Harian Nasional

Page 1

JUMAT, 18 OKTOBER 2013 | Nomor 48 Tahun I KURS MATA UANG US$ GB£ EU€ JP¥ SIN$ AUS$ RM RMB

11.408 18.228 15.456 116 9.170 10.880 3.607 1.857

sumber: www.bi.go.id

Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-

“Surga” Pecandu Kupu-kupu

AS ROMA vs NAPOLI

Benturan Besar Sama-sama tak terkalahkan, AS Roma sedikit lebih baik. »B17

A

»C 25

NASIONAL H A R I A N

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

Andi Mallarangeng Legawa Ditahan Andi ditahan selama 20 hari ke depan untuk kepentingan penyidikan.

HARIAN NASIONAL | NURCHOLIS ANHARI LUBIS

JAKARTA (HN) Komisi

Tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang Andi Alifian Mallarangeng usai menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (17/10). Mantan Menpora tersebut ditahan di Rutan KPK karena diduga menyalahgunakan wewenang yang mengakibatkan kerugian negara Rp 463,66 miliar. Jakarta

24-34° C

Bandung

21-32° C

Semarang

24-33° C

Yogyakarta

Pem­ berantasan Korupsi (KPK) res­ mi menahan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Alifian Mallarangeng, Kamis (17/10). Penahanan dilakukan komisi anti-rasuah itu setelah hampir setahun menetapkan dia sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sa­ rana dan prasarana Hambalang. “Untuk kepentingan penyi­ dikan yang bersangkutan (Andi) akan ditahan selama 20 hari ke depan,” kata juru bicara KPK, Jo­ han Budi. Andi akan menempati rutan KPK setelah pemeriksaan selama enam jam. Johan menjelaskan, Andi di­ sangka melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang (UU) Nomor 31 tentang Pem­ berantasan Tindak Pidana Ko­ rupsi sebagaimana diubah pada UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 KUHP mengenai per­ buatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang dapat merugikan keuangan ne­ gara, dengan ancaman kurungan penjara 20 tahun. KPK menetapkan Andi sebagai tersangka atas dugaan melakukan penyalahgunaan wewenang secara bersama-sama se­­hingga mengaki­ batkan ke­ rugian negara dalam kasus Ham­balang. Penetap­an Andi sebagai tersangka diumum­ kan pada Desember 2012. Menu­ rut perhitung­an Badan Pemeriksa Keuang­ an (BPK), nilai kerugian negara dalam proyek tersebut seki­ tar Rp 463,6 miliar. Mantan juru bicara Pre­siden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menerima penahanan­ nya sebagai upaya mempercepat proses hukum. “Saya mulai pe­ nahanan, sesuai ketentuan KPK. Saya terima ini sebagai sebuah proses untuk mempercepat penuntasan kasus sehingga ke­ benaran bisa terungkap. Yang salah salah, yang tidak salah ti­ 22-31° C

Surabaya

24-36° C

dak salah,” kata dia. Selain Andi, KPK juga telah menetapkan Kepala Biro Keuang­ an dan Rumah Tangga Kemen­ pora Deddy Kusdinar serta mantan petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noor sebagai tersangka. Terkait kasus Hambalang, KPK juga menetap­ kan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum se­ bagai tersangka. Juru bicara keluarga Mal­ larangeng, Rizal Mallarangeng bersikukuh kakak kandung dia tidak bersalah. Karena itu, dia menganggap penahanan Andi se­ bagai proses yang keliru. Meski begitu, dia tak akan memprotes. Menurut dia, perlawanan baru akan ditunjukkan dalam per­ sidangan nanti. “KPK bisa saja salah. Jadi kalau nanti di persi­ dangan tak ada bukti kuat, KPK bisa kalah,” ujar Rizal. Penyalahgunaan wewenang yang selama ini disangkakan KPK, kata Rizal, hanya sebuah kon­ sep. “Bagaimana jika kekuasa­ an (Andi) disalahgunakan pihak lain tanpa sepengetahuan dia? Bagaimana KPK bisa membukti­ kan konsep ini?” katanya. Kuasa hukum Andi, Luhut Panggaribuan mengatakan, penahanan kliennya lantaran pemahaman yang keliru yaitu ihwal kewenangan penyidik yang menganggap tiap tersangka ha­ rus ditahan. Padahal, selama proses pemeriksaan, penyidik tak pernah menyasar Andi se­ bagai orang bersalah. “Ini hanya persepsi KPK, bahwa tersangka harus ditahan,” ujarnya. Johan Budi enggan mengo­ mentari pernyataan kuasa hu­ kum dan keluarga Mallarangeng. Menurut dia, hal itu sudah men­ jadi hak siapa pun. Pihaknya fokus mening­katkan berkas mant­an pe­ tinggi Partai Demokrat itu untuk diajukan ke penuntutan.

Denpasar

l AHMAD REZA

24-32° C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

TAPAK KASUS HUKUM MANTAN MENPORA

1 AGUSTUS 2011

KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.

8 FEBRUARI 2012

Muhammad Nazaruddin menyatakan ada uang Rp 100 miliar yang dibagi-bagi hasil korupsi proyek Hambalang. Sebesar Rp 50 miliar digunakan untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, sisanya Rp 50 miliar dibagi-bagikan kepada anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora Andi Alifian Mallarangeng.

9 MARET 2012

Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan berkata, “Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas.”

5 JULI 2012

KPK menjadikan tersangka Deddy Kusdinar, Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora. Deddy disangka menyalahgunakan wewenang sebagai pejabat pembuat komitmen proyek.

3 DESEMBER 2012

KPK menjadikan tersangka Andi saat masih menjabat Menpora dan pengguna anggaran. Selain itu, KPK juga mencekal Zulkarnain Mallarangeng (adik Andi), dan M Arif Taufikurrahman, pejabat PT Adhi Karya.

22 FEBRUARI 2013

KPK menjadikan Anas Urbaningrum tersangka. Anas diduga menerima gratifikasi berupa barang dan uang terkait dengan perannya dalam proyek Hambalang.

30 AGUSTUS 2013

BPK melansir hasil audit Hambalang. Di antaranya soal total kerugian negara yang mencapai Rp 463,67 miliar.

11 SEPTEMBER 2013

Ketua KPK berjanji menahan Andi dan Anas.

11 OKTOBER 2013

KPK memeriksa Andi untuk kali kedua. Andi pun siap ditahan.

17 OKTOBER 2013 Andi resmi ditahan.

Sumber: Berbagai sumber diolah | Infografis: Joko Sutrisno Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.