SABTU-MINGGU, 12-13 MARET 2016 | Nomor 835 Tahun III
Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-
PENGUATAN BNN PERLU DIDUKUNG
MELATIH ANAK BERCERITA
»A3
»C29
A
» B17
FOTO-FOTO: HARIAN NASIONAL YOSEP ARKIAN – SISWA SEKOLAH DASAR MENGAMATI DAUN UNTUK KEBUTUHAN RISET.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
KONTROVERSI HANYA STRATEGI
» A15 BATAM AERO TECHNIC FOKUS PERAWATAN
BERGEGAS MENGGAPAI SAINS
» A11
T
SOSOK & PEMIKIRAN
TAUFIK ABDULLAH
» A8 A9 Jakarta
23-34°C
Bandung
ak mudah memahami sains. Pandangan ini sudah usang. Kini, tolak ukur prestasi sebuah negara selalu menyoal sains. Tak sekadar barang uji coba, hasil dari ilmu pengetahuan yang menggabungkan banyak ajaran ini kian dibutuhkan. Perkembangan teknologi, terkait inovasi, bahkan mengubah kebudayaan, selalu menjadi ciri sains. Tapi, menjelimetnya ajaran, juga kesalahan yang acap terulang, menjadikan ilmu yang satu ini kerap dihinggapi alasan kesukaran. Tapi, mengutip ilmuwan masyhur abad ke-20, Albert Einstein, “Seseorang yang tak pernah melakukan kesalahan, tidak pernah mencoba sesuatu yang 20-32°C
Semarang
24-37°C
Yogyakarta
baru.” Coba bayangkan, jika Thomas Alva Edison tak “setia” terhadap kegagalan, dunia sudah tentu gelap. Alhasil, usai “999” kali gagal, “penyihir” Menlo Park ini berhasil menemukan lampu listrik. Konsistensi selalu menjadi kunci. Saat ini, Indonesia tengah bergegas membumikan sains. Usaha ini tentu tak mudah. Laiknya kehidupan, penerapan sains selalu “bersahabat” dengan persoalan. Membiasakan perilaku sains, semisal meneliti, dianggap menjadi kendala terberat. Catatan Kementerian Pendidikan, misalnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan peringkat terendah di Asia Tenggara terkait minat anak-anak melakukan penelitian. 23-34°C
Surabaya
25-36°C
Denpasar
Hasil studi internasional ihwal prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun, besutan Programme for International Student Assessment, peringkat Indonesia selalu “mengalah”. Penelitian, lazimnya, berhulu dari rasa penasaran. Minimnya antusiasme ini, tak ayal, memenmengaruhi penguasaan ilmu. Sudah tentu pemahaman dan penemuan menjadi terbatas. Tapi, di tengah keprihatinan, atinan, masih ada “anak-anak emas” dari Tanah Air yang mampu mengukir prestasi di dunia nia internasional berkat penemuan muan ciamik. Berikut penuturan an HARIAN NASIONAL ihwal riuh rendahnya sains di Indonesia.O 25-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
DARI RI LEL LELE LE HINGGA HI G GA LIDAH LIDA LI D H DA MERTUA MERT ME RTUA U »A2
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG