

ANTARA | WAHYU PUTRO A

Stunting terjadi karena akumulasi dan kekurangan gizi dalam jangka waktu lama.

LOMBA TATA UPACARA BENDERA Siswa SDN Gunung Sahari 01 melakukan baris berbaris ketika mengikuti lomba tata upacara bendera di Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/8). Lomba tata upacara bendera dan baris berbaris tingkat SD hingga SMA itu sebagai upaya meningkatkan jiwa nasionalisme dan membentuk karakter bangsa.

GIZI UNTUK PRESTASI KEKURANGAN ASUPAN GIZI Usia 5-12 tahun: 70% (energi sangat kurang) 13-18 tahun: 83% (energi sangat kurang) KEKURANGAN ASUPAN PROTEIN 5-12 tahun: 45% 13-18 tahun: 66% PEMANTAUAN STATUS GIZI 2015 BALITA STUNTING: 29,1% Sangat Pendek: 10,1% - Pendek: 18,9%

Balita Sangat Kurus: 3,7% - Kurus: 8,2% 2016 BALITA STUNTING: 27,5% Sangat Pendek: 8,5% - Pendek: 19% Balita Sangat Kurus: 3,1% - Kurus: 8,0% Sumber: Kemenkes RI

KONTRIBUSI E-COMMERCE MASIH MINIM » Semarang

26-33°C

Yogyakarta

23-32°C

Surabaya

dan Kamboja serta Myanmar 3040 persen. “Anehnya, Filipina, negara dengan tingkat hampir sama dengan Indonesia tapi angka stunting jauh lebih kecil. Jadi sebetulnya bisa dikatakan tingkat sosial tidak menjamin risiko stunting teratasi, tapi kalau sudah ekonominya sulit pasti rentan stunting,” katanya. Helda menjelaskan, angka stunting di Indonesia tertinggi berada di tiga wilayah termiskin yaitu Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut dia, stunting terjadi akibat orangtua tidak paham gizi atau penghasilan tidak memadai. “Di desa-desa sering kali anak usia enam bulan hanya mendapatkan air susu ibu, padahal mereka tidak cukup hanya minum itu. Namun, ibu mereka belum paham,” ujar dia. Manager of Community Development Seameo Refcon

A5

25-34°C

Luh Ade Wiradnyani mengatakan, stunting berbeda dengan penurunan berat badan. Stunting terjadi karena akumulasi dan kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. “Oleh karena itu, stunting sulit diatasi, jika sudah terjadi. Berbeda dengan penurunan berat badan yang bisa cepat dipulihkan,” katanya. Menurut Ade, penuntasan kasus stunting harus dilakukan masif dan sistematis karena tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tapi kemampuan persepsi, memori, atensi atau kognitif. Pencegahan bisa dilakukan sejak 1.000 hari masa kehidupan anak, mulai dari kandungan sampai usia dua tahun. Asupan gizi ibu hamil pun harus dijaga dan anak harus mendapatkan gizi cukup. Oleh karena itu, pemerintah diminta memberikan intervensi pada 1.000 hari masa kehidupan dan perbaikan gizi. O ELVI ROBIATUL ADAWIYAH

AS-KORUT SALING TANTANG PERANG NUKLIR » Denpasar

23-34°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

A7 Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.