Harian Nasional

Page 1

SENIN, 18 FEBRUARI 2019 | Nomor 1676 Tahun VI

Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-

TRAVEL & LIFESTYLE

MYANMAR U-22 vs INDONESIA U-22

NEW YORK FASHION WEEK 2019

BUKTIKAN, “GARUDA MUDA”

» A11

» B17

A

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

01

02

VS

POIN-POIN DEBAT CAPRES

JOKO WIDODO

PRABOWO SUBIANTO

ENERGI

ANTARA | MOHAMAD HAMZAH

Mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu mengelola energi. Mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan kualitas energi biodisel. Meningkatkan kualitas jaringan internet (4G) khususnya di Indonesia bagian Timur.

Meningkatkan biodiesel dan biofuel. Meningkatkan swasembada di berbagai lini serta memberi manfaat energi kepada rakyat. Meningkatkan kualitas kelapa sawit untuk energi bahan bakar bagi rakyat.

PANGAN Perkenalkan marketplace bagi petani dan bangun koneksi pergadangan online-offline.

Warga korban bencana menyaksikan siaran langsung Debat Kedua Capres Pemilu 2019 melalui layar televisi di sekitar tenda hunian mereka di Kamp Pengungsian Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (17/2) malam.

Meningkatkan harga sawit yang menguntungkan pengusaha lokal dan petani lokal. Meningkatkan kesejahteraan petani lewat pemberian pupuk. Meningkatkan perkebunan inti rakyat.

SUMBER DAYA ALAM Meningkatkan kualitas dan kuantitas swasembada pertanian. Meningkatkan produksi tanaman jagung.

Meningkatkan kualitas sumber daya alam berbasis kerakyatan. Mengembangkan kualitas komoditas aren dan hasil pertanian serta material bumi lain. Mengurangi impor sumber daya etanol dari gula.

LINGKUNGAN HIDUP

Pengamat menilai, tidak ada hal baru yang bisa dicerna publik dari Debat Kedua Capres Pemilu 2019. JAKARTA (HN) P e m a p a r a n Debat Kedua Capres Pemilu 2019 antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto cenderung kurang mengurai substansi secara mendalam berdasar tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Durasi yang ditentukan KPU RI dinilai belum cukup untuk kedua kandidat mengupas inti permasalahan. “Semestinya KPU memberi waktu sedikitnya 5 menit agar capres bisa menguraikan masalah secara detail,” kata Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Jakarta Emrus Sihombing dikonfirmasi HARIAN NASIONAL, Minggu (17/2). Hal lain yang menyebabkan substansi tema tidak tersampaikan dengan detail dipicu pertanyaan panelis yang kurang strategis. Imbasnya, kedua capres hanya mampu menjawab secara normatif, tanpa gebrakangebrakan baru yang semestinya diketahui publik. Emrus ber-

pendapat, fokus soal roadmap semestinya lebih dimunculkan, misal terkait energi dan sumber daya alam. “Ini harusnya disampaikan dengan gamblang, diperkuat penggunaan data yang maksimal, sehingga permasalahan akan menukik tajam ke intinya,” ujarnya. Meski demikian, Emrus mengakui, debat kedua ini jauh lebih baik dari pertama lantaran para capres saling bertanya jawab dengan mengalir. Dari segi komunikasi, Joko Widodo dinilai lebih tenang ketimbang Prabowo, karena petahana menguasai persoalan. Pengamat Politik UIN Jakarta Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengapresiasi kemajuan capres dalam debat kali ini. Dari segi komunikasi dan gestur, keduanya tampak mengalir tanpa kisi-kisi, meski mengakui pembahasan substansi kurang mendalam. Menurut Adi, pencapaian secara keseluruhan tidak ada materi dan hal baru yang bisa dicerna masyarakat.

ANTISIPASI MASALAH RUTIN UJIAN NASIONAL » Jakarta

24 - 31°C

Bandung

20 - 29°C

Semarang

A4 24 - 33°C

Ketika Joko Widodo menyampaikan data soal jalan dinilai tidak krusial. Dari aspek energi dan pangan, keduanya cenderung lemah. “Pembahasan seperti sawit dan jagung lebih dominan. Padahal, dua komoditas itu cenderung tidak terlalu diperhatikan masyarakat. Sedangkan beras, gula dan BBM luput dibahas. Sesungguhnya, rakyat lebih familiar dengan hal-hal seperti itu,” kata Adi. Pengamat Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah menilai, debat kedua capres tidak menampilkan substansi sebagaimana yang dikehendaki publik. Debat yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, ini dipandang jauh dari kata ideal. Padahal, tema debat sebenarnya fundamental, sekaligus sebagai ajang pembuktian adanya sinergi dengan visi-misi yang dipaparkan. “Sayangnya, pemilih rasional kehilangan momentum untuk melihat kedua capres benar-benar miliki kepiawaian dalam merencanakan ritme pembangunan Indonesia. Pada debat kali ini NORMALISASI KALI MENDESAK »

Yogyakarta

23-32°C

Surabaya

26-35°C

Menekankan penegakan hukum terkait pelanggaran kebakaran hutan dan lahan. Mendorong penegak hukum tegas beri sanksi bagi (perorangan maupun perusahaan). Membagikan 12,7 juta hektare lahan produktif kepada masyarakat petani dan adat. Memberi pendampingan pengelolaan lahan agar lebih produktif. Memberi sertifikat tanah kepada masyarakat adat agar kuat dari sisi hukum. INFRASTRUKTUR Meningkatkan pembangunan tol darat, udara dan laut khususnya di Indonesia Timur. Meningkatkan pembangunan bandara dan pelabuhan. Konektivitas antarpulau dan daerah dengan pembangunan jalan di daerah maupun desa. Konsisten dalam pembangunan infrastruktur hingga 100 persen.

Mengefisienkan pembangunan, perawatan dan pengembangan infrastruktur. Mengikutsertakan masyarakat yang terdampak pembangunan infrastruktur. Memaksimalkan ganti rugi masyarakat yang terdampak pembangunan. Target (orientasi) pembangunan adalah rakyat.

substansi tertinggal jauh,” ujar Dedi. Menurut dia, kedua capres seolah saling menjaga jarak untuk beradu argumen penting, sehingga pembahasan didominasi hal-hal normatif. Joko Widodo, kata Dedi, diuntungkan dengan perencanaan lima tahun ke belakang, sehingga hanya perlu menguatkan janji implementasi lanjutan. Prabowo tidak bicara teknis pembangunan yang bisa diterapkan ke depan. “Prabowo bisa mengambil celah pembeda dengan petahana, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Prabowo juga tidak me-

nawarkan hal baru terkait tema, sementara Joko Widodo diuntungkan dengan apa yang telah dilakukan,” katanya. Menyangkut infrastruktur, Prabowo dinilai cukup jeli melihat pembangunan selama ini tidak beriring dengan pemetaan yang berimbas pada efisiensi dan efektivitas. Dedi menilai, pernyataan Prabowo cukup bagus soal dampak pembangunan infrastruktur terhadap hilangnya mata pencarian masyarakat kelas bawah. Namun, Prabowo tidak menyampaikan solusi. O TEGAR RIZQON

A8 Denpasar

Meningkatkan penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan secara law enforcement. Berkomitmen mewujudkan kualitas pemerintahan yang bersih, tanpa tebang pilih. Memberi sanksi tegas terhadap pelanggaran kebakaran hutan dan lahan. Memisahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar lebih fokus. Memperkuat izin amdal dan menegaskan tanpa tebang pilih.

ALFIAN | ARIF RAHMAN

>> Berita Terkait di A3 & A5

PENTAGON BELUM TAHU JUMLAH DANA TEMBOK » 26-35°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

A10

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.