JUMAT, 14 MARET 2014 | Nomor 190 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Geliat Pasar Kuliner Sidoarjo
»B17
MENGENDARAI ANGIN
»C25
A
Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat »A7
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Segera Atasi Kebakaran Hutan
ANTARA | ASWADDY HAMID
Siswa kelas 12 mengikuti ujian akhir sekolah di sebuah sekolah menengah umum negeri dengan mulut dan hidung tertutup di Dumai, Riau, Kamis (13/3). Sejumlah sekolah di Provinsi Riau tetap menggelar ujian akhir sekolah walaupun di daerahnya diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan. Jakarta
23-32° C
Bandung
21-31° C
Semarang
24-32° C
Yogyakarta
22-32° C
Surabaya
JAKARTA (HN) Kebakaran lahan dan hutan harus diselesaikan secepat mung kin. Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat mendeteksi 1.311 titik panas di daratan Sumatera selama dua pekan, terbanyak di Provinsi Riau dengan 792 hotspot. Sejumlah warga Pekanbaru mulai mengungsi karena khawatir bahaya polusi asap. “Kondisi kabut asap makin parah. Kasihan anak saya baru umur 1 tahun, takut nanti bisa sakit,” kata Rika Indah Satiyanti, Kamis (13/3). Di sebagian besar daerah di Riau, kualitas udara sudah pada level ber bahaya. “Sebanyak 49.591 jiwa menderita penyakit akibat asap seperti ispa, pneu monia, asma, iritasi mata, dan kulit,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Nugroho. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Herry Bakti mengatakan saat ini sudah 58 penerbangan yang terpaksa dibatalkan. Jika terus berlanjut, kerugian akan se makin besar. Herry mendesak Kementerian Kehutanan menyelesaikan kebakaran lahan dan hutan di Riau secepat mungkin. Kemen hub, kata dia, tidak berwenang menangani masalah ini. “Mereka harus bertanggung ASIONAL jawab,” tuturnya pada HARIAN N di Jakarta, Kamis (13/3). Dia menyatakan desakan itu disampai kan saat rakor di Kementerian Perekono mian, beberapa waktu lalu. Namun hasil nya belum menyenangkan dan kebakaran terus melebar. Waktu itu, kata Herry, rapat dihadiri BNPB, Menteri Kehutanan dan Menteri Lingkungan Hidup. “Kita desak mereka supaya bandara bisa segera dibuka. Ini kan menyangkut masalah perekonomian dua pulau besar,” ujarnya. Pengamat penerbangan Gerry Soe jatman mengatakan harus ada langkah maksimal untuk memadamkan api dengan batas waktu tertentu. “Kemenhub harus desak itu dengan tegas karena kegiatan ekonomi di sana jadi putus,” tuturnya. Menurut dia, ini harus dianggap ma salah nasional. Kebakaran hutan bukan hanya tanggung jawab Kemenhub dan Kemenhut, melainkan seluruh instansi kepemerintahan hingga kepala daerah. 24-33° C
Denpasar
24-32° C
Hujan Lebat
ANTARA | FILES
Presiden beserta seluruh instansi dan pemerintah daerah diminta turun tangan.
HERRY BAKTI
“Presiden dan semuanya harus turun tangan sebab masalah ini keterlaluan dan berulang kali,” tuturnya. Dia menyebutkan, dari 58 penerbang an yang gagal terbang, kerugian miliaran rupiah. Jika setiap penerbangan memiliki kapasitas 180 seat, sudah terjadi kehilang an sebesar 10.440 seat. Jika setiap seat seharga Rp 500 ribu, berarti sudah ke hilangan sekitar Rp 5,22 miliar. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut, Rafles menyatakan pe ngendalian kebakaran dan asap terkendala cuaca ekstrem. Petugas gabungan juga ke sulitan mendapatkan air untuk melaku kan pemadaman karena kekeringan me landa kawasan itu. Pesawat dan helikopter tidak bisa terbang karena tebalnya asap. Dia mengatakan hampir sebagian besar kawasan hutan konservasi yang mengalami kebakaran sudah terkendali. Kebakaran yang masih belum terkendali berada di kawasan perkebunan rakyat. ”Medannya memang sangat berat. Bahkan untuk menurunkan petugas dari heli kita kesulitan dan tidak bisa diterjunkan dekat lokasi,” tuturnya. Menurut Rafles, meskipun anggaran Kemenhut terbatas, namun masih cu kup untuk melakukan pengendalian ke bakaran di hutan konservasi. Untuk ke bakaran lahan di luar hutan, dia mendesak seluruh instansi pemerintah daerah bahu membahu melakukan pemadaman. Dia menyatakan anggaran Kemenhut hanya cukup untuk membiayai terjadi nya kebakaran di kawasan hutan konser vasi. Anggaran operasional Rp 5 miliar. Itu pun sebagian besar digunakan untuk melengkapi peralatan dan operasional lapangan para petugas seperti baju, se patu, dan konsumsi. “Untuk antisipasi kebakaran, anggarannya hanya di kisaran Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar,” tuturnya. l LULUS GITA | CACA CASRIWAN | TSULIS A ZUHRI
» Berita Terkait di Halaman A14 Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah