KAMIS, 17 APRIL 2014 | Nomor 223 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
OLED
Revolusi Pencahayaan Kendaraan
HARGA BBM BERSUBSIDI HARUS NAIK
»C25
»A7
A
»B17
JATI DIRI JUARA
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Dukungan NU Kian Dibutuhkan
HARIAN NASIONAL | TEGUH INDRA
Setelah Jokowi dan Prabowo, Jusuf Kalla bertandang ke markas PBNU.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) didampingi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Kantor PBNU Jakarta, Rabu (16/4). Jusuf Kalla datang sebagai penasihat PBNU membicarakan soal umat dan Nahdliyin. Jakarta
24-33 °C
Bandung
22-32 °C
Semarang
24-32 °C
Yogyakarta
23-32 °C
Surabaya
JAKARTA (HN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU terus mendapatkan kunjungan sejumlah tokoh nasional jelang Pemilu Presiden 2014. Meskipun NU tegas tidak berpolitik praktis, posisi salah satu organisasi massa Islam terbesar di Tanah Air itu dinilai sangat strategis dalam percaturan politik. “Sejumlah tokoh nasional yang mendekat ingin meminta dukungan moral dan spiritual. Dukungan NU dinilai bisa mewujudkan stabilitas roda pemerintahan,” kata Pengamat Politik LIPI Firman Noer kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Rabu (16/4). Menurut Firman, meskipun sejumlah tokoh nasional yang kini menyiapkan diri baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) bertandang ke NU, organisasi massa yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu belum tentu 100 persen mendukung. “Tak ada jaminan seluruh warga Nahdliyin memilih mereka,” ujarnya. Pengamat Politik Universitas Mercu Buana Jakarta Heri Budianto mengatakan, sangat wajar para capres dan cawapres membangun komunikasi dengan PBNU karena memiliki 50 juta pengikut. “Potensi suara NU sangat besar dan sangat signifikan meningkatkan keterpilihan seorang calon,” katanya. Namun, menurut dia, pendekatan yang dilakukan para capres maupun cawapres sebaiknya jangan hanya ke pengurus pusat. “Mereka perlu melakukan komunikasi intens dengan para Kiai NU yang berada di daerah. Para Kiai di daerah kan memiliki pengaruh di basis yaitu pesantren dan pengikutnya,” ujar Heri. Kemarin, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disebut-sebut bakal menjadi cawapres pendamping capres dukungan PDI-P Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Namun, Jusuf Kalla memastikan, pertemuan tertutup tersebut tidak membicarakan masalah politik. 25-34 °C
Denpasar
25-32 °C
Hujan Lebat
“Hanya bicara tentang keilmuan, bagaimana NU ke depan,” katanya. Mengenai nama dia yang dinilai paling layak dan cocok versi survei sejumlah lembaga, Jusuf Kalla mengatakan hingga kemarin belum ada komunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, dia mengaku siap jika dipinang sebagai cawapres pendamping Jokowi demi mengabdi kepada bangsa dan negara.
Tak ada jaminan seluruh warga Nahdliyin memilih mereka. FIRMAN NOER Pengamat Politik LIPI
Menurut Said Aqil, kedatangan para capres menemui dia baik di kediaman maupun di PBNU sekadar bersilahturami. Dia pun mempersilakan kepada siapa pun bertandang kapan saja. Terkait kedatangan Jusuf Kalla, kata Said Aqil, hanya diminta masukan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan dakwah dan politik. “PBNU berkonsentrasi dengan para nasihat dalam berbagai hal,” katanya. Mengenai dukungan bagi Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden, Said Aqil mengatakan,”Saya doakan Pak JK sehat walafiat.” Kemarin, rapat harian Syuriyah PBNU yang dipimpin Penjabat Rais Aam KH Mustofa Bisri (Gus Mus) itu juga diikuti beberapa Kiai sepuh yang masuk jajaran Mustasyar PBNU. Rapat diakhiri doa dipimpin KH Dimyati Rois pengasuh Pondok Pesantren Al Fadhlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah Sebelumnya, dua capres yakni Jokowi dan Prabowo Subianto sudah melakukan pertemuan dengan Said Aqil. Jokowi mendatangi Kantor PBNU pada Senin (14/4). Sedangkan, Prabowo bertemu di kediaman Said Aqil di Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (15/4). O CATUR NUGROHO Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Berkaitan peringatan Wafatnya Isa Al Masih, harian ini TIDAK TERBIT pada Jumat, 18 April 2014. HARIAN NASIONAL akan terbit lagi Sabtu, 19 April 2014. Kepada pembaca dan relasi harap maklum.
Cerah