JUMAT, 10 JULI 2015 | Nomor 640 Tahun II
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
ERUPSI GUNUNG RAUNG
Lion Air Tunda Penerbangan
EPILEPSI Tak Mengenal Umur dan Status
»A7
»C25
NOMOR SATU DUNIA
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
» B17
OPERASI TANGKAP TANGAN KPK
Tabir Mafia Peradilan Terbuka PALU HITAM SANG PENGADIL Setyabudi Tejocahyono Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung Kasus Suap dana bansos Pemkot Bandung
Heru Kusbandono Hakim Pengadilan Tipikor Pontianak Kasus suap APBD Kabupaten Grobogan
Kartini Marpaung Hakim Pengadilan Tipikor Semarang Kasus suap Ketua DPRD Kabupaten Grobogan M Yaeni
ANTARA | IRSAN MULYADI
JAKARTA (HN) Operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Sumatera Utara, Tripeni Irianto Putra, semakin membuka tabir keberadaan mafia peradilan. Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar mengatakan, praktik jual beli putusan dalam proses persidangan telah menjadi realitas, terutama menyangkut perkara perdata. “Walau orang yang beperkara memiliki bukti-bukti kuat, untuk menjadi menang Anda akan dipaksa membeli putusan. Realitas ini juga diterima secara permisif di kalangan advokat. Akhirnya tidak sulit menentukan siapa yang memulai inisiatif membeli putusan, seperti telur dan ayam,” kata praktisi hukum itu kepada HARIAN NASIONAL, Jakarta, Kamis (9/7). Menurut dia, keterlibatan sang pengadil dengan praktik rasuah juga menandakan putusan perkara korupsi belum memengaruhi perilaku. “Peristiwa ini (OTT hakim) juga mengukuhkan masih hidup suburnya spirit mafia peradilan di lingkungan pengadilan,” ujar Fickar. Kondisi tersebut, katanya, berimbas munculnya persepsi di masyarakat yang menyatakan putusan pengadilan menjadi komoditas yang bisa diperjualbelikan. Ia menyayangkan sikap Mahkamah Agung (MA) yang terkesan tak berupaya membersihkan mafia peradilan. Selain itu, kian meningkatkan tunjangan kehakiman juga
Syarifuddin Umar Hakim Niaga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kasus suap kepailitan PT Skycamping Indonesia
Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putra (tengah) diamankan petugas KPK di Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/7).
tak berdampak para perilaku hakim. Menurut Fickar, hakim yang tertangkap melakukan korupsi tak bisa menahan diri dari sifat serakah. Akhirnya, kata dia, “Fungsi menghakimi ditempatkan sebagai proyek yang harus menghasilkan materi. Dengan cara pandang itu, kenaikan tunjangan sebesar apa pun tidak akan berpengaruh terhadap penyalahgunaan kewenangan hakim.” Karena itu, ia berharap keteladanan dapat dicontohkan MA. Hal itu, tuturnya, menjadi upaya internal peradilan guna membenahi praktik mafia. “Hukuman maksimal seumur hidup bagi para hakim yang tertangkap bisa
menjadi efek takut hakim lain,” katanya. Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menyatakan, dari hasil OTT di Medan, kemarin, pihaknya mengamankan lima orang yang ditengarai melakukan praktik suap. Selain Tripeni, komisi antirasuah turut menggelandang dua hakim PTUN Medan lainnya, yakni Amir Fauzi dan Gumala Ginting, serta satu panitera dan advokat. Menurut Priharsa, penangkapan dilakukan saat transaksi pemberian uang terjadi. Pihaknya pun berhasil mengamankan sedikitnya ribuan uang dalam bentuk dolar Amerika.
Imas Dianasari
Tapi, Priharsa belum dapat memastikan ihwal detail perkara. Sebab, pengembangan masih dilakukan. “Dugaan sementara berkaitan dengan pengurusan perkara di PTUN. Namun itu belum pasti, masih didalami,” ujarnya. Ketua MA Hatta Ali mengecam praktik rasuah oleh hakim. “Kami mengecam masih ada hakim yang melakukan perbuatan yang melanggar sumpah jabatan. Namun sepenuhnya kita serahkan kepada KPK, karena sudah di ranah hukum,” tuturnya. Juru Bicara MA Suhadi mengatakan, ketiga hakim yang tertangkap tangan akan diberhentikan sementara. Sanksi itu bisa berubah sembari menunggu
Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Bandung Kasus suap PT Onamba Indonesia
Akil Mochtar Ketua Mahkamah Konstitusi Kasus suap pengurusan sengketa pilkada
keputusan hukum tetap. Komisioner Komisi Yudisial (KY) Eman Suparman mengatakan, selain Ketua PTUN Medan, salah satu advokat yang turut diamankan berasal dari Firma Oc Kaligis. “Namun saya belum bisa memastikan, karena masih dalam koordinasi.” O AHMAD REZA | RIDWAN MAULANA
IMSAKIYAH RAMADHAN 1436 H | 10 JULI 2015 JAKARTA & SEKITARNYA Imsyak 04.33 Subuh 04.43 Dhuhur 12.01 Ashar 15.22 Magrib 17.54 Isya 19.08
SURABAYA & SEKITARNYA Imsyak 04.12 Subuh 04.22 Dhuhur 11.37 Ashar 14.58 Magrib 17.29 Isya 18.43
MEDAN & SEKITARNYA Imsyak 04.49 Subuh 04.59 Dhuhur 12.34 Ashar 15.59 Magrib 18.43 Isya 19.57
MAKASSAR & SEKITARNYA Imsyak 04.41 Subuh 04.51 Dhuhur 12.10 Ashar 15.32 Magrib 18.05 Isya 19.19
BALIKPAPAN & SEKITARNYA Imsyak 04.45 Subuh 04.55 Dhuhur 12.21 Ashar 15.45 Magrib 18.22 Isya 19.36
MANADO & SEKITARNYA Imsyak 04.08 Subuh 04.18 Dhuhur 11.49 Ashar 15.13 Magrib 17.54 Isya 19.08
JAYAPURA & SEKITARNYA Imsyak 04.1 6 Subuh 04.26 Dhuhur 11.48 Ashar 15.11 Magrib 17.47 Isya 19.00 Sumber: Kementerian Agama RI
Jakarta
24-34°C
Bandung
18-31°C
Semarang
23-34°C
Yogyakarta
19-32°C
Surabaya
23-33°C
Denpasar
21-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG