RABU, 20 AGUSTUS 2014 | Nomor 338 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
Tingkatkan Kualitas Diri MELALUI OUTBOND
A
Hubungi Call Center kami untuk info lebih lanjut : Hotline: 0804 1 778899 | Phone: 021 - 637 98000 | Email: agent.info@lionexpress.co.id
» C25
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
ANGGARAN DESA DINILAI TERLALU KECIL » A7
DEBUT BERSAMA BARCELONA, SUAREZ IS BACK » B17
Riau Darurat Kejahatan Anak FAKTOR EKONOMI DINILAI MENJADI PENYEBAB UTAMA TERJADINYA KEKERASAN TERHADAP ANAK. JAKARTA (HN) Tindak kekerasan terhadap anak masih menjadi momok. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), sepanjang semester pertama 2014, sedikitnya 1.226 kasus kekerasan terjadi di Jabodetabek. Dari jumlah itu, 52 persen merupakan tindak kejahatan dengan kekerasan seksual. Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait menganggap, tingginya tingkat kekerasan berhubungan dekat dengan faktor ekonomi. Ia mencontohkan kasus penculikan disertai pelecehan seksual dan mutilasi terhadap sejumlah anak di Provinsi Riau. Tak pelak, Komnas PA menetapkan Riau menjadi darurat kejahatan terhadap anak. Potensi ekonomi dari sektor kehutanan di Riau, menurut Arist, mengundang pendatang mencari kesempatan kerja. “Kedatangan para pencari kerja juga membuat perubahan tatanan sosial di masyarakat Riau dan membuat kasus kekerasan terhadap anak marak,” katanya kepada HARIAN NASIONAL, Selasa (19/8). Berdasarkan data Komnas PA, kasus kekerasan anak pada 2013 telah menyentuh angka 21 juta. Jumlah yang tersebar di 34 provinsi itu 53 persen di antaranya masuk dalam kategori kejahatan seksual. Dalam data, Riau tercatat menduduki peringkat tujuh setelah Jawa Barat. “Jadi tidak heran kalau Riau dinyatakan dalam keadaan darurat kejahatan seksual terhadap anak,” ujarnya. Arist mengatakan, penetapan status darurat tak lain agar semua pihak, terutama pemerintah daerah dan kepolisian, terus mengingat tindak kejahatan tersebut.
Simbol Perdamaian Dunia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memukul gong saat peresmian Tiga Simbol Perdamaian Dunia di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/8). Ketiga simbol tersebut Patung Prajurit Peacekeeper, Menara Bendera Merah Putih yang tertinggi ketiga di dunia, serta Gong Perdamaian Dunia. ANTARA | ANDIKA WAHYU
2010 ANAK 2.046 KORBAN kasus KEKERASAN 2012
HN | JOKO SUTRISNO
SEBARAN WILAYAH ANAK KORBAN KEKERASAN TAHUN 2014 JAKARTA BOGOR DEPOK TANGERANG BEKASI
Menurutnya, dengan ingatan yang tetap tertanam, maka upaya pencegahan mudah dilakukan, baik melalui pendidikan atau program perlindungan anak. Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan, tren kasus kekerasan anak kerap mengalami peningkatan tiap tahunnya. Ia mencatat, kasus kekerasan yang terjadi dari 2012 hingga 2013 mengalami peningkatan 20,2 persen. “2014 tren masih terus meningkat hingga 40 persen, terutama kejahatan seksual terhadap anak yang kerap terjadi.” Menurut dia, kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Riau karena sejumlah faktor. Namun, ekonomi diang-
323 KASUS 184 KASUS 242 KASUS 246 KASUS 258 KASUS
2011
2.626
2.462
kasus
kasus
2013
3.339 kasus
2014 (SEMESTER I)
1.226 kasus
Data laporan tersebar di Jabodetabek Sumber: Komnas Perlindungan Anak
Jakarta
24-32° C
Bandung
22-32° C
Semarang
23-33° C
Yogyakarta
21-32° C
Surabaya
22-33° C
Denpasar
23-31° C
Hujan Lebat
gapnya menjadi penyebab utama. “Permasalahan ekonomi yang mendesak bisa membuat orang menjadi nekat, termasuk kekerasan terhadap anak,” katanya. Faktor hilangnya keharmonisan dalam keluarga juga membuka peluang lain. Lemahnya pengawasan masyarakat terhadap kasus kekerasan anak juga membuka peluang. “Efek jera pelaku kekerasan anak juga jarang diperhatikan oleh petugas dan harus segera dibenahi,” ujarnya. Erlinda mengatakan, perlindungan anak dapat dimulai dari dalam keluarga sendiri. Setalah itu dilakukan, kemudian dapat dijadikan bertingkat hingga sampai pada pemerintah. O CATUR NUGROHO Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah