RABU, 19 AGUSTUS 2015 | Nomor 668 Tahun II
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Pedagang Tolak Impor Sapi
Tebar Virus Budaya Baca Komik
»A7
»C25
BILBAO SANG JUARA
Pesta ditunda karena harus bersiap ke Slovakia.
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
ANTARA | M AGUNG RAJASA
KEMARAU HINGGA 2016
Suasana ladang sawah tadah hujan mengalami kekeringan di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (18/8). Ratusan hektare lahan sawah tadah hujan di wilayah tersebut mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menjadi daerah terdampak kekeringan terbesar. JAKARTA (HN) Kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi berlangsung hingga awal 2016. Kondisi itu, jelas Pakar Metereologi Tropis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto, dipicu menguatnya El Nino. Menurutnya, penguatan tersebut dipengaruhi peningkatan suhu di Lautan Pasifik yang mencapai lebih dari 0,5 derajat Celcius. Kondisi ini serupa dengan yang terjadi pada 1997. Meski begitu, imbas El Nino tahun ini diprediksi tak separah delapan tahun silam. “Pada 1997 kita juga mengalami Indeks Ocean Dipole (IOD) positif yang menyebabkan kekeringan merata di seluruh Indonesia,” kata Tri di Jakarta, Selasa (18/8). Sejumlah daerah yang Jakarta
26-33°C
Bandung
mengalami imbas kekeringan terbesar tahun ini meliputi Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tri mengatakan, dengan kondisi tersebut, potensi turunnya hujan diprediksi terjadi pada Oktober 2015. Namun, kuatnya pengaruh El Nino membuat hujan tak memberi dampak besar. Apalagi, volume hujan awal Oktober nanti tak lebih dari 60 milimeter (mm) kubik per detik. Dampak hujan, kata Tri, baru bisa dirasakan masyarakat pada Desember. Itu karena volume hujan akan naik hingga 150 mm kubik per detik. Namun, awal dan peningkatan volume hujan tidak seragam. Hasil pantauan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam seminggu belakangan terjadi peningkatan suhu di Samudera Pasifik, dengan kisaran 1,6-1,7 derajat Celcius. Sebelumnya, angka yang tercatat hanya 0,5. Penguatan El Nino tersebut
18-30°C
Semarang
25-34°C
Yogyakarta
DAMPAK KEMARAU PANJANG Debit air menurun di 577 daerah irigasi Kabupaten Temanggung Kabut asap di Palangka Raya Dua dusun di Bantul kekeringan 22 hektare padi siap panen di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, puso 247 hektare tanaman kedelai di Sumatera Selatan puso Tiga kecamatan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, krisis air bersih 21 daerah di Jawa Timur kekeringan NTB meminta pemerintah membuat hujan buatan Sumber: Antara
membuat daerah terdampak kian meluas. Meski begitu, kata Kepala Pusat iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim BMKG Nurhayati, cakupan areal terdampak tak jauh berbeda dengan sebelumnya, seperti Lampung, Sumatera Selatan, dan seluruh Jawa. Selain itu, ada juga Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara 22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
Timur, Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua Selatan. “Sebelumnya hanya sebagian Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Untuk yang berada di lintang utara tetap tak terkena dampak El Nino, misal Aceh dan Sumatera Utara,” jelasnya. Ketua Pokja Kekeringan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) Agus Maryono menyatakan, kekeringan sejatinya tak perlu disambut kekhawatiran. Hal itu, kata dia, jika masyarakat tetap mempertahankan kebiasaan panen air hujan (rain hervesting). Menurut Agus, tradisi tersebut telah diwarisi sedari ratusan tahun. Saat itu, masyarakat Indonesia menggunakan embung (tandon air), waduk, atau kolam guna menampung limpahan air hujan. Upaya ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air ketika musim kering. Namun, budaya rain harvest tak bertahan di masyarakat modern. “Generasi saat ini lebih 22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
suka menggunakan air dari perusahaan air minum. Padahal dunia internasional mulai membiasakan rain harvest sejak 1995, karena menyadari dampak El Nino 10-15 tahun mendatang,” tuturnya. Memperbarui tradisi, Agus syahdan menciptakan AM Rain Filter. Alat tersebut berbahan utama pipa paralon dengan diameter antara 10 sampai 20 sentimeter, tangki air, kawat nyamuk, dan kain saring. “Dengan metode ini (AM Rain Filter) generasi muda tak perlu ragu mengonsumsi air hujan karena keruh dan kotor. Air penyaringan sangat bersih dan sesuai untuk kebutuhan tiap hari. Selain kesadaran masyarakat, pemerintah juga harus turut serta menumbuhkan kebudayaan panen air hujan,” ujarnya. O ROSMHA WIDIYANI
Air di Lima Kecamatan Terhenti Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
A12 Cerah sumber: BMKG