SABTU-MINGGU, 11-12 FEBRUARI 2017 | Nomor 1101 Tahun IV
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
PHOTOGRAPHY
PILKADA DKI JAKARTA
LOGISTIK PILKADA
PENAMPILAN JADI PILIHAN
»A8-A9
»A10
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
WAJAH LAIN KEBON SINGKONG
SPORTS JALUR JUARA THE BLUES
»B17
S LIFESTYLE SPIRIT REGGAE DAN GIMBAL
»C25 BERITA UTAMA KTP-EL DINILAI BIKIN GADUH
A3
»
TEROPONG OBAT ABORSI (MASIH) MUDAH DIDAPAT »
A7
EKONOMI CABAI ILEGAL MASUK JAWA »
A11
DARMAWAN DENASSA PENGELOLA RUMAH HIJAU DAN KAMPUNG LITERASI
» A14 A15 GLOBAL MYANMAR HARUS BERNAS »
Jakarta
| MIS MUSIMAN MEREDUP KALA SERBUAN PENGE IHAN » A2 PEMBERDAYAAN JADI PIL PEMULANGAN HINGGA
A16
25-31°C
Bandung
20-30°C
Semarang
22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
egala sesuatu ada waktu dan tempatnya. Begitu pun urban dengan segala problem dan keunikannya. Kampung Kebon Singkong, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, misalnya. Awalnya, kawasan itu berupa hamparan tanah tanpa penghuni dan dipenuhi pohon singkong. Pada 1980-an, mulailah pendatang meramaikan kawasan itu dengan membangun rumahrumah. Lambat laun kawasan itu menjadi kawasan padat penduduk, hingga sekarang. Dalam rentang 10 tahun sejak itu, kawasan itu dikenal sebagai kampung pengemis musiman. Mereka datang dari Indramayu, Jawa Barat. Di tempat asal, mereka bukan orang susah. Hasil mengemis di Ibu Kota, ternyata membuahkan rumah-rumah beserta perabot tak kalah keren seperti halnya rumah-rumah mewah. Mereka datang ke Kampung Kebon Singkong setahun sekali, jelang bulan puasa dan mengontrak rumah petak di sana. Selama bulan puasa, mereka mengisi sudut-sudut strategis Ibu Kota dengan menengadahkan tangan. Mereka kembali ke rumah petak sewaan, di tengah malam. Hubungan mereka dengan penghuni kampung itu terbilang harmonis. Simbiosis mutualisme terjalin. Pada 1990-an, serbuan mereka ke kampung itu mulai redup. Saat itu, tren menjadi buruh migran mengambil hati. Sebutan kampung pengemis musiman masih tertabal, kendati warga setempat mengibarkan nama baru sebagai Kampung Pertanian, kendati tak ada lahan pertanian. Kini, hanya tinggal lima warga yang masih mengais rezeki lewat mengemis. Selain pernah diramaikan para pengemis musiman, sejumlah rumah petak di kawasan itu pernah pula dihuni para perempuan malam yang biasa mangkal di kawasan Prumpung, Jatinegara. Begitu Prumpung meredup, para perempuan itu pun berpindah memencar entah ke mana. Problem urban itu tak berhenti. Komoditasisasi kaum tersebut di kawasan ini pun berubah wajah. Entah untuk kepentingan apa, ada kekuatan tertentu yang berusaha mengambil untung. Salah satunya, lewat penggandaan KTP-El. Tak sedikit, warga di sana memiliki lebih dari satu kartu identitas kependudukan itu. Aparat setempat sempat bingung tatkala membagikan KTP-El, ternyata warga sudah terlebih dulu mengantongi O
26-35°C 26 35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
FOTO UTAMA: IBU WARSINI (70) MEMEGANG KARUNG BERISI BARANG RONGSOKAN DI KAMPUNG PERTANIAN, KLENDER, DUREN SAWIT, JAKARTA TIMUR, RABU (8/2) – HARIAN NASIONAL | BAYU INDRA KAHURIPAN.
Komoditasisasi kaum urban di kawasan padat tak pernah sepi.