JUMAT, 18 SEPTEMBER 2015 | Nomor 694 Tahun III
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
A
TRAVEL
Stimulus Ekonomi Terlalu Normatif
Menjelajahi Balai Kota
»A7
»C25
» B17
DUKA MALAM PERTAMA Tiga dari empat wakil Inggris tumbang pada laga perdana Liga Champions.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Pemadaman Kebakaran Hutan
REUTERS | YT HARYONO
Seorang anggota TNI melihat helikopter membawa kargo untuk melakukan water boming di Kampar, Provinsi Riau, Kamis (17/9). Kebakaran hutan di Sumatera juga menyebabkan kabut asap menyelimuti Singapura dan sebagian wilayah Malaysia. Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan termasuk penundaan jadwal penerbangan dari dan menuju kedua negara itu. Pemerintah Indonesia terus berupaya memadamkan api akibat kebakaran hutan.
Restorasi Lahan Gambut Mustahil Selain menindak pelaku, pemerintah harus terus melakukan sosialisasi terkait pembersihan lahan. JAKARTA (HN) Lahan gambut yang terbakar mustahil direstorasi kembali. Riset Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada ekosistem hutan di sekitar Gunung Krakatau yang terkena dampak letusan gunung hingga kini tak ada yang pulih. Penelitian berlangsung kurang lebih 30 tahun. Sebelum terjadi letusan, Gunung Krakatau dikelilingi hutan primer dengan kekayaan biodiversity mencapai ratusan. “Krakatau meletus pada 1983 dan hingga kini tak ada perbaikan pada ekosistem hutan primernya. Ekosistem yang tak bisa kembali Jakarta
26-33°C
Bandung
dikarenakan tak adanya dukungan lingkungan,” kata Peneliti Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Tukirin Partomihardjo, Kamis (17/9). Kebakaran besar seperti yang terjadi saat ini menghabiskan seluruh penghuni hutan termasuk mikroba, sekaligus mematikan 80 persen pohon yang hidup. Hal ini jelas berbeda dengan kebakaran kecil yang hanya menghabiskan pohon di lantai hutan. Tukirin mengatakan, ketiadaan mikroba menyebabkan tak ada yang mampu mendekomposisi organisme mati untuk memberikan daya bagi tumbuhan di atasnya. “Dengan daya dukung yang sangat minim, sangat sulit mengembalikan ekosistem kompleks seperti hutan. Karena itu, restorasi tidak mungkin dilakukan,” ujarnya.
18-30°C
Semarang
25-34°C
Yogyakarta
LAHAN GAMBUT YANG TERBAKAR Daerah Riau Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Jawa Tengah Jawa Barat Kalimantan Selatan Sumatera Utara Sematera Selatan Jambi
Luas 2.025,42 900,20 655,78 247,73 231,85 185,70 146 101,57 92,50
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Sumber: Kementerian Kehutanan
Restorasi lahan gambut yang tidak bisa dilakukan membawa konsekuensi besar bagi dunia dan Indonesia secara khusus. Bagi masyarakat lokal, hilangnya lahan gambut menyebabkan mereka sulit mendapat air karena tidak ada pohon yang menyerap dan menyimpannya di dalam tanah. Untuk dunia, luasnya lahan 22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
yang terbakar berisiko menyebakan perubahan iklim. Musim kering akan terasa sangat panas hingga menyebabkan kesulitan air dan musim basah akan terasa sangat dingin hingga banjir di beberapa wilayah. Bahkan, ketiadaan lahan gambut bisa mengakibatkan desertifikasi hingga menjadi gurun. Menilik besarnya kerugian yang akan dirasakan masyarakat lokal maupun internasional, maka menindak tegas pelaku pembakaran gambut merupakan keniscayaan. Lebih jauh, pemerintah harus terus melakukan sosialisasi terkait pembersihan lahan. Masyarakat juga harus sadar bahwa membuka lahan dengan membakar memang murah, namun memberi kerugian lebih besar. “Para pengusaha kerap kali hanya mau membeli lahan milik masyarakat bila sudah bersih. 22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Karena land clearing dengan membakar yang paling murah, masyarakat akhirnya memilih cara tersebut,” kata Tukirin. Pembakaran lahan dan hutan telah mendudukkan Indonesia di posisi ketiga penyetor gas rumah kaca terbesar di bawah China dan Amerika Serikat. Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Herman Hidayat mengatakan, gas rumah kaca dan asap pekat akibat pembakaran lahan merupakan bentuk kegagalan Indonesia melindungi ekosistem. Namun, kegagalan tersebut tak seharusnya hanya ditanggung Indonesia. “Hutan gambut bertanggung jawab pada iklim dunia. Upaya penaggulangan dan pencegahan kebakaran seharusnya ditanggulangi bersama seluruh masyarakat dunia,” ujar Herman. O ROSMHA WIDIYANI » Berita Terkait di A5 &A14 Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG