SELASA, 10 OKTOBER 2017 | Nomor 1290 Tahun V
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
PORTUGAL vs SWISS
RINALDY A YUNARDI
KREASI SEPENGGAL FILOSOFI
LISBON MEMBARA »B9
»C17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
PENYERAHAN SERTIFIKAT TANAH
ANTARA | R REKOTOMO
Presiden Joko Widodo menunjukkan dokumen sertifikat tanah saat penyerahan sertifikat tanah untuk masyarakat di Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/10). Secara simbolis, Presiden menyerahkan tujuh ribu sertifikat tanah untuk warga dari sejumlah kabupaten dan kota se-Jawa Tengah.
Pelecehan Jadi Pemicu Stres WHO mengusung tema “Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja” pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2017. JAKARTA(HN) Banyak faktor di lingkungan kerja memengaruhi kesehatan jiwa. Sebagian besar hal ini berhubungan dengan interaksi antarjenis pekerjaan, lingkungan organisasi dan manajemen, tugas yang tak sesuai kompetensi, jenjang karier yang tidak jelas, serta beban kerja berlebihan. “Penindasan, intimidasi, dan pelecehan baik fisik maupun psikologis juga sering dilaporkan sebagai penyebab stres. Hal itu menimbulkan risiko kesehatan pekerja,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Eka Viora dalam keterangan tertulis yang diterima HARIAN NASIONAL di Jakarta, Senin (9/10). “Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja” menjadi tema yang diusung World Health Organization (WHO) pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2017,
hari ini. Eka berpendapat, lingkungan kerja yang tidak sehat memengaruhi rendahnya motivasi dan produktivitas pekerja. “Permasalahan kesehatan jiwa di lingkungkan kerja dapat merembet dan hal tersebut dibuktikan dengan tingginya angka perceraian serta kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Eka. Menurut Eka, seluruh pihak terkait harus bekerja sama membangun kesehatan jiwa di tempat kerja. Pekerja diharapkan mendapatkan pelayanan konsultasi kesehatan jiwa yang mudah diakses. “Tempat kerja juga punya tanggung jawab untuk mendukung individu yang mengalami masalah kesehatan jiwa,” katanya. Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Yeni Rosa Damayanti menjelaskan, kesehatan jiwa dipicu berbagai hal. Stres pada hubungan keluarga, pekerjaan, dan ekonomi juga menjadi faktornya. Menurut
KUALITAS AUDIT PEJABAT PERADILAN DITINGKATKAN » Jakarta
24-32°C
Bandung
20-29°C
Semarang
dia, penanganan terhadap penderita kesehatan jiwa juga terbilang minim. Selama ini, pemerintah sudah merasa cukup memberikan obat dan perawatan hingga pulih. Padahal, ada langkah penting yang harus dilakukan ke depan. “Pemerintah juga harus membantu menghilangkan stigma masyarakat kepada orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa,” ujar dia. Stigma tersebut, menurut Yeni, membuat beberapa perusahaan enggan menerima pekerja yang pernah mengalami depresi. Sejumlah perusahaan diduga mengadakan psikotes hanya untuk menguji apakah calon pekerja mengalami gangguan jiwa. “Harus ada perlakuan khusus bagi orang yang pernah mengalami kesehatan jiwa. Apalagi penyakit yang diderita kerap kambuh,” katanya. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan RI Fidiansjah menegaskan, pemerintah terus
A2
24-32°C
Yogyakarta
SEPUTAR KESEHATAN MENTAL (12 BULAN TERAKHIR DI INDONESIA) TANDA-TANDA GANGGUAN JIWA GELISAH
KESEPIAN
5% 7% 3% PERILAKU BUNUH DIRI BERPIKIR BUNUH DIRI
5% 6%
Surabaya
26-33°C
Denpasar
MENCOBA BUNUH DIRI
4%
MERENCANAKAN BUNUH DIRI
Sumber: WHO
berusaha meningkatkan penanganan kesehatan jiwa masyarakat. Menurut dia, penguatan program konseling akan dilakukan. Fidiansjah berpendapat, lembaga kesehatan tidak boleh hanya memberikan pelayanan fisik, tetapi harus pula memberikan bimbingan mengenai kesehatan jiwa. “WHO menyatakan, masalah kesehatan jiwa akan
BIAYA TOP UP E-MONEY TETAP DITOLAK » 23-32°C
TIDAK PUNYA TEMAN DEKAT
25-32°C
A5
menempati peringkat kedua pada 2020. Untuk itu, kami terus berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa,” ujar dia. Berdasarkan data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial dengan keanekaragaman penduduk, jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara serta penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Mengacu data Riskesdas 2013, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6 persen dari jumlah penduduk di Tanah Air. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang atau 1,7 per 1.000 penduduk. O ALVIN TAMBA
PUIGDEMONT BERGEMING » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A7
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG