Harian Nasional

Page 1

RABU, 20 MEI 2015 | Nomor 597 Tahun II

A

Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-

Beras Plastik Mengkhawatirkan

Menggapai Mimpi dengan Investasi

»A7

»C25

B17 JUVENTUS VS LAZIO

BULAN INDAH DINAMIS DAN MENCERAHKAN

Jejak Semangat Boedi Oetomo

HARIAN NASIONAL | YOSEP ARKIAN

Seorang pengunjung menyaksikan diorama sejumlah siswa pribumi di Asrama Sekolah Kedokteran Bumiputra atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) pada era kolonial di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (19/5). Museum tersebut menjadi saksi bisu lahirnya organisasi pergerakan nasional Budi Utomo yang menyuarakan semangat nasionalisme pada 20 Mei 1908.

Kinerja DPR tak Memuaskan

Jakarta

26-32° C

Serang

24-33° C

Bandung

21-31° C

Semarang

KINERJA INSTITUSI DEMOKRASI

KPU (4,8%)

TNI (67,9%)

Paling tak Memuaskan

KPK (69,4%)

JAKARTA (HN) Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum membuat masyarakat puas. Dari hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia terhadap 1.200 responden, sebanyak 66,5 persen masyarakat menyatakan tak puas dengan kinerja parlemen. “Temuan ini menjadi refleksi dari perjalanan 17 tahun Reformasi,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Jakarta, Selasa (19/5). Ketidakpuasan tersebut, turut dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya peran anggota DPR menjalankan sejumlah fungsi, seperti pengawasan, penyusunan legislasi, dan juga penganggaran. Tak hanya DPR, ketidakpuasan masyarakat juga ditunjukkan kepada partai politik (parpol). Menurut Hanta, sebanyak 63,5 persen masyarakat belum puas

terhadap apa yang dilakukan parpol selama Reformasi. Menyusul DPR dan parpol, kinerja Mabes Polri seturut. Dari hasil survei, sebanyak 55,9 persen menyatakan tidak puas. Sebaliknya, sejumlah instansi dipercaya masyarakat telah optimal melakukan tugas, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), TNI, Komisi Pemilihan Umum (KPU), serta Presiden. Untuk KPK, 69,4 persen publik menyatakan puas terhadap kinerja yang dilakukan. Menyusul TNI dengan torehan 67,9 persen, KPU 44,8 persen, serta Presiden 42,7 persen. Menurut Hanta, kepuasan masyarakat terhadap kinerja KPK dilatarbelakangi sejumlah gebrakan, semisal pengungkapan kasus-kasus besar yang melibatkan pejabat negara setingkat menteri. “Pengungkapan kasus korupsi anggota dewan dan operasi tangkap tangan turut menyumbang,” ujarnya. Peneliti Senior Formappi Lucius Karus mengaku tak terkejut

Memuaskan

Kerap terlibat dengan praktik korupsi menjadi penilaian masyarakat terhadap parlemen.

Polri DPR (55,9%) (66,5%) Parpol (63,5%) Sumber: Poltracking Indonesia

dengan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja DPR. Sebab, menurut dia, “Sejak awal Reformasi, parlemen belum pernah memberikan kepuasan terhadap publik. Bagaimana mau puas, pekerjaan yang menjadi tugas utama DPR saja berantakan.” Menurut Lucius, kondisi tersebut terjadi karena sejumlah hal. Pertama, performa anggota DPR belum seluruhnya sesuai 24-33° C

Yogyakarta

24-32° C

Surabaya

harapan. Kaderisasi dalam ajang pemilihan legislatif juga belum berjalan baik. “Kondisi di parlemen belum didukung sistem yang kuat untuk menjamin kerja bermutu anggota DPR,” katanya. Kondisi itu berimbas pada munculnya praktik-praktik menyimpang, seperti korupsi. “Semuanya memperburuk rasa percaya publik terhadap DPR.” Karena itu, ia berharap ada 25-34° C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

regulasi yang sinkron dengan upaya penguatan sistem guna membenahi persoalan. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai ketidakpuasan publik terhadap kinerja instansinya wajar. Hal itu, kata dia, lantaran anggota dewan lebih banyak bersuara ketimbang KPK. “Saya terus terang tidak pesimistis. Saya optimistis terhadap kebebasan publik,” katanya. Terkait ketidakpuasan masyarakat terhadap parpol, Sekjen NasDem Patrice Rio Capella menilai aneh. Menurut dia, di tengah keinginan masyarakat terhadap demokrasi, tapi kritik justru disuarakan terhadap parpol. “Puas sistem demokrasi tapi tidak puas terhadap parpol. Ini aneh karena yang jalankan demokrasi itu parpol,” tuturnya. Poltisi Senior Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, persepsi masyarakat seharusnya dijadikan ajang untuk meningkatkan kesejahteraan publik. “Demokrasi hanya alat bukan tujuan,” ujarnya. O TARI OKTAVIANI | AHMAD REZA Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.