SELASA, 13 OKTOBER 2015 | Nomor 714 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Implementasi Kebijakan Dinanti
Tempat Baru Sosialita Jakarta
»A7
»C25
SETELAH 275 HARI Jerman menetapkan targetnya untuk juara Euro 2016.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
» B17
NOBEL EKONOMI 2015
REUTERS | MAJA SUSLIN | TT NEWS AGENCY
Gambar di layar menunjukkan ekonom Inggris Angus Deaton dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2015 yang diumumkan Sekretaris Tetap Royal Swedish Academy of Sciences Goran K Hansson (tengah) Chairman Komite Nobel Tore Ellingsen (kiri), serta anggota Academy Jakob Svensson dalam konferensi pers di markas Royal Swedish Academy of Science di Stockholm, Swedia, Senin (12/10). Deaton (69) dinobatkan sebagai pemenang berkat analisisnya terhadap konsumsi, kemiskinan, dan kesejahteraan.
Petani Sawit Harus Dilibatkan JAKARTA (HN) Pemerintah RI dan Pemerintah Malaysia baru saja sepakat membentuk Dewan Negara–negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit. Salah satu poinnya, sistem pengelolaan perkebunan dan produksi kelapa sawit milik Indonesia (ISPO) dan Malaysia (MSPO) dipadukan dalam Standar Global Baru Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto menilai, kerugian membayangi Indonesia dengan bergabung dalam organisasi itu. “ISPO dan MSPO sama-sama membolehkan ekspansi perkebunan. Bagi Malaysia mungkin tak ada masalah, namun Indonesia masih mengizinkan ekspansi di luar wilayah moratorium. Inilah yang menjadi masalah,” katanya di Jakarta, Senin (12/10). Jakarta
25-34°C
Bandung
Menurut Darto, ekspansi berisiko meningkatkan jumlah hutan beralih fungsi menjadi lahan kelapa sawit. Alih fungsi itu mengindikasikan deforestasi semakin luas termasuk di lahan gambut. Alih fungsi gambut dengan cara pengeringan lahan meningkatkan risiko kebakaran saat musim kemarau. “Kebakaran dan polusi asap yang terjadi hingga saat ini seharusnya sudah cukup menjadi pelajaran bagi Indonesia,” ujarnya. Darto mengatakan, alih-alih meningkatkan luasan, seharusnya pemerintah fokus pada intensifikasi lahan bekerja sama dengan petani. “Malaysia sudah lama menerapkan produksi kelapa sawit berkelanjutan. Kita seharusnya fokus dulu pada usaha pemberdayaan petani serta perbaikan tata kelola kebun,” katanya. Saat ini produksi kelapa sawit di Indonesia 31,5 juta ton mengalahkan Malaysia yang memproduksi CPO 26,5 juta ton per tahun. Namun, Indonesia meraih hasil produksi itu di lahan 13,5 juta
18-30°C
Semarang
25-34°C
Yogyakarta
PRODUSEN MINYAK SAWIT Indonesia mengontribusikan sekitar 30 persen produksi minyak sawit pada 2014. Bila digabung dengan Malaysia akan menguasai 85 persen produksi. HARIAN NASIONAL | LUCAS ANGGRIAWAN
Standar Global Baru Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan belum tentu diterima Eropa.
PRODUSEN 60 juta mega ton Lainnya
50 40 30
Malaysia
20 10
Indonesia
0
1980
1990
2000
2010
Sumber: USDA
hektar, sedangkan Malaysia hanya 6 juta hektar. Hal ini mengindikasikan, penamanan kelapa sawit di Malaysia lebih efektif ketimbang Indonesia. Selain itu, 50 persen hasil minyak sawit diproduksi investor asing yang membuka kebun di Indonesia. Darto mengatakan, efektivitas perkebunan Malaysia lebih tinggi karena besarnya penggunaan tandan buah segar (TBS) sebagai bibit tanaman. TBS memungkinkan peremajaan tanaman sehingga mutu minyak kelapa sawit 22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
yang dihasilkan selalu baik. Korporasi di Indonesia hanya menggunakan TBS 24 ton per hektar per tahun, sementara petani hanya 14 ton per hektar per tahun. Sedangkan petani dan korporasi Malaysia menggunakan TBS 34 ton per hektar per tahun. Kecilnya penggunaan TBS sebetulnya bertentangan dengan standar pemerintah 36 ton per hektar per tahun. “Jika penggunaan TBS bisa ditingkatkan, angka produksi kita bisa 50 juta ton. Apalagi bila ditambah evaluasi kualitas bibit kelapa sawit seperti yang diterapkan Malaysia, kualitas dan kuantitas palm oil kita menjadi yang pertama,” kata Darto. Darto pun memperingatkan komitmen Indonesian Palm Oil Pledge (IPOP) yang sudah ditandatangani perusahaan besar penghasil kelapa sawit seperti Wilmar, Cargill, Asian Agri, Golden Agri Resources, dan Musim Mas. IPOP menegaskan komitmen zero deforestation dan green sustainability dalam produksi kelapa sawit. IPOP juga mendukung 22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
pelibatan petani dalam rantai produksi minyak kelapa sawit. Hingga kini, pelibatan petani sawit di Indonesia sangat minim. Direktur Eksekutif Sawit Watch Jefri Gideon Saragih mengatakan, kerja sama kedua negara harus dicari tahu tujuan sebenarnya. Dia mengatakan, standar CPO Indonesia belum semua baik di mata dunia internasional. “Ini yang perlu dipikirkan lagi,” ujarnya. Menurut Jefri, bisnis minyak sawit di pasar global bergantung standarisasi yang sudah ada. Di pasar yang baru, Malaysia bisa menarik China dan India karena dekat secara geografis, sedangkan Indonesia dekat dengan India. Masalahnya, standar baru yang dibuat Indonesia dan Malaysia apakah layak di pasaran Eropa. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya belum melakukan langkah terkait kesepakatan Indonesia-Malaysia. “Kita akan pelajari lebih dalam terkait konsep berkelanjutan dalam ISPO dan MSPO.” O ROSMHA WIDIYANI | ARIF KUSUMA Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
Berkaitan Peringatan Tahun Baru Islam (1 Muharram 1437 H), harian ini TIDAK TERBIT pada Rabu, 14 Oktober 2015 . HARIAN NASIONAL terbit lagi Kamis, 15 Oktober 2015. Kepada pembaca dan relasi harap maklum.