KAMIS, 10 SEPTEMBER 2015 | Nomor 687 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Industri Rokok Terancam Bangkrut
Si Kuah Hitam Bikin Penasaran
»A7
»C25
HAPPY ROONEY Memecahkan rekor Sir Bobby Charlton, ia mendapatkan hadiah kostum “Rooney 50”. Penghargaan “Sepatu Emas” akan diberikan oleh Charlton sendiri pada Oktober mendatang.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
» B17
PAKET KEBIJAKAN SEPTEMBER I
JAKARTA (HN) P e m e r i n t a h resmi meluncurkan paket kebijakan tahap pertama yaitu Paket Kebijakan September I. Paket kebijakan ini diharapkan segera mengatasi hambatan perekonomian di Tanah Air di tengah ketidakpastian perekonomian global. Presiden Joko Widodo mengatakan, Paket Kebijakan September I terdiri atas tiga poin. Pertama mendorong daya saing industri nasional, kedua percepatan proyek infrastruktur nasional, dan ketiga meningkatkan investasi di sektor properti. “Paket Kebijakan September I mendorong sektor riil agar menjadi fondasi perekonomian Indonesia,” katanya di Jakarta, Rabu (9/9). Presiden juga berkomitmen mengawal dan memimpin langsung paket kebijakan ekonomi ini, sehingga bisa menjadi terobosan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Langkah ini diharapkan pula dapat meningkatkan perekonomian dalam waktu dekat. Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menilai, paket kebijakan ini akan berdampak positif bagi iklim investasi dalam negeri. Selama ini, investor khususnya asing dinilai mengalami krisis ke-
percayaan terhadap pemerintah Indonesia. “Terlepas dari tudingan lepas tangan, investor akan melihat usaha pemerintah mendorong kestabilan perekonomian,” ujarnya. Menurut Fauzi, paket kebijakan itu tidak akan berdampak langsung pada perekonomian, tetapi harus menunggu sampai tiga bulan ke depan. “Hal ini berbeda dengan kenaikan suku bunga yang langsung terasa,” tuturnya. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani berpendapat, paket kebijakan itu sesuai harapan dunia usaha. Secara umum, paket yang diumumkan hanya garis besar atau kerangka kebijakan untuk mendorong sektor riil. “Kerangka tersebut sesuai kebutuhan kita, tetapi kita melihat bagaimana pemerintah dan kabinet mengimplementasikannya. Biasanya, ketika turun dan diimplementasikan, sangat lamban dan pada akhirnya melenceng dari garis awal,” katanya kepada HARIAN NASIONAL. Menurut Haryadi, kondisi perekonomian saat ini berbeda dengan kondisi normal di mana volatilitas sangat rentan. Jika pemerintah tidak segera mengimplementasikan apa yang telah
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
Implementasi Jauh Lebih Penting
HAORNAS DAN PELUNCURAN LOGO ASIAN GAMES 2018 Para penari dalam puncak Peringatan Ke-32 Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (9/9). Peringatan Haornas 2015 juga diisi peluncuran (soft launching) logo Asian Games 2018 serta pemberian bonus dan penghargaan untuk 61 pelaku olahraga yang terdiri atas peraih medali emas, atlet special olympics, dan mantan atlet berprestasi. » Berita di Halaman B23
diumumkan, paket kebijakan itu tidak akan berpengaruh dan perekonomian semakin memburuk. “Dampak paket kebijakan ini baru terasa jika sudah diimplementasikan. Kepercayaan investor juga belum dapat dipastikan kembali seiring keluarnya paket kebijakan ekonomi ini. Mereka akan melihat, apakah cepat, tumpang tindih kebijakan masih ada atau tidak, dan apakah akan
mengarah pada hasil positif atau tidak,” tuturnya. Analis pasar uang BRI Syariah Rahmat Wibisono berpendapat, paket kebijakan itu diprediksi menguatkan nilai tukar. Dia memperkirakan, hingga akhir tahun nilai tukar rupiah berkisar Rp 13.400-13.200 per dolar AS. Penguatan rupiah dari level saat ini (Rp 14.200 per dolar AS) bergantung pada implementasi pa-
ket kebijakan tersebut. Di sisi lain, menurut Rahmat, paket kebijakan ini otomatis akan membuat dana asing masuk dan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah. “Salah satu indikasi menarik dana asing masuk terlihat dari wacana membolehkan orang asing membuka rekening valuta asing di Indonesia,” katanya. O NURUL HANIFAH
PAKET KHUSUS BANK INDONESIA: I. Memperkuat pengendalian inflasi dan mendorong sektor riil sisi supply perekonomian: A. Memperkuat koordinasi TPI (Tim Pengendalian Inflasi) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam rangka akselerasi implementasi roadmap pengendalian inflasi nasional dan daerah; B. Memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan daerah antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk meyakinkan ekonomi dan keuangan daerah juga bisa mempunyai derap langkah yang baik mengikuti derap langkah di pemerintah pusat. | II. Memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah; A. Menjaga market confidence atas pasar valas melalui pengendalian volatilitas nilai tukar rupiah; B. Memelihara market confidence atas surat berharga negara melalui pembelian di pasar sekunder dengan tetap memperhatikan dampaknya pada ketersediaan surat berharga bagi inflow dan kredibilitas pasar uang. | III. Memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah: A. Mengubah mekanisme reverse reform surat berharga negara dari variabel rate tender menjadi fixed rate tendermenyesuaikan pricing reverse untuk 3 (tiga) bulan; B. Mengubah mekanisme lewat sertifikat deposito BI dari shortcut pasif Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI); C. Menerbitkan sertifikat BI dari tenor 9 bulan ke 12 dengan mekanisme fixed rate dengan menyesuaikan pricing. | IV. Memperkuat penguatan serbuan dari return valas: A. Menyesuaikan pola expenditure swapt dari dua kali seminggu menjadi satu kali seminggu; B. Meningkatkan mekanisme lewat turn deposit valas. Jadi, dari variabel rate tender menjadi fixed rate tender. Menyesuaikan policy dan memperpanjang sampai dengan tiga bulan; C. Menurunkan batas penerbitan valas dengan penghentian dokumen yang lain dari yang berlaku saat ini sebesar 100 ribu dollar AS menjadi 25 ribu dollar AS per bulan per nasabah dan mewajibkan penggunaan di BEJ; D. Mempercepat proses utang luar negeri dengan tetap memperhatikan azas tarif yang berlaku. | V. Langkah-langkah lanjutan untuk menggerakkan pasar uang: A. Menyediakan fasilitas swapt untuk mendukung investasi infrastruktur dan sekaligus memperkuat jaringan devisa; B. Menyempurnakan ketentuan dari seluruh komponen terkait pasar – Sumber: Sekretariat Kabinet. Jakarta
26-33°C
Bandung
18-30°C
Semarang
25-34°C
Yogyakarta
22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG