Harian Nasional

Page 1

SABTU-MINGGU, 17-18 SEPTEMBER 2016 | Nomor 982 Tahun IV

Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-

SPORTS

LIFESTYLE

HARUS BERINGAS

KREASI TANPA PAKEM

»B17

»C29

A

DINAMIS DAN MENCERAHKAN BERITA UTAMA UNGKAP REKENING GENDUT KEPALA DAERAH »

A3

TEROPONG RADIO, ANTARA PERJUANGAN &TUNTUTAN KOMERSIAL »

A7

JABODETABEK PILKADA DKI SEGERA DIMULAI »

A10

EKONOMI APPLE DIDUGA BATASI PASOKAN »

A11

»

HARIAN NASIONAL | BAYU ADJI

NUSANTARA LONGSOR TERJANG TRENGGALEK

A14

GLOBAL SETITIK ASA DI ZONA MERAH »

A15

Dokter Huriawati Hartanto tengah memeriksa pasiennya di kawasan kumuh Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (13/9).

MEMULIAKAN KAUM MARJINAL SEBAGAI MANUSIA MENJADI TITIK BERANGKAT.

S

alah satu sisi lain kota di dunia adalah tumbuhnya kaum marjinal. Kerap kali, hak-hak mereka sebagai warga negara terabaikan baik di sisi kesehatan, pendidikan, maupun peluang kerja di sektor formal. Negara kadang hadir di kala sang penguasa sekadar menginginkan sesuatu demi kelangsungan kuasanya. Formalisme berupa kartu identitas (KTP) sering kali menjadi tolok ukur kewarganegaraan. Padahal, kaum marjinal sejatinya tetap memiliki identitas kewarganegaraan dalam ranah nasionalisme. Mereka tetap warga negara di mana mereka

GUNAWAN TJAHJONO GURU BESAR ILMU ARSITEKTUR UI

» A8 A9 Jakarta

23-34°C

Bandung

20-30°C

Semarang

22-32°C

Yogyakarta

tinggal. Untuk itu, mereka tetap layak mendapatkan pelayanan dari negara. Faktanya kadang tidak demikian. Ketika para pelayan masyarakat (negara) abai, pada saat yang sama tangan-tangan tulus hadir. Salah satunya, mereka yang berprofesi sebagai dokter. Sebagian kecil dokter maupun komunitas dokter rela meninggalkan kemewahan demi berbela rasa dengan kaum marjinal itu. Mereka rela menelusuri lorong-lorong sempit nan kumuh tanpa akses jalan meO HIDUP SEHAT

madai. Di Manggarai, misalnya tak jauh dari stasiun setempat, sekelompok kaum marjinal membuat tangga darurat melintasi tembok setinggi hampir dua meter, untuk menuju tempat tinggalnya. Sejumlah dokter dan pekerja sosial juga tak mengindahkan aroma tak sedap yang menyeruak di lingkungan kehidupan para kaum marjinal itu. Mereka tak peduli status dan profesi kaum marjinal itu. Mereka tak peduli, kaum marjinal tak punya KTP. Mereka tak peduli, kaum mar-

DI LINGKUNGAN TAK SEHAT » A2

O TAK SEKADAR ROTI

23-32°C

Surabaya

26-35°C

Denpasar

26-35°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

jinal itu suatu ketika digusur. Yang mereka pandang, kaum marjinal adalah manusia. Manusia yang butuh dimuliakan. Manusia yang harus ditempatkan sebagai manusia. Para pegiat kemanusiaan itu tak memiliki target mulukmuluk. Mereka menjalankan tugas kemanusiaan itu dengan penuh cinta. Materialisme mereka singkirkan jauh-jauh. Yang baik selalu dikedepankan dan jadi batu jangkar mereka. Harapannya hanya satu, menempatkan kaum marjinal sebagai sesama yang layak dilayani di tengah keterbatasan di segala bidang. O Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.