KAMIS, 14 APRIL 2016 | Nomor 862 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
THE ROLLING STONES
KANTONG PLASTIK BERBELANJA DITIADAKAN
TAK PUDAR DI USIA SENJA
»A7
»C25
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
TERORIS DI BALIK LAPAS
HARIAN NASIONAL | YOSEP ARKIAN
Lemahnya pengawasan membuat lapas menjadi tempat perekrutan dan perencanaan aksi teror.
“Manusia Perahu” Pasar Ikan Warga terdampak penggusuran kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, menjadikan perahu sebagai rumah, Rabu (13/4) malam. Para “manusia perahu” berharap uang pengganti dari pemerintah Jakarta, termasuk dibuatkan kampung nelayan yang dekat dengan laut. » Berita di A12 Jakarta
24-33°C
Bandung
21-29°C
Semarang
:25-32°C
Yogyakarta
24-33°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
pada 2010 misalnya. Ketika itu, kata Tito, terdapat 70 orang yang tertangkap. Hasil pemeriksaan, mereka mengakui ada kontingen-kontingen dari berbagai daerah yang bersedia bergabung. Sementara perencanaan pelatihan ditemukan terjadi di Lapas Cipinang.
Sebagian dari pada kelompok ini (Santoso) adalah mantan-mantan narapidana kasus curanmor, pencurian ringan lain-lain sewaktu di Lapas Palu dan Poso.
ANTARA | FILES
JAKARTA (HN) Rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menguak kelemahan lembaga pemasyarakatan (lapas). Imbas kelebihan kapasitas, termasuk lemahnya pengawasan, hasil temuan BNPT, lapas justru menjadi tempat berkoordinasi dan mewacanakan kegiatan ekstrem. Kepala BNPT Komjen (Pol) Tito Karnavian mengatakan, peristiwa teror yang terjadi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016, dirumuskan di balik Lapas Nusakambangan. “Ada hampir 10 orang yang ditangkap terkait kasus Thamrin. Di antara tersangka bernama Abu Gar, dia katakan perencanaan bom Jalan Thamrin dilaksanakan di Lapas Nusakambangan,” kata Tito di Jakarta, Rabu (13/4). Rencana tersebut, Tito mengurai, dibahas oleh Abu Gar, Aman Abdurahman, dan Darmawan alias Rois yang menjadi aktor utama peristiwa bom di Kedutaan Besar Australia. Jaringan teroris, menurut Tito, dengan mudah menyeberang dan masuk ke Lapas Nusakambangan. Dengan alasan kunjungan keluarga, atau sekadar teman, “Mereka justru berkomunikasi, memberikan informasi, koordinasi, dan bahkan merencanakan (peristiwa Thamrin),” sambungnya. BNPT juga menemukan kegiatan perekrutan teroris banyak terjadi di dalam lapas. Kondisi itu, dinilai imbas tidak adanya program khusus terhadap narapidana kasus terorisme. Temuan tersebut, ia mencontohkan, terjadi di kelompok Santoso. Menurut Tito, sejumlah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) merupakan bekas narapidana kriminal, seperti pencurian kendaraan bermotor. “Sebagian dari pada kelompok ini (Santoso) adalah mantan-mantan narapidana kasus curanmor, pencurian ringan lainlain sewaktu di Lapas Palu dan Poso,” katanya. Selain itu, BNPT juga menemukan lapas acap dijadikan tempat berkumpul teroris baru. Perencanaan aksi teror dalam pelatihan paramiliter di Jantho, Aceh,
TITO KARNAVIAN KEPALA BNPT
Terkait kondisi lapas yang menjadi “sarang” teroris, Tito menyatakan Kementerian Hukum dan HAM membenahi manajemen lapas. Solusi yang ditawarkan yakni perlakuan khusus untuk napi terorisme, menambah petugas keamanan, dan membatasi komunikasi antar-narapidana. Anggota DPR Fraksi PAN Daeng Muhammad menyarankan seluruh lembaga negara bekerja sama guna meminimalisasi perekrutan teroris di dalam lapas. Selama ini, ia menilai, koordinasi antar-lembaga belum maksimal. “Perlu koordinasi antar-lembaga. BNPT dan penegak hukum perlu duduk bersama untuk mencari solusi. Harus ada polarisasi yang dibangun,” imbaunya. O TARI OKTAVIANI
» Berita Terkait di A2 Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG