SABTU-MINGGU, 1-2 APRIL 2017 | Nomor 1142 Tahun IV
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
ARSENAL vs MAN CITY
ROAD TRIP
MENUNGGU TUAH DE BRUYNE
JALANAN SEBENARNYA
»B17
»C25
A
MULAI 31 MARET 2017
DENPASAR
BRISBANE
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
EVY AYU ARIDA PENELITI HERPETOFAUNA
BERITA UTAMA KPU-BAWASLU BELUM PERLU TAMBAH ANGGOTA
A3
»
KOMUNITAS ADAT TERPENCIL PERLU DISELAMATKAN
A5
»
TEROPONG INDIE & SISI KOMERSIAL FILM »
A7
Antara Tabu dan Populer
PHOTOGRAPHY BUGAR DENGAN CROSSFIT
» A8 A9
K
NUSANTARA KALA MENGURUS IZIN TAK PERLU RIBET »
A10
EKONOMI TRUMP ANCAM RI DAN 15 MITRA DAGANG »
A11
GLOBAL TIGA PEREMPUAN DI PUSARAN BREXIT »
ata “tato” berasal dari bahasa Tahiti, “tatu” berarti menandakan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar atau lukisan pada bagian (anggota) tubuh. Rajah atau tato merupakan praktik yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang. Rajah digunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Afrika, Ame-
rika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan rajah dianggap tabu, seni rajah tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia. Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata rajah tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum masehi). Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk
salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan. Tato dibuat sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri. Pada mulanya, tato dipandang sebagai produk budaya. Pandangan itu kini bergeser, salah
satu seni menggambar di media kulit tersebut sebagai bagian dari identitas umum. “Jadi sekarang enggak ada beda dengan tren memakai kacamata atau behel, misalnya,”kata Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati kepada HARIAN NASIONALdi Jakarta, Rabu (29/3). Dari kacamata sosial sebenarnya sifat tato sangat dinamis. Antargenerasi juga berbeda dalam mendeskripsikan dan memandang eksistensi tato. “Antara remaja dengan orangtua pasti beda memandang. Ya sesuai ritual dan kebiasaan yang membentuk cara pandang mereka,” ujar Devie. O
A13 REPRESENTASI SENI PADA SELEMBAR KULIT | KALA IDENTITAS UMUM MENGGANTIKAN » A2
Jakarta
25-31°C
Bandung
20-30°C
Semarang
22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
PELUKIS RAJAH RAHMAD SUBHAN SEDANG MELUKIS MODELNYA DI STUDIO SUBAN TATTOO, MALL TAMAN PALEM, CENGKARENG, JAKARTA BARAT, KAMIS ( 30/3) – HARIAN NASIONAL | YOSEP ARKIAN
» A14 A15